Baca Parts Lainnya Klik Di sini
- Sassy Maid and Playboy Doctor – EXTRA PART
- Sassy Maid and Playboy Doctor – EPILOG
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 25 (End)
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 24
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 23
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 22
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 21
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 20
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 19
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 18
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 17
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 16
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 15
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 14
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 13
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 12
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 11
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 10
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 09
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 08
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 07
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 06
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 05
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 04
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 03
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 02
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 01
- Sassy Maid and Playboy Doctor – Prolog
Begitu memasuki ruang kerjanya, John langsung membanting tubuhnya di kursi dan menempelkan pipi kanannya pada meja. Matanya terpejam menikmati rasa sejuk yang memenuhi seluruh wajahnya ditambah kesunyian yang tercipta membuatnya nyaman dan hampir tertidur jika perutnya tidak berbunyi. Samar-samar, John melihat jam bulat yang terpajang dimejanya lalu memegang perutnya yang perih.
Seharian ini, John terus disibukkan dengan penanganan darurat tiada akhir. Sejak pagi menginjakkan kaki di rumah sakit hingga sekarang pukul 9 sembilan malam, barulah dia selesai dan menginjakkan kaki diruangan ini. Sampai sekarang, perutnya masih belum terisi selain sarapannya yang segelas susu dan selembar roti selai coklat jadi wajar saja jika sekarang dia sangat kelaparan.
Jika harus memilih, John lebih menginginkan untuk tidur. Tidur bukan hanya bisa melupakan rasa lapar tetapi juga mengisi tenaga yang telah habis. Selain itu jika tidur sekarang, maka dia bisa mengurangi hutangnya. John mengalami kurang tidur selama seminggu ini yang mengakibatkan penampilannya tidak terawat seperti biasanya. Kurangnya istirahat juga membuat tubuhnya mudah lelah dan selalu merasa pusing. Untuk menekannya, dia selalu mengonsumsi obat sebelum berangkat kerja.
Bunyi gemuruh perut kembali terdengar membuat John mengernyitkan dahi. Kelihatannya, perutnya sekarang tidak bisa diajak kompromi. Dia masih ada sedikit tenaga untuk berkendara ke apartementnya sembari membeli makan malam. Mungkin malam ini dia akan ditemani mie instan lagi. Selain praktis, penyajiannya juga mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu. Agar lebih nikmat, bisa ditambahkan potongan keju dan telur sebagai protein. Membayangkannya saja sudah cukup membuatnya menegak air liur.
John segera mengambil kunci mobilnya sembari bersenandung ria. Memikirkan mie instan tadi sudah cukup untuk mengembalikan kesadaran dan ingin cepat-cepat menyantapnya. Nanti saat di supermarket, dia akan membeli mie instan favoritnya. Mungkin dia bisa mencoba variasi lain dan bereksperiman sejenak.
John mengelus perutnya ketika kembali berbunyi. Kelihatannya, perutnya itu sudah tidak sabar untuk di isi. “Sabar ya. Sebentar lagi aku akan mengisimu dengan makanan enak.”
Seolah-olah mengerti apa yang dikatakannya, perutnya kembali tenang. Dengan ringan, John melangkah menuju tempat mobilnya terparkir sembari berdendang riang.
***
Saat membuka pintu apartementnya, John terkejut mendapati tempat tinggalnya berbeda dari biasanya. Tadi pagi, apartementnya ini masih berantakan dengan baju dan sampah yang berserakan. Sekarang semua itu sudah tidak ada. Baju-baju telah dilipat rapi diatas ranjang dan tinggal di susun. Sampah-sampah telah dibuang semua dan meninggalkan tong kosong yang beralaskan plastik. Dapurnya pun tampak rapi. Padahal seingatnya tadi, dia meletakkan panci dan piring begitu saja sebelum berangkat kerja.
Pandangannya lalu beralih pada perabot yang berada disampingnya. Dia lalu menggosokkan jemarinya pada meja tv dan terkejut ketika tidak menemukan setitik debu disana. Debu-debu itu terkumpul dengan sendirinya dan belum dibersihkan sejak terakhir kali. Namun sekarang, debu itu sudah tidak ada. Semua perabotannya tampak bersih mengkilap seperti tampak baru.
Hidungnya lalu mendapati wangi harum yang melingkupi tempat tinggalnya. Aroma itu berasal dari sprei ranjang yang baru diganti. Tidak hanya itu, bahkan baju dan tirai jendela juga mengeluarkan bau yang sama.
