My Love Chapter 9

30 Juli 2017 in Vitamins Blog

18 votes, average: 1.00 out of 1 (18 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 9

Daniel mengambil kunci motornya untuk kembali ke sekolahnya karena ia melupakan kamera kesayangannya.

” Daniel kamu mau kemana?” suara imo membuat Daniel berhenti.

“mau kesekolah mengambil kamera” jawab Daniel.

“tapi ini sudah malam” ujar imo. Daniel tersenyum kepada adik ayahnya ini. ia sangat menyayangi bibinya yang besok akan bertunangan.

“aku tahu” jawab Daniel.

“tapi itu kamera pemberian omma” Daniel menjelaskan membuat bibi Daniel tidak bisa melarang Daniel untuk pergi.

“hati-hati dan cepat kembali” teriak imo saat Daniel sudah melenggang pergi.

***

Daniel berjalan dikoridor sekolah. Jam ditangannya sudah setengah 8 malam saat ini. satpam penjaga heran saat Daniel kembali kesekolah malam hari.

“saya mau mengambil kamera saya diloker” ujar Daniel menjelaskan maksudnya kembali kesekolah.

“masuklah tapi saya tidak bisa mengantar. Saya belum patroli” ujar satpam bertubuh gemuk itu.

Daniel menganggukkan kepala nya dan memasuki area sekolah yang sepi. Daniel membuka lokernya yang berada dideratan paling atas sebelah kiri. Kameranya tergeletak diatas tumpukan buku dan benda milik Daniel lainnya.

“kamera ini buat pesta pertunangan imo besok” batin Daniel. Ia ingin mengabadikan momen dihari bahagia imo. Daniel memasukkan kameranya kedalam tas ransel yang ia bawa.           

Daniel menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara.

“aku tidak mau melakukannya” suara seorang perempuan.

“kita sudah lama berpacaran” ujar suara laki-laki itu setengah memaksa.

“aku tidak mau tidur denganmu. Lepaskan, biarkan aku pulang” ujar yeoja itu. Daniel melihat seorang laki-laki memegang lengan yeoja didekat pintu ruang UKS.

Sebenarnya Daniel ingin pulang saja tidak ingin ikut campur masalah kekasih itu. Tapi saat mendengar ucapan cewek itu membuat Daniel mengurungkan niatnya untuk pulang.

“aku ingin putus denganmu. Seharusnya aku percaya dengan temanku bahwa kau bajingan. Kau hanya ingin tubuhku. Aku tidak sudi tidur denganmu” ucapan yeoja itu membuat laki laki itu marah dan menamparnya.

“kau memang harus dipaksa” ujar laki laki itu lalu mencium yeoja itu yang meronta-ronta.

“lepaskan” ujar yeoja itu berontak. Laki-laki itu tetap mencium yeoja itu dengan membabi buta bahkan merobek lengan baju seragam yeoja itu.

Laki-laki itu dengan kurang ajarnya menyikap rok yeoja itu dan mengelus pahanya. Daniel mengepalkan tangan saat melihatnya. Daniel menarik tubuh laki-laki itu dan melayangkan tinju dirahang laki-laki berengsek itu.

Yeoja itu hanya menangis sambil memeluk lututnya. Daniel melepaskan jaketnya saat melihat seragam yeoja itu robek dibagian lengan.

Belum sempat Daniel menanyakan keadaan yeoja itu Daniel terhuyung jatuh karena tendangan diperutnya. Daniel lupa bahwa ia belum menyelesaikan urusan dengan namja berengsek didepannya.

“jangan ikut campur urusanku” ujar namja itu.                                     “aku akan ikut campur jika kau memperlakukan perempuan seperti itu” sergah Daniel.

Laki-laki itu melayangkan tinjunya yang mengenai wajah Daniel dan Daniel  membalasnya diperut laki-laki itu. Perkelahian antara Daniel dengan laki-laki itu benar-benar sengit. Tendangan, tinju mengenai Daniel dengan sekuat tenaga Daniel membalasnya.

Daniel menyeka darah disudut bibirnya dan melihat lawannya yang terkapar tidak berdaya dilantai. Pertandingan ini akhirnya dimenangkan oleh Daniel.

“ayo aku antarkan pulang” ujar Daniel pada yeoja itu yang hanya dijawab dengan anggukan saja.             

*** 

Crystal  menunggu Daniel dengan gelisah. Crystal  sekarang berada dirumah So  Hye eonnie sekaligus rumah yang Daniel tempati.

“sudah pukul 11 kenapa ia belum pulang juga” gumam Crystal.

Awalnya ia ingin mengucapkan terima kasih kepada Daniel kerena telah membelikannya gaun.

“nona ini dari So Hye” ujar Lee ahjumma. Ahjumma ini istri lee ahjussi. Mereka berdua bekerja dikeluarga Crystal  sejak Crystal  di junior high school.

“dari So Hye eonnie. kapan dia memberikan ini Lee ahjumma” tanya Crystal.

“tadi sore tapi yang mengantarnya tuan Daniel. Maaf baru memberikannya sekarang” ujarnya.

“iya. terima kasih ahjumma” ujar Crystal  dan melenggang pergi ke kamarnya. Crystal  duduk diatas ranjang dan membuka kotak pemberian So Hye eonnie.

“sebuah gaun” gumam Crystal .

Crystal  mengangkat gaun itu dan membawanya kedepan cermin besar yang ada dikamarnya.

“ini bagus sekali. Pasti ini untuk pesta pertunangan eonnie besok” gumam Crystal .

“aku mau mengucap terima kasih sekarang saja” ujar Crystal  sambil memasukkan gaun itu kedalam kotak.

Crystal  turun dari tangga menuju pintu depan yang melewati ruang keluarga.

“mau kemana Crystal?. Ini sudah jam 8 malam” Crystal  memutar tubuhnya saat mendengar suara eommanya.

“kerumah So Hye eonnie eomma” ujar Crystal  sambil memeluk eommanya dan mencium pipinya.

“ya udah pergi sana” ujar eomma Crystal.

“Daniel kemana eonnie?” tanya Crystal .

“Daniel pergi mengambil kameranya disekolah. Eonnie tidak bisa cegah ia pergi malam hari tapi kamera itu kesayangan Daniel” jawab So Hye eonnie.

Crystal  menganggukkan kepala mengerti bahwa kamera yang dimaksud eonnie sebagai hadiah ulang tahun terakhir Daniel dari ibunya.

Crystal  mengetahui eomma Daniel meninggal dari eonnie saat Crystal bertanya kue kesukaan Daniel. Eonnie tidak sengaja memberitahu Crystal .

“Crystal mau bicara apa sama Daniel” tanya So Hye eonnie yang dijawab gelengan kepala oleh Crystal.

“eonnie kita nonton saja selagi menunggu Daniel pulang” ajak Crystal  mengalihkan pembicaraan.

Crystal  menunggu Daniel dengan gelisah. Bagaimana Crystal  tidak khawatir Daniel sudah pergi hampir 3 jam yang lalu dan sampai sekarang belum kelihatan batang hidungnya.

Crystal  menggenggam ponselnya dengan erat berharap Daniel menghubunginya balik. Crystal  sudah menelpon Daniel tapi tidak diangkat dan Crystal  juga mengirim pesan kepada Daniel untuk segara menghubunginya.

Crystal  duduk disofa ruang tengah. So Hye eonnie sudah masuk ke kamar. Awalnya ia menolak bahwa ia juga ingin mengunggu Daniel pulang tapi Crystal  memaksa So Hye eonnie untuk beristirahat karena besok adalah hari penting eonnie.

Crystal  melihat jam diponselnya yang sudah menunjukkan jam 11 malam. Crystal  merebahkan tubuhnya disofa karena matanya sudah mulai berat. Crystal  sesekali menguap pertanda bahwa ia sudah ngantuk tapi ia berusaha untuk tetap terjaga           

Daniel sampai dirumah jam 23.30. Daniel mengantar Valerie pulang kerumahnya dan harus menunggu teman Valerie datang kerumah yeoja itu karena Valerie sendirian dirumah dan teman Valerie itu berada ada di luar kota. Jadi menemani Valerie lebih dari 3 jam.

Daniel mengunci pintu dengan kunci yang dibawanya. Daniel terbelalak saat melihat Crystal  tidur disofa ruang tengah dengan ponsel yang masih digenggamnya. Daniel tidak tahu kenapa Crystal bisa ada dirumahnya. Daniel mengangkat tubuh Crystal  kelantai atas menuju kamarnya. Ia tidak ingin tubuh Crystal  sakit jika tidur disofa. Daniel meletakkan tubuh Crystal diatas tempat tidur lalu menyelimutinya.

Daniel menuju kamar mandi, setelah selesai mandi dan berpakaian Daniel mencari kotak obat untuk luka lebam diwajahnya dan membawa kotak tersebut ke ruang tengah. Setelah selesai Daniel merebahkan tubuhnya disofa karena kantuk sudah menyerangnya.

Crystal  mengerang saat tidurnya terganggu oleh rasa haus. Crystal  turun dari tempat tidur dengan setengah sadar menuruni tangga menuju dapur.

Setelah menghabiskan segelas air Crystal  mengedarkan pandangannya ke segala arah dan baru sadar bahwa ia masih dirumah So Hye eonnie sekaligus  rumah Daniel.

Crystal  melangkahkan kakinya ke arah ruang tengah, Crystal  melihat Daniel yang tidur disofa. Crystal  menutup mulutnya saat melihat wajah Daniel yang penuh lebam.

Crystal  menjulurkan jari telunjuknya menyusuri wajah Daniel yang biru dan Crystal  meringis saat membayangkan betapa sakit rasanya mendapatkan luka itu.

Crystal  menyimpan semua pertanyaan yang berkeliaran dibenaknya mengapa Daniel bisa sampai seperti ini.

Crystal  naik kelantai atas menuju kamar Daniel untuk mengambil selimut dan bantal. Setelah mendapatkan kedua benda tersebut Crystal mengangkat kepala Daniel dengan hati-hati lalu menyelipkan bantalnya dibawah kepala Daniel lalu menyelimuti Daniel dengan selimut.

Tangan Crystal  berhenti membenar kan letak selimut Daniel saat mendengar suara Daniel menyebut “eomma”.

“eomma” ujar Daniel lagi. Sepertinya Daniel merindukan eommanya pikir Crystal. Crystal  yang bingung harus melakukan apa hanya bisa menggenggam tangan Daniel dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanan Crystal  digunakan untuk mengusap rambut Daniel.

Crystal  menyanyikan lagu yang selalu dinyanyikan eommanya saat Crystal sakit ataupun saat Crystal  susah tidur.

***

tbc

My Love Chapter 8

25 Juli 2017 in Vitamins Blog

19 votes, average: 1.00 out of 1 (19 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 8

Crystal  menyeret kopernya kedalam rumah. Acara menginap disekolah benar benar menyenangkan meskipun Crystal  sempat pingsan. Hal itu tidak mengurangi rasa senangnya.

“eomma aku pulang” ujar Crystal.

Crystal  meletakkan kopernya di samping sofa lalu merebahkan tubuhnya ke sofa. Crystal  mengingat pertemuan Crystal  dengan Ken saat malam terakhir.

“Crystal kau sudah sehat” kalimat pertama yang dilontarkan oleh Ken

“bisa kita bicara sebentar?” tanya  Ken.

Crystal  menganggukkan kepalanya. Berbalik arah mencari tempat untuk bicara. Ken mengikuti Crystal  dari belakangnya.

“ingin bicara apa?” tanya Crystal  saat mereka berdua sudah berada ditangga. Tidak ada siswa ataupun guru karena semua orang sedang menikmati acara diaula yang diubah menjadi konser mini dadakan yang diisi oleh siswa-siswi kelas tiga sebagai persembahan terakhir sebelum mereka keluar dari SHS.

“kenapa kamu menghindari oppa Crystal?” tanya Ken.

“aku tidak menghindarimu oppa” kilah Crystal. memang Crystal menghindari Ken dari tidak membalas sms Ken, mengangkat telpon dari Ken. disekolah Crystal  mencoba untuk tidak terlihat oleh Ken. jika terkadang ia berpapasan dengan Ken dilorong Crystal  berusaha mencari cara untuk kabur. Ke toilet, ke perpustakaan, dipanggil guru, ada janji sama Jeanne menjadi salah satu alasan Crystal  selama ini.

“tapi kenyataannya kamu menghindari oppa Crystal” sergah Ken.                                                      

“mungkin hanya perasaan oppa saja. Aku tidak sedang menghindari oppa” ujar Crystal .

“sudahlah mungkin memang benar kamu sedang tidak menghindari oppa karena oppa sangat merindukan dongsaeng oppa ini” ujar Ken sambil mengacak-ngacak rambut Crystal.

Crystal  tersenyum tipis karena merasa bersalah telah mengindari Ken.

“apa kamu sudah sehat?” tanya Ken.

“aku sudah sehat oppa. Terima kasih karena oppa telah menolongku. Kata Jeanne oppa dan Min Ho yang menemukanku” ucap Crystal

“memang oppa dan Min Ho yang menemukanmu tapi seharusnya ucapan terima kasih itu kamu berikan kepada Daniel saja” ucapan Ken membuat Crystal  bingung.

“maksud oppa?” tanya Crystal  karena tidak mengerti mengapa Daniel dibawa-bawa dalam pembicaraan mereka.

“Jeanne tidak memberitahumu” tanya Ken balik. Crystal  menggelengkan kepalanya.

“Daniel yang membawamu ke UKS. Awalnya oppa yang ingin menggendongmu tapi Daniel lebih dulu membawamu pergi. Oppa dan Jeanne hanya mengikuti kalian dari belakang” ucapan Ken membuat Crystal  terkejut.

“Daniel terlihat sangat khawatir padamu Crystal seperti kekasih yang mengkhawatirkan pacarnya” tambah Ken sambil mengerling jahil.

“itu tidak mungkin oppa. Kami hanya teman” kilah Crystal  menolak sependapat dengan Ken.

“ayo oppa kembali ke aula” ajak Crystal  mengalihkan perhatian Ken dan ia setuju untuk kembali ke aula.

“ternyata dongsaeng oppa ini sudah besar ya karena ada namja yang khawatir padamu” ujar Ken saat mereka berjalan bersama kembali ke aula.

“tapi oppa senang karena akan ada yang menjagamu setelah oppa keluar dari sekolah ini” tambahnya.

Crystal  hanya diam mendengar Ken bicara tentang tempat kuliahnya. Pikiran Crystal  bercabang memikirkan perkataan Ken tentang Daniel dan mendengarkan Ken berbicara.

***

Keesokan harinya Crystal  menyeret Jeanne untuk pulang dengannya. Mereka dijemput oleh Lee ahjussi. Meskipun rumah Jeanne dengan rumahnya berlawanan arah tapi Crystal  tidak peduli karena ia harus tahu kebenarannya.                                                 

“apa Daniel yang menggendongku?” tanya Crystal  langsung saat mereka sudah didalam mobil.

“Daniel tidak hanya menggendongmu saja tapi ia yang menunggumu semalan di UKS” Jeanne menjelaskan.

“tapi kenapa kau tidak memberitahuku?” tanya Crystal  kesal karena ia tidak tahu tentang yang terjadi saat ia tidak sadar.

“kau tidak bertanya. Jadi buat apa aku memberitahumu. Kamu hanya bertanya siapa yang menolongmu dan aku sudah menjawabnya” Crystal menggeram kesal dengan ucapan Jeanne. Bagaimana bisa sahabatnya ini memberikan informasi setengah-setengah.

“bagaimana kalau Daniel berpikir bahwa aku orang yang tidak berterima kasih pada orang yang menolongku” batin Crystal .

 “Anak eomma sudah pulang” mendengar suara eomma membuat Crystal  menegakkan tubuhnya.

“apa kamu senang sayang” tanya eomma yang duduk disebelah Crystal .

Crystal  tersenyum saat mengingat acara menginap disekolahnya. Memberitahu eommanya secara tidak langsung bahwa ia sangat senang.

Crystal  merebahkan kepalanya di pangkuan eommanya.

“ada apa sayang. Apa yang kamu pikirkan” eomma Crystal  bertanya karena melihat ekspresi bingung. Crystal  tersenyum karena eomma sangat mengerti dirinya.

“eomma ada seseorang yang menolongku tapi aku bingung bagaimana berterima kasih padanya” tanya Crystal .

“kamu buatkan kue kesukaannya saja” eomma Crystal  memberikan saran dan Crystal  setuju dengan pendapat eommanya.

***

Daniel menunggu dengan bosan. Iya dipaksa ikut oleh imo untuk menemaninya untuk mencari gaun untuk pesta pertunangannya. Setelah pacaran selama 3 tahun imo akhirnya memutuskan untuk bertunangan terlebih dahulu.

Daniel hanya beberapa kali melihat kekasih bibinya itu saat mengantar atau menjemput imo untuk dinner ataupun ke kantor.

Hubunganku dengan Crystal  berjalan baik tidak hanya itu kami semakin dekat setelah kejadian di sekolah itu. Crystal  mengucapkan terima kasih dengan membuat kue untukku.

Aku senang sekali menerima itu. Bahkan aku makan semuanya sendirian meskipun perutku telah terisi makan siang Karena hal itu membuatku terkapar dikamar tidak bisa bergerak karena saking kenyangnya.

“bagaimana gaun ini Daniel” suara imo membuat Daniel mendongakkan kepalanya. Eun hye imo berdiri dihadapan Daniel dengan dress panjang berwarna biru langit yang cerah sangat cantik.

Daniel mengacungkan jempolnya kepada imo karena dress sangat cocok dengan imonya tidak seperti gaun yang dicoba imo sejak tadi yang membuat Daniel kebosanan.

“imo ganti baju dulu” pamitnya masuk keruang ganti lagi.

Daniel mengedarkan pendangan nya keseluruh ruangan butik yang dipenuhi oleh pakaian yeoja. Dari yang santai, formal, semi formal. Daniel terpaku dengan dress selutut yang dipakai oleh menekin yang membuat Daniel teringat Crystal. Daniel sangat ingin melihat Crystal  menggunakan dress berwarna merah maroon itu.

“Pasti Crystal  sangat cantik saat mengenakannya”pikir Daniel. 

***

tbc

 

kembali lagi sama Daniel & Crystal

siapa yang nunggu cerita  My Love?

Thank’s semua yg masih setia baca My Love

 

My Love Chapter 7

20 Juli 2017 in Vitamins Blog

22 votes, average: 1.00 out of 1 (22 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 7

Crystal  turun dari lantai 2 menuju aula sendirian menyusuri lorong yang sepi. Crystal  menyuruh Jeanne untuk pergi duluan karena perut Crystal bermasalah. Lorong terasa sepi karena tidak ada siapapun di kelas karena semua orang sudah di aula. Kelas diubah menjadi kamar untuk siswi yang berada dilantai atas sedangkan siswa menggunakan ruang kelas yang ada dibawah.

Crystal  melihat Daniel lewat. Crystal pikir hanya dirinya yang berkeliaran di lorong ternyata Daniel belum juga ke aula. Crystal  menuruni tangga dengan cepat menyusul Daniel.

“dor” Crystal  mengejutkan Daniel tapi saat melihat reaksi Daniel yang hanya diam tenang membuat Crystal  cemberut karena tidak berhasil mengejutkan Daniel.

Daniel hanya menggelengkan kepalanya lalu meninggalkan Crystal . Melihat Daniel berbelok ke ujung lorong menuju aula membuat Crystal memutar otaknya dengan cepat bagaimana cara mengerjai Daniel.

“aaaaaaaaahhhh” Crystal  berteriak membuat Daniel berbalik arah saat mendengar teriakan Crystal .

Melihat Daniel berlari kembali kearahnya membuat Crystal  tidak bisa menahan tawanya.

“hahahahahaha” Crystal  memegang perutnya karena saking puasnya bisa mengerjai Daniel dan bisa melihat wajah panik Daniel yang biasanya datar itu. Melihat Crystal  hanya mengerjainya Daniel pergi meninggalkan Crystal yang masih asyik tertawa.

Crystal  menghentikan tawanya saat Daniel meninggalkannya sendiri. “gawat pasti dia marah. Sebaiknya aku segera menyusul Daniel saja ” batin Crystal .

Crystal  berjalan menuju aula untuk meminta maaf pada Daniel karena mengerjainya. Crystal  menghentikan langkah kakinya saat kegelapan menyergapnya. Semua lampu mati membuat Crystal  tidak bisa melihat apapun. Crystal  memegang dadanya saat merasakan sesak. Achluophobia kambuh.

“Daniel” panggil Crystal  lirih berharap Daniel mendengarnya tapi sepertinya Daniel sudah berada diaula.

Crystal  memasukkan tangannya disaku rok mencari ponsel tapi ponselnya tidak ada. Crystal  meninggalkannya dikelas. Hilang sudah harapan Crystal untuk mendapatkan penerangan.

Tubuh Crystal  luruh kelantai karena tubuhnya benar-benar lemas karena phobia kegelapannya kambuh. Bulir-bulir keringat Crystal  berjatuhan, Crystal  meremas kaos yang dikenakannya saat dadanya semakin sakit, napaspun terasa sulit bagi Crystal  saat ini. ini benar-benar menyakitkan saat kambuh seperti ini tanpa ada seorangpun disisinya. Biasanya ada kedua orang tuanya disaat seperti ini. “eomma ini benar-benar sakit” batin  Crystal  hingga ia kehilangan kesadarannya dilorong yang sepi.           

***

Crystal  berada disebuah kamar yang gelap tapi anehnya Crystal  tidak merasakan sakit saat phobianya kambuh. Dia hanya berdiri disudut kamar. Crystal  mendengar suara isak tangis suara anak kecil. Crystal memberanikan diri mencari asal suara isak tangis tersebut didalam kegelapan. Crystal  berjongkok saat yakin tangis tersebut berasal dari kolong tempat tidur. Crystal  menundukkan tubuhnya ingin melihat siapa yang menangis tapi Crystal  dikejutnya oleh pintu yang tiba-tiba terbuka oleh seseorang.

Crystal  segera berdiri saat melihat tubuh seseorang menghampirinya. Bukan Crystal  yang jadi tujuannya tapi seorang anak kecil dibawah kolong meja. Crystal  dapat melihat seorang yeoja paruh baya membantu seorang anak perempuan keluar dari bawah kolong meja. Crystal  bisa melihat mereka dalam kegelapan karena mereka berdua dihadapan Crystal  sangat dekat dengannya.

“berhentilah menangis mereka akan menemukan kita disini” ujarnya membuat anak kecil itu berhenti menangis.

Crystal  tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh mereka tersebut tapi Crystal  dapat merasakan bahwa yeoja dan anak kecil itu yang dihadapan Crystal  sekarang dalam keadaan ketakutan dan ketakutan itu menular pada Crystal .

