Azhura’s Bride Part 13: Pembalasan Dendam

29 Maret 2016 in Azhuras Bride

projectsairaakira Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat

Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

3,236 votes, average: 1.00 out of 1 (3,236 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...
Baca Parts Lainnya Klik Di sini

SINOPSIS DI SINI

Hari sudah beranjak semakin malam ketika Ruth berjalan dengan riang menelusuri lorong istana itu, hatinya benar-benar senang karena meskipun tidak datang sendiri, sang pendeta Azhura Kahn telah menunjukkan penerimaannya kepada puteri kesayangannya.

Dan sekarang posisi Khaeva telah benar-benar kuat.

Ruth masih tersenyum simpul ketika membuka pintu kamar Khaeva yang tertutup rapat. Ketika masuk dan menutup pintu di belakangnya, Ruth mengerutkan kening karena kamar yang remang-remang itu menguarkan bau semerbak aroma yang menakutkan.

Ini adalah aroma dupa angro mainu…. dupa kematian….

Siapa yang membakar dupa ini?

Mata Ruth terarah kepada kain gorden jendela yang melambai-lambai tertiup angin, dan dalam kegelapan kamar itu, samar-samar dia melihat sosok anak gadisnya terduduk di atas kursi emas di depan jendela.

Segera dia menghampiri,

“Khaeva, kenapa kau duduk di kegelapan seperti ini? Dan kenapa kau tidak menyalakan lilin? Dan… uh…..bau dupa yang menakutkan ini, darimana asal bau dupa angro mainu ini? Wanginya mengerikan….” Ruth menyentuh bahu Khaeva, tetapi kemudian dia terkesiap sehingga hampir terlompat ke belakang.

Tubuh Khaeva dingin sekali seperti es batu…

Dengan tangan gemetar, Ruth meraba-raba di kegelapan, mencari pemantik api dan menyalakan beberapa lilin yang tersedia di meja. Ruangan kamar itu menjadi sedikit terang penuh dengan bayang-bayang yang saat ini terasa menakutkan.

Ruth membawa salah satu lilin itu, dan melangkah sedikit ketakutan ke arah tubuh Khaeva. Jantungnya berdetak penuh antisipasi.

Dan ketika lilinnya menerangi tubuh Khaeva yang terduduk di atas kursi, Ruth langsung menjatuhkan lilin itu ke karpet tebal, lalu menjerit histeris.

***

Yazza duduk diam dalam kegelapan samar-samar yang mencekam di istananya yang diselubungi kabut putih penuh dengan aroma angro mainu. Dia bisa seperti itu dalam waktu yang lama. Duduk diam dan membeku seperti batu. Tetapi tidak dengan kondisi fisiknya yang beku, pikirannya hidup, melayang-layang mencari pembenaran.

Dia harus mendapatkan pengantin Azhura segera, sebelum sang Mahadewa menguasai hati perempuan itu dan membuat semuanya lebih sulit.

Yazza tersenyum sinis, merasa getir karena dia, sang pengusa kematian, penguasa kegelapan yang ditakuti karena kekejaman sekaligus kecerdasannya, bisa dibodohi begitu saja, dengan mempercayai bahwa Khaeva adalah pengantin Azhura Kahn.

Ternyata Azhura Kahn sudah mempersiapkan segalanya terlebih dulu, supaya Yazza tidak bisa mencapai pengantinnya.

Armenia…

Hanya nama itu yang menjadi penunjuk untuknya. Dalam ingatan Khaeva, dia melihat bocah itu, sebagai pengantin sejati Azhura….. masih dalam wujud anak-anaknya yang sangat cantik.

Sekarang bocah itu pasti sudah berumur tujuh belas tahun, siap secara jiwa raga menjadi isteri Azhura Kahn.

Yazza tidak boleh membiarkan semua rencana Azhura Kahn berhasil, dia harus mencegahnya.

Karena Azhura Kahn harus mati. Dan pengantin Azhura adalah satu-satunya mahluk di dunia ini yang bisa membunuhnya….

Nyawa harus di bayar dengan nyawa.

Yazza meringis getir ketika mengenang masa lalu. Masa di mana semuanya masih terang benderang baginya, masa di mana kegelapan belum melingkupinya dan dia belum menjerumuskan dirinya kedalam lubang hitam penuh dendam dan kebencian.

