Essence of the darkness EOTD Project Sairaakira
Dark Layers of The Night

Dark Layers of The Night: Ep. 5 Ternoda & 6 Rencana Akram untuk Elana (Uncut)

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

projectsairaakira Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat

Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

27 votes, average: 1.00 out of 1 (27 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Novel Essence Of The Darkness dapat dibaca gratis sampai tamat hanya di projectsairaakira.com Temukan Novel Romantis Fantasi berkualitas lain hanya di Project Sairaakira

BACA SINOPSIS DI SINI

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

Episode 5 : Ternoda

“I dont believe in love at the first sight. You fall in lust with what your eyes see, and in love with what your heart sees.”

Para bodyguard bertubuh tegap itu mencengkeram tubuh Elana di kedua sisi, memegangnya dengan begitu erat sehingga Elana sama sekali tidak punya kekuatan untuk melawan. Meskipun begitu, dia tidak menyerah, dia meronta sekuat tenaga, menjerit, berteriak menunjukkan penolakan, meskipun itu semua sia-sia. Mereka tetap berhasil menyeret tubuhnya menaiki tangga melingkar lebar yang terletak di bagian tersembunyi di belakang bar besar kelab malam itu, membawanya masuk melalui sebuah pintu besar menuju ruangan yang sangat luas di baliknya.

Napas Elana terasa begitu sesak, kehabisan tenaga untuk melawan. Tubuhnya masih meronta sebagai perlawanan terakhir ketika para bodyguard itu melemparkan tubuhnya dengan kasar hingga terbanting ke tengah ranjang besar yang mendominasi ruang tidur luas tersebut. Elana langsung melentingkan punggungnya dan mendudukkan dirinya di atas ranjang, berusaha bangkit dari sana bersamaan dengan pintu ruangan yang terbuka kembali.

Kali ini sosok lelaki bertubuh tinggi berpakaian hitam yang dikenal Elana sebagai penjahat yang memukuli orang di kamar mandi itulah yang melangkah memasuki kamar dan membiarkan salah satu bodyguardnya menutup pintu di belakangnya. Dari sikapnya yang arogan dan juga sikap seluruh bodyguard yang langsung memberi jalan sambil membungkuk hormat, Elana langsung tahu bahwa semua penganiayaan mengerikan yang terjadi kepadanya ini dilakukan atas perintah lelaki itu.

Lelaki itu mengawasi Elana dengan tatapan mata tajam seolah mengulitinya hidup-hidup, ekspresinya dingin, tak terbaca.

“Apa… apa yang kau inginkan?” Elena berhasil mengeluarkan suaranya, serak dan ketakutan, didera oleh panik karena saat ini dirinya berada di atas ranjang dengan banyak lelaki asing bertubuh kuat yang mengelilinginya.

Apa salahnya? Kenapa orang-orang asing ini memperlakukannya seperti ini? Apa tujuan mereka? Apa yang akan mereka lakukan kepadanya?

Seluruh tubuh Elana gemetaran ketika membayangkan orang-orang asing ini akan memaksakan kehendak terhadapnya.

Elana tidak sanggup memikirkannya, air matanya meleleh, tubuhnya yang lemah gemetaran, memohonkan belas kasihan dari manusia-manusia tanpa ekspresi yang ada di sekelilingnya.

“Tolong…. tolong…. biarkan aku pulang… tolong…” suaranya beriba-iba, menyayat hati.

Tetapi, sepertinya para penculiknya memiliki jiwa keras dan tak mudah tersentuh, karena tidak tampak belas kasihan sedikit pun di mata mereka ketika mendengar permohonan Elana.

Sosok lelaki yang menjadi pemimpin para penjahat itu bergerak maju mendekati Elana, langkahnya berhenti tepat di samping ranjang, berdiri di sana dan mengawasi Elana seperti predator yang sedang menilai mangsa, membuat Elana mengkerut ketakutan. Diseretnya tubuhnya bergeser sejauh mungkin dari posisi lelaki itu, tetapi gerakannya terbatas karena saat ini punggungnya sudah menempel ke kepala ranjang.

“Namaku Akram Night,” lelaki itu berucap dengan nada mengancam yang membuat bulu kuduk berdiri. “Malam ini kau akan menjadi milikku.” ucapnya tanpa ragu, seolah-olah pernyataannya itu sudah pasti akan terjadi.

Mala Elana melebar, bingung. Kenapa lelaki itu memperkenalkan diri kepadanya? Kalau begitu, bukankah jika nanti masalah ini dibawa ke pihak berwajib, Elana akan bisa langsung menuntut lelaki ini? Biasanya para penjahat atau kriminal menggunakan nama samaran, atau bahkan menutupi wajahnya supaya identitas aslinya tidak diketahui dan tidak ada saksi yang bisa mengkaitkannya dengan kejahatan yang dia lakukan, bukan?

Atau… jangan-jangan lelaki ini tidak berniat untuk membiarkannya hidup sehingga dengan mudahnya bisa menyebutkan namanya kepada Elana?

Memikirkan itu semua kepanikan memenuhi nadi Elana, membuat aliran darahnya naik ke kepala.

“Aku… aku tidak butuh namamu! Dan aku bukan milikmu!” serunya kemudian dengan nada terbata, mulai putus asa mencoba memohonkan pengampunan atas nyawanya. “Tolong… tolong lepaskan aku…aku berjanji tidak akan mengganggu…”

Suara kekehan Akram membuat perkataan Elana terhenti. Lalu, tiba-tiba Akram naik ke atas tempat tidur, lututnya bertumpu di atas ranjang dan lelaki itu mendekati Elana dengan sikap mengancam seolah akan melahapnya.

“Ti… tidak, jangan mendekat! Jangan mendekat!” Elana panik, kedua lengannya diluruskan di depan tubuhnya, dengan telapak tangan terbuka lebar, menjadi satu-satunya pertahanan dirinya yang mulai kehilangan harapan.

“Kau akan butuh mengetahui namaku. Supaya kau bisa menjeritkannya ketika aku memberikanmu kepuasan,” lelaki itu berbisik dengan nada sensual yang gelap, menunjukkan dengan jelas apa maksud sebenarnya dari seluruh hal yang menimpa Elana secara tiba-tiba ini.

Elana beringsut, menempelkan tubuhnya ke kepala ranjang dalam usahanya menjauh. Jantungnya berdebar begitu kencang seolah-olah hendak merobek rongga dadanya dan meloncat keluar dari sana.

Lelaki ini… akan memperkosanya?

Keterkejutan Elana yang membuatnya terpana sejenak dimanfaatkan Akram tanpa ampun. Tubuhnya bergerak cepat menindih Elana, membuat usaha Elana untuk menjauh menjadi sia-sia, tubuhnya kini terperangkap di bawah tubuh Akram, tertahan oleh tubuh keras yang jauh lebih kuat darinya. Tetapi Elana tidak menyerah, kedua tangannya yang masih bebas bergerak mencoba mendorong dada Akram yang sekeras batu. Napasnya terengah, dan ketika frustasi melandanya karena dia tidak mampu membuat tubuh Akram bergerak seinci pun, tangannya bergerak ke atas, mencoba mencakar wajah penjahat yang dia sesali harus bersinggungan nasib dengannya.

Sayangnya, Akram lebih sigap, Sebelah tangan lelaki itu mencengkeram tangan Elana, menekuknya di atas kepala hingga memakunya di atas ranjang. Sementara sebelah tanggannya yang lain mencengkeram jari Elana, membawanya ke bibirnya.

“Tidak sekarang, kucing mungil. Kau boleh mencakarku sepuasnya saat kita bercinta nanti,” Akram berbisik dengan suara parau lalu bibirnya membuka dan menggigit ujung jari Elana, membuat tubuh Elana seakan tersengat listrik.

Lelaki ini benar-benar gila! Di dalam kamar ini masih ada puluhan bodyguardnya yang tetap berdiri mematung tanpa ekspresi melihat bos mereka hendak memperkosa seorang gadis. Dan tidak ada satupun yang tergerak menolong melihat betapa tidak berdayanya Elana di bawah dominasi Akram yang begitu kejam. Tidak ada orang bermoral dan berperikemanusiaan di dalam kamar ini, dan Elena tidak tahu harus meminta tolong pada siapa lagi.

