Generals Wife

The General’s Wife Part 18: Kompromi

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

projectsairaakira Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat

Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

1,736 votes, average: 1.00 out of 1 (1,736 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

the-generals-wife

Asia menatap nyalang penuh kebencian kepada sosok yang sekarang berdiri di ujung ranjang. Sosok yang menjadi penghancur kehidupan bahagia yang melingkupi dirinya di masa lampau, sosok yang merenggut dirinya dari orang-orang yang dia cintai.

Sementara Akira malah memasang senyum jahatnya yang khas, memainkan pisau kecil itu di tangannya dengan gerakan mengancam yang tersirat,

“Kau ini bodoh atau apa Asia…pisau sekecil ini, menyerangku di saat aku tidur..” Akira menggeleng-gelengkan kepalanya menghina, “Kalau aku bisa dengan mudahnya mati dengan cara seperti itu, aku tidak akan berdiri di sini sebagai Jenderal besar After Earth.”

“Setidaknya aku bisa melukaimu.” Asia mendesis, bibirnya bertaut dengan geram, jemari mungilnya mengepal menahan marah.

“Melukaiku?” Akira memasukkan pisau kecil itu ke dalam saku celana piyamanya , “Tidak semudah itu, Asia. Apa kau tidak sadar betapa jeleknya aktingmu tadi? Aku sampai harus berkali-kali menahan diri supaya tidak tertawa.”

Jadi Jenderal sialan ini sudah tahu sejak semula? Darimana dia tahu?

Paris curiga tentu saja begitu kau meminta buah-buahan segar ke kamarmu. Aku berada di depan kamera pengawas, mengawasimu dan tertawa ketika kau menyembunyikan pisau itu dengan gerakan ala amatiran yang bodoh.”

Jadi karena itu Jenderal Akira pulang cepat, karena itu lelaki ini bertingkah aneh, bahkan lelaki ini sengaja mengganggunya dengan berkeliaran di dalam kamar dalam kondisi telanjang dan memamerkan tubuhnya pada Asia.

Pipi Asia merah padam. Ya, dia tahu dirinya bodoh dan naif, mengira bisa semudah itu melepaskan diri dari kungkungan Jenderal Akira yang kejam. Tetapi dia berpikir waktunya sempit sebelum Jenderal Akira menyadari bahwa ingatannya sudah kembali, sebab kalau Jenderal Akira sudah sadar, itu berarti penjagaan atas dirinya akan menjadi berkali-kali lebih kuat, dan kesempatan baginya untuk bisa lari akan menghilang.

“Pilihanmu hanya ada dua Asia, membunuhku atau bekerjasama denganku. Dan karena kau tidak bisa membunuhku, jadi yang bisa kau lakukan adalah bekerjasama denganku.” Jenderal Akira melangkah mendekat, berdiri di sisi ranjang, tepat dihadapan Asia yang secara refleks langsung beringsut ke sisi ranjang terjauh.

“Aku bisa membunuhmu!” Asia menggertak, karena memang itu satu-satunya kekuatan yang dimilikinya untuk menantang Sang Jenderal. Mungkin dia memang tidak bisa mengalahkan Jenderal Akira, tetapi setidaknya dia bisa mengusiknya, karena Jenderal Akira tidak suka ditantang.

Sepertinya tantangannya mengenai sasaran karena ada sinar tajam yang tersulut di mata Akira, lelaki itu menggertakkan giginya ketika berbicara,

“Kau tak akan bisa membunuhku, Asia, meskipun kau mencobanya, pun dengan diriku yang tidak bisa membunuhmu. Kita tidak bisa saling membunuh. Pisau tadi itu, kau pasti akan menghentikan gerakanmu meskipun aku tidak mencegahnya, karena kau tidak akan mampu membunuhku.”

Jenderal Akira berjalan ke sisi ranjang, membuka lemari besar yang ada di ujung ruangan, di dalam lemari itu terdapat brankas hitam berukuran sedang yang terbuat dari baja tebal. Jenderal Akira melirik sedikit ke arah Asia,

“Ironis bukan? aku menyimpan senjataku di dalam kamar ini, dan kau malah mencuri pisau buah untuk menyerangku.” Disentuhnya brankas itu sambil memasukkan beberapa kode. Brankas itu langsung bersuara, mengeluarkan instruksi-instruksi dengan suara yang sistematis, “Tapi tentu saja kau sulit mengakses brankas ini, karena untuk membukanya saja dibutuhkan sidik jari, pemindai retina, darahku, dan juga pemindaian seluruh tubuhku.” Jenderal Akira menjalankan beberapa instruksi dan kemudian pintu brankas itu terbuka,

Asia melirik dan menelan ludahnya, ada berbagai jenis senjata di situ, pistol berukuran kecil sampai senapan berukuran besar, pun dengan belati dan pisau berbagai ukuran. Dilihatnya Jenderal Akira memilih salah satu senjata, pistol ukuran sedang berwarna hitam legam.

Lelaki itu lalu menutup kembali pintu brankas dan lemari, kemudian berbalik dan berjalan kembali ke tepi ranjang.

Tanpa di duga-duga, Jenderal Akira membungkuk, meraih tangan Asia dengan cepat dan menggenggamkan pistol itu di tangannya, lalu dengan masih mencengkeram jemari Asia yang menggenggam pistol, Jenderal Akira mengarahkan tangan Asia ke kepalanya sendiri, membuat Asia terkesiap.

Saat ini Asia duduk di atas ranjang, jemarinya ditarik paksa, digenggamkan kuat-kuat untuk menodongkan pistol ke kepala Jenderal Akira yang membungkuk di atasnya.

“Pistol ini kecil, tetapi memiliki daya merusak yang kuat. Salah satu produk terbaik dari lab senjata milikku. Kalau ditembakkan dari jarak setengah meter, dia bisa melubangi tubuhmu dengan lubang berdiameter sepuluh senti sampai tembus. Kalau dari jarak sedekat ini…” Jenderal Akira menggenggam jemari Asia, dengan tenang mengarahkan jari telunjuk Asia ke arah pelatuk, “Kau bisa meledakkan kepalaku menjadi hancur berkeping-keping.”

Asia gemetaran, tahu bahwa Jenderal Akira sedang mengintimidasinya, mengorek kelemahannya … kelemahan yang paling dibencinya,

“Ayo.” mata Jenderal Akira menajam, kepala mereka saling berdekatan, “Aku memberimu kesempatan terbaik, Tarik pelatukmu, tembak kepalaku, bunuh aku.”

Jemari Asia gemetar, dia berusaha menguatkan diri sementara mata cokelat nan tajam itu mengintimidasinya begitu dekat. Dia harus bisa… Dia harus bisa…

“Ayo Asia, apa aku perlu menghitung mundur?” tantang Jenderal Akira mencemooh, ” Baiklah. Sepuluh. Sembilan. Delapan. Tujuh. Enam …..”

Asia menahan napas, menggertakkan gigi, meneriaki dirinya sendiri…

Tarik pelatuknya! Tarik pelatuknya!

“Lima. Empat. Tiga. Dua …..

Keringat dingin mulai mengalir di pelipis Asia, napasnya tercekat dan jantungnya berdebar kencang,

” Satu.” Jenderal Akira mengakhiri hitungan mundurnya dengan nada suara penuh kemenangan, cengkeraman tangannya di jari Asia mengendor. Ada senyum kejam di sana ketika matanya menatap ke arah Asia yang meringis kalah, perempuan itu tampak lunglai dan luluh lantak.

“Tidak bisa membunuhku bukan, Asia? Genetik kita melarangnya bahkan tubuhmupun tahu bahwa aku adalah pasanganmu. Kau tahu? Dorongan utama kehidupan manusia adalah untuk melangsungkan keturunan. Kau hanya punya aku begitupun sebaliknya untuk meneruskan garis keturunan kita. Sampai kapan kau akan menyangkalnya?”

