Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira
Baca Parts Lainnya Klik Di sini
- 🔏[COMING SOON] SIRELIS & MOSES (BONUS PART Reaper’s Destiny)
- Azhura’s Bride Epilog: Takdir Sang Penuai [Reaper’s Destiny]
- Azhura’s Bride Part 45: Kesempatan Kedua (End)
- Short Story Azhura’s Bride: Tanda Perlindungan
- Azhura’s Bride Part 44: Membuka Mata
- Azhura’s Bride Part 43: Terima Kasih dan Pengorbanan
- Azhura’s Bride Part 42: Hening Setelah Badai
- Azhura’s Bride Part 41: Pergolakan Takdir
- Azhura’s Bride Part 40: Pertanyaan Sang Kematian
- Azhura’s Bride Part 39: Memaafkan
- Azhura’s Bride Part 38: Teracuni
- Azhura’s Bride Part 37: Mengalihkan Diri
- Azhura’s Bride Part 36: Kesepakatan Gelap
- Azhura’s Bride Part 35: Menggenggam Takdir
- Azhura’s Bride Part 34: Bejana Takdir
- Azhura’s Bride Part 33: Perlindungan Sang Dewa Perang
- Azhura’s Bride Part 32: Ramalan Masa Depan
- Azhura’s Bride Part 31: Perlindungan Seorang Ayah
- Azhura’s Bride Part 30: Rahasia Alam
- 🔏Little Kingdom Series: AB – Hati yang Bertautan ( Buka dengan 20 poin )
- Azhura’s Bride Part 29: Yang Paling Penting
- Azhura’s Bride Part 28: Tak Sama Lagi
- Azhura’s Bride Part 27: Rencana Alam Semesta
- Azhura’s Bride Part 26: Terpisah
- Azhura’s Bride Part 25: Ikatan dan Dendam
- Azhura’s Bride Part 24: Azhura,Armenia,Yazza dan Cemburu
- Azhura’s Bride Part 23: PERTEMUAN TAKDIR
- Azhura’s Bride Part 22: Cemburu
- Azhura’s Bride Part 21: Isteriku, Kau Melengkapiku
- Azhura’s Bride Side Story: Calamara
- Azhura’s Bride Part 20: Damai Sebelum Badai
- Azhura’s Bride Part 19: Pilihan Takdir
- Azhura’s Bride Part 18: Jodoh Atspere, Sang Dewa Pemelihara
- Azhura’s Bride Part 17: Badai di Ametyst
- Azhura’s Bride Part 16: Karena Aku Mencintaimu, Isteriku
- Azhura’s Bride Part 15: Azhura Kahn dan Armenia
- Azhura’s Bride Part 14: Pengantin Azhura
- Azhura Bride’s Part Bonus: Indeks Para Dewa (Gods of Ametys)
- Azhura’s Bride Part 13: Pembalasan Dendam
- Azhura’s Bride Part 12: Tempatmu Bukan di Kakiku
- Azhura’s Bride Part 11: “Sang Kematian”
- Azhura’s Bride Part 10: Tanda Kepemilikan
- Azhura’s Bride Part 9: Ya atau Tidak, Armenia?
- Azhura’s Bride Part 8: Zhura Al Gul
- Azhura’s Bride Part 7: Kau isteriku, dan Aku Tidak Mau Ditolak
- Azhura’s Bride Part 6: Anugerah atau Kutukan..?
- Azhura’s Bride Part 5: Armenia…..
- Azhura’s Bride Part 4: Awal Yang Baru
- Azhura’s Bride Part 3: Membuang Untuk Melindungi
- Azhura’s Bride Part 2: Masih Beranikah Kau Mempertanyakan Kehendakku?
- Azhura’s Bride Part 1: Rendezvous (Pertemuan)
- Azhura’s Bride Prolog: Azhura Kahn
Armenia menghela napas panjang sambil menatap dirinya di cermin. Gaun pengantin merah itu tampak begitu indah di tubuhnya, sangat pas seolah-olah itu memang diciptakan untuknya. Ujung gaun itu dihiasi dengan sulaman emas berkilau, menjuntai di bawah kakinya.
Armenia menggulung rambut hitamnya dengan gulungan sederhana yang cantik, lalu meraih kain panjang tipis berwarna senada untuk kerudungnya, dan kemudian memasangkan di kepalanya.
Sekali lagi Armenia menatap dirinya di cermin. Warna merah pakaiannya benar-benar menonjolkan keindahan matanya yang keemasan, membuatnya tampak semakin bulat dan bercahaya, pun dengan rambut hitamnya yang samar-samar tercermin dari kerudung tipisnya, membuat sosok Armenia sekarang benar-benar seperti seorang puteri kerajaan, sangat berbeda dengan Armenia yang biasanya berpakaian ala gadis sederhana, puteri peternak.
Jantung Armenia tiba-tiba berdebar, membayangkan sosok Zhura AL Gul yang sekarang menunggunya di luar. Lelaki itu, yang kemarin masih merupakan lelaki asing baginya, hari ini akan menjadi suaminya.
Suaminya….
Armenia mengulang-ulang kata sebutan itu, mencoba membuat dirinya tenang dan terbiasa. Tetapi tentu saja itu tidak berhasil baginya, membayangkan Zhura Al Gul menjadi suaminya hanyalah membuat jantung Armenia berdebar semakin kencang.
Armenia langsung menggengam kalung rami berisi batu rubi peninggalan ibunya, untuk menenangkan dirinya, Dihelanya napas panjang beberapa kali sebelum kemudian melangkah menuju pintu.
