Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat β Project Sairaakira
Baca Parts Lainnya Klik Di sini
- π[COMING SOON] SIRELIS & MOSES (BONUS PART Reaper’s Destiny)
- Azhura’s Bride Epilog: Takdir Sang Penuai [Reaper’s Destiny]
- Azhura’s Bride Part 45: Kesempatan Kedua (End)
- Short Story Azhura’s Bride: Tanda Perlindungan
- Azhura’s Bride Part 44: Membuka Mata
- Azhura’s Bride Part 43: Terima Kasih dan Pengorbanan
- Azhura’s Bride Part 42: Hening Setelah Badai
- Azhura’s Bride Part 41: Pergolakan Takdir
- Azhura’s Bride Part 40: Pertanyaan Sang Kematian
- Azhura’s Bride Part 39: Memaafkan
- Azhura’s Bride Part 38: Teracuni
- Azhura’s Bride Part 37: Mengalihkan Diri
- Azhura’s Bride Part 36: Kesepakatan Gelap
- Azhura’s Bride Part 35: Menggenggam Takdir
- Azhura’s Bride Part 34: Bejana Takdir
- Azhura’s Bride Part 33: Perlindungan Sang Dewa Perang
- Azhura’s Bride Part 32: Ramalan Masa Depan
- Azhura’s Bride Part 31: Perlindungan Seorang Ayah
- Azhura’s Bride Part 30: Rahasia Alam
- πLittle Kingdom Series: AB – Hati yang Bertautan ( Buka dengan 20 poin )
- Azhura’s Bride Part 29: Yang Paling Penting
- Azhura’s Bride Part 28: Tak Sama Lagi
- Azhura’s Bride Part 27: Rencana Alam Semesta
- Azhura’s Bride Part 26: Terpisah
- Azhura’s Bride Part 25: Ikatan dan Dendam
- Azhura’s Bride Part 24: Azhura,Armenia,Yazza dan Cemburu
- Azhura’s Bride Part 23: PERTEMUAN TAKDIR
- Azhura’s Bride Part 22: Cemburu
- Azhura’s Bride Part 21: Isteriku, Kau Melengkapiku
- Azhura’s Bride Side Story: Calamara
- Azhura’s Bride Part 20: Damai Sebelum Badai
- Azhura’s Bride Part 19: Pilihan Takdir
- Azhura’s Bride Part 18: Jodoh Atspere, Sang Dewa Pemelihara
- Azhura’s Bride Part 17: Badai di Ametyst
- Azhura’s Bride Part 16: Karena Aku Mencintaimu, Isteriku
- Azhura’s Bride Part 15: Azhura Kahn dan Armenia
- Azhura’s Bride Part 14: Pengantin Azhura
- Azhura Bride’s Part Bonus: Indeks Para Dewa (Gods of Ametys)
- Azhura’s Bride Part 13: Pembalasan Dendam
- Azhura’s Bride Part 12: Tempatmu Bukan di Kakiku
- Azhura’s Bride Part 11: “Sang Kematian”
- Azhura’s Bride Part 10: Tanda Kepemilikan
- Azhura’s Bride Part 9: Ya atau Tidak, Armenia?
- Azhura’s Bride Part 8: Zhura Al Gul
- Azhura’s Bride Part 7: Kau isteriku, dan Aku Tidak Mau Ditolak
- Azhura’s Bride Part 6: Anugerah atau Kutukan..?
- Azhura’s Bride Part 5: Armenia…..
- Azhura’s Bride Part 4: Awal Yang Baru
- Azhura’s Bride Part 3: Membuang Untuk Melindungi
- Azhura’s Bride Part 2: Masih Beranikah Kau Mempertanyakan Kehendakku?
- Azhura’s Bride Part 1: Rendezvous (Pertemuan)
- Azhura’s Bride Prolog: Azhura Kahn
Pagi itu, Asoka, Sang pendeta tertinggi di kerajaan Garaya sedang berdoa di ruang utama di kuil terbesar Azhura Kahn. Lelaki tua itu mengenakan jubah pendeta berwarna merah, dengan tudung menutupi kepalanya, menyembunyikan rambutnya yang sudah memutih. Usianya sudah 77 tahun, tetapi dia tetap sehat dan tetap menjadi pemimpin paling penting dan dihormati di kerajaan ini.
Tangannya yang keriput sibuk mengatur persembahan yang terdiri dari tujuh belas warna bunga yang dirangkai di alas kaki patung sang Azhura, dan ketika Pendeta Asoka menatap figur patung itu, dia Β teringat kembali semalam, ketika sang Azhura Kahn muncul kembali di hadapannya setelah tujuh tahun berlalu. Semalam, Sang Mahadewa muncul diruangan khusus berdoanya, ketika Pendeta Asoka memutuskan untuk berdoa larut malam.
“Kau melakukan pekerjaan yang baik Asoka.” Suara Sang Mahadewa bagaikan bisikan samar dan sosoknya setengah melayang di kegelapan, diselubungi bayangan, sedikit berkabut samar-samar, meskipun begitu aura kekuatannya menguar lepas membuat Asoka tidak bisa melakukan yang lain selain bersujud.
“Hamba melakukan sesuai yang anda perintahkan oh Yang Mulia.” Asoka menundukkan kepalanya dalam-dalam penuh penghormatan, “Ketika tujuh tahun lalu anak perempuan bernama Khaeva itu datang bersama ibunya, dan mengaku sebagai anak yang menerima persembahan langsung dari anda, hamba langsung teringat pesan anda. Meskipun hamba tahu dia adalah pengantin palsu, hamba memperlakukannya selayaknya pengantin anda yang asli dan memberinya kedudukan tinggi di istana.”
Azhura Kahn menatap ke bawah, ke arah Asoka, pendeta kuil, pelayan manusianya yang setia.
“Kau sudah melakukan segalanya dengan benar. Berkatku akan melimpah untukmu .”
