Baca Parts Lainnya Klik Di sini
- Sassy Maid and Playboy Doctor – EXTRA PART
- Sassy Maid and Playboy Doctor – EPILOG
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 25 (End)
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 24
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 23
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 22
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 21
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 20
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 19
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 18
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 17
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 16
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 15
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 14
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 13
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 12
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 11
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 10
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 09
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 08
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 07
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 06
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 05
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 04
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 03
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 02
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 01
- Sassy Maid and Playboy Doctor – Prolog
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya telah tiba. Setelah dua minggu beristirahat penuh, rencana pernikahan yang sempat tertunda kembali dilakukan. Semua urusan mengenai acara diurus oleh Mike dan Liliana langsung. Namun, persiapan itu tetap ada campur tangan John dan Anna. Sebagai pasangan yang akan menikah, mereka juga ingin berpatisipasi langsung dalam menanganinya.
Seperti rencana awal, pernikahan mereka digelar di pantai dan tempat yang terpilih adalah Pulau Bali. Bukan tanpa alasan kenapa John memilih lokasi itu. Selain terkenal dengan keindahan pemandangan alamnya, tempat itu merupakan situs wisata internasional yang sesuai dengan kriterianya. Setelah menikah, dia bisa langsung melakukan honeymoon dengan Anna tanpa harus berpegian ke negara lain. Di Bali, semua sudah tersedia. Dimulai dari tempat tinggal yang nyaman, makanan enak dan pelayanan maksimal. Pastinya setelah semua ini selesai, dia bisa menikmati waktunya bersama Anna dan calon bayinya.
Usia kehamilan Nina yang mencapai enam bulan juga menjadi salah satu pertimbangannya. John tidak mau Alex menggunakan alasan istrinya yang tengah mengandung besar itu untuk tidak menghadiri acaranya. Kalau sampai sahabatnya itu tidak datang, tentu dia dan Anna akan sedih. Lalu rencana mereka untuk membuat Alex iri dan menggelar ulang resepsi menjadi batal.
Tempat yang dipilih John untuk menggelar acara pernikahannya adalah Imperial Villa Four Seasons Jimbaran. Villa yang merangkap sebagai tempat tinggal itu memberikan semua yang dibutuhkan, mulai dari lapangan yang luas dan panorama yang langsung menghadap ke laut. Ditengah-tengah kolam renang, ada sebuah tempat kecil berbentuk petak yang dihias menyerupai podium. Tiang-tiang yang menyangga ke empat sudut, diikat dengan kain putih dan sebuket bunga kuning ditengahnya. Diatasnya juga terdapat karangan bunga putih yang digantung berbentuk lingkaran dengan utaian kain bewarna senada dibawahnya.
Ke empat tiang lain yang dipajang juga dihiasi serupa. Bedanya, kain putih membungkus penuh badan penyangga hingga warnanya tidak tampak. Selain itu, ada empat buah lentera kecil yang menghiasi tepian jalan setapak sehingga membuatnya terang di malam hari.
Ya, mereka akan melaksanan pernikahan di bawah gemerlapnya bintang-bintang di langit.
Meja yang digunakan untuk para tamu pun diberi pencahayaan yang sama. Lentera panjang menghiasi setiap sudut, bahkan digantung diatas untuk menambah kesan berpesta. Berbagai peralatan makan dan piring telah ditata sedemikian rupa. Para pramusaji akan datang menghampiri setiap meja dengan makanan yang disajikan langsung. Makanan akan berganti setiap 30 menit sehingga tamu tidak akan kebosanan dengan menu yang sama.
Seluruhnya sudah disiapkan kedua orang tua John. Mereka berdua hanya memberi sedikit saran kalau ada sesuatu yang tidak sesuai dan menambah sesuatu yang baru. Selebihnya, mereka menghormati keputusan Mike dan Liliana karena ingin membiarkan kedua paruh baya itu bersenang-senang dalam mempersiapkan acara.
John sejak tadi sudah menunggu tidak sabar didepan kamar pengantin wanita. Berkali-kali dia mondar mandir untuk menghilangkan rasa gugupnya tapi itu tidak berhasil. Mendengar sekumpulan tawa diseberang, membuatnya ingin mendobrak masuk dan menculik pengantin wanitanya. Nanti setelah semuanya selesai, dia akan membuat istrinya itu kelelahan sampai pagi dan bangun pada siangnya.
“Rasa gugup membuatmu mengeluarkan keringat terlalu banyak. Kau sangat bau sekarang sampai membuatku ingin muntah.” Alex menutup hidungnya seolah-olah menghirup sesuatu yang tidak tidak sedap. Dia juga menutup separuh wajah Lucas untuk melindunginya dari objek yang tak terlihat.
