Sassy Maid

Sassy Maid and Playboy Doctor – 19

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

6 votes, average: 1.00 out of 1 (6 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

2

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

Setelah sepagian tadi meeting mengenai pembagian tugas, John melanjutkan pekerjaannya dengan mengecek laporan keuangan dan membesuk pasien. Dia juga memberi pengarahan langsung kepada koas-koas muda, mengawasi praktek mereka, dan memberi nilai kapasitas bekerja.

Mendapat bimbingan seperti itu membuat mereka senang. Para koas, menggunakan kesempatan itu untuk memperdalam ilmu sekaligus berbincang dengannya. Jarang-jarang bisa belajar langsung dari dokter berpengalaman yang sudah menangani banyak kasus seperti dirinya. Tentu saja, karena dia pria tampan dan baik hati juga tidak sombong ini, mau mengajari mereka dan berbagi pengetahuan yang dia miliki. Tetapi kalau menyangkut pertanyaan pribadi, John akan menolak. Karena dia sudah memiliki Anna sekarang dan tidak tertarik untuk sembarangan menggoda lagi.

Memang menyenangkan menggoda Anna dan membuatnya cemburu. Tetapi bukan berati dia tidak mendapatkan balasan. Anna akan membalas dengan mendiami dirinya, menyiapkan makanan instan dan tidak mau berbicara dengannya. Kederangannya seperti hukuman kecil tapi bagi John itu adalah hukuman terberat yang diterimanya.

Agar kejadian itu tidak terulang lagi, John membatasi interaksinya dengan perempuan. Soal kharismanya yang tidak bisa ditolak itu, Anna bisa memakluminya tapi tetap saja, kalau sampai wanita itu tahu kalau dia sedang menggoda ataupun digoda, maka selamat tinggal pada makanan sehat yang selalu mengisi perutnya.

Alasan John sangat sibuk karena ingin meluangkan waktunya nanti. Tentu saja dia memiliki rencana untuk menyenangkan Anna dan membuat wanita itu menjadi miliknya seutuhnya. Bahkan rencana lamaran dan pernikahan pun sudah disiapkan. Hanya tinggal menunggu pekerjaannya disini siap maka dia bisa menikmati waktu indahnya bersama Anna.

John jadi mengerti bagaimana perasaan Alex dulu yang sangat tergila-gila pada Nina. Kalau di ingat lagi, rasa cinta Alex seperti obsesi yang membuatnya sinting. Bahkan ketika Alex memantapkan hati untuk meninggalkan Nina dan kembali ke New York, dia seperti mayat hidup yang kaku dan dingin. Tetapi, saat dia kembali dengannya, Alex menjadi pribadi hangat yang murah senyum. Padahal sebagai sahabatnya sendiri, John sangat jarang melihat senyumannya itu. Bisa dibilang kalau senyuman itu dapat dihitung jari.

Karena itu, Alex sangat terluka ketika Nina mengalami kecelakaan yang hampir membuat nyawanya dalam bahaya. Apalagi dia juga kehilangan calon bayi pertamanya. John bisa mengerti bagaimana perasaan Alex saat itu. Rasa sedih akibat orang yang disayang dalam kondisi yang tidak berdaya dan tidak bisa melakukan apapun, John sangat tahu hal itu karena profesinya yang seorang dokter.

John termasuk beruntung karena tidak perlu merasakannya. Tidak ada kejadian buruk yang menimpa Anna dan wanita itu baik-baik saja. Malah, riwayat sakit pun tidak ada. Kalau saja terjadi sesuatu yang buruk padanya, John tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya nanti. Dia baru saja menemukan cinta sejatinya dan tidak mau merasakan rasa sakitnya kehilangan.

John menarik nafas untuk menenangkan dirinya. Tidak ada hal buruk yang terjadi. Semuanya akan baik-baik saja. Dia hanya perlu memastikan kalau kebersamaan ini terus berlangsung. Dia akan membuat Anna bahagia dan menjaganya dengan segenap jiwanya.

John lalu melirik ke arah jam tangannya. Sebentar lagi waktunya pulang. Dia sudah tidak sabar untuk melalui malam yang menyenangkan. Mengingat bagaimana instensnya ciuman mereka tadi pagi, membuat bibirnya menyeringai. Hanya dengan ciuman, Anna sudah bergairah. Padahal dia belum melancarkan serangan lain yang bisa membuat wanita itu berteriak penuh kenikmatan. Kelihatannya, malam ini dia bisa menunjukkan keahliannya dan membuat Anna candu.

Memikirkan apa yang akan dilakukannya nanti membuat John menegang. Untung saja dia memberitahu Julie sebelumnya soal Lizbeth menginap. Kalau tidak, dari gaya bicara pasti sudah ketahuan kalau ada yang aneh dengannya. Apalagi kalau Julie sampai tahu rencananya nanti, bisa-bisa dia datang untuk mengacaukan segalanya.