Sebuah sinar lembut kemerahan meresap ke tubuh Asoka, sang pendeta tertinggi yang sudah berusia 77 tahun. Sinar lembut itu seolah memberikan kekuatan kepada tubuh tuanya yang ringkih, membuatnya merasa sehat dialiri oleh berkah sang Azhura.
Pendeta Asoka merenung menatap bunga-bunga di depannya, kesadarannya sudah kembali ke masa kini. Pagi ini dia sedang mempersiapkan tatanan persembahan di dalam kuil terbesar di kerajaan Garaya. Hari ini adalah hari istimewa bagi seluruh penduduk Garaya. Selain sebagai hari persembahan pertama bagi anak-anak perempuan berusia sepuluh tahun yang dilakukan tahunan, di hari ini Puteri Khaeva akan memberikan persembahan pertamanya kepada sang Azhura Kahn.
Khaeva…..
Pendeta Asoka tidak bisa menahan sinar tidak suka yang muncul di matanya. Dia memang hidup besar dan mungkin akan mati sebagai pendeta yang agung, dan sebagai pendeta, dia diajarkan untuk memiliki hati yang damai, dan tanpa kebencian.
Tetapi…. Pendeta Asoka tentu saja tidak bisa menahan rasa tidak sukanya kepada Khaeva dan Ibunya Ruth yang tidak tahu diri. Bertahun-tahun mereka menipu semua orang dan seluruh anggota kerajaan Garaya, dan mereka tetap saja bersikap pongah dan tanpa dosa. Dan bertahun-tahun pula pendeta Asoka harus menahan rasa muaknya dengan berpura-pura tidak tahu bahwa Khaeva adalah pengantin palsu Azhura Kahn.
Pendeta Asoka tidak tahu mengapa Sang Mahadewa Azhura Kahn membiarkan saja Khaeva dan ibunya melakukan penipuan seperti ini. Tetapi sebagai seorang hamba, meresa tidak perlu bertanya.
Azhura Kahn adalah dewa dari segala dewa. Beliau pasti tahu apa yang baik dan apa yang tidak. Pendeta Asoka yakin, rencana sang Azhura Kahn adalah rencana yang terbaik…
Tiba-tiba saja pendeta Asoka merasa penasaran, kalau memang Khaeva adalah pengantin palsu, mungkinkah di luar sana pengantin asli sang Azhura Kahn ada dan baik-baik saja?
Sejenak pendeka Asoka mengerutkan keningnya, tetapi kemudian dia tersenyum simpul.
Ya. Pasti sang pengantin asli baik-baik saja dalam perlindungan Azhura Kahn…..Pendeka Asoka tidak bisa menahan senyum di bibirnya yang makin melebar penuh pengharapan, semoga saja dia berusia cukup panjang untuk melihat pengantin asli sang Azhura Kahn, perempuan itu…. sang pengantin yang asil Β pastilah perempuan yang luar biasa.
***
Β “Pernikahan kita?” Armenia membelalakkan matanya kepada Zhura Al Gul, dia berganti-ganti menatap dua lelaki di depannya. Tetapi sang ayah hanya bisa mengangkat bahu, dan Zhura Al Gul hanya berdiri dengan ekspresi tak terbaca.
“Aku sudah memberikan pakaian pernikahan untukmu.” Suara Zhura Al Gul terdengar datar, seolah-olah tidak mempedulikan nada protes di suara Armenia, “Ayahmu pasti sudah menyiapkannya di kamarmu. Lekaslah berganti baju.”
“Tidak!” Armenia tiba-tiba saja mendapatkan kekuatan untuk membantah Zhura Al Gul. Mungkin lelaki ini adalah pengantin sempurna bagi semua perempuan di dunia, tetapi Ini semua terlalu tiba-tiba. Kenapa lelaki asing ini tiba-tiba datang dan memaksakan kehendaknya?, Memangnya siapa lelaki ini?,
“Tidak! Aku tidak mau menikah denganmu!” Armenia hampir-hampir saja berteriak kalau saja Daika tidak mengingatkannya, ada nada cemas di sana.
“Armenia….” Daika tampak pucat, “Jangan Β pernah meninggikan nada suaramu kepada Zhura Al Gul.”
Armenia menatap ayahnya, merasa kecewa karena ayahnya bukannya membelanya, tetapi malahan membela bangsawan arogan di depannya ini, yang sekarang berdiri diam dengan ekspresi marah sambil mengetatkan gerahamnya. Tiba-tiba ada sebersit rasa takut di benak Armenia melihat percikan kemarahan di mata emas itu…
“Tapi ayah…” Armenia berusaha mencari perlindungan dari ayahnya.
“Tinggalkan kami berdua, Daika.” Suara Zhura Al Gul mendesis, tak terbantahkan. Matanya tak teralihkan, menatap tajam ke arah Armenia seolah ingin meremukkannya.
Daika menatap Armenia sejenak dengan tatapan memperingatkan yang sedikit cemas, lalu beringsut pergi. Meninggalkan, sekali lagi, Armenia hanya berdua saja dengan lelaki ini.
Lama mereka bertatapan dalam keheningan, hingga akhirnya Zhura Al Gul memecahkannya,
“Aku sudah dijanjikan untuk menikahimu di usiamu yang ke tujuh belas Armenia.” Zhura Al Gul tampak menahan diri. “Aku tidak pernah dan tidak mau ditolak.”
Kalimat terakhir Zhura Al Gul tentu saja memancing kemarahan Armenia,
“Mungkin kau adalah bangsawan yang biasa dipatuhi, tetapi kau tidak bisa memaksakan kehendakmu kepadaku!” Armenia mengangkat dagunya, merasa benci ketika tiba-tiba saja perasaan tidak berdaya mulai merayapinya. Zhura Al Gul mengeluarkan aura penuh kekuasaan yang seolah memaksa orang-orang disekitarnya bersujud kepadanya, dan Armenia merasakan dorongan itu, dorongan untuk menyerahkan diri kepada Zhura Al Gul….
“Aku bisa memaksakan kehendakku kepada manusia manapun, Armenia. Termasuk Kau.” Mata Zhura Al Gul menyala. Dan entah kenapa Armenia melihat sekelebatan warna merah di sana, menyambar warna emas itu.