***
Ketika Armnia melangkah keluar dengan hati-hati, dia langsung berhadapan dengan Zhura Al Gul, yang masih berdiri di sana dengan begitu agung, menunggunya.
Lelaki itu, sedikit menegakkan punggungnya ketika melihat Armenia keluar dengan pakaian pengantinnya, ekspresinya sama sekali tidak terbaca sehingga Armenia sedikit berdebar karena menduga-duga.
Zhura Al Gul melangkah mendekat, dengan langkah yang pelan seperti seekor macan kumbang yang mengitari mangsanya sebelum dimakan, lelaki itu lalu berhenti tepat di depan Armenia. Mereka saling bertatapan, mata emas dengan mata emas yang berpadu.
Suasana yang mengitari mereka terasa begitu magis, seolah-olah alampun berhenti sejenak, untuk memberi kesempatan dua mahluk ini berhadapan dalam keheningan.
Lalu Zhura Al Gul mengulurkan tangannya, ujung jemarinya menyapu lembut pipi Armenia, menelusuri kehalusan disana,
“Isteriku.” Suara Zhura Al Gul bagaikan mantra, menguar di udara, bagaikan pernyataan kepemilikan yang diumumkannya kepada alam semesta.
Dan keheningan itu dipecahkan oleh pintu yang dibuka tiba-tiba secara kasar.
“Armenia! Kau tidak akan percaya, aku melihat kuda hitam itu….” Suara Jelena yang membuka pintu rumah dengan terburu-buru mendadak terhenti ketika melihat pemandangan di depannya.
Jelena langsung terpaku, dengan mulut menganga, menatap sosok Zhura Al Gul yang berwibawa dengan pakaian hitam bersulam emas dan kain hitam yang diikat di kepalanya. Mata Jelena beralih ke arah Armenia, melihat Armenia dengan pakaian pengantinnya yang luar biasa, lalu matanya membelalak semakin kaget.
Zhura Al Gul melepaskan sentuhan jemarinya dari pipi Armenia, dan kemudian melangkah dengan tenang, berdiri di sebelah Armenia. Lelaki itu tidak berkata-kata, seolah membebankan kewajiban untuk menjelaskan kepada Armenia.
Armenia berdehem, merasakan tenggorokannya yang tiba-tiba tercekat.
“Jelena…. ini Zhura Al Gul, kepala suku dari klan pemburu…. kami… eh, kami akan menikah…”
“Menikah??” Jelena setengah memekik tak percaya. Matanya menatap Armenia dan Zhura Al Gul berganti-ganti.
Pada saat itu, Zhura Al Gul dengan tenang melangkah maju, tersenyum ke arah Jelena,
“Kurasa aku akan meninggalkan kalian berduaan di sini untuk berbicara.” Alunan suaranya begitu lembut, bahkan Armenia bisa melihat pipi Jelena langsung bersemu merah ketika menerima senyuman lelaki itu, Zhura Al Gul menoleh kembali ke arah Armenia, “Aku akan menunggu di depan bersama Baraga.”
Dan setelah itu, Zhura Al Gul melangkah keluar sebelum menutup pintu di belakangnya.
Seketika itu juga, Jelena memekik, dan setengah melompat menghampiri Armenia, perempuan itu meletakkan jemarinya di dua sisi pundak Armenia, menatap Armenia dari ujung kepala sampai kaki, matanya masih membelalak tak percaya.
“Kau akan menikah?” Jelena berusaha memelankan suaranya tetapi yang keluar masih pekikan serasa tercekik di tenggorokan.
Armenia menatap ke arah pintu tertutup itu, menatap Zhura Al Gul yang menghilang di baliknya.
Ketika dia berbicara, suaranya setengah berbisik.
“Dia datang kemarin, dan kata ayah, Zhura Al Gul sudah dijanjikan menikah denganku sejak dulu, jadi dia datang untuk menikahiku di umurku yang ketujuhbelas tahun…” Armenia menelan ludahnya, mengungkapkan perasaannya kepada temannya itu, “Aku takut, Jelena.”
“Takut?” Jelena memutar bola matanya, “Kalau tiba-tiba seorang lelaki setampan itu datang untuk melamarku, lelaki setampan itu! Aku pasti akan langsung menerima lamarannya, dan kemudian pingsan di tempat saking bahagianya.” Jelena terengah seolah kehabisan napas ketika membayangkan Zhura Al Gul, dia menatap Armenia dalam dengan sungguh-sungguh, “Kau sangat beruntung, Armenia!”
Armenia mengerutkan keningnya, “Beruntung?”
“Tentu saja!” Jelena mengangguk meyakinkan, “Bahkan pangeran dari kerajaan seberangpun tidak setampan itu, aku pernah melihat pangeran dari negeri seberang itu ketika beliau mengikuti parade di pesta kunjungan kerajaan Garaya yakinlah bahwa seorang pangeranpun kalah jauh dari calon suamimu itu. Dan calon suamimu itu pasti sangat kaya, kau lihat kan pakaian yang dikenakannya? Dan lihat saja pakaian yang diberikannya padamu!” Jemari Jelena menelusuri kain halus di gaun Armenia. “Aku belum pernah memegang kain sehalus ini. Calon suamimu itu pastilah pria yang berkuasa.”
***
Kata-kata Jelena itu masih terngiang di benak Armenia ketika dia keluar untuk menemui Zhura Al Gul yang masih berdiri di sebelah Baraga yang setia. Kuda hitam yang gagah itu sedang merumput menemani tuannya, dan meringkik senang ketika Armenia mendekat.
