“Sudah cukup. Ayo kita kembali ke kastil masing-masing dan segera berkumpul ke aula besar-” Suara petir yang cukup kencang mendadak menggelegar di atas mereka tanpa peringatan. Rombongan pemimpin klan itu seketika menengadah dan melihat ke sekeliling dengan cepat untuk mengetahui apa yang terjadi. Reddish mengamati dengan cermat pelangi semesta yang masih berada di …
The Red Prince | Part 29 : Cahaya Petir
“Aku belum berterima kasih padamu.” Reddish memiringkan tubuhnya menghadap perut Azure dan mengecupnya singkat. Sebelah tangannya memeluk hingga punggung, membelainya perlahan. Saat ini keduanya tengah berada di lapangan berumput yang terletak di salah satu sudut taman raksasa kastil merah. Lapangan berumput itu memiliki jenis tanaman rumput berdaun bulat yang tumbuh lebat dengan batangnya …
The Red Prince | Part 28 : Rindu Dan Cinta
“Tidur? Kaubilang tidur, Azure? Aku dan semua makhluk sangat mengkhawatirkanmu dan ternyata kau sedang tidur?” Reddish berkata dengan menahan-nahan suara sembari mengusap wajahnya dengan frustrasi. Ia mendadak merasa konyol dengan tingkahnya sebagai suami bodoh yang tak mengerti dengan keadaan istrinya. Oh, jadi karena Azure sedang tidak sakit sehingga kekuatan merahnya hanya terserap di …
The Red Prince | Part 27 : Tidur Panjang
Tak terlihat apa pun di sana selain kegelapan. Ruangan itu didesain tanpa celah, berada di lantai paling bawah di antara ruang tahanan yang bersusun-susun. Satu-satunya sumber cahaya yang muncul di tempat itu adalah lubang berbentuk segi empat berterali selebar tiga puluh kali tiga puluh sentimeter yang berasal dari ujung lorong. Itupun tak bisa …
The Red Prince | Part 26 : Manipulasi
Dan tugasmu pun belum selesai, Azure. Kau masih harus menemaniku sampai hidupku berakhir. ~Reddish “Aku mewakili klan biru memberikan suaraku. Aku datang mendukung suamiku.” Azure berucap sembari mengangkat sebelah tangannya. Tatapannya lurus ke arah Reddish yang sepertinya sedang terkejut atas kedatangannya. Sebelah alis Reddish terangkat dengan pandangannya yang dingin. “Azure. Sedang apa kau di …
The Red Prince | Part 25 : Dukungan Maharani
Ruang aula kastil putih itu telah dipenuhi dengungan suara para makhluk yang datang memenuhi undangan. Para pemimpin klan dan beberapa anggota koloni warna yang diminta hadir dalam rapat besar pemimpin klan tersebut turut hadir mengisi kursi rapat. Mereka semua duduk berkelompok dengan dahi mengernyit, dilengkapi ekspresi serius yang membuat nuansa ruangan itu menjadi tegang. …
The Red Prince | Part 24 : Karena Kau Adalah Azure
“Reddish. Aku menyerahkan diri. Hukumlah aku. Penjarakan aku di tempat paling gelap agar aku bisa enyah dari segala rasa bersalahku padamu,” pintanya dengan suara sengau, tak meninggalkan ekspresi wajahnya yang penuh getir, bercampur aduk dengan air mata yang tak habis-habis keluar membasahi pipi, membuat pundaknya berguncang-guncang oleh tangis. Ecru dan Vantablack bersibak, menatap dengan …
The Red Prince | Part 23 : Bui yang Paling Memenjarakan
“Aku tak butuh lagi tempat tertutup atau ruang tahanan khusus untuk menawan istriku, karena … aku telah memiliki bui yang paling menjeratnya sekalipun ia pergi ke ujung dunia langit untuk menghindar. Aku. Dia akan tertahan oleh hatinya yang terpaut padaku.” ~Reddish Reddish terduduk di ruang kerjanya dengan sebelah tangan yang menumpu kepala. Ekspresinya …
The Red Prince | Part 22 : Keinginan Reddish
Mata Ecru menyipit saat berusaha mengenali penampakan bayangan itu. Lalu, saat pengetahuan tentang siapa makhluk tersebut masuk ke dalam benaknya, sontak Ecru ternganga dengan ekspresi terkejutnya. “Vantablack!” Ecru berseru memanggil. Candy yang saat itu masih bersimpuh dengan ekspresi terluka di wajahnya itu menengadah. Tak jauh dari tempatnya berada, Ecru tampak berdiri dengan tatapan lurus …
The Red Prince | Part 21 : Aura Ungu
Perempuan klan merah itu tampak histeris dan memanggil-manggil nama lelaki makhluk ungu itu hingga suaranya serak. “Carmine! Carmine!” Suasana ricuh dari ruang terbuka dari para makhluk yang berhamburan dan berusaha terbang untuk menyelamatkan diri dari suara dentuman yang mengerikan itu beku sejenak. Candy dengan ekspresi wajahnya yang shock itu berlari menuruni tangga dengan cepat, …