Asia menatap Jenderal Akira dengan marah, “Sampai aku mati.” desisnya geram, lalu dengan gerakan tak terduga dia menarik tangannya yang masih memegang pistol, dan mengarahkannya ke kepalanya sendiri. Asia sempat melemparkan senyum penuh kemenangan ke arah Jenderal Akira yang tampak terkejut, tidak menyangka Asia akan melakukan hal senekat ini.

Selamat tinggal Cesar…

Asia memejamkan matanya, berpamitan, lalu dalam hitungan detik menarik pelatuk pistol itu…

Di saat yang sama, Jenderal Akira, dengan gerakan secepat kilat, meraih pergelangan tangan Asia, memuntirnya kasar ke arah lain.

Suara letusan pistol terdengar memekakkan telinga di dekat kepala Asia, membuat telinganya langsung berdenging. Pistol itu menembak ke arah langit-langit, menanamkan pelurunya di sana.

Jenderal Akira menarik pistol itu, membuangnya jauh-jauh ke lantai, kemudian dicengkeramnya kedua pergelangan tangan Asia, di kiri dan kanan, ditindihnya tubuh mungil di bawahnya dengan bobot tubuhnya,

“Kau mau diikat lagi hah?” teriaknya marah, “Kalau kau berbuat seperti itu lagi, aku bersumpah akan mengikat kedua tangan dan kakimu, lalu menguncimu di kamar putih seperti dulu!”

Asia meringis, memiringkan kepala karena wajah Jenderal Akira yang begitu dekat dengannya, dia merasa lelah, luluh lantak dan kesakitan, tubuh dan jiwanya.

Jenderal Akira menyatukan kedua pergelangan tangan Asia di atas kepalanya, menahannya dengan sebelah tangan. Sementara tangannya yang lain mencengkeram dagu Asia supaya mendongak ke arahnya, meski Asia masih mengalihkan mata, tidak sudi menatap mata sang Jenderal.

“Katamu kau mencintaiku…”

Suara Jenderal Akira entah kenapa terdengar begitu getir hingga Asia refleks mengangkat mata hendak menatap sang Jenderal. Tetapi dia tidak bisa melihat apa-apa karena tiba-tiba bibirnya dicium.

Jenderal Akira menciumnya dengan kasar, lelaki itu menarik rahang Asia supaya membuka, lalu membenamkan bibirnya dalam-dalam di sana. Tidak ada kecupan kembut, lumatan menggoda, ataupun permintaan izin untuk memasukkan lidahnya ke mulut Asia. Lidahnya, mulutnya, semuanya merangsek masuk tanpa izin, menikmati Asia dengan kasar dan tak terkendali.

Lama kemudian, ketika ciuman itu berakhir dan Jenderal Akira melepaskan pertautan bibir mereka, napas keduanya sama-sama tersengal.

Jenderal Akira mengangkat kepala ke sisi leher Asia, menggigit kecil telinganya, napasnya terasa panas di sana, membuat Asia mengernyit,

“Kau diciptakan untuk mencintaiku, Asia. Berhentilah melawannya.”

Lelaki itu bangkit, turun dari ranjang dan membalikkan badan, lalu berjalan ke arah pintu, menyempatkan diri untuk membungkukkan badan dan mengambil pistol yang tergeletak di lantai dan kemudian melangkah keluar dari kamar.

Asia yang masih terengah, memejamkan mata perih ketika mendengar pintu itu ditutup, disusul oleh suara klik pelan pintu yang dikunci.

***

Ketika keluar dari kamar,  Akira langsung bertatapan dengan Paris yang menunggu di luar pintu.

“Saya mendengar ada tembakan.” Paris tampak waspada, beberapa penjaga tampak bersiaga di belakangnya sambil tetap menjaga jarak.

“Asia mencoba menembak kepalanya sendiri.” Akira menunjukkan pistol di tangannya, lalu menyerahkannya ke tangan Paris, “Simpan ini, aku akan ke ruang kerjaku.”

Paris menerima pistol itu di tangannya, matanya mengikuti arah kepergian sang Jenderal, sampai atasannya itu menghilang di turunan tangga.

Apakah hanya perasaannya saja? Ataukah memang jemari Jenderal Akira tadi gemetaran?

***

Akira menenggak anggur keras itu dan membiarkan cairan manis getir yang panas mengaliri tenggorokannya. Dibantingnya gelas kosong di tangannya ke meja hingga terdengar suara benturan kasar.

Entah sudah berapa gelas yang ditenggaknya, dan dia tetap tidak bisa menyingkirkan perasaan yang mengganggu di dada.

Detik itu ketika dirinya lengah dan memberikan kesempatan bagi Asia untuk menodongkan pistol itu ke kepalanya sendiri…. Dirinya bagaikan disambar oleh kilatan menyakitkan yang sama dengan masa itu, masa ketika Asia mencoba membunuh dirinya sendiri dengan menerjunkan diri dari jendela kamar putih di lantai dua yang lupa dikunci.

Rasanya menyesakkan dada, begitu nyeri sampai napasnya tercekat di paru-paru, membuatnya ngilu.

Dia tidak mau mengalami hal itu lagi. Menunggu dan menunggu di waktu yang seolah tak berujung sementara dokter Frederick tidak bisa memastikan kapan Asia terlepas dari kondisi kritisnya.

Asia harus berhenti mencoba melukai dirinya sendiri.

***

“Bangun.”

Suara itu terdengar dekat di telinganya, membuat Asia menggeliat dan membuka matanya sedikit. Kepalanya terasa pening, hasil dari menangis semalaman.

Semalam ketika ditinggalkan dan dikunci di dalam kamar, Asia yang dipenuhi oleh perasaan campur aduk, menangis karena frustrasi. Dia terus menangis dan menangis sampai sulur matahari yang redup mencoba menembus kaca jendela kamarnya. Pada akhirnya Asia tertidur karena kelelahan.

Posisi tubuhnya tengkurap dengan kepala dimiringkan. Rambutnya terburai berantakan menaungi kepalanya, Asia menggeliat,mencoba bangkit ketika punggungnya membentur sesuatu yang keras.

Asia terkesiap.

Jenderal Akira sedang berada di atasnya, menindihnya, dadanya menekan punggung Asia, sementara kedua tangannya yang kokoh ada di kiri dan kanan kepala Asia, memerangkapnya kuat.

Jantung Asia berdebar, dia tidak berani berbalik karena dengan begitu dia akan berhadap-hadapan dengan sang Jenderal dalam kondisi rentan.

“Posisimu sangat menggoda.” Jenderal Akira menelusurkan bibirnya di sisi telinga Asia,meniupkan aroma napas berbau anggur yang manis. “Aku jadi tidak tahan.”

Asia menggertakkan gigi, menekan kepalanya semakin dalam ke bantal, mencoba mengusir rasa bergelenyar yang berjingkat di seluruh garis tulang punggungnya,

“Lepaskan aku, Jenderal.” desis Asia, menggigit bibirnya ketika dirasakannya Jenderal Akira menyingkirkan rambut yang menutupi tengkuknya, menampakkan bagian leher belakang yang pucat dan menggoda.

Jenderal Akira yang mabuk rupanya tidak bisa menahan diri dari godaan itu, lelaki itu menundukkan kepalanya, mengecup dan menjilat tengkuk Asia, lalu menggigitnya lembut seperti pernyataan kepemilikan singa jantan kepada betinanya.

“Kenapa aku harus melepaskanmu? Kau istriku bukan?”

Kali ini Asia meronta mendengar kata-kata sang Jenderal, “Lepaskan!” dia mulai berteriak, panik dan putus asa.

Akira membalikkan tubuh Asia dengan kasar, mereka berdua berhadap-hadapan. Asia yang telentang, dengan Akira yang membungkuk di atasnya,

“Kau tidak boleh mencoba melukai dirimu lagi!” desis Akira penuh nada mengancam.

Asia menatap menilai, semula bingung akan perintah Akira yang diucapkan tiba-tiba. Lalu dia teringat akan insiden tadi, menyadari bahwa ancamannya untuk bunuh diri membuat Akira ketakutan. Ya, lelaki itu pasti takut tidak bisa memperoleh keturunan kalau sampai Asia mati.

