Azhuras Bride

Azhura’s Bride Part 10: Tanda Kepemilikan

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

projectsairaakira Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat

Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

3,209 votes, average: 1.00 out of 1 (3,209 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...
Baca Parts Lainnya Klik Di sini

SINOPSIS DI SINI

Armenia menghela napas panjang sambil menatap dirinya di cermin. Gaun pengantin merah itu tampak begitu indah di tubuhnya, sangat pas seolah-olah itu memang diciptakan untuknya. Ujung gaun itu dihiasi dengan sulaman emas berkilau, menjuntai di bawah kakinya.

Armenia menggulung rambut hitamnya dengan gulungan sederhana yang cantik, lalu meraih kain panjang tipis berwarna senada untuk kerudungnya, dan kemudian memasangkan di kepalanya.

Sekali lagi Armenia menatap dirinya di cermin. Warna merah pakaiannya benar-benar menonjolkan keindahan matanya yang keemasan, membuatnya tampak semakin bulat dan bercahaya, pun dengan rambut hitamnya yang samar-samar tercermin dari kerudung tipisnya, membuat sosok Armenia sekarang benar-benar seperti seorang puteri kerajaan, sangat berbeda dengan Armenia yang biasanya berpakaian ala gadis sederhana, puteri peternak.

Jantung Armenia tiba-tiba berdebar, membayangkan sosok Zhura AL Gul yang sekarang menunggunya di luar. Lelaki itu, yang kemarin masih merupakan lelaki asing baginya, hari ini akan menjadi suaminya.

Suaminya….

Armenia mengulang-ulang kata sebutan itu, mencoba membuat dirinya tenang dan terbiasa. Tetapi tentu saja itu tidak berhasil baginya, membayangkan Zhura Al Gul menjadi suaminya hanyalah membuat jantung Armenia berdebar semakin kencang.

Armenia langsung menggengam kalung rami berisi batu rubi peninggalan ibunya, untuk menenangkan dirinya, Dihelanya napas panjang beberapa kali sebelum kemudian melangkah menuju pintu.

***

Ketika Armnia melangkah keluar dengan hati-hati, dia langsung berhadapan dengan Zhura Al Gul, yang masih berdiri di sana dengan begitu agung, menunggunya.

Lelaki itu, sedikit menegakkan punggungnya ketika melihat Armenia keluar dengan pakaian pengantinnya, ekspresinya sama sekali tidak terbaca sehingga Armenia sedikit berdebar karena menduga-duga.

Zhura Al Gul melangkah mendekat, dengan langkah yang pelan seperti seekor macan kumbang yang mengitari mangsanya sebelum dimakan, lelaki itu lalu berhenti tepat di depan Armenia. Mereka saling bertatapan, mata emas dengan mata emas yang berpadu.

Suasana yang mengitari mereka terasa begitu magis, seolah-olah alampun berhenti sejenak, untuk memberi kesempatan dua mahluk ini berhadapan dalam keheningan.

Lalu Zhura Al Gul mengulurkan tangannya, ujung jemarinya menyapu lembut pipi Armenia, menelusuri kehalusan disana,

“Isteriku.” Suara Zhura Al Gul bagaikan mantra, menguar di udara, bagaikan pernyataan kepemilikan yang diumumkannya kepada alam semesta.

Dan keheningan itu dipecahkan oleh pintu yang dibuka tiba-tiba secara kasar.

“Armenia! Kau tidak akan percaya, aku melihat kuda hitam itu….” Suara Jelena yang membuka pintu rumah  dengan terburu-buru mendadak terhenti ketika melihat pemandangan di depannya.

Jelena langsung terpaku, dengan mulut menganga, menatap sosok Zhura Al Gul yang berwibawa dengan pakaian hitam bersulam emas dan kain hitam yang diikat di kepalanya. Mata Jelena beralih ke arah Armenia, melihat Armenia dengan pakaian pengantinnya yang luar biasa, lalu matanya membelalak semakin kaget.

Zhura Al Gul melepaskan sentuhan jemarinya dari pipi Armenia, dan kemudian melangkah dengan tenang, berdiri di sebelah Armenia. Lelaki itu tidak berkata-kata, seolah membebankan kewajiban untuk menjelaskan kepada Armenia.

Armenia berdehem, merasakan tenggorokannya yang tiba-tiba tercekat.

“Jelena…. ini Zhura Al Gul, kepala suku dari klan pemburu…. kami… eh, kami akan menikah…”

“Menikah??” Jelena setengah memekik tak percaya. Matanya menatap Armenia dan Zhura Al Gul berganti-ganti.