Masa dimana Calamara masih hidup….

Yazza memejamkan matanya, mengenang masa lalu, masa lalu yang membawanya hingga menjadi seperti ini.

Calamara….. hati Yazza masih terasa terbakar ketika membayangkan hari itu, hari dimana Azhura Kahn melayangkan pedangnya dengan sembrono, sehingga menyambar tubuh dewi kesayangannya, dewi perdamaian, saudari kembarnya.

Pada masa itu, Yazza dan Calamara adalah dewa dewi kembar yang diciptakan dari jaman dahulu kala, mereka adalah dewa yang bahkan usianya lebih tua daripada sang Azhura Kahn sendiri.

Yazza dan Calamara termasuk ke dalam tujuh dewa Utama yang dibagi menjadi dewa penjaga terang dan dewa penjaga kegelapan,  Calamara adalah dewi perdamaian, dan Yazza dulunya adalah dewa Pemelihara. Mereka adalah saudara kembar yang dilahirkan dari kekuatan alam semesta, mengemban tugas yang mengharuskan mereka harus sering berinteraksi dengan manusia, berada di bumi dunia Ametyst.

Ada empat belas dewa utama yang terbagi menjadi dua. Yang termasuk ke dalam dewa penjaga terang yaitu : Kurejas sang Dewa Pencipta, Saule sang Dewa Matahari, Menuo sang Dewi bulan, Laikas sang dewa penjaga waktu,  Pozuda sang dewi kesuburan, Calamara sang dewi perdamaian, dan Yazza yang dulunya bernama Atspere, sang dewa pemelihara.

Sedangkan Dewa-dewa yang menjalankan tugas kegelapan dilahirkan sebagai penyeimbang alam semesta. Karena tidak akan ada terang jika tidak ada gelap, tidak akan ada baik jika tidak ada yang jahat, dan tidak akan ada kebahagiaan jika tidak kesedihan.

Dewa-dewa kegelapan itu di antaranya adalah, Slimiba sang dewi penyakit, Dusmas sang dewa kemarahan, Bailes sang dewa ketakutan, Kars Ulthor sang dewa perang, Vejas sang dewa perusak, Zadza sang dewi nafsu, dan yang terakhir dan paling ditakuti di kalangan dewa kegelapan, adalah Mirtis sang dewa kematian

Empat belas dewa utama ini, mengemban tugas untuk menjaga dunia Ametyst dan mahluk yang tinggal di dalamnya, melindunginya dari segala goncangan yang tidak diinginkan dan menjaga keseimbangan alam semesta supaya berjalan sebagaimana takdirnya.

Di luar ke empat belas dewa tersebut, masih banyak dewa-dewi lain yang jumlahnya ratusan, dengan kedudukan yang lebih rendah dan tugas-tugas serta kekuatan yang lebih sederhana. Semuanya menjalankan tugasnya masing-masing dengan penuh harmoni dan kedamaian.

Empat belas dewa dan dewi utama itu adalah termasuk dewa-dewi terlarang untuk di bunuh di alam semesta, karena mereka memegang peranan penting dalam perputaran dunia Ametyst. Membunuh salah satu dewa tersebut akan menciptakan sebuah konsekuansi kutukan menakutkan dari alam semesta yang harus ditanggung seumur hidup para dewa tersebut.

Di masa lampau, tujuh dewa awal ini menjalankan tugas sendiri-sendiri, sampai kemudian alam semesta memutuskan untuk melahirkan pemimpin dari mereka semua. Maka terciptalah sang Azhura Kahn, dewa dari segala dewa, karena Sang Azhura Kahn memiliki kekuatan yang luar biasa. Azhura Kahn menguasai separuh dari masing-masing kekuatan empat belas dewa utama, baik dewa awal mula maupun dewa kegelapan.

Jadi sang Azhura Kahn adalah satu-satunya dewa yang sempurna, dengan kekuatan terang dan gelap yang berimbang di dalam tubuhnya, dan karena dia menguasai masing masing setengah kekuatan dari 14 dewa utama, maka dia menjadi dewa terkuat di antara yang terkuat…. sehingga tidak ada siapapun yang bisa mengalahkannya.