Seketika Asia mendongakkan kepalanya dengan angkuh, ” Kau boleh membelenggu tubuhku, tetapi nyawaku adalah milikku sendiri.”

Mata Akira menajam, terpercik oleh kemarahan, meskipun begitu bibir Akira malahan bergerak turun,mengecup sudut bibir Asia yang gemetar,

“Kalau kau berani-beraninya menggores tubuhmu sedikit saja, aku akan membunuh kakak kembarmu.”

Asia terkesiap, berusaha mendorong dada Jenderal Akira yang kokoh, perbuatan yang sia-sia karena bagaikan mendorong batu.

“Kau tidak akan bisa!” serunya panik.

Jenderal Akira terkekeh, melumat bibir Asia dengan gemas,

“Dia ada dalam tawananku, Cesarmu itu.” desisnya di sela ciuman.

Asia memalingkan wajahnya, berusaha menghindari bibir Akira yang terus berusaha mencumbunya,

“Kau bohong!” erangnya putus asa, napasnya tersengal karena Jenderal Akira sekarang memusatkan cumbuannya di sisi leher Asia.

“Tidakkah kau rasakan Asia? Betapa cocoknya tubuh kita? Aku bisa mencumbumu berhari-hari tanpa henti dan tidak merasa bosan.”

Asia mengernyitkan kening, lelaki ini sepertinya setengah mabuk dan melantur, dari aroma napasnya yang berbau alkohol pekat seperti malam itu, dan dari buku-buku yang pernah dibacanya, Asia tahu bahwa minuman anggur beralkohol bisa memengaruhi pikiran manusia dan membuatnya kehilangan kewarasan.

Kata buku itu, perkataan orang mabuk tidak bisa dipercaya, tetapi bagaimanapun juga, perkataan Jenderal Akira tentang Cesar tadi mengusik rasa cemas di hatinya

“Kau bohong! Semua yang kau katakan adalah kebohongan!” jemarinya yang mungil mengepal, memukul punggung Jenderal Akira yang kuat. Tidak akan berimbas apa-apa pada lelaki itu tentu saja, tetapi setidaknya Asia bisa melampiaskan rasa frustrasinya.

Jenderal Akira mengangkat kepalanya, ada tatapan kejam di sana, tatapan yang biasanya membuat gentar musuh-musuhnya,

“Mungkin kau harus melihat dengan mata kepalamu sendiri.”

Lelaki itu menarik tubuh Asia supaya duduk, jemarinya membuka laci, ada semacam kain panjang seukuran dasi berwarna hitam yang dikeluarkannya dari lemari, membuat Asia gemetar dan memandang gugup.

“Apa yang akan kau lakukan?” Tiba-tiba pikiran buruk memenuhi benaknya, lelaki ini ingin mengikatnya?

Akira tersenyum kejam, “Aku akan menutup matamu.”

Tubuh Asia langsung gemetar gugup, bayangan matanya ditutup membuatnya lebih ngeri dari pada diikat tangannya.

Apa rencana sang Jenderal? apakah lelaki ini berencana bertindak mesum kepadanya?

Jenderal Akira terkekeh, biasanya dia tidak pernah tertawa seperti ini, tetapi mabuk membuat pertahanan dirinya sedikit mengendur,

“Kau pikir aku sedang berencana mewujudkan fantasi seksualku kepadamu? Tidak Asia, meskipun itu kedengaran cukup menggoda, tetapi bukan itu yang sedang kurencanakan.” Senyumnya menghilang, berganti dengan tatapan dingin menakutkan, “Aku akan membawamu ke tempat Cesar berada.”

Tubuh Asia membeku, antara takut dan cemas. Kalau Jenderal Akira seyakin ini bisa membawanya ke tempat Cesar berada, berarti apa yang ditakutkannya benar-benar terjadi, Cesar sudah jatuh ke dalam perangkap Jenderal Akira.

Ya Ampun…. Asia meringis dalam hati, merasa cemas sekaligus takut.

Jenderal Akira selalu kejam terhadap musuh-musuhnya…. bagaimana nasib Cesar sekarang?

Asia masih tetap terdiam, sedikit berdebar karena memikirkan nasib Cesar. Pada akhirnya dia membiarkan saja ketika Jenderal Akira yang ada di belakangnya, mengikat kain hitam itu kencang di kepalanya.

Lelaki itu sepertinya sedang puas, karena dia meletakkan kedua jemari kokohnya di pundak Asia, meremasnya pelan, lalu mengecup sisi pipi Asia dari belakang,

“Kita siap untuk berangkat menemui saudaramu tercinta.” Bisiknya mengerikan di telinga Asia.

***

Bau ini sangat dikenalnya, bau obat-obatan dan aroma khas desinfektan yang menyengat. Asia, yang telah menghabiskan hari-harinya kemarin di rumah sakit menyadari bahwa mereka telah memasuki sebuah fasilitas kesehatan atau rumah sakit. Benaknya meraba-raba karena matanya masih diikat rapat.

Benarkah ini rumah sakit? Kenapa di rumah sakit?

Asia tadinya berpikir mereka akan di bawa ke penjara atau benteng tempat Jenderal Akira selalu menahan musuh-musuhnya.

Kalau memang benar dirinya ada di rumah sakit… mungkinkah Cesar sedang terluka? Atau Cesar sakit karena disiksa oleh Jenderal Akira?

Dirinya tadi dibawa menaiki mobil, melalui perjalanan yang berkelok-kelok begitu lama, Asia tadi menghitung dalam hati, perjalanan ini lebih dari satu jam lamanya. Selama di perjalanan tadi dia berusaha memaksimalkan inderanya yang lain, indera selain pengelihatannya.

Di endusnya aroma basah daun cemara, mungkin terbilas oleh salju yang mencair di tengah hari. Selain aroma dedaunan itu, aroma yang ditemukannya bercampur aduk hingga dia tidak bisa didefinisikan.

Telinganya sendiri berusaha memindai berbagai suara, ada suara ramai seolah mereka melalui sekumpulan pasukan, suara langkah-langkah kaki yang teratur, dan juga suara beberapa pintu gerbang yang dibuka.

Sayangnya itu semua masih belum cukup untuk memberinya petunjuk dimana dirinya dan kemana dirinya akan di bawa. Dia bahkan merasa curiga bahwa Jenderal Akira sengaja membawanya berputar-putar sebelum mencapai lokasi yang dimaksud dengan tujuan untuk mengacaukan orientasinya.

Lalu mobil itupun berhenti. Jenderal Akira, yang sejak tadi duduk dalam keheningan misterius di sebelahnya tiba-tiba menarik lengannya untuk turun dari mobil tentara yang membawa mereka. Mobil itu rupanya cukup tinggi, karena ketika Asia mencoba menjejakkan kakinya mencari tanah untuk turun, dia tidak menemukannya.

Lalu sebuah lengan menarik pinggangnya tiba-tiba membuat Asia memekik kaget, lengan itu mengangkatnya dan membuatnya melayang di udara sejenak, lalu mendaratkan dirinya di tanah dengan perlahan.

Itu lengan Jenderal Akira, dan lelaki itu sedang membantunya turun.

Asia mendengar suara langkah-langkah dan pintu yang sepertinya berat dibuka. Jenderal Akira mencekal sebelah lengannya kembali dan membawanya melewati pintu itu.

Asia tahu dirinya memasuki ruangan sebuah bangunan, karena suhunya lebih hangat. Ketika berada di luar tadi, hawa dingin musim salju terasa menusuk kulit, sekarang kehangatan langsung menyembur dari segala sisi, menetralkan kulitnya yang kedinginan.

Mereka dibawa melewati lorong demi lorong, menaiki Lift yang membuat Asia bertanya-tanya apakah mereka naik atau turun, dan ketika pintu lift itu terbuka, aroma yang dikenalnya langsung menyeruak. Aroma obat-obatan dan desinfektan yang menyengat.

Jenderal Akira melangkah ke belakang dan membuka ikatan penutup matanya. Ketika penutup itu dilepas, Asia mengerjapkan matanya sejenak, menyesuaikan pengelihatannya dengan cahaya terang yang menyinari ruangan ini.