Tadi Jelena dan keluarganya sudah berangkat bersama ayahnya terlebih dahulu, karena perjalanan menggunakan kereta harus menempuh jalur memutar yang sedikit lebih jauh daripada jalur singkat yang bisa dilalui dengan berkuda. Tapi Ayahnya bilang akan menemui mereka di kuil Azhura Kahn.
Mata Armenia menatap ke arah mata emas Zhura Al Gul, dan kemudian menunduk, menatap telapak tangan kokoh lelaki itu yang diulurkan kepada Armenia,
“Kemarilah.” Zhura Al Gul bergumam seperti memerintah, hanya saja nada suaranya lebih lembut.
Armenia menatap ragu ke arah punggung Baraga yang tinggi, sedikit takut. Dia tidak pernah naik kuda sebelumnya. Kalau mereka naik ke punggung Baraga yang tinggi itu, pasti rasanya akan sakit sekali kalau mereka jatuh….
Tatapan mata Zhura Al Gul melembut ketika menyadari ketakutan di mata Armenia,
“Aku akan menjagamu.” Bisiknya halus, masih mengulurkan tangannya.
Armenia menelan ludahnya, menatap uluran tangan Zhura Al Gul, dan kemudian mengulurkan jemarinya, membiarkan jemari kokoh Zhura Al Gul menggenggamnya,
Dengan cepat, seolah Armenia seringan bulu, Zhura Al Gul mengangkat Armenia ke punggung Baraga yang merendah siap dinaiki, dan kemudian dia menyusul Armenia naik ke punggung kuda.
Dalam sekejap, aroma manis yang menggoda itu melingkupi Armenia, menguar dari tubuh Zhura Al Gul, melingkupinya dengan keharuman surgawi dan entah kenapa membuat hatinya tenang.
Zhura AL Gul menarik tali kekang kudanya, tubuhnya maju dan memeluk Armenia dengan sebelah tangannya, seketika itu juga Baraga langsung berderap, melaju melintasi padang rumput hijau nan subur itu, menembus jalan setapak ke arah hutan.
Armenia mengernyit ketika angin kencang menghembus rambutnya, kerudung indahnya berkibar tertiup angin, mengikuti kencangnya Baraga berlari, tanpa sadar dia menempelkan tubuhnya erat-erat dan berpegangan rapat-rapat ke tubuh Zhura Al Gul.
Tidak disadarinya lelaki itu tersenyum di atas kepalanya, lalu memacu kudanya semakin kencang, sengaja supaya Armenia semakin berpegangan merapat kepadanya.
***
“Kau sudah cukup cantik, anakku.” Ruth yang mengenakan gaun biru indah dari bahan terbaik, tersenyum lebar, menatap ke arah Khaeva yang baru saja keluar diiringi oleh dayang-dayangnya menuju lorong istana. Beberapa pelayan pria membawakan keranjang persembahannya yang tampak berat, penuh dengan berbagai persembahan terbaik, bunga-bunga termahal, kain sulaman paling indah, dan batu permata merah, untuk dipersembahkan kepada sang Azhura Kahn.
Khaeva membalas senyum ibunya dengan penuh percaya diri,
“Aku sudah siap ibu.” Jantung Khaeva berdebar penuh antisipasi di setiap langkahnya. Mereka melangkah menuju aula luar istana, persembahan pertama Khaeva akan dilakukan pertama kali, sebelum anak-anak perempuan dari seluruh penjuru Garaya memberikan persembahan mereka yang pertama.
Hari ini, untuk pertama kalinya, pintu-pintu raksasa yang menutup keseluruhan kuil Azhura Kahn dibuka lebar-lebar, sehingga seluruh penduduk yang datang berbondong-bondong bisa melihat langsung persembahan pertama Khaeva kepada patung Azhura Kahn.
Ketika Khaeva hendak sampai di pintu tembusan yang langsung menuju bagian utama kuil terbesar Azhura Kahn, dia berpapasan dengan pendeta tertinggi istana, sang Asoka, pendeta tua yang merupakan pemimpin tertinggi Garaya.
Pendeta Asoka sepertinya sudah menunggu di sana, dengan jubah merahnya yang khas, dan tudung yang menutupi kepalanya. Pendeta tua itu menatap Khaeva, lalu sedikit menganggukkan kepalanya, dengan maksud memberi hormat.
Khaeva membalas salam itu dengan membungkukkan tubuhnya penuh hormat, meskipun rasa tidak nyaman mulai meresapi hatinya. Khaeva selalu bertanya-tanya, kenapa pendeta Asoka yang merupakan pemuja dewa Azhura ini, selalu bersikap dingin kepadanya. Lelaki tua itu tetap bersikap hormat dan memperlakukannya dengan baik sebagai pengantin sang Mahadewa Azhura Kahn, tetapi entah kenapa, seolah-olah sinar matanya tidak bisa menyembunyikan rasa tidak sukanya kepada Khaeva. Dia menolehkan kepalanya kepada ibunya yang sejak tadi mengikuti di belakangnya, dan Ruth, yang juga merasakan siikap dingin sang pendeta tertinggi, hanya mengangkat bahunya.
“Anda sudah siap.” Suara Pendeta Asoka terdengar serak dan berat.
Khaeva menganggukkan kepalanya.
Pendeta Asoka langsung membalikkan tubuhnya, dan bergerak membuka pintu besar, yang membatasi lorong istana dengan bagian utama kuil.
“Kalau begitu, mari kita lakukan persembahan itu.”
