**** Sepasang manik mata hijau zamrud milik Norman tak berani menatap lurus ke depan, hanya tertunduk, terpaku pada hamparan tanah kosong beralaskan rerumputan hijau yang tak lagi terlihat subur melainkan sedikit gersang lantaran menerima fenomena alam tak terjelaskan saat sosok Tiara yang terbangkitkan seakan menyerap seluruh energi kuasa langit dan dunia bawah tanah. Norman …
Pinkie Promise: 11. Kebangkitan
**** Hanya dalam waktu sekejap saja, Tiara dan Norman telah berpindah tempat dari ruang kamar yang tak begitu luas tadinya hingga kini berakhir berdiri berdampingan di depan sepasang daun pintu gerbang bernuansa kayu oak yang menjulang tinggi, kokoh, dan megah. Gagang pintunya seperti cincin besi berdiameter sangat besar yang berlapis emas berkilau hingga silaunya cahaya …

Pinkie Promise: 10. Tawaran
**** Perlahan, kedua kelopak mata milik Tiara terbuka sempurna setelah ia mengerjapkannya beberapa kali hingga kilat dari bola mata hazel miliknya nampak membulat indah lantas menatap dengan sorot pandang nanar pada langit-langit kamar yang ditempatinya melewati malam panjang untuk kesekian kalinya. Biasa saja, kosong dan hampa. Pagi itu terasa sangat hening dan lelah yang menyeruak …

Pinkie Promise: 9. Norman
**** Semilir angin sayup-sayup terasa membelai lembut wajah mulus Tiara yang terlihat redup sembari kedua mata hazelnya menatap lurus pada sebuah batu nisan yang berdiri kokoh di hadapannya. Bentangan langit pagi yang menaunginya tidak jauh berbeda bahkan begitu serupa dengan langit yang meneduhkan dunia tempat ia tinggal nun jauh di sana. Langit yang sama, biru …

Pinkie Promise: 7. Alkisah (Bagian 1)
**** “TURUNKAN AKU!!!” Tiara mengucapkan kata-katanya dengan tegas hampir serupa perintah yang tak dapat dibantah atas alasan apapun ketika menyadari ia tak lagi dibawa berlari kencang oleh Wildan untuk menembus pekatnya malam di jalan setapak yang begitu sepi dan hening dengan lampu-lampu sorotnya di kanan-kiri yang menjadi saksi bisu kecepatan Wildan yang tak lazim untuk …

Pinkie Promise: 8. Alkisah (Bagian 2)
**** Bertemu seseorang? Siapa? Kendati Tiara diliputi perasaan ragu untuk mematuhi perintah Wildan, namun perutnya yang terasa lapar mendorongnya untuk mengabaikan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang menyerang pikirannya. Keraguan mulai pupus berganti dengan kepercayaan yang dibangun Tiara secara paksa dalam dirinya. Sampai detik ini hanya Wildan yang bersamanya dan bagaimanapun juga Tiara tidak kekurangan satu apapun dari …

Pinkie Promise: 6. Dejavu
**** 10 tahun kemudian…. “Tap, tap, tap, tap!” Derap langkah kaki jenjang milik Tiara terdengar mengetuk ubin lantai secara bergantian dengan cepat. Di sepanjang koridor yang sepi, suara ketukan dari hak sepatu setinggi lima senti pada alas kaki Tiara yang berwarna hitam legam dan mengkilap terdengar menggema dan mengudara bebas tanpa distraksi dari suara-suara lainnya, …

Pinkie Promise: 5. Ratnaraj
**** Jalan setapak satu-satunya di area taman tersebut ternyata begitu panjang, sehingga dapat dipastikan akan membutuhkan waktu yang agak lama untuk mencapai ujungnya. Beruntung Tiara saat ini sedang berada dalam dekapan Wildan yang mampu melesat dengan sangat cepat. Perlahan-lahan Tiara bisa melihat mereka semakin mendekati titik terang. Cahaya yang tadinya hanya tertangkap dari sorot lampu …

Pinkie Promise: 4. Sepasang Manusia
**** Tiara hanya bisa tertegun, tak sedikitpun ingin bangkit dari tempatnya terduduk kaku. Rasa sakit yang terasa pada tulang ekornya kini dalam pengabaian Tiara, sebab saat ini ia lebih tertarik untuk memperhatikan dengan saksama penampilan pria asing di depan matanya. Pria itu memakai pakaian serba hitam dan tak terlihat seperti model pakaian yang biasanya Tiara …

Pinkie Promise: 3. Asing
**** Tiara merasakan seluruh tubuhnya terasa sejuk berlebihan seolah semilir angin yang begitu dingin sedang menusuk hingga menembus seluruh tulang belulang yang dibalut oleh kulit tipis dari tubuh mungilnya. “Dingin,” batin Tiara yang masih tetap memejamkan kedua matanya dan memeluk tubuhnya sendiri erat-erat. Tiara merasa sangat enggan untuk terbangun dari tidurnya dan membutuhkan kehangatan. Lambat …

Pinkie Promise: 2. Solitude
**** Ya, sesekali Tiara juga berpikir seegois itu, ingin perpustakaan itu untuk dirinya sendiri. Tiara melihat jam sudah menunjukkan pukul 09.15 waktu setempat. Sudah lima belas menit berlalu dari jadwal buka perpustakaan, tapi Tiara belum melihat satupun pengunjung mendatanginya. Padahal biasanya akan ada segelintir anak yang mulai berdatangan bahkan sebelum Tiara sempat mempersiapkan segalanya …

Pinkie Promise: 1. Tiara
**** Di suatu pagi yang cerah, ketika matahari telah bersinar hangat dan bersahabat sehingga begitu menyenangkan untuk disambut dengan jiwa yang bersemangat, dari sebuah rumah bernuansa putih dan dikelilingi hamparan rerumputan hijau sehingga terkesan kontras satu sama lain, terlihat seorang gadis belia yang berusaha keras menggeser pintu rumahnya yang lebih mirip seperti bingkai kaca berbentuk …

Pinkie Promise: Prolog
**** “Pergilah Tiara….” Tiara tercenung, hanya bisa diam mematung masih tak berhenti menatap sepasang mata amber yang kini menatapnya dengan kilatan tak bersahabat dan suara yang tengah mengusirnya untuk pergi itu terdengar begitu lirih dan menyeramkan. Pria dihadapannya itu tak mau mengulang kata-katanya untuk kedua kalinya, mendekatinya dengan bahasa tubuh yang diliputi kegeraman hingga …