Ruangan ini benar-benar rumah sakit, Asia menyimpulkan dalam hati. Mungkin ini rumah sakit militer tempatnya di rawat, atau mungkin juga ini salah satu lab atau fasilitas kesehatan rahasia lain milik Jenderal Akira.

Matanya memandang lurus ke depan, dan kemudian terkesiap melihat apa yang terpampang di depannya. Tubuhnya gemetar dan dia melangkah maju karena terkejut, sebelah jarinya menutup mulut yang bergetar karena shock yang melanda.

Di depan matanya…. dibatasi oleh jendela kaca lebar berukuran dua kali satu meter yang sangat tebal dan bening, berbaring Cesar, kakak kembarnya di atas ranjang rumah sakit.

Mata Asia berkaca-kaca dan dadanya bergemuruh oleh rasa sakit melihat pemandangan itu. Cesar tampak pucat, matanya terpejam rapat hingga bulu mata kecokelatannya yang tebal menyentuh pipi. Wajahnya tertutup oleh masker oksigen yang berembun. Lelaki itu sama sekali tak bergerak seperti patung, sementara alat-alat penunjang kesehatan beserta kabel-kabel yang mengerikan tertancap di tubuhnya. Monitor kesehatan berbunyi pelan di sebelah ranjang, menciptakan grafik lemah tanda-tanda kehidupan Cesar.

Yang paling mengerikan, Asia melihat kantong-kantong darah yang tergantung rendah di sisi ranjang Cesar. Matanya memindai dan kemudian terkejut karena menyadari bahwa Cesar bukannya sedang menerima transfusi darah, darah Cesar sedang disedot dari tubuhnya!

Asia menoleh pelan ke arah Jenderal Akira, bibirnya gemetar dan pipinya masih basah oleh air mata, menahankan sesak di dada karena kondisi Cesar yang mengenaskan.

“Apa maksud semua ini?” dia bertanya lemah kepada Jenderal Akira yang menatapnya tanpa ekspresi.

Jenderal Akira melirik ke arah Cesar sekilas, lalu menajamkan tatapannya kembali ke arah Asia.

“Seharusnya kau bersyukur karena satu-satunya alasan aku membiarkan Cesar hidup adalah karena aku memerlukan darahnya.” desis Jenderal Akira sinis, “Kalau tidak dia sudah lama mati di ujung koleksi pisauku.”

Asia bergidik, meskipun begitu rasa marah yang mulai merayapi benaknya berhasil menyerap kengeriannya.

“Kenapa kau mengambil darah Cesar seperti itu?”

Akira tersenyum kejam, “Karena aku membutuhkannya untukmu. Kau,Asia. Jika kau hamil kau akan mengalami pendarahan hebat dan bisa mati, sayangnya darahmu termasuk langka. Satu-satunya cara kau bertahan adalah mendapatkan transfusi darah dari saudara kembarmu yang sama-sama berdarah langka. Kau seharusnya berterimakasih kepadaku….”

Jenderal Akira tidak berhasil menyelesaikan kalimatnya karena Asia sudah melayangkan tangannya sekuat tenaga, menampar sisi pipi sang Jenderal keras-keras hingga kepalanya sedikit terlempar ke belakang, menimbulkan suara tamparan yang begitu keras bergaung di ruangan.

Sejenak suasana hening. Jenderal Akira hanya terdiam, menatap mengejek dengan sebelah jarinya mengusap pipinya di bekas tamparan Asia.

“Kau benar-benar manusia rendah, lebih rendah dari binatang!” Asia terengah, dipenuhi kemarahan yang amat sangat, “Aku sangat membencimu! Kau adalah manusia paling tidak punya hati!” dengan histeris Asia mendekat, berusaha memukul, mencakar dan menendang sang Jenderal.

Tentu saja apa yang dilakukannya sia-sia, tubuh mungilnya tidak sepadan dengan tubuh sang Jenderal yang tinggi dan kuat. Jenderal Akira hanya menangkis serangannya dengan setengah hati, bahkan ada sinar geli yang muncul sedikit di matanya.

Asia terus melampiaskan kemarahannya, berusaha melukai Jenderal Akira dengan sekuat tenaga, membuat napasnya terengah-engah sementara matanya kabur oleh air mata.

Tiba-tiba Jenderal Akira mencengkeram kedua tangan Asia, menghentikannya dengan gerakan efisien dan cepat, lalu sedikit mengangkat tubuh Asia supaya sejajar dengan kepalanya, membuat Asia terpaksa menjinjitkan kaki.

“Sudah? Kau sudah puas? Tenangkan dirimu!” bentaknya kejam, menanamkan tatapan tajam ke dalam mata Asia yang berurai air mata.

Asia terengah, melemparkan tatapan penuh kebencian kepada Akira.

“Aku membencimu.” Desisnya penuh emosi.

Sayangnya pernyataan kebenciannya hanya ditanggapi oleh senyum sinis sang Jenderal.

“Bencilah aku sesukamu, Asia. Aku tidak peduli dengan perasaanmu. Kau tidak perlu mencintaiku untuk memberiku anak.” Balasnya kejam, “Tapi karena aku sudah muak dengan sifat menentangmu yang keras kepala, aku akan menawarkan kompromi untukmu. Dan sebaiknya kau menerimanya demi menyelamatkan nyawa saudaramu.”

***

“Kompromi apa?” Asia menatap waspada ketika ikatan penutup matanya dibuka dan dirinya didudukkan di kursi sofa besar berwarna kecokelatan di ruangan yang sepertinya ruangan kerja Jenderal Akira.

Mereka sudah kembali ke pondok yang sama, pondok misterius yang entah berada di mana dengan pemandangan hutan pinus berselimut salju sejauh mata memandang.

Hati Asia terasa berlubang, lubang menyedihkan yang menganga dalam, menyisakan rasa perih yang menyesakkan dada ketika pikirannya tertuju pada Cesar, dia merasakan sakit yang sama, sesak yang sama dan rindu yang sama. Hatinya dipenuhi oleh rasa nyeri yang berdenyut dan sesak, membuat napasnya terasa berat.

Sementara itu Jenderal Akira seolah tak peduli, lelaki itu mengambil botol minuman di salah satu rak kayu besar berwarna hitam yang ada di belakang kursi kerjanya, kemudian mengambil gelas kristal dan menuang minuman berwarna emas itu ke dalam gelas.

Lelaki itu lalu melangkah duduk dengan gelas di tangannya, di kursi lain yang berada tepat di depan Asia. Matanya mengamati tajam ke arah Asia yang bernapas berat dan berusaha meredam emosi. Kemudian Jenderal Akira mengulurkan gelas itu ke arah Asia.

“Minum.” Gumamnya tegas, seolah tak terbantahkan.

Asia langsung melemparkan tatapan memberontak penuh kebencian.

“Tidak sudi.” Desisnya galak.

Ekspresi Jenderal Akira tidak berubah mendengarkan jawaban kasar itu, hanya gerahamnya yang sedikit mengeras.

“Minum, Asia. Tentu saja ini bukan racun, ini brandy. Minum atau aku akan ke sana, dan memaksamu minum langsung dari mulutku.”

Asia mengerutkan keningnya, menatap Akira sambil sedikit menyipitkan mata, berusaha menilai apakah ancaman sang Jenderal tadi benar-benar akan dilakukan atau hanya gertakan saja.

Jenderal Akira membalas tatapan Asia dengan tak kalah tajamnya. Lelaki itu lalu bergerak, hendak berdiri, seolah benar-benar akan melaksanakan ancamannya.

Seketika itu juga, Asia meraih gelas minuman dari tangan Jenderal Akira, dan menenggak apapun minuman yang ada di dalam gelas itu.

Cairan pekat bercampur getir dan terasa panas langsung membakar tenggorokannya, membuatnya matanya panas mengeluarkan air mata dan terbatuk-batuk keras.