“ayo pergi dari sini keluar dari jendela dan cari bantuan kerena telpon dirumah ini tidak bisa digunakan” ujar yeoja itu membimbing anak kecil kearah jendela.

“jangan pernah kembali kesini apapun yang  terjadi” pesan yeoja itu pada anak kecil itu.

Crystal  bingung harus bagaimana apa ia harus berada disini mencari tahu apa yang terjadi atau mengikuti anak kecil itu.

Crystal  memutuskan mengikuti anak kecil itu tapi langkahnya terhenti saat mendengar teriakan kesakitan dari arah kamar yang baru saja Crystal tinggalkan. Crystal  mencari anak kecil itu yang sudah lari diikuti oleh seorang pria dibelakangnya. Crystal  segera mengejar anak kecil itu. Crystal  berlari secepat mungkin untuk membantu anak kecil itu meskipun Crystal  tahu bahwa ia tidak bisa membantu apapun karena Crystal  hanya jadi penonton seperti saat ia nonton. Tidak bisa ikut dalam cerita tapi bedanya Crystal  berada dilokasi.

Laki-laki yang bertubuh gempal itu sedikit lagi akan menggapai anak kecil itu Crystal mempercepat larinya. Crystal  menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara klakson mobil. Crystal  melihat anak kecil itu hanya diam ditengah jalan dengan mobil yang melaju kearahnya.

“AWAS” teriak Crystal  ketika mobil semakin dekat kearah anak kecil itu.

Crystal  menutup matanya tidak ingin melihat kejadian itu. Suara decitan ban mobil terdengar jelas dipendengaran Crystal  membuat ia menutup telinganya tidak ingin mendengar apalagi melihat kejadian itu.

***

Daniel menggenggam tangan kiri Crystal  dan sesekali menciumnya. Crystal  belum sadar juga padahal hampir satu jam berlalu. Perasaan bersalahpun memenuhi hati Daniel saat ini. Dia tidak bisa memenuhi janji kepada eomma Crystal  untuk menjaga Crystal  saat orang tuanya tidak bisa bersamanya tapi yang menjadi penyesalan terbesar Daniel adalah tidak bisa menjaga pujaan hatinya.

Daniel merutuki kebodohannya yang tidak kembali saat mendengar Crystal memanggilnya karena Daniel merasa Crystal  hanya akan mengerjainya lagi.

Daniel mengelap keringat didahi Crystal . “sebenarnya apa yang terjadi sampai kamu seperti ini Crystal” gumam Daniel. Dia ingat wajah panik Jeanne yang diterangi oleh cahaya ponsel saat ia akan masuk ke aula. Jeanne mengajak Daniel agar mau ikut bersamanya saat semua lampu mati. Daniel melihat Crystal yang tergeletak dilantai lorong bersama Ken. Daniel segera menggendong Crystal  ke UKS dengan Jeanne yang mengekor dibelakangnya.

“tadinya aku dan Min Ho ingin mengecek lampu yang mati tapi kami melihat Crystal  sudah seperti itu dilantai makanya aku menghubungimu” ujar Ken menjelaskan.

 “Terima kasih sunbae” ujar Jeanne.

Daniel tidak memperdulikan percakapan Jeanne dengan Ken yang ada dipikirannya adalah membawa Crystal  secepatnya ke UKS. Daniel meletakkan tubuh Crystal  keatas ranjang yang berada di UKS lalu menyelimutinya.

“sunbae bisakah kamu merahasiakan ini dari guru” pinta Jeanne kepada Ken selaku ketua panitia acara ini.

“iya aku tidak akan memberi tahu hal ini pada guru” ujar Ken.

“Aku harus pergi mencari tahu apa yang terjadi sampai membuat lampu mati” tambahnya.          

Daniel kamu kembali saja ke acara. Biar aku saja yang menjaga Crystal disini” ujar Jeanne saat lampu sudah kembali menyala. Daniel menggelengkan kepalanya bahwa ia tidak setuju harus meninggalkan Crystal.

“Ya sudah aku pergi dulu nanti aku kembali lagi kesini” pamit Jeanne pergi meninggalkan Daniel bersama Crystal  yang belum sadarkan diri.

Daniel dan Jeanne sepakat tidak memberitahu orang tua Crystal  apa yang terjadi kepada Crystal  saat ini karena hari sudah malam dan tidak ingin membuat orang tua Crystal  khawatir.

Daniel merasakan tangannya digenggam kuat oleh Crystal. Daniel melihat Crystal  bergerak-gerak gelisah. Tangan kanan Daniel mengelus rambut Crystal  mencoba menenangkan sedangkan tangan kirinya terus menggenggam tangan Crystal .

***

Pagi hari

Crystal  membuka matanya perlahan. Pandangannya meneliti keseluruh ruangan yang diketahuinya sebagai UKS disekolahnya.

“Crystal kau sudah bangun?” seru Jeanne riang.  Crystal  melihat Jeanne membawa piring dan gelas sepertinya makan untuknya.

“ini makan malam untukku?” tanya Crystal

“bukan,  ini sarapan pagimu. Aku pikir saat kau bangun nanti pasti kau sangat kelaparan” ujar Jeanne.

“ini sudah pagi. Jadi, aku tidak sadarkan diri selama itu?” tanya Crystal memastikan karena biasanya ia tidak membutuhkan waktu lama untuk sadarkan diri jika phobianya kambuh.

“iya. Kau membuat aku dan Daniel khawatir tahu” ucapan Jeanne membuat Crystal  lega bahwa Daniel tidak marah padanya.

“gumawo” ucap Crystal  tulus atas perhatian Jeanne kerena telah menemaninya.

“sudahlah. Ini makan dulu” Crystal  mengambil piring ditangan Jeanne dan langsung melahapnya karena Crystal  merasa lapar. Jeanne duduk ditepian ranjang Crystal  melihat Crystal  makan.

“Crystal, kamu semalam sakit apa sampai tidak sadarkan diri seperti itu?” tanya Jeanne.

“phobia kegelapan. Kemarin penyakit itu kambuh setelah sekian lama” jawab Crystal

“apa dirumah penyakit itu sering kambuh” tanya Jeanne lagi. Crystal tersenyum karena Jeanne sahabat yang dikenalnya waktu Junior high school itu mengkhawatirkannya.                                          

“tidak setelah kami pindah rumah. Appa membangun rumah kami agar selalu terang” jawab Crystal . Jeanne menganggukkan kepalanya mengerti Crystal  sekeluarga pindah rumah saat Crystal  masuk junior high school.

“ayo kita kembali ke kelas. Aku ingin mandi” ajak Crystal  setelah makanan nya habis. Ia ingin memanfaatkan sisa waktunya menginap disekolah dengan baik.

“aku tak apa Jeanne. Aku sudah sehat” sergah Crystal  saat Jeanne membantu Crystal  turun dari atas ranjang. “aku pikir kau masih kurang sehat” ujar Jeanne.

“hey aku tidak selemah itu tahu. Aku bahkan sudah menghabiskan sarapanku” Crystal membela diri tidak terima karena Jeanne menganggapnya lemah.                 

“Kau tahu sebenarnya aku tidak sadarkan diri selama itu sepertinya aku tidur kemarin karena malam sebelum menginap aku nonton film sampai pagi” ujar Crystal  sambil merangkul Jeanne keluar dari UKS.     

“dasar kau. Sia-sia saja aku khawatir padamu” ujar Jeanne ketus. Crystal  hanya tertawa melihat Jeanne kesal.  

 

tbc

Crystal menyukai Ken tapi Ken menyukai Katherine.

Ken menyatakan cinta nya sama Katherine tapi ditolok

Karna itu mereka tidak jadian

Ken kelas 3 di SHS, Crystal kelas 2 , Katherine kelas 1

My Love Chapter 6

20 Juli 2017 in Vitamins Blog

31 votes, average: 1.00 out of 1 (31 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 6

Daniel merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan senyum yang merekah dibibirnya mengingat kejadian yang dialaminya dengan Crystal  hari ini.

Dari awal mereka nonton berdua yang membuat Daniel senang setengah mati karena Jeanne tidak datang. Jadi dia bisa nonton berdua dengan Crystal seperti pasangan. Daniel berjanji akan mengucapkan terima kasih pada Jeanne nanti.

*flashback*

Dengan diam-diam Daniel melirik Crystal  saat nonton film hingga saat melihat Crystal  gelisah. Awalnya Daniel hanya diam saja tapi karena melihat Crystal  tidak bisa diam membuat Daniel menanyakan apa yang terjadi. Karena alasan datang bulan yang membuat Daniel harus terdampar di pakaian dalam wanita.

“ada yang bisa saya bantu” tanya salah satu pegawai yeoja  yang melihat Daniel hanya diam didekat pakaian dalam terlihat bingung dari 10 menit hanya terpaku ditempat.

“maaf teman yeoja saya sedang datang bulan. Saya ingin membeli…” Daniel berbicara sepelan mungkin tapi saat ingin mengucapkan pakaian dalam Daniel tidak mampu mengucapkannya. Lidahnya  terasa kelu pakaian dalam tidak bisa keluar dari tenggorokannya.

“saya mengerti. Jadi berapa nomor pakaian dalam pacar anda?” 

“aku tidak tahu” jawab Daniel langsung karena ia benar-banar tidak tahu hal-hal semacam ini.

“bagaimana postur tubuh kekasih anda?” tanya yeoja itu lagi membuat Daniel semakin bingung kenapa dari tadi yeoja itu mengatakan Crystal adalah kekasihnya jelas-jelas ia mengatakan bahwa teman yeoja saya.

Daniel merutuki kebodohannya saat sadar bahwa ia sudah salah berbicara sehingga membuat Crystal  menjadi kekasihnya.

“dia tinggi tapi tidak terlalu gemuk atau kurus seperti yeoja yang ada disana” Daniel menunjuk salah satu yeoja yang menurut  Daniel mendekati ciri-ciri fisik Crystal .

Yeoja penjaga itu menganggukkan kepalanya mengerti lalu memilih celana dalam dan memberikan kepada Daniel. Daniel hanya menyodorkan keranjang belanjanya saja. Untung saja yeoja itu mengerti lalu memasukkannya kedalam keranjang Daniel.

“terima kasih”

“sama-sama. Ada lagi yang anda cari?”

“celana, baju dan …” Daniel hanya menggaruk tengkuknya karena bingung menyampaikannya.

“mari ikut saya” mendengar ucapan yeoja itu membuat Daniel menghembuskan napas lega karena ia mengerti maksud Daniel.

Setelah semua barang belajaannya dikeranjang. Daniel segera mengantri untuk membayar balanjaannya. Saat tiba giliran Daniel yeoja yang menjaga kasir terkikik geli melihat barang belanjaan Daniel.

Daniel hanya menebalkan mukanya dan menampilkan wajah datar. Setelah membayar barang belanjaannya Daniel melesat pergi dari toko tersebut dan Daniel berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan pernah belanja disana lagi.

Setelah sampai didekat toilet yeoja dibioskop membuat Daniel mondar mandir  bagaimana caranya memberikan paper bag belanja kepada Crystal. Daniel memutuskan mencegat yeoja yang mau masuk ke toilet dan mengutarakan maksudnya dengan tetap mengucapkan kebohongan bahwa Crystal  adalah kekasihnya.

“kenapa kamu bilang bahwa aku adalah kekasihmu” ucapan Crystal membuat Daniel tersedak makanan yang ia makan. Daniel tidak menyangka bahwa Crystal  mengetahuinya. Daniel mengutarakan maksud menyebut Crystal  sebagai kekasihnya. Crystal  hanya mengangguk mengerti dan mengucapkan terima kasih lagi.

Senyum Daniel bertambah lebar saat mengingat ia menggendong Crystal tadi. Sebenarnya Daniel juga merasa malu karena banyak orang yang melihat kepada mereka tapi Daniel hanya memperlihatkan ekspresi datar seperti biasanya dan sampai dirumahpun Daniel yang menggendong Crystal  sampai kamar karena yeoja itu ketiduran di mobil. Benar seperti kekasih kegiatannya hari ini pikir Daniel senang.

***

“eomma aku bantu ya” ujar Crystal  saat melihat ibunya sibuk dengan bahan masakan.

“ada apa? Kamu pasti ada maunya kan” tanya eomma Crystal .

“eomma tahu saja” ujar Crystal  sambil tersenyum karena ketahuan mempunyai niat terselebung membantu ibunya memasak.

“aku ini ibumu. jadi eomma tahu kapan kamu menginginkan sesuatu dengan cara merayu seperti ini apalagi ini hari minggu tidak biasanya kamu bangun sepagi ini” kata eomma Crystal  menjelaskan.

Crystal  menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena ketahuan sebelum melancarkan aksinya untuk merayu ibunya agar Crystal  di ijinkan menginap disekolah selama 2 hari acara tahunan sekolahnya. Tahun lalu Crystal  tidak ikut kerena tidak mendapat ijin dari orang tuanya.

“eomma tahu kan kalau sekolahku mempunyai acara tahunan buat melepas kelas 3 yaitu menginap disekolah selama 2 hari” ujar Crystal .

“terus?” ucap eomma Crystal  membuat Crystal  meringis mendengarnya. Crystal  semakin takut tidak diijinkan untuk menginap disekolah.

“aku mau ikut” rengek Crystal  berharap hati eommanya luluh mendengar suara memelas Crystal .

“ya kamu boleh ikut” mendengar ucapan eommanya membuat Crystal  meloncat kegirangan.

“my mom is the best” Crystal  mengacungkan jempolnya kepada ibunya lalu Crystal  memeluk dan mencium pipi ibunya dengan sayang.

***


Hari minggu dihabiskan Crystal  membantu ibunya memasak, bermanja dengan ayahnya. Menikmati kebersamaan dengan orang yang sangat disayanginya.           

Crystal  menyeret kopernya memasuki area Seoul High School. Banyak anak yang melihat Crystal  aneh karena membawa koper padahal mereka hanya menginap 2 hari disekolah.  Crystal  tidak memperdulikan pandangan mereka terhadapnya yang penting bagi Crystal  dia diberi ijin untuk menginap.

Orang tuanya benar-benar over protectif pada Crystal. Mereka tidak akan membiarkan Crystal  pergi tanpa pengawasan mereka. Crystal  tidak pernah naik bus atau taksi. Ia selalu diantar oleh supir pribadi Crystal . Ibunya selalu masak buat Crystal  atau Crystal  sendiri yang buat dirumah. Memang terkadang Crystal  makanan diluar tanpa sepengetahuan mamanya seperti saat pulang nonton bersama dengan Daniel.

Eommanya mengomeli Crystal  karena ia tidak makan siang sehingga penyakit maag nya kambuh ditambah lagi ia makan malam diluar.

Kemarahan eommanya berubah cemas saat mendengar Crystal  meringis kesakitan . Eomma Crystal  melupakan kemarahannya dan merawat Crystal dengan sayang.

“Crystal kau datang” ujar Jeanne tak percaya saat melihat Crystal  berada ada diantara siswa yang berkumpul di aula.

Crystal  menghampiri Jeanne kemudian memeluknya lalu mereka berdua meloncat loncat kegirangan. Crystal  sengaja tidak memberi tahu Jeanne bahwa ia akan ikut menginap. Mereka berdua tidak sadar bahwa mereka menjadi pusat perhatian semua siswa SHS melihat kelakuan mereka.

“kamu datang Crystal ” mendengar suara Ken membuat Crystal  melepaskan pelukannya pada Jeanne.

“iya sunbae” Crystal  mengganti panggilan Ken yang dulunya oppa menjadi oppa menjadi sunbae.

Ini dilakukan Crystal  agar ia cepat melupakan perasaannya pada Ken.

“selamat atas kelulusannya sunbae. Semoga selalu sukses “ ucap Crystal  tulus.

“terima kasih”

Melihat suasana menjadi canggung Jeanne mengajak Crystal  untuk masuk kebarisan kelas 2 setelah pamit kepada Ken.

Crystal  menghembuskan napas  lega karena bisa pergi dari Ken dan mengucapkan terima kasih pada Jeanne karena telah menolongnya. Bertemu dengan Ken membuat Crystal  takut bahwa ia akan mengharapkan Ken lagi. Crystal  tahu dari Jeanne bahwa Ken tidak jadian denga Katherine karena itu Crystal  memutuskan untuk menghindari Ken karena ia tidak mau patah hati lagi karena mengharapkan cinta yang bukan untuknya.

***

tbc

anggap toko yg Daniel menjual semua keperluan sehari-hari

My Love Chapter 5

10 Juli 2017 in Vitamins Blog

22 votes, average: 1.00 out of 1 (22 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 5

Daniel menunggu Crystal  dan Jeanne di ruang tunggu bioskop. “seharusnya aku tidak menyetujui acara nonton ini” gerutu Daniel dalam hati karena ia benci jadi pusat perhatian. Selama ia menunggu Crystal  dan Jeanne datang banyak yeoja yang melihat padanya.

Kalau bukan karena imo pasti Daniel tidak akan ada disini. Daniel mengingat kejadian yang membuat ia berada dibisokop hari ini membuat ia bertambah kesal.

“Daniel aku memasak makanan kesukaanmu” ujar Crystal  kala itu. Daniel berusaha menampilkan ekspresi tidak tertarik meskipun dalam hatinya berteriak senang karena Crystal  masak makanan kesukaannya.

“ayo coba” paksa Crystal  saat melihat reaksi Daniel yang tidak tertarik saat melihat makanan yang dibuatnya.

“ini enak. Ayolah dimakan” ujar Crystal .

Dengan menampilkan ekspresi enggan Daniel memasukkan masakan Crystal  kedalam mulutnya.

“ini enak seperti masakan eomma” ujar Daniel dalam hati. Masakan yang dibuat Crystal  memang enak. ini kedua kalinya Daniel makan masakan Crystal.

“bagaimana eonnie” tanya Crystal  kepada imo yang dihadiahi acungan jempol oleh imo yang duduk disebelah Daniel.

“Daniel temani aku nonton film ya” ucapan Crystal  menghentikan Daniel memasukkan makanan kedalam mulutnya.

“apa masakan ini cara agar aku mau pergi nonton sama kamu?” tanya Daniel.

“iya tidak hanya aku. Jeanne juga ikut” ujarnya. Daniel merasa kecewa hanya karena ingin mengajaknya nonton Crystal  melakukan semua ini. Daniel pikir Crystal  tulus masak makanan kesukaannya.

 “aku tidak mau” tolak Daniel.

“tapi aku sudah janji akan mengajakmu pergi” ujar Crystal .

“kamu yang janji bukan aku” tandas Daniel lalu pergi meninggalkan Crystal  dan imo dimeja makan.

Daniel merebahkan tubuhnya diatas kasur. Menutup matanya untuk mencoba menurunkan rasa kesalnya terhadap sikap Crystal.

“seharusnya kamu tidak seperti itu Daniel” suara imo membuat matanya terbuka kembali.

Daniel melihat imonya sedang berdiri didepan pintu kamarnya dengan tangan saling bersilang didepan dada.

“kau harus pergi nonton bersama Crystal  atau imo akan mengembalikan kamu pada papamu di California” ucapan imo membuat Daniel tambah kesal kenapa masalah nonton bisa serumit ini pikirnya.

“Maaf menunggu lama” suara Crystal  mengembalikan Daniel mengingat kajadian yang membuat dirinya terancam pulang ke California.

Daniel melihat Crystal  berdiri didepannya dengan dress putih selutut, rambut yang dikuncir dan tas selempang.

“ayo kita beli tiketnya dulu. Jeanne selalu muncul detik terakhir kalau pergi nonton” ujar Crystal

Daniel menganggukkan kepala mengerti. Daniel berdiri langsung menuju loket penjualan tiket Crystal  mengikutinya dari belakang.

***

Crystal  menghentikan langkahnya saat mendengar suara dering ponselnya berbunyi. Crystal  melihat Daniel sudah ada diloket pembelian tiket nonton.

“Ya! Lee Jeanne kamu dimana?. Filmnya sudah mau dimulai. Cepat datang kesini” ujar Crystal  

“mianhae Crystal aku tidak bisa datang kesana” mendengar ucapan Jeanne membuat Crystal  geram. Bagaimana tidak Crystal  sudah berusaha agar Daniel mau pergi nonton bahkan Daniel sempat marah padanya. Untung saja So Hye eonnie bisa membujuk Daniel.

“Jisuk oppa sakit dari tadi pagi ia muntah-muntah. Jadi aku baru bisa menelponmu setelah oppa tertidur. Kamu tahu sendiri kalau Jisuk oppa sakit ia tidak mau kerumah sakit” ujar Jeanne.

“mian Crystal” mendengar Jeanne minta maaf menandakan bahwa ia benar-benar menyesal membuat rasa kesal Crystal  hilang.

“aku mengerti, kamu fokus sama kesembuhan Jisuk oppa saja. semoga Jisuk oppa cepat sembuh” ujar Crystal  mendoakan kesembuhan jisuk oppa dengan tulus.

Setelah memasukkan ponselnya ke dalam tas Crystal  melihat Daniel sudah berdiri dihadapan Crystal  dengan 3 tiket ditangannya.

“kemana Jeanne? belum datang juga filmnya sudah dimulai” tanya Daniel.

“Jeanne tidak bisa datang. Oppanya sedang sakit jadi ia harus menjaga oppanya dirumah” Crystal  menjawab pelan.

“tapi aku sudah membeli tiketnya” mendengar ucapan Daniel membuat Crystal  bimbang. Sebenarnya Crystal  ingin mengajak Daniel pulang tapi mengingat bahwa dirinyalah memaksa Daniel untuk pergi nonton maka Crystal  mengutarakan isi pikirannya saja.

“kita nonton berdua aja” Crystal  menggigit bibir bawahnya takut Daniel marah padanya.

“ayo” mendengar ucapan Daniel membuat Crystal  terpaku bahwa Daniel tidak marah padanya dan Crystal  diam saja saat Daniel menariknya masuk ke dalam bioskop.

Film sudah diputar setengah jalan saat Crystal  merasakan perutnya sakit. Crystal  meremas perutnya menahan rasa sakit. “pasti karena belum makan siang” pikir Crystal .

Crystal  ketiduran tadi makanya ia tidak punya cukup waktu untuk makan siang sedangkan ia janji jam 1 untuk nonton dan Daniel tidak membeli apapun baik makanan atau minuman untuk mengganjal isi perutnya.

“Tapi kenapa rasanya berbeda saat maagku kambuh” batin Crystal  dan saat merasakan sesuatu Crystal  merutuki kebodohannya karena sakit ini bukan karena maagnya tapi karena kram datang bulannya dan parahnya lagi ia tidak memakai pembalut.

