The Dark Mission ( Part 5 )

(41 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.Loading...
Loading…

The Dark Mission (Part 5)

“Pagi ini Los Angeles digemparkan dengan munculnya Dark Angele yang membantai kelompok mafia yang diduga melakukan transaksi barang terlarang di sebuah pelabuhan San Pedro.”

Buukk..

James melempar koran pagi yang telah dibacanya diatas meja, yang berisi berita yang tengah hangat diperbincangkan. Tentang seorang pahlawan wanita yang dijuluki dengan julukkan ‘Dark Angele’ diseluruh dunia. Saat ini negara Amerika tengah diguncangkan dengan kemunculannya yang secara tiba-tiba, sang pahlawan yang selalu memberantas kejahatan di berbagai dunia, tidak tahu bagaimana caranya tetapi Dark Angele selalu datang ketika kelompok mafia dan orang-orang jahat mulai melakukan aksinya. Semua orang didunia bilang dia adalah seorang malaikat yang turun ke bumi yang menyelamatkan manusia. Karena semua dunia sampai saat ini tidak mengetahui siapa di balik topeng dan jubah hitamnya itu.

“Apa kalian sudah membaca berita heboh ini.?” Tanya James pada ketiga sahabatnya.

“Tentang Dark Angele’ yang muncul di Amerika? tentu saja.” Jawab Damian.

“Aku penasaran siapa dibalik topeng dan jubahnya itu, karena sampai saat ini tidak ada yang tahu siapa dia dan bagaimana rupanya. Dia selalu melakukan aksinya dengan sangat rapi, dan polisi selalu datang ketika dia sudah melakukan aksinya.” Jawab Daniel.

” Alexa, apa kau tahu tentang ‘Dark Angele’ ini? karena dia sering sekali muncul di Jerman dibandingkan di negara lain, bahkan Amerika saja ini pertama kalinya ia muncul.” Tanya James pada Alexa yang sedang makan cemilan yang dibelikan Crish untuknya.

“Ya.. aku sering mendengar tentangnya, karena dia dijuluki malaikat di sana, dia selalu muncul ketika ada kejahatan dan hanya muncul dimalam hari, mungkin karena itu semua orang tidak bisa mengetahui siapa dia karena dia hanya melakukan aksinya pada malam hari.” Jawab Alexa.

“Apa kau pernah ditolongnya Alexa.?” Tanya Crish.

“Hmm.. tidak, kenapa.?” Jawab Alexa.

“Tidak, hanya saja jika kau pernah ditolong olehnya, kau bisa meminta ia menjadi temanmu sehingga kau bisa tahu siapa dia dan tentu saja ia akan melindungimu.” Ucap Crish.

“Haha kak Crish,, ada-ada saja meminta ia menjadi temanku, tapi ada seorang anak kecil yang pernah melihat wajahnya, dan anak kecil itu mengatakan bahwa ia sangat cantik. Sehingga di sana orang memberi ia julukkan ‘malaikat cantik berhati iblis’. Karena cara dia menghabisi kelompok mafia itu dengan mencongkel matanya, dan mengeluarkan jantungnya.” Ucap Alexa sambil membayangkan betapa ngerinya aksi Dark Angele itu.

“Ckkk sial.. aku jadi semakin penasaran dengannya. Siapa ia sebenarnya, dan bagaimana ia melakukan semua aksi mengerikan itu hanya seorang diri.” Ucap Damian kesal.

“Alexa, besok kau sudah mulai bekerja dirumah sakit kan?” Tanya Daniel pada Alexa.

“Yah. Besok aku sudah mulai bekerja di rumah sakit, kenapa memangnya kak?”

“Apa jam kerjamu akan sampai sore.?”

“Tidak. Besok aku bekerja hanya sampai setengah hari saja, karena bseok adalah hari pertama jadi aku hanya pengenalan saja.” Jawab Alexa.

” Bagus kalau begitu. Jadi besok sore bisakah kau menjemput ‘Justin’ di bandara karena ia akan datang.” Ucap Daniel. Alexa yang mendengar ucapan Daniel langsung tersedak makanannya sendiri.

“Aaa-apaaaa.. Justin.. datang kesini? ta-pi bukannya dia belum bisa kembali karena ia masih menyelesaikan urusannya.” Tanya Alexa.

“Ntahlah..”Dia mengabari kakak bahwa besok dia akan datang besok.” Ucap Daniel.

“Hhmm. Baiklah besok aku akan menjemputnya kalau begitu.” Ucap Alexa yang menyetujui permintaan Daniel.

*****

Tap..tap..tap..

Seseorang berjalan memasuki koridor mansion mewah bergaya eropa. Seorang pria yang mengenakan setelan jas armani mahal dan mewah ditubuh profesionalnya. ‘Pria’ tersebut memancarkan aura gelap dan intimidasi yang memenuhi setiap langkahnya dimansion ini. Tepat di sebuah pintu ruangan yang besar nan mewah yang berukir emas ia memberhentikan langkah kakinya yang hendak masuk saat pengawal yang berada didepan pintu menghadangnya.

“Siapa kau? ada perlu apa kau kemari.?” Tanya pengawal berbadan besar sambil menodongkan pistol didepan wajah pria tersebut. ‘Pria’ yang sedang terancam nyawanya-nya tidak menampakkan kekhawatiran dan rasa takut diwajahnya sama sekali, melainkan tatapan dingin dari balik kacamata hitam yang sedang digunakannya.

