Only You – Chapter 37

Seminggu berlalu dengan cepat selama bekerja di Cafe Ciao. Kesibukan yang dilalui berhari-hari tidak membuat Nina lelah. Setelah mengetahui kalau Nina suka melayani tamu, Antonio menempatkannya sebagai pelayan. Diwaktu senggang, dia akan belajar latte art. Semenjak kedatangan Nina, pelanggan Cafe semakin hari semakin bertambah. Mereka merasa nyaman dengan cara Nina yang mengajak mereka mengobrol santai …

Only You – Chapter 36

“Oh, aku akan merindukanmu,” ucap Anna seraya memeluk Nina dan mencium kedua pipinya. Hanya dalam sehari, Anna langsung menyukai Nina. Obrolan singkat dan kegiatan saling membantu memasak membuat mereka semakin dekat. Ditambah dengan keduanya yang memang cepat menguasi suatu hal membuat Anna selalu menempel pada Nina. “Kita tidak akan berpisah lama. Sore nanti setelah aku …

Only You – Chapter 35

Setelah menempuh perjalanan panjang yang melelahkan, akhirnya Nina tiba di New York. Dia memajamkan mata untuk meredakan sakit kepala akibat dan telinga yang berdengung. Karena terlalu pusing, Nina tidak memperhatikan sekitarnya dan hampir menabrak orang yang melintas. Untung Alex segera menariknya dan membawanya ke kursi. “Masih pusing, Sayang?” tanya Alex merapikan anak rambutnya. Nina mengangguk …

Only You – Chapter 34

Alex tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Nina yang telah mengenakan gaun hitam dan dirias. Tanpa menutupi rasa kagumnya, Alex mengelus punggung Nina yang terbuka dan memberikan kecupan ringan di sana. Rasanya dia ingin membatalkan rencana makan malam dan menikmati kecantikan Nina seorang diri. Alex tidak rela jika pria lain ikut menikmati keindahan yang dimiliki Nina. Hanya …

Only You – Chapter 33

Akhir bulan, semua pegawai antusias menerima gaji. Mereka sengaja pulang sedikit lebih lambat untuk menunggu pembagian penghasilan. Bagi para pegawai, upah bulanan ini sangat penting karena untuk menghidupi kebutuhan mereka satu bulan berikutnya. Dalam pengelolaannya, mereka harus berhati-hati jika tidak maka akan sulit untuk bertahan di hari-hari berikutnya. Pegawai yang sudah mendapatkan gaji, berpencar ke …

Only You – Chapter 32

Setelah selesai menghitung pemasukan kas pagi dan mendata barang yang perlu distock, Nina meregangkan kedua tangannya ke atas untuk meredakan badannya yang pegal. Duduk seharian mengerjakan pembukuan sangat berbeda dengan berdiri melayani pelanggan. Banyak yang menganggap jika membereskan pembukuan itu mudah karena hanya duduk dan menghitung menggunakan kalkulator. Berbeda dengan pelayan yang harus seharian berdiri …

Only You – Chapter 31

Menjelang jam 9 malam, cafe cinta mulai sepi. Banyak pelanggan telah selesai makan malam dan hanya tinggal beberapa yang duduk bersantai atau berkumpul dengan teman. Nina mengeringkan gelas dan menatanya pada lemari kaca yang sengaja dipajang. Ketika bunyi pintu terbuka, Nina langsung menghentikan kegiatannya untuk menyambut tamu. Senyumnya menjadi kaku ketika melihat sekelompok remaja yang …

Only You – Chapter 30

Pukul 6 pagi, Alex telah menunggu Nina ditempat biasanya. Karena cafe cinta menyediakan sarapan, para pegawai harus datang sebelum jam 7 untuk menyiapkan semuanya. Nina pun selalu berangkat lebih awal agar tidak terlambat. Dia harus bekerja ekstra karena banyaknya pelanggan yang membeli kopi di pagi hari. Semalam, dia menawarkan untuk menjemputnya dan Nina setuju. Sepanjang …

Only You – Chapter 29

Ini bukan mimpi! Ini bukan mimpi!’ Nina terus berteriak dalam hatinya ketika Alex duduk dihadapannya. Wajah pria itu tidak berubah, masih sama dengan terakhir dilihatnya begitu tampan dan gagah. Tetapi ada yang aneh dengan wajahnya. Kantong mata yang menggelap dan bulu-bulu halus di sekitar rahang yang tidak dicukur membuatnya tampak lelah dan berantakan. Nina mengusap …

Only You – Chapter 28

Suasana cafe cinta selalu ramai setiap harinya. Cafe yang ditargetkan untuk para remaja ini bersebelahan dengan salah satu perguruan tinggi swasta. Lokasinya yang strategis dan desain ruangan yang terang menjadikannya sebagai pilihan bagi para karyawan atau pebisnis untuk berkumpul. Menunya yang berbagai ragam pun merupakan salah satu ciri khas yang menjadi daya tarik cafe tersebut. …