“bagaimana ini pasti sudah tembus sekarang” gumam Crystal  pelan.

“filmnya belum selesai. Bagaimana caranya keluar dari sini tanpa ada orang yang melihat noda datang bulanku. Kalau keluar saat film sudah selesai pasti aku akan malu” pikir Crystal  membuat ia bergerak-gerak gelisah.

Crystal  sudah tidak memperhatikan filmnya lagi yang ada diotaknya bagaimana caranya keluar dari sini dan pulang secepatnya.

“ada apa?” mendengar ucapan Daniel membuat Crystal  menolehkan kepalanya.

“pasti Daniel risih melihatku tidak bisa diam” pikir Crystal . 

Crystal  menarik lengan Daniel untuk lebih dekat padanya dan berbisik mengajak Daniel untuk pulang.

“kenapa?” Daniel bertanya. Crystal  menggaruk kepalanya bagaimana cara memberitahu Daniel alasan Crystal  mengajak Daniel pulang sebelum film selesai.

Akhirnya Crystal  mempunyai ide ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan mengetik alasan kenapa ia ingin pulang karena Crystal  malu mangatakannya secara langsung kepada Daniel dan takut didengar oleh orang lain meskipun kemungkinan kecil karena semua orang sedang fokus nonton.

Crystal  memberikan ponselnya kepada Daniel dan menyuruh Daniel untuk membacanya. Crystal  dapat melihat bahwa Daniel tampak terkejut.

“kamu punya tisu?” Crystal  mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan Daniel. “Buat apa tisu, apa Daniel ingin menyeka keringatnya bukankah disini sudah ada AC” Crystal  melihat Daniel yang sekarang sedang membongkar isi tasnya.

”apa Daniel benar-benar kepanasan. Sampai ia tidak sabar menungguku untuk mengambilnya” pikir Crystal .

“pakai ini” perintah Daniel. Crystal  bingung karena Daniel memberikan tisu padanya.

Melihat Crystal  hanya diam membuat Daniel gemas karena filmnya sebentar lagi selesai. Mereka tidak mempunyai waktu kalau Crystal  tidak cepat keluar.

Daniel memasukkan ponsel Crystal  kedalam tasnya dan mengalungkan tali tas pada leher Crystal .

“pakai tas ini untuk menutupi bagian belakangmu dan segera keluar dari sini biar aku saja yang membersihkan kursinya” perintah Daniel.

Crystal  segera berdiri saat mendengar ucapan Daniel dan pergi menuju toilet. Crystal  mengucap syukur karena ia duduk tidak jauh dari pintu keluar jadi saat ia pergi tidak mengganggu orang sedang nonton.

Crystal  menghembuskan napas lega setelah mengunci salah satu bilik ditoilet yeoja yang disediakan dibioskop.

“bagaimana keluar dari sini” gumam Crystal  saat melihat bagian belakang dress yang dipakainya.

Crystal  menghembuskan napas frustasi saat melihat noda merah yang awalnya sedikit semakin menyebar saat Crystal  membersihkannya dengan air.

Crystal  terkejut saat mendengar suara ponselnya langsung saja Crystal  mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelpon.

“kamu dimana?” Crystal  langsung mengenali siapa orang yang menelponnya dan bertanya tentang keberadaannya.

“aku berada didalam toilet” ucap Crystal  memberitahu Daniel dimana ia berada sekarang.

“tunggu disitu” perintah Daniel lalu memutuskan sambungan sebelum Crystal  sempat berbicara bahwa ia memang tidak bisa kemana-mana dalam keadaan seperti ini.

Crystal  mondar-mandir didalam toilet. Ia bertambah gelisah karena sudah menunggu setengah jam dan Daniel belum datang juga.

“Bagaimana kalau Daniel meninggalkanku” pikiran buruk menghantui Crystal  membuat Crystal  meneteskan air matanya.

“Crystal-shi” mendengar namanya dipanggil oleh seorang yeoja tapi Crystal  hanya diam saja.

“Crystal-shi tolong buka pintunya. Saya membawakan titipan dari Daniel” mendengar nama Daniel disebut Crystal  membuka bilik toiletnya dengan memperlihatkan kepalanya saja.

“ini dari pacarmu. Kamu sangat beruntung dapat pacar sepertinya” ujar yeoja yang tidak dikenal Crystal .

“terima kasih” Crystal  mengucapnya dengan tulus. Mengambil paper bag dari yeoja itu.

Crystal  meihat isi dari paper bag yang dititipkan oleh Daniel untuk Crystal ada celana jens panjang dan kaos yang berwarna sama yaitu biru, celana dalam dan juga pembalut.

Melihat pembalut dan celana dalam membuat pipi Crystal  merona bagaimana seorang namja yang membelikan hal sensitive ini untuknya.

Dengan cepat Crystal  mengganti pakaiannya dengan pakaian yang diberikan oleh Daniel.

Setelah selesai Crystal  segera keluar dari toilet dan menemukan Daniel yang sedang duduk menunggunya tidak jauh dari pintu masuk toilet.

Crystal  menghampiri Daniel  dan membungkukkan tubuhnya mengucapkan terima kasih. Crystal  menegakkan tubuhnya sambil menundukkan kepalanya karena malu.

“ayo kita pulang” ajak Daniel yang diikuti Crystal  dalam diam dengan tetap menundukkan kepalanya. Crystal  meletakkan tangannya diperut saat mendengar suara perutnya berbunyi.

“kamu lapar?” mendengar pertanyaan Daniel membuat Crystal  mendongakkan kepalanya menatap manik mata Daniel yang baru disadari oleh Crystal  berwarna coklat.

“kita makan sekarang” mendengar  ucapan Daniel yang tidak bisa dibantah membuat Crystal  mengikuti Daniel dari belakang. Crystal  terpekik kaget saat Daniel menarik tangan Crystal  menyamakan langkah mereka menuju tempat makan.

“ayo kita pulang. Sekarang sudah malam” ajak Daniel setelah mereka berdua menghabiskan semua makanan yang mereka pesan.

Crystal  segera berdiri dari duduknya dan mengambil tasnya dan terpaku saat meresa perutnya keram. Ini memang sering terjadi saat ia datang bulan hari pertama. Biasanya Crystal  selalu minum obat meredakan sakitnya.

“ada apa. Ayo kita pulang” ujar Daniel karena melihat Crystal  tidak bergerak dari tempat ia berdiri.

“Daniel perutku keram. Aku tidak kuat untuk jalan” gumam Crystal  irih sambil memegang perutnya.

Daniel berjongkok dihadapan Crystal. Mengerti maksud Daniel Crystal langsung melingkarkan tangannya dileher Daniel.

Daniel menggendong Crystal  keluar tempat mereka makan diiringi oleh tatapan pengunjung yang ada disana.

Tidak hanya itu semua pengunjung mall itu melihat kearah Crystal  dan Daniel. Crystal  menenggelamkan wajahnya dipunggung Daniel karena malu dilihat oleh banyak orang.

Crystal  dan Daniel pulang dijemput oleh Lee ahjussi karena Crystal menghubunginya saat mereka makan tadi.

***

tbc

karna Jeanne, Crystal & Daniel kencan secara tidak langsung  :-)

 

My Love Chapter 4

5 Juli 2017 in Vitamins Blog

23 votes, average: 1.00 out of 1 (23 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 4

Hari sudah malam saat Ken mengantar Crystal. Mobil Ken membelah jalan yang di padati oleh kendaraan.

“oppa untuk siapa hadiah itu, apa aku mengenalnya?” Crystal  tidak tahan untuk mengutarakan pertanyaan yang ada dibenaknya.

“mungkin iya mungkin juga tidak” jawabnya.

Crystal  mengerutkan keningnya mendengar jawaban Ken.

“apa ia satu sekolah dengan kita di SHS?” Crystal  bertanya lagi memastikan dugaannya. Dari jawaban Ken, Crystal  mendapatkan kesimpulan bahwa ia bukan orang yang special yang dimaksud Ken.

“iya, dia anak SHS. Dia adik kelas kita namanya Katherine” jawaban Ken membuat dada Crystal  sesak matanya mulai berkaca-kaca. Ia sudah menguatkan hatinya mendengar apapun jawaban Ken tapi tetap saja sakit rasanya bahwa cinta Crystal bertepuk sebelah tangan bahkan sebelum ia mengatakan perasaannya.

“kita sudah sampai. Gumawo telah menemani oppamu ini berbelanja. Kamu memang adik kesayangan oppa” mendengar ucapan Ken membuat Crystal  benar-benar merasa bodoh. Crystal  hanya dianggap adik oleh Ken.

Crystal  segera berpamitan kepada Ken tidak lupa mengucapkan terima kasih telah mengantarkannya pulang dengan tegesa-gesa ia masuk ke dalam rumahnya.

Crystal  melihat eommanya sedang nonton diruang keluarga. Crystal  langsung menghambur kedalam pelukan ibunya. Air mata yang sudah ia tahan saat bersama Ken  berjatuhan menandakan betapa sakit perasaannya saat ini.

Eomma Crystal  yang mendapati anaknya yang baru pulang dengan menangis hanya mengeratkan pelukannya dalam diam sambil mengelus rambut Crystal  mencoba menenangkannya. Setelah Crystal  merasa tenang ia melepaskan pelukan pada eommanya dan menghapus sisa air matanya.

Crystal  menaiki tangga menuju kamarnya. Eomma menyuruh Crystal  untuk mandi dan beristirahat yang langsung dipatuhi oleh Crystal, ia masih membutuhkan waktu untuk sendiri Crystal  belum siap menceritakan hal ini kepada eomma karna Crystal memang selalu menceritakan apapun kepada ibunya.

Crystal  merasa lega karena appanya tidak dirumah jika ia melihat Crystal  pulang sambil menangis seperti tadi Crystal  pasti kewalahan menjawab pertanyaan appanya. Crystal  merasa beruntung mempunyai ibu seperti eomma yang sangat pengertian pada Crystal .

Setelah mandi Crystal  merebahkan tubuhnya diatas kasur. Ucapan Ken yang menganggap Crystal  sebagai adiknya terus terngiang dalam pikirannya. Air mata Crystal  jatuh kembali meratapi nasib cinta pertamanya yang berakhir menyedihkan.

Crystal  merutuki kebodohannya yang langsung percaya saat Jeanne mengatakan bahwa ia  yeoja yang special bagi Ken bukan salah Jeanne jika ia sakit hati karena hal ini murni kesalahannya sendiri yang begitu percaya diri Ken menyukainya.

***

Crystal  mengenakan sepatu sekolahnya dengan cepat jangan sampai Daniel meninggalkannya kesekolah. Eomma dan appa Crystal  sedang pergi keluar kota dan Lee ahjussi sedang sakit terpaksa ia berangkat dengan Daniel.

Crystal  mengunci rumahnya dengan langkah terburu-buru menghampiri Daniel. Crystal  melihat Daniel dengan takut-takut, Daniel duduk diatas motornya dengan tangan saling bersedekap.

“kenapa masih berdiri disitu. Cepat naik” perintah Daniel.

Crystal  naik ke atas motor Daniel dengan bersungut-sungut. “kalau bukan karena Lee ahjussi sakit aku juga tidak mau ikut dengan pengeran dingin sepertimu” gerutu Crystal .

“apa katamu? Coba ulangi” ucap Daniel.Crystal  gelagapan tidak mengira Daniel mendengar gerutuannya. Tapi sepertinya Crystal  dapat bernapas lega karena Daniel tidak mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Crystal  karena Daniel mengenakan helm.

“tidak ada” teriak Crystal  mengalahkan deru angin. Crystal  mengetatkan pegangan ditas Daniel saat Daniel menambah kecepatan motornya.

Motor Daniel memasuki parkiran sekolah. Crystal  segera turun melihat jam di pergelangan tangannya masih lima menit lagi sebelum bel masuk sekolah berbunyi.

“Hore, kita tidak terlambat Niel” Crystal  melompat-melompat senang karena tidak datang terlambat. Crystal  sudah mengira ia akan dihukum berdiri selama pelajaran Jung saem berlangsung.

“Niel” Daniel mengulang panggilan Crystal  untuknya.

Mendengar perkataan Daniel Crystal  berhenti melompat. Crystal  menyadari ia memanggil Daniel dengan Niel seakan mereka sangat dekat.

Daniel melihat Crystal  berdiri mematung menarik tangan Crystal. Siswa dan siswi yang masih berdiri dikoridor melihat Daniel dan Crystal  bergandengan tangan menjadi riuh. Kebanyakan dari yeoja yang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seorang Daniel namja yang paling diincar di SHS yang begitu dingin kepada yeoja bisa bergandengan tangan dengan seorang Crystal Choo.

Daniel terus berjalan tidak menghiraukan bisik-bisik siswa SHS yang melihatnya menggandeng tangan Crystal . Daniel menoleh kebelakang melihat Crystal  yang hanya diam melihat tangannya ditarik. Sesampainya dikelas Daniel membantu Crystal duduk dikursinya dan melangkah ketempat duduknya sendiri.

Suasana kelas yang awalnya ribut karena kedatangan Crystal  dan Daniel seketika menjadi sunyi saat Jung saem datang. Daniel tersenyum mengingat reaksi Crystal  saat tangannya ditarik olehnya. Daniel bertekad akan membantu Crystal  untuk melupakan Ken.

***

Minggu lalu saat akan masuk kekelas Daniel melihat Crystal  menangis dipelukan Jeanne. Daniel berdiri didekat pintu masuk merapatkan tubuhnya kedinding.

“mianhae Crystal aku tidak tahu bahwa akan seperti ini jadinya. Ku kira Ken Sunbae ingin menyatakan perasaannya padamu. Seharusnya aku tidak berpikiran seperti itu karena mulutku ini kau jadi patah hati seperti ini” ujar Jeanne.

“ini semua bukan salahmu Jeanne. Aku yang terlalu percaya diri kerena Ken oppa mengajak aku jalan” ujar Crystal

“ku kira semua akan berjalan seperti biasanya tetapi saat melihat Ken oppa jalan berdua dengan Katherine hati ini sakit” tambah Crystal .

Dari ketidaksengajaan Daniel mendengar percakapan Crystal  dan Jeanne membuat Daniel bertekad akan membantu Crystal  untuk move on dari Ken. Salah satunya adalah mengganggu Crystal  disetiap kesempatan seperti tadi pagi. Daniel ingin mengembalikan senyum Crystal  seperti dulu.

Senyum yang sangat disukainya, Daniel tidak menyangka kepulangan nya ke Korea akan memepertemukannya dengan anak kecil yang ditemuinya dulu yang sekarang sudah berubah menjadi yeoja yang cantik.

Daniel tahu bahwa Crystal Choo adalah Crystal yeoja kecil yang ditemuinya dulu dengan melihat foto Crystal  saat masih kecil dikamarnya saat mereka belajar bersama.

“Ya! Crystal Choo ” teriak Lee Jeanne. Crystal  mendongakkan kepalanya saat mendengar  namanya disebut. Crystal  melihat Jeanne berdiri dihadapannya.

“ada sesuatu yang ingin kau beritahu kepadaku?” tanya ji eun.

 “tidak ada” jawab Crystal .

“kau tidak ingin memberitahuku alasan kenapa kau hari ini datang bersama dengan Daniel” ujar Jeanne.

“orang tuaku pergi dan Lee ahjussi sakit. Itu alasan kenapa aku datang bersama dengan Daniel” Crystal  menjelaskan kepada Jeanne.

“lalu kenapa kau bergandengan tangan dengan Daniel”

“itu bukan gandengan tangan. Daniel menarik tanganku karena takut terlambat masuk pelajaran Jung saem. Kau tahu sendirikan kalau kita terlambat masuk kedalam kelasnya” ujar Crystal .

Jeanne hanya mengangguk mengerti dengan hukuman yang dimaksud Crystal  yaitu berdiri selama pelajaran berlangsung karena ia pernah datang terlambat saat pelajaran Jung saem.

“jadi kau tidak kencan sama Daniel?” tanya Jeanne

“tidak” jawab Crystal .

“kukira kau sudah move on” gumam Jeanne. Crystal   hanya menghela napas saat mendengar ucapan Jeanne.

“bagaimana jika weekend ini kita nonton” Jeanne mengalihkan pembicaraan saat melihat ekspresi Crystal  sendu.

“ayolah yeonnie. Sebentar lagi kita akan ulangan. Jadi, aku ingin refresing dulu dan ajak Daniel juga” Jeanne merengek dengan menggoyangkan lengan Crystal  kekiri kekanan ditambah wajah puppy eye Jeanne yang membuat Crystal  luluh saat melihatnya.

“nanti aku tanyakan padanya” ujar Crystal

***

tbc

lagi di pusda post dulu

semoga masih suka sama cerita Daniel & Crystal

 

My Love Chapter 3

30 Juni 2017 in Vitamins Blog

18 votes, average: 1.00 out of 1 (18 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 3

Crystal  baru sampai disekolah, hari ini ia bertekad memberikan bekal makan siang kepada  Ken oppa dan mencoba melupakan pertengkaran dengan Daniel tadi pagi. Crystal  tidak pernah seperti ini sebelumnya. Ia selalu welcome dengan orang yang baru dikenalnya tapi entah kenapa ia selalu merasa ingin mendebat Daniel.

Crystal  masuk kekelas dan meletakkan tas nya terlebih dalu lalu membawa bekal makan siang ke kelas Ken. Crystal  berharap Ken oppa sudah datang.

Sesampainya dikelas 2.1 hanya beberapa siswa yang baru datang. Crystal mengedarkan pandangannya ke kursi didekat jendela barisan ketiga tempat duduk Ken. Ternyata benar Ken oppa lagi duduk disana dan memandang keluar jendela. Entah apa yang dilihatnya.

“oppa” panggil Crystal . Ken membalikkan tubuhnya menatap Crystal  

“Crystal” Ken melambaikan tangannya menyuruh Crystal  masuk. Crystal  mendekati Ken dan  menarik kursi disamping Ken duduk. 

 “ada apa Crystal ” tanya Ken

“ini, aku membuat bekal makan siang untuk oppa” ujar Crystal  menyodorkan tempat makan dihadapan Ken.

“benarkah, gumawo” ucapan Ken membuat Crystal  lega apalagi melihat senyumannya. Ya Ampun membuat hati Crystal  leleh rasanya.

“dimakan ya oppa. Aku kembali ke kelas dulu” ujar Crystal  berpamitan pada Ken.

Crystal  kembali kekelas dengan perasaan yang berbunga-bunga. Crystal mengenal Ken dari kelas satu dan ia sudah jatuh cinta saat melihatnya.

***

Crystal  memasukkan buku-bukunya kedalam tas, baru saja bel tanda pelajaran terakhir berbunyi.

“Crystal” teriak Jeanne. Crystal  mendongakkan kepalanya melihat Jeanne di depan kelas. Crystal  menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Jeanne. Teman teman Crystal  sudah terbiasa melihat tingkah ajaib Jeanne.

Crystal  menolehkan kepalanya saat mendengar helaan napas seseorang. Daniel sudah berdiri disamping Crystal. Crystal mengangkat alisnya melihat Daniel dihadapannya.

“jangan lupa jam 3 hari ini” ujar Daniel lalu melenggang pergi meninggalkan Crystal  dan Jeanne yang mengernyit heran melihat interaksi mereka berdua.

 “ada apa Crystal?” tanya Jeanne.

“tidak ada, kajja kita pulang” ujar Crystal .

***


Daniel memfokuskan lensa kameranya kepada dua orang anak. Sang anak perempuan sedang mencoba menyeimbangkan pegangan sepedanya dan sang anak laki-laki berada dibelakang menahan sepedanya agar tidak jatuh.

Daniel menggerakkan kakinya saat melihat anak perempuan itu jatuh tapi berhenti saat mendengar tawa anak perempuan itu bukannya meringis kesakitan ketika lututnya berdarah hanya senyuman yang menghiasi wajahnya yang juga menular kepada Daniel.

Anak laki laki itu mendekati anak perempuan itu dan membantunya berjalan membawanya untuk duduk di salah satu kursi panjang ditaman yang dikawasan tempat Daniel tinggal.

Daniel terus memperhatikan kedua anak itu. Sekarang anak laki-laki itu berlari mengambil sepedanya dan meletakkan didekat kursi panjang yang mereka duduki.

Anak laki-laki itu mengeluarkan air dari dalam tasnya untuk membersihkan luka anak perempuan itu dan memberikannya plester. Semua kegiatan mereka tidak luput dari kamera Daniel.

Daniel mengecek jam, ia masih punya waktu setengah jam sebelum waktu janjiannya bersama Crystal .

Tidak   membutuhkan waktu lama  untuk sampai dirumah hanya 5 menit. Daniel meletakkan tasnya diatas kasur dan mengambil handuk. Daniel memutuskan untuk mandi terlebih dahulu karena gerah. Setelah mandi Daniel mengambil buku yang akan dipelajari dan pergi ke rumah Crystal .

Daniel menekan bel rumah Crystal  yang disambut oleh eomma Crystal  dengan senyum yang tidak hilang dari wajahnya.

“ayo masuk Crystal  ada dikamarnya. Kalian belajar disana saja”

“ne ahjumma”

***

Crystal  merebahkan tubuhnya diatas kasur. Daniel baru saja pulang setelah makan malam. Setelah selesai belajar Daniel berpamitan untuk pulang tapi eomma Crystal  memaksa untuk makan malam terlebih dahulu. Kami makan malam tanpa So Hye eonnie karena ia pergi bersama kekasihnya.

Ternyata belajar dengan Daniel tidak terlalu buruk. Crystal  kira ia akan mati kebosanan karena Daniel pelit bicara. Saat belajar Daniel benar-benar serius yang awalnya materi matematika buat Crystal  pusing setengah mati terasa lebih mudah bagi Crystal  saat Daniel mengajarkannya.  

Crystal  mereba-raba meja disamping tempat tidur saat mendengar nada dering pesan masuk karena rasa kantuk mulai menyerangnya. Nama Ken oppa terpampang di layar ponsel membuat Crystal  membuka matanya seketika. Hilang sudah rasa kantuknya saat melihat isi pesan dari Nickhun.

besok setelah pulang sekolah bisa kita bertemu?

Crystal  dengan cepat mengetik balasan untuk Nickhun. Crystal  tidak sabar menunggu besok.

Crystal  menelpon Jeanne ingin memberitahunya bahwa Ken mengajaknya bertemu.

“ada apa Crystal?” tanya Jeanne.

“Ken oppa besok ngajak aku ketemuan. Ah senangnya” Crystal  menjawab sambil melompat-lompat menjadi kebiasan yang dilakukan Crystal  saat ia merasa senang.