Ketika bibir Akram menggigit dan menyesap ujung jari Elana, mencicipinya dengan gerakan sensual, matanya terpejam. Setelahnya, mata itu membuka, dengan bola mata sewarna hazel bening, langsung menatap ke arah Elana, membuat Elana terkesiap ketika melihat api seakan berkobar dari mata itu, dipenuhi oleh nafsu yang bahkan Elana tidak mampu menerjemahkannya.

Astaga! Apa salahnya? Apa yang dia lakukan hingga penjahat ini bisa bernafsu kepadanya?

Semalam di pertemuan mereka, dia bahkan menggunakan pakaian overall kedodoran khas petugas cleaning service yang sama sekali tidak menampakkan lekuk tubuhnya. Dia juga tidak bersikap menggoda, bahkan berusaha menjaga supaya interaksi mereka seminim mungkin.

Tetapi, kenapa lelaki ini bisa tertarik kepadanya? Apakah Elana diincar karena dia menjadi saksi perbuatan kriminal lelaki ini? Apakah lelaki ini orang gila yang suka memerkosa korbannya sebelum dibunuh?

Elana menggerakkan tangan untuk melepaskan diri dari cengkeraman Akram, tetapi cengkeraman lelaki itu di kedua tangannya sangat kuat, hampir-hampir menyakiti dan sudah pasti akan menimbulkan memar di kulitnya. Dia mencoba menggulingkan tubuh, tetapi tertahan olah tubuh Akram yang sangat kuat di atasnya. Elana lalu menggerakkan kakinya, berniat mendorong Akram menjauh. Sayangnya, gerakannya itu malah membuat pahanya terbuka sehingga Akram bisa leluasa menempatkan dirinya tepat di antara kedua paha Elana, menunjukkan dengan jelas bukti bahwa dia benar-benar bernafsu terhadap Elana saat ini.

“Sepertinya kau sudah tidak sabar,” Akram menundukkan kepala, memberikan hadiah kecupan kecil di sudut bibir Elana, memuat Elana semakin panik menggerakkan kepala untuk menghindari ciuman itu. “Aku juga sama tidak sabarnya denganmu,” ujarnya dengan suara parau penuh janji.

Setelah mengucapkan kalimat itu, Akram memberi isyarat dengan pandangan matanya yang tajam supaya para bodyguardnya menyingkir dari ruangan itu. Perintahnya langsung diikuti dengan patuh. Dalam senyap, seluruh bodyguard itu melangkah keluar dari ruangan, lalu menutup pintu di belakang mereka dengan rapat. Ruangan itu menjadi senyap dalam sekejap, menyisakan dua sosok makhluk yang saling berlawanan. Yang satu ingin menyatu dan yang lain ingin menjauh.

“Jangan… kumohon, jangan…” Elana mulai menangis ketika Akram mengangkat kedua tangannya ke atas kepalanya, menggunakan satu tangannya yang kuat untuk menyatukan kedua pergelangan tangan Elana dalam cengkeraman. Sementara, tangannya yang lain bergerak membuka pakaian Elana dalam gerakan tak sabar tetapi masih terkendali.

“Kau tidak punya pilihan lain, Elana,” Akram berucap dengan nada dingin dan terus memaksakan kehendaknya

Seluruh usaha perempuan itu untuk memberontak, mencakar, memukul dan menolak dirinya malahan membuat Akram semakin bernafsu untuk memiliki.

Dan malam ini, Akram tidak akan menahan-nahan lagi, tidak dipedulikannya tangisan memohon dari Elana yang menjadi satu-satunya usaha untuk mempertahankan kehormatannya. Akram meraih tubuh Elana, lalu memaksakan kehendaknya pada perempuan itu tanpa peringatan, membuat jeritan pedih bercampur sakit terlontar dari bibir Elana, memenuhi seluruh penjuru kamar.

***

Akram mengerang setelah mencapai puncak kenikmatannya entah yang keberapa kalinya sepanjang malam ini. Tubuh Elana tergolek di bawahnya, tak memiliki kemampuan lagi untuk melawan. Mata perempuan itu terpejam, dengan aliran air mata basah yang tak henti-hentinya mengalir di sudut matanya, napasnya terengah, beriringan dengan napas Akram yang sama terengahnya.

Perlahan Akram melepaskan diri dari perempuan itu, dan seketika itu juga, tubuh Elana langsung beringsut menjauh dengan sisa-sisa tenaganya, meringkuk seperti kucing kecil yang ditinggalkan terlantar di tengah hujan, berusaha berada posisi sejauh mungkin dari Akram.

Senyum masam muncul di bibir Akram karenanya. Belum pernah sekalipun wanitanya yang telah bercinta dengannya, menjauh dari pelukanya seketika setelah mereka selesai bercinta, yang ada, mereka semua malahan semakin menggelayut manja hingga Akram harus bersikap kasar untuk menyingkirkannya.

Tetapi, Elana memang tak bisa dibandingkan dengan wanita-wanitanya yang lain. Elana istimewa. Kenyataan bahwa Elana benar-benar masih perawan benar-benar membuatnya senang. Elana adalah perawan pertamanya, dan pengetahuan itu membuat rasa posesif memenuhi dirinya. Dia adalah lelaki pertama Elana, dan sepanjang dia masih menginginkan Elana, dia ingin kedudukan ekslusif untuk menikmati tubuh Elana, hanya dipegang oleh dirinya.

Senyum Akram terulas di bibirnya. Kepuasan yang memenuhi seluruh nadinya membuatnya merasa rileks luar biasa, sesuatu yang sudah lama sekali tidak dirasakannya ketika bercinta dengan perempuan-perempuannya yang lain.

Setelah beberapa lama, diangkatnya kepala dan ditatapnya Elena yang tidak bersuara sejak tadi. Mata perempuan itu terpejam, tetapi Akram tahu pasti bahwa dia tidak sedang tidur. Perempuan itu tampaknya sedang berusaha menghindari interaksi dengan Akram dan sikapnya itu membuat Akram menahan senyum.

Kenapa kucing mungilnya ini masih keras kepala?

Kenyataan bahwa Akram mau menidurinya, seorang perempuan jelata dari kelas rendah sepertinya, bukankah itu adalah anugerah yang seharusnya disyukuri perempuan itu? Banyak perempuan kelas atas yang antri untuk melayani nafsunya, dan ketika Akram memilih Elana, perempuan miskin ini malah bersikap tak tahu diuntung.

Tetapi, Akram tidak marah. Dia bahkan tidak merasakan setitik pun emosi negatif di dalam jiwanya. Kenyataan bahwa tubuhnya telah terpuaskan pada satu tingkat yang luar biasa dan tidak pernah dia rasakan sebelumnya membuatnya senang, hingga dia tidak keberatan memaafkan sikap kurang ajar Elana saat ini.

Matanya mengawasi dada Elana yang masih naik turun, berusaha menetralkan napasnya yang terengah. Perempuan itu berjuang sekuat tenaga untuk melawan Akram, dan akhirnya harus berakhir kalah kehabisan tenaga.

Akram yakin bahwa dia akan berhasil menaklukkan perempuan polos yang kini menjadi miliknya itu. Ya, mungkin sekarang perempuan itu bersikap seperti kucing liar yang masih mencakar, tetapi Akram yakin, dengan kemampuannya memberikan kepuasan seksual kepada perempuan itu, ditambah nanti hadiah-hadiah berlimpah dan mewah yang akan diberikannya kepada perempuan itu, dia akan meluluhkan hati Elana sepenuhnya.

Perempuan mana yang tidak menyukai lelaki kuat yang mampu memberikan kenikmatan di atas ranjang sekaligus bisa memberikannya uang, perhiasan, pakaian dan segala sesuatu yang mewah di dunia ini dengan melimpah? Para perempuan sudah pasti memohon untuk mendapatkan semua itu dari Akram, dan Akram yakin, wanita di bawahnya ini cepat atau lambat akan mengakui bahwa dirinya telah takluk pada Akram.

“Aku akan mengambilkanmu minum,” bisiknya dengan nada menggoda, menyeringai ketika Elana tetap memejamkan matanya tanpa reaksi untuk menanggapinya.

