“Mau ke mana kau?” Dewa menghalangi pintu ketika bersamaan Dania akan keluar dari kamarnya. Sudah rapi dengan gaun kuning muda dan tas yang sewarna. “Bukan urusanmu,” ketus Dania sambil mendorong tubuh Dewa minggir. Namun, tubuh pria itu tak bergerak satu senti pun. “Kau sudah menjadi seorang istri. Tidak baik seorang gadis sekaligus istri berjalan-jalan …
Take Heart 11
Sedetik Dania berpikir untuk mencoba memperbaiki ponselnya yang hancur dan menghubungi kakaknya. Kakaknya pasti mengkhawatirkan ketidakhadirannya. Namun, ponsel itu diraih dari genggamannya dalam sekejap. “Apa yang kaulakukan, Dewa?” Dania bangkit dari duduknya “Membantumu meyakinkan diri bahwa keputusanmu tidak salah.” Dewa melepas baterai ponsel Dania dan melemparkannya ke sofa. “Dia hanya akan membuatmu ragu, Dania. …
Take Heart 10
“Aku merasa sedih dengan tuan Dewa. Bukankah seharusnya mereka pergi berbulan madu? Bukannya muncul di rumah sakit dan berpapasan dengan tuan Dewa.” Tania menggerutu pada sopir yang berdiri menunggu di sampingnya. “Aku bahkan merasa sangat sedih dengan kakaknya yang malah menginginkan perpisahan ini. Bukankah ini bisa dikatakan sebagai pengkhianatan persaudaraan?” “Ssttt … sebaiknya kau …
Take Heart 9
“Rich, apa kau tahu di mana Dania? Dia tak mengangkat panggilan Mama sejak tadi malam. Mama takut sesuatu terjadi padanya.” “Mungkin hanya terlalu sibuk dengan skripsinya.” Richard melepas jas putihnya dan menggantungkannya di punggung kursi. “Benarkah?” “Ya, kami ada janji untuk makan malam. Richard akan menanyakannya.” Desahan lega berembus dari seberang. “Ma?” Panggilan Richard …
Take Heart 8
Zaffya tak berhenti memandang wajah tampan yang masih terlelap dalam tidur. Masih setampan dulu, bahkan lebih. Bulu matanya yang panjang, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang sedikit terbuka. Suara napas yang terdengar teratur. Zaffya tak pernah membayangkan akan memiliki pagi yang indah seperti ini. Senyumnya melebar ketika ingatan semalam kembali berputar di kepalanya. Richard …
Take Heart 7
Dengan bosan Zaffya menatap akuarium di hadapannya. Setidaknya ikan berwarna merah itu sedikit mengalihkan perhatiannya menghitung detik yang berlalu. Suasana dalam ruangan ini hangat. Sangat hangat hingga mampu membuatnya meleleh. Beberapa foto dipajang di dinding, penuh senyum di setiap ekspresinya. Bagaimana hal semudah itu sangat sulit untuk dilakukan dirinya yang hampir mempunyai segalanya. Ruang …
Take Heart 6
“Bicaralah,” Zaffya memulai. “Aku hanya ingin bertemu denganmu.” “Jujur, aku tak ingin bersikap dingin padamu, Dewa.” “Aku tahu. Maafkan aku,” Dewa tersenyum miris. Satu-satunya alasan dia masih tetap di ruangan ini karena Nadia Farick mengancam Zaffya. “Aku akan kembali, semoga cepat sembuh.” Dewa mengangkat tangannya hendak mengusap kening Zaffya. Namun, saat Zaffya beringsut menjauh, …
Take Heart 5
“Apa yang terjadi?” Vynno bertanya langsung pada perawat yang sedang sibuk memasang jarum infus di lengan Zaffya. Wanita itu tak sadarkan diri dan wajahnya terlihat pucat. Sudah tentu karena terlalu banyak hal yang harus dipikirkan Zaffya, dan Zaffya pasti melakukan segala hal untuk diurus demi mengalihkan isi kepala yang saling berkerumun memenuhi otak wanita …
Take Heart 4
Jas putih kebanggaannya ia sampirkan di punggung kursi sebelum mendaratkan pantatnya di atas kursi kerja. Sebuah desahan kecil lolos dari bibirnya ketika menarik stetoskopnya turun dari leher. Pasien hari ini cukup banyak yang menarik perhatian khususnya. Ya, ia sudah bisa menduga. Tempat kerja baru yang lebih besar dari rumah sakit tempatnya bekerja sebelumnya. Salah …
Take Heart 3
‘Menguak putusnya pertunangan Luisana Farick dan Dewa Sagara’ ‘Setelah hampir tujuh tahun bertunangan, hubungan pewaris tunggal Casavefa Group dan pewaris Sagara Group kandas?’ ‘Benarkah penyebab putusnya Luisana Farick dan Dewa Sagara adalah karena adanya pihak ketiga?’ ‘Dewa Sagara bungkam soal kandasnya pertunangannya.’ ‘Di kabarkan akan menikah bulan depan, Dewa Sagara dan Luisana Farick malah …
Take Heart 2
Sekilas Nadia melirik judul berita terbaru yang tercetak besar-besar di sampul majalah yang dilemparkan putrinya di atas meja. Memasang senyum setipis mungkin karena tahu apa penyebab guratan amarah yang memenuhi replika dirinya yang berdiri tegang di hadapannya. Sama sekali tak bersusah payah menutupi kegusaran sekalipun hanya untuk bersopan santun karena lama tak mengunjungi kediaman …
Take Heart
Pesta itu berlangsung sangat meriah. Nadia Farick memastikan semua yang terbaik, tapi Zaffya lebih memilih menyendiri di balkon yang sepi. Ia sudah terlalu banyak memasang senyum palsu malam ini. Sudah cukup bosan mendengarkan segala macam pujian yang dilontarkan atas keberhasilan membuka cabang rumah sakit terbaru mereka di pulau seberang. Keberhasilan yang entah keberapa …