“selamat, ini kemajuan namanya. Mungkin ini berkat makan siang itu Crystal”

“benarkah, mungkin juga. Aku tutup dulu ya. Sampai ketemu besok”

 

***

Bunyi bel pelajaran terakhir berbunyi. Crystal  cepat-cepat memasukkan buku buku nya kedalam tas, ia tidak mau Ken  menunggu.

Crystal  terburu-buru keluar kelas menuju tempat parkir. saat sampai ditempat parkir Crystal  melihat Ken sudah menunggu disamping mobil putihnya.

“oppa, maaf lama” ujar Crystal.

“kajja kita pergi dari sini. Kita cari tempat untuk bicara” ajak Ken

 “ne oppa”

Crystal  dan Ken masuk ke dalam mobil meninggalkan SHS. Selama perjalanan banyak yang mereka bicarakan seakan tidak ada habisnya.

Ken memarkirkan mobilnya disebuah mall. Crystal  mengembangkan senyumnya. “apa ini sebuah ajakan kencan. Apa mereka akan pergi nonton, makan berdua, atau..” Crystal  merasakan pipinya bersemu merah menduga Ken akan meminta Crystal  menjadi kekasihnya

“ayo Crystal kita masuk kedalam” Ujar Ken setelah mereka keluar dari mobil.

Ken mengajak Crystal  untuk masuk ke toko aksesoris yeoja. Crystal  bingung kenapa Nickhun mengajaknya kesini

“apa ada yang ulang tahun?” tanya Crystal .

“bukan, aku ingin membelikan sesuatu untuk seseorang” jawabnya dengan salah tingkah terlihat saat ken menggaruk tengkuknya.

“apa orang yang special?” Crystal  tidak tahan untuk menanyakannya.

Ken menganggukkan kepalanya lalu melenggang pergi berkeliling mencari sesuatu yang akan ia berikan untuk orang yang special baginya. Meninggalkan Crystal  yang sedang sibuk dengan ponselnya untuk memberitahu Jeanne.

Setelah membayar barang belanjaan Ken berupa jepit rambut berbentuk mahkota. Ken yang memilihnya dan didukung oleh Crystal  bahwa jipit rambut itu sangat cantik.

Ken mengajak Crystal  untuk makan terlebih dahulu sebelum mengantar Crystal  pulang.

***

tbc

My Love Chapter 2

25 Juni 2017 in Vitamins Blog

20 votes, average: 1.00 out of 1 (20 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 2

Crystal  pulang dijemput Lee ahjussi seperti biasanya. Sesampai di rumah Crystal  mencari eommanya.

“eomma” panggil Crystal  setelah meletakkan tas sekolahnya di sofa.

“di dapur sayang” jawab eomma.

Crystal  langsung ke dapur dan mendapati eommanya mengenakan apron dan sedang berkutat didepan pemanggang kue.

“apa ada pesta, seingatku tidak ada yang ulang tahun hari ini eomma” tanya Crystal  karena merasa aneh dengan banyak makanan yang disiapkan eommanya.  

“memang tidak ada, tapi ada seseorang yang akan datang nanti malam sayang” jawab eomma Crystal.

“siapa?” tanya Crystal  lagi.

“keponakan so hye, dia baru tiba jadi eomma menyambut kedatangannya. Dia baru kembali ke korea setelah 10 tahun tinggal di california”

Crystal  hanya manganggukan kepala mendengar penjelasan eommanya. Crystal   jadi tak sabar untuk bertemu dengannya. Belum sempat Crystal bertanya apakah dia yeoja atau namja. Eomma sudah mengusir Crystal  untuk mengganti seragamnya dan membantu eommanya.

Crystal  menghabiskan sore hari  dengan membantu eommanya memasak. Setelah semua selesai meyuruh Crystal  bersiap-siap karena eomma Crystal  tahu kalau ia mandi membutuhkan waktu yang sangat lama.

Setelah bersiap-siap kurang lebih satu jam, Crystal  turun ke bawah bersamaan dengan bunyi bel. Itu pasti eonni pikir Crystal , ia bergegas untuk membuka pintu. Setelah pintu terbuka, Crystal  tak pernah menyangka yang akan datang adalah Daniel Kim si murid baru.

“Hai, Crystal” sapa eonni muncul dari belakang punggung Daniel.

“silahkan masuk eonni” ujar Crystal  mempersilahkan So Hye eonni masuk. Meninggalkan Crystal  dengan Daniel yang masih berdiri didepan pintu.

Crystal  menjadi salah tingkah karena  Daniel memperhatikannya begitu intens. “apa ada yang salah dengan penampilanku” pikir Crystal .

Karena merasa jengah diperhatikan terus. Crystal  mengecek pakaian yang dikenakannya saat ini, Crystal   merasa tidak ada yang salah dengan dress selutut pemberian Jeanne saat ulang tahunnya 2 bulan lalu,

“apa ada sesuatu di wajahku” Crystal  meraba kening, pipi bahkan merapikan rambutnya. Tapi Daniel masih melihatnya seperti itu.

“Crystal, kenapa masih diluar, cepat masuk makan malam sudah mau dimulai” panggil eomma dari dalam.

 “iya eomma” sahut Crystal .

Crystal  menggeser tubuhnya ke samping untuk mempermudah Daniel untuk masuk. “Ada apa dengan namja ini kenapa dari tadi hanya diam saja. Sudahlah itu bukan urusanku” pikir Crystal   menutup pintu dan mengikuti Daniel dari belakang.

“apa kalian sudah berkenalan?” tanya eomma saat Crystal  duduk disamping eonnie.

“ kami sekelas eomma” jawab Crystal

“benarkah, bagus kalau seperti itu, jadi Crystal punya teman untuk belajar” ujar eommanya senang

“eomma sudahlah aku bisa belajar sendiri” ucap Crystal  karena tahu arah pembicaraan ini akan kemana.

“benar itu bukankah nilai matematikamu jelek semester lalu. Daniel pintar dipelajaran itu. Jadi kalian bisa belajar bersama” dukung So Hye eonnie.

“benarkah, jadi eomma bisa tenang dengan nilai matematikamu semester ini. Kerena eomma sudah bosan melihatmu keluar masuk bimbingan belajar bahkan belum seminggu kamu sudah merengek untuk  keluar” sergah eomma.

“Daniel maukah kamu mengajarkan Crystal  pelajaran matematika” tanya eomma.

“iya ahjumma” jawab Daniel. Baru dua kali kulihat ia berbicara. Bagaimana orang yang irit bicara seperti Daniel mengajarkanku matematika.

 “eomma, appa di mana?” tanya Crystal .

“ah, benar juga. Appamu pasti sedang sibuk diruang kerjanya. Crystal panggil  appamu. Karena kita tidak bisa mulai tanpa appamu” ujarnya

 “baik eomma” jawab Crystal .

Ruang kerja appa berada dilantai atas disamping kamar Crystal . Kata appa biar appa mudah mengawasinya saat appa lembur. “Emang aku akan melakukan apa dimalam hari?” itu menjadi pertanyaan Crystal  selama ini.

Crystal  menaiki undakan tangga satu persatu sambil bersenandung kecil. Sampai ditangga terakhir, Crystal  melihat appanya baru keluar dari ruang kerjanya.

“appa kenapa lama sekali turunnya” tanya Crystal  sambil mengaitkan tangan di lengan appanya sambil mengembungkan pipi pertanda Crystal kesal. Appa yang melihat tingkah Crystal  hanya tertawa dan mengusap kepala Crystal  sayang.

“maafkan appa ya, ayo pasti kamu sudah lapar” ajak appa. Crystal   menganggukkan kepalanya dengan semangat.

“benar sekali appa, aku lapar sekali” ujar Crystal manja.

***

Setelah makan malam kami semua berbincang di ruang tengah. Ruang ini berwarna cream dan banyak foto di dindingnya ada foto Crystal  dan kedua orang tuanya, foto Crystal  mengenakan seragam Junior High School, dan foto Crystal bersama So Hye imo.

Daniel hanya menjadi pendengar dan sesekali menjawab pertanyaan. Sepertinya keluarga ini menganggap imo sebagai keluarganya dan kulihat Crystal  sangat menyayangi imo kukira imo akan kesepian tinggal seorang diri di korea karena appa hanya satu-satunya keluarga yang imo punya.

Imo itu adik appa Daniel, umurnya sekarang sudah 30 tahun dan dia belum menikah. Daniel pernah lihat foto kekasih imo saat ia mengirim email pada Daniel. Imo juga bekerja di perusahaan appa Crystal  sebagai menager keuangan.

Daniel menerima menjadi tutor belajar Crystal  kerena ia menyelidiki apa Crystal  ini adalah Crystal yang dulu pernah ia kenal.

***

Crystal  menekan bel rumah So Hye eonnie. Ia ingin mengambil tempat makan kemarin. Jeanne mengirim pesan kepada Crystal bahwa tempat makannya ada pada murid baru disekolah. Jadi siapa lagi kalau bukan Daniel.

“Crystal, ayo masuk” 

“Ada apa pagi-pagi kesini?” tanya So Hye.

“Daniel” ucap Crystal

“lagi sarapan. Kita sarapan bersama ya” ajak So Hye

Crystal  ditarik So Hye ke meja makan. Disana Daniel mengenakan seragam SHS sambil makan roti. Crystal  mengadahkan tangannya dihadapan Daniel.

“mana tempat bekal makan siang kemarin?” tanya Crystal  langsung membuat So Hye eonnie mengernyit heran.

Daniel mengeluarkan tempat makan didalam tasnya dan memberikan kepada Crystal .

“aku menggantinya kerana aku memakannya kemarin” papar Daniel.

“dasar kenapa makan punya orang” terang Crystal  jengkel karena Daniel tidak merasa bersalah sama sekali.

“maka dari itu aku menggantinya sebagai tanda permintaan maafku kepada Jeanne” ujar Daniel.

“ini bukan punya Jeanne tapi ini punya ku dan kenapa kamu tidak mengembalikannya kemarin” ujar Crystal .

“karena aku tidak tahu kelasnya dan aku tidak tahu itu punyamu” ujar Daniel membela diri

“sudahlah, kali ini kesalahanmu kumaafkan tapi tidak lain kali mengerti” ujar Crystal .

“apa kamu lupa punya salah terhadapku Crystal ” ujar Daniel tidak kalah.

“apa?” tanya Crystal

“menabrak orang dan tidak meminta maaf. Apa itu tindakan yang sopan” jawab Daniel.

So Hye hanya diam memperhatikan pertengkaran antara Daniel dan Crystal. Tidak biasanya Crystal  bersikap seperti ini. Ia selalu ramah pada siapapun. Tapi sekarang seperti ada aura permusuhan diantara mereka berdua.

Crystal  membuka mulutnya ingin membantah perkataan Daniel dan menutup kembali mulutnya saat mendengar perkataan So Hye.

“sudahlah kalian berdua sama-sama salah. Jadi harus saling meminta maaf dan memaafkan” ujar So Hye

***

tbc

Taqabbalallahu minna wa minkum

Selamat Idul Fitri 1438 H

Mohon Maaf Lahir dan Batin

My Love Chapter 1

25 Juni 2017 in Vitamins Blog

25 votes, average: 1.00 out of 1 (25 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...



Loading…

Chapter 1

Daniel berdiri didepan gerbang Seoul High School. Tempat untuk menempuh pendidikannya di High School 2 tahun kedapan.

Hari ini hari pertama Daniel masuk sebagai siswa pindahan dari California. Daniel pindah ke California saat berumur 7 tahun. Kejadian pahit yang tidak bisa ia dan appanya lupakan yang membawanya ke benua yang berbeda meninggalkan tanah kelahirannya.

Daniel meminta ijin kepada appanya untuk kembali ke korea. Awalnya appa menolak tetapi Daniel tidak menyerah. Akhirnya appa mengijinkan Daniel pergi asal Daniel dapat nilai tertinggi dikelasnya.  Daniel tersenyum mengingat bagaimana usahanya agar kembali ke korea. Pasti saat ini Sheena marah besar karena Daniel memenangkan perjanjian dengan appanya. 

Banyak siswa yang melihat kearahnya. Bagaimana tidak dengan wajah yang putih, hidung mancung, bibir yang mungil dan mata tajam seperti elang pasti banyak yeoja yang mengagumi ketampanannya.

Daniel merasa  jengah di perhatikan terus melangkahkan kakinya memasuki sekolah barunya untuk  mencari ruang kepala sekolah. Tapi Daniel belum tahu dimana letak ruangan orang nomor satu disekolah ini. Daniel memutuskan untuk bertanya kepada salah satu murid yang ada disini.

Saat Daniel ingin bertanya tiba tiba ia melihat seorang yeoja berlari dan berhenti dihadapannya.

“permisi, dimana letak ruangan kepala sekolah?” tanya Daniel.

“ah, itu lantai dua ujung koridor, jawabnya masih mengetur napasnya  sehabis berlari.

“bisa, antar saya kesana?” Tanya Daniel sekali lagi. Belum sempat yeoja itu menjawab teriakan seseorang mengalihkan perhatian mereka

“yak, Lee Jeanne !”  teriak seorang yeoja diujung koridor, yeoja yang berdiri dihadapan Daniel telihat panik. Sepertinya yeoja didepanku ini bernama  Lee Jeanne. Sebelum pergi Lee Jeanne memberikan sebuah kotak makanan dan pergi dari hadapan Daniel dan yeoja yang berteriak tadi berlari mengejar Lee Jeanne dan yeoja tersebut menyenggol bahu Daniel saat melewatinya, Daniel merasa kesal karena yeoja itu tidak minta maaf,  dia pergi begitu saja tanpa menoleh sedikitpun.

Sepertinya, imo salah memilih sekolah kerena yeoja disini aneh pikir Daniel. Daniel memutuskan untuk mencari ruang kepala sekolah sendiri.

***

”Ahhhh, kenapa bel masuk  berbunyi sekarang” Crystal  menggerutu karena kesal kepada Lee Jeanne, ia mengambil bekal yang Crystal  buat untuk Ken oppa,  sunbae yang dia sukai Crystal .

“Awas kau Lee Jeanne” Crystal  menggeram kesal dengan langkah gontai  Crystal  terpaksa  kembali kekelas kerena jam pertama hari ini pelajaran Jung Saem, guru terkiler disekolah ini.

Saat kembali kekelas, Crystal  menghela napas lega karena Jung Saem belum masuk. Crystal  segera duduk dan mengeluarkan buku untuk pelajaran Jung saem yaitu matematika

Tak lama kemudian Jung Saem datang, tapi ia tidak sendiri melainkan dengan seorang namja yang mengikutinya dari belakang, sepertinya ia murid baru.

“selamat pagi, hari ini kalian akan mendapatkan teman baru” ujar jung saem dan kelas yang tadinya hening terdengar  riuh terutama yeoja maklum saja murid baru itu tampan tapi kenapa dari tadi namja itu melihat kearah Crystal .

“itu tidak mungkin” pikir Crystal , menepis perasaannya itu.

 “ayo perkenalkan dirimu” perintah jung saem.

“Daniel Kim imnida” ia memperkenalkan dirinya. Oh namanya Daniel, tapi kenapa Daniel masih menatap Crystal  tajam. Crystal  menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri untuk memastikan bahwa Crystal tidak salah. Ternyata benar Daniel menatap Crystal .

Crystal  mengingat apakah pernah melihat namja ini sebelumnya. Crystal menundukkan kepalanya saat ingat Daniel adalah namja yang bersama Jeanne yang kutabrak tadi, pantas saja Daniel terus menatap Crystal  pasti kerena kelakuan tak sopannya pada Daniel. “Otthokae, ini karena Lee Jeanne” gerutu Crystal  dalam hati.

“Daniel silahkan duduk” ujar jung saem mengalihkan perhatian Daniel terhadap yeoja tadi pagi yang menabraknya. Ya, sejak masuk ke kelas Daniel terus menatapnya. Sepertinya yeoja itu tak ingat pada Daniel kerena ia membalas tatapan Daniel dengan biasa, tidak seperti yeoja yeoja dikelas ini pikir Daniel menatapnya penuh kekaguman.

Saat Daniel duduk dibangkunya yang tepat dibelakang yeoja tadi, dia terlihat gelisah, “sepertinya dia sudah ingat aku” gumam Daniel, bahkan yeoja tersebut terlihat takut-takut menoleh kearah Daniel.

“Ah, menarik sekali” pikir Daniel dulu saat di California ia tak pernah tertarik dengan yeoja-yeoja disana. Daniel merasa familiar dengan yeoja ini entah karena apa seakan ia pernah bertemu sebelumnya, Daniel menepis dugaannya itu karena tidak mungkin karena Daniel baru saja kembali ke korea setelah 10 tahun tinggal di california.

Bunyi bel sekolah berbunyi, sebagian murid telah berhamburan keluar kelas. Saat Daniel ingin menghampiri yeoja tersebut dan menanyakan apakah ia pernah bertemu sebelumnya, yeoja tersebut terburu-buru keluar kelas.

Daniel mengurungkan niatnya ke kantin karena banyak yeoja yang berdiri diluar kelasnya dan berbisik-bisik dengan teman sebelahnya sambil menunjuk-nunjuk kearah Daniel.

“hai, kim Daniel-shi, Valerie immida” seorang yeoja datang menghampiri Daniel dan memperkenalkan dirinya. yeoja ini bukan dari kelas ini pikir Daniel, karena Daniel sendiri di kelas sebelum yeoja ini datang.

“Kenapa tidak kekantin” yeoja itu  bertanya. Daniel hanya diam saja menanggapinya.

“apa tidak lapar?” ia bertanya sekali lagi dengan melempar senyumnya kepada Daniel. Tetapi Daniel tetap diam.

“sebaiknya aku pergi sepertinya kamu tidak mau diganggu” akhirnya yeoja tersebut menyerah juga mendekati Daniel. Daniel selalu bersikap dingin kepada yeoja yang mencoba mendekatinya. Itu sebagai salah satu penolakan secara halus untuk tidak mendekatinya.

“Ah, aku lapar sekali sekarang”. Niat Daniel kekantian untuk membeli roti dan minuman untuk mengganjal perutnya tapi ia tidak pergi ke kantin karena ia tidak suka keramaian. Apalagi dengan yeoja-yeoja yang tebar pesona dan mencari perhatian darinya.

Daniel mengeluarkan kotak makan yang diberikan Lee Jeanne  tadi dan memakannya karena ia sangat lapar. Nanti ia akan mengganti makanan ini.

***

“Ya! Jeanne, mana kotak makan siangku” tagih Crystal  saat sampai dikelasnya. Jeanne hanya memasang tampang bodohnya.

“Crystal mianhae, aku lupa meletakkan makan siangmu” ujurnya dengan tampang tidak berdosanya.

“Yak, makan siang itu kubuat untuk Ken oppa” ujarku kesal mendengar pengakuannya. Bagaimana bisa penyakit lupanya kambuh disaat seperti ini.

“itu juga salahmu karena tidak mengijinkanku untuk mencicipinya. Kalau kamu membiarkanku mencobanya sedikit saja, aku tidak mungkin mengambilnya dan lupa meletakkannya” Jeanne mencoba membela dirinya.

Merasa malas untuk berdebat dengan Jeanne, Crystal  memutuskan kembali ke kelas kerana percuma saja kotak makannya tidak berada di Jeanne.

***

Daniel berdiri menunggu yeoja yang bernama Lee Jeanne didekat gerbang sekolah karena ia ingin mengembalikan kotak makan.

“dimana yeoja itu?” gumam Daniel, ia  sudah berdiri disina hampir 15 menit tapi Jeanne tidak muncul-muncul juga.

Daniel mulai jengah karena ada beberapa yeoja membicarakannya. Awalnya memang sedikit semakin lama Daniel berdiri disina yeoja-yeoja tersebut semakin banyak.

“dia anak baru itu kan, tampan sekali”

“dia juga pindahan dari california, daebak”

Masih banyak lagi pembicaraan mereka tentang Daniel. Daniel heran belum genap satu hari bersekolah disini tapi mereka tahu banyak tentangnya.

”besok saja kukembalikan” pikir Daniel karena sudah lelah menunggu, ia memutuskan untuk pulang. Daniel melangkahkan kakinya ketempat parkir.

“CRYSTAL”

Kuhentikan langkahku saat mendengar nama itu disebut. Kuputar tubuhku kebelakang mencari sosok yang dipanggil tadi, apa benar yeoja itu dirimu Crys. Kulihat Jeanne dengan napas terengah-engah menghampiri seorang yeoja dengan rambut hitam lurusnya. Yeoja itu… yang menabrakku tadi pagi.

***

“Crystal mianhae aku baru ingat kotak makan siangmu kuberikan pada seorang namja, tapi aku tidak tau dia kelas berapa. Nanti aku akan cari dia dan mengembalikan kotak makanmu. Jadi, maafkan aku” ucap Jeanne tampak menyesal.

“tak apa, sudahlah lupakan saja. Lain kali saja aku buatkan makan siang buat Ken oppa dan dirimu Jeanne” ujar Crystal

***

tbc

ini cerita kedua, cerita ini masih setengah jalan tapi udh di post

buat epiloge My Bride belum tau bisa dibuat atau ndak soalnya di ceritaku My Bride memang sampe itu.

semoga suka ya “Teen Series One”

 

My Bride Chapter 20

21 Juni 2017 in Vitamins Blog

27 votes, average: 1.00 out of 1 (27 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Loading…

 

Chapter 20

 

-Mei POV-

Ku pandangi wajah Irene yang tertidur pulas dikamar kami di dalam box bayinya. Usianya hampir 2 tahun sekarang. Setelah diperbolehkan pulang oleh dokter, Jason langsung mengajakku kembali ke rumah halmeoni karena tidak mungkin melakukan perjalanan menggunakan pesawat dengan Irene yang baru lahir.

Sementara waktu kami tinggal di Jepang,  eommanim datang ke Jepang setelah Jason menghubunginya. Eommanim sangat senang dengan kelahiran Irene begitu juga dengan samchon dan istrinya.

Jean juga datang untuk melihat Irene, ia libur selama 2 hari hanya untuk melihat keponakannya itu. Membelikan Irene mainan dan pakaian yang sangat banyak. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik suami ku itu mengingat Irene masih berumur 2 minggu waktu itu.

Aku menutup pintu kamar perlahan agar suaranya tidak membangunkan Irene. Aku keluar karena ingin membuat susu coklat. Jason mengirim pesan bahwa ia dalam perjalanan. Sudah 2 hari ia tidak ada di Korea, Jason mengurus proyek barunya. Ia sangat giat dalam bekerja meskipun begitu, ia selalu meluangkan waktunya untuk kami.

Terdengar suara pintu terbuka, kulangkahkan kakiku menuju pintu, Jason sudah pulang. Ia langsung memelukku dan mengangkat tubuhku hingga membuat ku melayang. Aku sempat terpekik kaget karena pelukannya yang tiba-tiba seperti ini. Ia menurunkanku dari pelukannya, mencium kening dan kedua pipiku dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.

