Essence of the darkness EOTD Project Sairaakira
Dark Layers of The Night

Dark Layers of The Night: Ep.9 Obsesi & 10 Terperangkap (Uncut)

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

projectsairaakira Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat

Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

29 votes, average: 1.00 out of 1 (29 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Novel Essence Of The Darkness dapat dibaca gratis sampai tamat hanya di projectsairaakira.com Temukan Novel Romantis Fantasi berkualitas lain hanya di Project Sairaakira

BACA SINOPSIS DI SINI

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

Episode 9 Obsesi

“I want her to melt into me, like butter on toast. I want to absorb her  and walk around for the rest of my days with her encased in my skin.”

Tubuh lemah Elana terbaring di bawahnya, tak berdaya di bawah kuasanya. Perempuan itu memalingkan muka dengan mata terpejam dan seluruh tubuh memancarkan sinyal penolakan, seolah-olah ingin menipu diri bahwa Akram tidak sedang berada di atasnya dalam posisi paling intim yang paling bisa terjadi antara seorang lelaki dan seorang perempuan.

Biasanya, setelah memuaskan diri seperti ini dengan wanita-wanitanya yang lain, Akram akan langsung melepaskan diri menjauh, berusaha meminimalisasikan kontak tubuh dengan wanita itu. Akram tidak suka keintiman setelah bercinta, dia akan memuaskan perempuan manapun yang ditidurinya dengan ahli, membuat perempuan-perempuan itu mengerang, merengek dan menjerit dengan keahliannya bercinta. Tetapi hanya sampai di situ. Ketika proses bercinta telah selesai, Akram akan menolak segala bentuk keintiman baik dalam sikap maupun dalam sentuhan sesedikit apapun itu.

Tetapi kali ini berbeda. Ketika Akram telah memuaskan hasratnya dari tubuh Elana, dia sama sekali tidak ingin bangkit dan menjauh. Seluruh tubuhnya masih menginginkan keintiman lebih lanjut dengan perempuan itu, sebuah hasrat asing yang tidak dimengertinya. Akram ingin melingkarkan tangannya memeluk perempuan itu dalam rengkuhan lengannya, menenggelamkan wajah perempuan itu rapat di dada kerasnya yang telanjang, lalu mendaratkan wajahnya di lekukan antara leher dan bahu perempuan itu, mengirup aroma dari permukaan kulitnya yang lembab penuh dengan feromon setelah bercinta. Akram ingin menyatu dengan perempuan itu, dalam keintiman tingkat tinggi yang tidak pernah dirasakannya kepada perempuan lain sebelumnya.

Tanpa sadar, tangan Akram bergerak menyentuh pipi Elana dengan lembut, mengangsurkan jarinya dengan sikap hati-hati yang tidak pernah dia berikan pada perempuan lain sebelumnya. Tetapi, reaksi Elana sangat bertolak belakang. Begitu ujung jarinya menyentuh permukaan kulit Elana, tubuh perempuan itu menegang, matanya terpejam semakin erat seolah jijik bercampur ketakutan kepadanya.

Akram langsung menarik kembali tangannya ketika mendapatkan reaksi penolakan yang gamblang dari Elana itu. Bibirnya menipis penuh rasa tersinggung dan kemarahan yang merobek keangkuhan harga dirinya yang tinggi.

Tidak pernah ada satu perempuan pun yang menolaknya sebelumnya. Bagaimanapun para perempuan itu berpura-pura jual mahal dan sulit didapatkan, pada akhirnya mereka akan menunjukkan warna aslinya dan menyerah pada pesona Akram, mereka akan berakhir menyembah dan memuja di bawah kaki Akram, putus asa untuk mendapatkan perhatiannya.

Tetapi, perempuan yang satu ini berbeda. Meskipun Akram telah memberikan perhatian lebih kepadanya, bahkan bersedia menyentuh perempuan ini di luar konten seksual, perempuan ini tetap memperlihatkan sikap penolakan kepadanya.

Apakah perempuan ini menganggapnya tidak cukup baik bagi tubuhnya yang masih suci dan  tidak pernah disentuh siapapun sebelumnya?

Rasa posesif obsesif langsung menggelegak di dalam tubuh Akram begitu mengingat bahwa dia adalah laki-laki pertama yang telah menjamah Elana. Untuk saat ini, Akram akan membuat dirinya menjadi satu-satunya. Tidak boleh ada lelaki lain yang menyentuhkan tangannya ke tubuh dan jiwa perempuan ini. Setidaknya sampai dia puas mereguk seluruh kenikmatan yang bisa didapatnya dari perempuan ini, dan sampai dia merasa bosan pada Elana hingga siap membuangnya.

Akram langsung melepaskan tubuhnya dari Elana, sementara perempuan itu tetap saja berbaring kaku dengan wajah terpaling dan mata terpejam seolah menyangkal keberadaannya. Dengan gerakan cepat, Akram turun dari ranjang, lalu tangannya bergerak untuk melepaskan ikatannya dari kedua pergelangan tangan Elana.

“Dokter akan merawatmu sampai sembuh total. Dan selama proses itu, aku harap kau tidak bertindak bodoh. Atau kau akan berakhir menyedihkan seperti yang telah kuperingatkan kepadamu sebelumnya.” Akram berdehem sejenak sambil berdiri di samping tempat tidur, matanya yang tajam menelusuri tubuh Elana yang telah dia jamah sebelumnya. Pakaian perempuan itu kusut masai karena perbuatan Akram, dan tubuhnya, masih penuh dengan jejak sisa sentuhan dan gelegak kepuasan Akram sebelumnya. “Aku akan meminta perawat untuk membersihkan tubuhmu,” Akram akhirnya berucap perlahan. Sekali lagi matanya menelusuri diri Elana dan menyadari bahwa perempuan itu akan terus bertingkah keras kepala dengan mengabaikan kehadirannya di dalam ruangan ini.

