Only You

Only You – Chapter 10

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

1 vote, average: 1.00 out of 1 (1 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

1

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

Alex tidak berhenti tersenyum melihat ekspresi takjub Nina ketika pemandangan dibawahnya. Perlahan-lahan jalanan menghilang dan bangunan tinggi menjadi kecil lalu menjadi pulau dan samudera. Nina tidak berhenti terkesima ketika melihat awan dari dekat dan akhirnya berada dilangit.

“Aku tidak menyangka, kita bisa terbang setinggi ini menggunakan pesawat. Semua yang berada dibawah telah menjadi laut,” ucap Nina tanpa melepaskan pandangan dari jendela.

Sekarang ini, mereka berada dipesawat pribadi dan mengudara menuju Italia. Alex memiliki pekerjaan disana dan mengajak serta Nina untuk berjalan-jalan. Dalam pikirannya, Alex berpikir menjadikan ini kesempatan untuk berbulan madu dengan Nina. Alex berharap dengan perjalanan ini, Nina akan semakin terbuka padanya dan bisa melakukan hubungan lebih lanjut.

Perjalanan ini juga membuat Alex tidak perlu mengarang alasan untuk tidak menghadiri pesta ulang tahun Luisa. Pekerjaannya lebih penting daripada harus menghadiri pesta yang tidak penting. Alex juga tidak perlu bertemu Luisa ataupun wanita lain yang ingin merebut perhatiannya.

Alex melingkarkan lengan kekarnya pada pinggang Nina. Dia dapat merasakan tubuh Nina yang menegang dan perlahan rileks dalam pelukannya. Kemudian, Alex mencium sekilas pipi Nina dan menimbulkan rona merah disana.

“Aku akan membawamu kemanapun kau mau. Aku akan menunjukkan berbagai tempat yang indah padamu.”

Nina menolehkan wajahnya hingga mata coklat pekatnya berhadapan dengan mata abu-abu milik Alex. “Benarkah?”

Alex menyelipkan beberapa helai anak rambut hingga wajah Nina terlihat jelas. “Sungguh. Aku mencintaimu.”

Alex menyatukan bibirnya dan menikmati bibir milik Nina. Dia tidak pernah bosan menyatakan cinta dan mencium Nina. Baginya bibir Nina bagaikan madu yang tiada habisnya. Rasanya begitu manis dan memabukkan.

“Aku sangat mencintaimu. Sangat, sangat, mencintaimu.” Alex mencium sekujur leher Nina dan membuatnya mengerang pelan. Dia meninggalkan tanda-tanda merah disana, menandai Nina sebagai miliknya.

“Aku mencintaimu,” ucap Alex kesekian kalinya lalu kembali menyatukan bibirnya.

Ketika ciuman itu berakhir, giliran Nina yang mencium Alex hingga membuatnya terkejut. “Aku juga. Aku mencintaimu, Alex.”

Setelah Nina mengungkapkan rasa cintanya, mereka kembali menyatukan bibir dan berbagi kebahagiaan yang dirasakan.

***

***

Begitu menginjakkan kaki di kamar hotel, Nina langsung menatap sekelilingnya dengan pandangan tidak percaya

Begitu menginjakkan kaki di kamar hotel, Nina langsung menatap sekelilingnya dengan pandangan tidak percaya. Kamar itu begitu luas dan mewah dengan dekorasi warna emas dan putih. Perabot yang tertata pun memiliki warna yang sama, menambahkan kesal mahal dan elegant.

Nina melangkahkan kakinya mengitari seluruh ruangan. Dia terkesima dengan seluruh dekorasi yang terpajang diruang tamu. Dengan gerakan singkat, sepatu yang dikenakan sudah terlepas. Nina menginjakkan kakinya pada karpet lembut yang membentang dan duduk di sofa.

Alex berdiri di belakang Nina dan mendekatkan wajahnya. “Kau suka tempat ini, sayang?”

“Suka. Sangat suka! Aku tidak menyangka kalau kamar hotel akan sebagus ini,” jawab Nina tanpa menyembunyikan rasa senangnya.

Senyuman Nina dengan cepat menular pada Alex dan membuatnya senang. “Kau belum melihat bagian kamar. Aku yakin, kau pasti akan menyukainya.”

Nina beranjak dari sofa dan menyambut tangan Alex yang terulur padanya. Ketika sampai dikamar tidur, Nina memandang Alex tidak percaya dan langsung membuka jendela menuju balkon. Aroma laut langsung menyerang indra penciumannya diiringi angin yang bertiup semilir. Matahari yang bersinar, membuat permukaan laut tampak berkilauan.

“Kita berada diujung daratan? Apa kita tidak akan jatuh?” tanya Nina was-was ketika daratan dihadapannya berakhir dengan bentuk segitiga yang ditanami pepohonan. Semuanya tampak memukau jika pemikiran seperti terjatuh tidak terlintas dalam pikirannya.

Alex tertawa mendengar pertanyaan Nina karena menghkawatirkan hal yang tidak-tidak. Dia lalu menyandarkan punggung Nina pada dada bidangnya dan menghirup aroma dari ceruk lehernya. “Kita tidak akan jatuh, sayang. Kau bisa percaya padaku. Apa kau menyukai tempat ini?”

Nina mengangguk dan menatap lurus lautan yang tidak berujung. “Aku suka. Aku suka berada dimanapun asal bersamamu.”

Nina membalikkan wajahnya dan bibirnya dengan milik Alex sekilas. Tidak rela dengan perpisahan singkat, Alex kembali meraih bibir Nina dan melumatnya lembut. Hembusan angin yang sepoi-sepoi menambah keharmonisan mereka. Dengan gerakan ringan, Alex meraba punggung Nina dan membuatnya hanyut dalam dekapannya.

Nina telah jatuh cinta padanya, seutuhnya. Dia tidak perlu khawatir jika Nina akan meninggalkannya. Masa lalunya telah terkubur dan Alex akan melakukan segala cara agar Nina tidak mengingatnya. Nina tidak membutuhkan masa lalunya. Yang dibutuhkannya adalah seseorang yang mencintai dan melindunginya.

Alex adalah orang yang tepat untuknya. Nina hanya membutuhkannya, tidak dengan yang lain. Dia bisa memberikan segala yang Nina inginkan dan juga kebahagiaan penuh. Sudah cukup Nina menderita dan sekarang adalah saatnya dia merasakan kebahagiaan. Alex akan menjamin kebahagiaan Nina karena dia adalah belahan jiwanya.

Baca Parts Lainnya Klik Di sini