Only You

Only You – Chapter 54

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

0 votes, average: 0.00 out of 1 (0 votes, average: 0.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

1

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

Kesadaran Nina perlahan kembali saat merasa sesuatu menepuk-nepuk pipinya. Ketika melihat langit-langit yang berbayang, Nina langsung teringat dengan pembicaraan terakhir John melalui telepon. Buru-buru, Nina mencoba duduk meskipun rasa pusing menderanya. Melihat pria yang dicari berada disampingnya, dia langsung mencengkram lengannya seoalah-olah tidak ingin membiarkannya lepas.

“Hei, tenanglah dulu! Kau baru saja siuman. Kalau kau pingsan lagi, Alex pasti akan membunuhku!” John setengah panik menyandarkan Nina pada bahunya yang masih setengah terhuyung. Jika Alex melihatnya, kepalanya pasti akan copot. Tapi dia juga tidak bisa membiarkan perempuan terbaring begitu saja dilantai, terlebih dalam kondisi hamil.

“Alex … Aku ingin bertemu dengannya! Aku harus menemuinya!” Nina berontak bangkit dari posisinya dan hampir terjatuh jika John tidak menangkapnya.

“Berhenti meronta! Apa kau lupa kau sedang hamil?!” Seruan John berhasil membuat Nina berhenti. Tapi tidak lama setelah itu, air mata membasahi wajahnya. John bukannya sengaja ingin meninggikan suara. Dia hanya ingin agar Nina berhenti melakukan hal berbahaya yang bisa melukai dirinya dan calon bayinya.

John menjadi saksi, bagaimana gigihnya Alex saat menjaga Nina. Rasa sakit akibat kehilangan buah hati mampu membuatnya terguncang. Disaat wanita yang dicintainya kembali mengandung, semangat diwajah Alex kembali, bahkan melebihi ketika Nina membuka mata.

Pada waktu seperti ini, tidak mungkin dia membiarkan sahabatnya mengalami rasa sakit seperti dulu. Cukup hanya sekali sahabatnya itu terluka. John tidak mau melihat Alex terpuruk lagi, ditambah dengan Nina. Sebagai dokter dan juga sahabat, dia akan menjaga Nina dan juga bayinya.

“Maaf membentakmu tapi apa kau bisa berhenti menangis? Kau sedang hamil. Ingat kondisimu bisa mempengaruhi anakmu.”

Mendengar penuturan John, Nina berusaha menghentikan tangisnya. Nina mengerti jika dia tidak boleh seperti ini. Tetapi tanpa kehadiran Alex disisinya, semua terasa sulit. “John, Alex … ” Matanya kembali berkaca-kaca, tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

John mengerti apa yang ingin ditanyakan Nina. Dia menghela nafas panjang sembari menyusun kata-kata yang tepat untuk menjelaskan. “Pertama-tama, kau salah paham. Apa yang kau dengar tadi tidak seluruhnya. Aku disini untuk membantu Alex. Apa kau tahu masalah yang sedang dihadapinya?”

John tidak terkejut ketika Nina menggeleng sebagai jawaban. Mengenal sifat Alex, dia tidak akan memberitahu masalahnya pada orang lain dan berniat mengatasinya sendiri. Kalaupun membutuhkan bantuan, orang pertama yang dicari pasti adalah dirinya. John menjadi bangga karena Alex selalu mengandalkannya.

“Selama kalian berdua berlibur ke Indonesia, salah seorang Manager mengambil proyek tanpa persetujuan Alex. Manager itu langsung menjalankan proyek tanpa mencari tahu lebih jauh mengenai pekerjaan itu. Saat pembangunan sudah berjalan setengah, pemilik asli dari lahan itu tiba-tiba muncul dan meminta ganti rugi dengan jumlah yang besar. Perkara itu pun dengan cepat tersebar luas sehingga beberapa pengerjaan yang sedang dilakukan terpaksa berhenti. Karenanya, keuangan perusahaan menjadi bermasalah.