Dibilang seperti itu, John mengangkat sebelah lengannya untuk mencium sesuatu yang tidak nyaman. Tidak ada aroma aneh seperti yang dikatakan Alex. Tetapi sekarang, dia memang berkeringat. Padahal suhu ruangan sudah dibuat senyaman mungkin agar tidak membuat penghuninya kepanasan. Kelihatannya, kegiatan mondar-mandir tadi membuat tubuhnya gerah dan berkeringat.
“Kalau aku mandi dan bersiap-siap lagi, apa menurutmu akan sempat?” Tidak ada candaan dalam pertanyaan. John justru merasa cemas karena takut penampilannya nanti tidak akan sempurna. Padahal dia sangat menanti hari ini dan telah melakukan berbagai perawatan agar pesonanya tidak tumpul. Kalau karena keringat membuat daya tariknya menjadi jatuh, maka sia-sia saja persiapan yang dilakukannya.
Alex melirik jam tangannya lalu memejamkan matanya seperti berpikir. Kemudian dengan wajah datar, dia menjawab, “Kurasa tidak, mengingat kau memiliki waktu kurang dari setengah jam.”
Wajah John berubah muram. Dia duduk disamping Alex dengan wajah tertunduk. Helaan nafas berat terdengar dari mulutnya seakan-akan sudah pasrah dengan dengan keadaannya sekarang.
Melihat John seperti itu, Alex jadi sedikit merasa bersalah. Tampaknya, ucapannya tadi sangat berpengaruh sehingga membuat sahabatnya itu tampak stress. Untuk memperbaiki suasana hatinya, Alex meletakkan Lucas dipangkuan John dan membiarkan putranya itu bermain dengannya. Benar saja, begitu melihat mata bulatnya yang lucu, John akhirnya tersenyum dan bersenandung riang.
“Jangan khawatir. Malam ini, kau menjadi pengantin pria yang paling tampan. Aku yakin, kau dan Anna akan tampil sempurna dan menjadi pasangan yang paling bahagia. Bukan begitu, Lucas?”
Putranya itu hanya tertawa ketika dipanggil dan membuat John gemas melihatnya. “Benarkah? Benarkah hari ini paman kelihatan tampan? Ha ha ha, Lucas memang pandai membuat paman senang tapi bukan berati nanti bisa menikahi putri paman begitu saja ya. Kau harus membuat paman terkesan dulu baru paman mengizinkan hubungan kalian.”
“Kau yakin sekali kalau anakmu nanti adalah perempuan. Padahal usia kandungan Anna masih muda dan jenis kelamin pun belum bisa diketahui. Apa kau belajar menjadi cenayang dari penduduk lokal?” tanya Alex tanpa menyembunyikan nada mengejek. Soalnya, Anna hamil terlebih dahulu sebelum melakukan program kehamilan. Bisa jadi anak yang dikandungnya adalah laki-laki. Sebenarnya, tidak ada masalah soal jenis kelaminnya nanti. Alex hanya berharap Anna dapat melahirkan dengan selamat dan bisa berteman baik dengan putra putrinya kelak.
“Tentu saja aku yakin! Putriku nanti akan sangat cantik seperti ibunya dan membuat banyak pria patah hati. Adik-adiknya nanti pun akan sangat manis dan semuanya menyayangi ayah ibunya.” John tersenyum semakin lebar sambil memeluk dirinya sendiri.
Sejak dulu, John memang narsis. Tetapi kali ini, sifatnya itu terlihat sangat menjijikkan terlebih dengan senyum mesumnya yang terpampang nyata disana. Alex sampai merebut kembali Lucas dari pangkuannya dan berdoa dalam hati kalau putranya tidak terpapas virus menggelikan darinya.
Sepertinya, kalau anaknya telah lahir, John pasti akan memanjakannya seperti putri atau pangeran kecil dalam dongeng. Alex tidak akan kalah soal itu dan pasti akan lebih dulu memberikan apapun untuk putra-putrinya. Begitu putrinya lahir nanti, dia bisa memamerkannya kasih sayangnya pada John agar membuat pria itu iri.
Tidak lama kemudian, pintu kamar pengantin wanita terbuka dan memunculkan sosok Nina disana dengan perut buncitnya. Meskipun begitu, dia tetap terlihat cantik dengan dress merah berlengan panjang yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Bagian atas yang terbuka memberikan kesan seksi dan rambut yang digerai membuatnya terlihat dewasa sekaligus anggun bersamaan.
Melihat Nina disana, John langsung beranjak dari kursi sambil membenarkan jasnya yang sudah rapi. Dia terlihat gelisah dan semangat secara bersamaan karena sebentar lagi akan melihat calon istrinya.
“Silahkan mempelai pria masuk. Calon pengantin sudah selesai dirias.” Nina membuka pintu lebar-lebar untuk mempersilahkan John masuk.