“aku menang Mei, para investor asing itu menyukai rancanganku” ucapnya bersemangat.

“selamat Jason” ucapku.

“terima kasih sayang, ayo kita siap-siap karena besok kita akan berangkat ke Italy. Aku rasa Irene sudah cukup besar untuk diajak jalan-jalan. Aku sudah memberitahu eomma tentang ini dan ia setuju ketika aku mengajaknya”

***

-Jason Lee POV-

Aku dan Mei menyusuri Venice dimalam hari sambil bergandengan tangan. Irene sedang bersama eomma.

“kenapa kamu tidak membuang kunci gembok kita di namsan tower Mei?” tanyaku.

“aku ingin menyimpannya dan menjadi bukti bahwa kita pernah memasang gembok itu disana dan menceritakan hal ini pada Irene suatu saat nanti” jawabnya.

Aku hanya mengangguk mengerti. Terkadang istriku ini melakukan hal yang berbeda dari orang kebanyakan.

Aku menarik tangan Mei kesebuah restoran yang aku pesan. Eomma tak keberatan menjaga Irene sebentar. Eomma mengerti dan memberikan kami waktu bersama, eomma bilang anggap ini sebagai honeymoon kami.

Setelah makan kami menikmati Venice di malam hari. Aku mengajak Mei untuk naik Gondola

 

“apa kamu bahagia Mei” tanyaku.

“aku sangat bahagia bisa selalu bersamamu dan Irene” jawabnya

“I Love You”

 “I Love You Too Jason, My Husband”

Aku mencium bibir Mei setelah mendengar pernyataan cinta darinya.

***

17 tahun kemudian

 

Setelah menjemput  Irene dari sekolah, aku mengajaknya berkunjung ke panti. Anak-anak yang ada disini sudah banyak yang sudah mendapatkan orang tua asuh hanya sebagian yang masih bertahan tinggal disini.

Termasuk Jisoo yang sedang bermain dihalaman belakang rumah dengan Irene sekarang. Ia sering datang kerumah juga.

Pernah suatu hari ada orang tua yang ingin mengadopsinya tapi ia menolaknya dengan kabur dari panti dan datang kerumahku.

Aku tak tahu alasannya kenapa ia tidak mau di adopsi saat aku bertanya padanya ia hanya mengatakan tidak ingin meninggalkan teman-temannya dan panti ini.

Dia tumbuh menjadi anak yang pintar yang selalu mendapat juara kelas. Saat ini ia sudah sudah menjadi sarjana jurusan bisnis di Seoul University.

Aku sudah menganggap Jisoo sebagai anakku sendiri terkadang ia menginap dirumah. Ia sudah tidak tinggal lagi dipanti saat lulus Senior High School.

***

“eomma” panggil Irene menghampiriku dikamar.

“ada apa sayang, Jisoo sudah pulang?” tanyaku.

“iya, oppa baru saja pulang. Eomma, aku ingin memberitahu sesuatu” ujarnya.

“apa sayang?” tanyaku lagi seraya menariknya untuk duduk dipinggir kasur.

“tapi eomma janji tidak akan memberitahu appa mengenai hal ini. Aku takut appa akan marah” jawabnya

 “ya eomma janji” ujarku

“oppa Jisoo bilang jika ia sudah sukses nanti ia ingin bersamaku dan oppa bilang ia akan meminta ijin kepada appa dan eomma. Oppa hanya takut jika appa tidak setuju karna Jisoo anak panti” ujarnya.

“benarkah seperti itu, appa tidak akan marah sayang asalkan kalian bahagia”

Irene tersenyum mendengar perkataanku. Irene terlihat senang.

“apa yang kalian bicarakan, serius sekali kelihatannya” suara Jason yang bertanya kepada kami berdua.

Melihat wajah penasaran appanya, ia bergegas pergi dan sebelum menghilang ia memberiku tanda bahwa tidak memberitahu pembiciraan kami kepada appanya. Aku hanya mengangguk mengerti.

“Ada apa dengan Irene?” Tanya Jason.

“tidak ada” jawabku. Aku mendekatinya dan membantu Jason untuk melepas kemejanya

“Jason” panggilku

“apa sayang?” tanyanya.

“menurutmu Jisoo orangnya bagaimana” tanyaku.

“dia pria yang baik” jawabnya

“apa kamu mau menerima Jisoo sebagai anak kita” tanyaku. Jason menatapku bingung.

“kenapa kamu bertanya seperti itu, bukankah selama ini kita menganggapnya anak?” tanyanya.

“iya kamu benar” ujarku

***

“kemana Irene” Tanya Jason saat makan malam karena tidak menemukan Irene dimeja makan.

“dia sedang dikamarnya” jawabku.

“apa yang dilakukannya sampai tidak makan bersama kita?”.

“dia sedang bersiap-siap untuk ke pesta perpisahannya, kamu lupa?”

“ah, iya Irene sudah lulus sekolah tidak terasa anak itu sudah besar saja. Rasanya baru kemarin aku menggendongnya” Aku hanya terkekeh geli mendengar ucapan suamiku itu.

“ayo kita makan saja” ajakku.

Hanya sebentar kami dapat merasakan nikmatnya makanan yang kami makan. Kegiatan kami terhenti karena mata kami teralihkan dan fokus kepada satu-satunya objek yang membuat kami tercengang.

Bagaimana tidak anak kami Irene, sekarang sedang berdiri dihadapan kami dengan penampilan yang sangat cantik.

Dengan gaun selutut tanpa lengan berwarna putih berenda dan rambut yang dijepit pita berbentuk mahkota disebelah kiri telinga. Aku berdiri dari tempat dudukku, menghampiri Irene.

“neomu yeoppo” ujarku.

“terima kasih eomma” suara bel pintu membuat kebersamaan kami harus terhenti.

“biar eomma saja yang buka”  Saat Irene menjadi salah tingkah karena tahu siapa yang datang. Kulangkahkan kakiku untuk membuka pintu.

Seorang namja berdiri dibalut taxedo hitam dengan kemeja putih sangat sempurna ditambah dengan senyum diwajah tampannya.

“masuk Jisoo sayang”

“ne eomma”

Ya, aku memang memaksa Jisoo untuk memanggilku eomma saat ia kabur dari panti karena tidak mau diadopsi. Aku ingin Jisoo merasakan yang namanya sebuah keluarga.

“ah, jisoo kamu disini” Jason bertanya.

“ iya abeoji”

“Jisoo kesini menjemput Irene untuk ke pesta perpisahan”  aku memberitahu Jason.

“ayo sekarang kalian berangkat” ujarku saat melihat penuh menyelidik dari Jason.

Aku mengantar Jisoo dan Irene keluar. Kuberikan kunci mobil kepada Jisoo. Mereka akan pergi menggunakan mobilku.

“jangan pulang terlalu malam ya”   pesanku.

“iya eomma, kita berangkat dulu” ujar Irene lalu pergi besama Jisoo

 “hat-hati di jalan” ujarku sambil melambaikan tangan saat mereka sudah masuk kedalam mobil.

Aku masih melambaikan tanganku sampai mobil hilang dari pandanganku. Kututup pintu dan betapa terkejutnya aku melihat Jason berdiri dibelakangku.

“jadi ini alasanmu bertanya pendapatku tentang Jisoo” Tanya Jason sambil menyilangkan tangannya didepan dada

“ya, aku merasa mereka mempunyai perasaan lebih dari kakak adik” ujarku

“wah itu bagus, jadi aku bisa tenang mewariskan perusahaan  kepada mereka berdua”

“kamu tidak marah kalau Jisoo benar-benar menyukai anak kita?” tanyaku

“emang ada alasan apa aku tidak menyukainya. Aku akan melakukan apapun untuk membahagiakan Irene dan juga dirimu”

“terima kasih karena selama ini menjadi ayah yang baik dan begitu perngertian terhadap Irene, I Love You”

“Love You Too”

THE END

yeaaaah akhirnya selesai juga cerita My Bride

semoga tidak bosan baca cerita ini

terima kasih yg sebesar-besarnya yg udh baca My Bride

Vote My Bride Love You

buat yg komen My Bride, makasih banyak semua komentar kalian aku baca kok.

farahzamani5, love sela, princess susan, betaling, ias1610, algorie, rima, fitriartemisia, azmi z, linux03, xixi hana, qracmalia, elvania, fujasagita, ifah, dan mimin Saira Akira. sayang kalian semua

maaf ya kalau endingnya kurang.

sampai jumpa di ceritaku yg lain.

 

My Bride Chapter 19

19 Juni 2017 in Vitamins Blog

22 votes, average: 1.00 out of 1 (22 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 19

 

-Jason Lee POV-

Ini hampir 4 bulan sejak kepulanganku dari Jepang, aku seperti mayat hidup. aku bekerja sepanjang hari untuk menghilangkan Mei dari pikiranku.

Tapi  itu tak berhasil malah bertambah kuat dalam pikiranku. Bulan pertama tanpa Mei kuhabiskan dengan mabuk-mabukkan.

Pernah suatu hari aku mabuk dan berkelahi dengan seseorang di bar. Alhasil aku berada dirumah sakit karena mendapat bogem mentah dari seorang laki-laki karena tak terima dengan perkataanku.

Setelah 3 hari berada dirumah sakit ibuku tak berhenti menangis melihat keadaanku dan aku sadar bahwa aku harus melanjutkan hidupku tanpa Mei.

Disinilah aku sekarang bekerja dikantor sampai malam, aku tak berniat kembali kerumah sekarang meskipun waktu sudah menunjukkan jam 9 malam.

Ponselku berbunyi, aku mengernyit bingung melihat nama yang tertera dilayar.

 “Jason, Mei akan melahiran” ujar kakak Mei.

“terus hubungannya denganku?”

“aku tahu masalah kalian tapi bagaimanapun anak itu anak kalian berdua. Terserah kalian jika mau bercerai ketika anak itu sudah lahir”

“dia anakku hyung” tanyaku bodoh.

“apa kamu tak pernah merasa melakukannya dengan adikku, cepatlah datang kesini” bentaknya.

“iya hyung”

Aku bergegas mengambil kunci dan menelpon samchon untuk menyiapkan pesawat pribadi.

Akhh, kenapa aku begitu bodoh berpikir bahwa Mei mengandung anak laki-laki itu. Ya Tuhan tolong selamatkan Mei dan juga anakku.

Aku mengendarai mobil seperti orang gila sangat cepat aku tak peduli jika ada polisi yang akan menangkapku nanti. Mei bertahanlah demi diriku.

Sesampainya di Jepang aku langsung masuk kedalam taxi yang diberhentikan oleh seseorang. Aku hanya dapat meminta maaf. Supir taxi yang melihat kelakuanku hanya dapat geleng-geleng kepala.

Sesampainya dirumah sakit aku sedikit berlari setelah menanyakan ruang bersalin dimeja resepsionis. Aku melihat hyung, dan seorang lalaki jepang dan 2 orang wanita yang tidak aku kenal.

“hyung, dimana Mei sekarang?” tanyaku

“dia didalam baru saja ia masuk ke ruang bersalin, ia ingin melahirkan normal”

Seorang perawat hendak masuk ke ruang bersalin, aku menahan lengan perawat tersebut.

“bisakah aku masuk kedalam, aku suaminya” ujarku.

Perawat itu mengangguk mengerti dan memperbolehkanku masuk. Saat masuk kulihat Mei sedang kesakitan, ia menggigit bibirnya dan banyak peluh diwajahnya.

Aku menghampirinya dan menggenggam tangannya. Awalnya ia terkejut melihatku tapi itu tak berlangsung lama karena kemudian ia berteriak dan mencengkram tanganku kuat.

“maafkan aku  Mei, bertahanlah sayang” ujarku sambil menyeka peluh diwajahnya.

 “sekali lagi nyonya, dorong dengan kuat. satu, dua, tiga, dorong” perintah dokter.

Mei semakin kuat mencengkram tanganku, aku tak peduli jika tanganku luka akibat kuku Mei. Ia lebih kesakitan dari pada ini. Mei menarik napas dan menghebuskannya dan berteriak selang 2 detik kemudian tangisan seorang bayi pecah. Aku melihatnya ia begitu kecil dan masih berlumuran darah. Dokter memberikannya keseorang perawat untuk dibersihkan.

“sayang, anak kita. . .” ucapanku terhenti karena melihat Mei tak sadarkan diri.

 “dokter, istriku” seruku

Dokter melepas sarung tangannya dan mendekati ranjang, aku mundur untuk memberi ruang kepada dokter untuk memeriksa Mei.

“suster, siapkan darah sesuai darah pasien” perintah dokter, seorang perawat yang ada diruang ini keluar.

“bagaimana keadaan istri saya dokter kenapa ia tak sadarkan diri?” tanyaku.

“ia hanya kehilangan banyak darah, ia tak apa. Ia tetap memilih proses melahirkan normal. Ia dengan sabar menunggu proses pembukaan sejak 6 sore tadi, saya permisi dulu”.

Aku terus menggenggam tangan Mei yang tertidur, ia belum sadarkan diri. Hyung sudah pulang setelah melihat putriku bersama pacarnya dan namja Jepang yang bernama Riku Himura itu juga pamit pulang dengan istrinya.

Kenapa aku bisa cemburu buta seperti ini. Ternyata ia sudah menikah dan bodohnya aku mengira Mei lebih memilih namja itu dibandingkan diriku. Aku merasakan pergerakan di genggamanku. Mei perlahan membuka matanya. Terima kasih Tuhan, Mei sudah sadar.

“dimana bayi kita?” tanya Mei

 “dia sedang tidur sebentar aku akan mengambilnya” ujarku

Aku mengambil putriku dari box bayi. Menggendongnya dan memberikannya kepada Mei. Mei mengusap kepala putri kami. kulihat ia meneteskan air matanya.

 “dia cantik sekali” ujarnya

 “ya, sama sepertimu sayang” ucapku

 “maafkan aku Mei karena telah menutupi kecelakaan itu” sesalku.

“sudahlah, itu sudah takdir. Aku bangga punya kakek seperti dia, selama disini aku menyadarinya bahwa ini bukanlah sepenuhnya kesalahanmu”

“terima kasih” aku memeluk Mei dan mencium kepalanya.

“sebenarnya kalung yang kamu pakai saat ini adalah kalung dari kakekmu. Aku menemukannya saat ia di bawa ke dalam ambulans dan halmeoni sudah tahu yang sebenarnya saat melihat kamu memakai kalung ini”

 “aku menikahimu bukan karena rasa bersalah atau balas budi atas kebaikan kakekmu. Aku mencintaimu Mei jadi buang semua pemikiranmu tentang aku menikahimu karena kakekmu”

“Asal kamu tahu aku sudah menyukaimu saat di Indonesia dulu bukankah aku sudah pernah mengatakannya. jadi, hiduplah bahagia bersamaku seperti keinginan Halmeoni” pintaku. Ia mengangguk, aku mengeratkan pelukanku padanya.

“Mei berjanjilah tidak akan meninggalkanku, aku sangat menderita jika tak ada kamu disisiku. Jangan pergi seperti itu lagi ya” ucapku dan ia mengiyakannya.

 “kamu sudah menyiapkan nama untuknya” tanyanya.

“nama putri kita kuserahkan padamu Mei karena kamu yang berusaha untuk melahirkannya” jawabku.

“bolehkah aku memberinya nama  Irene”

“nama yang bagus, pasti banyak sekali namja yang mendekatinya jika sudah besar nanti”

Mei mencubit lenganku mendengar ucapanku. Aku hanya meringis sambil mengusap lenganku yang dicubit olehnya dan ia hanya tertawa melihatku kesakitan.

Tapi aku bahagia melihatnya tertawa lagi dihadapanku. Ini sungguh kebahagian yang tak ternilai harganya.

Bisa bersama Mei lagi dan juga putri kami tentunya. Aku akan membahagiakan kalian berdua. Aku berjanji, tak akan ada air mata lagi yang akan jatuh dimatamu Mei selain air mata kebahagian.

Aku akan memberikan apapun agar kamu bisa tersenyum seperti ini Mei. Senyum yang selalu membuatku tenang dan damai saat melihatnya.

***

tbc

tinggal satu chapter lagi

di tunggu ya hari rabu

Makasih buat yg baca cerita My Bride

Vote My Bride

komen My Bride

 

My Bride Chapter 18

17 Juni 2017 in Vitamins Blog

23 votes, average: 1.00 out of 1 (23 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 

Chapter 18

 

-Mei POV-

Saat ini aku sudah berada di taxi menuju bandara. Aku bangun jam 4 pagi sebelum Jason bangun tidur, aku menyiapkan pakaian untuknya bekerja, memasak makanan dan meletakkan surat untuknya diatas meja makan. Ini sudah jam 5.30 sebentar lagi ia akan bangun, ia selalu bangun jam 6 pagi tanpa aku bangunkan, ini sudah menjadi kebiasaannya.

Aku tahu hal ini tak adil untuknya, aku adalah istrinya sekarang dan pagi ini aku pergi tanpa berpamitan bahkan meminta ijin terlebih dahulu padanya. Aku memilih Jepang sebagai tempat untuk menenangkan diri, karena aku tak mungkin pulang ke Indonesia.

Kakek dan nenek pasti akan bertanya kenapa aku tidak dikorea dan berada disisi suamiku dan aku tak ingin menjelaskan penyebab aku pergi kepada mereka dan Jepang adalah tempat terbaik saat ini yang akan aku datangi mengingat kakakku bukanlah tipe pemaksa sebelum orang tersebut menceritakan masalahnya sendiri. Jadi, aku dapat sedikit bernapas lega.

Aku sudah duduk di pesawat, berat rasanya meninggalkan korea, tanah kelahiran halmeoni dan Jason. Apa aku begitu jahat tak memberitahunya tentang kehamilanku ini. Pasti ia akan sangat marah saat mengetahui kehamilanku nanti.

Aku tak ingin ia tahu sekarang karena aku ingin menenangkan diriku dan mencoba menerimanya sebagai suami dengan lapang dada tanpa harus terbelenggu dengan masa lalu. Aku pasti akan sangat merindukannya nanti. Aku harap ia akan baik-baik saja saat aku tak bersamanya.

***

-Jason Lee POV-

Aku bangun dari tidurku sambil meregangkan otot-ototku dan tidak menemukan Mei disampingku. Kulihat jam di dinding kamarku menunjukkan jam 6 pagi, pasti Mei sedang memasak sekarang segera kulangkahkan kakiku kekamar mandi.

Aku menuruni tangga rumahku menuju dapur dengan pakaian yang Mei siapkan untukku. Benar bukan Mei sudah menyiapkan sarapan kami tapi kemana ia, kenapa tidak menungguku seperti biasanya.

“Mei” panggilku.

Tak ada jawaban, aku mencari Mei ketaman belakang, pepustakaan, aku sudah berkeliling dirumah ini tapi tetap saja aku tak menemukannya. Terakhir  aku mengecek bagasi kulihat mobil Mei masih ada dirumah.

Kemana ia  pergi tak biasanya ia pergi tak memberitahuku terlebih dahulu. Aku kembali kemeja makan dan menarik kursi saat duduk kulihat sebuah kertas di antara makanan, aku tak melihatnya surat ini pasti dari Mei.

Untuk Jason

Maafkan aku Jason, aku pergi tanpa memberitahumu, aku hanya ingin menenangkan diriku dan belajar menerima kecelakaan yang terjadi antara dirimu dan kakekku. Aku sudah mengetahui semuanya. Kita jadikan perpisahan ini sebagai intropeksi pernikahan kita.

Aku tak mau kau menjalani pernikahan ini hanya karna menebus rasa bersalahmu atas kematian kakekku. Jangan mencariku sampai kamu yakin dengan hatimu. Jangan lupa jaga kesehatanmu Jason.

Mei

***

Aku mencarinya seperti orang gila, pertama aku mencarinya dipanti asuhan mengingat tak banyak tempat yang dapat Mei kunjungi di korea.

Aku tak menemukannya disana hanya raut wajah bingung yang aku dapat, mereka mengatakan mereka tidak melihat Mei lagi sejak ia pulang dari Jeju 2 hari lalu. Ibu kepala panti mengatakan Mei hanya menginap satu hari di Jeju dan pulang keesokan harinya.

Tunggu bukankah hari itu hari minggu, aku ingat aku sedang berbicara dengan Hyung saat itu dan kami sempat membahas masalah kecelakaan itu. Aku menyumpahi kebodohan diriku sendiri karena tak mengatakannya lebih dulu sebelum ia mengetahuinya sendiri.

Jadi, ia sudah mengetahuinya 2 hari lalu, kemana ia pergi saat tak pulang kerumah, pantas saja ia tak ingin aku menjemputnya. Berarti kemarin adalah salam perpisahan darinya. Saat aku menceritakan kepada eomma, ia sungguh terkejut dan menyuruhku untuk memberi waktu untuk Mei.

Aku menuruti nasihat eomma untuk bersabar dan berakhir dengan hari-hariku yang terasa hampa dan merindukannnya setengah mati.

Ini sudah hampir 5 bulan Mei pergi dari rumah dan aku sudah tak mampu menunggu lebih lama lagi. Aku sudah berada di Jepang, aku sudah tidak peduli dia siap atau tidak melihatku dan mengajaknya kembali ke Korea dan jika ia menolak  aku akan tetap menyeretnya pulang.

Aku sudah keluar dari bandara dan masuk kedalam taxi, aku sudah tak sabar ingin menemui Mei saat ini.

***

Aku sampai didekat rumah Mei, aku mengeluarkan dompetku untuk membayar supir taxi. setelah membayar uang aku membuka pintu tapi langkahku terhenti  karena melihat orang yang sangat aku rindukan bersama pria lain keluar dari rumah.

Saat ini Mei dirangkul oleh seorang laki-laki berparas Jepang aku mengenali pria itu meskipun aku belum pernah bertemu dengannya. Foto laki-laki itu berada di kamar Mei, foto yang selama ini aku ingin membuangnya terlebih lagi saat tahu ia cinta pertama Mei.

Ada yang lebih menyakitkan dari pada itu, kenyataan bahwa Mei benar-benar sudah bukan milikku lagi karena sekarang ia sedang hamil.

Namja itu menuntun Mei masuk kedalam mobil dan memasangkan self belt ditubuh istriku. Bukan, Mei sudah bukan istriku lagi, ia sudah memilih untuk meninggalkanku dan bersama pria itu.

Aku menghapus air mataku yang terjatuh, ini hukumanmu untukku Mei atas segala kesalahanku terhadapmu. Mobil laki-laki itu melewati taxi yang ku gunakan, aku melihat Mei sedang berbicara dengan namja itu, ia tidak melihatku.