Yah, untuk saat ini dia akan membiarkan Elana melakukan itu. Nanti kalau Elana sudah benar-benar sembuh dan dipindahkan ke tempatnya, barulah dia akan memberikan pelajaran kepada Elana bagaimana harus bersikap kepadanya.

Tanpa suara, Akram bergerak meninggalkan ruangan dan menutup pintu di belakangnya.

***

Setelah yakin bahwa Akram benar-benar meninggalkan ruangan, barulah Elana membiarkan emosinya terlepas. Air matanya langsung mengalir deras di sela isakan keras tak teratur yang membuat napasnya tersengal tak terkendali karena emosi.Lelaki jahat itu telah memerkosanya untuk kedua kalinya, dan tidak ada yang bisa dilakukan Elana untuk mencegahnya. Dia terlalu lemah dan terlalu tak berdaya untuk melawan kuasa Akram Night yang mengerikan.

Akan menjadi seperti apa hidupnya saat ini? Sekarang dia benar-benar dihilangkan dari dunia, tanpa identitas dan tanpa jejak bahwa dia sudah pernah ada sebelumnya. Sekarang, bagaimana dia bisa melanjutkan hidup?

Dengan susah payah Elana berusaha untuk bangkit dari posisinya berbaring yang menyedihkan. Indra penciumannya langsung bisa menghirup aroma kental Akram yang masih tertinggal, melingkupi seluruh tubuhnya seolah-olah lelaki itu masih ada di sini, didekatnya dan menguasai dirinya dengan kejam.

Seluruh tubuh Elana langsung begidik ketika dia memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya yang rapuh sambil berusaha mengendalikan diri dan menahan air matanya yang terus menetes.

Bagaimana caranya dia melepaskan diri dari cengkeraman Akram Night?

Elana menatap kedua pergelangan tangannya, dirinya langsung teringat dengan ancaman Akram sebelumnya. Jika Elana melukai diri atau berusaha mengakhiri hidupnya, lelaki itu akan memastikan seluruh sisa umurnya berakhir dengan mengerikan.

Kalau begitu…. apa yang harus Elana lakukan?

Di tengah kekalutan dan kebingungannya, tiba-tiba pintu ruangan terbuka, membuat Elana langsung mendongakkan kepala dengan waspada.

Matanya langsung bertemu dengan dua orang perawat yang memasang wajah tanpa ekspresi membalas tatapannya seolah-olah mereka telah diperintahkan untuk bersikap seperti itu sebelumnya.

“Selamat sore Nona, kami mendapat perintah untuk membersihkan tubuh Anda.” Salah satu perawat berucap seperti robot ketika melangkah mendekat ke arahnya.

Perkataan perawat itu membuat Elana menundukkan kepala untuk melihat kondisi tubuhnya, dan dia memekik ketika menyadari bahwa penampilannya benar-benar acak-acakan dan memalukan. Pakaian rumah sakitnya terkoyak, menampilkan kulit kemerahan di mana Akram meninggalkan jejak-jejak bekas gigitan dan ciumannya di  sana. Bahkan di bagian tubuhnya yang lain….

Wajah Elana merah padam dan refleks dia berusaha menarik selimut yang teronggok menyedihkan di bawah kakinya untuk menutupi bagian-bagian tubuh pribadinya yang terkespos.

Para perawat itu bahkan tidak mengubah ekspresi sedikit pun ketika menatap kondisi Elana yang menyedihkan setelah Akram selesai menuntaskan hasratnya dengan paksa ke tubuhnya. Dan sebelum Elana bisa menolak, mereka membersihkan tubuh Elana, membereskan kekacauan yang ditinggalkan Akram sebelumnya, mengganti penutup tempat tidur dan juga mengganti seluruh pakaian Elana sebelum kemudian meletakkan kembali Elana ke atas tempat tidur dan mempersilahkan Elana beristirahat sampai dokter datang kembali untuk memeriksanya.

Elana memiringkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya ke atas bantal. Dia benar-benar benci dengan situasi saat ini dimana tubuhnya begitu tak berdaya dan manusia-manusia asing itu memperlakukannya seperti sebuah benda sesukanya. Dia harus memikirkan cara untuk melepaskan diri dari tempat ini, juga melepaskan diri dari kuasa Akram. Saat ini memang dia tidak tahu caranya, dan memang terasa mustahil seolah-olah kesempatan itu tak mungkin ada untuknya.

Tetapi, Elana tidak akan menyerah. Dia pasti menemukan cara….

Mata Elana tiba-tiba terasa berat, membuatnya tak kuasa menolak godaan untuk memejamkan mata dan larut ke dalam tidur lelap yang telah membentangkan kedua tangan lebar untuk menyambut dan merengkuhnya ke dalam pelukan. Entah obat apa yang terkandung dalam infusnya, yang pasti, obat itu benar-benar membuatnya mengantuk luar biasa.

***

Ketika Akram melangkah masuk ke dalam ruangan, keheningan langsung menyambutnya meski saat ini di dalam ruangan tempat Elana dirawat ada seorang dokter yang berdiri di tepi ranjang sambil mengawasi tubuh Elana yang berbaring dengan mata terpejam, larut dalam tidur lelapnya yang disengaja.

“Kau sudah datang.” Akram langsung menyapa Nathan, dokter pribadinya yang khusus diminta datang dari posisinya yang berada di luar negeri. Nathan sedang menghadiri konferensi kedokteran di Amerika ketika Akram meneleponnya atas situasi genting yang terjadi di rumah, dan ketidakjelasan dalam pesan Akram membuat Nathan memikirkan yang terburuk, sehingga dia membatalkan kehadirannya di konferensi kedokteran yang penting itu dan bergegas pulang untuk menemui Akram.

Tidak disangkanya situasi genting yang dihadapi Akram adalah menyangkut seorang perempuan polos ingusan yang sedang sial karena menarik perhatian Akram hingga nyaris terobsesi secara gila kepadanya, lalu memilih melakukan tindakan ekstrim yaitu mencoba membunuh dirinya sendiri setelah Akram memerkosanya.