Tanpa menunggu lebih lama, dia mengambil langkah lebar untuk segera masuk melihat istrinya. Mengabaikan semua orang yang ada disana, padangannya terpaku pada sosok wanita yang menjadi pusat perhatian. Matanya melebar, melihat malaikat yang turun ke bumi yang hanya ditakdirkan untuknya. John sampai lupa bernafas ketika melihat sosok dewi paling cantik tengah duduk dihadapannya. Baju pengantin itu benar-benar sangat pas dan membuat wanitanya terlihat sangat bersinar.
Bukan, bukan karena gaun putih itu. Anna memang sudah mempesona dari sananya dan mengenakan gaun itu membuat kecantikannya bertambah berkali-kali lipat. Rasanya, John ingin berhambur kepada istrinya itu dan melumat bibir ranumnya yang menggoda. Tetapi, dia harus menahan keingiannya itu. Berjam-jamnya lamanya Anna berdadan untuk acara ini, tidak mungkin dia menghancurkannya begitu saja.
Dengan langkah teratur, John berjalan mendekati Anna dan berlutut layaknya seorang pangeran. Dia lalu mengusap perut datar yang berisi buah hatinya itu dan memberikan ciuman ringan disana. Dari tindakannya itu, sudah diketahui kalau John akan menjadi ayah yang penyayang. “Aku yakin kau sudah bosan mendengar kalimat yang sama. Karena itu, aku akan menggantinya.” John mengambil kotak beludru yang disiapkan untuk pernikahannya nanti dan membukanya. Disana, cincin yang sama digunakannya untuk melamar dulu tergeletak cantik, bersebelahan dengan cincin polos yang nanti akan dikenakannya. “Anna, maukah kau menjadi istriku?”
Lamaran kali ini tidak seperti sewaktu di Central Park. Tidak ada sorak-sorakkan meriah dari penonton yang tidak dikenal. Tidak ada cerita sedih atau tangisan akibat rasa bersalah. Hanya kesunyian yang mengisi mereka. Keheningan yang membuat dada mereka berdua berdetak kencang oleh rasa yang senang yang membuncah.
“Yes, i do! Aku dan janin ini menerimamu sebagai suami dan juga sebagai ayah.” Anna berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis. Sebentar lagi pernikahan mereka akan dimulai. John mungkin tidak akan keberatan kalau riasannya luntur tapi Anna tidak mau membuatnya malu.
Ketika Anna ingin membuka mulutnya, John memeluknya lebih dulu dan memberikan ciuman panas. Dia tidak peduli dengan teriakan kaget orang-orang sekitarnya terutama dari Lizbeth karena telah merusak riasannya. Sekarang, dia ingin menujukkan betapa bahagianya dirinya dan meluapkan seluruh rasa cintanya. Malahan, ciuman saja tidak cukup. Jika bisa, John ingin berteriak hingga seluruh dunia mendengarnya saat ini.
“Ayo, segera kita mulai acaranya. Setelah itu, kita bisa melanjutkannya dengan hidangan utama.” Ucapan John membuat wajah Anna memerah, begitu juga dengan semua orang yang hadir diruangan itu.
Anna terpaksa mencubit pipi suaminya itu sampai membuatnya mengaduh kesakitan. “Kau ini pikirannya mesum terus! Apa kau sudah lupa tentang peringatan Julie? Kalau kau seperti ini lagi, malam nanti aku akan tidur dengan Lizbeth!” ancamnya yang membuat wajah John pucat.
Terdengar kekehan dari orang-orang yang mendengar. Sekarang, giliran John yang malu. Soalnya, mana ada pengantin pria yang diusir pada malam pertamanya oleh istrinya sendiri. Dia hanya ingin mengekspresikan rasa cintanya dengan bebas tapi malah membuat dirinya terlihat konyol. Selain Alex dan Nina, awas saja kepada mereka yang nanti akan merasa kasmaran. Giliran John yang akan mengejek kalau mereka memamerkan kemesraan.
“Baiklah, sudah cukup tertawanya. John dan Anna, segera bersiap-siap karena sebentar lagi acara akan segera dimulai.” Mike muncul mencairkan suasana dengan Liliana disampingnya. Kedua pasangan itu tampak senang karena sebentar lagi bisa memamerkan calon cucunya pada Gustav dan Elaine.
Walaupun tidak ada hubungan bisnis, Mike sering berjumpa dengan Gustav dalam perjalanan dinasnya. Dia selalu merasa sebal karena pengusaha kaya itu selalu membanggakan cucunya. Sekarang, giliran Mike yang melakukannya karena sebentar lagi akan memiliki cucu.
John lalu menjulurkan tangannya yang disambut dengan suka cita oleh Anna. Mereka berdua bergandengan menuju altar di iringi oleh tepuk tangan para undangan. Begitu menuju podium, mereka saling mengucap janji dan memakaikan cincin. Suasana menjadi semakin riuh ketika pendeta mengizinkan pengantin pria untuk mencium mempelai wanita. Tanpa menunggu lama, John langsung menyambar bibir Anna dan semakin memperdalam ciumannya ketika wanita itu membalasnya.