 Mei aku disini ingin menjemputmu tapi kenapa kamu bersama laki-laki itu.

 “maaf, apa anda jadi berhenti disini?” Tanya supir taxi.

  “tidak, kita kembali ke bandara” ujarku

***

-Mei Pov-

Saat ini aku dan Riku himura berada dirumah sakit, ini waktu chek up rutinku, kandunganku sudah memasuki 5 bulan 2 minggu sekarang. Seharusnya Jason yang disampingku tapi itu tak mungkin karena ia tidak berada di Jepang sekarang.

Riku kembali ke Jepang 2 bulan lalu, ia kembali dari Jerman karena sebentar lagi ia akan menikah dengan temannya saat bersekolah di Jerman dulu dan mereka memutuskan untuk tinggal di Jepang.

“terima kasih telah mengantarku, maaf merepotkanmu mengingat kamu pasti sibuk menyiapkan pesta pernikahan kalian” sesalku.

“tak apa, kamu jangan sungkan Mei, bukankah aku pernah bilang bahwa kau sudah aku anggap sebagai adikku sendiri” ujarnya,

“ayo kita pulang” ajaknya

“bisakah antarkan aku ke kafe saja, aku bosan berada dirumah terus” keluhku.

“baiklah”

***

tbc

Mei salah paham, Jason juga salah paham

pasangan ini salah paham mulu  :cry:

tapi bentar lagi My Bride the end kok

2 chapter lagi

Makasih buat yg baca My Bride

Vote My Bride

Komen My Bride

 

My Bride Chapter 17

15 Juni 2017 in Vitamins Blog

26 votes, average: 1.00 out of 1 (26 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 17

-Mei POV-

Aku tak tahu harus kemana sekarang, tak banyak yang aku kenal disini. Saat keluar dari rumah aku berjalan tak tentu arah dan berhenti ditaman karena kelelahan, hari sudah malam sekarang.

Aku masih tak percaya dengan kenyataan bahwa penyebab kematian kakek adalah Jason. Aku mengingat dengan jelas bagaimana kakek pulang dari liburan pernikahan mereka. Bukannya membawa oleh-oleh untukku seperti janji kakek dari Korea tapi sebuah tubuh yang sudah tak bernyawa lagi.

Halmeoni hanya mengatakan bahwa kakek kecelakaan mobil karena menolong seseorang, aku tak pernah tau sampai saat ini bahwa Jason adalah orang itu. Orang yang aku cintai penyebab meninggalnya orang yang aku sayangi.

Aku menghapus air mataku yang sudah jatuh sejak tadi, pandanganku mengabur dan semuanya gelap. Saat bangun aku sudah terbaring dirumah sakit karena bau obat yang menyengat dan cat dinding yang berwarna putih tapi bagaimana bisa aku berada disini bukannya tadi aku ditaman.

“anda sudah sadar ?” seorang dokter wanita menghampiriku.

 “siapa yang membawaku kesini” tanyaku pada dokter yang terlihat masih muda.

 “seorang ahjumma membawa anda kesini tapi ia sudah pulang sekarang, sebaiknya anda makan terlebih dahulu” ujarnya.

Seorang perawat membawakanku makanan, aku melahapnya sampai habis, karena satu hari ini aku hanya sarapan dan melewatkan makan siang dan malamku.

Setelah makan dokter yang menurutku cantik itu kembali lagi.

“ apa anda sudah merasa baikan sekarang?” tanyanya.

Aku mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaannya.

“apa aku pingsan karena kelaparan” tanyaku

“Ya dan juga kelelahan. Seharusnya anda tidak melewatkan waktu makan anda, mengingat kehamilan anda baru menginjak 2 minggu” aku terperangah mendengar jawabannya. Aku hamil, dokter ini bilang aku hamil.

“benarkah saya hamil, tapi kenapa saya tidak merasakan mual-mual seperti ibu-ibu biasanya”

“karena setiap ibu hamil berbeda ada juga diawal kehamilan merasakan mual tiap pagi dan ada juga yang tidak, saya permisi dulu. Istirahatlah, besok pagi anda sudah boleh pulang dan juga jaga kesehatan anda”

Aku masih memikirkan benarkah aku sedang hamil sekarang, aku ingin sekali melompat karena merasa sangat senang. Tapi tak mungkin aku lakukan mengingat aku sedang hamil, dan juga ini dirumah sakit dan hampir jam 12 malam. Aku turun dari tempat tidur mengambil ponsel dari dalam tas diatas nakas. Ada pesan dari Jason.

Aku akan menjemputmu besok, Kamu pasti bersenang-senang disana sampai tidak memberi kabar padaku. Istirahatlah, sampai ketemu besok.

Apa aku harus membalasnya sekarang, Hal itu akan memunculkan kecurigaan Jason. Kenapa sampai saat ini aku belum tidur. Besok saja aku balas pesannya. Kurebahkan tubuhku ketempat tidur dan memikirkan apa yang harus aku lakukan dan keputusanku  adalah kembali ke Jepang.

Keesokan harinya Aku pulang ke rumah menggunakan taxi, saat masuk ke rumah aku tidak menemukan Jason karena ia sedang dikantor sekarang. Aku harus bersyukur akan hal itu karena aku belum siap bertemu dengannya.

Aku naik kekamar mengambil koper dan memasukkan beberapa pakaianku. Aku sudah memesan tiket ke Jepang. Setelah selesai berkemas aku turun ke dapur membuat makan siang buat Jason.

Sebelum pergi aku ingin menghabiskan waktu sehari bersamanya. Sebelum ke kantor aku mengganti pakaianku terlebih dahulu. Berdandan secantik mungkin untuk menemui   Jason. Setelah selesai aku bergegas pergi karena sebentar lagi makan siang.

Aku keluarkan audi warna putih dari bagasi. Ini salah satu mobil yang ada dirumah ini. Jason memberikannya padaku. Aku sempat menolak karena aku tidak pandai menyetir.

Tapi ia bersikeras agar aku menerimanya. Bagaimana sifat pemaksanya keluar dan aku harus berakhir ditempat kursus mengemudi karena ia tidak punya waktu untuk mengajariku. Tapi aku jarang menggunakan mobil ini karena aku lebih suka naik kendaraan umum.

***

Aku masih betah duduk diruanganku meskipun sekarang sudah memasuki makan siang. Aku masih sangat sibuk karena aku belum mempunyai sekretaris sekarang. Sudah ada lowongan untuk posisi itu tapi belum ada yang pas menurutku. Aku menginginkan seorang namja untuk menjadi sekretarisku.

“masuk” perintahku masih membaca berkas saat mendengar suara ketukan pintu.

“Jason” panggilan seseorang itu mengalihkanku dari berkas yang sejak tadi aku baca. Suara itu, suara yang aku rindukan 2 hari ini.

Saat ini Mei berdiri dihadapanku, Ia terlihat berbeda saat ini tidak seperti penampilan biasanya. Ia mengenakan pakaian yang sangat feminim menurutku mengingat ia jarang sekali mengenakan pakaian seperti itu. Hanya ke acara penting saja ia akan berpenampilan seperti sekarang.

“kamu sudah kembali” ujarku berdiri dari tempat duduk dan menghampirinya. Kupeluk ia erat untuk melepas kerinduanku selama tidak melihatnya.

 “I Miss You” ujarku

  “Miss You Too” jawab Mei

Aku semakin mengeratkan pelukanku mendengar bahwa ia juga merindukanku. Kami hanya tidak bertemu 2 hari dan kami bisa seperti ini. Apalagi jika kami terpisah lebih lama lagi, aku tak dapat membayangkannya jika Mei pergi dari hidupku. Mei segala banginya bagiku, ia adalah oksigen yang selalu mengisi hari-hariku.

“aku kesini membawakanmu makan siang. Jadi cepatlah duduk dan habiskan makan siangmu”

***

-Mei POV-

Aku mengajak Jason untuk jalan-jalan bersamaku meninggalkan pekerjaannya menumpuk dikantor. Aku akui setengah memaksanya untuk ikut denganku hari ini.

Setelah selesai makan siang aku mengajaknya pergi nonton. Sebenarnya ia sempat merasa heran kenapa aku mengajaknya nonton terlihat dari wajahnya tapi ia tak mengutarakannya dan tetap mengikutiku.

Setelah selesai nonton aku mengajaknya untuk foto box bersama yang letaknya dilantai bawah bioskop. Selesai berfoto aku mengajaknya berbelanja, aku ingin memasak dengannya hari ini. Suatu hal yang tak pernah kami lakukan bersama.

“kita mau kemana sekarang” Tanya    Jason setelah selesai memasukkan semua barang belanjaan kami kedalam bagasi.

“ke namsan tower, aku belum pernah kesana” ujarku. Aku melihat hasil foto box kami, aku menggunting foto itu menjadi 2, satu untukku dan satu lagi untuk Jason. Untuk Jason aku menggantungkannya di mobil.

Kami sampai di namsan tower jam 5 sore, aku menyuruh Jason untuk membeli gembok. Setelah itu kami memasang gembok tersebut sama seperti gembok pasangan lainnya.

Aku menahannya saat Jason ingin membuang kunci gembok tersebut. aku mengambil kunci ditangan Jason. Awalnya ia menolak kenapa aku tak membuang kunci sama seperti lainnya tapi aku bersikeras untuk tidak membuangnya. Ia mengalah dengan perdebatan kami dan aku mengajak Jason pulang.

***

-Jason  Lee POV-

Hari ini sangat menyenangkan sedikit menghilangkan stress yang aku alami karena pekerjaan kantor dan konsekuensi telah meninggalkan kantor adalah pekerjaanku yang akan bertambah menumpuk besok, tapi aku tidak menyesalinya.

Hari ini ia memaksaku mengikuti semua yang ingin ia lakukan. Mungkin ini adalah batas kesabaran Mei karena sampai saat ini aku jarang sekali menghabiskan waktu bersamanya.

Pulang dari namsan tower ia menyuruhku mandi sedangkan ia memasak makan malam untuk kami. setelah mandi aku membantu Mei memasak, memang tak banyak yang bisa kulakukan. Kami makan malam bersama dengan gembira saling bercanda dan melempar lelucon. Hari ini adalah hari yang paling indah yang kulakukan bersama Mei.

Setelah makan aku menyuruhnya untuk mandi dan aku mencuci piring. Setelah selesai mencuci piring dan membersihkan meja makan, aku membuat susu coklat. Aku meletakkan susu coklat ke atas nampan dan membawanya ke kamar. Mei sudah selesai mandi, ia berdiri dibalkon kamar kami yang mengahadap taman belakang rumah ini.

Aku meletakkan susu diatas nakas dan berjalan mendekati Mei lalu memeluknya dari belakang. Meletakkan daguku di bahu Mei disela rambutnya yang setengah basah. Sangat nyaman saat bersamanya saat ini. Tanpa kata-kata hanya menyalurkan perasaan kami lewat pelukan. aku menyukai cara kami mengungkapkan perasaan kami seperti ini.

***

tbc

Mei mau pergi menenangkan diri

dan Jason akan sendiri

kasihan Jason nya

Chapter selanjutnya hari sabtu ya

Makasih buat yg baca My Bride

Vote My Bride

Komen My Bride

My Bride Chapter 16

13 Juni 2017 in Vitamins Blog

25 votes, average: 1.00 out of 1 (25 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 

Chapter 16

-Jason Lee POV-

Baru hari ini aku bisa mengajak Mei untuk membeli kucing. Karena seminggu ini aku sibuk latihan untuk konser terakhirku.

Hari ini hyung memberiku waktu libur satu hari untuk istirahat, tapi aku memanfaatkan waktuku bersama Mei sebelum konserku besok sekaligus pemberitahuanku kepada publik bahwa aku berhenti bekerja di dunia entertainment.

Setelah membeli kucing jantan untuk teman Kitty, aku mengajak Mei untuk   jalan-jalan. Aku mengajaknya ke Lotte World. Aku melihatnya antusias sekali saat sampai disana.

Akkkhh, cuaca hari ini panas sekali ditambah lagi aku harus mengenakan masker ini. Aku tak ingin membuat orang-orang yang ada disini mengenaliku dan mengganggu kagiatan kami hari ini.

Banyak wahana yang sudah kami coba, bianglala ini menjadi wahana terakhir kami, karena hari sudah menjelang sore, kami berada dipuncak atas bianglala saat matahari tenggelam. Pemandangan yang indah. Kulihat Mei menikmati jalan-jalan kami hari ini. Aku bahkan sempat kewalahan saat ia menarik tanganku kesana-kemari untuk mencoba wahana yang ada disini.

Semua wahana yang kami coba hari ini hampir semuanya wahana ekstrim dan aku hanya dapat mengelus dada melihat kelakuan istriku itu.

Aku sebagai namja saja sudah sangat lelah mencoba wahana ekstrim itu, sedangkan ia terlihat baik-baik saja, hanya aura senang yang aku tangkap dari wajahnya.

Karena sejak tadi ia tidak berhenti tersenyum. Aku senang melihat Mei tersenyum seperti ini membuatku bahagia.

Pandangan mata kami bertemu, aku mendekatinya memperpendek jarak diantara kami lalu mencium keningnya.

  ***

-Mei POV-

Hari ini adalah konser Jason, dia terlihat gelisah sejak tadi ia terus mondar-mandir. Aku berdiri dari tempat dudukku menghampiri Jason dan menggenggam tangannya berusaha menenangkannya.

Salah satu kru datang menyuruh Jason untuk bersiap naik ke atas panggung. Sebelum pergi Jason memeluk dan mencium keningku. Aku menonton Jason dilayar yang disediakan dibelakang panggung.

Jason menyanyikan lagu “It’s You” dari album pertamanya. Ya, aku mengetahui semua lagu Jason. Aku mencari tahunya sehari setelah Jason menyetujui hubungan palsu kami.

“annyeonghaseyo, terima kasih telah hadir dikonser ini dan menjadi pendukungku selama 10 tahun ini. Saranghaeyo, malam ini aku ingin memberitahu kepada kalian semua bahwa albumku saat ini menjadi album terakhirku” ujar Jason

“kumohon maafkan aku. aku memberitahukan ini kepada kalian langsung sebelum melakukan konferensi pers. aku ingin memenuhi keinginan appaku untuk menjadi pemimpin perusahaan”

“Aku ingin memenuhi keinginan terakhirnya. Aku harap kalian bisa mengerti. Aku mencintai kalian semua”

Terdengar suara riuh penonton yang berubah menjadi histeris dengan teriakan serta tangisan.

Aku sudah mengetahui prihal ini setelah pulang dari Lotte Word saat akan tidur, Jason memberitahuku alasan kenapa ia berhenti ia ingin memenuhi keinginan ayahnya menjadi penerus perusahaan.

Jason membungkukkan badannya dan kembali ke belakang panggung. Aku segera menghampiri Jason saat melihatnya sedih aku langsung saja memeluknya. Ia membenamkan wajahnya dibahuku.

Aku menepuk punggungnya pelan saat merasakan tubuh Jason berguncang, ia menangis dalam diam pasti merasa sedih meninggalkan dunia yang membesarkan namanya sejak ia remaja.

“ayo, kita pulang” ucapku.

Kami diantar Tae Woo pulang, ia menyandarkan kepalanya dibahuku dan menggenggam tanganku. Sejak tadi ia terus diam mungkin ia mengenang saat menjadi tranee dulu.

Kami sampai dirumah, aku menyiapkan Jason air hangat. Saat Jason mandi, aku membuatkan susu coklat untuknya. Ini salah satu kebiasaan yang aku lakukan sebelum tidur dan Jason mengikuti kebiasaanku ini.

Aku menyeruput susu coklat untuk mengurangi sedikit lelah yang mendera tubuhku. Seharian ini aku mengikuti kegiatan Jason kesana-kemari untuk mempersiapkan konser hari ini.

***

-Jason Lee POV-

Setelah mandi membuatku terasa lebih segar aku turun kebawah dengan kaos putih dan celana tidur warna hitam dan duduk disamping Mei. Susu coklat Mei sudah setengah sekarang, aku menyesap susu coklat buatan Mei.

Sebenarnya aku tak pernah lagi minum susu setelah remaja. Kebiasaan Mei telah menular kepadaku yang membuatku selalu ketagihan untuk selalu minum susu buatan Mei sebelum tidur.

“Jason hari sabtu ini anak panti akan pergi ke jeju. Boleh aku pergi kesana?” Mei meminta ijin padaku.

 “ada acara special disana?” tanyaku.

 “tidak ada, hanya liburan saja” jawabnya.

 “berapa hari kamu disana?” tanyaku lagi.

 “sepertinya 1 atau 2 hari” jawabnya.

“Mei maafkan aku hingga saat ini kita belum bisa pergi bulan madu padahal pernikahan kita sudah hampir satu tahun” seketika aku merasa bersalah karena sampai saat ini kami belum bulan madu.

“tak apa aku mengerti, kamu sedang sibuk saat ini”

Mei berdiri dan mengambil gelas sisa kami minum dan mencucinya. aku mendekatinya dan memeluknya dari belakang. Aku hanya ingin memeluknya saat ini dan melupakan kejadian hari ini yang membuatku sedih.

Mei mengelap tangannya yang basah lalu membelikkan tubuhnya menghadapku.

“ayo kita tidur bukankah besok kamu ada konferensi pers” ajaknya.

Aku mengangguk lalu mengikutinya dari belakang ke kamar untuk istirahat.

***

-Mei POV-

Aku membuka pintu sepelan mungkin, aku baru pulang dari pulau jeju. Aku memutuskan untuk pulang lebih dulu. Aku hanya menginap satu malam di jeju.

Entahlah aku tidak betah disana meskipun pemandangan di jeju lebih indah daripada seoul. Aku merindukan Jason, aku juga tak tahu apa yang terjadi padaku saat ini.

Saat di jeju aku merasa kesepian padahal disana begitu ramai mungkin karena Jason tak berada didekatku. Kehadiran Jason yang selalu didekatku menjadi suatu hal aku butuhkan. Jika tak ada dirinya, aku merasa ada yang kurang.

Aku melangkahkan kakiku dianak tangga menuju kamar sepertinya Jason masih tidur karena hari ini minggu, pasti ia lelah setelah bekerja seharian dikantor. Aku sengaja tak memberitahunya bahwa aku pulang hari ini.

Aku membuka pintu kamar, Jason tidak menyadari kedatanganku karena ia sedang menelpon seseorang di balkon kamar memunggungiku.

“aku belum memberitahunya hyung, aku takut saat Mei tahu bahwa aku penyebab kakeknya meninggal, dia akan pergi meninggalkanku” ucapnya.

Mendengar ucapan Jason membuatku merasa tak berpijak, kakiku lemah. Aku harus pergi dari sini.

Segera kututup pintu kamar dengan tangan gemetar segera aku turun dan pergi dari rumah ini sebelum Jason menyadari keberadaanku.

Aku tak ingin melihatnya saat ini, aku tak sanggup mendengar kebenaran yang selama ini ia tutupi dariku. Aku tak ingin    kata-kata itu keluar dari mulutnya.

***

tbc

Mei nya nangis, cup cup jgn nangis

Chapter 17 hari kamis ya

Makasih udh baca My Bride

vote My Bride

komen My Bride

My Bride Chapter 15

11 Juni 2017 in Vitamins Blog

26 votes, average: 1.00 out of 1 (26 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 15

-Jason Lee POV-

Malam hari setelah aku berbicara dengan halmeoni ia telah pergi selamanya. Sungguh ini mengejutkanku karna aku tidak dirumah sakit saat itu, aku sedang dirumah halmeoni bergantian jaga dengan hyung.

Kami baru pulang dari pemakaman, keadaan Mei sungguh membuat hatiku miris. Ia seperti kehilangan semangat hidup. Dia tidak menangis dia hanya diam pandangannya kosong. Apa yang harus aku lakukan sekarang, aku tak mungkin membiarkannya seperti ini terus.

Hari sudah gelap sekarang sejak pulang dari pemakaman Mei belum mengisi perutnya. Semua orang sudah membujuknya untuk makan tapi hasilnya mereka tidak berhasil.

Dari tadi ia berada di kamar halmeoni sepertinya ia akan tidur disana. aku menaiki tangga menuju kamar Mei memberinya waktu untuk sendiri. aku tahu rasannya kehilangan.

Kamar Mei tidak berubah sama seperti pertama kali aku masuk kesini. Aku selalu menyukai foto-fotonya diatas meja tapi hanya satu yang tidak aku suka fotonya bersama seorang pria jepang. Foto mereka diambil saat Mei masih di junior high school dan pria itu mengenakan seragam Senior high school mereka tersenyum sangat cerah difoto itu.

Kurebahkan tubuhku diatas kasur, percakapan terakhirku dengan halmeoni masih terngiang. Aku harus membertitahu Mei prihal kakeknya tapi itu tak mungkin mengatakannya sekarang.

Hal itu hanya membuat luka yang Mei rasakan saat ini semakin dalam setelah kematian neneknya dan fakta tentang kematian kakeknya yang disembunyikan oleh suaminya. Itu sama saja aku menaruh garam diluka seseorang.

***

Kakek orang yang paling keraspun tak bisa meluluhkan Mei untuk makan, ini sudah memasuk siang hari. Sudah hampir dua hari ia tidak memasukkan apapun kedalam perutnya. Aku ambil nampan berisi makanan untuk Mei. Seharusnya aku melakukannya dari kemarin, aku sudah tidak bisa mentolerir sikapnya yang menyakiti tubuhnya itu.

Aku letakkan makanan diatas nakas. Ia sedang memegang sebuah pigura yang aku yakin pasti foto halmeoni. Dia tak menyadari keberadaanku disampingnya. Aku ambil pigura itu, ia menatapku tajam. Ia menggapai tubuhku meminta kembali pigura itu. Aku menyembunyakannya dibalakang punggungku.

“jika kamu makan aku akan mengembalikan foto ini” ucapku memberinya penawaran.

 Ia diam membaringkan tubuhnya membelakangiku. aku tak akan menyerah begitu saja. Kubuka pigura mengeluarkan foto halmeoni dan melamparnya kedinding. Suara pecahan kaca membuat Mei membalikkan tubuhnya cepat, matanya melebar ketika melihat pigura yang sudah pecah berserakan dilantai.

“jika kamu tidak makan aku akan mengahancurkan foto ini seperti pigura itu, jadi cepatlah makan sebelum aku benar-benar melakukannya. Apa kamu tidak peduli lagi dengan hidupmu semua orang mengkhawatirkanmu. Apa kamu mau kakek, nenek yang masih hidup pergi karena sikapmu yang seperti ini”.

Ia diam, aku berjalan mendekatinya merengkuhnya kedalam pelukanku.