Nathan telah mengenal Akram sejak masa kanak-kanak. Keduanya nyaris tumbuh besar bersama, sama-sama berasal dari keluarga kaya meskipun latas belakang Nathan tidak seberkuasa dan sekaya keluarga Akram. Ketika Nathan memutuskan berkarier sebagai dokter, Akram menawarkan dirinya untuk menjadi dokter pribadi Akram, karena Akram tidak ingin masalah kesehatannya dipercayakan kepada orang asing. Dan Nathan menerima tawaran itu karena pendapatannya benar-benar luar biasa, lagipula Akram bahkan sangat jarang sakit dan membutuhkan perawatan dokter, hingga Nathan hampir-hampir bisa dibilang memperoleh pendapatan tanpa harus bekerja setiap harinya. Kegiatan utamanya sebagai dokter pribadi Akram hanyalah memantau kondisi fisik Akram, memberikan vitamin untuk menunjang vitalitasnya dan jika dia sedang sial seperti saat ini, maka dia harus mengurusi wanita-wanita milik Akram.

Kadang, ketika Akram tidak yakin dengan kondisi kesehatan pasangan seksualnya, dia akan melemparkannya pada Nathan untuk diobservasi secara menyeluruh. Akram sangat pemilih mengenai wanita, dia hanya mau meniduri wanita kelas atas yang benar-benar terbuktikan secara medis kesehatannya luar dan dalam.

Kalau begitu, kenapa sekarang Akram menenggelamkan diri dalam urusan rumit dengan perempuan jelata yang entah berasal dari mana dan menolak Akram habis-habisan hingga mencoba bunuh diri ketika dinodai?

“Dia bersih.” Akram berucap perlahan tanpa menyembunyikan keangkuhannya. “Dia masih perawan dan belum terjamah lelaki manampun sebelum kutiduri.”

Nathan menolehkan kepala dan menatap Akram dengan pandangan mencela.

“Sebelumnya kau bersikeras melihat pendapatku dulu dari sisi kedokteran untuk menilai kesehatan pasangan-pasanganmu. Kenapa sekarang kau mengabaikan pendapatku dan menggunakan pendapatmu sendiri?” tanyanya tenang.

Akram melangkah mendekat, berdiri sejajar dengan Nathan di samping tempat tidur Elana dan ikut mengamati wajah Elana yang tertidur pulas. Perempuan itu tampak damai dan sangat polos, dan darah Akram langsung berdesir oleh nafsu menggelegak yang mendesaknya untuk menyentuh perempuan itu dalam kehausan yang tak terpuaskan.

Akram mengalihkan tatapannya dari Elana untuk menyingkirkan hasratnya yang muncul tidak pada tempatnya, lalu menatap tajam ke arah Nathan.

“Aku sudah menyelidikinya sampai ke akar sebelum menjamahnya, dan aku betul, bukan? Kau telah memeriksanya dan aku yakin hasilnya bersih.”

Nathan menganggukkan kepala, mau tak mau mengakui kebenaran kata-kata Akram.

“Ya. Dia benar-benar bersih. Kau pasti senang mendengarnya,” Nathan mengerutkan kening, tampak khawatir. “Kau tidak pernah melibatkan dirimu sampai dalam dengan perempuan lain sebelumnya. Tapi sekarang kau benar-benar menerabas semua peraturan yang kau terapkan bagi dirimua sendiri. Menculik seorang perempuan, memerkosanya dan memaksakan kehendakmu, lalu menghapus identitasnya dan berencana mengurungnya di pulau milikmu…. Sebenarnya seberapa dalam perempuan ini memancing sikap obsesifmu yang mengerikan itu, Akram? Apakah kau tidak pernah berpikir bahwa kau sebaiknya menemui psikiater untuk….”

“Tidak. Kondisi psikisku baik-baik saja. Aku yakin bahwa ini adalah obsesi sesaat, tubuhku bergelora atas pengalaman baru yang tak pernah kurasakan sebelumnya.” Akram menipiskan bibirnya. “Kau tentu tahu bahwa aku tidak pernah meniduri perawan sebelumnya, karena meniduri seorang perawan akan membawa konsekuensi yang menyulitkan secara sosial dan akan merepotkanku dengan hal-hal yang mengganggu. Jadi, Elana adalah perawan pertamaku. Dan kenyataan bahwa aku menjadi lelaki yang pertama, membuat jiwa posesifku bergejolak, ingin mengklaimnya terus dan terus…. Tetapi, tidak ada yang berlangsung selamanya, bukan? Aku yakin setelah aku cukup puas untuk melampiaskan hasratku kepada perempuan ini, pada akhirnya rasa bosan itu akan datang.”

Nathan menghela napas panjang. Jika Akram sudah berkehendak, tidak ada yang bisa menentangnya. Dia hanya bisa merasa kasihan pada perempuan tak berdaya ini yang jatuh sial karena menarik perhatian Akram dengan sebegitu kuatnya.

Semoga saja perempuan ini bisa bertahan di bawah dominasi Akram yang mengerikan….

“Jadi, kontrasepsi apa yang akan kau berikan kepadanya? Karena aku berniat menidurinya terus menerus dan berkali-kali, aku tidak mau repot-repot harus menggunakan alat kontrasepsi yang tidak nyaman digunakan, dan akan sangat merepotkan ketika aku sedang ingin menidurinya tapi aku kehabisan barang itu. Kau tahu bahwa aku harus berhati-hati karena tentu saja aku tidak mau sampai menghamili perempuan itu dengan benihku yang berharga.” Akram menyambung dengan nada lugas, menatap Nathan dengan rasa ingin tahu.

