#2 Amplop Antah Berantah

Eugenia Rothmann selalu beraktifitas dengan pola yang sama. Membuka mata ketika ayam peliharaan keluarganya berkokok nyaring. Merapikan ranjangnya dalam waktu dua menit dan tiga puluh detik. Berpindah dari kamar tidur menuju dapur dengan cepat sebanyak dua puluh satu langkah.             Sepanjang perjalanan singkatnya menuju dapur, telinga Eugenia yang tajam menangkap suara derit besi yang bergejolak …

Hiden Love || Chapter 2

  Holla, Author abal-abal balik lagi. Yah, setelah mendapat hidayah. akhirnya jadi chapter 2. Makasih yang udah mau baca Ok, Happy Reading—     “Kalian sudah saling kenal?” Pertanyaan Mark Sundeson menyadarkan Louis akan keberadaannya di pesta makan malam. Ia menoleh pada pria tua tersebut kemudian pada Bianca yang menatapnya keheranan. Dan ia baru sadar …

TRAPPED END

  Dia melakukannya lagi. Menatap kanvas dengan pandangan tidak fokus. Namun tangannya seperti memiliki pemikiran sendiri, terus bergerak menorehkan garis-garis yang akhirnya akan membentuk wujud seorang laki-laki dengan senyum menatap pada wanita itu. Bulir air matanya berjatuhan, isak tangis yang ia coba redam, seperti biasa mengusikku. Kembali mengantarku pada keputusasaan. Apa yang bisa kulakukan untuknya. …

Selembut Sutra Bagian 4 II Terluka

Loading… Salam kenal dari saya orang yang tidak terlalu penting, menulis adalah caraku mengalihkan dari pekerjaanku yang menumpuk..       “Apa yang terjadi dengannya?” Tanya Jhovan pada dokter Fitri sahabat baiknya itu. Perempuan cantik itu diam sesaat memandangi  Ayya, lalu beralih pada Jhovan. “Apa yang kamu lakukan padanya? dia kelelahan, kurang nutrisi dan istirahat.”  …

Selembut Sutra Bagian 3 { Pasrah atau Melawan}

“Mengapa kamu mengusik hidupku? bukankah aku tidak pernah bersinggungan dengan kehidupanmu?” Ayya memberanikan diri untuk bertanya meskipun wajah Meraka terlalu dekat. Ada senyum jahat di wajah tampan milik lelaki ini. Dia mendekatkan wajahnya dan membisikan sesuatu di telinga perempuan itu. “Siapa bilang kita tidak pernah bersinggungan, kamu lebih dulu mengusik hidupku” Kata-kata itu membuat Ayya …

Selembut Sutra Bagian 2 { Milikku }

“apa yang kau mau dariku? Lepaskan lah aku!” Gadis itu memohon dengan berurai air mata, saat ini dia benar-benar putus asa. Jhovan lagi-lagi hanya menggeleng, menandakan dia tidak setuju dengan usul wanitanya itu. “Aku mohon lepaskan aku!” pinta wanita itu lagi.  Habis sudah kesabaran Jhovan  dia menarik perempuan itu lebih keras hingga tubuh kurus itu …

Selembut Sutra Bagian 1 Pelarian

Malam itu hujan begitu derasnya, tanah mulai digenangi air yang mulai keruh karena bercampur lumpur. Seorang perempuan dengan baju gamis dan kerudung panjang yang dia kenakan berlari menembus hujan. Terlihat untaian gamis sudah sangat kotor karena dia tidak memakai alas kaki. Dia terus saja berlari menembus badai bahkan tidak perduli kakinya sudah mulai luka dan …

Selembut Sutra (Prolog)

Sampai matipun aku tidak akan melepaskan mu, kamu harus hidup dan mati tetap bersamaku” kata – kata itu bagaikan sebuah ancaman untuk perempuan yang baru saja dinikahinya. Bermodalkan paksaan dan ancaman perempuan itu menerima dengan berat hati pernikahan yang telah diatur dengan paksa. Ini bagaikan lingkaran takdir yang tidak menguntungkan bagi perempuan bernama Ayya Kamila, …

#1 Kala Petang

Jendela kaca di lantai dua rumah itu menampilkan sosok wanita terkasih, yang berhias wajah mendung. Celeina berdiri di balik lindungan jendela tersebut, memaku sosok lelaki berpayung yang membalas tatapannya dari bawah. Robin, nama sosok itu, sempat-sempatnya terdiam di tengah guyuran hujan petang yang semakin menggila tiap detiknya. Padahal Celeina menunggu berita terbaru tentang suaminya yang …

Iris Merah [2: Tanda Lahir]

Almeta sedang menyusuri jalan setapak yang membelah salah satu hutan luas bagian barat wilayah Kerajaan Altair. Rumahnya berada di pinggir aliran sungai, jauh berada di dalam hutan. Dan jauh dari pemukiman penduduk Altair yang rata-rata tinggal di desa-desa dekat Istana Altair. Walaupun rumahnya jauh dari pemukiman, tapi Almeta tidak mempermasalahkannya. Bahkan ia senang tinggal di …

Iris Merah [1: Sang Penakluk]

    Iris merah itu menatap tajam ke arah deretan pegunungan bagian timur Kerajaan Altair yang membentang luas di hadapannya. Memperhatikan pemandangan deretan pegunungan luas yang tertutup kabut. Bukit-bukit dengan ujung yang menjulang tinggi dan tertutupi awan mendominasi kawasan pegunungan ini. Bagaikan sebuah negeri di atas awan kalau saja tidak tahu apa yang tersembunyi di …

Iris Merah [Prolog]

Langkah kaki terdengar bergegas menyusuri lorong panjang di Istana Altair. Tampak seorang laki-laki mengenakan jubah panjang berwarna biru sambil memegang sebuah kitab di tangannya. Tatapannya tajam seiring dengan nafasnya yang sedikit tersengal, menandakan ia sedang diliputi kegelisahan di benaknya.  Lorong panjang itu menghubungkan setiap sudut ruangan Istana Altair dari berbagai sisi. Menciptakan labirin yang cukup …

EPIPHANY : BAB 1 (Slow Grenade)

“You say my name like you know my dark side. Can’t beat the taste of the tears that I’ll cry.” –Ellie Goulding- “Dia memang panas.” Andrew hanya diam mendengar komentar dari Cass. Pria bertubuh agak tambun itu menatap pada Drew sebentar, kemudian kembali pada orang yang mereka amati. Gadis tersebut baru sampai di emperan toko …

Immortal Guardian – Lembar 14 (His Story)

  Kelopak mata itu mengerjap beberapa kali. Kedua bola mata itu bisa merasakan cahaya matahari pagi yang masuk melalui celah tirai yang tidak dibuka. Pandangannya kemudian meneliti segala penjuru ruangan, mendapati kedua pengawalnya yang berdiri dalam diam di tempat meraka masing-masing. “Honey,’ suara lirih itu mampu membuak Honey mendongak dna segera menghampiri sang Putri. Sejenak …

EPIPHANY : PROLOG

Ia tidak takut bukan? Tapi tangannya gemetaran. Mengapa semuanya harus begitu tepat. Bahkan mendung yang menghiasi langit tidak ada beda, seolah memang hari itu terulang lagi. Laura melirik jam tangannya. Jam 2 tepat. Mereka berjanji seperti itu bukan? Dingin yang menusuk membuatnya merapatkan jaket. Tanpa sadar ia berjalan mondar-mandir. Jantungnya bertabuh kencang. Demi Tuhan, dimana …