Warna merah….?
Armenia mengerjap-ngerjapkan matanya, dan menatap Zhura Al Gul lagi, tetapi warna mata itu ternyata tetap emas, berkilauan membara karena marah.
“Apakah kau tidak mau menikahiku Armenia?” Zhura Al Gul melangkah dan mendesak Armenia hingga ke diding, memerangkap perempuan itu dengan tubuhnya. Angin yang bertiup dari jendela membuat ujung ikatan kepalanya berkibar, membuatnya tampak semakin berbahaya.
Armenia membuka mulutnya, berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk menjawab ‘tidak‘ seperti tadi, tetapi keberaniannya itu lenyap tanpa daya di bawah tatapan Zhura Al Gul yang berapi-api. Apalagi sekarang, aroma manis nan harum yang seolah bukan dari dunia manusia itu menyergap indera penciumannya, memabukkannya….
Zhura Al Gul menekan kedua telapak tangannya di dinding, di samping sisi kepala Armenia, lelaki itu sedikit membungkuk supaya matanya sejajar dengan mata Armenia, ada ancaman serius di sana, sedikit menakutkan.
“Kalau kau menolakku, akan kuhancurkan seisi desa ini, akan kubuat semuanya menjadi debu berkeping-keping.” Suara Zhura Al Gul Pelan, hanya berupa bisikan, tetapi apa yang tersirat di dalamnya, amatlah menakutkan.
Ancaman yang keluar dari mulut Zhura Al Gul terdengar seperti kutukan yang mengerikan. Armenia membelalakkan mata, darah seolah tersirap habis dari wajahnya yang pucat pasi, dan entah kenapa… entah kenapa Armenia merasa percaya bahwa Zhura Al Gul bisa melakukan semua yang dikatakannya. Tubuh Armenia gemetar…. ketakutan… kalau dia menolak lelaki ini, mungkinkah Zhira Al Gul akan membuat penduduk desa ini celaka?
Zhura Al Gul adalah bangsawan keturunan suku pemburu yang dikenal sebagai pemanah handal, mereka sangat kuat dan memiliki kuda-kuda yang hebat untuk perburuan mereka. Dan kalau kata ayahnya benar, bahwa Zhura Al Gul adalah pemimpin dari klan pemburu ini, dia pasti memiliki sepasukan pemburu kuat yang bisa membumi hanguskan desa kecil ini dengan mudah.
Tetapi… apakah lelaki ini sejahat itu? Menghancurkan satu desa hanya karena Armenia menolaknya….?
Sekarang wajah Zhura Al Gul benar-benar dekat dengan Armenia, hidung mereka hampir bersentuhan, dan Armenia bahkan bisa melihat kedalaman mata emas yang luar biasa indah itu, yang sekarang sedang menyambarnya dengan tatapan kejam dan tak berbelas kasihan.
“Jadi… Ya, atau tidak Armenia?”
Ya.
Benak Armenia berteriak
Zhura Al Gul pasti sanggup menghancurkan satu desa demi mencapai keinginannya. Armenia menyerah. Ada sesuatu yang memberitahunya, mungkin alam bawah sadarnya. Memberitahunya bahwa dia harus patuh kepada kehendak lelaki di depannya ini.
“Ya.” Akhirnya meskipun susah payah Armenia bisa menjawab dengan lemah, suaranya serak penuh kebencian Β kepada dirinya sendiri yang tidak punya daya.
Zhura Al Gul memundurkan tubuhnya menjauh, melepaskan Armenia dari perangkap tubuhnya. Ada segaris senyum tipis di bibirnya, tetapi senyum itu tidak sampai ke matanya.
“Kalau begitu gantilah pakaianmu dengan pakaian pengantin. Aku akan membawamu ke kota untuk menikahimu.”
Armenia masih terengah di sana, kakinya seakan lumer tak bisa bergerak, tubuhnya masih gemetar akibat sisa ketakutannya menghadapi kemarahan Zhura Al Gul. Sedetik Armenia masih memandang Zhura Al Gul, dan kemudian langsung membalikkan tubuhnya. Armenia merasakan tatapan Zhura Al Gul yang tajam, seolah menusukkan punggungnya, tetapi dia tetap berusaha bergerak menjauh, berpegangan pada dinding kayu rumahnya dan mempercepat langkahnya memasuki kamar.
Zhura Al Gul menatap tubuh Armenia yang menghilang di balik pintu kamar, dan masih tetap berdiri di sana dengan tatapan tajam saat Daika muncul, bergerak dengan hati-hati di dalam jarak pandang Zhura Al Gul, memasang posisi tubuh penuh hormat kepada junjungannya
“Anda tidak perlu sekasar itu kepadanya, Yang Mulia.” Daika menundukkan kepalanya, “Armenia akan sangat ketakutan kepada anda…”
Sang Azhura Kahn, yang masih berada dalam wujud manusianya sebagai Zhura Al Gul hanya bergeming, tidak ada yang berubah di ekspresi wajahnya. Lelaki itu masih menatap tajam ke arah pintu kamar Armenia.
“Tidak ada waktu lagi, Daika. Dengan atau tanpa paksaan, Armenia harus menjadi isteriku.” Azhura Kahn menjawab dengan tegas, tak terbantahkan.
Mungkin tidak ada yang menyadari bahwa mata Zhura Al Gul meredup penuh kelembutan ketika menyebut kata ‘isteriku’ , tetapi Daika bisa melihatnya. Dan Daika, pelayan setia sang Azhura Kahn menyembunyikan senyumnya, senang Β karena sudah lama sekali dia tidak pernah melihat junjunganya itu bersikap lembut.
Zhura Al Gul memiringkan kepalanya, membiarkan helaan angin dari jendela meniup rambut merah gelapnya, “Kita harus bergegas, Aku bisa merasakan bahwa ‘Sang Kematian’ sudah semakin dekat.”
