Vitamins Blog

Across The Railway – Chapter 5 : Kementerian

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

40 votes, average: 1.00 out of 1 (40 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 

Vote dan comment ya kalau kalian suka dengan cerita ini-

*****

 

“Kau mengerti atau tidak? Aku tidak bisa melihatmu kalau kau hanya mengangguk untuk menjawab.” Tanya Jay lagi pada Alexa karena ia benar-benar tidak dapat melihat apa-apa, semuanya gelap gulita akibat aura kedatangan orang-orang dari kementerian.
“Ya ya aku mengerti.” Kata Alexa. Jay kemudian menutup teko itu dan menyerahkannya kepada Kevin. “Letakkan kembali teko ini di tempat semula Kev.”

Kevin mengangguk dan membawa teko itu untuk ditaruh ke tempat semula.

“Lalu setelah ini apa J? Apa kita akan berpura-pura jika kita sedang melakukan sebuah kegiatan yang melibatkan ramuan aroma manusia?” Tanya Kevin ketika sudah kembali, ia menarik kursi yang tadi Alexa pakai, menjatuhkan bokongnya di sana, dan ia berdecak sebal. “Bisa tidak kita kabur saja? Aku muak bertatapan dengan mata kucing yang sok-sokan tidak berdosa itu.”

“Kevin..” Desis Jay memperingatkan.

“Okay-okay I’m sorry. Jadi bagaimana? Kita benar-benar akan melakukan drama seperti itu?”

Ia mengusap wajahnya dengan kasar. “Memangnya ada cara lain?”

“Aku tau kau tau J. Kau bisa melakukan lebih daripada hanya sekedar berpura-pura seperti ini. Kau dan kekuatanmu J, untuk apa jika tidak digunakan untuk saat-saat seperti ini. Kita sudah berdiam diri terlalu lama. Tidakkah cara ini terlalu pengecut?” Kevin mendengus sebal.

“Aku juga tau jika kau tau Kev, bahwa aku tidak bisa melakukannya. Kita sudah pernah membicarakannya. Sudahlah lebih baik kita diam. Aku bisa merasakan mereka sudah dekat dengan kita.” Jay mengangkat tangan kanannya dan membiarkannya menggantung di udara. “Mereka sedang kesulitan mencari rongga udara yang bisa mereka tembus. Sepertinya mantra pengacau partikelku sangat membantu memperlambat kedatangan mereka.”

Ia menghela nafas beberapa kali sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali duduk.

Kementerian..

Mereka tidak lain hanyalah sebuah kumpulan omong kosong yang bernaung di bawah nama. Bagi Jay, kementrian bukanlah lagi apa yang ia harapkan ada dan menduduki tempat tertinggi di pemerintahan dunianya. Karena pada dasarnya kementrian sudah berbeda. Semuanya telah berubah beberapa tahun belakangan ini.

Semuanya.. telah hancur.

Dan hukum rimba pun kembali berlaku. Di mana penyihir yang kuat, maka dialah yang dapat bertahan hidup. Sedangkan para penyihir kaum lemah ditindas secara terang-terangan, bahkan karena penindasan itu, banyak dari mereka yang mati mengenaskan karena upaya memberontak.

Segalanya juga jadi sulit, terutama bagi penyihir lain yang tidak memiliki keistimewaan seperti klan keluarga Jay, karena semua tempat dilindungi oleh mantra anti teleportasi (berpindah tempat), semua sapu terbang disita, dan semua tongkat sihir dimusnahkan. Hidup kaum penyihir seperti dijajah oleh pemimpinnya sendiri, mereka semua tidak dapat berbuat apa-apa selain tunduk pada apa yang telah ditetapkan kementerian.

“Apakah semuanya akan baik-baik saja, J?” Tanya Kla tiba-tiba, membuyarkan lamunannya.

