PROSA HATI: #5 Pengakuan

“DIA BUKAN ANAK SUAMIKU!” Ucapnya cepat dan tegas lantaran tak ingin aku melanjutkan seluruh kalimat manis penuh pengharapan bait-bait doa nan suci dari bibirku. Aku tengah mendoakan kebaikan atas rumah tangga yang dia bina, sebuah rasa suka cita atas kehadiran buah hati yang menahun dinanti-nantikan. Dan ketika ia mengucapkan kalimatnya, aku hanya bisa termangu dan …

Sebuah Tapak Tilas Masa Lalu

Aku kembali menengok ke belakang, mencoba menelusuri jejak tilas masa lalu, tepatnya beberapa tahun yang silam. Kilas balik kilatan memori berkelebatan di kepala. Menggerakan raga untuk kembali membuka kenangan-kenangan yang telah lama berdebu tak terjamah Ada banyak kenangan disini. Aku mulai menelusurinya satu persatu, sampai pada akhirnya aku menemukan satu kisah cerita yang sempat ku …

Puisi | Lentera

Aku masih merangkum sepi yang kautinggalkan Berteduh memeluk namamu yang masih basah dalam ingatan Hujan kini memercik rindu yang perlahan menghunjamkan kepedihan Lihatlah, hatiku tinggal separuh meski cintaku masih utuh seluruh Dalam mataku saat ini dunia hanya temaram, kosong, penuh serpihan debu masa lalu yang menyapu-nyapu tubuh dengan kegelisahan Masih kusimpan lembaran cerita itu dalam …

PROSA HATI – #1 Melepaskan

Senyaman itu, Ketika merentangkan kedua tanganku tanpa beban di alam bebas seakan aku siap mengepakkan sayap nyaris terbang. Menengadahkan wajahku pada bentangan langit luas sembari merasakan semilir angin menyentuh lembut lantas menarik garis-garis senyum yang kupatuhi tanpa perlawanan. Rintik hujan yang turun perlahan pun begitu menyenangkan ketika kuhitung satu persatu sentuhannya pada tubuh yang tengah …

Puisi | Balada Penyair Jalanan

Di bawah malam temaram Bersandar pada karibnya dengan ketabahan Si penyair bilang sedang berkelana Jemarinya tak bosan berkata-kata Ia tengah mengartikan burung-burung Menerjemahkan ranting-ranting pohon Berbicara pada hujan Ia tulis selarik demi selarik sajak pada bajunya yang lusuh Disimpannya cerita-cerita indah pada rambutnya yang memutih Ia berkata bahwa dunia ini sangat elok Telah diinjakkan kakinya …

Mitos Perempuan

perempuan sakti karena patah ia jadikan patahan-patahan itu kering meranggas terpapar panas lantas terbakar membakar dirinya sendiri menguatkannya seperti arang perempuan tangguh karena rapuh ia jadikan serpihan-serpihan itu berserak lalu diam-diam kakinya memijak lantas ia tutup luka-luka itu dengan cuai hingga tapaknya tak berbentuk lagi dan mereka bilang perempuan itu cantik karena senyumnya yang membersit …

Puisi | Tertikam Takdir

  Terhampar pijar-pijar mangata terang benderang Cahayanya menyulam elok wajahmu Berbingkai palsu pahit kenangan Tersemat dalam usang memori kelam Barangkali takdir memanglah benar Hanya doaku yang tak menahu ke mana arah mengejar Padahal nayanikamu masih menemani di sini Mengisi gelisah mataku yang kian meruai Sementara sukmaku kadung tertipu damai Menganggapmu segala nirmala atas ketidaksempurnaanku Aku …

DIA

“DIA (Tentang Dia)” Dia yang matanya bersinar laksana bintang dimalam hari  Dia yang senyumannya seindah mentari pagi Dia yang suara tawanya bagaikan kicauan burung kenari Dia yang selalu mengisi hatiku   Dia yang tak bisa kumiliki Dia yang akan kucintai sampai mati                           …

Putus Asa dan Akhirnya Aku Menyerah…… Tapi?

    Entah kenapa semua ini terjadi padaku. Hidup ini sungguh sulit aku tahu itu, tapi tetap saja aku merasa tidak adil. Aku selalu iri pada anak yang lain yang bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa harus bersusah payah, tanpa harus merasakah kecewa karena harus menyerah. Aku ingin merasakan apa itu kebahagiaan….. Aku ingin …

Puisi | Mengenangmu

  Izinkan tempat itu menjadi ruang memori untukku Menjadi tempat di mana aku bisa leluasa menyentuh dirimu sesuka hati Berbicara tentang apa saja yang terjadi sepanjang waktu Berpura-pura masih memilikimu dengan merangkul mesra jejak dirimu yang masih utuh tertinggal di sana Izinkan aku mengenangmu Menari bersama tapak-tapak langkah kita yang tak dapat lagi kubaca bagaimana …

Di Penghujung Asa

(ratings) Teruntuk masa lalu Terimakasih sudah menjadi jejak Yang mengisi jalanku setapak Menjadi tempatku berpijak Di kala rindu mengecup bayangmu Aku pergi, hatiku lelah menanti Biarkan duniaku kosong tanpa jeritan rindu Sajak ku tak berarti, rinduku tak bertuan S’bab penantianku sia-sia Ku putuskan untuk berjalan, meninggalkan kejinggaan yang hampa Sebelum akhirnya direnggut malam, dihempas tak …