- Perampas Waktu #14 Lamunan Senja
- Perampas Waktu #13 Melepas Benci
- Perampas Waktu #12 Kamu Harus Kuat
- Perampas Waktu #11 Terlucuti
- Perampas Waktu #10 Perempuan Kuat
- Perampas Waktu #9 Perempuan dan Secangkir Kopi
- Perampas Waktu #8 Lelah
- Perampas Waktu #7 Melupakan Lalu Pergi
- Perampas Waktu #6 Teruntuk Sang Hati
- Perampas Waktu #5 Menunggumu Pulang
- Perampas Waktu #4 Perempuan Yang Suka Membaca
- Perampas waktu #3 Sang Perampas Waktu
- Perampas Waktu #2 Menelikung Hati
- Perampas Waktu #1 Kau dan Hujan
Huh!.. menelikung hati.. hanya berani bermain di kandang sendiri..
Kau datang dan pergi bagai nuansa padat yang menyublim tanpa jejak. Memecah belah semua kilau embun pagi, biar kuambil keping pecahannya, lalu kutusuk kau sampai mati.
Kedalamanmu rusak lebur kacau penuh nanah. Sebusuk-busuknya hatimu yang tega kau tularkan padaku.
Tak kasihankah kau padaku, yang menyeret langkah khayalan putus asa setelah kau potong kedua kakiku?
Bersamamu selalu terasa semu, manusia tolol tak juga sadar. Menyeringai tolol dirajam ketololannya sendiri. Padahal, selalu ada isak tangis di tengah tawa palsu yang habiskan tenaga.
Ini benar benar nyata. Kau iblis tanpa belas kasih, melenggang tanpa sesal tinggalkan sampah yang tercabik
Menelikung hati ini, sudah sobek tersayat-sayat, masih kau basuh dengan air mata pura-pura, duh perihnya setengah mati.
Kenapa kau bilang sampai mati kalau ujungnya kau pilih hidup sendiri?
Manusia tolol yang akan selalu tertipu kebaikan setengah hati, jatuh menyelam terlalu dalam, sampai terbelenggu di dasar samudra.
Manusia tolol hanya pantas jadi bangkai di tengah lautan, korban pembohongan atas nama kepercayaan yang nyaris sempurna.
Manusia tolol yang jatuh cinta karna perasaan, terlena oleh keyakinan bodoh, melaju kencang sampai tak tahu kapan harus berhenti.
Lupa janji tuk tak lagi melayang tinggi. Lupa sumpah tuk tak lagi menambahkan torehan nyeri. Lupa tekad tuk tak lagi berharap-harap setengah mati.
Huh!…. menelikung hati…. hanya berani kembali cari korban lagi. Menyobek semua ungkap janji tak dibawa mati, biar kuambil serpihannya, lalu kubakar bersama tubuhmu, habis hangus jadi abu.
Lusuh perasaanmu beraninya kau rambatkan ke jiwaku. Kuku jarimu menghitam sekelam napasmu, berani curi hati dengan tangan kotor, renggut paksa lalu lemparkan.
Kenapa kau ajak ikat janji jika tak sanggup tepati?
Bersamamu penuh nuansa hampa, manusia tolol sedang sibuk dibutakan khayalan. Padahal, selalu ada kekosongan menganga di tengah bahagia semu yang kuras kekuatan.
Ini benar benar ada. Kau setan tak punya hati, menari-nari pergi tinggalkan kotoran yang tak kau tengok lagi
Menelikung hati ini, sudah perih terkapar luka bakar, lalu kau sulut dengan hiburan tak tulus, duh panasnya setengah mati..
Warna hitamnya sudah kelam, merenggut napas, sisakan tubuh membiru hilang ingatan, putus asa ingin bisa tertawa lagi.
Menelikung hati, disergap rasa putus asa yang memukul pangkal lambung berulang kali, sampai rajamnya perih menyayat tak terperi.
Manusia tolol ingin berakhir dengan ini. Bukan ingin menyerah, memang sudah habis daya. Lelah napas, lelah tanpa harap, inginnya dihabisi saja.
Percikan khianat mendidih yang bikin buta. Menekan dalam-dalam kedua bola mata. Sakitnya tak kau rasa.
Kau jalang sungguh pantas jadi guru sempurna. Ajarkan menelikung hati lelaki di balik senyummu manis dan binar matamu tanpa prasangka. Jejakmu penuh dosa, korban-korbanmu terkapar sepanjang jalan.
Dasar tolol, seharusnya tidak ada lagi yang mengganggu langkah kakimu, kau sudah berjanji tak akan hanyut akan pesonanya lagi. Si tolol berbisik sendiri dalam hati
Dengarkan monolog si tolol yang sepalsu orang bijak, meracaukan kalimat perlawanan menipu diri, terus mengulang mantra pembenaran, bikin jiwa jadi setengah waras.
Orang tolol tak mungkin bisa bisa mencegah otak bebalnya untuk jatuh cinta lagi!
– By Anonymous Yoghurt, Jakarta seputaran September 2016
Baca Parts Lainnya Klik Di sini
- Perampas Waktu #14 Lamunan Senja
- Perampas Waktu #13 Melepas Benci
- Perampas Waktu #12 Kamu Harus Kuat
- Perampas Waktu #11 Terlucuti
- Perampas Waktu #10 Perempuan Kuat
- Perampas Waktu #9 Perempuan dan Secangkir Kopi
- Perampas Waktu #8 Lelah
- Perampas Waktu #7 Melupakan Lalu Pergi
- Perampas Waktu #6 Teruntuk Sang Hati
- Perampas Waktu #5 Menunggumu Pulang
- Perampas Waktu #4 Perempuan Yang Suka Membaca
- Perampas waktu #3 Sang Perampas Waktu
- Perampas Waktu #2 Menelikung Hati
- Perampas Waktu #1 Kau dan Hujan
Pertanyaan yg sering kudapat, “tidakkah kau ingin memilikinya?”
Kujawab, “tidak, karena aku hanya cinta. Tidak berhasrat memiliki… ”
Itulah mantra pelindung hati yg paling ampuh. Hehehe
Sekalinya punya hasrat memiliki ehhhhh dia memilih orang lainnn…
Kan bener kaaan.. Udah lah. Wakakaka #malah curcol
Ingin cinta saja namun rasa ingin memiliki selalu timbul..
Mantranya jitu apa gak bang Ay
Kehilangan lagi??
🥰🥰
😍😋😬😉🥺