***
Ketika kuda mereka lepas dari hutan dan sampai di pusat kota kerajaan Garaya, suasana tampak sepi. Sepertinya seluruh penduduk sudah berkumpul di kuil terbesar sang Azhura Kahn, untuk menyaksikan persembahan pertama puteri Khaeva.
Zhura Al Gul lebih dulu turun dari kudanya, lalu berdiri di samping kudanya, meraih pinggang Armenia dengan jemarinya yang kuat, dan mengangkatnya, sejenak dia sedikit memeluk Armenia sambil memeluk pinggangnya, lalu menurunkan Armenia ke tanah.
Zhura Al Gul menatap sekeliling mereka yang sepi, lalu lelaki itu mengeluarkan jubah hitam dari kantong pelana kudanya, dan sebelum Armenia sempat membantah apapun, lelaki itu menangkupkan jubah hitam yang tadi diambilnya, ke tubuh Armenia, membantu lengan-lengan Armenia masuk ke jubah itu, dan setelahnya memasang tudung di kepala Armenia, hingga seluruh baju dan kerudung pengantin Armenia tertutup.
“Kau pasti setuju bahwa penampilanmu jangan sampai terlalu mencolok, ada banyak sekali manusia di sini.” Zhura Al Gul tersenyum ke arah Armenia, dan kemudian jarinya menelusuri jubah Armenia, bersikap seolah merapikan jubah Armenia, hingga kemudian tangannya berdiri di pinggang Armenia.
Mereka berdiri merapat, sementara jemari Zhura Al Gul masih menangkup pinggang kecil Armenia.
“Kau begitu mungil.” Zhura Al Gul mengerutkan keningnya, seolah-olah sedang menimbang-nimbang untuk meremukkan pinggang Armenia. Tetapi ternyata tidak dilakukannya, tatapan lelaki itu terpaku kepada kalung rami yang melingkari leher Armenia, sejak tadi ujung kalung itu tersembunyi di balik leher gaun Armenia dan sekarang bahkan makin tersembunyi di balik jubah hitam yang melingkupi tubuh Armenia.
Jemari Zhura Al Gul bergerak, dan mengeluarkan kalung itu tanpa Armenia sempat mencegahnya, lelaki itu meletakkan bandul kalung yang berbentuk anyaman kantong, dan melihat ada batu rubi merah di bagian dalam kantong itu.
“Kau selalu memakainya.” nada suara Zhura Al Gul menyiratkan dia mengetahuinya sejak lama.
Armenia mengangguk, menatap batu rubi di dalam kalung itu yang seolah tampak semakin bercahaya di telapak tangan Azhura.
“Itu peninggalan ibuku… aku tidak ingat… tapi ayahku yang mengatakannya.”
Zhura Al Gul mengangguk. “Aku tahu.”
“Kau tahu?” Armenia langsung menyambar, penuh rasa ingin tahu. Ayahnya sangat jarang menceritakan tentang ibundanya, sehingga informasi apapun menyangkut ibundanya selalu menarik bagai Armenia.
“Aku teringat ibumu waktu itu, ketika itu kau masih kecil. Ibumu perempuan yang cantik dan sangat menyayangimu, Armenia.” ada kelembutan di mata Zhura Al Gul ketika menatap Armenia.
“Benarkah?” perasaan Armenia terasa hangat, dia tidak bisa mengingat seperti apa ibunya. Ayahnya selalu berkata bahwa ibunya mirip dengannya, tetapi itu tidak cukup untuk membayangkan seperti apa ibunya, dan itu membuat Armenia sedih. Tetapi sekarang, mengetahui bahwa ibunya menyayanginya, membuat Armenia merasa bahagia.
“Aku yang memberikan batu rubi merah ini kepada ibumu.” Zhura Al Gul berkata dengan nada misterius yang menyelinap di sana. “Dan ibumu membuatkan anyaman kalung rami sebagai tempat batu ini, lalu memberikannya kepadamu, untuk melindungimu.”
“Untuk melindungiku?” Armenia mengernyit, sedikit terkejut dengan informasi yang diperolehnya bahwa Zhura Al Gul-lah yang memberikan batu rubi merah itu, kalau melihat penampilan Zhura Al Gul, lelaki itu hanya sedikit lebih tua darinya, jadi waktu itu Zhura Al Gul pastilah masih remaja.
“Ya, siapapun yang melihatmu memakai batu rubi itu, akan mengurungkan niatnya untuk mengganggumu.”
Armenia menatap Zhura Al Gul ingin tahu, “Karena semua orang itu tahu bahwa kau akan melindungiku?”
Zhura Al Gul tersenyum samar, senyum yang sedikit menggoda, jemarinya menurunkan kembali batu rubi itu, dan meletakkan kalung Armenia, kali ini bergantung di luar pakaian Armenia,
“Bukan,” Mata Zhura Al Gul bersinar lembut, “Mereka semua tidak akan berani mengganggumu, karena kalung ini menandakan bahwa kau adalah milikku.”