Jay terkekeh, berusaha mencairkan suasana yang tegang. “Hei, it’s gonna be alright Kla. Don’t worry. Yang terpenting kalian block semua pemikiran kalian. Jangan sampai mereka menemukan celah untuk membaca pikiran asli kalian, sehingga mereka tidak akan tau apa yang sebenarnya terjadi. Okay?”

Kla menggeleng. “Aku takut aku tidak bisa, nanti kita semua malah ditangkap gara-gara aku. bagaimana J? Aku ingin menangis..”

Jay berdiri hendak memeluk Kla, namun suara pusaran angin sudah terdengar di depan pintu. “Mereka datang.” Bisiknya. Kevin dan Kla langsung menegakkan tubuh mereka penuh antisipasi, mereka bertiga saling memandang satu sama lain untuk beberapa saat, berusaha menguatkan dan meyakinkan lewat tatapan mata.

Kali ini bunyi pusaran angin kembali terdengar tetapi dari dalam lemari di kamar yang tadi ditempati Alexa.

“Ingat.. Block pemikiran kalian.” Kata Jay akhirnya, memutus kontak mata dengan Kevin dan Kla. Mereka berdua mengangguk dan berjalan ke sudut ruangan sana, di dekat almari penyimpan stoples-stoples milik Jay.

Pintu lemari di kamar pun akhirnya terdengar berderit tanda terbuka, dan selang sepersekian detik tujuh orang menteri berjubah hitam keluar dari kamar itu.

“Allo Jay. Long time no see, eh?” Mister Scott pria paruh baya yang berdiri paling depan di antara gerombolan menteri lainnya, menyapa Jay dari balik topi kerucutnya sambil menepuk-nepuk jubahnya yang terkena debu.

Jay tertawa sedikit mendengus. “Well, long time no see Minister.”

Pria itu melangkah menuju kursi di depan Jay, menariknya, kemudian duduk di sana. Jay menatapnya dan ia menyadari bahwa ada banyak sekali perubahan pada diri pria di depannya itu, entah dari pakiannya yang kini sangat mahal, entah dari rambut coklat pendeknya yang kini selalu tertata rapih, atau entah dari pembawaannya yang kini sudah selayaknya seorang bangwasan kelas atas.

Jay tidak mengerti.. kenapa kedudukan sering kali membuat orang-orang dengan mudahnya berubah dan jadi menutup mata.

“How are you Callan? Ah, ngomong-ngomong maaf untuk ketidaksopananku masuk lewat lemarimu. Soalnya kami kesulitan membuka pintu tadi, mantra di pintumu terlalu sulit untuk kami rusak.”

Jay mengangguk-angguk. Tanganya mengusap dagu, berlagak seperti orang bijak. “Yaya Mr. Scott, itu tidak masalah. Tapi akan lebih baik lagi jika lain kali kau masuk lewat pintu, tapi dengan cara aku yang membukanya, bukan kau yang merusak mantranya.” Jay mengedipkan satu matanya pada Mr. Scott. Tapi beberapa detik kemudian matanya melebar seolah teringat sesuatu. Ia menganggukkan kepalanya sambil terkekeh kekeh kecil.

“Ah.. tapi kurasa setelah jadi menteri kau sepertinya lupa bagaimana cara bertamu yang baik, kan? Mungkin aku harus mengingatkanmu cara mengetuk pintu nanti. Bagaimana?”

“Hahaha, jaga perkataanmu Callan.” Desis Mr. Scott, meski dengan bibir tersenyum, Jay yakin sebenarnya lelaki itu tersinggung dengan perkataannya.

“Ouch, my pardon Minister, kau tau kalau aku hanya bercanda.”

Lelaki itu hanya mengangguk sambil lalu. Jay melanjutkan. “So what’s the matter? Sampai-sampai kau mau meninggalkan singgah sanamu yang megah dan nyaman hanya untuk mengunjungi rumah reot yang kumuh dan bau ini?”

Mr. Scott mengangkat satu alisnya. “Kukira kau sudah mengerti kenapa aku disini?”

