Only You

Only You – Chapter 55

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

0 votes, average: 0.00 out of 1 (0 votes, average: 0.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

1

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

Ketika tatapan mereka mereka bertemu, Nina mengabaikan Alex dan mempererat genggamannya pada lengan John. Sekarang, mereka berdua tengah bermain menjadi pasangan yang mesra. Dia tidak peduli jika John sekarang menjadi sasaran tatapan tajamnya. Nina hanya memainkan perannya dan ingin menjadikan ini sebagai peringatan.

John sendiri sudah mengetahui konsekuensi dari kejahilannya. Melihat wajah kesal Alex merupakan suatu hiburan tersendiri baginya. Dia sudah siap mendapat hantaman yang akan mendarat kewajahnya nanti. Untuk mencegah hal itu, John sudah mempersiapkan baju pelindung dan sejumlah obat lainnya untuk mengobatinya nanti.

“Selamat siang Mr dan Mrs Clinton! Kuharap kalian tidak terkejut dengan kedatanganku! Tentu saja aku datang dengan hadiah yang telah dipersiapkan Alex untuk kalian!”

Edward dan istrinya saling berpandangan melihat kedatangan John yang tiba-tiba. Berbeda dengan Luisa yang menatap tajam padanya dan juga Nina. Saat mata mereka bertemu, Nina memberi senyum tipis sebagai balasan yang sukses memancing kemarahannya.

Diantara semua hari, Nina muncul di waktu yang tidak seharusnya. Begitu tahu Alex sangat mencintai Nina, setiap hari Luisa selalu memikirkan cara untuk memisahkan mereka. Tidak mudah bagi Luisa untuk membalaskan dendamnya karena Alex sangat menjaganya. Setiap kali mereka berpegian bersama, Alex selalu menyiapkan bodyguard untuk mengawasi dan menjaga mereka.

Ketika mengetahui ketika wanita itu mengandung anak Alex, Luisa langsung merasa frustasi. Sebelum munculnya sosok Nina, dia selalu berusaha menarik perhatian Alex dengan cara apapun. Lalu, kenyataan pahit menghantamnya saat mengetahui tidak ada tempat baginya di hati Alex.

Dia belum kalah. Luisa tidak akan pernah menyerahkan Alex pada siapapun.

“Siapa wanita cantik disampingmu? Apa dia istrimu? Ku ucapkan selamat karena playboy sepertimu akhirnya memiliki pasangan dan akan menjadi seorang ayah. Aku dan Alex juga sebentar lagi akan menikah dan akan mempunyai anak yang akan melengkapi kehidupan kami.” Luisa sengaja menggandeng lengan Alex dengan mesra dan mencium pipinya. Dia memberikan senyuman lebar ketika bertatapan dengan Nina.

Nina hanya memberikan senyuman seolah-olah tidak terprovokasi olehnya. Dia justru melakukan hal yang sama dengan mengeratkan pegangannya pada lengan John sembari mengelus perutnya. “Sayang, kakiku pegal. Apa aku boleh duduk?”

“Tentu saja, Sayang. Kau boleh duduk dimana saja. Alex tidak akan marah, aku jamin.” John membalas seraya mengedipkan sebelah matanya. Tidak kurang pula dengan senyuman khasnya yang lebar.

“Terima kasih, Sayang.”

Nina memberikan ciuman singkat di pipi John. Hal itu membuat Alex mengepalkan tangannya erat. Nina masih tidak mengindahkan tatapan tajam Alex. Sebaliknya, dia membiarkan John menuntunnya untuk duduk karena berat perutnya.

“Baiklah, agar tidak membuat kalian menunggu lama, aku akan segera memberikan hadiahnya!” Dari balik jasnya, John mengeluarkan amplop dan meletakkannya diatas meja. Dia sengaja sedikit melempar amplop itu hingga mengeluarkan isinya. Foto-foto milik Luisa ketika bertemu dengan lelaki yang mengaku menjadi pemilik lahan dan juga saat bersama dengan Manager Alex ada disana. Tidak hanya itu, ada pula fotonya saat memasuki hotel bersama seorang pria asing dan sejumlah salinan transaksi bank.