Baca Parts Lainnya Klik Di sini
- 🔏[COMING SOON] SIRELIS & MOSES (BONUS PART Reaper’s Destiny)
- Azhura’s Bride Epilog: Takdir Sang Penuai [Reaper’s Destiny]
- Azhura’s Bride Part 45: Kesempatan Kedua (End)
- Short Story Azhura’s Bride: Tanda Perlindungan
- Azhura’s Bride Part 44: Membuka Mata
- Azhura’s Bride Part 43: Terima Kasih dan Pengorbanan
- Azhura’s Bride Part 42: Hening Setelah Badai
- Azhura’s Bride Part 41: Pergolakan Takdir
- Azhura’s Bride Part 40: Pertanyaan Sang Kematian
- Azhura’s Bride Part 39: Memaafkan
- Azhura’s Bride Part 38: Teracuni
- Azhura’s Bride Part 37: Mengalihkan Diri
- Azhura’s Bride Part 36: Kesepakatan Gelap
- Azhura’s Bride Part 35: Menggenggam Takdir
- Azhura’s Bride Part 34: Bejana Takdir
- Azhura’s Bride Part 33: Perlindungan Sang Dewa Perang
- Azhura’s Bride Part 32: Ramalan Masa Depan
- Azhura’s Bride Part 31: Perlindungan Seorang Ayah
- Azhura’s Bride Part 30: Rahasia Alam
- 🔏Little Kingdom Series: AB – Hati yang Bertautan ( Buka dengan 20 poin )
- Azhura’s Bride Part 29: Yang Paling Penting
- Azhura’s Bride Part 28: Tak Sama Lagi
- Azhura’s Bride Part 27: Rencana Alam Semesta
- Azhura’s Bride Part 26: Terpisah
- Azhura’s Bride Part 25: Ikatan dan Dendam
- Azhura’s Bride Part 24: Azhura,Armenia,Yazza dan Cemburu
- Azhura’s Bride Part 23: PERTEMUAN TAKDIR
- Azhura’s Bride Part 22: Cemburu
- Azhura’s Bride Part 21: Isteriku, Kau Melengkapiku
- Azhura’s Bride Side Story: Calamara
- Azhura’s Bride Part 20: Damai Sebelum Badai
- Azhura’s Bride Part 19: Pilihan Takdir
- Azhura’s Bride Part 18: Jodoh Atspere, Sang Dewa Pemelihara
- Azhura’s Bride Part 17: Badai di Ametyst
- Azhura’s Bride Part 16: Karena Aku Mencintaimu, Isteriku
- Azhura’s Bride Part 15: Azhura Kahn dan Armenia
- Azhura’s Bride Part 14: Pengantin Azhura
- Azhura Bride’s Part Bonus: Indeks Para Dewa (Gods of Ametys)
- Azhura’s Bride Part 13: Pembalasan Dendam
- Azhura’s Bride Part 12: Tempatmu Bukan di Kakiku
- Azhura’s Bride Part 11: “Sang Kematian”
- Azhura’s Bride Part 10: Tanda Kepemilikan
- Azhura’s Bride Part 9: Ya atau Tidak, Armenia?
- Azhura’s Bride Part 8: Zhura Al Gul
- Azhura’s Bride Part 7: Kau isteriku, dan Aku Tidak Mau Ditolak
- Azhura’s Bride Part 6: Anugerah atau Kutukan..?
- Azhura’s Bride Part 5: Armenia…..
- Azhura’s Bride Part 4: Awal Yang Baru
- Azhura’s Bride Part 3: Membuang Untuk Melindungi
- Azhura’s Bride Part 2: Masih Beranikah Kau Mempertanyakan Kehendakku?
- Azhura’s Bride Part 1: Rendezvous (Pertemuan)
- Azhura’s Bride Prolog: Azhura Kahn
KONTEN PREMIUM PSA
Semua E-book bisa dibaca OFFLINE via Google Playbook juga memiliki tambahan parts bonus khusus yang tidak diterbitkan di web. Support web dan Authors PSA dengan membeli E-book resmi hanya di Google Play. Silakan tap/klik cover E-book di bawah ini.
Download dan install PSA App terbaru (No Ads) di Google Play
Baca Parts Lainnya Klik Di sini- 🔏[COMING SOON] SIRELIS & MOSES (BONUS PART Reaper’s Destiny)
- Azhura’s Bride Epilog: Takdir Sang Penuai [Reaper’s Destiny]
- Azhura’s Bride Part 45: Kesempatan Kedua (End)
- Short Story Azhura’s Bride: Tanda Perlindungan
- Azhura’s Bride Part 44: Membuka Mata
- Azhura’s Bride Part 43: Terima Kasih dan Pengorbanan
- Azhura’s Bride Part 42: Hening Setelah Badai
- Azhura’s Bride Part 41: Pergolakan Takdir
- Azhura’s Bride Part 40: Pertanyaan Sang Kematian
- Azhura’s Bride Part 39: Memaafkan
- Azhura’s Bride Part 38: Teracuni
- Azhura’s Bride Part 37: Mengalihkan Diri
- Azhura’s Bride Part 36: Kesepakatan Gelap
- Azhura’s Bride Part 35: Menggenggam Takdir
- Azhura’s Bride Part 34: Bejana Takdir
- Azhura’s Bride Part 33: Perlindungan Sang Dewa Perang
- Azhura’s Bride Part 32: Ramalan Masa Depan
- Azhura’s Bride Part 31: Perlindungan Seorang Ayah
- Azhura’s Bride Part 30: Rahasia Alam
- 🔏Little Kingdom Series: AB – Hati yang Bertautan ( Buka dengan 20 poin )
- Azhura’s Bride Part 29: Yang Paling Penting
- Azhura’s Bride Part 28: Tak Sama Lagi
- Azhura’s Bride Part 27: Rencana Alam Semesta
- Azhura’s Bride Part 26: Terpisah
- Azhura’s Bride Part 25: Ikatan dan Dendam
- Azhura’s Bride Part 24: Azhura,Armenia,Yazza dan Cemburu
- Azhura’s Bride Part 23: PERTEMUAN TAKDIR
- Azhura’s Bride Part 22: Cemburu
- Azhura’s Bride Part 21: Isteriku, Kau Melengkapiku
- Azhura’s Bride Side Story: Calamara
- Azhura’s Bride Part 20: Damai Sebelum Badai
- Azhura’s Bride Part 19: Pilihan Takdir
- Azhura’s Bride Part 18: Jodoh Atspere, Sang Dewa Pemelihara
- Azhura’s Bride Part 17: Badai di Ametyst
- Azhura’s Bride Part 16: Karena Aku Mencintaimu, Isteriku
- Azhura’s Bride Part 15: Azhura Kahn dan Armenia
- Azhura’s Bride Part 14: Pengantin Azhura
- Azhura Bride’s Part Bonus: Indeks Para Dewa (Gods of Ametys)
- Azhura’s Bride Part 13: Pembalasan Dendam
- Azhura’s Bride Part 12: Tempatmu Bukan di Kakiku
- Azhura’s Bride Part 11: “Sang Kematian”
- Azhura’s Bride Part 10: Tanda Kepemilikan
- Azhura’s Bride Part 9: Ya atau Tidak, Armenia?