Akram lalu melangkah turun dari ranjang, mengambil celana panjangnya yang terlempar di lantai dan memakainya, lalu melangkah menyeberangi ruangan menuju ke lemari pendingin besar yang ada di sana. Diambilnya minum dari botol dan ditenggaknya langsung. Akram benar-benar haus, tidak disangkanya kalau dia benar-benar menghabiskan banyak energinya. Setelahnya, Akram menuang air ke dalam gelas kaca bening dan membawanya kembali ke arah ranjang.

“Minumlah,” Akram berdiri di tepi ranjang, menawarkan gelas itu pada Elana yang kini telah berbaring miring meringkuk memunggunginya. Perempuan itu telah menarik selimut di kaki tempat tidur untuk menutupi tubuh telanjangnya, pundaknya yang penuh dengan jejak dan bekas ciuman Akram tampak bergetar, menahan isak tangis.

Elana mengabaikannya, memilih menangis dalam diam dan memunggunginya. Dan Akram memutuskan memberinya sedikit waktu untuk menangis.

Bagaimanapun juga, Elana adalah seorang remaja tanpa pengalaman. Apa yang dilakukan Akram padanya mungkin membuatnya ketakutan setengah mati. Tetapi, Akram tidak menyesal telah memaksakan dirinya terhadap Elana. Karena dia menginginkan Elana, dan cepat atau lambat, entah itu dengan pendekatan halus yang lama atau pemaksaan kasar yang cepat, perempuan itu tetap saja akan berakhir di atas ranjangnya. Nanti, setelah Elana bisa menguasai dirinya dan berpikir jernih, Akram akan menyadarkan Elana betapa beruntungnya dia karena Akram memutuskan untuk memilih Elana untuk melayaninya.

Akram lalu meletakkan gelas berisi air yang ditolak Elana itu di meja kecil yang terletak di samping ranjang. Dia kemudian melangkah ke kamar mandi, hendak menyegarkan diri sebelum kemudian ingin menghabiskan dini hari ini untuk memuaskan dirinya bersama Elana lagi.

Langkah kaki Akram ringan ketika dia melangkah memasuki kamar mandi, menyalakan keran shower air hangat yang langsung menciptakan uap yang memburamkan dinding kaca kamar mandinya. Akram hendak melepas celana panjangnya ketika tiba-tiba suara sesuatu yang pecah terdengar menembus indra pendengarannya.

Mata Akram melebar, sementara pikiran waspadanya yang tertuju pada Elana membuatnya langsung bergerak cepat, membuka pintu kaca geser kamar mandi yang berkabut itu dan meloncat keluar dari kamar mandi.

Sejenak langkah Akram tertegun ketika menatap pemandangan di depannya yang sama sekali tidak dia sangka-sangka.

Pecahan gelas yang tadi ditawarkannya pada Elana kini tampak berkeping-keping di lantai. Dan perempuan itu sudah tidak ada di atas tempat tidur lagi. Tubuhnya yang masih terbalut selimut tampak lunglai, duduk sambil bersandar di kaki tempat tidur. Sementara di satu sisi tangannya tampak menggenggam pecahan kaca tajam yang tampak penuh dengan warna merah yang masih basah, dan di tangannya yang lain… tampak sayatan lebar di nadi pergelangannya yang mengalirkan darah segar, mengucur membasahi lantai.

Jantung Akram seolah dilepas paksa dari rongga dadanya, benaknya dipenuhi oleh emosi bergolak yang tidak dia kenal sebelumnya. Bergegas Akram menghampiri Elana dan memeluk perempuan itu. Tangannya mengambil pecahan kaca penuh darah yang masih tergenggam di jari Elana dan membuangnya jauh-jauh. Elana benar-benar pucat pasi dan tubuhnya terasa dingin. Tetapi perempuan itu masih bernafas meskipun semakin lama semakin terasa lemah.

“Elios! Elios!” Akram berteriak keras dengan panik, memanggil asistennya yang dia tahu selalu berjaga tak jauh dari dirinya.

Hanya beberapa detik sampai pintu kamar itu terbuka dan Elios muncul di balik pintu kamar yang dibukanya dengan keras hingga tersentak. Nada panggilan Akram sudah jelas menunjukkan sesuatu yang darurat, membuat Elios tak segan merangsek masuk ke dalam kamar pribadi tuannya itu.

Tetapi apa yang terpampang di depan matanya sama sekali tidak disangkanya. Tuannya, Akram, tampak berlutut di lantai, memeluk perempuan itu yang saat ini begitu pucat dengan darah mengalir dari nadinya yang terkoyak.

“Kenapa kau diam? Cepat siapkan mobil! Cepat!” Akram berseru keras dengan nada tak sabar, membangunkan Elios dari keterpanaannya. Akram lalu bangkit dan membawa Elana yang sudah lunglai, ke dalam gendongannya, melangkah cepat keluar dari ruangan menuju area parkiran mobil, tidak memedulikan tubuhnya yang telanjang dada dan hanya memakai celana panjang.

Dan pada detik itu, Elios menyadari bahwa sejak sepuluh tahun lebih dia mengabdi pada tuannya ini, baru kali inilah Akram Night yang dikenal sangat dingin, kejam dan tak punya hati terhadap manusia lain, menunjukkan emosi kuat yang Elios pikir tidak pernah ada dalam jiwa Akram sebelumnya.

***

Episode 6 : Rencana Akram untuk Elana

“You have bewitched me, body and soul. You’re mine and i never wish to be parted from you from this day on”

Mobil hitam itu melaju cepat menembus jalanan di dini hari yang sepi. Elios duduk di sebelah supir yang mengendarai mobil dengan kencang. Sepanjang perjalanan yang mencekam tersebut, asisten Akram itu sibuk menelepon pihak rumah sakit, meminta jalur emergency private yang khusus disediakan untuk petinggi dan pemilik rumah sakit segera disiapkan. Elios juga terdengar meminta kehadiran dokter terbaik rumah sakit untuk bersiaga di sana sebelum mereka datang.

Akram sendiri hanya berdiam diri sambil memangku tubuh Elana yang makin lama semakin dingin di tangannya. Darah Elana tampak mengucur deras dari luka sayatan di pergelangan tangannya, membuat kulit perempuan itu berubah pucat seperti mayat.

Akram menunduk dan menatap wajah Elana, keningnya berkerut dalam ketika aroma anyir darah segar memenuhi indra penciumannya. Dadanya yang telanjang dan bagian lain di dalam mobil mewah ini telah penuh dengan darah yang seolah-olah begitu keras kepala dan tidak mau berhenti mengucur dari luka sayat di pergelangan tangan Elana itu. Sepertinya, bebatan kain yang dibuat oleh Akram di pergelangan tangan perempuan itu tidak berarti banyak untuk mencegah pendarahannya.

Mereka sampai di rumah sakit hanya dalam waktu beberapa menit. Dini hari membuat jalanan sepi, sehingga mereka bisa menempuh perjalanan dalam waktu lebih singkat. Rumah sakit megah ini terletak di dalam komplek perumahan mewah di bagian pusat kota, area paling elit dari seluruh daerah yang tak jauh dari kelab malam. Akram memiliki beberapa rumah yang tidak ditinggalinya di komplek perumahan mewah itu, dan kebetulan juga, Rumah sakit itu juga telah diakuisisi oleh perusahaan miliknya sebagai perwujudan ekpansi dan diversifikasi di bidang kesehatan beberapa tahun lalu.

Ketika mereka memasuki gerbang rumah sakit mewah itu, petugas keamanan yang telah mendapatkan konfirmasi sudah berdiri menunggu di area depan, mobil mereka diarahkan ke area basement tertutup yang terletak di bagian samping rumah sakit, langsung mengarah kepada lift besar khusus pasien yang telah dibuka lebar berserta beberapa perawat emergency yang telah menanti.