“Apa ini?!” Edward tidak menyembunyikan kemarahannya ketika melihat isi amplop tersebut.

“Tentu saja semua kebohongan yang Luisa lakukan. Ah, dan satu lagi,” John mengeluarkan amplop lainnya yang langsung direbut oleh Edward. “Itu adalah hasil tes kandungannya. Alex bukanlah ayah dari anak itu melainkan pria ini,” tunjuk John pada foto Luisa bersama seorang lelaki.

Edward menatap putrinya dengan geram. Tidak pernah dia membayangkan putrinya melakukan hal yang memalukan seperti ini. Edward memang menginginkan Alex menjadi menantu karena kekayaannya dan membiarkan Luisa membuat skenario ini. Dia mengira, putrinya bisa menyelesaikan semuanya tanpa meninggalkan jejak. Tetapi, bukan hanya gagal yang didapat, melainkan anak yang dikandung Luisa bukan milik Alex.

“Siapa sebenarnya anak yang kau kandung itu?! Apa benar anak itu bukan milik Alex?!”

Luisa memeluk lengan ibunya ketakutan melihat amarah Edward. Semua jejak perbuatannya, seharusnya sudah tidak ada. Dia sudah menyuruh orang untuk menghapus semua bukti mengenai dirinya. Orang yang mengaku sebagai pemilik lahan dan Manager yang menerima proyek itu telah diasingkan ke negara lain dengan sejumlah uang tutup mulut. Pria yang ada di foto itu juga telah disingkirkannya. Luisa tidak mengerti kenapa John bisa mendapatkan semua itu.

“Kebenaran akan selalu terungkap. Bagaimana cara anda menyelesaikan semua ini, Mr. Clinton?” Alex yang sedari tadi hanya diam, akhirnya membuka suara. Jika bukan karena Edward lebih senior darinya, dia tidak perlu menahan diri saat pertama kali masuk ke ruang sidang.

“Sebentar, aku bisa menjelaskannya. Aku dan orang tuamu sudah berteman lama. Bagaimana kalau kita menyelesaikan ini baik-baik? Soal denda, kau tidak perlu membayarnya.  Anggap saja ini kesalahpahaman biasa.”

“Biasa? Sebelumnya Luisa begitu menuntut untuk membayar ganti rugi dan sangat yakin kalau dia mengandung anakku. Setelah semua kebusukannya terbongkar, kau ingin aku berpura-pura tidak mengetahui kejadian ini dan menutup mata?”

Badan sedikit bergetar ketika melihat ekpresi serius Alex yang terkenal mematikan. Tidak dipungkiri lagi, Alex adalah sosok yang mengerikan hingga tidak ada yang berani mencari masalah dengannya. “Alex, dengarkan aku. Aku sama sekali tidak tahu Luisa merencanakan semua ini. Aku berjanji kejadian ini tidak akan terulang lagi dan aku akan menghukum Luisa atas kesalahannya.”

“Tapi Daddy …!”

Shut up!” Edward langsung memotong Luisa agar tidak mengatakan sesuatu yang semakin menyudutkan mereka. Bentakkannya juga membuat Luisa ketakutan dan menangis dalam pelukan ibunya. “Alex, mengingat hubungan orang tuamu denganku, tolong lupakan kejadian ini. Aku berjanji akan mengembalikan reputasi perusahaanmu. Bila perlu, aku akan mengganti semua kerugian akibat kesalahpahaman ini!”