- Azhura’s Bride Part 8: Zhura Al Gul
- Azhura’s Bride Part 7: Kau isteriku, dan Aku Tidak Mau Ditolak
- Azhura’s Bride Part 6: Anugerah atau Kutukan..?
- Azhura’s Bride Part 5: Armenia…..
- Azhura’s Bride Part 4: Awal Yang Baru
- Azhura’s Bride Part 3: Membuang Untuk Melindungi
- Azhura’s Bride Part 2: Masih Beranikah Kau Mempertanyakan Kehendakku?
- Azhura’s Bride Part 1: Rendezvous (Pertemuan)
- Azhura’s Bride Prolog: Azhura Kahn
KONTEN PREMIUM PSA
Semua E-book bisa dibaca OFFLINE via Google Playbook juga memiliki tambahan parts bonus khusus yang tidak diterbitkan di web. Support web dan Authors PSA dengan membeli E-book resmi hanya di Google Play. Silakan tap/klik cover E-book di bawah ini.
Download dan install PSA App terbaru di Google PlayFolow instagram PSA di @projectsairaakira
Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira
Bagian dari Mystical Kingdom Universe
yes! benar banget
ini namanya Modus :D :yahoo:
asikk ada tanda nihh
@sya_shi nah bener tuh ini namanya modus
Gak sabar baca lanjutannya…
:yahoo:
so sweet banget Azhura…
btw, seyogyanya itu artinya apa?
sama artinya seperti “seharusnya” sepantasnya….
wuahh … makin so sweet .. :yahoo:
So sweet bgt :heart:
Armenia Hwaiting :bye: :bye: :bye: :bye:
”karena kalung ini menandakan bahwa kau adalah milikku”
kyaaaaa :heart: :yahoo:
haduhhh ada modus modusnya gitu ya pas berkuda so cuteeee
:yahoo: :yahoo: :yahoo:
Pas Armenia pake baju pengantin tiba2 yg kebayang difikiran saya adalah pakain pengantin ala2 india… kyak yg dipake ratu jodha di jodha akbar hehehe… sumprin imajinasi saya nyampenya cuma segitu sih… suka pake banget ma kalimat Azhura yg di akhir cerita… karen mereka tau kau adlh milikq… keren deh buat si mahadewa :yes: :good:
Goyang goyang :yahoo: :yahoo: :yahoo: wkkkk
DEWA AZHURA MODUS! :yahoo: :yahoo: :yahoo:
LAGI DAN LAGI…
SWEET MOMENTS AZHURA-ARMENIA BUAT BAPER TT____TT
Dewa bisa modus hehe
Part ini lumayan pendek ya dibandingkan part2 sebelumnya… Btw, Azhura so sweet bgt disni… (Kalung rubi itu bukan menandakan kalo Armeni akan slalu dilindungi Azhura tapi menandakan klo Armenia adalah milik Azhura…)… :ARGH :ARGH ….meleleh hatiku kalo digituin…#berasa jd Armenia….
Aih bisa ajah mahadewa modusnya haha :D
Yowoh,,,dewa bisa banget modusnya yakk…Armenia,,armenia,,armenia,,,siap-siap aja yuukkkk :HIRO :HIRO :HIRO :HIRO :HIRO
“Mereka
semua tidak akan berani mengganggumu, karena
kalung ini menandakan bahwa kau adalah milikku.”
terbang rasanya!!!
Gabisa berhenti, maunya baca terus :’D
Karena kalung ini menandakan bahwa kau adalah milikku #eeaaaa bisa aza modusnya ini kata2 favorite
bkin melting aja nih azhura… Kalung itu untuk menandai kalo armenia milik azhura.. Pngen pingsan :v
Azhura curi2 kesempatan ya bisa meluk2 armenia..
Sabar bang bentar lagi.. dikit lagi..
Hahaha
Azhura kamu nakal ya….hahaha
yeppppie akhienya armenia-azhura nikahhh juga…azhura modussss bgt, mau dong dimodusin juga
So sweet :BAHAGIA :BAHAGIA
Yeyy bentar lagi mereka nikah, khaeva akan tamat riwayatnya wkwk
azhura khan mah sweet abis, g mna ngga melting selalu brusaha utk melindungi armenia sang calon istri
azurakhan sweet bangettt bahkan hidungku sampe mimisan haha :D
Perlakuan lembut azhura ke armenia bikin melting asliii wkwk Seneng deh kalau armenia jadi gadis penurut nan lemah lembut gitu…
Tapi gatau kenapa baju pengantin warna merahnya armenia malah kebayang baju baju ala india gitu-_-
Ngomong-ngomong ini dia duduk di depan apa belang ya? Gimana cara berpegangan erat ke tubuhnya Zhura al Gul kalo dia di depan hhahaha
:AZHURAKAHN :AZHURAKAHN :AZHURAKAHN
sweet banget si Azhura khan… :AZHURA
Aduuuuhhh… bang dewa azhura, pintar amat ambl ksempatan…hehehe
Asekasek..
