Kulirik arloji d pergelangan kiriku,pkl.17.00
Ini sudah satu jam.
Aku mengedarkan tatapanku di sekitar stasiun,nihil. Tak ada tanda-tanda seseorang yang akan menjemputku. Suara pemberitahuan dari pengeras Suara mengatakan kereta yang akan membawaku pulang akan diberangkatkan setengah jam lagi.. dan aku masih enggan meninggalkn tempat duduk ini.. aku msih punya harapan,msih sedikit berharap,Elang akan tiba-tiba muncul dan mendatangiku..
Kembali ku dial nomor ponselnya,Kembali Suara operator yg menjawab,bahwa panggilanku tidak di angkat.. penasaran,ku kirimi dia pesan..
‘Kamu dmn?? Aku sudh sejam menunggumu d stasiun.. knp blm datang? Di telpon jg tdk d angkat..”
Pesan telah terkirim,Kembali kuhela nafas,mulai putus asa.
Seorang tukang ojek menghampiriku..
“Mbak mau kemana? Ayo saya anterin.”
Aku menggeleng,”Tidak usah pak,saya lagi nunggu di jemput teman.”
“Oh nunggu jemputan..”
Aku mengangguk dan menyelipkan senyum samar,saat tukang ojek itu berlalu Kembali ke tempatnya semula.
Kulirik lagi handphone di genggaman.. kosong,tak ada notif apapun..
Penasaran,kembli ku diall nomornya.
Tuut..tuut…
Tidak di angkat. Lagi. Mulai putus asa, ku kirim lagi pesan padanya.
“Kamu datang Kan? Pliis.. balas pesanku.. jangan bikin khawatir..”
Dua menit kemudian,ku ketik lagi pesan yang sejak tadi tak satupun di balasnya.
“Kamu dimana? Bukannya kamu yg memintaku datang,dan janji akan menjemputku disni..?? Ini sudah lebih dari satu jam.. kenapa kamu belum datang,?”
Suara pemberitahuan Kembali terdengar kereta akan berangkat dalam wktu 5 mnit lagi.
Kurasakan sesuatu yang terasa menyesakkn dalam dadaku.. aku tiba-tiba merasa cengeng.. kugigit bibir bawahku untuk meredam isakan.. dengan mata berkaca-kaca kembali ku ketik pesan padanya.
“Kamu tidak datang? Kenapa? Kenapa kamu tega? Seharusnya kamu tidak usah berjanji jika tidak bisa menepati. Aku kecewa sama kamu,Lang… teganya kamu membuatku menunggu seperti orang bodoh.”
Setelah sedikit mengusap sudut mataku,aku berdiri dan bergegas masuk ke peron dan naik kereta. Hingga aku duduk dan kereta melaju pun tak ada satu pun balasan pesan darinya.
Dengan tangan gemetar,karena emosi dan sakit hati kuketik satu pesan lagi untuknya.
“Kamu tega,Lang. Keterlaluan. apa salahku? Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini? Apa kamu hanya mempermainkanku?Terimakasih untuk hari ini.. aku benar-benar kecewa sama kamu.”
Piip.
Setelah pesan terkirim kumatikan ponselku.
Kupejamkan mataku,dan menghela nafas berat,sesak..rasanya Hatiku sakit. .
Aku tidak tau kenapa aku sangat kecewa,apa aku terlalu berharap?apa aku terlalu mencintainya? Apa benar ini Cinta? Tapi kenapa sesakit ini??
Aku tidak tau apa ini normal. Tapi aku tidak bisa lagi menerjemahkan Perasaanku sendiri…
Mencintaimu itu menyakitkan,menunggumu sangat melelahkan.
***
Dua hari berlalu setelah hari itu,aku mendapati satu pesan dari nomor yang ku namai Elang.
“Apa kabar ??,maaf untuk hari itu,aku bukannya tidak berusaha menemuimu,there’s something happens that i can’t telt you,notyet. Please,i hope you’ll understand and forgive me.”
Kuhela napas panjang sambil menimbang kira-kira Apa aku akan membalas pesan ini dan memaafkannya? Mungkin aku adalah perempuan paling naif di muka bumi ini,tapi aku tak bisa mengabaikan hatiku yang berbisik untuk memaafkannya,maka sedetik kemudian aku mengetik balasannya.
“Oke. Then,forgiveness accept.”
***
“Bagaimana hasil produksi hari ini?”tanya Pak Daryanto,kepala bagian produksi di perusahaan tempat Aku mengais rezeki.