John sedikit mengernyit tak suka. Untuk gorden, dia tidak masalah karena memang sudah lama belum dibersihkan. Hanya saja, spreinya itu baru saja diganti dan baru dipakai selama seminggu. Kalau mau diganti, biasanya tunggu seminggu lagi karena dia selalu menggantinya setiap dua minggu sekali. Bajunya itu pun sebenarnya tidak semua kotor. Karena diletakkan dilantai bersamaan dengan sampah bukan berati semua jadi kumal.
Hah… percuma saja merasa kesal. Lagipula tidak ada salahnya juga semua sekaligus dibersihkan. Sekarang rumahnya menjadi lebih rapi dan nyaman, tidak seperti kapal pecah saat ditinggalkannya tadi pagi. Semua pakaiannya pun sudah bersih dan wangi. Dia tidak perlu pusing lagi karena lupa membedakan mana yang kotor dan tidak. Ditambah, semuanya telah disetrika. Siapapun yang membersihkan rumahnya ini, dia akan memberi hadiah lebih.
Tunggu sebentar.
Seingatnya, dia sama sekali tidak memanggil maid khusus untuk membersihkan apartementnya hari ini. Jadi siapa yang melakukan semua ini? Apakah salah satu penggemar rahasianya ataukah maling?
Rasanya tidak mungkin kalau penjahat yang melakukannya. Mana ada penjahat yang tidak mencuri apapun tapi malah membersihkan rumahnya. Kalaupun benar pencuri, apartementnya ini pasti sudah lebih hancur dari sebelumnya. Jadi dugaannya jatuh pada penggemar rahasia. Tetapi itu juga tidak mungkin!
Apartementnya ini memilik tingkat keamanan yang tinggi. Tidak sembarang orang yang bisa menaiki lift tanpa izin khusus. Apalagi rumahnya ini memiliki sandi angka. Karena tidak ada kerusakan yang terjadi di pintu, pastilah orang yang masuk mengetahui password rumahnya. Tapi siapa? Seingat John, dia hanya memberitahukannya pada Alex dan orang tuanya. Siapa lagi yang mengetahuinya?
Ketika terus bergelut dengan pikirannya, telinganya menangkap suara air dari arah kamar mandi. Setahunya, tadi dia sudah memastikan kalau semuanya aman sebelum berangkat. Dia juga menyempatkan diri untuk memeriksa gas agar tidak ada kebocoran yang menyebabkan hal-hal yang tidak di inginkan. Apa mungkin itu penggemar rahasianya yang sengaja menunggu hingga dia pulang dan membersihkan diri untuk memberi kejutan lain? Itu mungkin saja.
Untuk berjaga-jaga, John mengambil panci yang terletak rapi tempatnya lalu mengendap-ngendap menuju kamar mandi. Dia bersiap untuk memukul, jika ternyata yang keluar dari sana adalah laki-laki. Mau pria itu baik atau tidak, dia sudah menerobos rumahnya dan mandi seenaknya. Kalau sampai pria itu memiliki ketertarikan padanya, maka dia akan menghajarnya sampai pingsan dan memanggil polisi untuk menangkapnya atas pelanggaran privasi.
Kalau yang berada disana adalah perempuan, mungkin dia bisa sedikit melunak dengan mengajaknya berbicara lalu mengusirnya secara halus. Siapa tahu, kalau perempuan yang memasuki rumahnya ini adalah psikopat sadis yang menginginkan perhatiannya dan tidak segan-segan melakukan tindakan ekstrim jika harapannya tidak terwujud.
Pokoknya, siapapun yang keluar dari sana, dia harus berhati-hati!
John bisa mendengarkan degup jantungnya yang berdebar kencang ketika pintu kamar mandi terbuka. Uap panas yang mengepul menandakan seseorang baru saja selesai. Tangannya mengepal gagang panci semakin erat ketika melihat kaki yang melangkah keluar. Dengan lengan tertahan, dia bersiap untuk mengayunkan pelan – kalau yang keluar adalah perempuan. Tapi dia juga bisa melepas tenaga kalau yang keluar adalah laki-laki.
Ayunannya terhenti ketika melihat siluet perempuan. Kaos kakinya yang belum dilepas membuat pijakannya licin dan tergelincir. Gerakannya yang tiba-tiba juga membuat wanita itu terpekik kejut dan terjatuh. Mereka berdua jatuh bersamaan namun anehnya John sama sekali tidak merasa sakit. Dia justru merasakan sesuatu yang dingin dan empuk diwajahnya.