Mau tak mau Nathan menyeringai mendengar perkataan Akram. Beruntung dia meresepkan obat penenenang dengan dosis khusus di infus Elana supaya perempuan itu bisa cukup beristirahat dalam masa pemulihannya, apalagi setelah Akram tanpa moral memerkosanya kembali dalam kondisi yang masih belum pulih benar. Kalau saja Elana dalam kondisi sadar saat ini dan mendengar rencana Akram terhadap tubuhnya, mungkin Elana akan lari terbirit-birit ketakutan dan berusaha menghindar sejauh mungkin dari Akram.

“Aku memberikan kontrasepsi suntik untuknya. Itu lebih mudah dibandingkan memasangkan alat kontrasepsi ke dalam tubuhnya karena aku tahu dia sudah cukup trauma dengan perlakuanmu kepadanya. Dan kontrasepsi suntik lebih efektif dan minim kealpaan dibandingkan kontrasepsi pil yang harus diminum teratur di waktu tertentu setiap harinya. Kau hanya perlu membawa Elana kepadaku sebulan sekali untuk dipantau kondisi kesehatannya dan mendapatkan suntikan ulang.”

Akram menganggukkan kepala. Bibirnya menggulirkan senyum puas. Sekarang tinggal menunggu sampai perempuan itu pulih benar dan bisa keluar dari rumah sakit ini untuk dipindahkan ke vila dalam pulau pribadi miliknya.

Dan setelahnya, dia akan menguasai perempuan itu sepenuhnya, sepuas-puasnya.

Episode 10 Terperangkap

Entah sudah berapa hari Elana menghabiskan hari-harinya terkurung di dalam kamar perawatan rumah sakit ini. Dia sudah kehilangan jejak perhitungannya di hari ke lima dan lupa untuk melanjutkan lagi. Itu semua karena di dalam kamar perawatannya ini begitu steril, tidak ada jam untuk menunjukkan waktu dan juga kalender untuk menunjukkan tanggal. Elana hanya bergantung pada jendela di kamarnya yang terkunci rapat dengan lapisan kaca tebal yang menampilkan pemandangan langit yang bisa memberikan informasi kepadanya apakah hari masih pagi, sudah beranjak siang, menjelang sore atau bahkan sudah berganti malam.

Satu-satunya yang disyukurinya ketika terkurung di dalam kamar perawatan ini adalah karena Akram Night sudah tidak pernah datang untuk mengunjunginya lagi. Pada awalnya Elana masih dipenuhi kecemasan ketika menatap pintu yang terbuka, takut jika yang memasuki ruangan adalah monster mengerikan yang akan memaksakan kehendak terhadapnya. Sekarang setelah hari-hari berlangsung dengan damai, Elana mulai dipenuhi ketenangan karena Akram Night tidak pernah muncul lagi di depannya.

Elana pernah mencoba menengok ke satu-satunya jendela kaca di ujung ruangan itu, melangkah tertatih-tatih sambil membawa tiang infusnya ke sana, mencoba mencari cara untuk melarikan diri. Tetapi tentu saja yang didapatkannya adalah kekecewaan. Jendela itu menampilkan pemandangan langit yang sangat tinggi, dan permukaan daratan yang bisa dilihatnya terdapat jauh di bawah sana, menunjukkan bahwa ruangan tempatnya berada terdapat di lantai yang cukup tinggi dan tak mungkin dia bisa melepaskan diri dengan meloncat dari jendela.

Tanpa menyerah, Elana juga pernah berusaha membuka pintu ruang perawatannya, tetapi kemudian merasa kesal ketika menyadari pintu itu dikunci dari luar. Ketika para dokter, perawat dan petugas kebersihan keluar masuk ke kamarnya untuk menjalankan tugasnya, Elana pernah melemparkan pandangan mengintip ke arah pintu ruangannya yang terbuka dan melihat sekelebatan ada dua penjaga berpakaian jas hitam khas pengawal milik Akram Night tengah berjaga di sisi kiri dan kanan pintu kamarnya. Besar kemungkinan merekalah yang mengunci pintu kamarnya dari luar dan membatasi akses keluar masuk ke kamar ini. Jadi, seandainya pun Elana bisa membuka kunci pintu itu, dia masih harus menghadapi dua penjaga bertubuh kuat dengan ekspresi dingin yang sudah tentu memiliki keahlian bertarung tingkat tinggi jika dibandingkan dengan Elana.

Dengan kata lain, semua akses sudah dikunci oleh Akram. Tidak ada harapan baginya untuk keluar dari tempat ini. Dan setelah menjalani hari-hari yang sama di ruangan tertutup beraroma rumah sakit dengan perawatan intensif yang mereka lakukan terhadapnya, Elana mulai menyerah, kehilangan daya untuk melarikan diri karena tahu bahwa tidak ada harapan baginya.

Tetapi, bukan berarti dia menyerah sepenuhnya. Nanti, ketika dia keluar dari rumah sakit ini, Elana yakin dia bisa menemukan cara untuk melepaskan diri dari Akram Night. Mungkin untuk saat ini dia akan bersikap patuh dan membuat Akram Night lengah, sebelum kemudian melepaskan diri ketika kesempatan datang.

Dan hari ini berbeda dari biasanya. Sejak pagi tadi, seorang perawat telah datang untuk memandikan Elana dan memintanya berganti pakaian. Pakaian yang disediakan untuknya bukanlah piyama rumah sakit seperti biasanya, melainkan sebuah gaun musim panas sepanjang betis yang melebar di pinggangnya. Gaun itu berwarna kuning muda, dengan sulaman bunga kecil-kecil berwarna senada yang menghiasi bagian bawah gaun itu, membuatnya tampak begitu indah. Ukurannya juga sangat pas di tubuh Elana, seolah-olah gaun itu memang khusus dibuatkan untuknya.

Setelah Elana selesai berpakaian, perawat itu pun melepaskan infus dari tangannya, membebaskan jemari Elana sepenuhnya dari selang yang mengikatnya ke tiang infus selama ini.