Pada saat itu, Zhura Al Gul dengan tenang melangkah maju, tersenyum ke arah Jelena,

“Kurasa aku akan meninggalkan kalian berduaan di sini untuk berbicara.” Alunan suaranya begitu lembut, bahkan Armenia bisa melihat pipi Jelena langsung bersemu merah ketika menerima senyuman lelaki itu, Zhura Al Gul menoleh kembali ke arah Armenia, “Aku akan menunggu di depan bersama Baraga.”

Dan setelah itu, Zhura Al Gul melangkah keluar sebelum menutup pintu di belakangnya.

Seketika itu juga, Jelena memekik, dan setengah melompat menghampiri Armenia, perempuan itu meletakkan jemarinya di dua sisi pundak Armenia, menatap Armenia dari ujung kepala sampai kaki, matanya masih membelalak tak percaya.

“Kau akan menikah?” Jelena berusaha memelankan suaranya tetapi yang keluar masih pekikan serasa tercekik di tenggorokan.

Armenia menatap ke arah pintu tertutup itu, menatap Zhura Al Gul yang menghilang di baliknya.

Ketika dia berbicara, suaranya setengah berbisik.

“Dia datang kemarin, dan kata ayah, Zhura Al Gul sudah dijanjikan menikah denganku sejak dulu, jadi dia datang untuk menikahiku di umurku yang ketujuhbelas tahun…” Armenia menelan ludahnya, mengungkapkan perasaannya kepada temannya itu,  “Aku takut, Jelena.”

“Takut?” Jelena memutar bola matanya, “Kalau tiba-tiba seorang lelaki setampan itu datang untuk melamarku, lelaki setampan itu! Aku pasti akan langsung menerima lamarannya, dan kemudian pingsan di tempat saking bahagianya.” Jelena terengah seolah kehabisan napas ketika membayangkan Zhura Al Gul, dia menatap Armenia dalam dengan sungguh-sungguh, “Kau sangat beruntung, Armenia!”

Armenia mengerutkan keningnya, “Beruntung?”

“Tentu saja!” Jelena mengangguk meyakinkan, “Bahkan pangeran dari kerajaan seberangpun tidak setampan itu, aku pernah melihat pangeran dari negeri seberang itu ketika beliau mengikuti parade di pesta kunjungan kerajaan Garaya yakinlah bahwa seorang pangeranpun kalah jauh dari calon suamimu itu. Dan calon suamimu itu pasti sangat kaya, kau lihat kan pakaian yang dikenakannya?  Dan lihat saja pakaian yang diberikannya padamu!” Jemari Jelena menelusuri kain halus di gaun Armenia. “Aku belum pernah memegang kain sehalus ini. Calon suamimu itu pastilah pria yang berkuasa.”

***

Kata-kata Jelena itu masih terngiang di benak Armenia ketika dia keluar untuk menemui Zhura Al Gul yang masih berdiri di sebelah Baraga yang setia. Kuda hitam yang gagah itu sedang merumput menemani tuannya, dan meringkik senang ketika Armenia mendekat.

Tadi Jelena dan keluarganya sudah berangkat bersama ayahnya terlebih dahulu, karena perjalanan menggunakan kereta harus menempuh jalur memutar yang sedikit lebih jauh daripada jalur singkat yang bisa dilalui dengan berkuda. Tapi Ayahnya bilang akan menemui mereka di kuil Azhura Kahn.

Mata Armenia menatap ke arah mata emas Zhura Al Gul, dan kemudian menunduk, menatap telapak tangan kokoh lelaki itu yang diulurkan kepada Armenia,

“Kemarilah.” Zhura Al Gul bergumam seperti memerintah, hanya saja nada suaranya lebih lembut.

Armenia menatap ragu ke arah punggung Baraga yang tinggi, sedikit takut. Dia tidak pernah naik kuda sebelumnya. Kalau mereka naik ke punggung Baraga yang tinggi itu, pasti rasanya akan sakit sekali kalau mereka jatuh….

Tatapan mata Zhura Al Gul melembut ketika menyadari ketakutan di mata Armenia,

“Aku akan menjagamu.” Bisiknya halus, masih mengulurkan tangannya.

Armenia menelan ludahnya, menatap uluran tangan Zhura Al Gul, dan kemudian mengulurkan jemarinya, membiarkan jemari kokoh Zhura Al Gul menggenggamnya,

Dengan cepat, seolah Armenia seringan bulu, Zhura Al Gul mengangkat Armenia ke punggung Baraga yang merendah siap dinaiki, dan kemudian dia menyusul Armenia naik ke punggung kuda.

Dalam sekejap, aroma manis yang menggoda itu melingkupi Armenia, menguar dari tubuh Zhura Al Gul, melingkupinya dengan keharuman surgawi dan entah kenapa membuat hatinya tenang.

Zhura AL Gul menarik tali kekang kudanya, tubuhnya maju dan memeluk Armenia dengan sebelah tangannya, seketika itu juga Baraga langsung berderap, melaju melintasi padang rumput hijau nan subur itu, menembus jalan setapak ke arah hutan.