Sementara Jenderal Akira hanya menatapnya mencemooh seolah Asia adalah orang terbodoh yang pernah dia lihat,

“Aku menyuruhmu minum sedikit saja, bukan menandaskan isinya.” Gumamnya mengejek. Lelaki itu menatap kulit Asia yang memerah karena pengaruh brandy, lalu memajukan tubuhnya, menyangga dagu dengan pertautan kedua jemarinya yang bertumpu di lututnya,

“Sudah lebih tenang?” tanyanya dingin, tidak meminta jawaban, karena bahkan sebelum Asia menjawab dia sudah melanjutkan, “Kalau begitu mari kita membicarakan kompromi yang menguntungkan untuk kita berdua.”

Asia sebenarnya merasa dirinya melayang-layang, minuman itu ternyata memberi efek mengerikan ke dalam otaknya. Apakah Jenderal Akira sengaja? Memberinya minuman ini untuk membuatnya lemah dan mudah diatur?

Asia mencubit dirinya sendiri diam-diam, berusaha untuk memfokuskan pandangan matanya dan pikirannya sehingga tidak mudah diperdaya.

“Kompromi apa?” Kilasan keadaan Cesar yang terbaring lemah di kamar rumah sakit membuat jantungnya berdenyut sakit lagi, Asia mengusap pipinya yang mulai terasa panas akibat efek minuman, lalu menguatkan hati.

Kompromi apapun akan dilakukannya supaya bisa melepaskan Cesar dari kabel-kabel sialan yang menyedot darahnya itu.

“Kau memberiku anak, dengan sukarela tentu saja. Aku sudah muak harus mengikat dan memerkosamu. Kalau kau setuju untuk melakukannya, aku tidak akan membunuh Cesar.”

Asia mendongakkan dagunya sinis, “Dan kenapa aku harus percaya akan kata-katamu? Sedangkan kau adalah manusia paling rendah dan tidak berintegritas yang pernah aku kenal.”

“Hati-hati dengan kata-katamu Asia. Atau aku akan mengurungkan niatku untuk berkompromi denganmu. Dengan atau tanpa persetujuanmu, aku tetap bisa mendapatkan apa yang aku mau.” Akira memperingatkan sambil menyipitkan matanya, “Aku akan selalu memegang janjiku. Kau bisa pegang kata-kataku.”

Asia termangu, ragu. Kalau dia tidak menerima kompromi dari Jenderal Akira, dia tetap akan dipaksa memberikan apa yang lelaki itu minta bukan? Ingatan mengerikan tentang pemenjaraannya di kamar putih itu membuatnya begidik dan trauma. Dia tidak mau mengalaminya lagi, diperlakukan kasar dan dipaksa seperti itu lagi.

“Kenapa kita tidak melakukan cara bayi tabung atau semacam itu?” Akhirnya pertanyaan yang selama ini terpendam di benak Asia berhasil di tanyakan.

Ya, dia bingung, kenapa Jenderal Akira repot-repot melakukan ini semua? Menculiknya, menahannya, memerkosanya, menghancurkan kehidupannya?

Tidak bisakah lelaki itu mengambil sel telurnya saja dan kemudian melenggang sesuka hati setelah mendapatkan anak yang diinginkannya?

Jenderal Akira membeku di kursinya, dia lalu menatap Asia dengan pandangan menilai, pandangan yang memindai Asia lambat-lambat dari ujung kepala sampai ujung kaki yang membuat bulu kuduk Asia meremang. Ini adalah kali pertama – kecuali ketika Asia hilang ingatan – mereka berdua bisa duduk bersama, dan bercakap-cakap dengan tenang. Biasanya pertemuan mereka berdua selalu dihabiskan dengan cakaran, pemaksaan dan saling melemparkan makian satu sama lain.

Asia memang lebih memilih bersikap hati-hati dan menahan emosinya karena ada Cesar yang harus diselamatkannya. Sementara Jenderal Akira, entah motivasi apa yang ada di benaknya sekarang. Mungkin lelaki itu sudah putus asa untuk memiliki anak dan memilih memperlunak sikapnya kepada Asia.

“Calon pemimpin After Earth tidak boleh dilahirkan dengan cara klinis seperti bayi tabung.” Jenderal Akira akhirnya menjelaskan dengan tenang, “Dia harus tangguh, bahkan ketika dia diciptakan.”

Asia ternganga mendengar jawaban egois dan tak masuk akal itu,

“Jadi maksudmu kompromi yang kau minta itu, bahwa kau akan…. akan melakukan itu….” suara Asia tertelan di tenggorokan, hilang entah kemana. Jika lelaki di depannya ini bersikeras menggunakan cara alami, itu berarti mereka akan tidur bersama, sebuah kegiatan yang dulu ditolak Asia sekuat tenaga.

Akira menganggukkan kepalanya dingin,

“Ya. Aku akan meniduri dan membuahimu, dengan cara alami.” Tiba-tiba ekspresi mengejek muncul di bibirnya, “Tidak usah memasang wajah jijik seperti itu Asia, kau pasti merasakan ketertarikan fisik yang sama karena genetik kita yang saling tarik menarik. Atau mungkin aku harus mengingatkanmu akan percintaan kita ketika kau hilang ingatan? Kau menikmatinya, Asia. Amat sangat malahan. Aku bahkan masih mengingat suara erangan yang kau lepaskan ketika kau mencapai…”

“Hentikan!” Asia berteriak, wajahnya merah padam, pipinya panas entah karena efek brandy yang semakin menjadi, ataukah efek kata-kata kasar Jenderal Akira barusan, “Aku setuju melakukannya.”

Napas Asia terengah, menyadari bahwa dirinya telah merendahkan diri di depan Jenderal sialan ini, lalu dia melanjutkan dengan penuh tekad, “Tetapi hanya ketika aku subur, dokter Frederick akan memeriksaku dan ketika dia memastikan aku subur, maka aku akan mengizinkanmu membuahiku. Selain itu, aku tidak ingin disentuh olehmu seujung jaripun.”

Jenderal Akira menatap Asia merendahkan, “Tidak. Aku akan menyentuhmu semauku.” Jawabnya tanpa kompromi.

Asia menggertakkan giginya, “Kalau kau menyentuhku, aku akan bunuh diri. Aku tidak main-main Jenderal, sedikit saja kau menyentuhku, aku akan mencari cara untuk mati.”

Mata Akira menyipit, “Kalau begitu aku akan membunuh Cesar seketika itu juga.” Desisnya.

Ancaman itu bukannya membuat Asia takut, malah membuatnya tertawa,

“Silahkan Jenderal. Habisilah nyawa kami berdua. Dan kau tidak akan bisa mendapatkan apa-apa.” Ditatapnya Jenderal Akira penuh kemenangan, “Kau membutuhkan kami berdua, aku dan Cesar. Mungkin akan lebih memuaskan bagi kami kalau kami mati, dan melihatmu dari alam baka, melihatmu tidak punya keturunan untuk selamanya.”

Kata-katanya rupanya sedikit memancing emosi Jenderal Akira yang kejam, rahang lelaki itu berkedut geram, lalu mata cokelatnya yang tajam terangkat dan memandang Asia dengan sinis,

“Jangan menilaimu terlalu tinggi, Asia.” Desisnya sinis, “Kalau kau memutuskan untuk mati, aku ingin kau mengingat kata-kataku ini.”

Jenderal Akira tiba-tiba bergerak secepat kilat, menyeberangi meja dan kemudian mendesak Asia di kursi sofa besarnya. Tubuhnya melingkupi tubuh Asia, memenjarakannya, membuatnya tidak bisa bergerak,

“Kalau kau memutuskan mati… aku tidak akan membiarkan Cesar mati dengan mudah.” Jenderal Akira menempelkan bibirnya di bibir Asia, dahinya di dahi Asia, dan hidungnya di hidung Asia.

Napas mereka berdua menyatu, menciptakan uap panas yang menggoda, “Akan kusiksa dia pelan-pelan dengan pisauku. Akan kukuliti dia hidup-hidup, akan kupotong tubuhnya sedikit demi sedikit, akan kusiksa dia hari demi hari, akan kubuat dia bertahan selama mungkin, dan akan kuberikan penyiksaan paling menyakitkan yang pernah dirasakan manusia.”