***
Pakaian yang terhampar di atas tempat tidur Armenia itu sangat indah…. warnanya merah, dengan sulaman emas yang begitu cantik di setiap sisi gaun itu. Armenia menyentuh gaun itu dengan jemari gemetar, terpukau oleh kehalusan kain itu.
Warna merah ini asli, bukan hasil rendaman bunga-bunga. Kalau begitu….. gaun ini dibuat dari serat asli pohon Kailfah yang sangat langka itu.
Armenia terpukau, walaupun belum pernah menyentuh dan melihatnya, dia tahu bahwa pakaian yang dibuat dari serat pohon kailfah amat sangat mahal dan langka. Zhura Al Gul mungkin benar-benar bangsawan yang berpengaruh, karena setahu Armenia, pakaian jenis ini hanya dikenakan pendeta-pendeta kuil tingkat tinggi dan bangsawan-bangsawan yang tinggal di istana kerajaan Garaya.
Gaun itu sangat lembut dan jika dipakai, kainnya pasti akan jatuh dengan indah sampai menghampar ke lantai. Beriap-riap dengan sulaman emas di bawah, yang membungkus kakinya bagaikan kobaran api. Disebelah gaun itu, ada kain panjang dari bahan serupa yang lebih tipis yang seyogyanya digunakan sebagai kerudung untuk pengantin wanita, keseluruhan kerudung itu dihiasi dengan hiasan sulaman yang bahkan lebih indah lagi, membentuk bunga-bungaan kecil keemasan yang memenuhi seluruh bagian kerudung itu.
Armenia duduk di tepi ranjang, memeluk gaun merah nan indah itu di hamparan pangkuannya, lalu menoleh dengan gelisah ke arah pintu, tahu bahwa Zhura Al Gul sedang menunggunya di sana.
Armenia sudah menjawab ‘Ya’ dan dia tidak mungkin bisa mundur lagi….
***
Khaeva menatap dirinya di cermin, dan tersenyum puas. Dirinya memang luar biasa… amat cantik. Semua perempuan di seluruh dunia Ametyst pasti merasa irinya, karena dirinyalah pengantin sang Azhura.
Gaun merahnya yang indah sekarang menempel di tubuhnya dengan indahnya, kulitnya tampak bercahaya karena tadi pagi para dayang sudah mempersiapkan air mandi dari susu dan berlian putih baginya. Bisa dikatakan penampilan Khaeva sangat sempurna.
Khaeva mengambil sisir yang diukir dari batu permata putih khusus untuknya, dan menyisir rambutnya yang indah panjang bergelombang. Matanya menatap cermin, dan kemudian pikirannya berkelana ke masa lalu, ingat pada masa kecilnya, dan ketika bayangan Armenia menyapa benaknya, Khaeva mengerutkan keningnya tidak suka.
Armenia…. sepupunya yang cantik… sepupunya yang telah merebut perhatian dari Mahadewa Azhura Kahn. Selama ini dia selalu dipenuhi kecemburuan buta, bertanya-tanya terus menerus kenapa waktu itu sang Azhura Kahn memilih untuk menerima langsung persembahan Armenia? Bukannya menerima persembahannya?
Gerakan menyisirnya menjadi semakin kasar terhantam oleh rasa cemburu. Khaeva membelalakkan matanya dengan marah, menatap dirinya sendiri dengan napas terengah.
Tidak! Armenia pasti sekarang sudah mati dan membusuk di tanah, dimakan cacing-cacing yang menjijikkan. Dan sang Mahadewa Azhura Kahn telah melupakan Armenia dan mengalihkan pilihannya kepada dirinya.
Dialah pengantin Azhura Kahn! Sang Mahadewa pasti akan tergila-gila begitu menatapnya.
***
Para penduduk tampak lalu lalang dengan berbagai urusannya di tengah keramaian pusat kota di kerajaan Garaya yang sedang sibuk-sibuknya. Hari ini adalah hari yang sangat istimewa, hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh seluruh penduduk selama bertahun-tahun.
Anak-anak perempuan dari berbagai penjuru akan berkumpul siang ini di kuil terbesar Azhura Kahn di pusat kota. Tentu saja mereka semua pasti sudah tidak sabar untuk melihat patung sang Azhura pertama kali, pun dengan para penduduk yang tidak sabar melihat persembahan pertama Putri Khaeva yang sedianya akan dilakukan di depan umum hari ini.
Ya, Putri Khaeva, puteri legendaris yang merupakan pengantin sang Dewa Azhura akan memberikan persembahan pertamanya di usianya yang ke tujuh belas. Seluruh penduduk hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut tentang kisah Putri Khaeva yang persembahan pertamanya diterima pertama kali oleh sang Mahadewa Azhura Kahn pada saat usianya sepuluh tahun.
Beberapa orang tentu masih ingatΒ peristiwa tujuh tahun yang lalu, saat kehebohan terjadi karena keranjang persembahan untuk sang Azhura hilang satu buah, ketika itu para pendeta besar mengumpulkan kembali semua anak yang mengadakan persembahan dan ternyata diketahui bahwa Khaevalah anak yang terpilih itu, Sang Azhura Kahn telah menerima langsung keranjang persembahan putri Khaeva. Sang pendeta tertinggi langsung mengangkat Puteri Khaeva dan ibunya sebagai anggota kerajaan, dan merekapun kemudian tinggal di istana.
Karena kedudukannya yang tinggi, tidak semua masyarakat bisa melihat puteri Khaeva, mereka hanya mendengar kisah-kisah dari orang-orang yang pernah masuk ke istana akan betapa cantiknya sang pengantin Azhura Kahn.
Dan sekarang, seluruh penduduk desa bisa melihat secara langsung dan mengagumi kecantikan perempuan yang telah dipilih menjadi pengantin sang Azhura ketika nanti sang puteri memberikan persembahannya kepada Azhura Kahn. Mereka juga berharap, sang Azhura Kahn muncul untuk menerima persembahan puteri Khaeva…
Pagi itu di dekat dengan kuil sang Azhura Kahn yang paling besar, para penduduk mulai berkerumun untuk mengantarkan anak-anak perempuan mereka memberikan persembahan di kuil Azhura. Suasana ramai dan sedikit hiruk pikuk, tak sedikit penduduk desa dan kota yang berbaur, sengaja mengenakan pakaian terbaiknya untuk menghadiri even terbesar di kerajaan Garaya ini.