Armenia mengernyit ketika angin kencang menghembus rambutnya, kerudung indahnya berkibar tertiup angin, mengikuti kencangnya Baraga berlari, tanpa sadar dia menempelkan tubuhnya erat-erat dan berpegangan rapat-rapat ke tubuh Zhura Al Gul.

Tidak disadarinya lelaki itu tersenyum di atas kepalanya, lalu memacu kudanya semakin kencang, sengaja supaya Armenia semakin berpegangan merapat kepadanya.

***

“Kau sudah cukup cantik, anakku.” Ruth yang mengenakan gaun biru indah dari bahan terbaik, tersenyum lebar, menatap ke arah Khaeva yang baru saja keluar diiringi oleh dayang-dayangnya menuju lorong istana. Beberapa pelayan pria membawakan keranjang persembahannya yang tampak berat, penuh dengan berbagai persembahan terbaik, bunga-bunga termahal, kain sulaman paling indah, dan batu permata merah, untuk dipersembahkan kepada sang Azhura Kahn.

Khaeva membalas senyum ibunya dengan penuh percaya diri,

“Aku sudah siap ibu.” Jantung Khaeva berdebar penuh antisipasi di setiap langkahnya. Mereka melangkah menuju aula luar istana, persembahan pertama Khaeva akan dilakukan pertama kali, sebelum anak-anak perempuan dari seluruh penjuru Garaya memberikan persembahan mereka yang pertama.

Hari ini, untuk pertama kalinya, pintu-pintu raksasa yang menutup keseluruhan kuil Azhura Kahn dibuka lebar-lebar, sehingga seluruh penduduk yang datang berbondong-bondong bisa melihat langsung persembahan pertama Khaeva kepada patung Azhura Kahn.

Ketika Khaeva hendak sampai di pintu tembusan yang langsung menuju bagian utama kuil terbesar Azhura Kahn, dia berpapasan dengan pendeta tertinggi istana, sang Asoka, pendeta tua yang merupakan pemimpin tertinggi Garaya.

Pendeta Asoka sepertinya sudah menunggu di sana, dengan jubah merahnya yang khas, dan tudung yang menutupi kepalanya. Pendeta tua itu menatap Khaeva, lalu sedikit menganggukkan kepalanya, dengan maksud memberi hormat.

Khaeva membalas salam itu dengan membungkukkan tubuhnya penuh hormat, meskipun rasa tidak nyaman mulai meresapi hatinya. Khaeva selalu bertanya-tanya, kenapa pendeta Asoka yang merupakan pemuja dewa Azhura ini, selalu bersikap dingin kepadanya. Lelaki tua itu tetap bersikap hormat dan memperlakukannya dengan baik sebagai pengantin sang Mahadewa Azhura Kahn, tetapi entah kenapa, seolah-olah sinar matanya tidak bisa menyembunyikan rasa tidak sukanya kepada Khaeva. Dia menolehkan kepalanya kepada ibunya yang sejak tadi mengikuti di belakangnya, dan Ruth, yang juga merasakan siikap dingin sang pendeta tertinggi, hanya mengangkat bahunya.

“Anda sudah siap.” Suara Pendeta Asoka terdengar serak dan berat.

Khaeva menganggukkan kepalanya.

Pendeta Asoka langsung membalikkan tubuhnya, dan bergerak membuka pintu besar, yang membatasi lorong istana dengan bagian utama kuil.

“Kalau begitu, mari kita lakukan persembahan itu.”

***

Ketika kuda mereka lepas dari hutan dan sampai di pusat kota kerajaan Garaya, suasana tampak sepi. Sepertinya seluruh penduduk sudah berkumpul di kuil terbesar sang Azhura Kahn, untuk menyaksikan persembahan pertama puteri Khaeva.

Zhura Al Gul lebih dulu turun dari kudanya, lalu berdiri di samping kudanya, meraih pinggang Armenia dengan jemarinya yang kuat, dan mengangkatnya, sejenak dia sedikit memeluk Armenia sambil memeluk pinggangnya, lalu menurunkan Armenia ke tanah.

Zhura Al Gul menatap sekeliling mereka yang sepi, lalu lelaki itu mengeluarkan jubah hitam dari kantong pelana kudanya, dan sebelum Armenia sempat membantah apapun, lelaki itu menangkupkan jubah hitam yang tadi diambilnya, ke tubuh Armenia, membantu lengan-lengan Armenia masuk ke jubah itu, dan setelahnya memasang tudung di kepala Armenia, hingga seluruh baju dan kerudung pengantin Armenia tertutup.

“Kau pasti setuju bahwa penampilanmu jangan sampai terlalu mencolok, ada banyak sekali manusia di sini.” Zhura Al Gul tersenyum ke arah Armenia, dan kemudian jarinya menelusuri jubah Armenia, bersikap seolah merapikan jubah Armenia, hingga kemudian tangannya berdiri di pinggang Armenia.