“Makanlah, apa kamu tak lihat mereka juga bersedih atas kematian halmeoni dan ditambah lagi keadaanmu yang seperti ini” bujukku.

“aku merasa bersalah, aku belum mengatakan yang sebenarnya tentang pernikahan kita, bagaimana kita membohonginya” ujar Mei.

“apa yang kamu khawatirkan Mei, kita tidak berbohong tentang pernikahan kita. Pernikahan kita sah Mei, kamu tidak tahu, aku menyukaimu sebelum aku bertemu denganmu. Jadi bisa dikatakan aku tidak berbohong dengan perasaanku”

Ia mendongakkan wajahnya menatapku, aku mengelus pipinya menyelipkan rambut dibelakang telinganya.

“apa kamu ingin bercerai denganku agar perasaan bersalahmu hilang?” tanyaku.

Ia terkejut mendengar pernyataanku, ia menggelang cepat aku tersenyum melihatnya, kucium keningnya.

“kita akan menjalani hidup yang bahagia Mei agar kebohongan kita kepadanya terbayar, apa kamu ingin mewujudkannya. Kamu tidak kehilangan halmeoni Mei, ia selalu bersamamu, ia selalu berada dihatimu Mei”.

 “iya, aku tahu”

“ayo makan sayang, kamu tahu kamu terlihat seperti mayat hidup sekarang” candaku. Ia tersenyum sungguh aku merasa lega sekarang, senyumnya kembali lagi.

Aku berdiri untuk mengambil makanan Mei diatas meja lalu menyuapkannya kedalam mulut Mei.

 “aku bisa makan sendiri Jason” ujarnya

 “tidak, aku ingin menyuapimu jadi diamlah dan buka mulutmu karena aku tak akan berhenti sampai kamu mengahabiskan makanan ini”

“tapi aku bukan anak kecil yang masih harus disuapi” rajuknya

 “aku tak peduli”

***

Sudah hampir tiga bulan setelah kematian halmeoni, kami kembali ke korea 1 minggu setelah pemakaman berlangsung. Aku masih dalam tahap belajar mengurus perusahaan ayah.

Entahlah, aku merasa aku tidak bisa menjalankan perusahaan ini. Kenapa tidak samchonku saja yang jadi pemimpin. Akkhh, ini membuatku pusing. Bahkan sebentar lagi aku akan melakukan konser terakhirku sebagai penyanyi.

Kurang dari satu bulan kedepan kontrak dengan agency ku akan berakhir. Aku sibuk dikantor, masa pengalihan jabatan akan dilaksanakan setelah kontrakku berakhir. Appa bogosipoyo, seandainya appa masih hidup. appa pasti akan menyemangati aku sekarang. Selesai pulang dari kantor aku mampir dulu untuk membeli sesuatu buat Mei, ia memintaku untuk membelikannya ice cream.

Aku memperbaiki letak kaca mataku, saat ini aku hanya memakai hoode, topi dan kaca mata. Pengunjung mini market disini sejak tadi sudah melirikku. Sepertinya mereka mulai curiga. apa ice cream kesukaan Mei. Aku tak tahu es krim kesukaan Mei, kenapa hal sekecil inipun aku tak tahu. ah aku ambil saja semua jenis dan langsung membayarnya .

Sesampainya dirumah, eomma menyambut kepulanganku. Setelah kematian Halmeoni, eomma sering datang kerumah untuk menemani Mei. Eomma bilang Mei membutuhkan seseorang yang selalu bersamanya.

Ya, aku akui itu, terkadang saat aku bersamanya ia suka melamun, aku tahu pasti ia masih merasa bersalah kepada Halmeoninya. Kulangkahkan kakiku mendekati Mei yang menonton TV dan Roze kucing pemberianku berada dipangkuannya.

***

-Mei POV-

Aku tersentak dari lamunanku karena seseorang memelukku dari belakang. Aku memutar tubuhku, kulihat Jason berdiri dengan pakaian kantornya tersenyum kepadaku, akhir-akhir ini ia semakin perhatian padaku.

Aku tahu Jason mengkhawatirkanku termasuk eommanim, ia bahkan sering berkunjung kesini. Ia akan pulang setelah Jason tiba dirumah. Jason duduk disebelahku membuka jas kantornya, meletakkan tangannya dibelakang punggungku. Aku merapatkan tubuhku dan bersandar pada Jason.

 “Apa yang kamu tonton Mei” tanyanya.

Aku tidak menonton layar televisi ini. Pikiranku masih berisi seputar halmeoni. Diamku menjadi suatu kesimpulan bahwa aku tidak mengetahui  apa yang aku tonton. Aku menundukkan wajahku, Jason menyentuh daguku untuk menatapnya. Ia mengelus pipiku dan mencium keningku.

 “Apa sebaiknya Kita carikan teman buat Kitty” ujarnya.

“kita beli kucing lagi agar Roze mempunyai anak, menurutmu bagaimana?” tanyaku

“ya, aku pikir juga begitu, ia terlihat kesepian di rumah ini”

  Jason mengangguk dan tangannya mengelus Roze yang tertidur pulas dipangkuanku.

Aku tahu Jason merasa kecewa karena sampai sekarang aku belum juga hamil.  Dia memang tak pernah mengutarakannya. Tapi aku tahu ia sangat menginginkan seorang anak diantara kami.

Itu terlihat saat Jason mengajakku untuk menjenguk istri temannya yang baru melahirkan. Bagaimana tatapannya saat melihat bayi, begitu cerah dengan senyum yang tidak terlepas dari wajahnya.

***

tbc

Tinggal 5 chapter lagi

tanggal 21 sudah end cerita My Bride

Terima kasih buat yg baca My Bride

Vote My Bride

Komen My Bride

My Bride Chapter 14

9 Juni 2017 in Vitamins Blog

28 votes, average: 1.00 out of 1 (28 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 

Chapter 14

-Jason Lee POV-

Aku berada di kantor appa, samchon memintaku belajar sebelum pengalihan perusahaan ketanganku. Sudah seharian aku disini dengan berkas-berkas yang bertumpuk diatas meja.

Aku mempelajarinya dengan seksama tapi ada juga yang membuatku pusing. Tapi aku bertekad harus menguasai ini agar para pemegang saham itu tidak meremehkan kemampuanku.

“kamu tidak pulang” Tanya samchon tiba-tiba.

“belum, masih banyak yang harus ku pelajari” jawabku tanpa mengalihkan pandanganku terhadap berkas-berkas itu.

“pulanglah sebentar lagi malam, apa kamu tak ingin bersama istrimu menghabiskan waktu berdua” ujarnya menggodaku.

“aku tahu samchon baru menikah jadi jangan mengingatkanku akan hal itu” ucapku ketus, samchon tertawa mendengar ucapanku.

“Ya sudah selamat bekerja, aku pulang dulu” ujarnya berpamitan.

Aku melanjutkan mempelajari berkas berisi tentang laporan keuangan. Ponselku berbunyi, aku tersenyum saat melihat nama yang tertera disana.

“yeoboseyo” sapaku, hening kenapa Mei tak bersuara.

 “Mei kamu kenapa ? kenapa hanya diam saja, jangan buat aku takut begini”

 “Jason” lirihnya selebihnya hanya suara tangisan Mei yang terdengar, apa yang terjadi padanya. Aku berdiri mengambil kunci mobil melesat pergi menuju parkiran. Sesampainya dirumah, kulihat Mei sedang mondar-mandir dengan wajah yang penuh air mata. Kuberjalan mendekati dan memeluknya.

“ada Mei kenapa kamu menangis seperti ini” tanyaku.

“halmeoni masuk rumah sakit, aku ingin ke Jepang sekarang Jason” ujarnya .

“kita pasti akan kesana, tenangkan dirimu sayang” aku membawanya duduk mengambilkan air minum untuk menenangkannya.

Kurogoh ponselku menelpon seseorang yang akan membawa kami ke Jepang secepatnya.

“samchon bisa siapkan pesawat pribadi appa, aku membutuhkannya setengah jam lagi” ucapku memutuskan sambungan tanpa mendengarkan pertanyaannya.

Aku meninggalkan Mei diruang tamu melesat ke kamar membereskan pakaian yang akan kami bawa ke Jepang. Mei masuk membantuku membereskan pakaian, ia sudah tidak menangis lagi.

Gerekan Mei terhenti karena ia tak bisa menresleting koper kami, tangannya gemetar, ia menangis lagi. Aku mengambil alih menutup koper lalu memposisikan Mei dihadapanku. Menghapus air matanya membawanya lagi kedalam pelukanku, menenangkannya.

“halmeoni pasti baik-baik saja, ayo kita berangkat sekarang” ujarku melepaskan pelukan kami, mengambil koper dan menyeretnya turun. Ada untungnya juga mempunyai pesawat pribadi untuk situasi seperti ini.

Aku memasukkan koper kedalam bagasi lalu mengendarai mobil menuju bandara. Samchon memberitahuku lewat pesan bahwa pesawat kami sudah siap.

Kutolehkan wajahku kesamping kemudi, Mei duduk dengan gelisah. Ia meremas-remas tangannya. Suatu kebiasaan yang ia sering lakukan saat sedang gugup dan cemas sama seperti saat ini. Kugenggang tangannya dengan sebelah tanganku menyalurkan ketenangan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

***

-Mei POV-

Aku bergegas turun dari taxi saat tiba dirumah sakit mininggalkan Jason. Aku bertanya pada meja informasi letak kamar halmeoni. Saat Jason berada dihadapanku dengan membawa koper ditangannya.

Aku menarik tangannya mengikutiku. Sesampainya diruang inap kulihat halmeoni sedang terbaring. Aku duduk dikursi disamping ranjang halmeoni.

Hiroshi berjalan mendekatiku dan memegang pundakku, kutolehkan wajahku menghadapnya. Kakakku terlihat kusut dan juga letih terlihat sekali ia kurang tidur.

“oppa, pulanglah aku akan menjaga halmeoni” ujarku. Ia mengangguk lalu pergi.

Kuperhatikan wajah halmeoni yang semakin tirus, seharusnya aku lebih perhatian sama halmeoni, appa eommo mianhae aku mengecewakan kalian.

Aku tak bisa menjaga halmeoni dengan baik dan membahagiakannya. Kuedarkan pandanganku keseliling ruangan tak menemukan keberadaan Jason diruangan ini, kemana ia pergi. Aku berdiri karena ingin ketoilet membasuh mukaku agar terasa segar, sekarang sudah jam 8 malam. Saat keluar aku menemukan Jason ia melambaikan tangannya menyuruhku duduk disampingnya.

“makanlah Mei ini sudah waktu makan malam dan kamu melewatkannya. Kamu tak ingin jatuh sakit bukan, siapa yang akan merawat halmeoni jika kamu jatuh sakit” ujarnya.

Ucapannya ada benarnya juga, aku tak boleh sakit. Kuambil makanan yang Jason siapkan dan memasukkannya kemulutku. Aku berhenti memasukan makanan kedalam mulutku ketika mendengar erangan Halmeoni. Terima kasih Tuhan, halmeoni sudah sadar.

Aku terbangun dari tidurku, kuregangkan tubuhku yang terasa pegal karena tidur disofa. Kudekati Mei yang tidur dengan posisi duduk dekat ranjang halmeoni.           Kubenarkan letak selimut Mei pasti sakit sekali tidur dengan posisi seperti ini, aku sudah menyuruhnya tidur disofa tapi ia bersikeras untuk tidur didekat halmeoni. Ia sudah sadar sebelum Mei menyelesaikan makan malamnya. Maka dari itu dia bersikeras untuk tetap disisi neneknya.

Setelah selesai mandi, ku ambil topi yang tergelatak diujung sofa lalu mengenakannya. Aku ingin membeli sarapan pagi buat kami berdua. Keberadaanku sudah diketahui oleh seluruh penghuni dirumah sakit ini. Tapi aku bisa bernapas lega karena mereka begitu pengertian tidak menggangguku, mereka tahu alasanku berada disini. Saat kembali ternyata Mei sudah bangun kuajak ia sarapan bersama. Setelah selesai sarapan aku menyuruhnya mandi. Aku menggeser kursi dan duduk didekat ranjang halmeoni, ia sudah bangun.

“aku ingin menanyakan sesuatu padamu”

“apa halmeoni katakan saja”

“apa kamu anak namja itu 10 tahun lalu dirumah sakit seoul. Anak yang ditolong oleh suamiku. kalung itu pemberianmu bukan, kalung itu didesain khusus buat Mei untuk hadiah ulang tahunnya. Kakeknya sendiri yang mendesiannya. Jadi apakah benar kamu anak itu” tanyanya.

“ya heolmoni, aku anak itu, aku memberikan kalung itu kepada Mei. Mianhae gara-gara aku aboeji meninggal”

“sudahlah itu masa lalu, aku merasa bangga dengan sikap suamiku itu yang selalu menolong orang lain”

“apa kamu mencintai Mei Jason”

“iya, saya sangat mencintainya”

“apa pernikahan kalian karena kamu merasa berhutang budi kepada keluarga ini”

“tidak halmeoni aku mencintainya bahkan aku menyukai Mei sebelum aku mengetahui Mei adalah cucu aboeji”

“syukurlah kalau begitu, halmeoni bisa tenang sekarang”

“apa Mei mengetahui hal ini”

“tidak, aku belum memberitahunya”

“kau harus memberitahunya sebelum Mei mengetahui dari orang lain”

“aku mengerti halmeoni, aku akan memberitahunya”

“berjanjilah Jason kamu akan membahagiakan, melindungi, dan menyayangi Mei”

“tanpa berjanji aku akan tetap melakukannya”

***

tbc

sambil nunggu dosen post cerita dulu

part 13 memang pendek

makasih buat yang udah baca My Bride

vote My Bride

komen My Bride

 

My Bride Chapter 13

7 Juni 2017 in Vitamins Blog

29 votes, average: 1.00 out of 1 (29 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 13

-Jason Lee POV-

“ayo kita duduk” ujarku.

Mei duduk disampingku sedangkan Jean duduk didepan kami.

“Mei-ah, sebenarnya aku ingin memberitahumu bahwa Jean”.

“aku sudah tahu apa yang ingin kamu sampaikan” potongnya cepat sebelum aku mengatakan bahwa Jean adalah adikku.

“benarkah, kamu sudah tahu” ujarku.

“aku sudah tahu apa yang ingin kalian katakan, aku mendukung keputusan kalian, mungkin sudah saatnya aku ke Eropa” ujarnya membuatku tak mengerti.

“apa maksudmu Mei?” tanyaku

“Jason terima kasih telah mau menjadi suamiku memenuhi keinginan bodohku, maaf aku menjadi penghambat hubungan kalian, Jean-shi kamu tenang saja kami akan bercerai secepatnya”

“apa yang kamu bicarakan, kamu ingin kita bercerai” bentakku, aku tak bisa menahan emosiku mendengar ucapannya.

“itu jalan terbaik untuk kita semua” ucapnya.

***

-Mei POV-

Aku sudah tak tahan, air mataku sudah akan jatuh. Aku berpegangan pada meja saat kaki lemas saat berdiri lalu membungkuk, melangkah pergi meninggalkan mereka.     Aku berlari menuruni tangga dengan air mata yang terus mengalir, telingaku seakan tuli mendengar suara panggilan Jason dari belakang.

“Mei” aku mendongakkan wajahku yang dari tadi terus menunduk, aku tak ingin melihat pandangan orang terhadapku yang keluar dari restoran ini dengan wajah dipenuhi air mata.

“eommanim” ucapku saat ini ibu Jason berdiri didepan pintu masuk bersama samchon Jason dan juga istrinya. Eommanim menghampiriku. Aku menghapus air mataku cepat.

 “kamu kenapa sayang, apa Jason menyakitimu?” tanyanya.

Aku hanya menggeleng, aku tak mampu mengeluarkan suaraku untuk menjawab pertanyaan eommanim. Seharusnya aku yang sudah menyakiti Jason karena telah mempersulit hubungannya.

“Kemana Jason, kenapa ia tak bersamamu, apa Jean yang membuatmu seperti ini, apa kamu terluka dengan perkataannya. Jean itu kenapa ia bisa mempunyai mulut yang pedas, ayo sayang kita temui mereka”.

Eommanim menarikku kembali keruangan itu lagi, Samchon dan istrinya mengikuti kami dari belakang.

Aku menaiki tangga dengan susah payah. Saat eommanim menarikku masuk kedalam,  Jason masih duduk ditempatnya saat aku meninggalkannya tadi begitu juga dengan Jean.

***

-Jason Lee POV-

“Yak, apa yang kalian berdua lakukan terhadap menantuku” suara eommo sungguh memekakkan telinga.

“kami tak melakukan apapun” Jean menjawab pertanyaan ibuku.

Mei berdiri disamping ibuku dengan mata sendu.

“Jason bicara dengan istrimu, selesaikan masalah kalian” aku menarik Mei pergi, membawanya keatap restoran ini.

“apa yang terjadi padamu Mei, kenapa tiba-tiba ingin bercerai” bentakku saat tiba diatap.

Aku sudah tak tahan menahan emosiku terhadapnya. Ia menangis, aku menghembuskan napasku, lalu memeluknya.

“aku hanya tak ingin menganggu hubunganmu dengan Jean, bukankah saat menikah kita tak mempunyai pasangan dan sekarang kamu sudah mempunyai Jean sebagai kekasih”

“apa maksudmu Jean kekasihku, aku tak memiliki kekasih, aku memilihmu sebagai istriku. Apa kamu mengira Jean adalah istriku” ia mengangguk dalam pelukanku. Kulepaskan pelukanku lalu menatap wajahnya.

“bodoh dari mana kamu mendapatkan gagasan itu, dia itu adikku namanya Lee hye rim tapi ia lebih suka dipanggil Jean” aku menggeleng tak percaya dengan sikap Mei. Jadi ia bersikap aneh karena mengira Jean kekasihku.

“kau menciumnya kemarin” ucapnya polos.

“apa tak boleh aku mencium adikku sendiri, dia baru kembali dari Amerika, ia ingin menghabiskan waktu liburnya disini, seharusnya kamu bertanya dan jangan membuat kesimpulan sendiri” ujarku

“aku kira kau ingin bercerai dariku karena pernikahan kita dilakukan saat kita sedang sendiri. aku mengira kau sudah menemukan kekasih untuk menjadi pendampingmu” ucapnya membela diri.

“aku tak ingin mendengar kata bercerai lagi dari mulutmu Mei, kau istriku buang pikiran bahwa aku menikahimu karena kesehatan Halmeoni, jangan kau anggap pernikahan kita hanya sebuah kesepakatan aku melakukannya karena aku mencintaimu Mei. Jadi jangan hancurkan hatiku dengan kata-kata perpisahan itu, aku membencinya”

Aku menghapus air matanya lalu memeluknya lagi, kucium kepalanya.

“sudah saatnya kita kembali sayang, mereka sudah pasti kelaparan menunggu kita, kamu tak ingin bukan mendengarkan ocehan adikku”

Mei hanya mengangguk, saat kembali sudah banyak makanan yang tersedia. Saat makan berlangsung kulihat Mei sudah akrab dengan Jean.

Aku tersenyum mengingat kelakuan bodoh istriku itu mengira Jean sebagai kekasihku. Tapi itu membuktikan bahwa ia mencintaiku bukan dengan sikap cemburunya itu.

***

tbc

ide cerita ku yg lain “School Series”

satu sekolah dikelompokkan menjadi 4 seperti di Harry Potter, karna dapat ide dari asrama hogwarts

Shine: kelompok anak terkenal seperti artis, penyanyi, model

Champion: kelompok anak yang aktif di ilmu bela diri

Master: kumpulan anak pintar

Golden: kumpulan anak kaya

jadi seragam mereka juga beda

terima kasih buat yg baca cerita My Bride

vote My Bride

n komen My Bride

chpter 14 hari jumat ya

kalau cerita fans faction pasangan siapa yang kalian suka?

My Bride Chapter 12

5 Juni 2017 in Vitamins Blog

26 votes, average: 1.00 out of 1 (26 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 12

-Mei POV-

Hari ini ada perayaan ulang tahunku di panti, sungguh aku merasa senang dengan semua yang mereka siapkan untuk merayakannya bahkan ada cucunya Halmeoni yang datang namanya Park jung so, dia namja yang ramah menurutku meskipun baru pertama kali kami bertemu.

“kamu belum pulang Mei” tanyanya berdiri disampingku.

“belum aku menunggu jemputan” jawabku, aku sedang berdiri didepan pintu masuk panti menunggu Jason, kenapa ia belum datang juga bukannya dia yang mengatakan akan menjemputku.

Park Jung so menemaniku menunggu Jason, ternyata Park jung so mempunyai sisi humoris juga, aku tak bisa berhenti tertawa mendengar cerita-ceritanya, ini berbanding terbalik dengan penampilan bosnya.

Ttiiit, suara klakson mobil menghentikan cerita Park ji so, itu mobil Jason.

“aku pulang duluan ya, terima kasih atas ceritanya itu kuanggap sebagai hadiah ulang tahun” ujarku. Aku sedikit berlari karena Jason terus saja membunyikan klaksonnya.

Saat masuk Jason menatapku tajam, apa kenapa ia menatapku seperti itu, seharusnya aku yang marah karena ia sudah membuatku menunggu padahal ia yang berjanji menjemputku.

“siapa namja tadi sepertinya kamu senang sehingga tak menyadari kedatanganku” ujarnya.

“dia cucunya Jung Halmeoni, kamu dari mana saja jika tak bisa menjemputku tidak perlu memaksakan diri, aku bisa pulang sendiri” ucapku ketus saat mendengar ucapannya yang bernada tinggi.

“aku membeli sesuatu, aku ingin memberikan kejutan untukmu tapi ternyata istriku sedang tertawa bahagia dengan pria lain” ucapnya.

Selama perjalanan pulang tak ada pembicaraan diantara kami. saat sampai dirumah Jason membuka bagasi dan memberikan sesuatu kepadaku, jadi ini kejutannya seekor kucing anggora putih tidur terlelap dikandangnya. Kenapa suamiku ini selalu membuatku tak mampu berkata-kata dengan sikapnya. Air mataku jatuh, aku menangis terharu dan merutuki mulutku karena mengucapkan kata-kata tak pantas pada orang yang begitu perhatian padaku.

“kenapa kamu menangis Mei-ah, aku tak bermaksud marah padamu, aku hanya merasa kesal melihatmu tertawa begitu lepas dengan pria lain, maafkan aku berkata kasar padamu” ujarnya.

Aku menggeleng mendengar ucapan Jason seharusnya aku yang meminta maaf padanya, ia menghapus air mataku.

“tidak, mianhae seharusnya aku yang meminta maaf padamu” isakku.

“sudahlah, anggap saja kita impas” ucapnya sambil memelukku.