The Red Prince | Part 20 : Pernikahan Agung
“Reddish! Pernikahan itu harus dilaksanakan lebih cepat! Malam ini juga! Kita tak punya banyak waktu lagi!” Reddish terpaku mendengar perintah itu. Dadanya berdesir. Kedua tangannya mengepal rapat. Entah bagaimana firasat buruk yang semula hanya ia anggap sebagai perasaannya yang sedang penuh oleh rasa antisipasi karena pernikahannya telah begitu dekat ternyata tidak sesederhana itu. Situasi …
The Red Prince | Part 19 : Peringatan Bahaya
Bukankah rasa hangat yang kuberikan itu selalu menyamankanmu? Termasuk saat ini ketika aku mencumbumu? Debaran jantungmu itu tak bisa berbohong meski kau menyangkalnya dengan seribu kali kata ‘tidak’ ~Reddish~ Tubuh Azure bergetar hebat mendapat ciuman tak disangka tersebut. Perempuan itu meletakkan kedua tangannya pada dada Reddish untuk mengingatkan lelaki itu jika sepertinya ada yang …
Selembut Sutra {6} Aku Ingin Makan
Siang itu matahari masih terlihat sangat terik hal itu terlihat dari pantulan panas dari celah jendela kaca, setelah acara mandinya di ganggu oleh Jhovan, Ayya buru-buru menghindar saat ini dia sudah memakai baju gamis berbahan lembut, baju itu jatuh dengan indah menjuntai di ujung kaki miliknya. Dia menyisir rambutnya yang sudah setengah kering, rambut itu …
The Red Prince | Part 18 : Cemburu Buta
Segera perempuan itu melangkah semakin jauh ke dalam ruangan dengan kedua matanya yang memindai sekeliling. Saat tiba di sisi peraduan besar yang ada di kamar itu, ekspresi terkejut tampak melumuri wajah Fuschia saat bayangan tentang perempuan bahagia yang akan menjadi calon maharani Reddish itu ternyata tak seperti yang ada dalam benaknya, membuat perempuan itu …
The Red Prince | Part 17 : Rahasia Terbongkar
Dunia manusia dilanda kemarau panjang. Sebagian besar benua mengalami musim kering merata pada beberapa waktu terakhir. Tanah-tanah berdebu meringkai haus hujan, pepohonan serta tanaman-tanaman bunga berakhir mengering tanpa memunculkan buah ataupun bunganya yang semula indah menghiasi pandangan. Flavia duduk termangu di taman kota. Pandangannya tampak menerawang, menatap bunga-bunga biru yang semula begitu mencolok dengan …
Yvonne’s Romance – #3 Pengalihan
“Hai, apa kegiatan membacamu lancar hari ini?” Yvonne tersentak dari lamunannya ketika mendapati Nathan sudah berdiri di sampingnya. Senyum ramah milik Nathan menjadi pemandangan yang menyenangkan untuk Yvonne ketika ia menatap lekat pada wajah Nathan yang kemudian segera duduk di hadapan Yvonne. Sedari tadi Yvonne memang menunggu Nathan menghampirinya, namun karena Nathan tak kunjung …
The Red Prince | Part 16 : Api dan Air
Sky berdiri dengan tatapan tajam ke arah jendela ruangan yang saat ini ditempatinya. Nuansa temaram berikut aura gelap yang memancar dari tubuhnya membuat malam hari yang berlalu di tempat itu menjadi mencekam. Sky menyaksikan semuanya. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat tadi Reddish menghabisi perempuan klan hijau itu tanpa perasaan. Adegan mengerikan di …
The Red Prince | Part 15 : Perempuan Istimewa
Ruang perjamuan itu terletak terpisah dari bangunan kastil utama. Dikelilingi langsung oleh hamparan pemandangan awan putih nan lembut di semua sisi, menjulang jauh dengan jembatan panjang sebagai penghubungnya yang menjadi jalan bagi para pelayan dan koki kastil untuk mempersiapkan jamuan minum bagi pemimpin mereka dalam menyambut tamu. Ruangan tersebut berukuran cukup luas dengan pilar-pilar …
Yvonne’s Romance – #2 Sofa Merah
Yvonne merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk yang terletak di tengah ruang kamar pribadinya. Sudah memasuki hitungan seminggu Yvonne tinggal di apartemen milik Lucas. Walaupun mereka tinggal bersama dalam satu atap, mereka tidak pernah banyak bertemu di dalam apartemen tersebut. Lucas lebih sering beraktivitas di luar dan berada di lokasi syuting dengan waktu yang tak …
Yvonne’s Romance – #1 Buku Tebal
“Kau harus membaca novel ini sampai selesai, setidaknya setiap hari kau harus ceritakan ringkasan satu bab-nya di malam hari. Kau harus membuatku memahami isi ceritanya, kau mengerti?” Yvonne menutup dengan keras buku novel tebal yang tengah ia baca. Kalau saja ia tidak sedang berhutang budi pada Lucas, ia pasti tidak akan repot-repot mengisi waktunya sepanjang …