Begitu pintu mobil dibuka, petugas rumah sakit yang sigap langsung mengambil tubuh Elana dengan hati-hati, sesuai prosedur pemindahan tubuh yang digunakan untuk memindahkan korban luka pendarahan luar. Elana ditidurkan di atas ranjang dorong rumah sakit yang sudah disiapkan. Petugas rumah sakit langsung berkeliling di sekitar pasien, kemudian melakukan apa yang harus mereka lakukan sambil mendorong tubuh Elana memasuki lift dan membawanya naik ke area tempat emergency VIP berada. Salah seorang dokter berucap kepada Elios yang mengikuti mereka untuk segera menyusul ke atas guna mendata informasi pasien sebelum penanganan lebih lanjut.

Akram melangkah keluar dari mobil. Matanya mengarah ke angka lift yang menyala di bagian atas pintunya, menunjukkan bahwa lift itu sudah bergerak naik ke atas. Perhatiannya teralihkan oleh gerakan Elios di dekatnya. Asistennya itu mengulurkan sapu tangan warna putih dengan sopan kepadanya.

“Tuan Akram, saya sudah mengatur untuk disediakan baju ganti bagi Anda,” Elios jelas-jelas merujuk pada penampilan Akram yang telanjang dada dan penuh darah. “Pihak rumah sakit telah menyediakan paviliun khusus di lantai paling atas rumah sakit ini. Anda bisa membersihkan diri dan berganti pakaian di sana terlebih dahulu. Mengenai perempuan itu….” Elios tampak ragu sebelum melanjutkan. Pendarahan perempuan itu tampaknya begitu parah, Elios tidak tahu apakah perempuan itu akan selamat atau tidak, dan dia bahkan tidak mampu membayangkan bagaimana reaksi Akram jika perempuan itu tidak selamat. Tetapi, di tengah keraguan itu, tak urung Elios melanjutkan perkataannya juga. “Mengenai perempuan itu, biarkan saya mengurusnya,”

Akram menganggukkan kepala, menerima uluran sapu tangan dari Elios dan menggunakannya untuk mengapus noda darah di pipinya.

“Tunjukkan jalan. Aku akan membersihkan diri dulu. Setelah itu aku akan menyusulmu ke tempat penanganan perempuan itu.” ujarnya dengan dingin tanpa nada.

Elios mengangguk sopan, lalu memimpin jalan, mengarahkan atasannya itu memasuki lift yang telah tiba dan tersedia untuk mereka, lalu mengantarkan Akram menuju lantai paling atas lift, ke sebuah kamar president suite yang terletak di bagian paling atas rumah sakit.

Rumah sakit mewah ini memang menyediakan kamar-kamar mewah yang disewakan serupa dengan tarif hotel bintang lima. Kamar-kamar ini disediakan untuk keluarga penunggu pasien yang tidak ingin menghabiskan malam mereka bersama pasien di kamar rumah sakit, atau juga keluarga pasien di ruangan iccu yang tidak mengizinkan penunggu pasien menginap di area ruangan iccu.

Kamar yang disediakan untuk Akram ini adalah kamar terbaik, dan belum pernah dibuka sebelumnya untuk umum. Ini merupakan satu-satunya kamar di lantai tertinggi rumah sakit, terletak terpisah jauh dari kamar umum lain yang disewakan untuk keluarga pasien rumah sakit ini.

Elios menekan kartu di pemindai pintu dan membukakan pintu kamar untuk atasannya. Lalu mempersilahkan Akram memasuki ruangan.

“Tuan, saya akan turun untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan perempuan itu. Saya akan menanganinya dengan baik. Tuan Akram silahkan beristirahat di sini untuk malam ini,” Elios menekankan kata menangani dengan sengaja. Maksudnya, jika sampai perempuan ini mati malam ini, maka Elios akan menggunakan pengaruh nama besar Akram Night untuk melepaskan segala hubungan dengan mayat perempuan itu. Nama Akram Night akan selalu bersih, dan mayat itu mungkin akan berakhir dengan cerita mayat perempuan malang yang bunuh diri karena patah hati, serta tidak akan ada sesuatu pun yang menghubungkan kematiannya dengan Akram Night.

“Aku akan menyusul ke tempat penanganan perempuan itu. Di mana tempatnya?” tanpa diduga, Akram malah mengucapkan kalimat itu, membuat Elios ternganga karena terkejut.

“Di mana tempatnya?” Akram mengulang lagi pertanyaannya. Nada suaranya mengancam dan kerutan di antara kedua alisnya membuat Elios menyadari bahwa dia harus menjawab dengan cepat.

“Pusat penanganan emergency pasien VIP khusus ada dua lantai di bawah. Anda tinggal turun dua lantai dengan menggunakan lift dan akan langsung mengarah kesana.”

Akram menganggukkan kepala. “Bagus. Kau boleh pergi,” perintahnya, kembali memasang wajah dingin tanpa ekspresi.

Elios setengah membungkukkan tubuh, lalu mengucapkan permohonon izin meninggalkan ruangan. Dia sudah setengah jalan kembali ke arah lift ketika Akram kembali memanggilnya.

“Elios,” panggilan Akram itu membuat langkah kaki Elios terhenti. Sang Asisten menolehkan kepala dan langsung menanggapi.

“Ada lagi yang bisa saya bantu, tuan?” tanyanya sopan.

Sejenak, dalam detik yang penuh kemustahilan, Akram tampak ragu. Bibir lelaki itu menipis sementara wajahnya berubah serius dan gelap.

“Perempuan itu. Katakan pada dokter untuk menggunakan segala cara. Dia tidak boleh mati,” Akram menekankan kalimat terakhirnya seperti titah seorang tirani yang tak boleh dibantah, membuat Elios tidak bisa melakukan apapun selain mengiyakan.

Pintu ruangan Akram tertutup rapat kemudian, sementara Elios kembali membalikkan badan menuju lift. Keningnya berkerut ketika pertanyaan demi pertanyaan susul menyusul di benaknya.

Akram Night tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Dulu jika perempuan-perempuan pemujanya yang telah selesai melayaninya di tempat tidur terluka, Akram tidak akan menoleh dua kali dan tidak akan ragu sama sekali untuk meninggalkan perempuan itu. Tidak ada belas kasihan di dalam jiwa Akram, bahkan untuk kekasih-kekasihnya di masa lalu.

Tetapi, kenapa sekarang berbeda? Apa yang istimewa dari Elana sehingga seolah-olah nyawa seorang perempuan jelata yang yatim piatu dan tak berharga, bisa menjadi begitu penting bagi Akram Night yang memiliki segalanya di dunia ini dalam genggaman tangannya?

***

Akram segera melepas celananya yang lengket oleh darah segar yang membasahi. Tubuh telanjangnya yang tegap langsung melangkah masuk ke kamar mandi, menyalakan pancuran air hangat dan langsung mengguyur tubuhnya dari kepala sampai kaki. Darah yang membasahi tubuhnya langsung mengucur turun, bercampur dengan air dan mengalir ke lantai, menciut dan masuk ke dalam saluran air sebelum kemudian menghilang.

Akram membersihkan diri dengan cepat, lalu mengeringkan rambut dan tubuhnya sebelum mengenakan pakaian yang telah disediakan oleh Elios baginya.

Perasaannya dipenuhi oleh berbagai emosi asing yang tak pernah dirasakannya sebelumnya. Begitu menyesakkan dada sehingga Akram tidak bisa menahan diri untuk menuju area bar dan menuangkan segelas brendi untuk meredakan gejolak emosinya.

Perempuan itu memilih bunuh diri, memilih menyayat nadinya sendiri dan meregang nyawa dalam kematian yang sakit, daripada menjalani kehidupan luar biasa mewah dengan menjadi kekasih Akram.

Akram tidak pernah mendapatkan penolakan yang begitu fatal sebelumnya, dan itu memukul jiwanya sampai terkapar di dasar. Dia telah terbiasa dengan penerimaan, terbiasa dengan pemujaan dari semua orang yang ingin mendapatkan perhatiannya. Bahkan, begitu banyak perempuan yang memohon untuk bisa menemaninya semalam saja, juga memohon untuk mendapatkan sentuhannya meskipun hanya sambil lalu.

Akram tidak pernah kekurangan perempuan sebelumnya pun dia hanya menganggap para perempuan itu hanyalah sebagai hiburan untuk memuaskan kebutuhan jasmaninya sebagai seorang lelaki dewasa yang normal. Mereka hanyalah selingan yang lewat sambil lalu, tidak pantas untuk mendapatkan perhatian lebih darinya.