“Now, shall we dance Mrs. Lewis? Apa kau sudah siap membuat sahabat kita cemburu?” tanya John ketika masuk ke acara selanjutnya.
Anna mengangguk sekali dengan senyum tipis di bibirnya. “Tentu. Let’s have this party started.“
John lalu menggiring Anna ke lapangan terbuka yang berkeramik putih dengan lampu tipis di setiap tepinya. Begitu tiba ditengah lapangan, Anna mengalungkan kedua lengannya pada leher John sedangkan pria itu memeluk pinggangnya. Mereka berdua pun menari di iringi alunan lagu romantis yang dibawakan oleh sejumlah pemusik lokal.
Tidak sedikit para tamu yang ikut mengitari lapangan dan menari. Beberapa dari mereka juga ada yang hanya menonton sambil menikmati makanan yang dihidang. Semuanya semakin meriah ketika kembang api dinyalakan, menciptakan bunga warna-warni yang indah diangkasa.
Baik John dan Anna, telah melupakan tujuan utama mereka untuk membuat Alex iri. Mereka telah larut dalam euforia kebahagiaan yang tercipta dan berada dalam dunia sendiri. Bagi mereka, hari ini adalah hari yang paling membahagiakan. Perjalanan cinta mereka yang panjang akhirnya menemukan titik terang. Ditambah, seorang anak sebentar lagi akan hadir dan meramaikan kehidupan mereka.
John kembali mencium Anna ketika lagu telah usai. Mengabaikan para tamu yang hadir, pandangannya hanya tertuju pada lawannya, begitu juga sebaliknya. Keduanya saling tertawa dan berpelukan menunjukkan rasa senang. Mereka baru mengurai pelukan, ketika salah satu tamu berseru untuk melempar bunga pengantin. Tentu saja, mitos soal siapapun yang mendapatkan buket pengantin akan mendapatkan kebahagian selanjutnya sangat dipercaya oleh kalangan manapun.
Anna kemudian menatap ke arah John yang dijawab dengan anggukan ringan. Dia kemudian berdiri membelakangi dengan mata terpejam dan buket bunga yang digenggam. John mengamati para wanita yang sudah berkumpul untuk mendapatkan bunga itu. Bahkan, Lizbeth dan Julie berada diantara mereka dengan pandangan berbinar.
Setelah John memberi aba-aba, barulah Anna melempar karangan bunganya. Sorak-sorai dari kerumunan pun terdengar setelahnya. Yang mendapat bunga itu adalah Julie dan wanita itu juga berteriak senang sembari memeluk Lizbeth.
Anna bertanya dalam hati, apakah ada pria yang bisa menaklukkan wanita aneh sepertinya? Sifatnya yang sering membuat orang lain salah paham itu membuat siapapun ragu kalau Julie akan menemukan cinta sejatinya. Tetapi siapapun yang berhasil melakukannya akan menjadi pria yang paling beruntung. Itu karena Julie adalah wanita yang perhatian dan pekerja keras.
Dengan itu, maka semua telah berakhir. Anna dan John akhirnya menggapai kebahagiaan yang didambakan. Kalau memang sudah ditakdirkan bersama, sekeras apapun menolak tetap akan bersatu. Badai pasti akan berlalu dan matahari pasti akan bersinar kembali, menghangatkan seluruh isi hati setiap manusia.
– END –
Hola! Akhirnya tamat juga cerita yang satu ini. Bagi yang tahu wattpad saya, pasti sudah baca end note ini. Yah, waktunya hampir bersamaan antara saya publish disini dan disana kecuali lupa atau error. Ha ha ha.
Jadi, terima kasih sudah baca sampai akhir. Sebenarnya, saya ada baca komen” kalian tapi saya bingung mau balas apa. Apalagi sampai emot senang dan marah-marah wkwkwk.
Semoga cerita ini menghibur kalian semua dan dimanapun kalian, tetap sehat dan semangat!
Extra part nyusul ya. He he he
Baca Parts Lainnya Klik Di sini
- Sassy Maid and Playboy Doctor – EXTRA PART
- Sassy Maid and Playboy Doctor – EPILOG
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 25 (End)
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 24
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 23
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 22
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 21
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 20
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 19
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 18
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 17
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 16
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 15
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 14
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 13
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 12
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 11
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 10
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 09
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 08
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 07
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 06
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 05
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 04
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 03
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 02
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 01
- Sassy Maid and Playboy Doctor – Prolog
Kak,yg 19 kok ga muncul :huhuhu :huhuhu :huhuhu
Alhamdulillah
Tks ya kak udh update.