“Aku tidak membutuhkan uangmu,” jawab Alex. “Yang kuinginkan adalah kalian menghilang dari hadapanku. Jangan pernah menganggu keluargaku lagi atau kalian akan menyesal.” Peringatan dengan ancaman itu bukan hanya main-main. Alex akan serius menghancurkan mereka jika berani menganggunya ataupun menyentuh Nina. Dia mampu mewujudkannya dan akan melakukannya dengan cara yang paling mengerikan.

“Kumohon Alex, jangan seperti ini. Tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semua ini. Aku berjanji setelahnya Luisa tidak akan berani menganggumu lagi.” Edward masih berusaha untuk mendapat belas kasihan Alex. Jika mengakhiri hubungan mereka begitu saja, pihaknya akan mengalami kerugian yang lebih besar. Tidak apa dia mengganti semua kerugian itu. Karena nanti keuntungan yang akan didapatnya lebih besar.

“Alexander tidak membutuhkan uangmu. Tanpa bantuan dariku pun, aku yakin dia mampu melewati semuanya sendiri.” Semua mata lalu tertuju pada seorang pria paruh baya yang tiba-tiba muncul. Diantara mereka semua, Alex lah yang paling terkejut hingga berdiri dari kursinya. Dari sosoknya, usia pria itu tidak jauh berbeda dengan Edward. Dengan santai, pria itu mendekati mereka bersama dengan istrinya yang tak kalah cantik.

Wajah Edward berbinar cerah. Dia langsung menghampiri pria itu dengan senyuman lebarnya. “Gustav, Kau datang diwaktu yang tepat! Kita sudah berteman lama. Tolong katakan pada Alex melupakan kejadian ini. Aku berjanji akan menebus semuanya!”

Pandangan Gustav tidak tertuju pada Edward. Sebaliknya dia menatap perempuan yang duduk disamping John dengan senyum tipis. Bukan hanya Gustav, istrinya, Elaine tersenyum lebar sembari mengeratkan pegangannya.

Ditatap seperti itu, Nina membalas dengan senyuman dan menundukkan kepalanya sedikit menunjukkan rasa sopan.

“Gustav! Apa kau mendengarku?!” Edward yang merasa diabaikan tidak bisa menahan diri untuk tidak memanggilnya.

“Aku sudah mengatakannya dengan jelas. Alexander tidak membutuhkan batuanmu atau bantuanku untuk membangun usahanya. Dia bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan ular sepertimu!”

“A-apa maksudmu?” tanya Edward tidak mengerti.

“Masih pura-pura bodoh? Kau kira aku tidak mengetahui rencana busukmu? Kau sengaja membiarkan anakmu untuk menjalankan rencananya. Niatmu yang sebenarnya adalah ingin mengakuisisi perusahaan Alexander dan memaksanya menikah dengan Luisa! Aku berani bertaruh, pengacara ini pasti membawa surat nikah untuk segera ditandatangani bukan?”

Pengacara itu langsung mengambil tasnya, seolah-olah takut direbut. Tindakannya yang seperti itu membuat tebakan Gustav adalah benar.

“Alexander sudah mengatakan dengan jelas tidak ingin berurusan lagi dengan kalian, begitu juga denganku. Hubungan kerja sama kita berakhir disini. Silahkan pergi dari ruangan ini sebelum aku menyuruh satpam untuk melakukannya.”

Edward hanya bisa mengepalkan tangannya seraya menyeret Luisa keluar. Tangisannya menggema keras hingga terdengar pilu.

Nina merasa kasihan melihat Luisa seperti itu. Mereka berdua sama-sama tengah hamil. Jika Edward benar-benar akan menghukum Luisa, Nina khawatir itu juga akan berdampak buruk bagi anaknya. Anak lahir tanpa bisa memilih orang tuanya. Karena permasalahan orang dewasa, anak juga ikut merasakan akibatnya. Nina mengelus perutnya yang sedikit membuncit. Dia berharap jika Edward bermurah hati pada Luisa dan memberikan perhatian yang dibutuhkan olehnya.

