Vitamins Blog

Across The Railway – Chapter 3 : Jay Callan

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

45 votes, average: 1.00 out of 1 (45 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 

vote dan comment ya kalau kalian suka dengan cerita ini. Happy reading guys!-

*****

 

“Aduh! Kenapa kau suka sekali memukul kepalaku?!”

“Supaya roda-roda di kepalamu itu bisa berputar, dan kau bisa berfikir dengan benar!”

“Memangnya aku salah apalagi?”

“Coba lihat ini. Kenapa Daun Greyaye-nya tinggal dua? Memangnya tadi kau pakai berapa lembar untuk membuat ramuan?!”

Alexa mengernyit mendengar suara berisik yang cukup dekat. Hah! Suara siapa lagi kalau bukan suara si kembar Mia dan Max yang sedang meributkan sesuatu. Mengapa pula pagi-pagi begini mereka sudah berulah? Dan mengapa pula aku bisa terbangun hanya karena suara berisik mereka? Biasanya juga aku hanya akan bangun jika mataku terkena sinar matahari. Rutuknya dalam hati.

Masih dengan mata yang terpejam, ia berganti posisi menjadi telungkup. Suara si kembar yang sedang ribut masih saja terdengar. Dan sialnya, entah kenapa kali ini suara Mia lebih terdengar melengking dan suara Max jadi terdengar lebih berat dan keras.

Argh! Dasar penganggu!

“Mia Max! Tidak bisakah kalian berhenti berteriak-teriak? For God sake, ini masih pagi dan teriakkan kalian membuat kepalaku mau pecah rasanya.”

Alexa menggeram sambil menenggelamkan kepala ke dalam bantal dan menutup telinga rapat-rapat.

Hening..

Suara-suara si kembar sudah tidak terdengar lagi. Syukurlah jika mereka mendapatkan pencerahan dari kata-kataku tadi, semoga saja kedepannya mereka selalu sadar, jika paduan dari teriakkan mereka berdua bisa membawa seluruh umat manusia tak berdosa menuju jurang kekhilafan.

Alexa mencoba kembali tidur.

Tapi gagal!

Akhirnya ia mengambil posisi duduk. Menguap lebar-lebar sambil merentangkan tangan dan membuka mata.

Tapi.. tapi matanya tidak bisa di buka. Ada apa ini? Ia menarik kelopak matanya ke atas tapi tidak bisa terbuka juga. Rasanya matanya seperti di lem. Akhirnya dengan setengah merangkak, Alexa menuju ke tepi kasur bibi Abe yang entah kenapa jadi sangat lebar. Turun dari ranjang pelan-pelan dan baru saja berjalan tiga langkah, dahinya sudah sukses menghantam papan kayu.

Mungkin lemari. Tapi lemari bibi Abe biasanya ada di pojok sana, bukannya tepat di samping ranjang. Sudahlah! Lagipula siapa yang peduli jika bibi Abe merubah posisi lemarinya itu. Ini kamarnya dan dia berhak melakukan apasaja yang ia sukai.

Alexa kembali berjalan, tapi kali ini tangannya menggerayang ke depan dan ke samping. Meraba-raba sekelilingnya persis seperti orang buta, supaya tidak menabrak apapun lagi yang bisa menyebabkan dirinya di opname tujuh hari tujuh malam serta divonis mengalami amnesia seumur hidup yang hanya bisa disembuhkan jika ia dicium oleh pangeran tampan.

Ewwwwwwwwwww…

“Hei hei stop. Jangan bergerak!”

Belum sempat ia berhenti, tangannya sudah lebih dulu ditarik dan ia di bawa entah ke mana sebelum akhirnya didudukkan di sebuah kursi.

“Bodoh! Apa kau tidak bisa melihat? Untung saja kau tidak jatuh!”

Alexa mengernyit mendengar orang yang tadi menariknya itu membentak-bentak seperti itu. Dari suaranya sudah pasti dia adalah seorang laki-laki, tapi Alexa yakin kalau lelaki itu bukan Max, karena suara Max tidak semaskulin itu. Errrr-

“Kau.. Kau siapa?” Tanya Alexa.

Laki-laki itu justru balik bertanya. “Kau siapa?”

“Aku Alexa Coe. Kau siapa? Dan kenapa bisa ada di rumah bibi Abe? Apa kau tetangga sebelah? Lalu di mana bibi Abe? Serta di mana Max dan Mia? Kukira mereka tadi sedang ribut di sini.” Cerocos Alexa secepat kilat yang sama sekali tidak ditanggapi, karena laki-laki itu malah balik bertanya.

“Matamu kenapa?”

Alexa berdecak sebal, tapi tetap menjawab pertanyaannya. “Tadi aku terbangun karena mendengar Mia dan Max ribut. Tapi saat aku mau membuka mata, mataku justru seperti di lem. Lihat ini.” Ia menarik kelopak matanya ke atas. “Tidak bisa terbuka, dan aku tidak tau kenapa.”

“Siapa Mia dan Max?”

“Si kembar anak dari bibi Abe yang tadi bertengkar hingga membuatku terbangun. Mereka anak-anak dari bibiku yang punya rumah ini!” Tangan Alexa yang terkepal meninju pegangan kursi yang sedang ia duduki. “Harusnya aku yang bertanya. Siapa kau? Kenapa kau bisa ada di sini?”

Lelaki itu terkekeh, membuat Alexa semakin sebal saja.

“Aku Jay. Jay Callan. Dan siapa namamu tadi?”

“ALEXA!”

Lagi-lagi laki-laki itu terkekeh. “Well Alexa. Sepertinya Kevin terlalu banyak memasukkan daun Greyaye ke ramuanmu, sehingga saat kesadaranmu sudah pulih, matamu justru masih tertutup seperti itu.”