Dengan langkah ringan dan juga siulan, John menaiki mobilnya dan bersiap untuk menyetir. Melihat jok kulit yang hitam mengkilap, pikirannya langsung berfantasi liar memikirkan bagaimana rasanya bercinta didalam mobil. Anna yang duduk diatasnya dalam keadaan sempit bergerak-gerak liar, desahan yang tepat ditelinganya dan kedekatan yang dirasakan membuat John mengerang frustasi.

Begitu mobilnya menyentuh jalan raya, John langsung menancap dan mengabaikan peraturan tentang batas kecepatan. Dia harus segera pulang dan melepaskan hasrat terpendamnya. Memang hanya Anna yang mampu membuatnya seperti ini dan dia harus cepat mengikatnya agar bisa dengan bebas melakukan hal-hal menyenangkan bersamanya.

***

Begitu sampai di apartementnya, John tidak membuang waktu dan langsung menyerbu Anna yang tengah memasak. Wanita itu terpekik kaget dengan spatula yang masih dalam genggaman. Mengabaikan protesnya, John mematikan kompor dan membawa wanita itu ke ranjang. Dia mengurung Anna dengan membaringkannya di ranjang dan menelentangkan kedua tangan agar tidak bisa lari. Matanya menatap liar ketika bagian atas Anna yang sedikit terbuka dan langsung memberikan ciuman disana.

“John! Aku belum mandi! Aku bahkan belum selesai memasak!” seru Anna disamping telinganya.

John seolah tuli dan terus melakukan aksinya. Tidak perlu aroma sabun ataupun parfum mahal yang memenuhi tubuhnya. Baunya yang seperti ini saja sudah cukup memabukkannya. Rambut acaknya, membuat Anna terlihat seksi, begitu pula dengan dress ketat yang masih sama dikenakannya dengan tadi pagi, mengakibatkan John teringat dengan ciumannya tadi pagi dan memperdalamnya.

Karena Anna terus meronta, John menjepit kedua kakinya yang terus menendang dan semakin bergelora mengeksplorasi setiap sudut bibirnya. Semangatnya semakin membara ketika perlawanan Anna melemah digantikan dengan hasrat yang sama besar dengannya. Wanita itu membalas ciumannya dengan mengalunkan kedua lengan pada lehernya untuk menikmati sensasi yang didapatkan.

Tidak ada diantara mereka yang bisa melawan hasrat yang menggebu. Terlebih, Anna sudah lupa dengan janji yang dibuat dan terlena dengan keahlian John. Bahkan dia mendesah keras ketika puncak dadanya dihisap dan juga bagian bawahnya yang terus bergesekan dengan milik John. Punggungnya melengkung pasrah dan menjambak rambut pria itu frustasi menahan desakan yang bergelora.

John memang belum sepenuhnya menyentuh bagian sensitif itu dan sengaja menunda agar Anna bisa sampai pada batas kepuasannya. Pengalaman wanita itu sama banyaknya dengan dirinya. Jika dia langsung memberikan makanan utama, tentu itu tidak akan memuaskannya. Lagipula, bersentuhan seperti ini dengan pakaian yang masih dikenakan menimbulkan sensasi baru yang belum pernah dirasakannya.

Rasanya John bisa gila kalau Anna sampai jatuh ketangan pria lain. Daripada menunggu sampai tanggal rencana, lebih baik dia mempercepatnya.

John lalu menghentikan kegiatannya, membiarkan dirinya dan Anna mengambil nafas sejenak. Mereka berdua sama-sama kehabisan nafas karena cumbuan tadi. Anna terlihat sangat menggoda dengan bibirnya yang basah sedangkan John tampak lebih mempesona dari biasanya.

Sebuah senyuman tersungging di bibir John ketika melihat mata wanita itu yang sama berkabutnya dengan dirinya. Wanita itu sangat bernafsu. Sampai-sampai disela istirahat ini, dia masih menggerakkan pinggulnya mencari kepuasan. Malu dilihat seperti itu, Anna menutup wajahnya dengan tangan dan memalingkannya.

“Kau liar sekali, seperti dua tahun lalu. Aku bahkan masih ingat bagaimana rasanya dan tidak ada wanita lain yang bisa memuaskanku selain dirimu.” John memberikan kecupan-kecupan ringan disepanjang lengan yang menutupi wajah wanita itu yang menimbulkan sensasi geli dan juga basah.

“Jadi setelah itu, kau ada berhubungan dengan wanita lain?” Ada getaran menyakitkan dipertanyaan itu. Sebenarnya, Anna tidak berani menanyakan hal itu ataupun mengetahui jawabannya. Tetapi rasa penasaran yang terus menghantuinya, membuatnya memberanikan diri untuk bertanya.

“Tidak. Setelah melakukannya denganmu, aku tidak pernah berhubungan dengan wanita manapun lagi. Malahan aku tidak pernah memikirkannya. Kau tahu kenapa?”

Anna menggeleng lemah sebagai jawaban.

“Itu karena aku tidak bisa melupakanmu.” John menarik wajah Anna dan memberikan ciuman singkat di pangkal hidungnya. Seolah itu belum cukup, dia lalu menempelkan dahinya hingga wajah mereka sangat dekat. “Anna, aku tidak bisa menahannya lagi. Apa aku boleh bercinta denganmu?”