Di salah satu sudut, seorang anak perempuan kecilΒ tampak terhuyung-huyung sambil membawa keranjang persembahan yang penuh dengan buah kulsu. Ketika anak kecil itu memiringkan tubuhnya, salah satu buah kulsu menggelinding jatuh menuruni jalanan. Anak kecil itu menatap buah kulsu itu berhenti ketika membentur kaki seorang lelaki dewasa yang berdiri di depannya. Lelaki itu mengenakan jubah panjang seperti yang dikenakan pendeta-pendeta kuil Azhura Kahn, tetapi jubahnya berwarna putih. Lelaki berjubah putih itu membungkuk dan mengambil buah kulsu itu dari dekat Β kakinya,
Dan ketika anak kecil itu mendongakkan kepalanya, dia ternganga….
Lelaki yang didepannya sangat tampan seperti malaikat, matanya hijau bening dan berkilauan, dipagari oleh bulu mata gelap yang sangat kontras dengan warna matanya yang terang. Kulitnya yang pucat begitu indah seolah menyimpan berlian putih yang berkelap-kelip dibawah permukaan kulitnya, dan riap-riap rambutnya yang sedikit keluar dari tudung putihnya berwarna keperakan, berkilauan tertimpa matahari.
Lelaki berjubah putih itu tersenyum dan melangkah mendekat kepada anak kecil yang masih ternganga karena sosok mempesona di depannya, dan mengulurkan buah kulsu di tangannya,
“Apakah buah ini milikmu?” Suara lelaki itu lembut, seperti angin dingin yang berdesir pelan meniup telinga,
Anak kecil itu mengerjap-ngerjapkan matanya dan bertanya,
“Apakah kau malaikat?”
Bagi anak-anak kecil di dunia Ametyst, malaikat adalah sosok mitologi yang ada pada dongeng-dongeng pengantar tidur mereka. Berkebalikan dengan dongeng tentang Azalel yang menakutkan, kisah tentang malaikat adalah kisah yang paling disenangi oleh anak-anak, dalam kisah-kisah itu, para malaikat digunakan untuk menyebut mahluk rupawan bersayap transparan dan berkilauan, dengan tubuh seringan bulu yang menjadi pelayan setia bagi dewa-dewi tertinggi,
Lelaki itu berjubah putih itu terkekeh mendengar pertanyaan si anak kecil itu, dia menggulirkan buah kulsu itu ke tangan si anak kecil, membuat anak kecil itu mengernyitkan keningnya karena jemari lelaki itu yang tersentuh tanpa sengaja terasa sangat dingin, sedingin es,
“Mungkin.” Lelaki itu menjawab dengan mata hijaunya yang berbinar lembut, seolah-olah dia geli mendengar pertanyaan anak itu, “Mungkin saja nak, tapi itu tergantung kau ingin memanggil malaikat yang mana.” Jawabnya dengan nada misterius.
Setelah sekali lagi melemparkan senyum misteriusnya kepada anak kecil yang masih terpesona dan terpaku ditempatnya, Lelaki berjubah putih itu melangkah melewati si anak kecil meninggalkan suara halus jubahnya yang berdesir pelan dan aroma harum yang khas tetapiΒ membuat begidik…
Karena aroma itu adalah aroma dupa angro mainu, dupa khusus yang diramu dari sebelas akar pohon, menciptakan aroma harum percampuran rempah dan kayu-kayuan.
Dan dupa angro mainu itu Β adalah dupa khusus yang dibakar pada saat upacara kematian…..
Baca Parts Lainnya Klik Di sini
- π[COMING SOON] SIRELIS & MOSES (BONUS PART Reaper’s Destiny)
- Azhura’s Bride Epilog: Takdir Sang Penuai [Reaper’s Destiny]
- Azhura’s Bride Part 45: Kesempatan Kedua (End)
- Short Story Azhura’s Bride: Tanda Perlindungan
- Azhura’s Bride Part 44: Membuka Mata
- Azhura’s Bride Part 43: Terima Kasih dan Pengorbanan
- Azhura’s Bride Part 42: Hening Setelah Badai
- Azhura’s Bride Part 41: Pergolakan Takdir
- Azhura’s Bride Part 40: Pertanyaan Sang Kematian
- Azhura’s Bride Part 39: Memaafkan
- Azhura’s Bride Part 38: Teracuni
- Azhura’s Bride Part 37: Mengalihkan Diri
- Azhura’s Bride Part 36: Kesepakatan Gelap
- Azhura’s Bride Part 35: Menggenggam Takdir
- Azhura’s Bride Part 34: Bejana Takdir
- Azhura’s Bride Part 33: Perlindungan Sang Dewa Perang
- Azhura’s Bride Part 32: Ramalan Masa Depan
- Azhura’s Bride Part 31: Perlindungan Seorang Ayah
- Azhura’s Bride Part 30: Rahasia Alam
- πLittle Kingdom Series: AB – Hati yang Bertautan ( Buka dengan 20 poin )
- Azhura’s Bride Part 29: Yang Paling Penting
- Azhura’s Bride Part 28: Tak Sama Lagi
- Azhura’s Bride Part 27: Rencana Alam Semesta
- Azhura’s Bride Part 26: Terpisah
- Azhura’s Bride Part 25: Ikatan dan Dendam
- Azhura’s Bride Part 24: Azhura,Armenia,Yazza dan Cemburu
- Azhura’s Bride Part 23: PERTEMUAN TAKDIR
- Azhura’s Bride Part 22: Cemburu
- Azhura’s Bride Part 21: Isteriku, Kau Melengkapiku
- Azhura’s Bride Side Story: Calamara
- Azhura’s Bride Part 20: Damai Sebelum Badai
- Azhura’s Bride Part 19: Pilihan Takdir
- Azhura’s Bride Part 18: Jodoh Atspere, Sang Dewa Pemelihara
- Azhura’s Bride Part 17: Badai di Ametyst
- Azhura’s Bride Part 16: Karena Aku Mencintaimu, Isteriku
- Azhura’s Bride Part 15: Azhura Kahn dan Armenia
- Azhura’s Bride Part 14: Pengantin Azhura
- Azhura Bride’s Part Bonus: Indeks Para Dewa (Gods of Ametys)
- Azhura’s Bride Part 13: Pembalasan Dendam
- Azhura’s Bride Part 12: Tempatmu Bukan di Kakiku
- Azhura’s Bride Part 11: “Sang Kematian”
- Azhura’s Bride Part 10: Tanda Kepemilikan
- Azhura’s Bride Part 9: Ya atau Tidak, Armenia?