Semuanya tidak ada yang mudah. Alex harus meyakinkan investor untuk kembali bekerja sama dengannya dan menangani kasus dalam waktu yang bersamaan. Yang membuatnya semakin sulit karena pekerjaan itu dilakukan diatas lahan milik keluarga Clinton. Putri mereka, Luisa, sangat menyukai Alex. Dengan kekuasaannya, dia mempengaruhi para investor itu untuk tidak menerima tawaran Alex. Belum lagi, dia membuat rumor palsu tentang Alex yang menghamilinya. Nama baik Alex menjadi jatuh di dunia bisnis. Tujuan Luisa melakukannya agar membuat Alex tunduk dan memilikinya.”

Nina mendengar dengan rinci setiap penjelasan yang diberikan John. Luisa Clinton. Wanita itu pernah menampar dan menghina dirinya karena dianggap telah merebut Alex. Tamparan Luisa berhasil membangkitkan salah satu kenangan buruk masa lalunya. Saat itu, setiap hari dia selalu merasa takut. Dia takut dengan masa lalu yang tidak diketahuinya dan juga dengan Luisa.

Namun sekarang semua telah berubah. Dia telah mengingat masa lalunya dan menjadi pasangan sah Alex. Nina percaya jika Alex tidak pernah melakukan hal yang akan menyakitinya. Luisa tidak mungkin mengandung anak Alex, karena Alex tidak pernah mencintainya.

“Luisa tidak mungkin mengandung anak Alex. Dia pasti mengada-ngada! Dari pada itu, apa Alex bisa mengatasi hal ini? Apakah begitu sulit hingga harus memecat semua karyawannya? Lalu bagaimana jika harus menjual gedung ini juga terjual?!” Nina tidak bisa membayangkan kalau Alex akan kehilangan semua hasil kerja kerasnya dalam sekejab. Perusahaan ini dibangunnya dengan susah payah dan usahanya sendiri. Meskipun tidak menyaksikan secara langsung, Nina tahu pasti banyak suka duka yang dialaminya selama menbangung perusahaan ini.

“Wow, wow, wow, pikirannmu terlalu liar Nyonya Testa. Alex tidak akan terpuruk sampai harus menjual perusahaanya. Dia, Alexander Black Testa! Pria yang digilai karena ketampanan dan kekayaanya yang melimpah ruah!” seru John semangat.

Mendadak, Nina merasa buntu karena tidak mengerti apa yang dimaksud John. Dari caranya menjelaskan sebelumnya, masalah yang dialami Alex terdengar gawat hingga membuatnya harus kehilangan segalanya. Namun, cara berbicaranya kali ini justru mengatakan sebaliknya.

Melihat wajah kebingungan Nina, John membulatkan matanya lebar. “Maaf jika aku pertanyaanku menyinggungmu. Apa kau tahu siapa Alex?”

“Alexander Black Testa, itu adalah nama lengkapnya. Dia lahir di Italia tetapi dibesarkan di New York. Dia adalah suamiku dan juga ayah dari anak ini.” Nina mengelus perutnya untuk mempertegas jawaban terakhir.

“Kau benar, tapi sayangnya kurang lengkap! Oh, Nina, aku jadi ingin menjitak Alex karena menyembunyikan hal ini juga. Kau adalah wanita yang menyedihkan sekaligus wanita yang paling beruntung dicintai olehnya.”

Bukannya mendapat penjelasan, Nina semakin bingung oleh ocehan tidak jelas John. Dia tidak tahu, rahasia apa yang disembunyikan Alex darinya.