Ooh bisa mengoda juga toh si dewa
Azhura :inlovebabe
Bisa banget modusnya mahadewa ?
azhura dikau so sweet banget sih,, jadi senyum” sendiri baca part yang ini walaupun agak pendek tapi tidak masalah karna ceritanya bagus banget
:YUHUIII
:AKUGAKTERIMA
Kangen Azhura sama Armenia :bearhelanapas
*maaf dengan komentar sama
:AKUGAKTERIMA
Kau miLikku…..ahhh miLikku :PELUKRINDU
Keren nih kalung rubinya…
Kau adalah milikku…
Azhura modus banget…
:freya
:dengermusik :dengermusik
:ternyatahulk :ternyatahulk :ternyatahulk
:GERAAH
:tidakks! kamuu iya kamuuu wkkwkw
Hoooo mau donk di tandai seperti armenia :KETAWAJAHADD
Siap2 dulu mau kondangan ke pernikahan sang Dewa dan Armenia :HULAHULA
:PEDIHH
wkwkwkw
:ASAHPISAU2
:catgaksabar
:inlovebabe :pingsan!
:catgaksabar :PATAHHATI :superhero
Pas bca judul part nya q mkirnya tnda kpmilikan yg ntu tuu.. :tidakks!
Trnyta yg dmksd kalungnya.. :HUAHAHAHAHA
#otakmesum
aduhhhh :inlovebabe :inlovebabe :inlovebabe :inlovebabe
Wih si maha dewa possesive abizzz
Azhura posesif bgt ??
Awww azhura bikin melting aja siihh ??
possesive sekali…
“Karena kalung ini menandakan kau adalah milikku”
Aduj, meleleh baca kata” Zhura Al Gul yg ini..
Nikahi aku aja, Bang, kalo Armenia nggak maua, hahahaha…. :aaaKaboor
:bearsalaman
:MAWARR
:TERHARUBIRU
:NABRAKKACA
Yah….kalung itu juga selalu melindungi Armenia
“Kau adalah milikku” aaw mau dong digituin juga bang~♡
Penasaran apa selanjutnya .. Kak aku mau baca lagi . Please..
Iyalah asoka kaga suka sama kaeva, orang dia tau klo kaeva itu palsu :PATAHHATI
:gulungguling
suka sama sifat possesife.nya azhura pokoknya
: :PATAHHATI PATAHHATI
Aaaaa serasa mau teriak. So sweet banget :tidakks!
:NGEBETT so sweet :inlovebabe
Judulnya bikin salah fokus :cubitnakal
Makin seru..
Semangat terus Author..
Posessive kali nih abang :YUHUIII
yeyyy… jdi vitamin sudahhhh
Pingsan boleh? Aku klo jd Armenia udah pingsan duluan… Sang Azhura so sweet bgt :inlovebabe :tepuk2tangan
Senangnya jadi Armenia
:PANDAELUS :PANDAELUS
Duh duh duh nih azhura khan bisa aja klo ngerayu armenia, dia yg dirayu gue yg baca cuma bisa melting sndiri
Menandakan bahwa kau adalah milikku :NGEBETT
Hahaa gue melting bacanya uuu
Milik ku :NGEBETT :NGEBETT
Awwww…… So sweet banget :inlovebabe
apakabar hati para gadis di sini T.T . sedih krna gk bisa kyk armenia :3 . tapi seneng juga ahzura nemuin sosok kek armenia ^^
:dragonmikirdulu kayaknya Kaisar Shen juga ngomong kaya gitu ke Aiko pas dia ngasi gelang
penanda kepemilikan yg keren :NGEBETT :NGEBETT
refresh story baca ulang habis udah lama hehehehe :LOONCAT
Yaampun mas… Kaya sapi kurban aja ada tanda pemiliknya wkwkwk ???
Sorry sweet bgt sih azhura ?
Asekkk, itu dari emakku tp bang, wkwkwk
Eitss si Armenia kn lupa ya
Uummm ? so sweet.
aduh meleleh hayati bang :aaaKaboor
Melumer dah :aaaKaboor
Butuh pegangan ini, ga kuat dede mas ?
Agshdhdbdhdbfh
Okeh siapa yg gak bakal salting kalo dengar omongan si azhura
Milikku. Rasanya seneng banget kalo azhura udah ngomong itu tuh. Oh ya ampun
Duh bang uddah ganteng ,dingin,romantis lagi.abang udah kaya es buah nyegerin banget ?????
:KISSYOU
Jejak vote sampe part 10.. Mau baca dl ??
Aaiiihhh… Azhura bisa modus juga ya. Cepetin lagi aja laju kudanya biar makin erat meluknya :KETAWAJAHADD
Modus si maha dewa wkwkwkwk. Suka dia ditempeli ama sang istri???
azhura ?????
hadeh sih khaeva hrz ketahuan tuh biar malu
:TERHARUBIRU :TERHARUBIRU :TERHARUBIRU :tebarbunga
Aduhhhh so sweet dee zhura al gul,, armenia lucuuu polos amat da ahh
Ketika modus setingkat maha dewa beraksi wkwk :HULAHULA
:inlovebabe :inlovebabe
ternyata gk manusia aja yang suka modus
Astagaaaa, berkuda berdua itu rasanya romantis banget??
