Vitamins Blog

SERAVARD-01

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

Gadis dengan kunciran rambut pita itu menatap tajam pria berseragam penuh pangkat yang pulang dengan bau khamer. Mata hijau emeraldnya menelisik inci demi inci pakaian suaminya itu, seolah tak ingin melewatkan satu bukti apapun yang bisa ia pergunakan untuk bahan amarahnya pagi ini. Dan benar saja, setitik noda berwarna merah segar itu lah buktinya.

“Er levidas suamiku tercinta. Jalang manalagi yang kau tiduri.” Ucapnya dengan nada tinggi. Padahal baru beberapa hari ini ia tengah senang dengan kelahiran putri mereka yang diberi nama Samoen, kini ia harus menekan amarah yang membusung didadanya.

Ingin sekali rasanya ia memuaskan kemarahannya dengan suaminya itu melalui jalur ranjang. Tapi sayangnya, dokter keparat yang menangani proses kelahiran anak pertamanya itu rupanya tak mendukung aktivitas yang paling disukainya. Aktifitas manalagi selain diranjang.

“Sudahlah maria. Suamimu ini baru pulang”

Pria tinggi berbadan tegap itu berjalan santai menuju meja yang telah tersaji daging setengah matang dengan bumbu khas arab.

“Er levidas! Bawa jalang itu kemari. Istrimu yang cantik ini pencemburu.” Maria memeluk erat suaminya, dan menyatukan bibir mereka, perpaduan daging dan manis bibir yang sempurna.

“Susu, bukankah samoen membutuhkan susu. Lihatlah dia merengek.” Rupanya setelah bergulat panjang semalam, nampaknya hormon seksualnya agak berkurang dan sekarang ia lapar. Butuh asupan makanan bukan kenikmatan.

“Aku tidak mau! Nanti jika samoen menyusu padaku, susuku tidak indah lagi. Bagaimanapun juga aku bersedia melahirkannya tapi bukan menyusuinya.”

“Kau, hmmm. Baiklah baiklah maria sayang. Besok akan kubawa jalang itu kesini. Karena suamimu ini sudah berjanji, sekarang pergilah temui samoen, ia masih bayi dan membutuhkan asi mu.”

Maria mengangguk. Levidas tetaplah levi yang tunduk pada maria. Sebab jika tidak, maria akan meninggalkan levi. Dan itu bukanlah hal yang diinginkan.

Maria, Maria Varamoyas. Gadis dengan mata hijau emerald itu di lahirkan dengan kecantikan yang luar biasa. Bahkan siapapun rela mengantri untuk menghabiskan malam dengannya. Dan maria juga terkenal dengan hasrat seksual yang luar biasa. Setiap malam ia menghabiskan waktu bersama selingkuhannya.

Jika ditanya apakah levi mengetahuinya? Ia levi sangat tau. Bahkan keperawanan maria bukan di ambil oleh levi. Melainkan paman maria sendiri. Dan persetan dengan keperawanan. Bukankah di dunia sekarang presentase keperawanan bukanlah hal yang membahagiakan lagi.

Apa arti dari keperawanan? Cuih. Sekarang banyak gadis yang tidak memperdulikan itu. Bahkan diantaranya rela memberi secara gratis untuk kekasihnya. Biadab? Hahaha, sekarang itu menjadi tradisi. Mungkin lebih baik pelacur yang masih memberi harga daripada gadis yang dengan sukarela membiarkan keperawanannya direnggut.

Begitupula maria, tidak ada yang mau menyalahkannya. Setiap malam saat levi bertugas patroli dan mengatur rencana keamanan negara. Maria juga ikut andil membantunya dengan memberikan kepuasan birahi pada pejabat pejabat tinggi. Lalu pejabat itu akan memberikan upeti kepada maria sebagai gantinya.

Kepuasan yang sama rata. Setidaknya maria merupakan kebanggaan buat levi. Dan benar saja, setelah susah payah membujuk maria akhirnya mau melahirkan benih yang ditanamnya. Dan samoen, samoen adalah bukti dari bibit unggulnya bersama maria.

Levi menghela nafas, ada satu beban lagi di kepalanya. Samoen anak bayinya itu adalah bibit unggul. Kecantikan samoen yang masih balita itu harua disembunyikannya. Iya tidak ingin samoen mengikuti jejak maria. Meskipun maria adalah sosok istri yang begtiu ia cintai, tapi ia tidak rela samoen juga menjadi pemuas nafsu atasan.

Samoen, samoen…

Aliyah, bagaimana dengan gadis itu? Maria menginginkannya. Gadis itu juga akan bernasib sama membusuk di antara pria pria buas birahi. Setidaknya jika maria menginginkannya, maka maria harus memuaskan nafsu robeon. Sebab robeon sudah meminta aliyah dari levi jauh sebelum maria.

Kaku, nyeri, sakit, sesak. Mata aliyah mengerjap-ngerjap dengan psikis yang ingfin menghampiri ajal. Tubuhnya telanjang bangun dipagi ini dengan tertutup selimut hitam. Kilas balik kejadian semalam selalu terbayang.

Dosa, zina, Neraka. Ia harus bagaimana. Pergelangan tangannya memerah. Ada begitu banyak tanda kecupan di sekitar leher jenjangnya. Bahkan aroma pria itu masih melekat di indera penciumannya.

“Sudah bangunkah nona? Cepat mandi bergegas. Malam ini kau dapat kabar gembira. Salah satu orang ternama akan menidurimu lagi. Wah kau sukses sekali. Setelah mendapatkan kesempatan tidur bersama pujaanku si pria berwajah datar, kau juga mendapatkan kesempatan tidur dengan robeon, pria penuh senyuman.”

Aliyah gemetaran, sebelum ia sempat meronta. Perempuan berseragam media itu menyuntiknya hingga lagi lagi sepertinya ia harus berada di alam mimpi. Mimpi buruk yang akan mengingatkannya lagi pada kejadian semalam.

3 Komentar

  1. Lilis Herlina menulis:

    Gimana y nasib allyah…lanjut👍👍

  2. Ya ampun aku senang banget bisa ngabung di website kakak kakak sekalian soalnya cerita kak bagus bagus banget

  3. Ini tentang apa??