Dan kemudian, Azhura Kahn menjadi pemimpin di kalangan para dewa. Seluruh dewa, baik empat belas dewa utama, maupun dewa-dewi kecil lainnya, memuja dan menghormatinya sebagai pemimpin mereka. Dia mengambil kekuatan terbesar dewa matahari, dan dibesarkan dalam kasih sayang dewi bulan.

Sayangnya karena menyimpan kegelapan dalam dirinya, di usia mudanya yang belum berpengalaman, sang Azhura Kahn menjadi tak terkendali, sang Mahadewa lebih condong kepada kegelapan dalam hatinya, hingga asyik menciptakan perang, mengadu domba manusia, dan menghancurkan isi bumi. Azhura Kahn membenci manusia, dan kebenciannya itu ditumpahkan tanpa ada yang bisa menghalangi.

Calamara, saudara kembar Yazza menjadi salah satu dewi yang paling sibuk karena ulah Azhura Kahn kala itu, dia selalu menyamar menjadi manusia, mencoba melawan perang yang diciptakan sang Mahadewa Azhura Kahn dengan memberikan berkat perdamaian satu-persatu di hati manusia.

Sampai kemudian, ketika Calamara menyamar menjadi manusia, berusaha menghentikan perang yang diciptakan oleh Azhura Kahn….. tanpa sengaja, pedang yang dibawa oleh sang Mahadewa yang sedang menyamar menjadi manusia menebasnya, membuatnya menjadi debu yang berkerlap-kerlip keemasan nan  indah di tengah medan perang.

Yazza yang waktu itu juga ada di sana, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kematian saudarinya, dia berteriak, hendak menggapai saudarinya…. tetapi yang tergenggam di dalam tangannya, hanyalah gugusan debu yang berkerlap-kerlip keemasan di udara.

Itulah saat terakhir Yazza melihat saudari kembarnya.

Peristiwa itu tentu saja menjadi kehebohan di kalangan para dewa. Hingga kemudian Azhura Kahn yang menyesali perbuatannya, mengambil tugas Calamara sebagai penjaga perdamaian. Hal itulah yang membuat kegelapan yang disebarkan oleh sang Azhura Kahn terhenti, dia tidak lagi menebar perang, dia tidak lagi menebarkan adu domba dan kebencian…. Sang Azhura Kahn menjadi pemimpin tertinggi yang bisa menjaga keseimbangan antara gelap dan terang di hatinya, sekaligus menjaga kembali keseimbangan dunia Ametyst dan seluruh mahluk yang tinggal di dalamnya.

Dan sebagai hukuman dari alam semesta bagi Azhura Kahn, maka dikutuklah dia bahwa sosok anak manusia akan dilahirkan sebagai perempuan, dan anak perempuan itu adalah satu-satunya mahluk di dunia Ametyst yang bisa membunuh sang Azhura Kahn, tetapi tidak bisa dibunuh oleh Azhura Kahn.

Sementara Yazza sendiri, yang menanggung penderitaan tiada bertepi karena saudari kembarnya dibunuh secara keji, tidak bisa menerima itu semua. Seharusnya Azhura Kahn dimusnahkan karena telah menghancurkan aturan semesta yang selama ini dijalankan dengan patuh oleh para dewa lainnya.

Keempatbelas dewa utama tidak boleh dibunuh. Dan siapapun yang melanggar aturan itu seharusnya mati!!

Nyawa harus dibayar dengan nyawa!

Pada suatu malam yang gelap, di tengah kepedihannya yang telah berubah menjadi kebencian dan dendam yang membara, Yazza turun, menuju tempat paling gelap dan kelam di dunia Ametyst, menuju kediaman Mirtis sang dewa kematian. Sang Dewa kematian dikenal sangat menakutkan, buruk rupa dengan wajah mirip tengkorak dan aura membunuh yang kental. Tidak ada satupun dewa yang berani mencari masalah dengannya.

Tetapi Yazza, yang kala itu masih bernama Atspere, sang dewa pemelihara, nekat datang menemui sang dewa kematian untuk memohonkan supaya nyawa saudara kembarnya, Calamara dikembalikan.