Mata cokelat itu begitu dekat, menatap mata Asia hampir tak berjarak, “Sementara kau mati karena keegoisanmu, saudara kembarmu akan hidup dalam siksaan, memohon padaku untuk diizinkan mati, dan aku tidak akan mengizinkannya. Jadi kalau nanti kau sudah di alam baka, silahkan melihat betapa menderitanya Cesar karena perbuatanmu.”

Ancaman mengerikan itu mengena, membuat Asia membelalakkan mata ngeri dan mulai gemetaran, apalagi Jenderal Akira begitu mendesaknya dengan wajah begitu dekat dengannya.

Jenderal Akira menatap mata Asia dalam, menyadari bahwa Asia sudah memikirkan baik-baik ancamannya. Lelaki itu mundur sedikit dan menarik jemari Asia ke bibirnya, mengecup jari manis tangannya yang dilingkari cincin emas pernikahan. Kecupannya bukan jenis kecupan lembut penuh kasih sayang, melainkan lebih kepada kecupan dingin penuh intimidasi. Matanya masih menatap tajam ke mata Asia,

“Kau adalah istriku, Asia. Dan aku akan menyentuh isteriku, kapanpun, dimanapun, sebanyak apapun, semauku.” Desisnya dengan suara tegas tak terbantahkan.

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

KONTEN PREMIUM PSA


 

Semua E-book bisa dibaca OFFLINE via Google Playbook juga memiliki tambahan parts bonus khusus yang tidak diterbitkan di web. Support web dan Authors PSA dengan membeli E-book resmi hanya di Google Play. Silakan tap/klik cover E-book di bawah ini.

Download dan install PSA App terbaru di Google PlayWelcome To PSAFolow instagram PSA di @projectsairaakira

Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

220 Komentar

  1. ILmAmaliYah menulis:

    jenderal akira selalu cerdas.. haha!

  2. Tes tes…

  3. :heart: hmmmmmmm

  4. sthajarmustamin menulis:

    Hahhaa,gemess bgt jendral akira

  5. Jenderal akira.. kejam tapi mempesona. ???? :heart:

  6. Yakin kalian sukanya hanya karena genetik? hehe

  7. Akhirnya setelah sekian lama aku bs bertemu dgn jenderal akira lg :yahoo:

  8. :heart:

  9. Asia, bunuh diri itu dosa loh ._. #sokbijak

    Makiiinn kereen ka akira~ *tertuju pada bang akira bukan jenderal akira wkwkwk

  10. Kasihan cesar :cry:,,
    Jendral akira egois tapi sweat dehh :heart:

  11. RaisaFuji11 menulis:

    Chapter ini tuh bikin huaaa deg deg kan gitu pas Asia pegang pistol itu loh ????

  12. :good:

  13. :good: :yahoo:

  14. Aulia Asyraf menulis:

    :good: aduh nyesek, tapi pengen mereka saling cinta. Asia jangan bunuh diri dong kesian jendral akira ntar dia ngejomblo hehe..

  15. OrryelNarsa menulis:

    Sama egois, sama sama keras kepala. Nah itu lah yg bkin keduanya menderita..
    Lagian aku greget juga sih lama lama sama kekeraskepalaannya si Asia..
    Jalan satu satunya biar Asia mau ya emnk harus di paksa hahaha..
    Duh apa aku kejam ama Asia ya? Malah ngedukung JA dengan sikap tidak berkrimanusiannya itu hahaha..
    Next..
    Semangat untuk Team PSA..

    Salam Vitamins..

  16. Kapan iya mereka saling jatuh cinta….
    Gemes dh bacanya
    Next next

  17. Kok aku malah kepikiran letnan athena ya?

  18. Kenapa asia selalu memcoba untuk bunuh diri?? Ayolah asia, apakah kau harus selalu dipaksa?? Arrgghh asia akira makin bikin aku geregetan..

  19. jelas2 komprominya berlipat2 menguntungka jendral akira hahaha,,,,,sebenarnya akira suka asia yng pembangkang tapi disaat tertentu luluh kepadanya…
    keliatan bgt dia ngarepin asia tunduk akan perasaannya karna panggilan genetik alami mereka, pas dia bilang ‘katamu kau mencintaiku’

  20. Itu sih bkn kompromi nmnya…. Ampun dech…
    Akira… Akira… :NOHOPE :HMMM

  21. D_dabbenena menulis:

    Emang keliatannya kejam, tapi asia kadang emang harus dipaksa sih :YAZZA

  22. dimanapun dan kapanpun…. eaaaaa :AYO

  23. Idasushee menulis:

    Jenderal Akira cocoknya Ama Asia emang debat terus n perang terus , makin seru nih top markotop

  24. D.zherant menulis:

    Komprromiii katanyaaa
    Tp gpp deh
    Biar abang gtu ttep deh aye cinta wkwkwk

  25. SyarifahAlydrus menulis:

    :HIRO jendral akira ituh so sweet tp egoisss
    Kesian asia ama caesarnya
    Kembaran yg malang

  26. RiniAnsyah3 menulis:

    Asia Caesar kembar menyedihkan…
    Akira gara2 g mau pisah sama Asia apapun dilakuin….
    Kejammm amattt…

  27. RedAppleberry menulis:

    Kamu selalu bikin aku deg degan akiraaaa :SHENKING

  28. antob_picula menulis:

    kadal mau di kadalin.hahahahaha

  29. Ehem Ehem… gada bosennya baca cerita ini… aku padamu mas jenderal

  30. Asih Septia menulis:

    Dua-duanya keras kepala gak ada yang mau ngalah… :CESAR

  31. Mungkin satu2nya orang yang pernah menampar jenderal berkali2 ya cuma Asia…
    Ga salah paris bilang asia itu istimewa..
    Satu2nya orang yang bisa buat jenderal akira gemetar ketakutan.. takut kehilangan dia..
    Aw aw aw..
    Dibaca berkali2 ga bosen2

  32. Tia Destyliana menulis:

    Aaaaaa kata kata akira tak terbantahkan eoh.. wooww asia hebat ya.. prinsipnya sama.. ?

  33. Riyanti Widiastuti menulis:

    Baca part ni kenapa jadi nahan napas ya?
    #BerasaDiposisi Asia
    #Tegang :PANIK

  34. Hahha.. Seneng kalo jendral akira sendang manis, kalem hahha

    Bagus ceriatanya kak

  35. Gemes banget dah sama intu jendral dodol.. huuuhhh sabar…sabar.. semua akan indah pada saatnya..

  36. syahrianti menulis:

    Dua orang ini bikin gemess banget, samasama keras :PEDASS
    Coba dari awal JA datang baik2 buat ngelamar asia, gak kasar, gak maksa kya gitu, pasti ceritanya asia gak bakal kya gini :AZHURAKAHN orang keras makin dikerasin yaudah selamat :NANGIS
    Kapan yaa JA dan Asia sadar kalau kekerasan gak bisa mnyelesaikan masalah :SHENKING

  37. syahrianti menulis:

    Gemess banget sama 2 orang ini, samasama keras :GALAU
    Gitu aja terus sampai jenderal moroko bangun dan menceramahi kalian :MUTER

  38. Sumpah gemes sama mereka berdua,, cekcok mulu buk.

  39. MustikaDN18 menulis:

    Seneng banget akhirnya bisa masuk ke blog ini setelah e-mailnya eror. Masa notice ganti password karena saya lupa justru disaring otomatis disangka spam. Sebenernya dah baca sih part ini, cuma pengen baca lagi, agak lupa soalnya. Ceritanya bagus banget, saking bagusnya saya sampe galau lupa password blog ini. :AIKO :AZHURAKAHN

  40. Anyamgenesita menulis:

    Akhirnya bisa baca lagi cerita ini. Jujur aku suka sama ceritanya, selain beda dari yang lain aku juga penasaran sama ending…

  41. ada yang di revisi ya kak?? atau cuma perasaanku aja ya :BINGUNG

  42. JusManiar9 menulis:

    Yeeee,,seneng banget bisa baca lagi,,thank ya admin udh aprove,,,aku suka,,,aku suka banget ceritanya.?

