Alex terus bermondar-mandir dilobby hotel sampai sesekali melirik jam. Begitu mengetahui Nina tidak ada, Alex langsung menyuruh orang mencarinya. Walau sudah memberi catatan, tetap saja dia tidak merasa tenang terlebih dengan kondisi Nina yang tengah hamil dan menjelang petang. Tidak mendengar saran Anna untuk memberikan ponsel merupakan suatu kesalahan. Seharusnya dia mendengarkan Anna sehingga tidak …
Only You – Chapter 48
Memasuki 4 bulan lebih, perut Nina mulai membuncit. Belum lagi dengan rutinitasnya yang hanya berdiam didalam kamar, membuat berat badannya bertambah lebih banyak dari biasanya. Sudah 2 minggu lamanya, mereka berada di kota ini dan selama itu pula Nina belum menemui keluarganya. Walau sudah meyakinkan diri untuk melakukannya, rasa cemas terus saja melanda dan membuat …
Only You – Chapter 47
Memikirkan kebahagian Nina adalah selalu yang dipikirkan Alex. Tidak pernah terpikir dalam benaknya untuk membuatnya tidak nyaman dan selalu memenuhi kebutuhannya. Namun, Nina tidak seperti wanita lainnya. Dia selalu jujur terhadap keinginannya dan juga perasaannya. Nina merindukan keluarganya. Alex menghela nafas kasar setiap kali memikirkannya. Sampai sekarang Nina masih belum mengatakannya. Alex tidak tahu harus …
Only You – Chapter 46
Sebuah sentakan memaksa Nina membuka matanya. Dengan susah payah, dia bangkit dari posisi terbaring menjadi duduk. Keringat dingin mengucur membasahi wajahnya. Kepalanya terasa sakit dan nafasnya tersenggal-senggal. Tubuhnya terus bergetar, mengingat mimpi yang baru saja dialaminya. Itu bukan mimpi. Itu adalah ingatan masa lalunya. Pandangan Nina lalu turun kepada perutnya yang rata. Dengan gemetar, dia …
Only You – Chapter 45
Sudah sekalian kalinya, Alex memperbaiki letak dasi yang tidak miring. Berulang kali dia memeriksa penampailannya agar terlihat rapi, terutama di hari yang penting ini. Hatinya semakin berdebar ketika mobil yang ditumpanginya hampir mencapai kediaman kekasihnya. Senyumnya terus mengembang, membayangkan bagaimana wajah Nina ketika melihatnya nanti. Alex sudah menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dari yang diperkirakan. Dia …
Take Heart
Pesta itu berlangsung sangat meriah. Nadia Farick memastikan semua yang terbaik, tapi Zaffya lebih memilih menyendiri di balkon yang sepi. Ia sudah terlalu banyak memasang senyum palsu malam ini. Sudah cukup bosan mendengarkan segala macam pujian yang dilontarkan atas keberhasilan membuka cabang rumah sakit terbaru mereka di pulau seberang. Keberhasilan yang entah keberapa …
Only You – Chapter 44
Sudah berapa kali kepala Nina hampir terantuk meja. Rasa kantuk sering menguasainya, kapanpun dan dimanapun. Bukan hanya saat mendata pembukuan, saat melayani pelanggan pun Nina sering menguap tanpa sadar. Karena terlalu sering seperti itu, Anggi memindahkannya lagi ke bagian pembukuan dan akan membantu ketika cafe sedang ramai. Nina bukannya sengaja. Kehamilannya yang masih muda membuatnya …
Only You – Chapter 43
Seminggu setelah meluncurkan latte art dan menu sarapan baru, cafe cinta selalu diserbu oleh pelanggan. Menu paket sarapan mereka laku dengan pesat. Tiramisu yang merupakan kue perpaduan kopi, coklat dan krim vanilla yang lembut menjadi makanan terfavorit. Rasanya yang manis dan sedikit pahit merupakan kombinasi terbaik apalagi ditambah dengan secangkir cappucino. Roti Bruschetta pun tidak …
Only You – Chapter 42
Jam 7.30 wib. Biasanya Randy sudah menyiapkan segala keperluannya dan bersiap berangkat ke kantor. Rutinitasnya setiap hari tidak berubah. Bangun pagi, merapikan tempat tidur, mandi, sarapan dan berangkat ke kantor. Pada malam hari, kegiatannya disambung dengan perkuliahan. Lelah memang melakukan 2 tugas sekaligus ditambah dia harus membagi pikiran dan waktu untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya. Randy …
Only You – Chapter 41
Sudah beberapa hari ini, Nina menyadari ada ke anehan pada Alex. Walaupun dia bersikap biasa dan tersenyum padanya, Nina tahu jika ada sesuatu yang membuatnya murung. Sesekali, dia juga mendapati Alex menatap sedih ketika melihat tanggal. Nina ingin bertanya apa yang mengganggu pikirannya. Tapi dia takut jika itu melanggar privasi Alex dan membuatnya marah. “Nina, …