Ketika Elana ditinggalkan sendirian di ruangannya, dia duduk di tepi ranjang, tidak bisa menahan rasa antisipasi akan dugaan bahwa dia akan keluar dari tempat ini. Matanya menatap perban tebal yang melingkar membungkus pergelangan tangannya. Lukanya sudah nyaris sembuh sempurna dan tidak terasa nyeri lagi seperti ketika dia tersadar pertama kali setelah upaya percobaan bunuh diri yang dilakukannya.

Akram Night juga tidak pernah datang lagi menemuinya.

Elana menyentuhkan jemari ke perban di pergelangan tangannya.

Untuk saat ini, bolehkah dia berharap bahwa Akram Night sudah kehilangan minat kepadanya dan berniat untuk melepaskannya? Itu mungkin saja terjadi, bukan?

Bagi Akram Night, mencari perempuan yang mau mendampingi dan menyembahnya dengan sukarela sangat mudah dilakukan. Sementara itu, seorang seperti Elana mungkin hanyalah selingan dari kebosanannya dengan wanita-wanita kelas atas.

Sungguh Elana benar-benar berharap bahwa Akram Night akan bosan kepadanya dan melepaskannya. Meskipun begitu, hati kecilnya tetap saja berteriak bahwa itu adalah harapan palsu. Saat ini Elana masih dikurung dengan penjagaan ketat di ruang perawatan ini, itu berarti Akram Night masih berniat menguasainya.

Elana menghela napas panjang, tiba-tiba merasa ketakutan menghadapi mimpi buruk yang membentang di masa depannya.

***

***

“Tuan Akram,”

Elios menggugah pandangan Akram yang fokus tertuju pada layar digital di depannya. Mereka berada di ruang kantor Akram yang eksklusif siang ini dan Akram menggunakan waktu senggangnya di sela berbagai pertemuan penting menyangkut urusan bisnisnya dengan menyalakan tampilan layar yang menunjukkan pemandangan di kamar perawatan Elana.

Ya, Akram telah menugaskan anak buahnya untuk memasang kamera tersembunyi di sudut-sudut tersembunyi di kamar perawatan Elana untuk mengawasi perempuan itu dari semua sisi. Saat ini, mata Akram tertuju tajam pada tampilan Elana di layar yang sedang duduk di tepi tempat tidur dan tampak melamun, seolah kalut dengan pikirannya sendiri.

Akram memang sengaja tidak mengunjungi Elana selama sepuluh hari kemudian ketika Elana menjalani perawatan sampai benar-benar sembuh. Itu semua karena rekomendasi Nathan yang menganjurkan Akram tidak menyentuhkan tangannya ke tubuh Elana dulu kalau dia ingin Elana benar-benar sembuh sempurna dan siap secara fisik maupun mental untuk menjadi kekasihnya, yang nantinya akan memiliki tugas utama untuk melayaninya di atas ranjang. Karena itulah untuk sejenak Akram merelakan diri untuk mengekang hasratnya pada Elana dan menghabiskan waktu senggangnya dengan menyiksa diri menatap Elana dari tampilan layar dari kamera pengawas di kamar perawatan Elana.

Tentu saja Akram juga tidak melewatkan bagaimana Elana berusaha mencari jalan keluar dari kamar itu, perempuan itu mengintip beberapa kali melalui jendela untuk menilai situasi di luar dan akhirnya menelan kekecewaan karena kamar tempatnya dirawat berada jauh tinggi di atas tanah. Lalu, di malam hari, ketika nuansa kamar sudah remang oleh lampu tidur, Akram mengawasi Elana mengendap-endap sambil menyeret tiang infusnya dengan hati-hati dan mencoba membuka pintu yang tentu saja terkunci dari luar atas perintah Akram.

Perempuan yang keras kepala. Bisa menarik perhatian Akram sampai sedalam ini seharusnya merupakan suatu anugerah untuknya. Tetapi perempuan itu seolah menganggapnya sebagai musibah dan terus berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya.

Perempuan yang tak tahu terima kasih…. Akram menipiskan bibir, menempatkan jemari tangannya yang terjalin di bawah dagu dengan rahang mengeras.

“Tuan Akram,” sekali lagi Elios berucap untuk mengusik Akram yang begitu fokus dengan lamunannya. Kali kedua, panggilannya berhasil membuat Akram mendongakkan kepala.

“Ada apa?” tanya Akram dengan nada tajamnya yang biasa.

“Dokter Nathan sudah mengeluarkan ijin pulang bagi Nona Elana dan pihak rumah sakit mengatakan bahwa pasien sudah siap. Jika Anda ingin memberangkatkannya sekarang ke villa di pulau, maka saya akan mengirimkan helikopter bersama beberapa bodyguard untuk mengawal perempuan itu.”

Akram menatap jam tangan mewah di pergelangan tangannya.

“Apakah setelah ini aku ada jadwal pertemuan dengan kolega?”

Elios menganggukkan kepala. Hari ini adalah hari kamis, yang berarti jadwal Akram benar-benar mencapai puncak kesibukannya. Menjadi pemilik dan presiden direksi dari beberapa perusahaan besar sekaligus yang menguasai hampir seluruh bidang perekonomian, belum lagi menjadi pemimpin yang ditakuti dari beberapa organisasi bisnis bawah tanah yang bersinggungan tipis dengan dunia kriminal, membuat Akram benar-benar menjadi lelaki paling sibuk dibandingkan siapapun di dunia ini.

Di hari kerja seperti ini, seorang Akram Night yang gila kerja biasanya menghabiskan dua puluh jam waktunya untuk bekerja dan barulah menggunakan sisanya untuk beristirahat. Walau begitu, lelaki itu masih bisa kembali bekerja dengan penuh stamina setiap harinya, sementara Elios yang bertugas mengikuti seluruh kegiatan atasannya tersebut biasanya akan berakhir kelelahan tanpa tenaga di malam hari.

