Cerpen | ASMARADANA

  “Apa kamu yakin, Dik dengan keputusan itu?” Surya menatap Lastri dengan raut wajah memerah menahan rasa yang juga mengilatkan pengharapan. Terlihat Lastri memeluk lututnya dengan menghela napas. Tatapannya tampak kosong ke arah sawah-sawah yang masih menghijau di depan mata. “Ya, aku yakin, Mas Sur.” Lastri menunduk hingga wajahnya tak terlihat lagi, tertutup kedua lengannya …

Cerpen | Untuk Laura

    Kota Ockland dilanda kericuhan. Keamanan kota sedang diobrak-abrik oleh sindikat kriminal yang bergerak secara senyap menculik warga kota di beberapa tempat. Pihak regensi beserta tim investigasi telah menurunkan tim khusus untuk menyelesaikan persoalan tersebut. CCTV dipasang hampir di semua sudut strategis berikut petugas yang disebar hampir di semua wilayah. Laura berjalan cepat dengan …

Puisi | Lentera

Aku masih merangkum sepi yang kautinggalkan Berteduh memeluk namamu yang masih basah dalam ingatan Hujan kini memercik rindu yang perlahan menghunjamkan kepedihan Lihatlah, hatiku tinggal separuh meski cintaku masih utuh seluruh Dalam mataku saat ini dunia hanya temaram, kosong, penuh serpihan debu masa lalu yang menyapu-nyapu tubuh dengan kegelisahan Masih kusimpan lembaran cerita itu dalam …

The Red Prince | BONUS PART Mauve’s Story : Sang Penakluk

  (No Ratings Yet) Loading… Dunia langit dilanda mendung pekat selama beberapa hari. Suasana tampak mencekam dengan guntur serta petir yang menyambar tiada henti. Para okultis berkata jika kelahiran sang putra mahkota telah dekat. Semesta sedang berantusias menyambut kedatangan makhluk yang sangat mereka nanti-nantikan itu. Azure berdiri di belakang jendela kamarnya dengan kening mengernyit. Kedua …

The Red Prince | EPILOG : Kencan Ala Reddish

  Flavia duduk dengan canggung di kursinya. Kedua matanya menatap sosok Onyx yang saat itu sedang berdiri di depan meja pemesanan untuk makan siang mereka. Perempuan itu tak mengerti, lelaki yang mengaku bernama Henry itu tampak aneh dengan tiba-tiba meminta bantuannya agar diterima di toko baju tempatnya bekerja. Lebih anehnya lagi, saat ini, ia mau-mau …

[END] The Red Prince | Part 30 : Upacara Penyemaian Warna

    “Sudah cukup. Ayo kita kembali ke kastil masing-masing dan segera berkumpul ke aula besar-” Suara petir yang cukup kencang mendadak menggelegar di atas mereka tanpa peringatan. Rombongan pemimpin klan itu seketika menengadah dan melihat ke sekeliling dengan cepat untuk mengetahui apa yang terjadi. Reddish mengamati dengan cermat pelangi semesta yang masih berada di …

The Red Prince | Part 29 : Cahaya Petir

    “Aku belum berterima kasih padamu.” Reddish memiringkan tubuhnya menghadap perut Azure dan mengecupnya singkat. Sebelah tangannya memeluk hingga punggung, membelainya perlahan. Saat ini keduanya tengah berada di lapangan berumput yang terletak di salah satu sudut taman raksasa kastil merah. Lapangan berumput itu memiliki jenis tanaman rumput berdaun bulat yang tumbuh lebat dengan batangnya …

The Red Prince | Part 28 : Rindu Dan Cinta

    “Tidur? Kaubilang tidur, Azure? Aku dan semua makhluk sangat mengkhawatirkanmu dan ternyata kau sedang tidur?” Reddish berkata dengan menahan-nahan suara sembari mengusap wajahnya dengan frustrasi. Ia mendadak merasa konyol dengan tingkahnya sebagai suami bodoh yang tak mengerti dengan keadaan istrinya. Oh, jadi karena Azure sedang tidak sakit sehingga kekuatan merahnya hanya terserap di …

The Red Prince | Part 27 : Tidur Panjang

    Tak terlihat apa pun di sana selain kegelapan. Ruangan itu didesain tanpa celah, berada di lantai paling bawah di antara ruang tahanan yang bersusun-susun. Satu-satunya sumber cahaya yang muncul di tempat itu adalah lubang berbentuk segi empat berterali selebar  tiga puluh kali tiga puluh sentimeter yang berasal dari ujung lorong. Itupun tak bisa …

The Red Prince | Part 26 : Manipulasi

  Dan tugasmu pun belum selesai, Azure. Kau masih harus menemaniku sampai hidupku berakhir. ~Reddish “Aku mewakili klan biru memberikan suaraku. Aku datang mendukung suamiku.” Azure berucap sembari mengangkat sebelah tangannya. Tatapannya lurus ke arah Reddish yang sepertinya sedang terkejut atas kedatangannya. Sebelah alis Reddish terangkat dengan pandangannya yang dingin. “Azure. Sedang apa kau di …