Mereka berdiri merapat, sementara jemari Zhura Al Gul masih menangkup pinggang kecil Armenia.

“Kau begitu mungil.” Zhura Al Gul mengerutkan keningnya, seolah-olah sedang menimbang-nimbang untuk meremukkan pinggang Armenia. Tetapi ternyata tidak dilakukannya, tatapan lelaki itu terpaku kepada kalung rami yang melingkari leher Armenia, sejak tadi  ujung kalung itu tersembunyi di balik leher gaun Armenia dan sekarang bahkan makin tersembunyi di balik jubah hitam yang melingkupi tubuh Armenia.

Jemari Zhura Al Gul bergerak, dan mengeluarkan kalung itu tanpa Armenia sempat mencegahnya, lelaki itu meletakkan bandul kalung yang berbentuk anyaman kantong, dan melihat ada batu rubi merah di bagian dalam kantong itu.

“Kau selalu memakainya.” nada suara Zhura Al Gul menyiratkan dia mengetahuinya sejak lama.

Armenia mengangguk, menatap batu rubi di dalam kalung itu yang seolah tampak semakin bercahaya di telapak tangan Azhura.

“Itu peninggalan ibuku… aku tidak ingat… tapi ayahku yang mengatakannya.”

Zhura Al Gul mengangguk. “Aku tahu.”

“Kau tahu?” Armenia langsung menyambar, penuh rasa ingin tahu. Ayahnya sangat jarang menceritakan tentang ibundanya, sehingga informasi apapun menyangkut ibundanya selalu menarik bagai Armenia.

“Aku teringat ibumu waktu itu, ketika itu kau masih kecil. Ibumu perempuan yang cantik dan sangat menyayangimu, Armenia.” ada kelembutan di mata Zhura Al Gul ketika menatap Armenia.

“Benarkah?” perasaan Armenia terasa hangat, dia tidak bisa mengingat seperti apa ibunya. Ayahnya selalu berkata bahwa ibunya mirip dengannya, tetapi itu tidak cukup untuk membayangkan seperti apa ibunya, dan itu membuat Armenia sedih. Tetapi sekarang, mengetahui bahwa ibunya menyayanginya, membuat Armenia merasa bahagia.

“Aku yang memberikan batu rubi merah ini kepada ibumu.” Zhura Al Gul berkata dengan nada misterius yang menyelinap di sana. “Dan ibumu membuatkan anyaman kalung rami sebagai tempat batu ini, lalu memberikannya kepadamu, untuk melindungimu.”

“Untuk melindungiku?” Armenia mengernyit, sedikit terkejut dengan informasi yang diperolehnya bahwa Zhura Al Gul-lah yang memberikan batu rubi merah itu, kalau melihat penampilan Zhura Al Gul, lelaki itu hanya sedikit lebih tua darinya, jadi waktu itu Zhura Al Gul pastilah masih remaja.

“Ya, siapapun yang melihatmu memakai batu rubi itu, akan mengurungkan niatnya untuk mengganggumu.”

Armenia menatap Zhura Al Gul ingin tahu, “Karena semua orang itu tahu bahwa kau akan melindungiku?”

Zhura Al Gul tersenyum samar, senyum yang sedikit menggoda, jemarinya menurunkan kembali batu rubi  itu, dan meletakkan kalung Armenia, kali ini bergantung di luar pakaian Armenia,

“Bukan,” Mata Zhura Al Gul bersinar lembut, “Mereka semua tidak akan berani mengganggumu, karena kalung ini menandakan bahwa kau adalah milikku.”

 

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

KONTEN PREMIUM PSA


Semua E-book bisa dibaca OFFLINE via Google Playbook juga memiliki tambahan parts bonus khusus yang tidak diterbitkan di web. Support web dan Authors PSA dengan membeli E-book resmi hanya di Google Play. Silakan tap/klik cover E-book di bawah ini.

Download dan install PSA App terbaru (No Ads) di Google Play

Welcome To PSA

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

KONTEN PREMIUM PSA


 

Semua E-book bisa dibaca OFFLINE via Google Playbook juga memiliki tambahan parts bonus khusus yang tidak diterbitkan di web. Support web dan Authors PSA dengan membeli E-book resmi hanya di Google Play. Silakan tap/klik cover E-book di bawah ini.

Download dan install PSA App terbaru di Google PlayWelcome To PSAFolow instagram PSA di @projectsairaakira

Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

Bagian dari Mystical Kingdom Universe

  1. Azhura’s Bride
  2. Reaper’s Destiny
  3. The Tyrant’s Querida

 

237 Komentar

  1. amaterasuyuki menulis:

    yes! benar banget

  2. ini namanya Modus :D :yahoo:

  3. asikk ada tanda nihh

  4. @sya_shi nah bener tuh ini namanya modus

  5. Gak sabar baca lanjutannya…

  6. jungsoopark01 menulis:

    :yahoo:

  7. so sweet banget Azhura…

    btw, seyogyanya itu artinya apa?