Sayangnya Mirtis menolak permintaannya, karena kematian Calamara sudah digariskan. Pengorbanan Calaramara sudah dirancang oleh alam semesta untuk menjadi peredam dari kegelapan yang menyebar di hati Azhura Kahn. Karena itulah mengembalikan nyawa Calamara yang sudah ada di dalam genggaman sang kematian adalah sesuatu yang mustahil, karena sisa-sisa nyawa Calamarapun sudah dilenyapkan dari dunia ini dan tidak dapat dipanggil lagi.

Dan demi mendengar itu semua, Yazza kalap, dia mengeluarkan Machuahuiti, senjata khusus yang dicurinya dari ruang senjata milik Azhura Kahn. Macuahuitl adalah pedang besar berbentuk sepotong kayu yang memiliki potongan tajam obsidian. Obsidian tersebut tertanam di sisi kanan-kirinya membuat senjata tersebut sangat berbahaya ketika digunakan untuk menebas lawannya. Selain itu senjata itu cukup mengerikan, karena senjata itu adalah milik Azhura Kahn. Sudah diketahui bahwa senjata milik Azhura Kahn adalah satu-satunya senjata yang bisa membunuh dewa-dewi utama.

Kemudian, ketika Mirtis lengah karena tidak menyangka bahwa sang dewa pemelihara akan menyerangnya, Yazza menghantamkannya tepat di bawah lengan kiri sang Dewa kematian, di titik kelemahannya. Seketika itu juga, Dewa kematianpun lenyap, menyisakan abu hitam di tanah.

Dan Yazza karena juga melanggar aturan telah membunuh salah satu dari keempat belas dewa utama, harus menanggung kutukannya sendiri dari alam semesta. Dia diharuskan mengemban tugas dari dewa yang dibunuhnya, sama seperti sang Azhura Kahn yang mengemban tugas sebagai dewa perdamaian menggantikan Calamara. Sebagai bagian dari kutukannya, Yazza kehilangan kekuatannya sebagai dewa pemelihara, karena dewa pemelihara tidak boleh membunuh, tugasnya digantikan oleh Dadilja yang menjadi dewi pemelihara.

Juga karena Yazza telah berani mencuri Machuahuiti dan membuat senjata itu ternoda oleh darah Mirtis hingga Azhura Kahn tidak bisa menggunakannya lagi, maka senjata itu sekarang dikutuk untuk tertanam selamanya di dalam tubuh Yazza, kadang kala melukai dan menusuknya dari dalam. Tetapi ada keuntungan bagi Yazza dengan kutukan yang terakhir ini, karena dia bisa mengeluarkan senjata itu untuk melindungi dirinya di kala terdesak.

Yazza pun turun ke bagian dunia Ametyst yang paling dalam, tinggal di kuasa kegelapan, dan merubah namanya dari Atspere yang berarti ‘pemelihara’, menjadi Yazza yang berarti ‘iblis kematian’. Dan meskipun dirinya dilingkupi kegelapan, sisa-sisa pesonanya sebgaai dewa perang tidak terhapuskan. Fisiknya masih sama, berambut perak terang dengan mata hijaunya yang indah, dan struktur wajah lembut nan mendamaikan hati. Tetapi jiwanya sudah berubah, Atspere yang lama telah mati, dirinya yang sekarang adalah Yazza, “Sang kematian” yang begitu pekat dan membara oleh dendam, menunggu untuk menuntut balas kepada sang Azhura Kahn.

Satu-satunya cara Yazza bisa membunuh Azhura Kahn adalah dengan memperalat pengantinnya.

Mata hijau Yazza yang membara terbuka.

Armenia….

Dia harus bisa mendapatkan perempuan itu. Nyawa harus dibayar dengan nyawa, dan Azhura Kahn harus mati, setelah itu barulah dia bisa menebus dendamnya akan nyawa Calamara.

 

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

    KONTEN PREMIUM PSA


     

    Semua E-book bisa dibaca OFFLINE via Google Playbook juga memiliki tambahan parts bonus khusus yang tidak diterbitkan di web. Support web dan Authors PSA dengan membeli E-book resmi hanya di Google Play. Silakan tap/klik cover E-book di bawah ini.

    Download dan install PSA App terbaru di Google PlayWelcome To PSAFolow instagram PSA di @projectsairaakira

    Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

    Bagian dari Mystical Kingdom Universe

    1. Azhura’s Bride
    2. Reaper’s Destiny
    3. The Tyrant’s Querida
    DayNight
    DayNight