Only You – Chapter 40
“Bravo, Nina! Bravo! Kemampuanmu benar-benar meningkat pesat! Aku bangga sebagai gurumu!” Antonio bertepuk tangan riang melihat hasil latte art Nina. Dia sudah menguasai berbagai teknik membuat latte art dan membuat pola rumit. Kopi buatan Nina pun lebih enak dari buatan miliknya. Antonio tentu saja berbangga hati karena berhasil mendidik seorang barista yang berbakat. “Ah, pangeranmu …
Only You – Chapter 39
Begitu membuka mata, Nina mendapati dirinya tidur di kamar Alex. Dia menoleh kepada pria yang tertidur disampingnya tanpa mengenakan sehelai benang pun, begitu juga dengan dirinya. Nina meringis ketika melihat sekujur lengannya penuh dengan memar. Ketika ingin bangun dari tempat tidur, rasa sakit langsung menjalari sekujur tubuh hingga membuatnya ingin berteriak. Nina menatap nanar pria …
Only You – Chapter 38
Akhir pekan, Alex mengajak Nina mengunjungi Westfield World Trade Center, atau disingkat WTC mall yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di New York. Bangunannya berbentuk setengah lingkaran dengan atap yang menyerupai sirip tajam disetiap sisi. Warna putih yang melapisi seluruh gedung membuatnya tampak terang dan megah. Lokasinya yang strategis juga membuat mall ini banyak …
Oh My Fake bo(ss)yfriend || Arivah Inayati
“Kejombloan adalah bentuk lain dari pernyataan kebebasan diri yang HAQQIH.” @A_Inay “Vah, lo dipanggil bos tuh.” Aku baru saja akan mendaratkan pantatku di kursi kebesaranku ketika Jeje muncul dengan berita yang amat tidak aku sukai. Panggilan dedemit … eh, maksudnya si bos kita tercinta di awal pagi yang cerah ini. “Kayaknya kangen banget sama …
Only You – Chapter 37
Seminggu berlalu dengan cepat selama bekerja di Cafe Ciao. Kesibukan yang dilalui berhari-hari tidak membuat Nina lelah. Setelah mengetahui kalau Nina suka melayani tamu, Antonio menempatkannya sebagai pelayan. Diwaktu senggang, dia akan belajar latte art. Semenjak kedatangan Nina, pelanggan Cafe semakin hari semakin bertambah. Mereka merasa nyaman dengan cara Nina yang mengajak mereka mengobrol santai …
Only You – Chapter 36
“Oh, aku akan merindukanmu,” ucap Anna seraya memeluk Nina dan mencium kedua pipinya. Hanya dalam sehari, Anna langsung menyukai Nina. Obrolan singkat dan kegiatan saling membantu memasak membuat mereka semakin dekat. Ditambah dengan keduanya yang memang cepat menguasi suatu hal membuat Anna selalu menempel pada Nina. “Kita tidak akan berpisah lama. Sore nanti setelah aku …
Only You – Chapter 35
Setelah menempuh perjalanan panjang yang melelahkan, akhirnya Nina tiba di New York. Dia memajamkan mata untuk meredakan sakit kepala akibat dan telinga yang berdengung. Karena terlalu pusing, Nina tidak memperhatikan sekitarnya dan hampir menabrak orang yang melintas. Untung Alex segera menariknya dan membawanya ke kursi. “Masih pusing, Sayang?” tanya Alex merapikan anak rambutnya. Nina mengangguk …
Only You – Chapter 34
Alex tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Nina yang telah mengenakan gaun hitam dan dirias. Tanpa menutupi rasa kagumnya, Alex mengelus punggung Nina yang terbuka dan memberikan kecupan ringan di sana. Rasanya dia ingin membatalkan rencana makan malam dan menikmati kecantikan Nina seorang diri. Alex tidak rela jika pria lain ikut menikmati keindahan yang dimiliki Nina. Hanya …
Only You – Chapter 33
Akhir bulan, semua pegawai antusias menerima gaji. Mereka sengaja pulang sedikit lebih lambat untuk menunggu pembagian penghasilan. Bagi para pegawai, upah bulanan ini sangat penting karena untuk menghidupi kebutuhan mereka satu bulan berikutnya. Dalam pengelolaannya, mereka harus berhati-hati jika tidak maka akan sulit untuk bertahan di hari-hari berikutnya. Pegawai yang sudah mendapatkan gaji, berpencar ke …
Only You – Chapter 32
Setelah selesai menghitung pemasukan kas pagi dan mendata barang yang perlu distock, Nina meregangkan kedua tangannya ke atas untuk meredakan badannya yang pegal. Duduk seharian mengerjakan pembukuan sangat berbeda dengan berdiri melayani pelanggan. Banyak yang menganggap jika membereskan pembukuan itu mudah karena hanya duduk dan menghitung menggunakan kalkulator. Berbeda dengan pelayan yang harus seharian berdiri …