    1. azzhaurakazumi menulis:

      sama artinya seperti “seharusnya” sepantasnya….

  8. wuahh … makin so sweet .. :yahoo:

  9. So sweet bgt :heart:

  10. Armenia Hwaiting :bye: :bye: :bye: :bye:

  11. ”karena kalung ini menandakan bahwa kau adalah milikku”
    kyaaaaa :heart: :yahoo:

  12. namelessnav menulis:

    haduhhh ada modus modusnya gitu ya pas berkuda so cuteeee

  13. pratiwi120390 menulis:

    :yahoo: :yahoo: :yahoo:

  14. demetra_uniq menulis:

    Pas Armenia pake baju pengantin tiba2 yg kebayang difikiran saya adalah pakain pengantin ala2 india… kyak yg dipake ratu jodha di jodha akbar hehehe… sumprin imajinasi saya nyampenya cuma segitu sih… suka pake banget ma kalimat Azhura yg di akhir cerita… karen mereka tau kau adlh milikq… keren deh buat si mahadewa :yes: :good:

  15. azzhaurakazumi menulis:

    Goyang goyang :yahoo: :yahoo: :yahoo: wkkkk

  16. indahsariputrip menulis:

    DEWA AZHURA MODUS! :yahoo: :yahoo: :yahoo:

  17. indahsariputrip menulis:

    LAGI DAN LAGI…
    SWEET MOMENTS AZHURA-ARMENIA BUAT BAPER TT____TT

  18. Dewa bisa modus hehe

  19. AprillianiDwi menulis:

    Part ini lumayan pendek ya dibandingkan part2 sebelumnya… Btw, Azhura so sweet bgt disni… (Kalung rubi itu bukan menandakan kalo Armeni akan slalu dilindungi Azhura tapi menandakan klo Armenia adalah milik Azhura…)… :ARGH :ARGH ….meleleh hatiku kalo digituin…#berasa jd Armenia….

  20. Shin Sooyeon menulis:

    Aih bisa ajah mahadewa modusnya haha :D

  21. funnypa1000 menulis:

    Yowoh,,,dewa bisa banget modusnya yakk…Armenia,,armenia,,armenia,,,siap-siap aja yuukkkk :HIRO :HIRO :HIRO :HIRO :HIRO

  22. “Mereka
    semua tidak akan berani mengganggumu, karena
    kalung ini menandakan bahwa kau adalah milikku.”

    terbang rasanya!!!

  23. Gabisa berhenti, maunya baca terus :’D

  24. yoonnee88 menulis:

    Karena kalung ini menandakan bahwa kau adalah milikku #eeaaaa bisa aza modusnya ini kata2 favorite

  25. bkin melting aja nih azhura… Kalung itu untuk menandai kalo armenia milik azhura.. Pngen pingsan :v

  26. Azhura curi2 kesempatan ya bisa meluk2 armenia..
    Sabar bang bentar lagi.. dikit lagi..
    Hahaha

  27. yudithtadamo13 menulis:

    Azhura kamu nakal ya….hahaha

  28. yeppppie akhienya armenia-azhura nikahhh juga…azhura modussss bgt, mau dong dimodusin juga

  29. So sweet :BAHAGIA :BAHAGIA

  30. syahrianti menulis:

    Yeyy bentar lagi mereka nikah, khaeva akan tamat riwayatnya wkwk

  31. junhyarti6 menulis:

    azhura khan mah sweet abis, g mna ngga melting selalu brusaha utk melindungi armenia sang calon istri

  32. listia4545 menulis:

    azurakhan sweet bangettt bahkan hidungku sampe mimisan haha :D

  33. Perlakuan lembut azhura ke armenia bikin melting asliii wkwk Seneng deh kalau armenia jadi gadis penurut nan lemah lembut gitu…

    Tapi gatau kenapa baju pengantin warna merahnya armenia malah kebayang baju baju ala india gitu-_-

  34. Ngomong-ngomong ini dia duduk di depan apa belang ya? Gimana cara berpegangan erat ke tubuhnya Zhura al Gul kalo dia di depan hhahaha

  35. silvyagatha menulis:

    :AZHURAKAHN :AZHURAKAHN :AZHURAKAHN

  36. sweet banget si Azhura khan… :AZHURA

  37. Aduuuuhhh… bang dewa azhura, pintar amat ambl ksempatan…hehehe

  38. khamidakhamida menulis:

    Asekasek..