Jay mengangkat bahu dan memasang wajah bingung pura-pura tidak tau. “Aku sama sekali tidak tau apa tujuanmu datang kemari Mr. Scott,m. Aku rasa aku tidak berbuat kesalahan, dan aku rasa kau tidak datang hanya untuk sekadar berkunjung dan bernostalgia, bukan?”

“Haha tidak tidak.. tentu saja tidak.” Ia mengedarkan pandangannya menatap ruangan sekitarnya dengan bergidik jijik, lalu matanya beralih menatap Jay dengan serius. “Aku tidak ingin berputar-putar, jadi langsung saja aku bertanya padamu, Callan. Apa kau menyembunyikan manusia?”

“Manusia?”

“Ya.”

Jay menggeleng tegas. “Memang kau fikir aku mendapatkan manusia dari mana?”

Mr. Scott mendesis. “Lalu dari mana datangnya aroma itu, Callan? Aroma manusia. Dan jangan katakan jika kau tidak mencium aroma itu, karena aku atau bahkan kami semua yang ada di kementerian menciumnya. Dan jangan katakan jika aroma itu tidak berasal dari sini, karena kami semua bisa memastikan jejaknya memang berasal dari sini.”

“Ah.. I see, jadi karena aroma.” Jay mengedikkan kepalanya ke meja yang sengaja ia buat berantakkan itu. “Aku, Kevin dan Kla sedang meneruskan percobaan kami membuat ramuan aroma manusia.”

Lelaki itu tampaknya tidak percaya, ia menyipitkan matanya.

“Ini percobaan yang sudah aku daftarkan di kementerian beberapa tahun lalu. Kau pasti tau kan? Dan tadi aku hanya mencoba-coba untuk mengujinya lagi. Sudah sedikit berhasil, karena sempat mengeluarkan aroma manusia meski dengan kadar yang rendah.”

“Lalu mengapa tiba-tiba aroma itu hilang?” Tanya Mr. Scott menyelidik.

“Entah kenapa aku juga tidak mengerti. Kami baru saja ingin mecari penyebabnya, namun kau sudah menguarkan kegelapan ini dan kami tau jika kau akan berkunjung, jadi kami belum sempat memastikan kesalahan apa yang terjadi dengan percobaanku tadi.” Jelas Jay dengan santai.

Mr. Scott sepertinya sedikit terpengaruh. Ia terdiam sebentar, mungkin mencerna apakah Jay berkata jujur atau tidak.

Namun ternyata Mr. Scott masih ragu, karena ia tiba-tiba mengeluarkan tongkatnya dan mengayunkan tongkat itu di udara. “Arromph maximum.” Ucapnya, membuat ujung tongkat miliknya itu mengeluarkan asap putih yang langsung menyebar, menjelajah tiap ruangan rumah Jay.

Jay tercenung. “Sialan Mr. Scott malah memantra untuk mendeteksi aroma manusia. Sialan pula tongkatnya itu, pamer betul dia.” rutuknya dalam hati.

Dan tidak lama kemudian asap putih itu kembali ke ruangan tempat mereka semua berkumpul. Asap itu datang dengan membawa aroma manusia yang tidak lain dan tidak bukan adalah aroma Alexa. Jay menyadari jika mantra pelindung dan penyamar aroma pada teko Alexa yang tadi dibuat oleh Kevin sudah bisa tertembus oleh mantra Mr. Scott.

sialan, sialan, sialan!

Pikiran Jay mulai kalut, meski eskpresinya masih terlihat tenang. Ia menatap Kevin dan Kla yang berada di pojok sana, mereka berdua memang belum bisa mencium aroma dengan kadar rendah, sehingga mereka masih terlihat santai-santai saja.

Jay mulai mengkonsentrasikan pandangannya pada dua anak itu untuk menghubungkan otaknya, dan dia berhasil. Setelah yakin terhubung, Jay mengalihkan pandangannya lagi ke Mr. Scott agar lelaki itu tidak curiga.