Anamnesis

  Ardiaz, Arisyah, Davian, merupakan sahabat semasa putih abu-abu. Persahabatan yang berawal dari sebuah pertemuan singkat, menjadikan mereka sahabat sejati. Namun badai menghampiri mereka, persahabatan dan cinta diuji. Pilihan dan pengorbanan membuat mereka harus memilih. Keegosian menjadikan mereka melupakan persahabat. 10 tahun kemudian mereka kembali dipertemukan, mengenang dan mendengarkan fakta yang mengejutkan. Butuh waktu 10 …

Only You – Chapter 27

Alex tidak fokus pada penjelasan yang dibawakan oleh salah satu managernya. Padahal rapat itu cukup penting karena berhubungan dengan proyek yang sedang digarapnya. Perusahaannya mendapat sebuah proyek penting yang akan membawanya ke jenjang yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pikiran Alex menerawang memikirkan Nina. Dia menerka-nerka apa yang sedang gadis itu lakukan dan bagaimana keadaannya sekarang …

Only You – Chapter 26

Dalam dua tahun, perusahaan yang dikembangkan Alex maju semakin besat. Dalam waktu sesingkat itu pula, Alex berhasil memupuk kekayaan dan menjadi salah satu pria muda terkaya di New York. Bisnis usahanya dalam bidang properti semakin maju. Perusahaanya bahkan memiliki cabang di eropa dan Alex berencana untuk terus melebarkan sayapnya. Selama dua tahun itu pula, Alex …

Only You – Chapter 25

Malam ini, Nina mengenakan gaun yang disiapkan Alex sebelumnya. Ukuran gaun hitam yang dipilih Alex sangat pas ditubuhnya. Gaun itu memiliki belahan samping yang tidak terlalu tinggi dan hanya menampakkan sebatas paha. Bagian punggung terekspos bebas dan hanya memiliki dua buah tali menyilang yang menghubung ke bagian depan. Bagian dada pun sedikit terbuka dan gaun …

Only You – Chapter 24

Jam istirahat adalah waktu yang ditunggu-tunggu Nina. Setelah makan siang, Nina mengeluarkan kotak dan peralatan lainnya dari dalam tas. Aroma daun teh kering langsung menyerbu indra penciumannya. Teh-teh itu telah dimasukkan rapi kedalam pembungkus dan tinggal direkatkan. Sebelum memulainya, Nina mengetes peralatan perekat terlebih dahulu. Setelah yakin perekat itu bekerja dengan baik, Nina mulai merekatkan …

Only You – Chapter 23

Hari-hari berlalu dengan cepat. Tidak terasa Nina sudah menghabiskan waktunya seminggu bersama Alex. Setiap hari, Alex selalu menjemputnya dan mengantarnya pulang. Sebelum melanjutkan pekerjaan selanjutnya, Alex juga selalu mengajaknya makan malam ataupun mengunjungi tempat-tempat lainnya. Nina tentu merasa senang. Sudah lama dia tidak merasa sebebas dan sebahagia ini. Dia bisa melupakan sejenak hari-harinya yang selalu …

Only You – Chapter 22

“Ini untukmu.” Alex menyerahkan sebuah pita yang bermodelkan kabel telepon pada Nina. “Ikat rambutmu dulu sebelum turun,” perintah Alex. Nina mengamati pita itu keheranan. Namun dia tidak banyak bertanya dan menuruti keinginan Alex. Alex sudah menyetujui untuk tidak memakirkan mobil dekat dengan tempatnya bekerja dan rumah. Hanya permintaan kecil seperti ini, tentu Nina akan melakukannya …

Only You – Chapter 21

Pelukan hangat dan aroma maskulin yang memabukkan membuat Nina enggan membuka matanya. Dia semakin mengeratkan pelukannya ketika perutnya bergemuruh lapar. Nina berharap kembali tertidur sehingga rasa lapar itu akan hilang. Namun sayang, rasa sakit dari tenggorokkannya yang kering memaksanya membuka mata untuk mencari air. “Minum ini.” Nina menerima uluran botol yang datang entah dari mana. …

Only You – Chapter 20

Sepanjang bekerja, pikiran Nina tidak fokus. Berulang kali dia melakukan kesalahan mencatat menu dan menghidangkan makanan. Tugas yang tiba-tiba beralih dan kondisi tubuhnya yang tidak baik membuat kepala pusing. Istri bos terus memarahinya hingga membuat kepalanya semakin berdentum. Puncaknya saat Nina salah membuang sampah dengan makanan. Istri bos menjadi murka dan memarahi Nina di depan …

Only You – Chapter 19

Melihat mobil sedan hitam yang terparkir diseberang betamart membuat semangat Nina merosot. Untungnya pak Suryo menerima izinnya via telepon dan tidak keberatan dengan dengan permintaannya yang tiba-tiba. Tidak ada niat untuk Nina untuk pulang. Jika Helen melihatnya tidak bekerja, pasti dia akan dianggap malas dan menimbulkan gosip tidak penting. Sudah biasa menghabiskan waktu dengan bekerja, …