 ***

-Jason Lee POV-

Hari ini adalah pernikahan samchonku, dia baru menikah sekarang dengan sekretaris barunya. Umur samchonku sudah  kepala 4 dan sekretarisnya baru berumur 25 tahun. Mereka terpaut 15 tahun. dari dulu ia tak pernah tertarik dengan komitmen.

Entah kenapa setelah bertemu dengan sekretaris barunya yang bekerja kurang dari 1 tahun. mereka memutuskan menikah. Aku menunggu Mei selesai berdandan, samchon mengirim penata rias bahkan sudah menyiapkan pakaian untuk kami berdua. Sudah hampir setengah jam aku menunggu Mei, kenapa lama sekali.

Aku merasa haus, kulangkahkan kakiku kedapur, kutuangkan air ke gelas dan membawanya keruang tamu, saat melewati tangga, aku hampir tersedak saat melihat Mei turun dengan gaun selutut dengan tali sejari dan bagian bawah yang berpola seperti bunga warna biru, pola yang rumit menurutku tapi sangat pas dengannya.

“Jason, ayo kita pergi” ujarnya, tak kusadari Mei sudah berdiri dihadapanku.

“Jason bukankah seharusnya kau letakkan gelasnya terlebih dahulu” ujarnya sukses menghentikan langkahku.

Kenapa aku bisa lupa dengan gelas ini. Kemana karismaku sebagai artis. Kenapa selalu hilang saat bersama Mei. Saat acara berlangsung aku menyambut para tamu yang notabennya lebih banyak rekan bisnis perusahaan appa. Aku ditemani oleh Mei dan juga menager perusahaan.

Saat berkeliling terlihat sekali Mei merasa tak nyaman dengan pandangan orang-orang yang melihatnya. Pandangan tamu wanita yang sinis, karena mereka iri dengan Mei yang menjadi pendampingku, seorang penyanyi dan mempunyai perusahaan sebesar Jason Co.

Aku menggeram kesal terhadap tamu namja di pesta ini, bagaimana tidak semua arah pandangan mereka kearah tubuh istriku, memang tak bisa dipungkiri Mei sangat cantik malam ini. Mei memang berbeda dengan tamu wanita yang hadir disini dengan kulit yang kecoklatan dengan rambut yang digerai kesamping memperlihatkan punggungnya terekspos.

Aku baru menyadari pakaian yang Mei kenakan dipesta ini. Ini gara-gara samchon kenapa memberikan Mei pakaian seperti ini, jika tahu pakaian ini mengekspos tubuh istriku sudah pasti aku tak mengijinkan Mei memakainya.

“Mei-shi” panggil seseorang, aku berbalik begitu juga Mei.

“Park jung so-shi”

kau disini, aku merasa tak yakin ini dirimu, kau terlihat berbeda” ucapnya. Kulihat Mei tersipu atas pujian Park Jung so, aku melingkarkan tanganku dipinggang Mei, aku ingin memberitahu namja bernama Park Jung so ini bahwa Mei milikku.

Aku begitu kesal dengan kehadiran namja ini, karena ia tamu samchon aku harus menjaga sikapku terhadapnya. Aku dengan sengaja mengajak Mei untuk menyapa tamu yang lain untuk mengjauhkan Mei dengan namja itu karena aku tidak suka melihatnya dekat dengan istriku.

***

-Mei POV-

Setelah selesai mengajar dipanti aku pulang menggunakan bus, sebelum pulang aku mampir dulu ke mini market, ada barang yang harus dibeli.

Setelah selesai berrbelanja aku berjalan kaki dari mini market sampai kerumah. Menikmati sore hari pada musim panas memang menyenangkan.

Selama perjalanan aku berpikir akan memasak makanan apa untuk Jason malam ini. Saat mendekati rumah kulihat Jason berada diluar rumah bersama seorang yeoja.

Mereka terlihat sangat akrab, saat sebuah taxi datang yeoja itu memeluk Jason dengan erat dan mereka tertawa. Tawa yang tak pernah aku lihat saat ia bersamaku.

Aku membelalakkan mata saat yeoja itu mencium pipi Jason, apa-apaan mereka bermesraan didepan rumah. Apa mereka tak takut jika nanti hal ini akan menjadi scandal.

 Yeoja itu masuk kedalam taxi dan membuka kacanya, melambaikan tangan. Jason berjalan mendekati yeoja itu dan mengacak rambutnya lalu mencium kening wanita itu.

Tiba-tiba kakiku meresa lemas tak mampu melangkah, kenapa Jason melakukan ini, apa ia ingin membalasku, ia selalu marah saat aku berdekatan dengan Park Jung So dan sekarang ia bersama wanita lain.

Taxi itu sudah pergi saat berbalik Jason melihatku dan tersenyum berjalan menghampiriku.

Aku hanya diam ditempatku berdiri, air mataku sebisa mungkin ku tahan, seperti inikah rasanya dikhianati. Aku baru pertama kali merasakannya, sungguh ini sangat sakit.

Aku masuk kerumah meninggalkan Jason yang masih berdiri diluar. Aku tak ingin menangis didepannya

  ***

-Jason Lee POV-

Mei sedang menyiapkan sarapan pagi ini, dari semalam ia selalu menghindariku, entahlah ini hanya perasaanku saja, ia hanya menjawab singkat semua obrolan kami.

aku ingin mengajaknya bertemu dengan Jean Lee, adikku, ia sedang liburan musim panas di Korea, aku ingin memperkenalkan Mei dengannya, dia tak bisa datang saat pesta pernikahanku dan juga samchon karena sedang kuliah di California.

“Mei-ah, apakah bisa siang ini menemaniku menemui seseorang” tanyaku.

“apakah yeoja itu” tanyanya balik, aku mengernyitkan dahi bingung.

“wanita yang datang kerumah kemarin sore” ujarnya.

“benar”

Ia hanya mengangguk, ia meletakkan sarapan kami di atas meja. Menarik kursi didepanku, kenapa ia tidak duduk disampingku. Aku ingin sekali bertanya padanya. Tapi melihatnya diam dengan wajah murung, aku mengurungkan niatku mungkin ia membutuhkan waktu untuk menceritakannya.

“wanita itu cantik, cocok denganmu” ujarnya.

Aku tak mengerti dengan ucapannya. Yeoja, siapa yang ia maksud. Apa aku terlihat sedang berselingkuh sekarang. Perasaan aku tidak sedang dengan yeoja manapun selain Mei tentunya.  Sudahlah nanti kutanyakan saja saat mood Mei sedang baik. Aku hanya diam menanggapinya.

Ia menghabiskan sisa makanannya lalu meminum susu coklat, dia sangat suka coklat. Setelah itu ia mencuci piring kotornya dan  pergi meninggalkanku sendiri. kenapa sikapnya seperti ini, aku bingung apa yang terjadi padanya.

***

-Mei POV-

Kami mamasuki restoran yang sama saat ulang tahunku, bedanya saat itu malam hari. Para pelayan menyambut kami didepan dengan senyuman yang merekah di wajah mereka.

Aku memaksakan diriku untuk tersenyum yang sangat sulit dilakukan saat ini. Bagaimana tidak sebentar lagi aku akan bertemu dengan kekasih Jason.

Mungkin sudah saatnya kami berpisah, usia pernikahan kami sudah menginjak 10 bulan. Kondisi halmeoni juga sudah membaik sekarang, mungkin sebentar lagi keinginanku ke eropa akan segera terwujud.

Pelayan itu membawa kami kelantai atas, kami masuk kedalam ruangan yang tak terlalu besar, sepertinya tempat ini spesial room yang ada disini. Wanita itu duduk tenang, saat melihat kami ia berdiri lalu memuluk Jason. Aku menahan diriku untuk tidak menamparnya saat ini juga, kenapa mereka harus bermesraan didepanku.

 “Jean ini Mei” ujar Jason saat wanita itu melepaskan pelukannya.

Wanita itu tersenyum, ya Tuhan kenapa ia mempunyai senyum seteduh ini, pantas saja Jason lebih memilihnya dibandingkan diriku yang tak ada apa-apa dibandingkan wanita ini dengan pakaian feminim yang melakat ditubuhnya berbeda sekali denganku. dengan wajah korea asli sangat cantik.

“jeoneun Jean imnida” ujarnya membungkuk hormat.

“jeoneun Mei imnida” aku juga membungkuk.

Tuhan, kuatkan aku untuk mendengar berita tentang hubungan mereka. Aku harus merelakan Jason jika memang ia tidak mencintaiku.

***

tbc

namja: pria

yeoja: wanita

samchon: paman

terima kasih buat yg udh

baca cerita My Bride

vote My Bride

and komen My Bride

Chapter 13 hari rabu ya

My Bride Chapter 11

3 Juni 2017 in Vitamins Blog

30 votes, average: 1.00 out of 1 (30 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 

Chapter 11

-Jason Lee POV-

Hari ini setelah selesai dari talk show aku langsung pulang, seharian ini jadwalku padat sekali. Sekarang saja hampir jam 12 malam. Pasti Mei sudah tidur sekarang. Kulangkahkan kakiku masuk kerumah, aku ingin segara tidur tapi sebelum itu aku ingin kekamar Mei dulu.

Kubuka perlahan pintu kamar Mei, yeoja itu tidak ada dikasurnya. Mei sedang duduk dilantai balkon, ia tak menyadari kehadiranku. Ia menggenggam selembar foto.

“eomma, appa aku merindukan kalian, hari ini anniversary pernikahan kalian bukan.  Aku sudah menikah sekarang tapi aku tak tahu sampai kapan pernikahan ini dapat bertahan. Aku akan sendirian nantinya, aku tak mungkin menyusahkan oppa”.

“Halmeoni, kakek, nenek akan menyusul kalian juga pada akhirnya, bukannya aku menyumpahi mereka pergi secepatnya tapi cepat atau lambat kita semua akan mati bukan” ujarnya. Aku terdiam didepan pintu kamar Mei.

“aku tak ingin sendiri eomma, apa pernikahan ini bisa dilanjutkan, aku tak tahu perasaan Jason terhadapku sampai sekarang ia tak pernah menyentuhku lebih dari pelukan. apa aku bodoh mengaharapkan pernikahan ini dapat dilanjutkan karena aku mulai mencintai suamiku sendiri eomma, aku takut jika suatu saat nanti ia akan meminta cerai dariku, aku tak ingin sendiri eommo” ucapnya.

“kau tak akan sendiri, karena aku akan selalu bersamamu Mei” ucapku.

Saat mendengar ucapanku, Mei berdiri dan membalikkan tubuhnya menghadap kearahku, kulangkahkan kakiku mendekatinya. Saat aku berdiri tepat dihadapannya, ku elus wajahnya lalu mencium bibirnya.

“aku tak pernah berpikir akan menceraikanmu Mei, aku tak pernah mengira sikapku yang menyentuhmu sekedar pelukan akan membuatmu begini, aku tak ingin memaksamu, meskipun pernikahan ini keputusan kita berdua” ucapku.

“tapi aku ini istrimu Jason, sudah kewajiban dan seharusnya aku melayanimu” bantahnya.

“Aku tak ingin kita melakukannya hanya karena kewajiban. Aku ingin kita melakukannya karena memang kemauan kita berdua tanpa ada unsur paksaan sedikitpun” ucapku.

Ia diam sambil meremas tangannya, kutarik ia kedalam pelukanku, kuelus rambut hitamnya. “ayo lakukan malam pertama kita yang tertunda sayang” bisikku.

***

Sebentar lagi ulang tahun Mei, tinggal 1 jam lagi. Aku baru mendapatkan kue dari toko yang hampir tutup.

Aku memaksa karyawannya untuk membuka kembali tokonya awalnya ia menolak tapi saat melihat wajahku, ia langsung membukanya kembali. Ada untungnya juga jadi artis, sungguh sangat membantu saat mendesak seperti ini.

Tapi masalahnya sekarang aku belum juga mendapatkan hadiah. Aku bingung mau memberikan hadiah apa. seharian ini jadwalku sangat padat, aku tak punya waktu untuk mencari hadiah, aku jadi menyesal kenapa tidak minta bantuan hyung saja untuk mencari hadiah buat Mei.

“akkhh, bodoh bukannya aku punya kalung Mei” gumamku.

Segera saja melajukan mobilku pulang kerumah. Sesampainya dirumah kulangkahkan kakiku menaiki tangga kekamar orang tuaku yang sekarang menjadi kamar kami berdua, setelah kejadian malam itu aku memutuskan untuk tidur bersamanya.

Kubuka pintu kamar dengan tangan kiriku karena yang kanan kugunakan untuk membawa kue. Kulihat Mei sedang tidur dengan membelakangiku. 5 menit lagi. Kubuka bungkusan kue dan kunyalakan lilin.

Ku dudukkan tubuhku ditepian tempat tidur, memperhatikan wajahnya yang terlelap sungguh membuat lelahku hilang. Kucium keningnya, mata, dan juga pipinya, supaya ia bangun. Ia mengerang dan membuka matanya perlahan.

“saengil chukha hamnida Mei-ah” ucapku saat melihat jam tanganku pukul 12 malam.

“terima kasih” ujarnya

“ayo tiup lilinnya sekarang” perintahku.

***

-Mei POV-

Kumainkan kalung yang berbandul namaku yang rantainya ada salju yang berjarak 2 cm satu dengan yang lain melingkar dileherku saat ini, hadiah dari Jason saat ulang tahunku. Aku sungguh terkejut saat Jason memberiku selamat ulang tahun tepat jam 12 malam.

Terlebih lagi malam ini Jason mengajakku makan malam diluar, sekarang aku sedang memilih baju untuk makan malam bersamanya. Aku sudah bolak-balik ganti baju dari tadi tapi aku belum juga mendapatkan yang pas untuk pergi makan malam. Karena pakaianku lebih banyak celana jeans, kaos, sedikit sekali pakaian feminim yang aku punya. Ah, kenapa aku bisa lupa bukannya halmeoni mengirimkan hadiah ulang tahunku berupa pakaian.

Kubuka kotak yang aku terima tadi siang, aku hanya melihatnya sekilas tadi, sejak ulang tahunku yang 17, halmeoni selalu memberikan hadiah pakaian yang feminim. Pakaian yang halmeoni kirimkan sangat cantik menurutku berupa dress selutut berwarna peach dengan renda dipinggangnya, terima kasih halmeoni kamu sungguh peri penyelamatku.

Saat pukul 6 lewat 20 menit Jason menjemputku, pakaian yang ia kenakan masih pakaian panggung, sebelum pergi ia mengganti bajunya dengan kemeja hitam  dibalut dengan jaket coklat serta celana jeans dan juga topi. Setiba direstoran kami duduk dipojok ruangan.

“aku pergi ketoilet sebentar” ujarnya. Aku hanya mengangguk. Ponselku  yang kuletakkan diatas meja bergetar, ada pesan dari Gilang.

Selamat ulang tahun Mei, maaf baru mengucapkannya sekarang

Anak itu pasti lupa lagi dengan ulang tahunku, dia selalu telat memberiku ucapan selamat.

Kau lupa lagi, cepat nikahi Windi agar dia bisa mengingatkanmu ulang tahunku

Terdengar suara lantunan musik piano dan sebuah suara merdu, aku mengenali suara ini, kutolehkan wajahku kesumber suara. Jason tersenyum kearahku. Ia sudah melepaskan topinya dan kaca mata yang ia kenakan tadi. Semua pengunjung yang ada disini menikmati lagu yang Jason nyanyikan dan tak sedikit yang mengambil fotonya.

“lagu ini kupersembahkan untuk istriku tersayang, selamat ulang tahun” ujar Jason lalu bernyayi kembali.

Setelah selesai makan malam, kami keluar dari restoran, lalu jalan-jalan kedaerah myungdong saat melewati sebuah toko hewan, aku melihat seekor kucing angora berwarna putih sedang tidur dikandangnya. Melihat kucing itu mengingatkan dengan kucingku dulu pemberian kakek saat ulang tahunku yang kesepuluh.

“kenapa berhenti Mei” suara Jason memutuskan lamunanku.

“maafkan aku” ujarku meresa tak enak karena berhenti seenaknya.

“Ayo kita kesungai Han, aku ingin melihatnya dimalam hari” ajakku padanya.

***

tbc

saengil chukha hamnida: selamat ulang tahun

udh hari sabtu saatnya post My Bride

terima kasih buat yg udh baca cerita My Bride

vote n komen nya

Chapter 12 hari senin ya

see you

My Bride Chapter 10

1 Juni 2017 in Vitamins Blog

29 votes, average: 1.00 out of 1 (29 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 

Chapter 10

-Jason Lee POV-

Aku mengendarai mobil hyung kerumah sakit meskipun aku enggan melihat wanita itu lagi, aku harus kesana untuk memastikan keadaannya. Perkataan Mei masih terngiang ditelingaku. Melihatnya menangis sungguh membuatku marah, terlebih aku yang melakukannya.

sekarang aku berada dirumah sakit ini, bertemu dengan ibu yang sudah meninggalkanku sungguh tak pernah aku harapkan sebelumnya. Aku pikir saat ia meninggalkanku dan ayah untuk pria lain menjadi terakhir kalinya kami bertemu.

Aku berjalan dikoridor rumah sakit mencari ruang inapnya. Saat aku tiba didepan pintu. Aku tercekat tak mampu bergerak saat melihat betapa perhatian namja itu terhadap wanita yang dulu kuanggap sebagai ibu.

Tanpa aku sadari aku meneteskan air mata, sebarapa keras aku bilang membencinya, jauh dalam lubuk hatiku aku merindukannya. Sangat merindukan sosok wanita itu menjadi ibuku. Kenangan indah bersamanya dulu berputar dalam memori otakku saat keluargaku masih utuh saat aku, Gina bersama ayah dan ibuku bersama.

Aku menghapus air mataku berbalik melangkah pergi meninggalkan rumah sakit, aku tak sanggup bertemu dengannya. Aku merasa iri dengan kebersamaan mereka. Jika aku muncul hanya akan merusak momen bahagia mereka.

Aku memutuskan pulang kerumah, aku menemukan Mei sedang menonton TV di ruang tengah, dia tidak benar-benar sedang menonton TV pandangannya kosong.

***

-Mei POV-

Aku tersentak kaget saat seseorang menyentuh pundakku, saat menoleh aku melihat Jason berada dibelakangku. Aku masih marah padanya, kuraih remote dan mematikan TV.

Aku berdiri melangkahkan kakiku meninggalkan Jason, baru beberapa langkah    Jason menarik tubuhku kedalam pelukannya. Aku terus meronta saat ia memelukku dengan kuat. Aku terus memukul dadanya untuk melepaskanku.

Aku berhenti meronta saat mendengar Jason terisak, ia menangis. aku tak tahu kenapa ia menangis, yang kulakukan hanya menepuk punggungnya. Betapa besar marahku padanya tetap saja aku tak bisa melihatnya dalam keadaan serapuh ini. Aku semakin mengeratkan pelukanku berusaha menenangkannya.

Jason memintaku menemaninya tidur dikamar ayahnya. Pertama kalinya aku masuk kekamar ini. Aku tahu kenapa ia ingin tidur disini, dikamar ini ada foto keluarga Jason bersama kedua orang tuanya dan juga seorang yeoja kecil, sepertinya ia adik perempuannya.

Dan ini adalah pertama kalinya kami tidur bersama dalam satu tempat tidur, dikamar yang sama. Kuperhatikan wajah Jason yang sudah tertidur sambil memelukku. Sejak tadi ia tak melepaskan pelukannya dariku.

Aku merasa senang saat ini, dimana kami bersikap selayaknya suami istri meskipun kami belum melakukannya. Aku tak tahu kenapa sampai sekarang ia tak pernah memintanya.

Jason sudah terlelap sambil memelukku posesif. Kuperhatikan wajahnya masih terlihat bekas air mata dipipinya sebagai bukti penyesalan atas sikap Jason terhadap ibunya.

***

Hari ini aku menemani Jason kerumah sakit menemui ibunya, saat ini ia sedang didalam sedang berbicara dengan ibunya sedangkan aku menunggunya diluar bersama Lee Yoon. Setelah keluar Jason mengatakan ibunya mau melakukan operasi.

Disinilah kami sekarang diruang tunggu, aku duduk disamping Jason. Ia mengenggam tanganku erat. Aku tahu ia sangat khawatir terhadap ibunya. Lee Yoon berdiri dari tempat duduknya didepan kami memberikan sepucuk surat kepada Jason lalu pergi meninggalkan kami berdua.

 Untuk Jason anakku,

Saat kamu membaca surat ini mungkin kita tidak bisa bertemu lagi, maafkan ibumu ini karena tidak bisa menjadi ibu yang baik untukmu dan Jean. Aku meninggalkan kalian saat seharusnya aku memberikan kalian kasih sayang. 

Aku menorehkan luka begitu dalam pada appamu, aku mencintainya sampai kapanpun Jason, sampai mati pun seperti itu. Aku meninggalkan kalian bukan karena aku tidak menyayangi kalian.

Aku bersama Lee song gun karena ibu mempunyai alasan untuk itu, kamu pasti sudah tahu Lee song gun adalah mantan pacar ibu sebelum menikah dengan appamu karena perjodohan itu. Aku memutuskan bersamanya saat-saat terakhir hidupnya.

Aku merasa bersalah meninggalkannya, aku tak ingin saat terakhirnya ia sendirian menanggung penderitannya yang mengakibatkan aku kehilangan kalian. Aku selalu mencintai kalian. Maafkan semua kesalahan ibumu ini. 

Aku menggenggam surat ini dengan erat, sungguh aku tak tahu kebenaran tentang ibuku. Ya Tuhan maafkan aku telah berprasangka buruk terhadapnya, selamatkan ia, kumohon. Aku meneteskan air mata menyadari kebodohanku, Mei memelukku dari samping

Sudah sebulan semenjak operasi liver ibuku, keadaannya sudah membaik sekarang. Jika tidak ada schdule aku menemuinya dirumah Lee song Gun. Mei dan aku sudah memintanya untuk tinggal dirumah tapi ibu menolak, ia bilang hanya akan membuatnya merasa bersalah jika tinggal dirumah appa lagi.

 Mei yang mengurus ibuku bersama Lee Yoon, aku sangat berterima kasih kepada Lee Yoon kalau bukan karena kegigihannya membujukku pasti sekarang aku sudah menyesali sikapku seumur hidup. Saat ibuku sadar, aku langsung meminta maaf atas sikapku selama ini. Ia hanya menangis sambil terus memelukku.

***

tbc

udah chapter 10, tinggal 10 chapter lagi

semoga tidak bosan dengan cerita ini

terima kasih buat fujasagita atas koreksian tulisan ini

buat yang udah baca, vote, n komen terima kasih

chapter 11 hari sabtu ya

DayNight
DayNight