Tetapi perempuan yang satu itu, yang paling diinginkan oleh Akram, yang paling bisa memberikan kenikmatan jasmani luar biasa setelah mereka bercinta, berani-beraninya menolak perhatiannya? Berani-beraninya Elana menolak perhatian darinya yang diinginkan oleh begitu banyak wanita lainnya di luar sana?

Sebegitu tidak inginnyakah Elana menjadi miliknya, sehingga perempuan itu lebih memilih untuk mati?

Penolakan dari seorang perempuan yang menjadi pengalaman pertama Akram membuat lelaki itu marah luar biasa. Dibantingnya gelas brendi yang telah kosong itu ke meja marmer bar yang berwarna gelap. Ekspresinya mengeras sementara gerahamnya mengepal, dikuasai oleh kemurkaan yang selama ini menjadi bagian utama dari jiwa seorang Akram Night.

Apa yang ada di dalam otak perempuan sialan itu sehingga berani-beraninya dia mencoba mencabut nyawanya sendiri yang telah menjadi milik Akram? Akram tidak akan pernah lengah lagi dan memberi kesempatan bagi perempuan itu untuk melawannya.

Elana adalah miliknya. Jiwa dan raga. Dan Akram akan menggunakan Elana sesukanya sampai dia bosan dan memutuskan untuk membuang perempuan itu.

Hanya Akram yang berhak menentukan kapan Elana boleh mati.

***

Ketika Akram sampai di ruangan emergency untuk pasien VIP khusus, seluruh proses penanganan gawat darurat yang dilakukan terhadap Elana telah selesai dilakukan. Perempuan itu sekarang terbaring tenang di atas ranjang putih, berselimut warna yang sama dengan wajah pucat pasi yang hampir serupa dengan ranjang dan selimutnya. Selang infus terpasang di punggung tangannya, dan sepertinya masih membutuhkan beberapa waktu sebelum Elana sadarkan diri.

Elios tampak sedang berbicara dengan dokter dan langsung memberi hormat ketika melihat Akram mendekat. Dokter terbaik rumah sakit ini yang ditugaskan untuk menangani Elana juga melakukan hal yang sama, setengah membungkuk hormat ke arah Akram.

“Bagaimana kondisinya?” Akram mengabaikan penghormatan dari dua orang di depannya, matanya masih tertuju pada Elana yang masih tak sadarkan diri.

Mendengar pertanyaan dari orang paling penting di rumah sakit ini, dokter itu tergesa menjawab.

“Masa kritis pasien sudah terlewati dan saat ini kondisinya telah stabil. Beruntung pasien cepat dibawa kemari. Pendarahan yang terjadi adalah pendarahan arteri, sehingga menyebabkan darah yang terpompa keluar dari luka sayatannya melebihi kecepatan rata-rata, dan pasien kehilangan banyak darah. Beruntung yang terpotong bukanlah arteri utama sehingga ketika pasien tiba di rumah sakit ini, kami masih bisa mencegah syok akibat pendarahan dan melakukan penyelamatan dengan transfusi darah,”

Dokter itu memberikan penjelasan teknis dengan suara tenang. Meskipun begitu, kepalanya menunduk, tidak berani menatap ke arah Akram Night yang berdiri tegap di depannya. Akram tidak bersuara tetapi menguarkan aura mengintimidasi gelap yang menyesakkan dada.

Pasien yang ditangani dokter itu jelas-jelas telah melakukan usaha bunuh diri yang gagal. Meskipun begitu, tidak akan ada satu manusia pun yang berani bertanya kenapa Akram Night muncul di rumah sakit ini pada dini hari sambil membawa perempuan yang terluka itu. Tidak ada pula yang berani memunculkan pertanyaan mengenai siapa perempuan itu dan apa yang menyebabkannya bunuh diri dan kenapa perempuan yang tampak biasa-biasa saja itu bisa terlibat dengan seorang taipan kaya beraura gelap seperti Akram Night. Mereka semua tahu bahwa menghadapi seorang Akram Night, diam dan tetap merendah adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan nyawa.

“Berapa lama sampai dia sadar, pulih dan diizinkan meninggalkan rumah sakit ini?” Akram akhirnya bertanya memecah keheningan, sementara matanya masih menatap ke arah tempat tidur Elana dibaringkan.

“Kami menyuntikkan ke infus pasien obat penenang dan penghilang sakit yang memberikan efek mengantuk, pasien akan tertidur nyenyak sampai beberapa jam ke depan sebelum kemudian sadarkan diri. Sedangkan mengenai waktu pulihnya pasien, belum bisa kami pastikan. Tetapi, kami masih akan memantau kondisi pasien sampai dia benar-benar stabil. Mungkin membutuhkan waktu dua minggu minimal sampai pasien bisa meninggalkan rumah sakit. Tetapi, meskipun pasien dinyatakan bisa meninggalkan rumah sakit, tetap ada perawatan lanjutan yang harus dilakukan.”

Akram mengangguk pertanda mengerti. Tangannya bergerak memberi isyarat bahwa dokter itu sudah tidak dibutuhkan dan Akram ingin dokter itu meninggalkan tempat ini. Isyarat itu langsung dimengerti dengan baik oleh dokter malang itu, yang langsung terbirit-birit pergi meninggalkan lokasi setelah mengucapkan permohonan pamit dengan sopan.

Ditinggalkan sendirian dengan Elios, Akram mengalihkan perhatiannya ke wajah Asistennya yang berdiri diam menunggu perintah. Elios sudah menjadi asisen dan tangan kanan Akram sejak sepuluh tahun yang lalu. Lelaki itu efisien, cepat, efektif dan hampir tidak pernah gagal dalam menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Elios telah membantu Akram melakukan pekerjaan, baik yang bersih maupun yang gelap, dengan noda melumuri tangan mereka. Dan satu yang paling penting, Elios adalah anak buah yang sangat loyal kepadanya. Akram tahu bahwa Elios bersedia berkorban nyawa untuknya.

“Berikan penanganan yang terbaik untuk perempuan itu. Dokter terbaik, obat-obatan terbaik dan fasilitas terbaik,” Akram memasukkan kedua tangannya ke saku celana. “Perempuan itu harus sembuh dengan cepat,”

Elios melirik dengan hati-hati Elana yang masih tak sadarkan diri, lalu memberanikan diri untuk menyuarakan pertanyaan dalam otaknya.

“Apa yang akan rencana Anda pada perempuan itu jika dia sembuh nanti?” tanya Elios dengan nada suara tak kalah hati-hati.

Perempuan-perempuan Akram biasanya diminta pergi menjauh ketika Akram sudah bosan, tetapi mereka sudah tentu tidak pergi dengan tangan kosong. Akram membuang mereka dengan memberikan ganti yang sepadan, kadang mobil mewah, rumah mewah atau perhiasan yang membuat mata perempuan-perempuan itu berbinar ketika melihatnya.

Tetapi, dengan Elana mungkin akan berbeda. Elios tidak tahu apa yang terjadi di dalam ruangan tuannya sebelumnya, hingga Elana berakhir dengan percobaan bunuh diri. Tetapi Elios tahu bahwa apa yang tuannya rencanakan sebelumnya terhadap, Elana tidak berjalan dengan baik malam itu.

Sebenarnya akan lebih baik jika Elana mati, jadi mulutnya akan tertutup rapat selamanya. Tetapi, Akram ternyata bersikeras supaya perempuan itu hidup dan selamat.

Kalau begitu, apa yang harus Elios lakukan untuk mengunci mulut perempuan itu supaya tidak memeras Akram? Apakah harta yang banyak bisa memuaskan perempuan itu? Karena bahkan dengan memiliki perhatian seorang Akram Night di atas ranjang saja, perempuan itu bukannya mensyukuri malahan memberikan penolakan dengan mencoba membunuh dirinya sendiri.

Akram tidak segera menjawab pertanyaan itu, tampak berpikir sejenak sementara matanya masih mengawasi Elana dengan cermat.

“Villa milikku di Pulau Hijau, perintahkan para pegawai dan pelayan untuk menyiapkan supaya bisa ditinggali dalam dua minggu ke depan,” perintah Akram kemudian.