“Nona, apakah namamu Nina Kurniawan?” Elaine menghampirinya setelah semua keluarga Luisa pergi.

Nina tidak bisa menyembunyikan keterjutannya ketika namanya disebut. Dia mengingat-ngingat dimana pernah bertemu wanita yang merupakan ibu Alex. Namun sayang, dia sama sekali tidak ingat kapan mereka bertemu.

“Benar, senang bertemu dengan tante.” Nina menyalami dan mencium punggung tangan Elaine hingga membuat senyumnya semakin lebar.

“Panggil aku Mommy. Mulai sekarang kita adalah keluarga. Sudah lama kami ingin menemuimu tapi Alexander tidak pernah mengabulkannya. Dia selalu memberikan berbagai alasan untuk mencegah kami berkunjung. Bahkan saat kalian di Italia, dia tidak mengantarmu untuk mengunjungi kami,” ucap Elaine dengan wajah sedih.

“Benar. Kalau kami tahu mempunyai menantu sepertimu, kami pasti sudah menculikmu dari dulu untuk disayangi,” sambung Gustav.

Padre, Madre, tolong jangan katakan yang tidak-tidak. Nina bisa salah paham.” Alex menatap Nina meminta untuk percaya padanya.

Nina memalingkan wajahnya mengabaikan Alex. Sekarang dia masih merajuk dengannya. Dia tidak mau memaafkan Alex begitu saja karena selalu menyembunyikan segala hal darinya, termasuk dengan tidak mempertemukannya dengan kedua orang tuanya.

“Sayang, jangan abaikan aku. Aku senang melihatmu disini. Aku merindukanmu.” Alex kembali memelas, berharap jika Nina melihatnya.

“Aku tidak merindukanmu dan tidak ingin berbicara dengamu. Aku marah karena kau menyembunyikan hal ini dariku.”

Ucapan tegas dari Nina membuat Alex panik. “Sayang, aku tidak bermaksud membohongimu. Aku hanya …”

“Bukan hanya Nina yang marah padamu, kami juga!”potong Gutav.

“Benar. Padahal kau bisa meminta bantuan kami. Tapi kau lebih memilih John dan meninggalkan Nina sendirian,” tambah Elaine. “Nina Sayang, abaikan saja anak keras kepala itu. Kami ingin mendengar banyak tentangmu dan juga kabar cucu kami. Bagaimana kalau kita ke hotel? Kau pasti lelah kan? Biar Mommy bantu papah ya.” Elaine berjalan bersisian dengan Nina dengan senyum lebar di wajahnya.

“Kalau begitu aku yang menyetir! Nak, Padre ambil kunci mobilmu ya!” seru Gustav seraya memainkan kunci mobil.

Entah sejak kapan kunci itu berpindah, Alex tidak menyadari jika sakunya kini telah kosong. Dia menggeram kesal ketika orang tuanya telah pergi begitu saja membawa Nina. Sebelum menyusul mereka, Alex harus membuat perhitungan dulu kepada seseorang.

“John, kuharap kau tahu apa yang terjadi selanjutnya.”

“Tu – tunggu sebentar. Aku bisa jelaskan.” Disaat seperti ini, penjelasan seperti apapun tidak akan didengarkan olehnya. John menelan ludahnya sebelum kabur menyusul yang lainnya menghindari amukan Alex.

.

.

.

Padre = Ayah dalam bahasa italia

Madre = Ibu dalam bahasa italia

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

4 Komentar

  1. Nama ayahnya Alex kayak nama salah satu tokoh di film Ratatouille ? Tuh, Alex. Ninanya diculik sama ortumu. Si John kasihan ya, bakalan jadi samsak tinjunya Alex.

    1. oh ya? aku malah ngambil nama di game wkwkwk nama pasaran sudah biasa

  2. Indah Narty menulis:

    Nina oh nina

  3. Habis kau jhon :ohyeaaaaaaaaah! :ohyeaaaaaaaaah!