- Azhura’s Bride Part 8: Zhura Al Gul
- Azhura’s Bride Part 7: Kau isteriku, dan Aku Tidak Mau Ditolak
- Azhura’s Bride Part 6: Anugerah atau Kutukan..?
- Azhura’s Bride Part 5: Armenia…..
- Azhura’s Bride Part 4: Awal Yang Baru
- Azhura’s Bride Part 3: Membuang Untuk Melindungi
- Azhura’s Bride Part 2: Masih Beranikah Kau Mempertanyakan Kehendakku?
- Azhura’s Bride Part 1: Rendezvous (Pertemuan)
- Azhura’s Bride Prolog: Azhura Kahn
KONTEN PREMIUM PSA
Β
Semua E-book bisa dibaca OFFLINE via Google Playbook juga memiliki tambahan parts bonus khusus yang tidak diterbitkan di web. Support web dan Authors PSA dengan membeli E-book resmi hanya di Google Play. Silakan tap/klik cover E-book di bawah ini.
Download dan install PSA App terbaru di Google PlayFolow instagram PSA di @projectsairaakira
Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat β Project Sairaakira
Bagian dari Mystical Kingdom Universe
:heart:
Azhura khan :inlovebabe
Udah di baca tinggal vote ???? bentuk penghargaan karya tulis ????
:yahoo:
ciie ciiiieee “pernikahan kita!”
“Apakah kau malaikat?”
Nah loh… ini kalimat berasa familier. Dan kayaknya gadis kecil itu bakal muncul di cerita Yazza. Baru baca dari awal lagi dan baru ngeh. :yahoo:
Azhura memilih armenia karena dialah takdirnya^^ :yahoo:
apakah dia jodoh baru dari alam smesta untuk sang dewa kematian ?? :yes:
yaa pliiissss
apakah anak itu akan muncul di cerita yazza.???
wah serem juga yah malaikat kematian yang tampan
Seremmm… akhirnya dtg juga….
:yahoo:
serem… ini buktinya don’t judge book by it cover. siapa sangka malaikat kematian berwajah rupawan
yang satu ganteng2 tukang maksa, satunya lagi ganteng2 bau kematian. :unsure:
Dear SairaAkira,
you two are such brilliant writers! ????????????????????????
ngebayangin aroma nya kayak giaman ;-)
Armenia tuh bukan ketakutan sama Zhura tapi malu-malu kucing :v eh itu anak kecilnya kesian haha horror
:rose: B-)
Azhura: Will you marry me and be my queen?
Armenia: Yes i do
Azhura: i love you, you are my dsteny. :heart: :rose:
Armenia: i will learn to start love you. So, please stay in my in side for now.
Azhura: sorry, i don’t. Because, i never to in your in side now. I will do it as long i can take my breath. I will your in side forever^^
Armenia:”…..”
YAZZA! YAZZA! :rose: :rose: ;-)
AKU MENEMUKAINNYA! HAHAHA DIA JODOHNYA YAZZA. BENER GAK YA? HEHEHE MSH MISTERI TT____TT
Ada yang mo nikah tapi undangannya kok ndk sampai sini iya :scratch: :scratch:
Semangat selalu team PSA
selamat bekarya kaka2 aq kan stia menunggu updte ceritanya :rose:
Aduch…. Armenia… Malu tp mau.. Ampun dech… :scratch:
Apa itu sang kematian? Kalo iya makin seru aja ceritanyaaa..
Lamaran pernikahan dengan paksaan ….hmm..hmm, ,, tapi tenang saja Armenia…kmu akan tetap dicintai maha dewa Azhura khan tanpa batas….#suka bgt ma cowok dg karakter yg tegas n agak2 kejam gitu…hahaha,
Deg…deg….makin seru
Meskipun dengan paksaan tapi senang juga armenia mau menikah dengan azhura :D
Baca ulang lagi…..
Teh saira -aih berasa pengen teh –” #salah fokus #butuh aqua
Teh saira, teteh ada typo di bagian awal hmm gak awal banget sih tapi gak tengah… yang kalimatnya “sang pengantin yang asil… ” teteh nulisnya gituu~ typo asli ya teh?
Cuman menyampaikan #jangan marah
Dibujuk toh Azhura..bukan di ancam…sapa yang mau luluj :ARGH :ARGH :ARGH :ARGH :ARGH
Apakah anak ini jadi jodohnya Yazza di masa depan *mulai imajinasi tk. dewa* :MUEHEHE :MUEHEHE :MUEHEHE :MUEHEHE
kalau malaikat kematian nya kayak gini mah, patut diperhitungin juga nih
mempesona dan horor disaat yg bersamaan… Smpe skrang saya susah membayangkan visualnya karakter di cerita yg ada di sini.. Susah mungkin krna sking gntengnya
Malaikat kematian udh dtg nihh…..?
Jangan galak2 bang.. ntar armenia-nya malah salah paham lagi..
Maksud hati mempercepat pernikahan untuk perlindungan tapi kalo diselipin ancaman keji ya jadi minus kan..
malaikat kematian aja serupawan itu, rela aja kayaknya kalau harus kehilangan nyawa..
