Jangan Terlalu Merendah

“aku mah apa atuh, cuma butiran adem sari, kena air larut”. Walau pun cuma butiran adem sari, seenggaknya bermanfaat buat orang lain. Jangan terlalu merendah, kamu itu luar biasa. Bukan bermaksud mengajarkan untuk sombong. Tapi naikan harga dirimu. Sebab bendera dihormati saat dikibarkan. Tidak ada hormat nunduk ke bawah. Jangan terlalu merendah, nanti ceper. Kalo …

Pesan Singkat

Aku tidak pernah tahu kalau mengirimi sebuah pesan singkat berupa kata ‘hai’ saja dapat menimbulkan konflik batin yang luar biasa dashyatnya. Sebelumnya, aku baik-baik saja bila tidak mendapati satu notifikasi pun. Tapi, untuk kali ini, darimu, aku sangat ingin. Mungkin, pesanku tergolong kalimat basa-basi yang bisa dengan mudahnya diabaikan. Padahal, kuperlukan beberapa waktu untuk bergumul …

Pengakuan

Aku sedang dalam posisi tidak lagi mengingkari apa yang aku rasa. Aku sadar bahwa, pilihan apapun yang kupilih akan bermuara pada yang seharusnya aku tuju pada akhirnya, hanya caranya saja yang berbeda. Tuan, dengar. Aku sedang memilah apakah benar ini sayang atau hanya kasian atau hanya kagum semata. Namun yang jelas hatiku sedang tertambat padamu. …

Pagi (kita)

Pagi masih selalu sama. Tentang harapan baru. Rindu yang masih saja menggunung. Cerita masa lalu yang masih enggan beranjak. Pun perihal melangitkan do’a-do’a yang masih tetap sama. Aku melihat sinar mentari kembali bangun. Ia beranjak naik dan menyegarkan harapan yang kemarin layu. Lalu aku tersadar, ini pagi yang kesekian kali aku masih menunggu. Menunggu rahasia-rahasia-Nya …

Rahasia

Kubocorkan padamu sebuah rahasia tentang hatiku yang dulu pernah penuh dengan luka. Supaya kau tak terkejut ketika nanti melihatnya. Biar aku menjadi lebih terbuka bahwa ada perih sebegitu menyiksa. Nanti jika kau sudah melihatnya, kumohon padamu untuk tetap berdiri dan selalu percaya. Bahwa aku sudah begitu mencoba untuk mengobati setiap inci luka. Agar aku lebih …

Ikhlas

Ikhlas itu ilmu yang sulit. Lulusnya pun tidak mudah. Batas kriteria ketuntasan minimumnya saja cukup tinggi. Perjalanan menuju ujungnya bisa saja berkelok, setapak, berbatu, menurun, atau bahkan menanjak. Harus pula berkompromi dengan emosi terlebih dahulu, kemudian menghadapi pertarungan hati dengan logika, selanjutnya harus juga  melepaskan beberapa kecewa, dan yang paling sulit adalah memenangkan kerelaan dalam …

Jadi Kapan???

Pertanyaan yang sama terus bergaung di telinga dari keluarga besar, seakan para penanya saling berkonspirasi untuk meluluhkan hati saya: “Jadi, kapan?” Sambil selonjoran kaki di lantai dan memasang formasi Sassuolo untuk Football Manager 2017, saya membalas pertanyaan itu: “Kapan apa?” “Kok pake nanya balik. Ibu kamu tuh, uda mau nimang cucu.” “Besok.” “Serius?” “Iya, besok. …

Dear You

Dear Future, apa kabarmu? Semoga harimu baik dan bahagia. Semoga harimu selalu dipenuhi rasa syukur. Dear Future, tenang saja. Aku disini baik-baik saja. Masih tenang menunggumu, masih tabah menantimu. Kusibukkan diriku untuk meningkatkan kualitas diri; belajar banyak hal, menjadi yang terbaik, menyenangkan, dan menenangkan bagimu. Kusibukkan diriku untuk mengejar target dan mimpi-mimpiku, agar menunggumu tak …