“Oh ya satu lagi.. Kau sedang tidak berada di rumah bibi Abe atau siapapun nama bibimu itu. Di sini juga tidak ada Max atau Mia, karena saat ini kau sedang ada di rumahku.” Sambungnya dengan banyak penekanan dalam kata ‘di rumahku’.

Alexa terperangah. Mulutnya terbuka lebar hingga rasanya rahang bawahnya itu sampai jatuh ke lantai. “Are you kidding me? Bagaimana bisa? Apa jangan-jangan kau menculikku ya?!”

Laki-laki yang menyebut dirinya bernama Jay itu menyentuh bahu Alexa, dia kembali menyuruhnya duduk karena tadi Alexa tiba-tiba langsung berdiri. “Hei tenanglah.. Mari kita selesaikan ini satu persatu. Bagaimana jika dimulai dari matamu.”

“Kau ingin mengembalikan matamu seperti semula, kan?”

“Memangnya kau bisa?”

“Tentu saja. Tapi tunggu sebentar, aku cari buku mantra milikku dulu.” Jay melepaskan tangannya dari bahuku, dan kudengar langkahnya beranjak pergi. Sebelum akhirnya terdengar kembali mendekat ke arahku.

“Rilekskan badanmu.” Katanya.

“Apa yang akan kau lakukan? Kau.. kau ingin melakukan sesuatu yang tidak-tidak ya? Kalau kau sampai berani macam-macam, aku akan teriak.”

“Teriak saja sana, tidak ada yang akan menolongmu. Sudah jangan banyak tanya, rilekskan saja badanmu. Just do it!”

“Okay-okay. Tapi awas saja jika mataku justru bertambah parah. Akan kuadukan kau pada bibiku, oh tidak-tidak, kau akan kulaporkan pada ayahku saja, biar nanti kau dituntut dan masuk penjara.” Alexa membenarkan posisi duduknya yang semula tegak menjadi bersandar pada sandaran bangku, dan membuat dirinya serileks mungkin di sana. “Sudah.”

Jay hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum geli melihat tingkah gadis itu. “Good. So let’s try this spell.” Jay meletakkan satu tangannya di atas kepalaku. Ada jeda yang cukup lama sebelum akhirnya Jay berkata. “Visum oculorum. Apertus!”

Kepalanya seperti disetrum dengan listrik bertegangan tinggi. Sekujur tubuhnya kaku, tapi setelah beberapa saat semuanya kembali normal. Alexa merasakan telapak tangan Jay terangkat dari kepalanya. “Coba buka matamu pelan-pelan.” Kata Jay.

Ia menurut, membuka matanya perlahan-lahan sambil berdoa dalam hati semoga bisa terbuka, semoga bisa terbuka, semoga bisa terbuka, semoga bisa terbuka, semoga bisa terbuk…

“Better?”

“WHUT THE!!!!!!!” Alexa berteriak dan sontak menghentakkan tubuhnya ke belakang, sampai kursi beserta dirinya di atasnya hampir terjengkang ke belakang, jika saja tidak di tahan oleh Jay.

Mata Alexa melotot. “Kau Jay?”

Laki-laki di depannya itu mengangguk, rambut hitamnya lurusnya yang sepanjang bahu ikut bergerak. Sedangkan matanya yang sehijau padang rumput menatapnya dengan kilatan jahil.

Jay menyeringai dan Alexa kembali terperangah mengetahui kalau dia punya gigi taring kecil yang runcing di kanan kiri atas. Tidak sepanjang vampire, tapi itu sangat terlihat.

“Sepertinya matamu sudah sembuh, karena kau sudah bisa melotot sebesar itu.” Katanya sambil tertawa.

Alexa hanya mendesah di kursi, sedikit meringis mengetahui kalau matanya memang tidak pernah bisa diajak kompromi jika sudah menyangkut perihal pria-pria tampan.

Seperti saat ini. Ouch Jay..

Jay Callan yang tampan.
*****

15 Komentar

  1. :TERHARUBIRU :NGEBETT cogan

    1. bintarinf menulis:

      kaum hawa tuh ya, emang kalo tau ada cogan cogan berkeliaran langsung deh :TERHARUBIRU :KAGEET :tepuk2tangan

  2. Jadi, yang berisik sampai buat Alexa bangun itu Jay sama Kevin ya??
    Tapi kok tiba” Kevinnya gak ada, dia dimana??

    1. bukan, yang berisik itu Kla sama Kevin gara gara berantem si Alexa tuh gabangun2, nah pas alexanya bangun karena takut dimarahin Jay (soalnya mata alexa gabisa kebuka garagara Kevin sama Kla kebanyakan maukin daun greyaye ke ramuannya alexa) jadi mereka kabur *duhpanjangya*

  3. Ouch…suka taring kecilnya jay hihi

    1. bintarinf menulis:

      jangan min.. bahayaaa

  4. Keerrren ceritanya part ini..??

    1. bintarinf menulis:

      yuk cek part selanjutnya. voment ya, makasiww

  5. Cogan bergigi taring kecil huwaa :PANDAELUS :inlovebabe

    1. bintarinf menulis:

      unchh banget ya? haha

  6. Hihihi, gigi taring kecil

    1. bintarinf menulis:

      cute kan? uuww jay callan

  7. farahzamani5 menulis:

    Wow wow wow
    Aq jodoh ni ama Jay, aq jg pny gigi taring nih aihhh apadah haha
    Wahhhhhh seru nih, fantasi fantasi fantasi dah ni cerita
    Cuzz ke part berikutnya
    Semangat yak

  8. Oh em jiiii cogaannn :NGEBETT

  9. fitriartemisia menulis:

    cogaaan hahaha
    nahloh ada taring kecilnya, makin cool kayaknya wkwkk :ngetawain