Cerpen | ASMARADANA

  “Apa kamu yakin, Dik dengan keputusan itu?” Surya menatap Lastri dengan raut wajah memerah menahan rasa yang juga mengilatkan pengharapan. Terlihat Lastri memeluk lututnya dengan menghela napas. Tatapannya tampak kosong ke arah sawah-sawah yang masih menghijau di depan mata. “Ya, aku yakin, Mas Sur.” Lastri menunduk hingga wajahnya tak terlihat lagi, tertutup kedua lengannya …

Sebuah Tapak Tilas Masa Lalu

Aku kembali menengok ke belakang, mencoba menelusuri jejak tilas masa lalu, tepatnya beberapa tahun yang silam. Kilas balik kilatan memori berkelebatan di kepala. Menggerakan raga untuk kembali membuka kenangan-kenangan yang telah lama berdebu tak terjamah Ada banyak kenangan disini. Aku mulai menelusurinya satu persatu, sampai pada akhirnya aku menemukan satu kisah cerita yang sempat ku …

Cerpen | Untuk Laura

    Kota Ockland dilanda kericuhan. Keamanan kota sedang diobrak-abrik oleh sindikat kriminal yang bergerak secara senyap menculik warga kota di beberapa tempat. Pihak regensi beserta tim investigasi telah menurunkan tim khusus untuk menyelesaikan persoalan tersebut. CCTV dipasang hampir di semua sudut strategis berikut petugas yang disebar hampir di semua wilayah. Laura berjalan cepat dengan …

My First Love

Aku bertemu dengan cinta pertamaku Aku terakhir bertemu dengannya lebih dari 10 tahun yang lalu Aku hanya ingin memastikan apakah rasa ini masih sama Aku tidak berharap dia masih merasakan apa yang ku rasakan Aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya bertemu kembali setelah sekian lama tidak melihatnya Aku bahkan tidak pernah mencari tahu media sosialnya, …

Yvonne’s Romance – #4 Percakapan

**** Samar-samar suara gemerisik angin yang menerbangkan dedaunan kering menelusup dan mengantarkan gelombang suara yang menggetarkan kedua membran timpani di dalam sepasang telinga milik Yvonne. Terasa sedikit berisik namun tak mengusik dan sedikitpun tak melunturkan semangat Yvonne untuk tetap memfokuskan kedua bola matanya membaca setiap deretan kata-kata yang membentuk kalimat-kalimat indah dari novel berbentuk buku …

Yvonne’s Romance – #3 Pengalihan

“Hai, apa kegiatan membacamu lancar hari ini?” Yvonne tersentak dari lamunannya ketika mendapati Nathan sudah berdiri di sampingnya. Senyum ramah milik Nathan menjadi pemandangan yang menyenangkan untuk Yvonne ketika ia menatap lekat pada wajah Nathan yang kemudian segera duduk di hadapan Yvonne.   Sedari tadi Yvonne memang menunggu Nathan menghampirinya, namun karena Nathan tak kunjung …

SEBENING CINTA – Bab 7

Bab 7 Ini waktu yang pas, Guntur membuka bagasi mobil untuk menyimpan barang belanjaan mereka. Bening, melangkahkan kakinya mundur. Driver ojol sudah menelponnya menanyakan dimana ia berada. 1,2,3 lari!!!!! Guntur terkejut melihat Bening yang melesat jauh, tapi apalah arti wanita itu berlari. Sangat lamban. Bahkan, hanya beberapa menit, Guntur sudah bisa mengejarnya. Guntur menarik lengan …

SEBENING CINTA – Bab 6

Bab 6 Bening mengetuk pintu rumah itu pelan. Melangkahkan kakinya kembali. “Halo, Bi Surti.” “Non Bening! Ya ampun non, kenapa kurusan sekali. Non baik-baik aja kan yah?” Bening tertawa mendengarnya. “Bening baik-baik saja kok Bi, sekarang lagi diet biar kayak artis korea.” “Ah Non bisa aja. Eh ayo masuk-masuk hehehe. Mau minum apa Non?” “Enggak …

