Only You – Extra Part

Setelah resepsi panjang nan melelahkan, akhirnya Alex bisa menikmati malam pertamanya dengan Nina sebagai suami istri. Dia mengira setelah semua itu selesai, dia bisa langsung menghabiskan malam dengan istrinya. Nyatanya, Alex masih harus menunggu teman-teman Nina ataupun keluarga yang ingin berbincang-bincang dengannya. Alex hanya bisa menatap malas pada kumpulan kecil itu. Dia sudah tidak sabar …

Only You – Epilog

Anna sibuk memeriksa seluruh ruangan dan merapikan bagian yang dirasa kurang rapi. Setiap ornamen bunga yang dipajang merupakan buatannya sendiri. Melihat hasil karyanya yang menghiasi ruangan, Anna membusungkan dada dengan bangga. Untuk hari istimewa ini, semuanya harus sempurna tanpa ada cela sedikitpun.Sebelum meninggalkan tempat itu, Anna sekali meninjau lalu memberi arahan kepada pelayan yang bertugas. …

Only You – Chapter 56 (End)

“Jadi kakak mau menetap di New York sampai lahiran? Baiklah, akan kusampaikan ke Mama dan teman–teman kakak.” “Trims, Randy. Tolong jaga Mama. Kalau kau butuh bantuan, jangan lupa untuk menghubungiku.” “Baiklah, kalau begitu selamat istirahat kak.” Setelah sambungan telepon berakhir, Nina merebahkan punggungnya pada sandaran tempat tidur. Tubuhnya lelah menemani kedua mertuanya yang sangat perhatian …

Only You – Chapter 55

Ketika tatapan mereka mereka bertemu, Nina mengabaikan Alex dan mempererat genggamannya pada lengan John. Sekarang, mereka berdua tengah bermain menjadi pasangan yang mesra. Dia tidak peduli jika John sekarang menjadi sasaran tatapan tajamnya. Nina hanya memainkan perannya dan ingin menjadikan ini sebagai peringatan. John sendiri sudah mengetahui konsekuensi dari kejahilannya. Melihat wajah kesal Alex merupakan suatu hiburan …

Only You – Chapter 54

Kesadaran Nina perlahan kembali saat merasa sesuatu menepuk-nepuk pipinya. Ketika melihat langit-langit yang berbayang, Nina langsung teringat dengan pembicaraan terakhir John melalui telepon. Buru-buru, Nina mencoba duduk meskipun rasa pusing menderanya. Melihat pria yang dicari berada disampingnya, dia langsung mencengkram lengannya seoalah-olah tidak ingin membiarkannya lepas. “Hei, tenanglah dulu! Kau baru saja siuman. Kalau kau …

Only You – Chapter 53

Setelah memberanikan diri, Randy mengetuk pintu kamar Nina dan menunggu jawaban dari seberang. Tidak butuh waktu lama untuk mendapat balasan. Begitu mendapat sahutan, Randy segera masuk dan menemukan kakaknya tengah duduk ditepi ranjang. Meskipun Nina tengah tersenyum padanya, itu tidak bisa menyembunyikan kesedihan dan kegelisahan diwajahnya. Pertengakaran mereka tempo hari masih menyisakan luka. Belum lagi …

Only You – Chapter 52

Begitu melihat ibunya pulang, Nina langsung membukakan pintu dan membantu membawa belanjaannya. Meski dilarang, dia tetap melakukannya karena kasihan dengan ibunya yang telah berjalan jauh untuk membeli belanjaan tersebut. Nina tidak tahu, bagaimana ekspresi wajah Dian ketika melihatnya. “Nina, kamu tahu kapan suamimu datang lagi?” tanya Dian setelah Nina meletakkan kantong belanja. “Tidak tahu. Alex …

Only You – Chapter 51

“Kalian sudah pulang.” Nina menyambut kepulangan Alex dan Randy dengan wajah berseri-seri. Rambutnya yang basah sehabis mandi menampakkan sisi lain dalam dirinya. Punggung dress biru kemeja itu sedikit basah karena rambutnya yang belum kering. Alex sampai terpana melihatnya. Jika mereka berada di hotel, dia pasti sudah menyerangnya. “Duh, rambut kakak masih basah. Aku bantu keringkan …

Only You – Chapter 50

Pagi-pagi setelah bangun, Nina langsung membantu ibunya membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan. Dia melakukan semuanya dengan hati-hati dalam pengawasan Dian. Dian tidak mau terjadi sesuatu pada Nina atau cucunya. Setelah sarapan selesai, Alex dan Randy ikut bergabung. “Sayang, nanti seseorang akan datang mengantar koper. Aku lebih tenang meninggalkanmu disini daripada sendirian di hotel.” “Benarkah? Jadi …

Only You – Chapter 49

Alex terus bermondar-mandir dilobby hotel sampai sesekali melirik jam. Begitu mengetahui Nina tidak ada, Alex langsung menyuruh orang mencarinya. Walau sudah memberi catatan, tetap saja dia tidak merasa tenang terlebih dengan kondisi Nina yang tengah hamil dan menjelang petang. Tidak mendengar saran Anna untuk memberikan ponsel merupakan suatu kesalahan. Seharusnya dia mendengarkan Anna sehingga tidak …