The Red Prince | Part 25 : Dukungan Maharani

  Ruang aula kastil putih itu telah dipenuhi dengungan suara para makhluk yang datang memenuhi undangan. Para pemimpin klan dan beberapa anggota koloni warna yang diminta hadir dalam rapat besar pemimpin klan tersebut turut hadir mengisi kursi rapat. Mereka semua duduk berkelompok dengan dahi mengernyit, dilengkapi ekspresi serius yang membuat nuansa ruangan itu menjadi tegang. …

The Red Prince | Part 24 : Karena Kau Adalah Azure

  “Reddish. Aku menyerahkan diri. Hukumlah aku. Penjarakan aku di tempat paling gelap agar aku bisa enyah dari segala rasa bersalahku padamu,” pintanya dengan suara sengau, tak meninggalkan ekspresi wajahnya yang penuh getir, bercampur aduk dengan air mata yang tak habis-habis keluar membasahi pipi, membuat pundaknya berguncang-guncang oleh tangis. Ecru dan Vantablack bersibak, menatap dengan …

The Red Prince | Part 23 : Bui yang Paling Memenjarakan

  “Aku tak butuh lagi tempat tertutup atau ruang tahanan khusus untuk menawan istriku, karena … aku telah memiliki bui yang paling menjeratnya sekalipun ia pergi ke ujung dunia langit untuk menghindar. Aku. Dia akan tertahan oleh hatinya yang terpaut padaku.” ~Reddish   Reddish terduduk di ruang kerjanya dengan sebelah tangan yang menumpu kepala. Ekspresinya …

The Red Prince | Part 22 : Keinginan Reddish

  Mata Ecru menyipit saat berusaha mengenali penampakan bayangan itu. Lalu, saat pengetahuan tentang siapa makhluk tersebut masuk ke dalam benaknya, sontak Ecru ternganga dengan ekspresi terkejutnya. “Vantablack!” Ecru berseru memanggil. Candy yang saat itu masih bersimpuh dengan ekspresi terluka di wajahnya itu menengadah. Tak jauh dari tempatnya berada, Ecru tampak berdiri dengan tatapan lurus …

The Red Prince | Part 21 : Aura Ungu

  Perempuan klan merah itu tampak histeris dan memanggil-manggil nama lelaki makhluk ungu itu hingga suaranya serak. “Carmine! Carmine!” Suasana ricuh dari ruang terbuka dari para makhluk yang berhamburan dan berusaha terbang untuk menyelamatkan diri dari suara dentuman yang mengerikan itu beku sejenak. Candy dengan ekspresi wajahnya yang shock itu berlari menuruni tangga dengan cepat, …

The Red Prince | Part 20 : Pernikahan Agung

  “Reddish! Pernikahan itu harus dilaksanakan lebih cepat! Malam ini juga! Kita tak punya banyak waktu lagi!” Reddish terpaku mendengar perintah itu. Dadanya berdesir. Kedua tangannya mengepal rapat. Entah bagaimana firasat buruk yang semula hanya ia anggap sebagai perasaannya yang sedang penuh oleh rasa antisipasi karena pernikahannya telah begitu dekat ternyata tidak sesederhana itu. Situasi …

The Red Prince | Part 19 : Peringatan Bahaya

  Bukankah rasa hangat yang kuberikan itu selalu menyamankanmu? Termasuk saat ini ketika aku mencumbumu? Debaran jantungmu itu tak bisa berbohong meski kau menyangkalnya dengan seribu kali kata ‘tidak’ ~Reddish~ Tubuh Azure bergetar hebat mendapat ciuman tak disangka tersebut. Perempuan itu meletakkan kedua tangannya pada dada Reddish untuk mengingatkan lelaki itu jika sepertinya ada yang …

The Red Prince | Part 18 : Cemburu Buta

  Segera perempuan itu melangkah semakin jauh ke dalam ruangan dengan kedua matanya yang memindai sekeliling. Saat tiba di sisi peraduan besar yang ada di kamar itu, ekspresi terkejut tampak melumuri wajah Fuschia saat bayangan tentang perempuan bahagia yang akan menjadi calon maharani Reddish itu ternyata tak seperti yang ada dalam benaknya, membuat perempuan itu …

The Red Prince | Part 17 : Rahasia Terbongkar

  Dunia manusia dilanda kemarau panjang. Sebagian besar benua mengalami musim kering merata pada beberapa waktu terakhir. Tanah-tanah berdebu meringkai haus hujan, pepohonan serta tanaman-tanaman bunga berakhir mengering tanpa memunculkan buah ataupun bunganya yang semula indah menghiasi pandangan. Flavia duduk termangu di taman kota. Pandangannya tampak menerawang, menatap bunga-bunga biru yang semula begitu mencolok dengan …

The Red Prince | Part 16 : Api dan Air

  Sky berdiri dengan tatapan tajam ke arah jendela ruangan yang saat ini ditempatinya. Nuansa temaram berikut aura gelap yang memancar dari tubuhnya membuat malam hari yang berlalu di tempat itu menjadi mencekam. Sky menyaksikan semuanya. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat tadi Reddish menghabisi perempuan klan hijau itu tanpa perasaan. Adegan mengerikan di …