Semua itu membuat Elios kadang berpikir bahwa jangan-jangan, Akram Night bukanlah manusia biasa melainkan seorang robot.

“Jadwal anda penuh untuk janji pertemuan dengan perusahaan Heksagon pukul dua siang nanti,” Elios membacakan seluruh janji pertemuan yang harus dihadiri oleh Akram sampai malam nanti dengan cepat, total ada lima pertemuan yang harus dihadiri Akram hari ini, “Kemudian ditutup dengan perjamuan makan malam di rumah gubernur nanti malam.” tutup Elios kemudian.

Akram memasang wajah datar mendengarkan semua penjelasan Elios yang runut dan lancar. Mengangkat Elios sebagai asistennya merupakan keputusan tepat bagi Akram. Elios adalah lelaki yang berasal dari panti asuhan, sebatang kara dan tidak punya keluarga. Kebetulan yayasan yang menaungi panti asuhan itu adalah milik keluarga Akram dan juga keluarga Akram adalah penyumbang dana terbesar panti asuhan itu.

Pertemuan pertama Akram dengan Elios adalah lewat sepuluh tahun yang lalu, saat Akram datang mewakili keluarganya untuk memberikan sumbangan tahunan di perayaan ulang tahun yayasan panti asuhan tersebut. Elios adalah lulusan terbaik di sekolahnya, dengan peringkat nilai tertinggi dan catatan kelakuan yang sangat baik. Begitu Akram mengetahui bahwa Elios sedang berusaha mencari pekerjaan untuk hidup mandiri dan tidak membebani panti asuhan lagi, Akram langsung menawarkan pekerjaan di perusahaannya karena dia melihat potensi luar biasa di  balik penampilan Elios yang pendiam dan tenang.

Sekarang, setelah meniti karier dengan kerja keras dan pantang menyerah, Elios telah berhasil membuktikan diri menjadi orang terbaik dan tepat sebagai tangan kanan dan orang kepercayaan Akram.

Insting Akram sangat ahli menilai karakter dan kelebihan orang lain, itulah yang menjadi senjatanya sehingga berhasil membangun bisnis dengan sangat sukses seperti sekarang. Kemampuannya itu membuatnya mampu memilih dengan akurat sehingga dia bisa bekerjasama dengan orang-orang yang tepat serta membuang lebih dini orang-orang yang tidak tepat menurut penilaiannya. Akram sangat susah dibohongi dan dia bahkan mampu membaca rencana-rencana orang lain terhadapnya selangkah lebih cepat.

“Batalkan semua rencanaku di sisa hari ini dan esok pagi,” Akram memutuskan dengan cepat, “Lalu untuk akhir pekanku, aku tidak ingin diganggu.” ketika mengucapkan kalimat terakhirnya, Akram tidak bisa menyembunyikan seringai penuh antisipasi yang muncul di bibirnya.

Akram tidak pernah merasakan ini dengan wanita manapun sebelumnya. Sebuah keinginan kuat untuk memuaskan hasratnya tanpa batas hingga membuang seluruh urusan pekerjaan terasa begitu mudah baginya.

***

Mata Elana melebar ketika memandang pintu kamar perawatannya yang dibuka oleh salah seorang perawat untuknya. Jantungnya langsung berdebar, membuat Elana  mengepalkan jemarinya di pangkuan tanpa sadar.

Saat ini dirinya tengah duduk di sebuah kursi roda yang disiapkan untuknya. Sekuat apapun Elana bersikeras bahwa dia sudah sehat dan bisa berjalan sendiri, para perawat itu kukuh pada keputusan mereka bahwa dia harus menggunakan kursi roda.

Akhirnya, setelah perdebatan panjang yang berujung dengan masuknya para bodyguard bertampang dingin milik Akram ke dalam ruangan dan bersikap mengintimidasi, Elana harus menyerah dan membiarkan tubuhnya didorong untuk duduk di atas kursi roda itu.

Pintu ruangan kamar perawatannya memang dibuka, tetapi kali ini sepertinya tetap tak ada harapan untuk Elana, karena sekarang, bukan hanya dua orang bodyguard yang datang menjaganya, tetapi enam sekaligus. Dua orang berjalan di depannya, dua orang di sisi kiri dan kanan kursi rodanya, dan dua orang lagi ada di belakangnya. Mereka semua menutup ruang kemungkinan bagi Elana untuk menyelinap dan melarikan diri.

Seorang perawat mendorong kursi roda Elana keluar kamar, mereka lalu melalui lorong panjang yang steril dengan warna putih bersih tanpa ada satu manusiapun yang tampak, dan akhirnya berakhir di ujung ruangan, menghadap sebuah lift yang sudah menanti. Kursi roda Elana lalu didorong memasuki lift oleh perawat itu, diikuti oleh enam bodyguard bertubuh kekar berjas hitam yang memenuhi seluruh ruang lift itu hingga Elana merasa kehabisan napas karena nuansa sesak yang mengganjal paru-parunya.

Ketika pintu lift itu terbuka, Elana langsung mengerutkan kening, menggerakkan tangannya dengan refleks untuk menutup wajahnya ketika hempasan angin yang begitu kuat langsung menghantam wajahnya. Suara berisik yang terdengar kencang memenuhi indra pendengarannya, membuat Elana mengangkat tangan yang menutupi wajahnya dengan penuh rasa ingin tahu.

Matanya langsung melebar ketika melihat sebuah helikopter berwarna hitam legam yang sudah menunggu, baling-balingnya yang berputar kencang menciptakan suara berdengung keras berpadu dengan hembusan angin kencang yang memporak-porandakan rambut Elana yang telah tersisir rapih. Perawat di belakangnya mendorong kursi roda Elana keluar dari lift dan barulah Elana menyadari bahwa lift yang membawa mereka tadi bergerak ke atas dan bukannya ke bawah. Mereka saat ini berada di atap tertinggi rumah sakit yang sekaligus digunakan sebagai landasan helikopter. Sepertinya rumah sakit ini termasuk rumah sakit elit berteknolgi modern yang menyediakan ambulance dalam bentuk helikopter untuk keperluan darurat bagi pasiennya.