Elios menatap Akram dengan penuh pertanyaan. Dia sama sekali tidak bisa menebak apa yang ada di pikiran Akram sebenarnya.

“Anda berencana tinggal di villa Pulau Hijau?” tanyanya mencoba meyakinkan pendengarannya.

Villa di Pulau Hijau adalah salah satu villa dengan fasilitas mewah milik Akram. Yang membuat villa itu istimewa adalah karena villa itu terletak di sebuah pulau mungil yang juga menjadi milik akram. Privasi villa itu sangat terjaga karena untuk mencapai lokasi, harus menggunakan helikopter yang membutuhkan izin khusus untuk mendarat. Pun dengan sekeliling villa yang dikelilingi hutan dan lokasi Pulau Hijau yang berada di tengah lautan, dikelilingi tembok tinggi dan penjagaan ketat bersenjata di sana. Pulau Hijau yang tak berpenghuni memang terletak tak jauh dari daratan dan kepulauan lain yang dihuni oleh masyarakat pada umumnya, tetapi area pulau hijau sangat terlarang, kondisinya yang terisolasi dan tidak bisa sembarang orang bisa menembus perimeter keamanan di sekelilingnya.

Akram biasanya menggunakan villa di pulau itu jika ingin menyendiri dan beristirahat dari hiruk pikuk kota. Lokasi yang terisolasi susah dijangkau, pengamanan ketat dan privasi yang terjaga bahkan membuat pulau itu seperti sebuah penjara yang sangat mewah.

Elios melebarkan mata ketika sebuah kesadaran menembus pikirannya. Ditatapnya Akram setengah menebak.

Jangan-jangan, tuannya itu ingin membawa Elana ke sana?

“Ya. Aku akan membawa Elana ke sana.” Akram menjawab pertanyaan tanpa suara yang diajukan oleh Elios. “Lakukan pekerjaan dengan bersih, Elios. Datanglah ke tempat tinggal Elana, ambil semua barang-barangnya dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, bereskan urusan dengan tempat tinggal Elana. Juga uruslah tempat kerja Elana dan selesaikan semua urusan perempuan itu dengan semua orang yang mengenalnya, baik orang-orang di tempat kerjanya, orang-orang di kelab yang berinteraksi dengannya, juga panti asuhan tempat Elana berasal. Bunuh yang harus dibunuh, singkirkan semua saksi. Bereskan semua itu hingga jejak perempuan itu hilang tak bersisa.”

Elios melebarkan mata. “Anda ingin membawa Elana ke villa di pulau hijau dan memutuskan seluruh hubungannya dengan dunia serta masa lalunya?” simpulnya tak percaya.

Akram menyeringai. “Perempuan itu telah berani melawanku dan menolakku yang tak pernah ditolak sebelumnya. Aku akan membuatnya kehilangan segalanya hingga dia tidak memiliki apapun di dunia ini selain diriku. Dan ketika dia menyadari itu semua, menyadari betapa rendah posisinya… aku yakin perempuan itu akan merayap di bawah kakiku untuk memohon belas kasihan dan perhatianku.”

***

KONTEN PREMIUM PSA


 

Semua E-book bisa dibaca OFFLINE via Google Playbook juga memiliki tambahan parts bonus khusus yang tidak diterbitkan di web. Support web dan Authors PSA dengan membeli E-book resmi hanya di Google Play. Silakan tap/klik cover E-book di bawah ini.

Download dan install PSA App terbaru di Google PlayWelcome To PSAFolow instagram PSA di @projectsairaakira

Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

BAGIAN DARI CERITA THE ESSENCE SERIES

  1. Essence Of The Darkness
  2. Essence Of The Light
  3. Essence Of The Evening
  4. Essence Of The Forenoon
  5. Bonus Part EOTD: Sincerity, Kehamilan Kedua Elana
  6. Bonus Part EOTL: Xavier’s Happy Family

174 Komentar

  1. Author baru.. pantas saya merasakan gaya bahasa yang beda dengan author psa lainnya.
    Pulau hijau? Sedikit memiliki kesamaan/kemiripian jalan cerita ttg Unforgiven Hero by Shanty Agatha gak sih? Bedanya tokoh pria itu Rafael,. Tokoh wanitanya Elena. Nah disini Elana.. Rafael membawa” kabur” Elena ke pulau pribadinya..

    1. Iya bener, konsep cerita nya berasa mirip2 ya, tapi ttp suka

      1. miirahmi menulis:

        Iyaa.. cuma “meracik” bumbu2 halus yang dibawakannya sedikit beda aja… Hehehe

    2. Hanya bagian mengisolasi tokoh utama wanitanya di pulau pribadi tokoh utama prianya mungkin yang mirip, tapi kadang saya pernah jumpai pula jalan cerita kayak gitu di cerita lain yang bertemakan CEO. Kalau Unforgiven Hero, sifat tokoh utama prianya berbeda jauh sama tokoh Akram di sini. Cara dia mendekati tokoh utama wanitanya juga berbeda, ga kasar kayak Akram gini (memperkosa).

      1. miirahmi menulis:

        Kalau dari sifat si Akram, cocoknya karakter Mikail di Sleep with Devil-nya wkwkww..perpaduan lah ya.. ?

      2. noonakyuhyun menulis:

        Menurut aku ceritanya jauh beda dari yang kakak sebutin diatas, coz aku juga udah baca cerita itu…

    3. annisa09rahma menulis:

      Iya, vibe nya mirip ceritanya Shanty Agatha

  2. maria apliana menulis:

    Kasian banget Elana, ?
    Semoga nanti Akram ga nyesal?

  3. Semangat author baru …

  4. RikaSaktiman menulis:

    Thanks updatenya author baru, keren banget ceritanya, semangattt ya thor ???

  5. Semangat berkarya author baru

  6. Welcome New Author, cerita baru & genre modern ??‍♀️? i love it ❤️?

  7. Gaya penulisanya beda ya, jalan ceritanya jg nggak mainstream kya biasnya. Kaya penulis2 wattpad biasa dg tema yg sering dijumpai. Lumayan la tp bagusan yg dulu klw menurut ak pribadi. Cerita kaya gini sdah umum bnget. Ini bukan berarti ak nggak suka ya tp ya, ceritanya nggak terlalu spesial

  8. Yantie_Wahazz menulis:

    Siapapun authornya, kalau dah di PSA dijamin keren dan nagih . Semiga segera uodate lagi.
    Bahagia gw kalau banjir update begini. Hihihi

  9. tiara syanti menulis:

    Kereeennnnnnnn….

  10. Sweet_girl77 menulis:

    Baguus thor ❤❤ semangat terus nulisnyaa

  11. Jahat bgt ya ampun si Akram ini.
    Gelap bgt otaknya . Kasihan si elena ini,?udah susah dari kecil smpek besar apes juga. , Tengkyu author udah post cerita lagi. Kangen bgt baca cerita2 PSA

  12. Riska Fajriatur Rohmah menulis:

    Ceritanya keren, semangat buat author baru

  13. Salam kenal buat author baru? pantes pas baca part awal udah ngerasa tumen psa buat cerita yg beda dari biasanya.
    Tapi btw cerita nya bagusssssss dong… Udah lama ga baca cerita yang tipe2 kyk gini lagi, nagih sih.. di tunggu lanjutannya, buat author nya semangat nulis cerita nya yah???

  14. Ceritanya memang agak mainstream, tapi tiap author bisa bikin beda, yang penting gak jiplak karya author lain. Jadi penasaran kisah Akram dan Elana ini. Pasti ntar Akram yang bertekuk lutut, gak bisa hidup tanpa Elana. Cerita kek gini tuh seru, karena cowoknya yang cinta mati. Wkwkwk~ tapi serem kalau di kehidupan nyata XD

    Semangat buat author! ❤

    1. bener bgt walaupun memang mainstream . tpi percayalah kalau itu karya sendiri jerih payah pemikiran sendiri buat kita apresiasi bgt apalgi author PSA yang menurutku selalu beda dri author lain. dimana word tulisan mereka pun bikin kita selalu puass… author PSA slalu buat karakter uyg kuat dan pas dengan namanya huhuhuuh seneng bgt aku pas tau ada update tpi merasa ada yg beda ternyata ada author baru senanggg sekali sbln ini ngcek PSA gk ada updadte wkwkwkwk tau” ada yg baru hahahaha

  15. himeleshinset menulis:

    Tambah episode tambah seru dong ? semangat author, selamat datang. Semoga author bisa mengisi kekosongan ini. Terima kasih ceritanya

  16. Haduu kesel baca sifatnya akram ? narsis banget dan egois ? kalo saya jadi elana bakal bersikap sama sih mending mati daripada harus bersama lelaki najis kayak gitu.

