Vitamins Blog

My Bride Chapter 11

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

30 votes, average: 1.00 out of 1 (30 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 

Chapter 11

-Jason Lee POV-

Hari ini setelah selesai dari talk show aku langsung pulang, seharian ini jadwalku padat sekali. Sekarang saja hampir jam 12 malam. Pasti Mei sudah tidur sekarang. Kulangkahkan kakiku masuk kerumah, aku ingin segara tidur tapi sebelum itu aku ingin kekamar Mei dulu.

Kubuka perlahan pintu kamar Mei, yeoja itu tidak ada dikasurnya. Mei sedang duduk dilantai balkon, ia tak menyadari kehadiranku. Ia menggenggam selembar foto.

“eomma, appa aku merindukan kalian, hari ini anniversary pernikahan kalian bukan.  Aku sudah menikah sekarang tapi aku tak tahu sampai kapan pernikahan ini dapat bertahan. Aku akan sendirian nantinya, aku tak mungkin menyusahkan oppa”.

“Halmeoni, kakek, nenek akan menyusul kalian juga pada akhirnya, bukannya aku menyumpahi mereka pergi secepatnya tapi cepat atau lambat kita semua akan mati bukan” ujarnya. Aku terdiam didepan pintu kamar Mei.

“aku tak ingin sendiri eomma, apa pernikahan ini bisa dilanjutkan, aku tak tahu perasaan Jason terhadapku sampai sekarang ia tak pernah menyentuhku lebih dari pelukan. apa aku bodoh mengaharapkan pernikahan ini dapat dilanjutkan karena aku mulai mencintai suamiku sendiri eomma, aku takut jika suatu saat nanti ia akan meminta cerai dariku, aku tak ingin sendiri eommo” ucapnya.

“kau tak akan sendiri, karena aku akan selalu bersamamu Mei” ucapku.

Saat mendengar ucapanku, Mei berdiri dan membalikkan tubuhnya menghadap kearahku, kulangkahkan kakiku mendekatinya. Saat aku berdiri tepat dihadapannya, ku elus wajahnya lalu mencium bibirnya.

“aku tak pernah berpikir akan menceraikanmu Mei, aku tak pernah mengira sikapku yang menyentuhmu sekedar pelukan akan membuatmu begini, aku tak ingin memaksamu, meskipun pernikahan ini keputusan kita berdua” ucapku.

“tapi aku ini istrimu Jason, sudah kewajiban dan seharusnya aku melayanimu” bantahnya.

“Aku tak ingin kita melakukannya hanya karena kewajiban. Aku ingin kita melakukannya karena memang kemauan kita berdua tanpa ada unsur paksaan sedikitpun” ucapku.

Ia diam sambil meremas tangannya, kutarik ia kedalam pelukanku, kuelus rambut hitamnya. “ayo lakukan malam pertama kita yang tertunda sayang” bisikku.

***

Sebentar lagi ulang tahun Mei, tinggal 1 jam lagi. Aku baru mendapatkan kue dari toko yang hampir tutup.

Aku memaksa karyawannya untuk membuka kembali tokonya awalnya ia menolak tapi saat melihat wajahku, ia langsung membukanya kembali. Ada untungnya juga jadi artis, sungguh sangat membantu saat mendesak seperti ini.

Tapi masalahnya sekarang aku belum juga mendapatkan hadiah. Aku bingung mau memberikan hadiah apa. seharian ini jadwalku sangat padat, aku tak punya waktu untuk mencari hadiah, aku jadi menyesal kenapa tidak minta bantuan hyung saja untuk mencari hadiah buat Mei.

“akkhh, bodoh bukannya aku punya kalung Mei” gumamku.

Segera saja melajukan mobilku pulang kerumah. Sesampainya dirumah kulangkahkan kakiku menaiki tangga kekamar orang tuaku yang sekarang menjadi kamar kami berdua, setelah kejadian malam itu aku memutuskan untuk tidur bersamanya.

Kubuka pintu kamar dengan tangan kiriku karena yang kanan kugunakan untuk membawa kue. Kulihat Mei sedang tidur dengan membelakangiku. 5 menit lagi. Kubuka bungkusan kue dan kunyalakan lilin.

Ku dudukkan tubuhku ditepian tempat tidur, memperhatikan wajahnya yang terlelap sungguh membuat lelahku hilang. Kucium keningnya, mata, dan juga pipinya, supaya ia bangun. Ia mengerang dan membuka matanya perlahan.

“saengil chukha hamnida Mei-ah” ucapku saat melihat jam tanganku pukul 12 malam.

“terima kasih” ujarnya

“ayo tiup lilinnya sekarang” perintahku.