Kursi roda Elana didorong hingga mendekati helikopter itu, masih dalam pengawalan enam bodyguard tersebut, dan kemudian berhenti di jarak aman. Seorang lelaki yang diketahui Elana sebagai asisten Akram Night sudah menunggunya di dekat pintu helikopter tersebut, bergegas mendekati Elana yang masih terpana memandang helikopter besar yang dekat sekali di depan matanya dengan tatapan tak percaya.

“Biarkan saya membantu Anda, Miss,” Elios mengulurkan tangannya dengan sikap sopan, membuat Elana mau tak mau menerima uluran tangan itu. Dia tidak bisa berbuat yang lain, bukan? Dengan para bodyguard bertubuh kekar dan bertampang garang yang mengelilinginya, Elana secara tidak langsung diintimidasi untuk bersikap patuh.

Elios menggenggam tangan Elana dengan hati-hati, lalu membimbing Elana untuk berjalan perlahan mendekati helikopter dan dengan sikap tenang membantu Elana untuk menaiki helikopter tersebut dan masuk ke dalamnya.

Elana menghela napas panjang ketika akhirnya dia berhasil masuk ke dalam helikopter dan duduk di bangku empuk yang tersedia di sana. Tetapi ketenangannya tidak berlangsung lama ketika dia menyadari bahwa ada orang lain di ruangan helikopter yang terbatas itu.

Mata mereka saling bersinggungan. Yang satu panik seperti mangsa yang terperangkap, sementara yang lainnya tampak begitu puas sekaligus lapar.

Akram Night ada di dalam ruang helikopter itu, dengan tatapan buas seorang predator yang tidak sabar untuk melahap mangsanya.

KONTEN PREMIUM PSA


 

Semua E-book bisa dibaca OFFLINE via Google Playbook juga memiliki tambahan parts bonus khusus yang tidak diterbitkan di web. Support web dan Authors PSA dengan membeli E-book resmi hanya di Google Play. Silakan tap/klik cover E-book di bawah ini.

Download dan install PSA App terbaru di Google PlayWelcome To PSAFolow instagram PSA di @projectsairaakira

Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

BAGIAN DARI CERITA THE ESSENCE SERIES

  1. Essence Of The Darkness
  2. Essence Of The Light
  3. Essence Of The Evening
  4. Essence Of The Forenoon
  5. Bonus Part EOTD: Sincerity, Kehamilan Kedua Elana
  6. Bonus Part EOTL: Xavier’s Happy Family

121 Komentar

  1. Love u. Ku sukaaaaak bgt. Selalu nungguin cerita ini thor,?

  2. UlfaniIkhwanaPurba menulis:

    Aaaaa gasabar sama lanjutannya
    Luvv bgt pkoknya ama ceritanyaa
    Semangat kakak author!

  3. Yantie_Wahazz menulis:

    Yeeeaaayyyy…. Sumpah, hepi kuadrat gue… Lanjuutttt…

  4. ?????

  5. Huh….

  6. Lanjut kak…….???

  7. himeleshinset menulis:

    Elena horror banget kali ya, dia bener2 ga berdaya. Gimana elena jatuh cinta sama akram yang jahat ini ntar?

    1. Suka karena terbiasa, tipikal Stockholm Syndrome.

    2. HerliyaniDarson menulis:

      Secara rasional gak akan cinta, tapi berhubung ini hanya cerita, jadi bisa saja.?

      1. Zeva Peilia menulis:

        Iya bner secara rasional mau dipikir segimanapun juga ga nalar sama org yg suka apalagi cinta sama pemerkosanya? tapi berhubung ini cerita yaudah lah ya,

  8. Makin seru. Semangat nulis yaaaaa

  9. Anugerah apaan njir, anugerah harusnya gak sekejam itu dasar akram iblis narsis banget ?

  10. Main lagi di helicopter pribadikah?
    Akram awas aja, nanti kamu kebablasan dan cinta mati sama elena hahaha

  11. What a great way to start this weekend hahahaha thank you sudah update ?

  12. Walau ga sama khayak kak saira akira tapi aku suka cerita ini semangat kak

  13. princessratna menulis:

    Suka ceritanya….aemangat thor

  14. Yeye update lagi update lagi.. makasih kak ?

  15. maria apliana menulis:

    Akram ini tipe yg gapernah & gamau di tolak ya
    Jadi sekali ditolak langsung begini
    Ditambah berkuasa pula,,
    How’s perfect

  16. Semangat update kak…???

  17. Asyik diupdate lagi,semangat author❤?

  18. Update yg bikin tambah semangat
    Thanks ya thor ???

  19. Kirain Akram ga peduli kalau Elana sampai mengandung. Ternyata dia masih sombong dan angkuh juga, mengganggap kalau benihnya berharga. ?
    Elios ternyata sama kayak Elana, sama-sama dibesarkan di panti asuhan. Mungkinkah nanti Elios bakal ada rasa ke Elana?

  20. Duhh kerennn…
    Akram bener2 gila kasian elana
    Semangat….

  21. sitihaningsih menulis:

    Mksh cerita baru nx team PSA…?