Menua Bersama

Pernah kutemukan hari yang paling membahagiakan, itu adalah ketika menemukanmu, seseorang yang asing, yang pada akhirnya berhasil membuatku jatuh cinta. Juga pernah kutemukan hari yang paling menyebalkan, itu adalah ketika aku harus jauh darimu— segala yang jauh darimu, bagiku itu rindu. Pernah kutemukan hari yang paling menyedihkan, itu adalah ketika semesta memintaku harus kehilanganmu…bagaimana bisa …

Sampai kapan?

Teruntuk kamu yang masih betah diam, masih terus memendam. Mungkin itu menjadi beban yang tidak biasa untukmu. Harus pura-pura tahan ketika kita saling bertemu, pura-pura tidak terlihat bahwa kau sedang rindu. Pura-pura biasa saja padahal kau sedang menahan debaran jantung yang sesungguhnya sangat tidak menentu. Aku hanya ingin bertanya, sampai kapan? Sampai kapan kau masih …

Menunggu

Mungkin kalau senin itu kamu datang, Aku akan menganggap bahwa Tuhan merestui kita. Lalu dengan bagaimanapun cara, harus menunggumu berapapun lamanya, akan kulakukan. Tapi ternyata tidak. Kamu tidak datang. Sekali lagi harus aku lah yang menjadi pihak pengemis kabar dan kepastian. Hari minggu itu terakhir kalinya aku mengejarmu. Datangkah dirimu? Bolehkah sekali ini aku meminta …

Melepaskan

Setelah hari di mana aku tahu, kamu telah jatuh cinta pada seseorang yang bukan aku. Sekarang, aku tahu aku benar-benar telah kehilangan kamu. Aku tidak marah jika pada akhirnya kamu pergi demi seseorang yang baru. Aku hanya terluka, itu pun karena aku sendiri yang mengizinkan luka itu ada. Jangan terlalu memikirkan bagaimana keadaanku setelah kepergianmu, …

SABAR

Saya bukan seorang penyabar. Kadang saya merasa kesabaran saya berada pada garis batasnya, berada pada puncaknya dimana tidak bisa lagi saya kendalikan. Tapi saya sadar, rasa sabar tak punya batas. Kita membatasinya karena kita ingin membatasinya, bukan karena ia punya batas. Maka saya mencoba untuk selalu memberi sedikit demi sedikit kesempatan pada rasa sabar untuk …

Menegur dan Menasehati

Sebaiknya dan seharusnya, menegur dan menasehati tidak dilakukan di tempat umum. Apalagi jika ia telah mengakui kesalahannya, pun hingga berkenan meminta maaf. Bukankah Allah menyukai hamba yang menjaga saudaranya dari rasa malu dan diolok-olok? Bukankah sebaiknya aib atau kesalahan orang lain harus ditutupi? Sudahkah kita menempatkan diri di posisi mereka yang sedang merasa dipermalukan? Ingatlah, …

Kepastian

Di antara banyak yang ingin berjuang, kau malah memilih mundur dari banyaknya kesempatan. Lantas bagian mana yang kemarin kau sebut kesungguhan? Apakah bagimu, aku hanya sebuah candaan? Seseorang yang kau tempatkan di bangku cadangan dan kau panggil ketika memang diperlukan. Bagimu, aku ini hanya pengisi waktu sepimu. Penghibur dari segala resah di kepalamu. Aku memang …

Tawar menawar

Jika kamu sudah tidak mencintaiku silakan berhenti dan cintailah yang lain. aku tidak akan memaksamu untuk tetap tinggal sedang hatimu sudah ingin sekali meninggalkan. Silakan jelaskan apapun alasanmu, entah alasan itu masuk akal atau diluar nalar aku akan tetap menerima. Karena sebuah alasan tidak akan merubah keputusanmu untuk tetap tinggal. Kamu tidak perlu khawatir bagaimana …