“Dengar, Alex itu sangaaaaat kaya! Tanpa membangun perusahaan ini pun, dia tetap akan menjadi Most Wanted Man diseluruh benua Amerika. Itu karena keluarganya memiliki kekayaan yang luar biasa! Tidak ada satupun yang tidak dapat diraih oleh keluarga Testa! Tapi Alex memilih untuk mencari jalannya sendiri daripada mewarisi semua kekayaan orang tuanya. Dia ingin menunjukkan bahwa dia bisa memulai kariernya tanpa bantuan dari keluarganya, dan ya, Alex berhasil membuktikannya!”

Setelah mendengar penjelasan John, ada rasa kosong yang mengisi hatinya. Dia berpikir dia telah mengenal Alex sepenuhnya, nyatanya tidak. Nina hanya mengetahui apa yang dilihatnya. Usaha yang dilakukan secara nyata, perhatian yang diberikan dan cinta yang begitu besar. Tidak pernah terpikir olehnya untuk mengetahui latar belakakang kekasihnya. Baginya, dicintai oleh Alex merupakan kebahagiaan terbesar dalam hidupnya.

“Jadi, Alex sama sekali tidak ada masalah?” Nina berusaha menormalkan suaranya meskipun sebenarnya dia cukup terluka.

No problem! Aku sudah menemukan semua bukti kebohongan Luisa. Setelah ini, semua akan aman dan Luisa tidak akan berani lagi menganggu kehidupan kalian,” jawab John dengan bangga.

Nina tersenyum kecil mendengar jawaban itu. Setidaknya Alex baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sekarang Nina hanya perlu memikirkan alasan saat bertemu dengannya. Apakah Alex akan marah melihatnya disini? Apakah Alex akan jujur padanya tentang permasalahan ini dan menceritakan siapa sebenarnya dirinya? Nina tidak mau berperan menjadi istri yang tidak tahu apa-apa tentang suaminya. Dia ingin menjalankan perannya sebagaimana mestinya tanpa ada rahasia diantara mereka.

“Apa kau kecewa karena Alex menyembunyikan semuanya darimu?”

Pertanyaan spontan dari John berhasil membuat Nina tersentak. Merasa seperti penjahat yang ketahuan, Nina menundukkan wajahnya menghindari kontak mata.

“Bagaimana kalau kau mengerjainya? Alex sangat mencintaimu, pasti kau akan dimaafkan.”

Mendengar usulan John, semangat di wajah Nina kembali. Tidak ada salahnya sekali-kali mengerjainya. Nina juga ingin menjadikan ini peringatan agar Alex tidak lagi bertindak sendirian.

“Apa rencamu?”

Senyuman di wajah John mengembang dengan lebar. Dia lalu menjelaskan secara singkat, padat dan pelan agar tidak ada yang mendengarnya. Setelah selesai, Nina menggangguk setuju dan menunggu saat rencana itu dijalankan.

***

Berada satu ruangan dengan Luisa membuat Alex merasa muak. Sudah cukup mata dan telinganya merasa sakit setiap kali melihat wanita itu berada di ruang sidang dan berakting didepan hakim. Tatapan jenuh dan bosan selalu tercetak diwajahnya jika sudah bertemu dengannya. Dari wajah Luisa menyiaratkan jika pertemuan mereka tidak cukup hanya berada dibalik hukum. Dia juga ingin mengusiknya diwaktu lain, seperti sekarang, dengan membawa pengacara ke kantornya.

Luisa yakin dirinya akan menang. Keyakinannya berasal dari sikap Alex yang tidak pernah membantah tuduhan yang berikan. Belum lagi dengan perintahnya yang tiba-tiba menyuruh karyawan untuk tidak masuk, sampai jangka waktu yang tidak ditentukan. Alex pasti begitu kesulitan sehingga membuat keputusan seperti itu.

Sikap Alex yang dingin membuat Luisa semakin tergila-gila. Dengan status yang dimilikinya, banyak laki-laki yang mengejarnya dan memperlakukannya seperti ratu. Kaya atau miskin, semua pria berlomba-lomba mendapatkannya. Tentu saja Luisa memilih yang tampan dan juga kaya. Selain untuk memuaskan hasratnya, dia juga membutuhkan mereka untuk melancarkan bisnis keluarga.