SEBENING CINTA – Bab 5

Bab 5 “Bi… sakit, gak kuat. Hiks… sakit banget Bi,” racau Bening. Pagi tadi, Bening hanya ingin mencuci pakaiannya yang kotor. Tapi apa daya selepas itu, perutnya kram hebat. Memang, tadi malam juga kram tapi tak sekram ini. Dan lebih membuat Bening khawatir ia pendarahan. Bayi mungilnya, Bening sangat ketakutan sekarang. Terlebih Guntur sudah tahu …

SEBENING CINTA – Bab 4

Bab 4 “Non Bening belum pulang, Tuan.” Ucap Bi Surti,membuat Guntur tertegun. Tidak biasanya Bening tidak pulang hingga larut malam. “Kemana dia Bi?” “Bibi juga gak tau, Tuan. Tadi Bibi belanja, terus menemukan ini di dapur.” Bi, aku pergi dulu ya. Jangan ditungguin, lama banget mungkin untuk pulang. Ambigu Tidak mungkin Bening melarikan diri darinya, …

SEBENING CINTA – Bab 2

Bab 2 Bening melangkah ke arah kolam dan mulai mengerjakan pekerjaannya, meskipun tangannya mulai memerah dan mengelupas karena bekerja, meski perih Bening tetap mengerjakan apa yang dipinta Guntur. “Ini makananmu, jangan pernah makan satu meja atau di hadapanku karna aku tidak sudi.” Guntur berlalu begitu melemparkan satu bungkus nasi. Bening membuka perlahan nasi bungkus tersebut, …

SEBENING CINTA – Bab 1

Bab 1 “Kedua orangtua kita meninggal karena kecelakaan pesawat ini. Bening. Sekarang tidak ada lagi yang melindungimu. Kau berada di kekuasaanku, sekarang. Minggu depan kita akan menikah, bersiaplah.” Bening hanya terdiam dan menatap kepergian Guntur. Ia memanglah pantas untuk dibenci, membuat koma adiknya, membunuh pacarnya, dan kini kedua orangtuanya meninggal bersamaan dengan orangtua Bening. Ia …

Hiden Love || Chapter 2

  Holla, Author abal-abal balik lagi. Yah, setelah mendapat hidayah. akhirnya jadi chapter 2. Makasih yang udah mau baca Ok, Happy Reading—     “Kalian sudah saling kenal?” Pertanyaan Mark Sundeson menyadarkan Louis akan keberadaannya di pesta makan malam. Ia menoleh pada pria tua tersebut kemudian pada Bianca yang menatapnya keheranan. Dan ia baru sadar …

TRAPPED END

  Dia melakukannya lagi. Menatap kanvas dengan pandangan tidak fokus. Namun tangannya seperti memiliki pemikiran sendiri, terus bergerak menorehkan garis-garis yang akhirnya akan membentuk wujud seorang laki-laki dengan senyum menatap pada wanita itu. Bulir air matanya berjatuhan, isak tangis yang ia coba redam, seperti biasa mengusikku. Kembali mengantarku pada keputusasaan. Apa yang bisa kulakukan untuknya. …

#1 Kala Petang

Jendela kaca di lantai dua rumah itu menampilkan sosok wanita terkasih, yang berhias wajah mendung. Celeina berdiri di balik lindungan jendela tersebut, memaku sosok lelaki berpayung yang membalas tatapannya dari bawah. Robin, nama sosok itu, sempat-sempatnya terdiam di tengah guyuran hujan petang yang semakin menggila tiap detiknya. Padahal Celeina menunggu berita terbaru tentang suaminya yang …

Cerpen | Mawar Terakhir

Senja di ufuk barat. Langit memerah dengan aura kelam mendung yang kian pekat. Dapat kulihat bagaimana rimbun pepohonan berubah gelap karena mentari yang berpamit di langit sana. Aku menarik napas panjang. Suasana dalam bus yang kutumpangi ini sepi. Sebagian besar penumpang memilih untuk memejamkan mata sebelum nanti tiba di tempat tujuan. Kepalaku menoleh ke sana …