Hahaha..
Dan kemudian masih nunggu moment terkuaknya identitas asli sang pengantin..
itu ngelamarnyta gag bisa agak dilembutin dikit, armenia jadi takut kan….kayaknya makin bakal kecantol sama yazza tp sayang bau kematian ._.v
:WELL :LETNANPARIS
Walaupun harus dengan paksaan yg penting armenia mnyetujui prnikahan itu, tpi sbnarnya armenia juga suka kaan sama zhura?? Pesonanya emang ga trkalahkan, cuma krna prnikahannya yg trlalu cepat jdi dia agak trtekan..
romantis dikit kek jadi calon suami :3 jangan malah nakut2in armenia dgn tatapan tajammu itu bang -,-
kira kira di kehidupan nyata yang cocok meranin dewa kematian sapa ya gak kebayang aku.. terlalu sempurna ha
Saking geregetannya jadi gak bisa nahan gitu wkwk lamaran yang penuh dengan ancaman mengerikan, siapa yg gak takut coba-_- Tapi demi kebaikan armenia ya apa boleh buat wkwk
Azhura ini pemaksa sekali :AZHURAKAHN
makin deg degan kedepannya…
Armeniaa
Dewa kematiann :aaaKaboor
Malaikat kematian?
omg malaikat kematiannnya udah datang,, cepat nikah azhura armenia sebelum ketahuan ama dewa kematian :aaaKaboor
:YUHUIII
:CURIGAH
Kangen Azhura sama Armenia :bearhelanapas
*maaf dengan komentar sama
:MAWARR
Itu pasti sang kematian kan..?
Dewa kematian muncul… :TERHARUBIRU
:banyakduit :banyakduit :banyakduit
:MAWARR
yes yes yes :BAAAAAA
Makin seru dan makin meneganngkan
Cuuzz ke part selanjutnya :aaaKaboor
:KETAWAJAHADD
:tepuk2tangan :tepuk2tangan
:NABRAKKACA
:RAKUSS Ε«
:DOR!
:tendangkerikil
Ntah ngpa ska bgt ma krakter2 cwo yg posesif gmn gtu,,, :inlovebabe
maz nanyaa aku aja yak:))) aku jawab iyaa kokk :BAAAAAA
:tepuk2tangan :tepuk2tangan
Sangking cakep nya si dewa kematian sampe dikira malaikat
:BAAAAAA
Sereeemmm iihh
:TERHARUBIRU :TERHARUBIRU
kenapa saya selalu suka dg tokoh antagonismu saira akira..???ckckck…lebih suka dewa kematian daripada mahadewa …semangat saira akia!!!
Azalel….
Saya kok levih penasaran sama dia, ya??
ya ya ya :catmusictime
Please approve me
sang dewa kematian mengerikan sekali :KAGEET
:DOR!
..
Bersamaan dengan pernikahannya Armenia disitu juga sang Kematian bangkit…….dan sekarang dia sudah menemui Khaeva
Malaikat…. Maut..
??
Akhirnya armenia bilang ‘ya’
Ya, dia juga malaikat, tp malaikat maut…hhhhh
Woooaaaah akhirnya sang kematian menampakan diri :goyangkaki
sang kematian yang berwajah malaikat,..
banyak mungkin para kaum hawa yang bakal bahagia kalau sang kematiannya tampan rupawan
Kerennn
Makin seruuu
:panikhati
Malaikat…… Kematian?
Grim Reaper :CURIGAH
Armenia berani banget ngelawan Azhura walaupun pada akhirnya bilang ‘ya’ jg kan..
Azalel menampakan diri..
Sudah muncul ternyata :LARIDEMIHIDUP
Sang Kematian datang :tepuk2tangan
Ganteng nya kayak malaikat maut nya di Goblin ga nih :KETAWAJAHADD
Dewa Kematian bak Malaikat :tepuk2tangan :tepuk2tangan
Dewa kematian datang
Gak kebayang mukanya si dewa kematian gantengnya. Kok kyaknya aku jd jatuh hati sm si dewa kematian yah
Wow wow si dewe kematian menampak kan diri :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP
Armenia berani banget ? sampai Azhura mau marah ?
Khaeva kau memang pengantin Azhura tapi yang palsu :V
Armenia……. Jodoh Sang Dewa :GERAAH
Jangan-jangan… Tu anak pasangan takdir Yazza, setelah dijatuhi hukuman sama Asaka #nyengir
malaikat kematian >< . semoga aja ntar gk ada kerja sama ma si wanita iblis -.-
ini kaya kalimatnya Akira ke Asia :inlovebabe :PELUKRINDU
refresh story baca ulang habis udah lama hehehehe :LOONCAT
iyaaa, ini kayak yg akira bilang ke asia :NGEBETT
Dewa kematian
Wajah ganteng tp malaikat maut :LARIDEMIHIDUP
jadi inget tgw jadinya :GOOOAWAY
:inlovebabe :inlovebabe
Malaikat kematian itu mah hahaha
Shinigami
Wuih tapi kok anak itu bisa liat dewa kematian yah? Ato emang sengaja dia ngemunculin dirinya
Hoh setampan itukah ‘sang kematian’?
Hmm dewa kematiannya ganteng tapi ko bau dupa :PATAHHATI :PATAHHATI
:LARIDEMIHIDUP
dewa kematiannya ganteng ?? mungkin itu dong wook :inlovebabe
Eeaaa.. Blum bisa move on dari Goblin nih yeee hihihi
“Apakah engkau malaikat?”
“Mungkin saja, nak. Tapi itu tergantung kau memanggil malaikat yang mana?”
Kata-katanya sama seperti di TGW, saat Asia pertama kali bertemu dengan Asia. Hyaaa… Babang JA bikin baper deh :inlovebabe #ehsalahlapakhihihi (ditendang Azhura) :SERET
Eaaaa, malaikat kematian sudah muncul
sang malaikat kematian.. :LARIDEMIHIDUP
huuh sih khaeva sombong ????
sang kematian datang :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP
Wohoooo akhirnyaaa
awalnya baca tegang gt. takut kalau Zhura marah..
dan finally sang kematian ..