Diantara mereka semua, Alex berbeda. Belum pernah dia bertemu dengan pria yang secara terang-terangan menolaknya. Selain kaya dan juga tampan, sikap dingin selalu menyertainya. Bukan hanya padanya, tetapi pada semua wanita yang mendekatinya. Semakin sulit mendapatkan, semakin semangat pula dirinya untuk mendapatkan Alex. Dia menginginkan Alex. Bukan hanya sementara tetapi selamanya.

Luisa mendambakan semua yang ada pada Alex. Kekayaan, tubuh dan juga cinta, dia menginginkan semuanya. Walaupun harus mengemis, Luisa rela. Hanya sedikit pengorbanan tidak sebanding dengan apa yang didapatnya nanti.

Namun, Alex dengan tegas menolaknya. Bukan hanya itu, dia juga telah memberikan hatinya pada wanita murahan yang tidak ada apa-apanya. Luisa membenci Nina. Susah payah dia menyingkirkan setiap wanita yang berusaha mendekatinya, pada akhirnya Alex jatuh cinta pada orang lain, bukan padanya.

Karena tidak bisa mendapatkan Alex, dia terpaksa menggunakan cara licik walau harus mengorbankan dirinya. Harga diri Alex yang tinggi, pasti tidak akan memberitahukan masalahnya pada siapapun. Tapi jika persoalannya sudah besar, kedua orang tuanya pasti akan turun tangan ditambah dengan isu dirinya yang mengandung cucu mereka.

Luisa tidak peduli siapa ayah dari anak yang dikandungnya. Dia tidak pernah mengingat wajah pria yang berhubungan dengannya dan selalu mencampakkan mereka begitu saja. Asal tujuannya telah tercapai, dia bisa membuang anak itu kapan saja dan mengandung lagi buah hatinya dengan Alex.

Melihat wajah Luisa yang tersenyum penuh kemenangan, membuat Alex ingin mengusirnya. Dia yakin jika para hakim telah disuap untuk memenangkannya dalam perkara ini. Jika keinginan Luisa tercapai, bukan hanya perusahaan ini yang jatuh, dia juga terpaksa untuk menikahinya dan membuat Nina terlihat sebagai penjahat.

Tentu saja Alex tidak membiarkan hal itu terjadi. Saat mengetahui Luisa akan datang menemuinya, dia sudah mempersiapkan serangan balasan. Dengan bantuan John, Alex berhasil mengumpulkan semua bukti kecurangan Luisa. Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat hingga memulai rencananya dan saat itu dia berjanji akan membuat Luisa tidak bisa muncul lagi dalam kehidupannya untuk selamanya.

“Alex Sayang, bagaimana kalau kita sudahi saja permasalahan ini? Aku tahu jika perusahaanmu sedang kesulitan untuk membayar denda. Karena aku tengah mengandung anakmu, bagaimana kalau kita selesaikan semua ini dengan pernikahan? Kau tidak suka merepotkan orang tuamu kan? Jadi, sebaiknya kita menikah dan aku dengan senang hati akan membantumu.”

Alex mendengus kasar sebagai jawaban. Dia sengaja mengalihkan pandangannya pada tumpukan dokumen tanpa mempedulikan Luisa yang masih terus menatapnya dari kursi tamu.

Merasa diabaikan, Luisa berjalan mendekati Alex dan mengitari kursi kerjanya. “Sayang, apa kau tidak kasihan padaku? Aku tengah mengandung dan membutuhkan perhatianmu. Anak kita akan merasa sedih diabaikan oleh daddy nya.”

“Sekeras apapun kau mengatakan, anak itu bukanlah anakku. Kau terlalu banyak bermimpi.” Jawaban ketus Alex membuat Luisa tersinggung.