  39. Ooh bisa mengoda juga toh si dewa

  40. Azhura :inlovebabe

  41. Bisa banget modusnya mahadewa ?

  42. andinioktsyarisa menulis:

    azhura dikau so sweet banget sih,, jadi senyum” sendiri baca part yang ini walaupun agak pendek tapi tidak masalah karna ceritanya bagus banget

  43. :YUHUIII

  44. :AKUGAKTERIMA

  45. Kangen Azhura sama Armenia :bearhelanapas
    *maaf dengan komentar sama

  46. :AKUGAKTERIMA

  47. Kau miLikku…..ahhh miLikku :PELUKRINDU

  48. Keren nih kalung rubinya…

  49. Kau adalah milikku…
    Azhura modus banget…

  50. :freya

  51. :dengermusik :dengermusik

  52. :ternyatahulk :ternyatahulk :ternyatahulk

  53. :GERAAH

  54. :tidakks! kamuu iya kamuuu wkkwkw

  55. Hoooo mau donk di tandai seperti armenia :KETAWAJAHADD
    Siap2 dulu mau kondangan ke pernikahan sang Dewa dan Armenia :HULAHULA

  56. :PEDIHH

  57. wkwkwkw

  58. :ASAHPISAU2

  59. aishelatsilla menulis:

    :catgaksabar

  60. amaterasuyuki menulis:

    :inlovebabe :pingsan!

  61. aishelatsilla menulis:

    :catgaksabar :PATAHHATI :superhero

  62. Pas bca judul part nya q mkirnya tnda kpmilikan yg ntu tuu.. :tidakks!
    Trnyta yg dmksd kalungnya.. :HUAHAHAHAHA
    #otakmesum

  63. aduhhhh :inlovebabe :inlovebabe :inlovebabe :inlovebabe

  64. Wih si maha dewa possesive abizzz

  65. Azhura posesif bgt ??

  66. Ranny Septiani menulis:

    Awww azhura bikin melting aja siihh ??

  67. possesive sekali…

  68. “Karena kalung ini menandakan kau adalah milikku”
    Aduj, meleleh baca kata” Zhura Al Gul yg ini..
    Nikahi aku aja, Bang, kalo Armenia nggak maua, hahahaha…. :aaaKaboor

  69. :bearsalaman

  70. :MAWARR

  71. :TERHARUBIRU

  72. :NABRAKKACA

  73. Yah….kalung itu juga selalu melindungi Armenia

  74. “Kau adalah milikku” aaw mau dong digituin juga bang~♡

  75. Penasaran apa selanjutnya .. Kak aku mau baca lagi . Please..

  76. Iyalah asoka kaga suka sama kaeva, orang dia tau klo kaeva itu palsu :PATAHHATI

  77. :gulungguling

  78. suka sama sifat possesife.nya azhura pokoknya

  79. : :PATAHHATI PATAHHATI

  80. Aaaaa serasa mau teriak. So sweet banget :tidakks!

  81. :NGEBETT so sweet :inlovebabe

  82. Judulnya bikin salah fokus :cubitnakal

  83. Pingkyqueen17 menulis:

    Makin seru..
    Semangat terus Author..

  84. Posessive kali nih abang :YUHUIII

  85. Sarie Cang Henecia menulis:

    yeyyy… jdi vitamin sudahhhh

  86. Pingsan boleh? Aku klo jd Armenia udah pingsan duluan… Sang Azhura so sweet bgt :inlovebabe :tepuk2tangan

  87. Say_Hanarin menulis:

    Senangnya jadi Armenia

  88. Say_Hanarin menulis:

    :PANDAELUS :PANDAELUS

  89. Duh duh duh nih azhura khan bisa aja klo ngerayu armenia, dia yg dirayu gue yg baca cuma bisa melting sndiri

  90. melatiindahwati menulis:

    Menandakan bahwa kau adalah milikku :NGEBETT

  91. Hahaa gue melting bacanya uuu

  92. Milik ku :NGEBETT :NGEBETT

  93. Awwww…… So sweet banget :inlovebabe

  94. wina12gamegyu menulis:

    apakabar hati para gadis di sini T.T . sedih krna gk bisa kyk armenia :3 . tapi seneng juga ahzura nemuin sosok kek armenia ^^

  95. :dragonmikirdulu kayaknya Kaisar Shen juga ngomong kaya gitu ke Aiko pas dia ngasi gelang
    penanda kepemilikan yg keren :NGEBETT :NGEBETT

  96. refresh story baca ulang habis udah lama hehehehe :LOONCAT

  97. Yaampun mas… Kaya sapi kurban aja ada tanda pemiliknya wkwkwk ???

  98. Sorry sweet bgt sih azhura ?

  99. Asekkk, itu dari emakku tp bang, wkwkwk
    Eitss si Armenia kn lupa ya

  100. Hwang risma menulis:

    Uummm ? so sweet.