Persembahan suami isteri.. Armenia milik Azhura..
aku tahu aku udah jatuh cinta sama mereka..
@projectsairaakira
lumerrrrrr bang, adek lumeeeeeeeerrrr hahaha
reaksi yang sudah diduga hahaha
zaman dulu udah ada modus begitu ya wkwkwk
bukan modus naik motor tapi modus ngebut naik kuda haha
Bikin senyum senyum sendiri :inlovebabe :inlovebabe
Duhhh itu gantengnya ga sanggup ngebayangin dehhh
Co cwwwitttttt :NGEBETT :NGEBETT
Ulala ??
loooveeee it :NGEBETT
Istriku ?
Kok berasa cepet banget yaa baca chapter yg ini?
Duh! Aku jdi senyum-senyum sendiri gara-gara si Azhura ??
Kau adalah milikku :inlovebabe :PELUKRINDU
:wuakakakak
Sudah 3 karya kak sairaakira saya baca (TGW, Emperor’s Consort dan yang ini), semuanya selalu menggambarkan tokoh utama cewek yang mungil. Mungil yang dimaksud di sini pendek atau kurus? Pernah lihat ilustrasi Asia di TGW, Asia itu tinggi tapi kurus banget. Jenderal Akira ga tinggi banget kalau dibandingkan dengan tinggi Asia.
Kesimpulan: mungil versi Kak Sairaakira = kurus :dragonhihihi
Seperti kata jelena, kalau cowok kayak Azhura ngelamar of course i will say YESSS
:inlovebabe
Kettccchhuuupp :dragonmintacium
:NGEBETT
Armenia yg dipeluk²,yg dirangkul² lah kok diriku yg lemes hahaha..gak ada duanya nih efek Azhura..
armenia bener2 beruntung..
so sweet banget si azhura..
bener2 posesif..
How sweet of you azhura? luv luv lahh
:sangatterpesona :sangatterpesona
Mau di posesif-in atuh kayak armenia :inlovebabe
:NGEBETT :NGEBETT :NGEBETT
Azhura :inlovebabe
Bahwa kau adalah milikku. Huaaaa bikin baper ihh
Wah wah :YUHUIII
:inlovebabe :tepuk2tangan :tebarbunga
uwaw so sweet banget, “bahwa kau adalah milikku” baper sangat wkwkk
Duh baper nih sweet sekali sih ??
Bang zura..unch unch
aahhhh bagian terakhir bikin aku meleleh ??
Meleleh ddek mas dger kata2mu :3
“Kau adalah Milikku” -quotes of the day
Wahh romantisnya ohok.. duh jadi penasaran itu mereka gimana nikahnya terus gimana ama sang kematian dan pengantin palsunyaa.. wkwk jadi inget film goblin saya
Uh… Ku jadi iri sama Armenia :PATAHHATI
eaaaaaaaaaa.. modusnya naik kuda bisa ae yaaa haha
Kyaaa ga sabar khaeva ketauan
That’s right Jelena kalo dilamar tiba2 sama orang ganteng and kaya pula aku mah langsung bilang yes juga :sangatterpesona
“Suamiku” ?
Modusnya jaman old itu naik kuda ya????
Ngebayangin gaunnya pasti keren banget :PELUKRINDU
:dragonmintacium
Gue yg deg”an :NGEBETT
Wuih Mahadewa bisa modusin istrinya juga, ciee.. :NYAMAN
:NGEBETT
Baca ulang
Suka suka suka :inlovebabe
:dragonmintacium
Gak kebayang reaksi Armenia pas kaget tau Asoka bersujud ddpan calon suaminya ???
???
:TERHARUBIRU
Iya aku milikmu bang :inlovebabe
Wadaw :dragonmuahsanasini
EEAAAAKKK
adem banget dah ah ini chapter :inlovebabe :inlovebabe :inlovebabe
Duh wkwk kau milikku banget?
Sweet bgttt berkuda berduaan….kalung pengikat antara Azhura dan Armenia :bearholdon :inlovebabe
Ngulang bacanya nggak pernah bosan live you deh sa yg nulis ceritanya aje gile debakk deh pokoknya
Aihhh gue yg baper bang
❤❤❤
Setuju sama jelena, kalo di ajak nikah sm yg tampan pasti langsung mau wkwkwk
#kauadalahmilikku
Mahadewa posesip :bergoyang
Armeniaaaa
Dirimu dan Aiko
Knp membuatku ingin seperti kaliaaan
Yo gasssssssss kan julll
Ashiappp?
Love it
“Kau adalah milikkku”😍😍😍
Ademm dah hati ini
aku menunggu momen selanjutnya
Jelena adalah diriku kalo diposisi Armenia
:iloveyou
Reread. Kangen juga 😌❤️
Terharu
Meleleh dedek bang
Melting dongg
haduuuhhh
Ngakak banget sama jelenaaa hehehheh
Jelena
Uhuyyy
Aduuu deg degaann
Banyakin tandanya
Uhuy
armenia dibucinin sejak bayi
sejakk kecil ngga tuhh.. 😭😭
Selamat menempuh hidup baru
Aq sependapat dg jelena. Ketika ada lelaki setampan itu, setampan azhura kahn udah pasti pimgsan ditempat saking bahagianya😍
mau berbicara pun mendadak gagu 😭😭
gemess bgt kalau Armenia udah tersipu-sipu malu gitu..
Jelena km menyuarakan semua pendapat orang
yang banyak aja deh
Haduhh baper baca kalimat terakhir Azhura