“Anda tidak boleh seperti itu Mr Testa. Foto-foto bukti menjadi bukti jika anda menemani Mrs Clinton untuk mengecek kandungan. Kenapa anda bersikeras menyangkal jika anak itu bukanlah milik anda?” Pengacara yang menemani Luisa ikut angkat bicara setelah Alex memberikan perlakuan dingin.

Alex sama sekali tidak menjawab seolah-olah tidak mendengarnya. Baginya tidak ada gunanya menanggapi mereka. Waktunya lebih berharga dihabiskan bersama Nina dari pada mereka.

Luisa memberikan tatapan nyalang pada pengacaranya, memberi isyarat untuk diam. Dia lalu tersenyum cerah saat menoleh kepada Alex dan memeluk sebelah lengannya. “Sayang, sekeras apapun kau menolak, aku sudah menelepon Daddy dan Mommy untuk datang. Aku juga mendapat kabar jika orang tuamu akan datang hari ini! Malam nanti, mereka akan membicarakan pernikahan kita. Aku tidak sabar karena sebentar lagi kita akan menikah!”ucapnya girang.

Dahi Alex berkerut mendengar sesuatu yang janggal. Orang tuanya akan datang? Alex sudah menyusun jika ini akan berakhir dengan munculnya orang tua Luisa. Alex tidak menyangka jika orang tuanya tetap datang meskipun dia telah mengatakan akan membereskan semuanya. Kalau pun iya, kedatangan mereka tidak akan mempengaruhi rencananya. Justru dengan begitu, Alex bisa membuktikan kalau dia mampu dan bisa berdiri sendiri.

Tidak lama setelahnya, pintu ruang kerja Alex diketuk dari luar. Wajah Luisa menjadi berbinar-binar melihat kedua orang tuanya datang.

Daddy! Mommy!” Luisa berhambur ke pelukan kedua orang tuanya yang disambut dengan riang.

“Apa tidak ada sambutan untuk kami, nak? Bukankah sebentar lagi kita akan menjadi keluarga?” Edward Clinton, selaku ayah Luisa memberikan senyuman lebar ketika melihat Alex masih duduk di kursi kerjanya.

Untuk menunjukkan rasa hormat, Alex beranjak dari kursinya dan menyalami Tuan dan Nyonya Clinton. Perbuatannya membuat Luisa senang dan bergelayut manja pada lengannya.

“Aku sudah mendengar dari Luisa mengenai permasalahan pada proyekmu. Aku tidak tahu kalau perusahaanmu lah yang telah merusak lahanku. Tidak kusangka akan ada orang yang berani mengklaimnya dan menggunakannya untuk menipumu. Karena sebentar lagi kita akan menjadi keluaga, aku akan membantumu mengatasi masalah ini.”

“Aku bisa mengatasi masalahku, Paman. Kehadiran kalian disini sudah sangat membantu.” Ya, kehadiran mereka membantunya untuk membuka topeng palsu Luisa dan menyelesaikan semua ini dalam satu kali sapuan.

“Aku harap kalian menyukai hadiah yang telah aku siapkan khusus untuk kalian!” Setelah mengatakannya, pintu ruangan Alex terbuka dan memunculkan seseorang. Namun, ada orang lain yang tak diduganya juga berada disana. Tanpa sadar senyum bahagianya muncul ketika melihat sosok wanita yang dirindukannya. Namun, ada yang berbeda darinya. Tatapannya tampak begitu asing dan senyum yang hanya untuknya kini diberikan kepada pria disampingnya, John.

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

4 Komentar

  1. Berarti selama ini Alex ga pernah mengenalkan Nina ke ortunya ya? ? Padahal Nina udah hamil.

    1. ditampol aja Alexnya karena udah hamilin anak orang hehehe

  2. Hadeh Alex kenapa bgtu

  3. Habis kau alex :ohyeaaaaaaaaah! :ohyeaaaaaaaaah!