“Apa ini?” tanya John keheranan melihat dua bantalan bulat dihadapannya. Dia lalu mendongakkan wajahnya dan membelalak ketika menemukan wajah merah Anna. Cepat-cepat dia berangsur mundur dan memalingkan wajah ketika menyadari handuk yang melilit tubuhnya juga ikut terlepas.
“Kenapa kau ada disini?!” tanya John berseru panik. Ini memang bukan pertama kalinya dia melihat tubuh telanjang Anna hanya saja kali ini kondisinya berbeda. Anna tidak dalam keadaan mabuk dan segar bugar berbeda dengannya yang sudah lelah karena bekerja. Kalau saja wanita itu mengamuk, bukan hanya dirinya saja yang celaka tapi seluruh apartementnya yang rapi akan kembali seperti kapal pecah.
Tidak ada jawaban langsung membuat John mengintip sejenak. Alih-alih melihat Anna diseberang, dia justru terkejut ketika menemukan wanita itu dihadapannya dengan handuk putih yang sudah terlilit rapi. Wajahnya, meskipun garang tapi tampak segar. Rambut pirangnya yang basah menambahkan kesan indah lalu kulitnya yang putih sangat menggoda untuk disentuh. Kalau saja dia tidak sedang marah, maka John tidak akan berpikir dua kali untuk menggodanya.
Alih-alih mengira mendapat pukulan atau makian, justru John mendapat pertanyaan yang tak diduga. “Apa kau lupa kalau mulai hari ini aku membersihkan rumahmu? Apa ingatanmu sudah tumpul? Kau bahkan meninggalkan sandi di bawah dan tulisan mu sangat jelek.”
John lalu memberikan muka masamnya sambil berdiri. Ya, tulisannya memang jelek. Itu karena kecepatannya menulis tidak seimbang dengan otaknya berpikir. Lagi pula dia seorang dokter dan profesinya itu memang terkenal dengan cara menulis yang buruk. Tulisan Alex pun juga acak-acakkan hanya saja tidak sejelek dirinya dan dia lebih banyak menggunakan komputer sehingga jarang menggunakan tulis tangan.
“Aku tidak lupa. Aku hanya berjaga-jaga saja kalau ada orang yang memang tidak diundang masuk ke rumahku.” John berusaha untuk terlihat yakin. Tidak lucu jika dia lupa dengan tawaran Alex tentang Anna yang bekerja padanya selama beberapa saat. Bisa-bisa kharismanya semakin turun di mata wanita seksi ini.
“Ah, kau juga harus membuatkan makanan untukku kan? Aku kelaparan sejak siang tadi karena bekal yang tak kunjung datang. Kupikir aku bisa merasakan kegembiraan seperti Alex saat istri datang membawa bekal.” John sengaja mengucapkannya dengan nada setengah memelas. Ekspresinya pun dibuat sesedih-sedihnya agar membuat Anna tampak iba. Lalu, wajahnya tersenyum nakal ketika wanita itu tidak kunjung mengenakan pakaian. “Atau, apakah malam ini kau adalah makananku?”
“Siapa yang istrimu?!” ucap Anna ketus. “Kau pikir karena siapa aku masih disini dan lupa membuat bekal? Aku sempat berpikir kalau aku salah masuk karena tempat ini tidak seperti tempat tinggal melainkan tempat sampah!” sambungnya lagi.
John terkekeh. Wanita itu selalu saja bisa menghiburnya dalam keadaan apapun. Dia lalu mengambil salah satu kaos dan celana santai dari tumpukkan baju lalu memberikannya pada Anna. “Kau pasti tidak membawa baju pengganti kan? Pakailah ini untuk sementara. Setelahnya aku akan mengantarmu pulang.”
Anna mendengus kasar saat menerimanya. Dilihatnya ke arah meja dapur yang terdapt kantong plastik putih dengan berbagai mie instan didalamnya. Berikutnya, dia menoleh ke arah John dengan pandangan mencemooh. “Kurasa kalau aku tidak menyiapkan makanan pun, kau bisa melakukannya sendiri dengan makanan tidak sehat disana. Apa kau benar-benar seorang dokter?”
Pertanyaan yang dilontarkan Anna benar-benar menohok hati John. Sebagai seorang dokter, dia paling tahu betapa tidak sehatnya memakan makanan itu. Tetapi apa boleh buat. Belakangan ini dia sangat sibuk sehingga terlalu lelah untuk memperhatikan makanannya. Asal kenyang dan bisa tidur, itu sudah merupakan anugerah terbesar dalam hidupnya.