  43. EvaMaulida menulis:

    akhirnya bisa masuk diblog ini juga hampir satu bulan nunggu diapprove,udh seneng2nya pasau log in lupa password dan rasanya arggh pengen kuliti cesar hehe.ini cerita terbaik gk pernah bosan bacanya krna cerita sangat menarik dan beda dari yg lain??

  44. ratushayle menulis:

    jendral akira ancamannya selalu bikin ngeri -,-

  45. omg,, jendral Akira begitu kejam…
    gimana Asia gak makin benci sama Akira, kalau Akira jarang bersikap lembut sama Asia

  46. emeralddaffodil menulis:

    akira sprti biasa ya, egois dan mendominasi

  47. Susi_Anjar47 menulis:

    Kejammmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
    Ya ampunnnnn asiaaaa kamu hebat bisa melawan JA,,
    Dan kasian bgt caesar
    Dia harus terkurung,,, ndak sadarkan diri dan diambil darahnya lagi,,,

    Ketertarikan JA ke Asia beneran keliatan bgt,,,
    JA kayaknya udag mencintai Asia
    Hehehe

  48. ahirnya bisa jg baca karyanya sakira …
    thanks bgt teruslah berkarya ..
    cayooo

  49. Akira ancamannya :SUPERKAGET
    mau menguliti cesar :YYYASAHPISAU ingett JA dia itu kakak ipar mu :EMOSIJIWA

  50. :BANTING! Jendersl kejam yaa

  51. Dari lapak shen king pindah dulu kelapak jendral akira

    Sambil nunggu ec di post ?? :hellokitty :yihaa

  52. Ok… ne kok jenderal agak nyeremin ya d part ini??
    Pa krn patah hati ya??kn asia blg dy cinta skrg benci..mkax akira mrah?!

  53. jd baca lagi deh part yang ini, buat refresh ingatan, jendral akiraaa gilaaa, setiap partnya entah knp buat aku deg degan min wkwk

  54. Akira sadis

  55. sarem, sadis, gak punya hati campur jadi satu

  56. Makin gregetan xD

  57. *menggelepar*

  58. Jendral Akira kok sadis dan kejam amat ya…

  59. Jenderal akira rela berkompromi demi asiaa

  60. Akira :inlovebabe

  61. yuanaabiewinata menulis:

    Part 17nya ga ada ya? Baru engeh saya

    1. Ada..flasback itulah part 17 nya

  62. Mulai sedih… sampe kapan akir ajahat bgtu :”(

  63. Yap. Disinilah awalmula segalaaa kompromi dari JA wkwkwk. Asia nggakmau, tapi gakbisa nolak. Emeshhh emeshh

  64. LydiaMarcella_Putri menulis:

    Baru ngeh chapter nya dari cahpter 16 lgsng ke 18…. :NABRAKKACA

  65. FuntasticSentences01 menulis:

    baca ini, sambil dengerin lagu mello. beuh baper lah aku ini :TERHARUBIRU

  66. :NGAKAK :NGAKAK

  67. Ancaman jederal selalu mengintimidasi. Horor :demidewa!

  68. skakmat jenderal akira, wahaha apalagi pas bagian asia nembak dirinya sendiri jenderal akira langsung panik, asia memang gk bisa ngebunuh jenderal, tapi sia bisa bunuh diri sendiri

  69. Baca ancaman akira ke asia aja
    Bkin begidik sendiri bacanya.
    Nyeremin banget si akira :PEDIHH :kelincisaygoodbye

  70. :DOR!

  71. :NABRAKKACA

  72. :goyangasoi

  73. Sadis bgt ancaman si jendral

  74. jendral akira :ngemilbapaw

  75. :NABRAKKACA

  76. Berharap ada sequelnya… cinta banget ama jenderal ini…

  77. Read ulang :tepuk2tangan
    Kompromi pertama AsiaAkira… :inlovebabe

  78. aye aye….akira aku padamu!!!
    lama nian tak baca engkau….aku rindu sangat!!!
    saira akira makasih udah approve…shingga aku bisa ketemu akira lg

  79. Re-read

  80. Iyain ajj ngapa…
    Bkin ngeri :menyerah

  81. Diamdiam akira takut bgd kehilangan asia….loveeeee

  82. fitriartemisia menulis:

    good asiaaaa :tepuk2tangan

  83. fitriartemisia menulis:

    Akira kejam !! kereeeen :ASAHPISAU2 :ASAHPISAU2

  84. Uhuhh.. Sebenerny akira takut khilangan asia kn? Pke ngancem2 segala bkl bunuh cesar kkkk

  85. :ASAHPISAU2 :ASAHPISAU2 :ASAHPISAU2

  86. :aaaKaboor

  87. :TERHARUBIRU :TERHARUBIRU

  88. Sadiezz… :aaaKaboor

  89. :PATAHHATI

  90. :aaaKaboor

  91. iriienfadiliah menulis:

    Akira saking ingin punya anak menggunakan segala cara kompromi sama asia …

  92. huweeeee,,,,,,kapan moment manis akira – asia???tegang mulu.

  93. Mutia Rahmalia menulis:

    kapan kelar ini mereka ber2 brantem mulu
    tapi asik sih liatnya hehehehe…..

  94. windaturistiani menulis:

    Wahhh…,ancamanya nusuk bgt.. daku ikut gemeteran :aaaKaboor abang jendral kejem amat sama casumi ku cesar..,

  95. :TERHARUBIRU

  96. cie tangan JA sampe gemeteran gitu gara-gara asia mau bunuh diri :ngetawain takut banget kayaknya ya hihi

  97. Aku suka sekali sama karakternya Asia, apa lagi dengan Jendral Akira…
    Singkatnya KERENNN….

  98. baper banget bacanya :PATAHHATI :PATAHHATI

  99. udah pernah dibaca padahal tapi tetep aja saya baper

  100. Ya ampun ,jendral akira jemariny sampe gemeteran gtu wkt asia mo coba bunuh diri ?

  101. Ka kok part 20 nya gak bisa dibuka? Penasaran aduhh

  102. kyukyukkajji menulis:

    Baca ulabg lagii untuk kesekiannn

  103. Oooowwwhhh… aku selalu merasa kata2 Jenderal ditujukan utk ku… :sangatterpesona

  104. Ya ampun

  105. aduhhh akira :menyerah

  106. miiiiyyyyaaaaa menulis:

    Ckckckckck ….Akira ..akira kau membuat aku jantungan akan sikapmu ….. :NGEBETT

  107. Shocked baca cerita ini, jenderal akira terlalu kejam kepada asia dengan ancaman-ancamannya itu..??

  108. Percuma aja asia melawan jenderal akira

  109. Makin seru…

  110. Ayu Dewanti menulis:

    Nervewrecking part…sumpah intens bgt!

  111. kayak dominan sama submisif gitu yah

  112. Aku deg’an baca nya sama senyum’ sendiri. Jendral akira punya cara sendri ni buat apa yg dia mau bisa dia dpt :TERHARUBIRU :TERHARUBIRU

  113. So intense… :anakayampuyeng

  114. Saling tertarik tapi saling menyangkal juga

  115. :CUBITPIPI

  116. Sakura Lovers menulis:

    :tebarbunga

  117. listianaaaaa menulis:

    Kau adalah istriku, Asia. Dan aku— :tidakks! :LARIDEMIHIDUP

  118. Hwang risma menulis:

    Betapa otoriter dan pemaksanya akira ? untung ganteng hahaha.

  119. Bang Jejen dan ancamannya :LARIDEMIHIDUP

  120. Bang jendral mah ancaman mulu, coba halus dikit??

  121. Abang Jen lembut dikit kenapa, biar Asia luluh dan gak takut. :tidakks!

  122. elisarisca menulis:

    Part 17-18 ???

  123. Ai Erlinawati menulis:

    Saking ketakutannya Asia bunuh diri Akira sampai gemetaran gtu. Sabar Bang, hidup terkadang memang rumit.