“Apa kau butuh jawabanku.?” Jawab ‘Pria’ tersebut dengan tenang sambil menurunkan kacamata yang ia gunakan dan menampilkan sepasang mata bewarna biru yang sangat tajam menatap pengawal tersebut.

“T-ttua-aan maa-affkan saya, saa-aya tidak bermaksud seperti itu.” Ucap pengawal yang sangat ketakutan saat mengetahui siapa dibalik kacamata itu.

“Hn. Tapi aku tidak akan puas hanya dengan ucapan maaf mu itu!”

“Apa yang harus saa-yaa la-kukaan tuu-aan? Sa-ya mohon am-puni saya. ” Ucap pengawal yang bergetar ketakutan. Ia sangat tahu kalau pria dihadapannya ini tidak akan menerima ucapan maafnya begitu saja, harus ada hukuman yang setimpal karena ia sudah berani menodongkan pistol tepat kewajah pria itu, dan sekarang ia akan menerima balasannya.

Pria yang mendengar suara rintihan dari mulut pengawal didepannya menyeringai senang sungguh ia sangat menyukai ekspresi seperti ini, ekspresi ketakutan, kekhawatiran, dan ekspresi keputus-asaan, ia sungguh sangat menyukainya. Tangannya bergerak mengambil pistol yang berada di tangan pengawal tersebut dan melihat senjata tersebut dengan seksama.

“Aku hanya ingin ini, jadi buang ekspresi wajahmu itu.”Ucapnya. Pengawal itu menatapnya tidak percaya, dengan apa yang baru saja didengarnya. Pria ini hanya ingin senjatanya dan tidak melakukan apa-apa padanya. Benarkah?

“Aku akan masuk. Jadi minggirlah!” Ucapnya lagi sambil berjalan kearah pintu dan membuka pintunya. Tepat dua langkah ia memasuki ruangan ia berhenti dan membalikkan badannya dan menatap punggung pengawal yang tampak sedang menarik napas lega karena tindakkannya barusan. Yang benar saja?

DOORRR…

Ia menembakkan peluru tepat di jantung pengawal tersebut.

“Aku juga ingin nyawamu.” Ucap ‘pria’ tersebut sambil menyeringai senang dan menutup pintu ruangan tersebut. Dia melangkahkan kaki menuju koridor yang cukup panjang. Sampai di ujung koridor tampak sebuah ruangan besar dengan seseorang yang berdiri sambil menatap tidak percaya kepadanya.

“Kaau membunuh pengawal ku ‘lagi’?” Tanya seorang pria paruh baya yang berusia sekitar lima puluh tahun kepada orang yang baru saja datang dihadapannya.

“Kau seharusnya memperkejakan pengawal yang punya sopan santun William.” Jawab ‘pria’ itu dengan santai sambil memberikan pistol yang dipakainya untuk membunuh pengawal tadi kepada William.

“Tapi kaa-” “Ada perlu apa kau memanggilku kemari.” Tanya ‘pria’ itu memotong ucapan William.

William sangat tahu kalau pria dihadapannya ini sangat tidak menyukai basa basi.

“Kelompok yang kukirim untuk melakukan transaksi narkoba di pelabuhan San Perdo di Los Angeles di bantai habis oleh ‘Dark Angele’ aku tidak menyangka kita akan berurusan dengannya.” Ucap William sambil memperlihatkan wajah kekhawatirannya, ia sangat tahu siapa itu ‘Dark Angele’ pahlawan yang disebut-sebut di belahan dunia karena tindakkannya dalam membantai kejahatan dan ia sudah memprediksikan bahwa suatu saat ia pasti juga menjadi salah satu daftar kelompok mafia yang akan berhadapan dengannya, tapi ia tidak menyangka kalau anggota dikirimnya yang berjumlah dua puluh orang dengan mudah dikalahkan oleh seorang wanita yang tidak diketahui rupanya. Ia sudah mencari informasi dari Dark Angele tapi hasilnya nihil tidak ada informasi yang menyangkut pahlawan tersebut seakan-akan ia adalah seorang malaikat yang dikirim oleh tuhan untuk mebasmi orang-orang jahat dibumi.

“Lalu?? apa urusannya denganku.”

“Aku ingin kau yang mengurus transaksi selanjutnya, mungkin kalau ada kau, kau bisa mengurus pahlawan sialan itu jika ia mengacaukannya lagi.”

“Sejak kapan kau berhak memerintahku?” Jawab Pria itu dengan sinis..

“Demi Tuhan Davidddd.!Hahhh…baiklah aku tidak memerintahmu oke, tetapi aku meminta tolong padamu agar kau yang mengurus transaksi ini, karena kudengar kau akan ke Amerika lusa. Apa benar Davidd?” Ucap William pada pria yang diketahui bernama David.

“Ya aku akan ke Amerika lusa, dan itu bukan urusanmu! Dan untuk permintaan tolong mu itu akan kupikirkan nanti, apa aku akan melaksanakannya atau tidak. Aku pikir pembicaraan ini sudah selesai. Aku harus pergi, karena ada sesuatu yang harus kuurus.” Jawab David sambil meninggalkan William yang memandangnya tidak percaya.

Ckkkk sialaaaann umpat WillIam dalam hati

*****

Saya kembali dengan cerita yang makin absurd ini..

Terima kasih sudah membaca.

Happy Reading guys!

28 Maret 2017

Tika_Devch