***

-Mei POV-

Kumainkan kalung yang berbandul namaku yang rantainya ada salju yang berjarak 2 cm satu dengan yang lain melingkar dileherku saat ini, hadiah dari Jason saat ulang tahunku. Aku sungguh terkejut saat Jason memberiku selamat ulang tahun tepat jam 12 malam.

Terlebih lagi malam ini Jason mengajakku makan malam diluar, sekarang aku sedang memilih baju untuk makan malam bersamanya. Aku sudah bolak-balik ganti baju dari tadi tapi aku belum juga mendapatkan yang pas untuk pergi makan malam. Karena pakaianku lebih banyak celana jeans, kaos, sedikit sekali pakaian feminim yang aku punya. Ah, kenapa aku bisa lupa bukannya halmeoni mengirimkan hadiah ulang tahunku berupa pakaian.

Kubuka kotak yang aku terima tadi siang, aku hanya melihatnya sekilas tadi, sejak ulang tahunku yang 17, halmeoni selalu memberikan hadiah pakaian yang feminim. Pakaian yang halmeoni kirimkan sangat cantik menurutku berupa dress selutut berwarna peach dengan renda dipinggangnya, terima kasih halmeoni kamu sungguh peri penyelamatku.

Saat pukul 6 lewat 20 menit Jason menjemputku, pakaian yang ia kenakan masih pakaian panggung, sebelum pergi ia mengganti bajunya dengan kemeja hitam  dibalut dengan jaket coklat serta celana jeans dan juga topi. Setiba direstoran kami duduk dipojok ruangan.

“aku pergi ketoilet sebentar” ujarnya. Aku hanya mengangguk. Ponselku  yang kuletakkan diatas meja bergetar, ada pesan dari Gilang.

Selamat ulang tahun Mei, maaf baru mengucapkannya sekarang

Anak itu pasti lupa lagi dengan ulang tahunku, dia selalu telat memberiku ucapan selamat.

Kau lupa lagi, cepat nikahi Windi agar dia bisa mengingatkanmu ulang tahunku

Terdengar suara lantunan musik piano dan sebuah suara merdu, aku mengenali suara ini, kutolehkan wajahku kesumber suara. Jason tersenyum kearahku. Ia sudah melepaskan topinya dan kaca mata yang ia kenakan tadi. Semua pengunjung yang ada disini menikmati lagu yang Jason nyanyikan dan tak sedikit yang mengambil fotonya.

“lagu ini kupersembahkan untuk istriku tersayang, selamat ulang tahun” ujar Jason lalu bernyayi kembali.

Setelah selesai makan malam, kami keluar dari restoran, lalu jalan-jalan kedaerah myungdong saat melewati sebuah toko hewan, aku melihat seekor kucing angora berwarna putih sedang tidur dikandangnya. Melihat kucing itu mengingatkan dengan kucingku dulu pemberian kakek saat ulang tahunku yang kesepuluh.

“kenapa berhenti Mei” suara Jason memutuskan lamunanku.

“maafkan aku” ujarku meresa tak enak karena berhenti seenaknya.

“Ayo kita kesungai Han, aku ingin melihatnya dimalam hari” ajakku padanya.

***

tbc

saengil chukha hamnida: selamat ulang tahun

udh hari sabtu saatnya post My Bride

terima kasih buat yg udh baca cerita My Bride

vote n komen nya

Chapter 12 hari senin ya

see you

9 Komentar

  1. farahzamani5 menulis:

    Ahhhh part kmrn aq blom bca jg
    Vote dlu yak

  2. Vote dulu ya hehehe

  3. Baca nya mulai dr part ini, wkwk

  4. udah dong baca…. nungguin soalnya…
    yipiiii akhir nya beneran jadi suami istri wkkkkkkk……
    bisa ya sabar nunggu begitu ???
    nah masalah mereka blom muncul lagi …..huhuhu pasti ada dong.

  5. farahzamani5 menulis:

    Ahhhhhh dah jdi suami istri yg sesungguhnya nih eeaaaa hihi suka suka suka, mga langgeng trs dah yak mereka
    Cuzz ke part 11
    Semangat trs yak

    1. farahzamani5 menulis:

      Aihhh aq kira ini part 10 haha, jdi bca ny tuh part 11 bru ke part 10 haha
      Kurang aqua ama nasi padang nih aq ny
      Ditunggu kelanjutanny yak
      Semangatttt trs

  6. fitriartemisia menulis:

    eaaaaaaaaaaa, ulangtahunnya, uhuhuyyyyy

  7. Aihh udah mulai terbuka nihh yaaa ciyeeee hihihi~
    Mereka makkin ke sini makin manis aaishh, beruntung aju tak ada penyakit diabetes hihi..

  8. Ciee yg udah tambah deket,,
    Tapi kok Jason belum mengucapkan kata sakralnya??