  101. aduh meleleh hayati bang :aaaKaboor

  102. Scaroline07_ menulis:

    Melumer dah :aaaKaboor

  103. Aranima_ss menulis:

    Butuh pegangan ini, ga kuat dede mas ?

  104. Agshdhdbdhdbfh
    Okeh siapa yg gak bakal salting kalo dengar omongan si azhura

  105. Sri Rahayu Anggraeni menulis:

    Milikku. Rasanya seneng banget kalo azhura udah ngomong itu tuh. Oh ya ampun

  106. RIFANI DWI AGUVIA menulis:

    Duh bang uddah ganteng ,dingin,romantis lagi.abang udah kaya es buah nyegerin banget ?????

  107. :KISSYOU

  108. Jejak vote sampe part 10.. Mau baca dl ??

  109. Aaiiihhh… Azhura bisa modus juga ya. Cepetin lagi aja laju kudanya biar makin erat meluknya :KETAWAJAHADD

  110. Modus si maha dewa wkwkwkwk. Suka dia ditempeli ama sang istri???

  111. azhura ?????
    hadeh sih khaeva hrz ketahuan tuh biar malu

  112. AnggiFebRitonga menulis:

    :TERHARUBIRU :TERHARUBIRU :TERHARUBIRU :tebarbunga

  113. sang kyung jung menulis:

    Aduhhhh so sweet dee zhura al gul,, armenia lucuuu polos amat da ahh

  114. afsyeengrey menulis:

    Ketika modus setingkat maha dewa beraksi wkwk :HULAHULA

  115. aishelatsilla menulis:

    :inlovebabe :inlovebabe

  116. bintang142 menulis:

    ternyata gk manusia aja yang suka modus

  117. AimeeCho838 menulis:

    Astagaaaa, berkuda berdua itu rasanya romantis banget??

  118. jenigriyani menulis:

    Persembahan suami isteri.. Armenia milik Azhura..
    aku tahu aku udah jatuh cinta sama mereka..
    @projectsairaakira

  119. fitriartemisia menulis:

    lumerrrrrr bang, adek lumeeeeeeeerrrr hahaha

  120. fitriartemisia menulis:

    reaksi yang sudah diduga hahaha

  121. fitriartemisia menulis:

    zaman dulu udah ada modus begitu ya wkwkwk
    bukan modus naik motor tapi modus ngebut naik kuda haha

  122. Harum Sari menulis:

    Bikin senyum senyum sendiri :inlovebabe :inlovebabe

  123. Duhhh itu gantengnya ga sanggup ngebayangin dehhh

  124. Co cwwwitttttt :NGEBETT :NGEBETT

  125. gabygabriella999 menulis:

    Ulala ??

  126. lighteyegirl menulis:

    loooveeee it :NGEBETT

  127. Istriku ?

  128. Kok berasa cepet banget yaa baca chapter yg ini?

  129. Ningsih Yuji menulis:

    Duh! Aku jdi senyum-senyum sendiri gara-gara si Azhura ??

  130. Kau adalah milikku :inlovebabe :PELUKRINDU

  131. :wuakakakak

  132. Sudah 3 karya kak sairaakira saya baca (TGW, Emperor’s Consort dan yang ini), semuanya selalu menggambarkan tokoh utama cewek yang mungil. Mungil yang dimaksud di sini pendek atau kurus? Pernah lihat ilustrasi Asia di TGW, Asia itu tinggi tapi kurus banget. Jenderal Akira ga tinggi banget kalau dibandingkan dengan tinggi Asia.
    Kesimpulan: mungil versi Kak Sairaakira = kurus :dragonhihihi

  133. Seperti kata jelena, kalau cowok kayak Azhura ngelamar of course i will say YESSS
    :inlovebabe

  134. Kettccchhuuupp :dragonmintacium

  135. :NGEBETT

  136. Ayu Lestari menulis:

    Armenia yg dipeluk²,yg dirangkul² lah kok diriku yg lemes hahaha..gak ada duanya nih efek Azhura..

  137. aureliafirmansyah menulis:

    armenia bener2 beruntung..
    so sweet banget si azhura..
    bener2 posesif..

  138. How sweet of you azhura? luv luv lahh

  139. :sangatterpesona :sangatterpesona

  140. Nuya Nunay menulis:

    Mau di posesif-in atuh kayak armenia :inlovebabe

  141. Ayu permatasari menulis:

    :NGEBETT :NGEBETT :NGEBETT

  142. Azhura :inlovebabe

  143. Bahwa kau adalah milikku. Huaaaa bikin baper ihh

  144. Wah wah :YUHUIII

  145. :inlovebabe :tepuk2tangan :tebarbunga

  146. uwaw so sweet banget, “bahwa kau adalah milikku” baper sangat wkwkk

  147. Duh baper nih sweet sekali sih ??

  148. Bang zura..unch unch

  149. aahhhh bagian terakhir bikin aku meleleh ??