“Yah, mungkin aku ingin cepat sakit. Apa kau ingin merawatku kalau itu terjadi?”
John menduga kalau dia akan mendapat ekspresi jijik dari Anna. Wanita itu sangat membencinya karena menganggap memanfaatkannya dulu saat keadaan mabuk. Tidak ada gunanya menceritakan hal yang sebentarnya karena Anna pasti akan membantahnya. Apa lagi sebenarnya dia sangat menikmati malam itu dan sulit untuk dilupakan.
Tapi jujur saja, wanita dihadapannya ini sungguh menarik. Sikapnya yang keras kepala dan teguh pada pendirian membuat dirinya tertarik. Kalau dibandingkan dengan wanita-wanita lain yang mengejarnya, Anna tergolong wanita dengan kecantikan biasa. Entah karena kecelakaan yang tidak disengaja 2 tahun lalu atau karena dia memang memiliki daya tarik tersendiri, John tidak bisa berhenti untuk memikirkannya.
“Aku menyiapkan sushi dan salad buah di kulkas. Kau bisa menikmatinya daripada makanan praktis seperti itu kecuali kau lebih suka yang hangat.”
Bukannya mendapat tatapan rendah ataupun omelan, John justru terkejut mendapat perlakuan ramah darinya. Hal itu tidak bisa membuatnya untuk tidak tersenyum. Untung saja Anna sedang membelakanginya. Jika wanita itu melihat senyumnya sekarang, dia pasti berpikir kalau dia ini pria mesum.
“Aku lebih suka hangat di atas ranjang daripada di perut.” John tidak bisa menghentikan lidahnya untuk melontarkan kalimat itu. Tentu saja, dia langsung mendapat tatapan mematikan dari Anna.
“Kalau begitu besok aku akan membuat sesuatu yang ‘hangat’ agar kau merasa enak ketika menyantap masakanku!”
John meneguk ludah ketika menangkap apa yang dimaksud Anna. Bisa saja besok dia membuat bekal dengan segumpal cabe atau wasabi didalamnya. Kalau makan mie instan hanya membuat sakit, bisa-bisa masakan Anna membuatnya mati dalam sekejap.
“Kurasa aku akan makan sushinya saja. Lagipula, sushi dingin juga nikmat.” John lalu membuka kulkasnya dan terkejut mendapati berbagai macam buah dan sayur didalamnya. Bukan hanya itu, susu, telur dan keju pun juga tersedia. Disana juga terdapat berbagai kotak yang di isi makanan dan hanya tinggal dihangatkan.
“Aku membelinya di supermarket dengan uang Alex. Kalau kau ingin membayar, silahkan bayar padanya. Urusanku sudah selesai dan aku juga sudah menyiapkan sarapanmu besok. Kau hanya perlu membaca catatan yang kutempel untuk memanaskannya.” Anna telah memakai pakaiannya dan membereskan perlengkapannya. Dia sudah bersiap-siap untuk pergi sebelum lengannya ditahan.
“Hari sudah larut. Aku akan mengantarmu pulang,” tawarnya.
“Tidak perlu. Apartement Alex tidak jauh dan aku tidak lama-lama berduaan denganmu dalam satu ruangan.” Tanpa menunggu tanggapan John, Anna melenggang pergi.
John mematung ditempatnya sejenak sebelum menyusul wanita itu. Dadanya begemuruh senang ketika berhasil menyusulnya di lift yang membuat wajahnya kesal. Kelihatannya ini tidak buruk juga, menghabiskan waktu bersama wanita yang tidak bisa ditaklukkannya. Dia akan menikmati saat-saat ini dan berusaha untuk mendapatkan hati seoarang Anna Wright.
Baca Parts Lainnya Klik Di sini
- Sassy Maid and Playboy Doctor – EXTRA PART
- Sassy Maid and Playboy Doctor – EPILOG
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 25 (End)
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 24
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 23
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 22
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 21
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 20
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 19
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 18
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 17
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 16
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 15
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 14
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 13
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 12
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 11
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 10
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 09
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 08
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 07
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 06
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 05
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 04
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 03
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 02
- Sassy Maid and Playboy Doctor – 01
- Sassy Maid and Playboy Doctor – Prolog
Kereeen….sll nunggu lanjutannya
Lanjutkan thor…
keren
Sipp. Lah
Tks ya kak udh update.