Perampas Waktu

Perampas Waktu #11 Terlucuti

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

2 votes, average: 1.00 out of 1 (2 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading... Baca Parts Lainnya Klik Di sini


Kemarilah, mendekatlah kemari, Permata Hatiku.

Sudahkah ujung jari kaki kita bertemu? Sudah cukup dekatkah kau kepadaku? Sudahkah kau bisa rasakan embusan napas bekuku meniup-niupmu?

 

Sekarang, lekatkan matamu ke bola mataku, perhatikanlah baik-baik.

Apa yang terpantul di sana? Kosongkah? Atau hanya bayang dirimu yang merajai di bulatannya?

Coba ulurkan jari jemarimu, tusukkan ke rongga mataku. Nanti, kau akan tahu bahwa di sana hanya ada hampa.

Mataku sudah kuhadiahkan hanya untuk melihatmu seorang, meskipun kau tak melakukan hal yang sama.

 

Coba sekarang alihkan matamu ke bibirku.

Dulu, bibir ini penuh senyum saat melengkung dan mengerucut mengeja namamu.

Memanggilmu terasa seperti nyanyian bahagia di masa lampau.

Namun, perhatikan sekarang.

Bukankah bibir itu kaku? Jangankan untuk menghadiahimu senyum, bibir itu terlalu rusak dan berantakan, darah akan mengalir dari pecahannya jika kau paksakan.

Bibirku sudah kuhibahkan hanya untuk bersumpah setia kepadamu, sumpah setia yang jelas tak terbalas lunas oleh hatimu.

 

Sekarang kulihat kau mulai melirik-lirik jari jemariku. Ada apa? Apakah kau ingin mengukur seberapa besar kerusakan yang kau tinggalkan?

Bisakah kau rasakan permukaan kulitnya yang kapalan?

Dulu aku rajin mengasahnya, biar halus saat kuusapkan ke pipi ranummu yang kucintai

Sekarang, kuku-kukunya sudah panjang. penuh kotoran di selipannya. Permukaan kulitnya pun jelek, keriput dan penuh luka buruk. Tak pantas untuk kau lihat dengan mata cemerlangmu, apalagi sampai kau sentuh.

Jari-jemariku sudah kurelakan hanya untuk diselipkan di antara jari jemarimu. Tempat yang sekarang sudah terisi oleh jari indah lainnya.

 

Ah, lalu kakiku? Apakah kau penasaran? Sudahkah kau bisa mengurangi rasa bersalahmu?

Sayang sekali, kakiku sekarang berlumpur kepedihan, berkubangkan patah hati.

Masih ingatkah kau tentang kaki ini? Yang dulu selalu membawaku berlari menghambur kepadamu?

Kau bilang kau selalu takjub akan betapa cepatnya aku datang saat kau memanggil. Jangankan kau, aku sendiri juga takjub. Mungkin cinta memang terbukti menjadi bahan bakar paling efektif saat otakmu berkabut dimabukkannya.

Sekarang, tentu saja kaki ini tak sama lagi. Mungkin bahkan jauh lebih buruk dari yang lainnya. Dia kehilangan daya untuk menopangku yang sudah rusak parah.

Kaki ini mungkin masih bisa kuseret-seret untuk menyelamatkan yang tersisa. Namun, aku jelas sudah terlalu lelah untuk bergerak.

Kupikir-pikir, bagaimana kalau kuberikan saja kaki ini kepadamu? Aku tak butuh. Duniaku sudah berhenti, jelas aku tak perlu kemana-mana lagi. Aku sudah menyerah.

 

Jangan coba-coba melirik hatiku. Kau akan kecewa karena tak akan kau temukan di sana.

Rongganya sudah lama tak berpenghuni, penuh debu dan sarang laba-laba yang menjajahi.

Bukankah kau dulu yang mengulurkan lenganmu untuk merengkuh hatiku lalu kau bilang akan kau simpan dalam hatimu?

Apakah kau masih lupa dimana kau letakkan hatiku yang pernah kuberi? Mungkin sudah pecah jadi serpihan debu karena tak kuat kau tempa dengan pukulan dan deraan darimu?

Pun sekarang kau punya nyali datang, membawa sisa pecahan hatiku dan bilang kalau kita masih bisa diselamatkan?

 

Apakah kau sudah gila? Beraninya kau datang untuk melihatku, seakan mencari apa lagi yang bisa kau lucuti dariku?

Atau jangan-jangan, itu aku yang sejak awal sudah tergila-gila hingga rela jadi buta, bisu, lumpuh dan tak berdaya?

Ah, ya. Memang benar akulah yang gila.

Hanya orang gila yang rela memutilasi dirinya sendiri lalu diberi kepada orang sepertimu.

Jelas akulah yang memang sudah kehilangan akal sehatku, terlucuti atas nama cintaku kepadamu.

 

Pulang sajalah, Permata Hatiku.

Pulanglah dan bawa tangan kosongmu pergi.

Tak ada lagi yang bisa kau lucuti di sini.

Semuaku sudah kau ambil

Yang tersisa hanyalah serakan sesal, kerak debu kegilaan dan jasad kosong yang tak berguna


Bandung, Juli 2021. Di rumah sajalah biar kamu aman. Tutup dirimu. Minum kopimu dalam sendiri, sesap pahitmu dalam sepi.