  22. Ceritanya kereen dan semakin seruuuuuu

  23. Sweet_girl77 menulis:

    Semangaat thoor!! Mantaav ceritanya ❤

  24. Aaaaaa seru seru seruuu… Semangatt kakak author!! Kami tunggu lanjutannyaa ???luvluv

  25. tiara syanti menulis:

    Ya ampun akram, parah banget ini orang

  26. ❤️❤️❤️❤️❤️❤️

  27. Chieva Chiezchua menulis:

    Sbnernya akram ini calon Bucin.. tapi bucin tipe buas wkwkwk

    Dtunggu bnget lanjutannya kakak author…

  28. Haduuuh. ..mustahil bgi elana kabuur…

  29. Andai ku bisa m vote cerita ini☹️

  30. Semoga sikapnya gak berubah yah si Akram tetap konsisten.

  31. Tipe2 akram nih paling enak klo suatu saat malah ngebucin ☺tks udh up

  32. semangat elenaaa

  33. Kapan up lagi kak ditunggu

  34. balqiszahra48 menulis:

    So cooolll

  35. Cerita yg ditunggu2 akhirnya update lagiii…… ,❤️❤️❤️

  36. Mana ada yang berterima kasih setelah di perkosa kram… mau seganteng apapun kamu juga duh

  37. Arkam

  38. Elanaaaaa

  39. Semangat author ??

  40. Milani Hapsari menulis:

    Sukaaaaaaaa pake banget ama novel ini ???

  41. Kayaknya nanti elena bisa minta tolong sama Nathan dech ??

  42. NIKAHIN AJA BANG NAPA??? AHH GEMESS SAYA?

  43. Awal pnderitaan elana dimulai
    Kasihan?

  44. de_Queenshera menulis:

    Baper sejadinya ?

  45. Berasa ketemu rajanya setan ya elana

  46. Kapan yach Akram akan sadar… Kasihan Elana….

  47. Yuhuuuuuu yg ge pandang²an

  48. Langsung horor kalo ketemu Akram

  49. ????
    Elananya pasti shok banget , aku aja kaget koq ??

  50. mustika lisa amalia menulis:

    Semakin deg degan ???

  51. Kasian elena, jangan galak” ngapa akram

  52. Si akram2 heran deh aku kejem bgt awas lo nanti jatuh cinta sama elena

    1. Lia Anggraini menulis:

      Iya, tenang aja…?.akram nanti bakal ngebucin sm elana sampe mewek kok saking desperatenya pengen elana balas cintanya…

  53. Akram awas loh nanti kamu jadi bucin

  54. Babak baru telah dimulai ?

  55. Really I love this kind of dark story lol

  56. Mantul Elana dikawal 6 bodyguard,, berasa ibu negara hahah.. jgn lupa minum Antimo takut mumun naik helikopter ??

  57. Akram bucin to be?

  58. Waduhhhhh….dah nunggu aja si Akram…..ayo Elana harus kuat taklukin tuh manusia es….hiii

  59. Masuk kandang singa ini namanya …

  60. faridaratnaa menulis:

    Level bucin akram gimana yah nanti penasaran

  61. Kalo jadi elena udah stres aja kali:(

  62. Penderitaan elana dimulai

  63. Itanur Cahyati menulis:

    Takutt napa2 sama elena..???

  64. Wah Akram bikin elana shock jantung yah hehe

  65. Aowkwkw masuk perangkap singa yaaa
    Aauummnn ??

  66. Like ?

  67. :bantingkursi
    kok kesel ya?

  68. satu kata buat Akram : Bajingan

  69. Menanti waktu saat mereka berdua saling cinta satu sama lainnya :bantingkursi :kisskiss

  70. Akram ni keknya ga makan nasi ya, tapi makan kaktus, tajem amat kata2nya. Jadi pengen nampol akram pake cinta deh biar jadi anak baeq2 kwkwkw :kisskiss

  71. Berharap Akram jatuh cinta duluan, dan ngerasain penolakan keras Elana

  72. Lely Damayanti menulis:

    :kisskiss petualangan dimulai

  73. Certanya bagus bgt thor,
    Gaya bahasanya bagus
    Keren banget,semangat terus thor,
    Aku mau lanjut baca.
    :kisskiss

  74. Anik Julian menulis:

    Orang gila mah bebas. Jadi cara mencintai pun dg gaya yg bebas lepas kendali. Waaah mantuuul bingits kak AY . Aku ampe mlongo liat akram sebegitunya. : :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi

  75. Pengen naek heli dong,,, sama cogan wkwk

  76. Aku udah baca versi e-book nya, masih gak puas jg dan masih mampir disini utk baca lg si Akram dan Elena saking bagusnya ceritanya!! Wkwkwkk :iloveyou

  77. Masih awal, duel nya belum kerasa

  78. Ryani Ega Radiyan menulis:

    Udah 3 x bac tetep terbawa suasana……

  79. Devia Sri Maharani menulis:

    Ceritanya seru bgt sih. Ngga sabar entar mereka jatuh cinta satu sama lain…

  80. [ratings]

  81. Jdjjssjjsjsjkskkk

  82. Ummi Aliyah Skincare menulis:

    :bantingkursi

  83. Lanjut….. :SELAMATPAGI

  84. “Welcome to the jungle” nya Akram :HUAHREBAHANDULUAH

  85. Arfiah Winona menulis:

    Kok ada ya manusia gila seperti akram..

  86. UpungDananir menulis:

    :panikshow :panikshow :panikshow

  87. Shelli Novianti menulis:

    :sebarcinta :sebarcinta :sebarcinta

  88. rika kurnia menulis:

    Elana… Hmmmm… Unik ya

  89. Aloo im heree

  90. Yuni Widaningsih menulis:

    Cuma bisa bilang :haisalamkenal

  91. Sabarrr ..

  92. Next..

  93. niluh dewanty menulis:

    :grrr

  94. Ayu Listiyani menulis:

    :lalayeye :NGAKAKGILAA :berikamiadegankiss! :berikamiadegankiss! :berikamiadegankiss! :berikamiadegankiss! :berikamiadegankiss! :berikamiadegankiss! :berikamiadegankiss!

  95. Pujipriyantiningsih menulis:

    :dancing

  96. Aq seneng walaupun dah baca berkali kali tetep gmana gitu. Akram q

  97. Loveeee cerita mereka

  98. Jahat banget Akram di awal,-awap ini

  99. Nyonya Akram Night menulis:

    :pedas

  100. selinokt18 menulis:

    Re Read