Only You – Chapter 48

Memasuki 4 bulan lebih, perut Nina mulai membuncit. Belum lagi dengan rutinitasnya yang hanya berdiam didalam kamar, membuat berat badannya bertambah lebih banyak dari biasanya. Sudah 2 minggu lamanya, mereka berada di kota ini dan selama itu pula Nina belum menemui keluarganya. Walau sudah meyakinkan diri untuk melakukannya, rasa cemas terus saja melanda dan membuat …

Only You – Chapter 47

Memikirkan kebahagian Nina adalah selalu yang dipikirkan Alex. Tidak pernah terpikir dalam benaknya untuk membuatnya tidak nyaman dan selalu memenuhi kebutuhannya. Namun, Nina tidak seperti wanita lainnya. Dia selalu jujur terhadap keinginannya dan juga perasaannya. Nina merindukan keluarganya. Alex menghela nafas kasar setiap kali memikirkannya. Sampai sekarang Nina masih belum mengatakannya. Alex tidak tahu harus …

Only You – Chapter 46

Sebuah sentakan memaksa Nina membuka matanya. Dengan susah payah, dia bangkit dari posisi terbaring menjadi duduk. Keringat dingin mengucur membasahi wajahnya. Kepalanya terasa sakit dan nafasnya tersenggal-senggal. Tubuhnya terus bergetar, mengingat mimpi yang baru saja dialaminya. Itu bukan mimpi. Itu adalah ingatan masa lalunya. Pandangan Nina lalu turun kepada perutnya yang rata. Dengan gemetar, dia …

Only You – Chapter 45

Sudah sekalian kalinya, Alex memperbaiki letak dasi yang tidak miring. Berulang kali dia memeriksa penampailannya agar terlihat rapi, terutama di hari yang penting ini. Hatinya semakin berdebar ketika mobil yang ditumpanginya hampir mencapai kediaman kekasihnya. Senyumnya terus mengembang, membayangkan bagaimana wajah Nina ketika melihatnya nanti. Alex sudah menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dari yang diperkirakan. Dia …

Only You – Chapter 44

Sudah berapa kali kepala Nina hampir terantuk meja. Rasa kantuk sering menguasainya, kapanpun dan dimanapun. Bukan hanya saat mendata pembukuan, saat melayani pelanggan pun Nina sering menguap tanpa sadar. Karena terlalu sering seperti itu, Anggi memindahkannya lagi ke bagian pembukuan dan akan membantu ketika cafe sedang ramai. Nina bukannya sengaja. Kehamilannya yang masih muda membuatnya …

Only You – Chapter 43

Seminggu setelah meluncurkan latte art dan menu sarapan baru, cafe cinta selalu diserbu oleh pelanggan. Menu paket sarapan mereka laku dengan pesat. Tiramisu yang merupakan kue perpaduan kopi, coklat dan krim vanilla yang lembut menjadi makanan terfavorit. Rasanya yang manis dan sedikit pahit merupakan kombinasi terbaik apalagi ditambah dengan secangkir cappucino. Roti Bruschetta pun tidak …

Only You – Chapter 42

Jam 7.30 wib. Biasanya Randy sudah menyiapkan segala keperluannya dan bersiap berangkat ke kantor. Rutinitasnya setiap hari tidak berubah. Bangun pagi, merapikan tempat tidur, mandi, sarapan dan berangkat ke kantor. Pada malam hari, kegiatannya disambung dengan perkuliahan. Lelah memang melakukan 2 tugas sekaligus ditambah dia harus membagi pikiran dan waktu untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya. Randy …

Only You – Chapter 41

Sudah beberapa hari ini, Nina menyadari ada ke anehan pada Alex. Walaupun dia bersikap biasa dan tersenyum padanya, Nina tahu jika ada sesuatu yang membuatnya murung. Sesekali, dia juga mendapati Alex menatap sedih ketika melihat tanggal. Nina ingin bertanya apa yang mengganggu pikirannya. Tapi dia takut jika itu melanggar privasi Alex dan membuatnya marah. “Nina, …

Only You – Chapter 40

“Bravo, Nina! Bravo! Kemampuanmu benar-benar meningkat pesat! Aku bangga sebagai gurumu!” Antonio bertepuk tangan riang melihat hasil latte art Nina. Dia sudah menguasai berbagai teknik membuat latte art dan membuat pola rumit. Kopi buatan Nina pun lebih enak dari buatan miliknya. Antonio tentu saja berbangga hati karena berhasil mendidik seorang barista yang berbakat. “Ah, pangeranmu …

Only You – Chapter 39

Begitu membuka mata, Nina mendapati dirinya tidur di kamar Alex. Dia menoleh kepada pria yang tertidur disampingnya tanpa mengenakan sehelai benang pun, begitu juga dengan dirinya. Nina meringis ketika melihat sekujur lengannya penuh dengan memar. Ketika ingin bangun dari tempat tidur, rasa sakit langsung menjalari sekujur tubuh hingga membuatnya ingin berteriak. Nina menatap nanar pria …