  17. Hooo, penulis baru. Selamat bergabung di keluarga PSA dan semangat terus hingga akhir. Awal baca cerita ini saya agak bingung karena cerita para penulis PSA biasanya bertemakan fantasi meskipun tempatnya tetap di bumi. ? Sempat bolak-balik lihat cerita ini benar/tidak nangkring di daftar cerita para penulis PSA karena tema seperti ini (CEO-gadis biasa dengan latar belakang dunia normal/bukan fantasi) biasanya ada di daftar penulis non-PSA.

  18. Halo juga kak.
    Semangat nulisnya , aku menantikan cerita kak selanjutnya ???

  19. Oalah, author baru toh, lalu cerita yang lalu itu gimana urusannya?

  20. UlfaniIkhwanaPurba menulis:

    Ohmaigattt ceritanya aku suka bgtt bgttt bgttt huhuu timaaci author dan tim PSA
    Cant waitttt ?

  21. Ceritanya memang mainstream ya CEO kejam dan gadis lugu,
    It’s okay, tapi adegan memperkosa itu agak sedikit menganggu saya ya?
    Yang di lakukan Akram udah kekerasan sexual parah bgt itu kasihan Ceweknya??,

    1. Iya ih,, si akram jahat bangett,, kasian elana??

  22. Ditunggu kelanjutannya yah thor ?

  23. ini si abang kepedean bgt. Yg ada juga lu yg bakal ditaklukin sama Elana?

  24. Welcome author!! Kutunggu next chapternya ?

  25. Selamat datang untuk authornya, terima kasih untuk novelnya, baca ini saya tersesat, seperti bukan di PSA, karena memang sangat berbeda sekali mulai dari pemilihan diksi dan plotnya, pengenalan tokoh yg kurang dalam, konflik yg terlalu cepat, terkesan terlalu dipaksakan, maaf kalau saya bilang, ini bukan cerita favorit saya, memang terlalu cepat untuk memberi penilaian karena masih beberapa bab yg dipost, tapi biasanya pembaca PSA (dalam hal ini saya) langsung jatuh cinta dengan cerita2 PSA, walaupun hanya blurb, sinopsis atau prolog yang dipost, no heart feeling ya, saya tidak ada ada maksud dan tedensi apa2, hanya menyampaikan opini saja, maaf beribu2 maaf jika ada yg tersakiti atau tersinggung dengan komentar saya, sedikitpun tidak ada maksud menyakiti siapapun, saya hanya pecinta PSA garis keras yang sedang menyampaikan pendapatnya. Terima kasih untuk pengertiannya. Dan buat authornya keep it up, FIGHTING…!!!

    Salam
    Yana
    PSA Maniaaaa….Mantap!!

  26. Hai. Author barunya PSA salam kenal.

    Pas baca bab awal kirain ini cerita fantasi. Ternyata bukan. Penulis baru dengan genre baru juga. Tapi, tetap, ya. Tokoh utama prianya dominan kayak cerita PSA yang lain. Eh, tapi tokoh utama pria di cerita ini tipe Bad boy kaya raya yang beneran minta ditabok plus disleding terus diceburin ke kawah gunung berapi. Kelewatan banget kelakuannya.
    Kesan pertama untuk tokoh pria di sini saya pribadi nggak suka sama sekali. Terlalu brutal, kejam dan semena-mena untuk gadis dengan karakter murni seperti Elana. Ya, tapi ditunggu bab-bab selanjutnya kayak gimana perkembangan karakternya. Terima kasih untuk suguhan cerita dengan genre barunya ?.

  27. Gamau tau besok kudu update lagi ya thorr, kerenn, semngat jugaaaa

  28. Berdebar aku…
    Kejam amat lu bang…
    Cewek dimanisin aja biasanya nggak nurut,apalgi dikasari…
    Semoga lu ndak nyesel aja bang ,berurusan sama cewek keras kepala elana namanya..
    Semangat kak,semoga cepat up lagi

  29. utpriyanti fadhillah menulis:

    Kejam sekali

  30. Moga update ceritanya gak kelamaan ya kaka author….bikin penasaran

  31. Welcome new author ?mangat ditunggu next up, nih laki jahat aja berharap nanti si cwe bisa bikin klepek2 nih laki

  32. Swmoga authornya swhat selalu dan up terusss,,, duhhhh akram,, jahat banget dah lu sumpah, kasian elana dari kecil dah menderita, ketemu lu makin menderita???

  33. Tadzkiyah An Nufus menulis:

    selamat datang authorr, ceritanya bagus thor tapi mungkin alur nya terlalu cepat kali ya soalnya biasanya baca psa alurnya lambat walaupun begitu semangaaaatttt untuk nulisnya kita menunggu update author selanjutnya?
    ?????❤️

  34. Mudahan ceritanya diupdate lagi nanti? duh ngga sabar?

  35. Yantie_Wahazz menulis:

    sehati bisa berkali2 gw cek ini cerita. Hedeehhh.. Tak tunggu next nya, Thor…

  36. Sepertinya cerita ini gabungan sleep with devil & General wife deh?

  37. Semangat buat author barunya, ceritanya bagus bet, aku syuka??..gak sabar buat nunggu kelanjutannya..

  38. Welome new author ??? semoga cepat update yaa hahaha

  39. Diupdate lagi dong? butuh asupan cerita cerita romance nih??

  40. Huhuhu ikutan tegang……

  41. Kutunggu Akram yang menjadi bucin Elana????

  42. Astga sumpah menegangkan skali si akram ini?
    Gimana nasib elana slnjutnya?

  43. de_Queenshera menulis:

    Selamat bergabung anggota keluarga baru ? moga betah menghadapi kecerewetan para vitamin ?

  44. Seposesif itukah akram sm elena

  45. Hallo.. Author baru….
    Semunguut hya..
    Trims kasih sudah memberi crita yg baru.. Saya menikmati karya2 disinj

    Ssdis bgt ini akram…. ???☹️

  46. cinderellalove25 menulis:

    Kalo cerita ini autor baru,, cerita yg lama masih di lanjut kah?

  47. Singkirkan maksudnya teman2 elana mau dibunuh , termaksud yg dipanti ???

  48. Ngeri uyyy ???

  49. Oalaaah Author baru toh pantes ‘rasa’ cerita nya beda hehe?

    Btw mau tanya dong ini genre nya fantasi bukan ya? Atau romance aja??

  50. Milani Hapsari menulis:

    ????????????????

  51. intannurhasanah menulis:

    Selamat datang author
    Salam kenal yaa dr reader PSA hehe???

  52. Selamat datang penulis baruu..
    Semoga cerita ini juga mendebarkan seperti cerita yang lain. Semangaaat author..

  53. Dalam mimpimu..yach, Akram!! Dasar laki” Egoiiisss…

  54. Poor elana

  55. Jahat juga ya bapak akram yang terhormat

  56. Selamat datang utk author yang baru salam kenal

  57. Wah author baru. Salam kenal. Selamat datang di PSA

  58. Diih ngarep kamu akram
    No no tidak semudah itu bambank???

  59. Harapanku tdl terkabul ternyata kucing mungil hanya d jadikan mainan si taipan

  60. Selamat datang penulis baru psa ☺️☺️, semoga saya bs jd author di psa juga

    *Mimpi kaleee

  61. mustika lisa amalia menulis:

    Jangan jahat2, nanti kamu loh yang bertekuk lutut di bawah kaki elana ?

  62. Gilak sih kejam amat

  63. Ayo yg pada kenal Elana segera kemas2 n kaburrrrr… untung saya gak knal Elana ??… btw slamat dtg kaka author baru, moga slalu sehat n rajin update… saranghaeyo??