 

 

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

 

25 Komentar

  1. Si ˈsʌni menulis:

    bnyak bnget tanda tanyanya :kumenangismelepasmu aku jdi gatel pngen ikut jawab :luculuculucuih eeeeh tapi kenapa itu bajunya yg sudah compang-camping tidak dipertanyakan, apakah baju compang-campingnya belum terlucuti? 🀣🀣🀣 sehat selalu au *masih nunggu kapan onigirinya dimakan btw πŸ™ makasih

    1. Yuk jawab

      1. Si ˈsʌni menulis:

        satu kata untuk ka Maya β€œTidak” :awaskubalasnanti

      2. ryanadya menulis:

        :aw..aw :ohyeaaaaaaaaah! :aw..aw :berikamiadegankiss!

  2. Ronaronaroo menulis:

    Selamat, anda berhasil lepas dari pengaruh pelet πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Jangan coba2 menelisik kebahagiaan dari orang lain, tidak peduli seberapa besar rasa sayang kita pada orang tersebut. Satu2nya hal yang bisa kita lakukan adalah menciptakan kebahagiaan dengan mencintai diri sendiri~

    Love yourself, and stay waras~ wkwkwk

    “Don’t seek happiness, if seek it, you won’t find it. Because seeking is the antithesis of happiness” -Eckart Tolle, A New Earth: Awakening to Your Life Purpose-

  3. Bintang Timur menulis:

    Uwah, seminggu ga mampir ke sini langsung disuguhi Perampas Waktu :babeinicintaku
    Kenapa coba, perlahan² mbaca keterangan dari mata sampai kaki yang terlucuti jadi jelek, daku langsung melirik² PP nya Au :luculuculucuih :luculuculucuih 🀣🀣🀣
    Semangat terosss galaunya, haha
    Biar segera lahir Perampas Waktu #12 πŸ˜†πŸ˜†
    Eh, makasih tombol editnya udah ada πŸ™πŸ™
    Berguna sekali bagi tukang typo sepertiku πŸ˜†πŸ˜†
    Nuhun 🌹

  4. Surpriseee…
    Ketika hati meredup lama menanti
    Akhirnya jari jemari itu bergerak lagi
    Menari nari melukiskan luka tak terperi
    Menggambarkan sayatan hati kian menjadi….
    Dan aku..aku selalu menanti
    Menjadi penikmat ..ditemani secangkir kopi
    Hahaha aku merasa jahat..semakin kisahmu mengiris hati ..justru semakin kunikmati :luculuculucuih :luculuculucuih
    Sudah Biar letnan paris aja yg gila…
    Jangan ikutan ah….

    Sungguh perampas waktu yg kunanti dr app sebelah kuikuti
    Sampai teman menawar diri
    Akan disampaikan kalau ada yg menunggu next chapt perampas waktu…
    tapi ternyata disini dia menampakkan diri…
    Dengan jaring laba2 yg memerangkap diri
    Semangat galau2nya yak..

    Yook semangat kaka au7…
    Jaga kesehatan biar next chapt 12 segera terlahir…(maksa ini)..πŸ™πŸ™

    Terimakasih..πŸ€—πŸ€—

    1. Keren koment nya

  5. Yok semangat kaka au7

  6. Wah, sudah lama tidak menengok vit blog ternyata ada perampas waktu dan masih hangat bikinnya.

    Senang rasanya mati rasa membaca ini, tidak terenyuh juga tidak terharu sedikitpun.

    Puk puk wahai penulis buruk rupa, semoga keras kepalamu memudar seiring berjalannya waktu bersama lelah dan sekarat yang masih setia kau peluk.

    Terima kasih menyadarkanku masih ada yang lebih tidak waras dari diriku.

    Ampuuuun~ :kisskiss

  7. Horor juga ya

  8. 🌻SERAFINA MOON LIGTπŸŒ™β€πŸ’‘ menulis:

    Weyy :habisakal :habisakal

  9. R.I.P hati dan logika ketika cinta mulai mengklaim tempatnya.
    “If i lose you, i’ll die.” Begitulah yang sering dikatan oleh orang yang dimabuk cinta. :kukutukkaujadibau

  10. woww :habisakal :habisakal ,,,, semangat terus kak au7

  11. Nike 🌻 menulis:

    πŸ™‚πŸ™‚ πŸ‘

  12. Nike 🌻 menulis:

    Pernah move on lewat jalur nangis 2 hari 2 malem , tiap hari doa ya tuhan jika bukan jodohku hapus dia Tuhan , lagi belajar ikhlas sih dan gak boleh serakah , sebenarnya pengen ngomong kamu harus bahagia yak tapi gak bisa karna gwe tau yg nyakitin kamu tu aku, 😭😭 semoga dia maafin aku, dan klo dia udah bisa move on dr aku ya gak papa justru bagus , aku blm sehebat dia bisa memulai hubungan baru sampe gue bener 2 udah move on , gak lucu kan klo cowok baru aku cuma jadi pelarian masa lalu , aku gak sejahat itu , . Hmmm rasanya kek beban dosa perbuatanku udah agak berkurang, 😁😁

  13. Smangatt

  14. “Sebelum mencitai orang lain, cintai dulu diri lu sendiri”
    – Kata seseorang dalam kenangan

  15. Nyesek ya bacanya. Mewakili sekali :habisakal

  16. Tks ya kak udh update.

  17. Kok nyesek ya :habisakal

  18. Ini ttg patah hati bukan sih.. untung diri ini ga pernah patah hati kayaknya horor tuh efeknya :haisalamkenal :haisalamkenal