Gak sengaja nyium bau melati sama kantil aja sudah lari tebiritbirit+sawan gak karuan, apa kabar kalo nyium bau dupa yah??? begidik sendiri eh
:tidakks!
Dewa kematian yg menyeramkan. ??
Ya.. Armenia pengantinnya Azhura Kahn..
Memaksakan kehendak.. ya kan itu biasa..
Malaikat kematian
@Projectsairaakira
horang kaya, mandi aja pake berlian huhuhu
ganteng-ganteng bau dupa #eh :LARIDEMIHIDUP
gapapa, orang ganteng mah bebas hahaha
Malaikat kematian ganteng, jadi pengen liat. Apa kayak yang di drama itu wkwk
Imi kemunculan pertama kali nya si dewa kematian :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP
Yazza ?
Ya atau Tidak untuk Armania
Pasti Ya kannnn
Sang Kematian ?
Kalo Armenia sih “yes”
Kalo aku sih yes!
Dewa kematian :LARIDEMIHIDUP
Grim Reaper muncul :LARIDEMIHIDUP Walaupun gantengnya kayak si Dong Wook, tetap aja Malaikat Kematian :LARIDEMIHIDUP
Khaeva menggelikan sekali kamu
Jirr mandiny pake berlian, woww
Sang malaikat kematian muncul
Yazza membantuki moveon dari Azhura :LARIDEMIHIDUP
:ASAHPISAU2
Wahhh sang kematian mau jadi saksi pernikahan Azhura..
Beneran merinding ya kali ada yg lewat bau dupa begitu..
apakah itu dewa kematian?
wah si armenia ma azhura harus segera menikah kalau gitu heheh..
?oh migos oh migos
:DOR!
Kenapa mesti dengan paksaan baru bilang iya siii :NGEBETT
Ngeri kali ya klo diem trus ada bau dupa gtu berarti sang kematian ngelewat :kabuuuur!
Dewa kematian :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP
Baru x ni dewa kematian berwajah tampan,,,,
:KAGEET :KAGEET :KAGEET :KAGEET :KAGEET :KAGEET
Wajah dewa kematian menipu yaa. Terlalu tampan kayaknya huaaa
:GOOOAWAY :GOOOAWAY apakah kebohongan Ruth akan terbongkar saat itu juga?
Asoka jadi keinget film india itu loh yg suka di tonton mamahku wkwk ??
Serem gimana gitu, dupa kematian
benci banget sama khaeva gak tau diri, buah jatuh emang gak jauh dari pohonnya ?
Jadi inget pas akira bilang…
Tergantung malaikat mana yang kau maksud :ketawaalapenjahat
Ah klau dewa kematian.a seganteng itumah gue jg rela wkwkwk
Malaikat kematian datang
Waaaaaaa jangan tolak azhura ku armeniaaa he’s mineee :3 fufufuu moga2 ruth dan khaeva ilang ae ilang jan muncul2 lagii
Wah… Sang kematian sudah datang :LARIDEMIHIDUP
mandi berlian putih katanyaaaaaaaaaaaaaaa :nangisgulinggulingan :nangisgulinggulingan :nangisgulinggulingan :nangisgulinggulingan
Beruntunglah nasip mu
Di lamar baik2 tp malah kau tolak
Pikirkan nasip Asia atau Aiko
Mereka tak seberuntung dirimu
??
Ya elah bang di tolak geh langsung ngancam gimana kagak takut Armenia ny :CURIGAH
Malaikat kematian ganteng gitu mau aku di cabut hati nya :NGEBETT
Dipaksa dewa tampan gitu mana tahan coba wkwk. Ya ampun itu putri pengantin kw ga tau duduk bgt dah. Dewa kematian kamu insyaf ajaaa deh jadi dewa cintanya aku ?β€οΈ
βsang kematianβ kek malaikat ya, duh duh.. Jadi penasaran sama visual coganΒ²nya nih :ragunih :tepuk2tangan
:LARIDEMIHIDUP
Baca ulang
:NGEBETT
Malaikat pencabut nyawa ahhh tdkkk
bikin merinding
Yazaa… ?
Noh kan Yaza :tidakks!
sang kematian… huh pantes dia bilang tergantung malaikat mana yg anak kecil itu sebut
dasar :BANTING!
Wuah mantap pemburu nyawa udah datang
Sang kematian sudah menampakkan diri,,,hmmm jgn2 anak kecil itu jodohnya sang kematian…. :BANTING! :nangisgulinggulingan
Apa yg akn trjdi ya dgn Putri Khaeva???
:berharapindah
Wajah si malaikat menipu
Malaikat pencabut nyawa jadi inget drakor goblin hehehe
Sang kematian datang ?
Sabar atuh buyut Zhura sama anak 17th
Khaeva
Terlalu “pintar” wkwkwk :bergoyang
Ketika sang dewa kematian muncul?
Khaeva dgn pd_nya menjadi pengantin azhura.. cocoknya sama azalel aja “Dewa kematian”…
Kl yg ngajak nikah kayak azhura dan sedekat itu???melting ak!!!udh wangi tampan lagi trus naik kuda berdua.beeeh…romantisnyaa
Gemes
dewa kematian
Kalo malaikat kematiannya cakep auto jadi saingan si Azhura nih
Dewa kematiann
rereadβ€οΈπΉ
dewa kematian malaikat kematian whatever you named it selalu keinget hades
Baca lagi
Baca ulang
Kalau aku si ya
Sambil menunggu TTQ, baca lagi..
Baca ulang
Apaka aku sudah mengomen
Yuhuu
Baca ulang lagi
Aura intimidasinya gilaaakk
Kau tidak bisa mundur armenia
auranyaa.. behh..
Khaeva
auranya itu loh,, tolong
rr!!
He’s hot, I mean ‘sang kematian’ he’s hot
Yazza udah dateng…
‘Sang kematian’