Perampas Waktu

Perampas Waktu #10 Perempuan Kuat

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

2 votes, average: 1.00 out of 1 (2 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading... Baca Parts Lainnya Klik Di sini


 

Wahai perempuan, punggungmu rapuh, tapi kuyakin mampu memikul beban dunia. Tulang rusukmu itu indah, satu yang melengkapi makhluk pria yang tak berdaya tanpa dukunganmu.

Tuhan menciptakanmu sambil tersenyum. Kau dibentuk dengan rongga dada yang begitu besar. Khusus untuk menampung hatimu yang bahkan lebih besar dibandingkan keinginan egois untuk mengejar mimpi-mimpimu sendiri. DiselipkanNya harum kesabaran seluas samudra di dadamu yang lembut merayu. Kau perempuan kuat bersimbah senyum penuh maaf, jiwamu banjir kesabaran, meninabobokan ego lelaki yang kadang lupa diri.

Pilumu kau redam dengan wajah bahagia. Tangismu kau seka dengan senyuman palsu. Pedihmu kau tambal sendirian. Lapis demi lapis kelapangan hati kau bentangkan, menutupi borok menahun yang semakin menganga setiap detiknya.

Lelahmu tak pernah kau hitung, karena jumlahnya memang tak terhitung. Cintamu membeludak laksana air bah, selalu kau beri meski tak ada yang menghargai. Kebahagiaan lelakimu terus kau pertahankan di atas nampan kaca rapuh, yang bersimbah darah dari hatimu yang terluka. Kau sendiri tak punya apa-apa, tapi kau bilang tidak apa-apa.

Wahai perempuan yang menampung kesabaran di setiap simpul sarafmu. Kepada siapa kau berharap pelukan saat perihmu meluap-luap kehabisan wadah? Masihkah kau mengharapkan bahagia sedang kau selalu menerima disalahkan?

Tuhan mungkin sudah menuliskan jalanmu. Kau adalah rumah tempat berpulang. Kau adalah saripati kehidupan yang memberi nafas dalam rumah tanggamu. Kau adalah istri yang memeluk tubuh lelahnya saat raga ingin bersandar, lalu kau lesakkan lelahmu sendiri untuk kau buang pergi. Kau adalah ibu yang kuat, busur tegar yang melesatkan anak panah cepat, menghantarkan masa depan anak-anakmu kelak.

Kau adalah perempuan kuat, yang meredam retakmu sendiri. Di balik hatimu yang berdarah-darah, kau tetap mampu mencurahkan cinta. Ilmu belajar memaafkanmu sudah tak ada tanding. Tanpa henti kau harus lakukan setiap hari.

Jika kau menunjukkan ketidaksempurnaanmu, kau diberi hujatan. Seakan-akan kau berbuat kejahatan paling keji di dunia. Kakimu terbelenggu, harus memasang senyum paling indah, harus memberi kenyamanan, harus memberi pelukan hangat, tak boleh ada noda. Sebab lubang setitik saja, membuatmu dikutuk jadi istri tercela.

Perempuan kuat yang selalu dipaksa melembutkan hati. Perempuan kuat yang selalu dipaksa menundukkan kepala. Perempuan kuat yang selalu dipaksa meminta maaf, padahal kaulah yang seharusnya menerima maafnya.

Aku tahu kalau kau telah berangsur lelah. Banyak keyakinan dirimu yang tandas terkuras. Perihmu menjadi bungkam. Perjuanganmu menjadi hening. Sikap tundukmu menjadi kebiasaan. Kau jadi lebih banyak menyimpan, menumpuk-numpuk racun ketidakpuasan yang membuat jiwamu melayu, hampir-hampir tak terselamatkan lagi.

Hei, angkat kepalamu. Ayo bangun dan beranikan diri. Sesekali kecewakan saja hati lelakimu. Tak usah lagi sembunyikan perih di pelupukmu. Hancurkan saja kelambu tebal yang menutupi matanya. Keraskan hatimu, tidak usah ada lagi tangis diam-diam karena takut disalahkan. Jadilah kejam bila hanya kekejaman yang bisa buka matanya. Balikkan panah tajam dari mulutnya yang berbisa, tancapkan ke jantungnya sendiri. Tentukan saja jalanmu mandiri, berputar arahlah. Punggungi dia dengan langkahmu yang menjauh, biar dia kelimpungan sendiri.

Bertahanlah, perempuan, Tuhan tidak tidur. Dia yang menginjakmu mungkin akan menemukan jalan takdirnya sendiri, entah bersamamu atau malah meninggalkanmu. Mungkin cinta akan membuatnya bertekuk lutut di kakimu. Atau malah takdir akan mengusirnya pergi dari hidupmu.

Bersabarlah, perempuan. Akan ada cinta tulus yang bisa menggelorakan hatimu yang telah layu, akan selalu ada bunga bermekaran setelah musim salju yang menggugurkan kelopaknya.

Kau perempuan kuat, hargamu paling mahal di dunia. Nilaimu lebih dari harta karun terbaik. Kau ciptaan kesayangan Tuhan, kau istimewa. Jangan bunuh asamu dengan umpatannya yang terus berbisik bahwa kau tidak istimewa. Jangan patahkan semangatmu dengan berpikir bahwa lahirmu sia-sia. Kau perempuan kuat, benih kebaikanmu itu berbuah surga. Jangan menyerah, kau pasti bisa.

12 Komentar

  1. ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ entah kenapa setiap kali aku baca perampas waktu by kak Anonymous Yoghurt atau aslanuthor7 hatiku serasa di sayat sayat sembilu๐Ÿ˜Œ๐Ÿ˜Œ selalu menyentuh ke dasar hati yang paling dalam๐Ÿ˜Œ๐Ÿ˜Œ
    Backsound nya sungguh bikin hati terasa di remas remas๐Ÿ˜Œ๐Ÿ˜Œ
    Tapi apapun itu aku tetap pengagum karya karya mu. :lovely :lovely

  2. Lusy Fitriyani menulis:

    Tuhkan jadi kebawa perasaan lagi setiap membaca perampas waktu,jadi ikut tersayat sayat membacanya.bacaan favorit aku setelah eotl.selalu bahagia ya kak au7,sehat dan senantiasa dlm rahmat Allah.dari pembaca setiamu yg selalu menggagumi karya karyamu :lovely :lovely :lovely

  3. Musiknya mendukung :lovely :lovely

  4. ใ„น Sunny menulis:

    baca sambil bayangin mb ๐Ÿฆ€๐Ÿฆ€ :lovely

  5. Hmmmm~ :ngopiduluyuu

    1. Dia cengeng, membaca tulisanmu sambil menangis. Rasa lelah begitu setia menyelimuti hatinya. Tapi, ia masih ingin percaya saat kau bilang, “akan selalu ada bunga bermekaran setelah musim salju yang menggugurkan kelopaknya.” ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š

  6. Bintang Timur menulis:

    Mendadak kangen Ibu dan alm. Bapak, serta romantisisme kisah hidup mereka

    :lovely :lovely

    Lanjutkan Au… lanjutkan ke Perampas Waktu #11

  7. :lovely :lovely perempuan Perampas waktu sperti diriku yg hanya bisa diam dan menangis.. :lovely :capek iihh kau7 suka sekali bolak balik perasaan ini :please :banjirairmatahuhuhu

  8. oviana safitri menulis:

    baper :lovely

  9. Tks ya kak udh update.

  10. Kangen