Pertanyaan John membuat Anna tertegun. Sebenarnya tanpa perlu bertanya pun dia sudah tahu jawabannya. Namun kelihatannya John ingin mengetahui bagaimana tanggapannya terlebih dahulu. Karena sekarang keinginannya sedang tinggi, terpaksa Anna mengangguk kecil yang langsung disambut dengan sorakan John.

“Terima kasih, Anna! Aku pasti akan memuaskanmu sampai kau berseru memanggil namaku walaupun dalam mimpi!” Tanpa menunggu jawaban Anna, John segera membuka pakaiannya dan juga wanita itu lalu melanjutkan malam yang mendebarkan.

***

Begitu terbangun, John lansung menyunggingkan senyum ketika melihat punggung mulus Anna yang menghadap padanya. Itu berati, kejadian semalam yang terjadi bukanlah mimpi. Mereka benar-benar bercinta hingga sepanjang malam dan saling memuaskan satu sama lain. Ketika Anna sudah kelelahan, barulah John menghentikan sesi malam itu dengan memberikan pelukan dan belaian ringan hingga membuatnya tertidur. Ketika wanitanya telah memejamkan mata, barulah John menyusul dan terlelap hingga pagi.

Anna juga tidak menolak ketika dia memeluknya. Justru wanita itu merasa nyaman, ditambah dengan elusan disepanjang punggung yang membuat tubuhnya santai dan langsung tertidur.

Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa!

Tubuhnya pagi ini sangat segar luar biasa. Seperti semua beban yang menumpuk dikepalanya, hilang begitu saja. Badannya pun terasa sehat, seakan-akan selesai marathon pagi. Bercinta memang sehat karena dapat menjaga kesehatan seperti membakar kalori, meningkatkan sistem imun, memelihara kesehatan jantung dan lainnya. Tetapi ada satu hal yang membuatnya menjadi semakin berharga, yaitu dilakukan bersama orang yang dicintai.

Membayangkan setiap hari melakukannya membuat hasrat John kembali naik. Dia menggeleng sekali, mengatakan pada dirinya kalau tidak boleh melakukannya lagi. Dia harus bisa bertahan, agar Anna tidak menganggapnya sebagai maniak seks yang hanya menginginkan tubuhnya. Nanti setelah mereka menikah, barulah dia bisa melakukannya sepuasnya dan melaksanakan berbagai ide gilanya.

“John …” Suara serak Anna saat memanggil namanya terdengar sangat seksi ditelinganya. Anna sudah terbangun dan mengucek mata untuk menjernihkan penglihatannya.

“Sudah terbangun, Sayang? Tidurlah lagi, kau tidak perlu memikirkan soal sarapan.” John mengelus pucuk kepala Anna yang menyebabkan mata wanita itu kembali mengantuk.

Anna mengernyitkan dahinya mendengar panggilan yang ditujukan padanya. “Kau benar-benar mirip dengan Alex, memanggilku dengan sebutan sayang. Apa tidak ada sebutan lain? Nanti, aku dan Nina kesulitan menyahut panggilan kalian.”

John terkekeh dan menarik wanita itu dalam pelukannya. “Kalau begitu bagaimana dengan My lovely sassy girl? Cocok dengan sifatmu itu.” Selesai mengatakannya, John memajukan bibirnya meminta untuk dicium.

Alih-alih mendapat ciuman, wanita itu justru memberikan tamparan pelan dengan wajah bersungut-sungut. “Aku benci padamu!” Anna kembali membalikkan punggungnya dan tidak mau menatap John.

“Jangan begitu.”  John menyelipkan lengannya diantara tangan Anna dan mendekapnya. Tidak ada perlawanan dari wanita itu yang menandakan kalau dia tidak benar-benar marah. “Baiklah, aku akan memanggil namamu saja kalau kita bersama Alex. Kalau hanya berdua, aku akan memanggilmu dengan sebutan, Sayang”

Anna lalu membalikkan tubuhnya, kemudian memberikan ciuman singkat di pipi John hingga membuatnya terkejut. “Baiklah. Aku ingin mandi dan membereskan masakan yang tertinggal di dapur. Adakah sarapan yang kau mau?”

John memasang wajah berpikir sejenak sebelum menjawab. “Pagi ini delivery saja. Aku tidak mau memberatkanmu kecuali kalau kau memang ingin kubuat kelelahan lagi.”

John mengatakan dengan nada sensual yang dapat dimengerti Anna. Wanita itu mengambil bantal dan membantingnya ke wajah John. “Dalam mimpimu!”

Sesudah itu, Anna menuju dapur dengan mengenakan kemeja John sedangkan pria itu masih bergelut diranjang dengan senyum mesumnya.

 

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

7 Komentar

  1. rosefinratn menulis:

    Asek,update lagi :kisskiss :kisskiss :kisskiss :kisskiss

  2. ria nur aeni menulis:

    :kisskiss :kisskiss

  3. Dhian Sarahwati menulis:

    :kisskiss :kisskiss :kisskiss

  4. :kisskiss :kisskiss :kisskiss :berharapindah

  5. Asikk :iloveyousemangat

  6. Tks y kak udh update