  124. jenderal

  125. Anjayy akira???

  126. :PATAHHATI ya ampun ….

  127. asik bs baca cerita ini lg. tq so much

  128. AimeeCho838 menulis:

    Kenapa juga Jenderal ini seram banget jadi orang.

  129. sentuhlah aku…sepuas hatimu…kalo ga kau sentuh…aku yang nyentuh… :RENCANAJAHARAA

  130. Spechless ama jenderal Akira

  131. afsyeengrey menulis:

    Ancaman jendral mah gitu selalu aja bisa mengintimidasi eh :LARIDEMIHIDUP

  132. Ya ampun jendral…ga ada manis manisnya..

  133. Akhirnya bsa baca cerita ini lagi setelah sekian lama ….makasih psa

  134. Weeeww… Kompromi macam apa itu Akira??? :tidakks! :KAGEET
    Tetep aja itu mah pemaksaan kehendak. :nangisgulinggulingan Dasar. :GOOOAWAY :menyerah

  135. Baca ulang dan ga bosen bosen :KISSYOU

  136. GK NGERTI LAH SAMA JENDERAL T.T

  137. egois…

  138. :GERAAH :GERAAH

  139. jenigriyani menulis:

    Aku berasa ditikam gitu sama Akira.. ckckck..
    @projectsairaakira

  140. Barthie_Cho menulis:

    Baru bisa berkunjung lagi, sampe lupa baca nyampek mana..
    Ini gk tau knp makin suka sm si jendral..
    Walaupun kejam bgt sm asia..

  141. Ayu Lestari menulis:

    Kompromi nya bikin Akira menang banyak nih hehe..?

  142. aureliafirmansyah menulis:

    keduanya sudah saling tertarik satu sama lain..
    tapi masih dilingkupi rasa gengsi yang besar..
    makanya saling menyembunyikan perasaan masing2..
    bener2 kompromi yang menyenangkan..

  143. bener2 suami yang arogan dan penuh pemaksaan

  144. Hana Kimii menulis:

    :tidakks! Aduh jendral :inlovebabe

  145. Ayu permatasari menulis:

    :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP

  146. mau tidak mau si asia harus mau ?

  147. Kompromi versi akira itu sama dengan menyerah secara halus :tepuk2tangan :tepuk2tangan

  148. Missjangchoii1 menulis:

    Tidak ada pilihan lain untuk Asia selain menyetujuinya

  149. Maygod!! Ngga Akira ngga Azhura, dua duanya sama sama alpha-male ?
    Bersabarlah untuk Asia dan Armenia, walau kasusnya agak sedikit berbeda, hahaha.
    Kompromi dengan Akira kayak bukan kompromi, haha–literally, kebih banyak menguntungkan Akira. Akira dapat nidurin Asia , dapetin anak, dan stok darah Caesar sementara Asia cuman dapet Caesar yang sudah ampir sekaraat kayanya setelah diambil darahnya ?

  150. Leh uga komprominya.. bnr kan akira udh tau dr awal kalo asia udh ingat lagi.. duhhh kasian sih sma mrka tp mau gmn lagi, jln ceritanya begitu wkwkk. Tp seru dan bkin penasaran

  151. suka yang kejam² kayak gini haha… ??

  152. ini cerita paling kejam yg pernah gw baca deh… sumpah,, anjirr kdang gk kuat bacanya tpi penasaran :ngambeknih :gulungguling

  153. Aku bnr2 suka sm karakternya asia

  154. Kompromi yg cukup menguntungkan sebenarnya..

  155. Kurome Hiyoshi menulis:

    Akira… Seorang diktaktor XD

  156. fitriartemisia menulis:

    Aiiiihh. Laki benerrrrr ??

  157. Syafriska Amelia Nst menulis:

    Akira.. I LUV U bang…. :NGEBETT
    Wlwpun kejam

  158. mei lutfiatu sahadah menulis:

    wah, emang y akira is da real badass. but every woman loves that kind of man. aku juga heran. haha

  159. Capek euyy. Tarik ulur mulu. Tapi sukaaaaa :tidakks! :inlovebabe Gimana ini :ragunih

    1. terbaik

  160. Baca ulang

    1. Licha Sherrinford menulis:

      Yap. Same here

  161. Merinding sendiri denger ancamannya

  162. Akira dingin tapi aku suka???

  163. kejam tapi bikin orang makin cinta gimana inih :ngambeknih

    1. Hahaha.. iya ya

  164. Hana Fadhillah menulis:

    Feeling ‘something’ grrrrh

  165. Kataa yang keluar dari mulut Jendral akira hukumnya mutlak ?

  166. Prisma Lincia menulis:

    Paragraf² awal sih senyum² sendiri bacanya…
    Begitu sampai tengah~~~

  167. Jenderal jahil juga.. dia dah tahu Asia pny mo bunuh.. g kuat aku tuh.. bayangin jenderal jln2 dg telanjang sengaja ngejahilin Asia ???

  168. aninagustina menulis:

    Akira kejam banget tp banyak fansnya :inlovebabe

  169. Ah. Akira. Love love :NGEBETT

  170. fitriartemisia menulis:

    Sentuh aku Jenderaaaal, sentuh akuuuu wkwkwk

  171. carlawella menulis:

    akira gemetaran :HUAHAHAHAHA :KETAWAJAHADD

  172. Anggia Noorsukma menulis:

    Akhirnya bisa baca kelanjutan setelah menunggu lama. Keren

  173. Ancaman jenderal dengan segala keahlian membunuh pasti selalu sukses bikin perut serasa diaduk-aduk

  174. mustika lisa amalia menulis:

    Aku suka gayamu jenderal

  175. Lely Damayanti menulis:

    Jenderal Akira dilawan!!!

  176. akira serem banget tapi kok bikin aku gemesss sihhh duh :kisskiss :aw..aw :lovely
    asia terima akira aja udah, ini keputusan yang terbaik :panikshow

  177. Berkuasa penuh :kisskiss

  178. :iloveyou :iloveyou :iloveyou

  179. Dera Puspita menulis:

    Akiraaa kejam :panikshow
    Tapiii kusukaaa :kisskiss
    Ehhhh :nangiskeras

  180. Bingung mau komen apa lagi.

    Semoga kakak2 PSA semangat nulis karna kita vitamins sangat mengapresiasi cerita kalian. :givelove :givelove :givelove

  181. Baca ulang :bantingkursi :bantingkursi

  182. Sinta Setiawati menulis:

    Sadisnya ga tanggung..tapi geregetan sama akira..

  183. Arnaningtyas Rofi'i menulis:

    kereeeeeennnnnn ?? :berharapindah :berharapindah :kisskiss *langsung ngacir olshop buku

  184. Airaqyoung1215 menulis:

    :bergoyang :bergoyang

  185. Gitu dongg ngobongnya baik”an bisa haha?

  186. Kaikou Nezumi menulis:

    Duhh Akira sadis amat yakkk

  187. sri wahyuni menulis:

    Asiaa gw suka gaya lo yang nekat itu, ahahha karena gw seneng ngebayangin Pak jendral yg lagi khawatir dan frustasi. Ehehhehe unyu-unyu tuhh pasti

  188. Ngeri dgn jendral Akira

  189. Dhian Sarahwati menulis:

    Paraahh jendral…sangat mengintimidasi tapi ak suka

  190. Akira serem banget

  191. Lusy Fitriyani menulis:

    Tegang,ga tau mesti ngomong apa :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi

  192. Suningsihsuning menulis:

    :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi

  193. Mengerikan :bantingkursi

  194. Gigit matanya aja Asia, trs kabur :bantingkursi

  195. Kinky Rain menulis:

    :backstab

  196. Astaga jenderal, sabar atuh

  197. Dera Puspita Dewi menulis:

    :lovelove

  198. Aulia hapsah menulis:

    2 orang keras kepala yg disatukan

  199. Mau dongsss disentuh Jenderal :berikamiadegankiss! :backstab

  200. Sadis

  201. Kompromi nya pake ancaman…