  64. ?????

  65. Keren banget kok ceritanya, walaupun agak berbeda dengan cerita psa lainnya but it’s okay, justru memberikan warna baru. Tetap semangaat author, we love you❤❤❤

  66. Author baru pantas beda, tapi sama2 bikin jatuh cinta. Salam kenal. ?

  67. ????

  68. Rina Abdullah menulis:

    Selamat datang author..pantas ajja..dr awal baca..koq agak beda ama author sebelumx..heheheh..ceritax bagus koq..agak berbeda ama yg biasax..tambah warna baru lagi di PSA

  69. salam kenal author sayang

  70. Selamat datang author ?

  71. Uuh aku suka cerita inii

  72. LesikaSuharita menulis:

    Welcome author………. Selamat bergabung di dunia imajinasi????

  73. Ceritanya bagus, aku suka. Tapi ga fantasi lagi ya genrenya?? Yaaahhhh..

  74. salam kenal Author…ceritamu bener2 punya suasana beda dengan cerita PSA yg lain, bagus banget!

  75. Waw……hanya karena sebuah penolakan dari Elana…..hidup nya langsung berubah….jadi mencekam….

  76. Selamat datang author baru PSA…

  77. Sebenarnya aku lebih prefer ke genre sebelumnya. Cuma author baru juga harus didukung. Semangat

  78. Enggak ada tombol vote ya?

  79. Kaya judul nya drak ? ngeri sedap

  80. Salam kenall Author ??? Semangatt terus buat ceritanya???

  81. Elana ??????

  82. Itanur Cahyati menulis:

    Omg…tuh kan Akram jahttt bangett dia mau dunia elena hancur seperti deinya di tolak oleh elena..gregetttt bangettttttttt?

  83. Selamat datang Author!! Semangat terus ya nulisnya❤

  84. sukaak ceritanya semangat terus author

  85. Dominasi banget Akram nya, elana nya kasian, duh semoga elana kuat ngadepin Akram

  86. Kata Akram anugerah yaaa..
    Anugerah apaan? Org diperkosa kok anugerah. Aduh nih orang gregetan aku
    Pingin nabok.. :grrr

    Kasihan Elananya kaann :huhuhu

  87. ArinaRisaDewi menulis:

    Hai mbak author, cerita buatanmu bagus bgt ???

  88. Salam kenal author… :kisskiss
    Kaget juga ada cerita baru dr PSA.. ceritanya keren

    Tp ada masalah dihome psa, kenapa gak bisa di klik chapter nya di bagian bab cerita tersedia?

    1. Hihi belum dirapihin ya, miminnya lg males2an niih

  89. Salam kenal author :iloveyou
    Cerita nya keren, semangat yaa nulis nya :penuhsemangat

  90. semakin seruuuu! :habiskata

  91. Galuh Rahayu Ningsih menulis:

    Udh kelar baca d lapak sebelah,,tp penasaran sama yg versi uncut’y jd baca ulang lagi deh…seru banget ceritanya n happy ending.

  92. Kejammmm sadisss bener abangnya gak tanggung tanggung. Gilak

  93. Selam kenal.. :sebarcinta

  94. Willy Helmy menulis:

    Benar2 psikopat…
    Kasihan kamu Elana… :panikshow

  95. Siti Fatimah Az Zahra menulis:

    Seru banget Thor.Semangatt

  96. Vanillalate_cookies menulis:

    Udah lama lihat judul, baru sempat baca dari eps.1 tadi sehabis maghrib… keren nih, semangat thorrr

    # reader PSA dari tahun 2016, wew lama juga yah sudah bergabung dengan PSA :penuhsemangat

  97. elyumnagita menulis:

    Bobot ceritanya walau versinya beda ttp sama dng cerita2 psa sebelumnya.Kereeenn….Semangat author baru…💜💜💜

  98. Semangat buat author yg baru
    Cerita kamu bagusss :kisskiss

  99. ely_siregar menulis:

    Sayangnya Akram belum tentu mendapatkan itu semua Karena Elana bukan seperti wanita2 nya Akram yang tunduk pada kewahan yang Akram berikan :kisskiss

  100. Oalah, langsung mules perut cj menyaksikan kekejaman dan kegelapan Akram yang tega bgt memperlakukan elana seperti Itu! W cincang juga burung si akram biar tobat! :bantingkursi

    1. Wkwkwkwkwkwk kak cj. Ntar habiiis dooong :mimisankarnamu :bantingkursi :mimisankarnamu

  101. Tidak semudah itu Akram menaklukan Elana… :lalayeye

  102. Ihh kejam sadis. Ga rela elana digituin :grrr

  103. Sadisnya

  104. Lely Damayanti menulis:

    Harga diri seorang lelaki yang ditolak mentah2 oleh gadis biasa aja

  105. Karina aristy menulis:

    Satu kata, BEDEBAH

  106. Anik Julian menulis:

    Aduuuh perutku langsung mules bang akram. Yealah satu kata buat akram sadiiiiiiiiiis. Gilak geleng 2 kepala :bantingkursi :bantingkursi

  107. Fira Icha Natasyah menulis:

    :bantingkursi :bantingkursi

  108. Jahat banget sumpah :bantingkursi

  109. Akraaam :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi

  110. jahat :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi

  111. Ryani Ega Radiyan menulis:

    :bantingkursi

  112. Coba baca disini, tetap suka ceritanya,

  113. beautifulday33 menulis:

    Kezellll :bantingkursi

  114. gila sih akram

  115. Wahh brengsek sekali ya anda Akram :evilmode

  116. [ratings]

  117. Siska Maylani menulis:

    :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi

  118. Hahaahy

  119. Sudah mulai terobsesi

  120. Sultan mah bebaz laaah, no comment yg ada gua ntar target yg dibunuhnya :DUKDUKDUK

  121. nurul ismillayli menulis:

    Kasihan elana

  122. Prisca Aprilia menulis:

    Q dah bca crita ini di app sebelah it dr dlu bnget tp q bru Nemu versi lengkapnya dsni cz yg q bca disebelah yaknya yg dah di revisi pas prtma kli app sebelah melarang 21+,pdahal Lok diliat ini gbtrlalu vulgar lho…semangat ya kak ay…

  123. Tapi boong,hayuk

  124. Baca ulang

  125. freebewulan menulis:

    Gak pernah lupa dengan cerita ini yg selalu di ingat Akram yg otoriter

  126. UpungDananir menulis:

    :backstab :backstab :backstab

  127. Shelli Novianti menulis:

    Harapan Akram :luculuculucuih :luculuculucuih :luculuculucuih

  128. RefaArdhania menulis:

    Akram kamuuuuu :panikshow :panikshow :panikshow :panikshow :panikshow :panikshow :panikshow :panikshow

  129. rika kurnia menulis:

    :DUKDUKDUK

  130. Kejam kamu bang,

  131. Sadis si akramm

  132. aduh, part 6nya pakai quotes dari laki-laki favoritku. mr. darcy 🖤

  133. Ttalgicheese menulis:

    O.my.god

  134. Aku datang hehe

  135. Kasian bgd ..

  136. :NGAKAKGILAA :habisakal sumpah gx pernah boseeen :lovelove tetap jatuh cinta :kisskiss oowh ikut nangis gx kerasa air mata menetes Akram emg kejam tapi aku ttp jatuh cinta :kisskiss :lovelove :terlalutampan :terlalutampan :boboyuk

  137. Ntar sudah beberapa kali AQ membaca novel ini dan tidak pernah bosan.

  138. Elda V. K. menulis:

    Kasian Elana..

  139. Dih bajingan bgt lu akram

  140. Eheeemm

  141. Kasihan elanaaaaa :aw..aw :aw..aw :aw..aw

  142. Traumatis buat elana

  143. Nyonya Akram Night menulis:

    :pedas

  144. Re read :ohyeaaaaaaaaah! :lovelove :lovelove :pedas

  145. penghuni bumi menulis:

    Kampret lu akram :v

  146. Udah berkali kali baca, part ini memang bikin kesel ya..

  147. Pujipriyantiningsih menulis:

    :pedas