“Kev, Kla.. mantra yang tadi diucapkan Mr. Scott membuat aroma Alexa kembali tercium. Jadi kita akan gunakan rencana B, okay?”

“Okay.” Kata Kevin dan Kla bersamaan.

Kemudian Jay melanjutkan. “Nanti ketika Mr. Scott  dan menteri-menteri itu mulai menggeledah rumah ini, kalian cepat ambil ramuan penghilang dan penembus benda lalu minum. Setelah itu, Kla kau langsung pergi ke pinggir rel kereta tua di sebelah hutan. Kevin kau ambil Alexa terlebih dahulu lalu susul Kla ke sana. Okay?”

“Okay.”

“Jangan putuskan sambungan ini sehingga kalian bisa mengatakan jika kalian sudah berkumpul di sana. Aku akan secepatnya menyusul.”

Mr. Scott menurunkan tongkatnya, ia melirik para bawahannya yang masih setia berdiri di depan pintu kamar tadi. “Kalian menciumnya lagi kan? Aroma itu?” Para bawahannya mengangguk.

Ia memandang Jay dengan tajam. “Katamu aroma itu tadi menghilang. Lalu yang baru saja tercium itu aromanya siapa, Callan? Aroma itu masih tercium walau sangat amat sedikit. Bahkan lebih sedikit daripada aroma yang sebelumnya.”

Jay hanya diam.

Mr. Scott menaikkan alisnya dan menatap Jay dengan tatapan mengejek. Sudut bibirnya berkedut, tampak menahan senyum kemenangannya. Ia kemudian berdiri sambil mengibaskan jubahnya itu. “Geledah ruangan ini!” Perintahnya.

Dan saat itu juga, Kevin dan Kla menjalankan aksinya. Kla yang paling dekat dengan dengan almari penyimpanan stoples milik Jay langsung meraih tabung ramuan yang sengaja digantung di samping almari.

Mereka meminum dua ramuan             –ramuan penghilang dan penembus- itu sekaligus. Setelah efeknya sudah menjadikan tubuh mereka transparan. Kla langsung mengerahkan kekuatan aslinya, menjadikan tubuhnya itu kini diselubungi api jingga yang berkobar.

“Hati-hati Kev, aku pergi dulu.” Kata Kla.

Kevin mengangguk. “Kau juga Kla. See you there.”

Dan Kla melesat pergi melalui udara, seperti kilat yang sedang menyambar.

Sedangkan Kevin, ia mulai mengendap-endap menuju tempat teko dan mengambilnya dengan menembus pintu kayunya agar tidak menimbulkan bunyi. Setelah teko sudah ada dalam genggamannya, Kevin juga mengerahkan kekuatannya. Sama halnya dengan Kla, dirinya pun pergi ke tempat pertemuan menembus kegelapan dengan diiringi kobaran cahaya kilatnya yang berwarna kemerah-merahan.

*****

17 Komentar

  1. Wajihah syarifah menulis:

    Ihh penasaran banget,gak sabar lagi deh nunggu kelanjutannya

    1. bintarinf menulis:

      kelanjutannya udah ada ko, happy reading yaw ^^

    2. Okaayyy

  2. Suka suka suka eike voment bo…

    1. bintarinf menulis:

      arigatou mimin.. ditunggu vomentnya di chapter selanjutnya

    2. Hihihi kak mintik??

  3. Ditunggu loh nnext nya yaaa

    1. bintarinf menulis:

      nextnya udah terbit, yuk baca yuk. voment ya jan lupa, terimakasih ^^

    2. Sipsip

  4. farahzamani5 menulis:

    Tuhh kan msh deg2an jg bca part ini
    Serasa ikutan ada disana dah eaaaa
    Cuzz lanjut ke part berikutnya
    Semangat trs

  5. Kereennnn

  6. Waahhh magic .. penuh fantasi ini mah

    1. Keren yaa

  7. fitriartemisia menulis:

    nahloh nahloh, ketauaaaan

    1. Hahaha

  8. :tidakks!

    1. ??