  150. BlueCherry137 menulis:

    Meleleh ddek mas dger kata2mu :3

  151. “Kau adalah Milikku” -quotes of the day
    Wahh romantisnya ohok.. duh jadi penasaran itu mereka gimana nikahnya terus gimana ama sang kematian dan pengantin palsunyaa.. wkwk jadi inget film goblin saya

  152. Kurome Hiyoshi menulis:

    Uh… Ku jadi iri sama Armenia :PATAHHATI

  153. fitriartemisia menulis:

    eaaaaaaaaaa.. modusnya naik kuda bisa ae yaaa haha

  154. Kyaaa ga sabar khaeva ketauan

  155. That’s right Jelena kalo dilamar tiba2 sama orang ganteng and kaya pula aku mah langsung bilang yes juga :sangatterpesona

  156. “Suamiku” ?

  157. Modusnya jaman old itu naik kuda ya????

  158. Ngebayangin gaunnya pasti keren banget :PELUKRINDU

  159. :dragonmintacium

  160. Gue yg deg”an :NGEBETT

  161. aninagustina menulis:

    Wuih Mahadewa bisa modusin istrinya juga, ciee.. :NYAMAN

  162. :NGEBETT

  163. Baca ulang

  164. Suka suka suka :inlovebabe

  165. :dragonmintacium

  166. Gak kebayang reaksi Armenia pas kaget tau Asoka bersujud ddpan calon suaminya ???

  167. Wafy Noe Ry menulis:

    ???

  168. :TERHARUBIRU

  169. sayhanarin menulis:

    Iya aku milikmu bang :inlovebabe

  170. Wadaw :dragonmuahsanasini

  171. EEAAAAKKK
    adem banget dah ah ini chapter :inlovebabe :inlovebabe :inlovebabe

  172. Duh wkwk kau milikku banget?

  173. Lely Damayanti menulis:

    Sweet bgttt berkuda berduaan….kalung pengikat antara Azhura dan Armenia :bearholdon :inlovebabe

  174. Ngulang bacanya nggak pernah bosan live you deh sa yg nulis ceritanya aje gile debakk deh pokoknya

  175. Aihhh gue yg baper bang

  176. ❤❤❤

  177. Setuju sama jelena, kalo di ajak nikah sm yg tampan pasti langsung mau wkwkwk

  178. #kauadalahmilikku :kisskiss

  179. Mahadewa posesip :bergoyang

  180. Prince_Girrafe29 menulis:

    Armeniaaaa
    Dirimu dan Aiko
    Knp membuatku ingin seperti kaliaaan :kisskiss :kisskiss :kisskiss :kisskiss

  181. Airaqyoung1215 menulis:

    Yo gasssssssss kan julll :kisskiss

  182. Ashiappp?

  183. Cookies_kiss menulis:

    Love it

  184. Dhian Sarahwati menulis:

    “Kau adalah milikkku”😍😍😍

  185. Ademm dah hati ini :kisskiss

  186. :kisskiss :kisskiss aku menunggu momen selanjutnya

  187. Jelena adalah diriku kalo diposisi Armenia :kutungguapesmu

  188. :iloveyou :kisskiss

  189. yasmin cavelli menulis:

    Reread. Kangen juga 😌❤️

  190. Meleleh dedek bang :lovely

  191. Melting dongg

  192. haduuuhhh :lovely

  193. Ngakak banget sama jelenaaa hehehheh

  194. Asiah Silita menulis:

    Uhuyyy :NGAKAKGILAA

  195. dwioktapia30 menulis:

    :menor :menor :ayojadian :ayojadian

  196. Azzalea Dian menulis:

    :sebarcinta :sebarcinta

  197. Mamita Fatih menulis:

    :awaskubalasnanti

  198. Shelli Novianti menulis:

    :kisskiss

  199. Aduuu deg degaann

  200. Banyakin tandanya :happy

  201. Uhuy

  202. armenia dibucinin sejak bayi

    1. sejakk kecil ngga tuhh.. 😭😭

  203. Selamat menempuh hidup baru :awaskubalasnanti

  204. Aq sependapat dg jelena. Ketika ada lelaki setampan itu, setampan azhura kahn udah pasti pimgsan ditempat saking bahagianya😍

    1. mau berbicara pun mendadak gagu 😭😭

  205. gemess bgt kalau Armenia udah tersipu-sipu malu gitu.. :berikamiadegankiss!

  206. Jelena km menyuarakan semua pendapat orang :kamubikinngakak

  207. yang banyak aja deh :backstab

  208. Bidadari Jelita menulis:

    :berikamiadegankiss! :lovelove

  209. Haduhh baper baca kalimat terakhir Azhura :givelove :givelove

  210. Julie Permana menulis:

    :lovelove