“Over all baik,tapi cenderung stagnan. Maksudnya produksi kain lokal dan ekspor dari bulan lalu dan bulan ini jumlahnya tetap,tidak ada penurunan pun tidak ada peningkatan. Masalah kualitas mungkin harus sedikit lebih ditingkatkan,mengingat persaingan pasar sangat ketat. Apalagi akhir-akhir ini konsumen lebih suka barang kw harga murah dengan kualitas lumayan bagus. Mungkin untuk meningkatkan penjualan kita harus menyiasatinya dengan diadakan event bazar minimal 6 bulan sekali,terus kita juga bisa menambahkan souvenir untuk pembelian dalam jumlah tertentu.”jawabku panjang lebar.
Kabag.produksi itu mengangguk-angguk,setuju.”Saya serahkan semuanya sama kamu,nanti kalau sudah ada acc dari direktur pelaksana,kita bisa langsung eksekusi di lapangan.” Tambahnya.
“Baik,pak.”
“Mungkin itu saja untuk saat ini,silahkan lanjutkan kembali pekerjaannya.”tutupnya.
“Terimakasih,pak.”Aku sedikit membungkukan badan, “Selamat siang.”pamitku dan langsung berbalik keluar dari ruangan Kabag.Produksi.
***
“Langsung pulang?”tanya Tia-salah satu teman dekatku disini- yang sudah menghampiri kubikelku.
Aku melirik jam tangan,tepat pkl. 15.00 WIB.
“Oke,” Aku mengangguk lalu membereskan kekacauan berkas-berkas di meja kerjaku. Memakai sepatu pantofel yg Aku lepas sejak tadi selepas sholat dhuhur. Mengambil tas kerjaku dan bersama Tia keluar dari ruangan.
“Lina kemana? Kok gak barengan?tumben..” tanyaku.
“Dia ambil libur,ada acaranya katanya.”
“Kemana?”
Tia mengendikkan bahu,tanda tak tau. Kami sedang berjalan di trotoar menuju kossan, maklum saja tempat kerjaku dekat dari kossan. Cuma setengah jam jalan kaki,makanya untuk menghemat ongkos–anak rantau wajib hemat–Aku lebih suka jalan kaki daripada naik angkot. Selain juga biar ada geraknya,hitung-hitung olahraga. Jadi,untungnya double.
Jangan nyinyir kalau Aku disini kesannya pelit pada diri sendiri,bukan apa-apa. Kalau Aku tidak pintar mengatur pengeluaran,gak ada hasilnya Aku kerja siang malam jauh dari keluarga. Anggap saja anak rantau identik dengan hidup seadanya,makan mewah pas baru gajian,nongkrong cantik sama shoping di Mall kalau dapat bonus lemburan,selebihnya makan sehari-hari cukup dengan telor ceplok dan mie instan,hahaa.
“Mampir dulu?”
“Nggak usah,Aku capek banget nih.. pengen bocan..” Tia nyengir lebar.
“Oh,ya sudah.. sampai besok ya..” kulambaikan tangan sembari membuka pintu gerbang kossanku.
Menaiki tangga yang sedikit melingkar, di pintu kamar no.46 Aku membuka kunci dan masuk. Ssstt..itu kebetulan saja nomor kamarku 46,bukan request kok. Suer..
Baru saja selesai cuci muka, ada notif pesan masuk dari WhatApps.
“Sayang, udah pulang kerja?”
Elang.
Kuhembuskan napas,lalu kuketik balasannya.
“Udah,barusan. Kamu lagi apa?”
“Masih di kantor,kayaknya hari ini Aku lembur,pulang jam 7.”
“Oh,ya sudah.. Km jgn lupa makan, klo mau lembur pake jaketnya,terus ntar pulang bawa motornya hati-hati jan ngebut.”
“Iya,Sayang.. mksih.. love you..?”
“Love you too..?”
Kulemparkan hp ke atas kasur,lalu akupun merebahkan diri, berpikir lagi dan lagi. Apa sih yang Aku jalani dengan Elang ini?
Awalnya Aku berani mengakui dengan lantang kalau ini adalah cinta. Tapi kemudian akhir-akhir ini pikiranku terusik dengan kata-kata dari adik dan saudara – saudara sepupuku bahwa hubungan ini aneh. Tak nyata. Cuma maya. Bahkan mungkin hanya hayalan manifestasi dari keputusasaanku mencari pasangan.
Kalau Aku pikir secara logika ini memang tidak masuk akal. Aku dan Elang sudah 5th berkomunikasi via ponsel. Tapi Cuma sebatas chatting. No telpon,no video call.
Aku Cuma tau wajahnya dari foto-foto yang dikirimkan oleh Nopi-yang katanya sepupunya Elang- Tapi Aku juga gak tau itu bner apa Nggak.
Padahal,bayangkan di zaman yang serba canggih ini,mana ada orang yang punya ponsel Tapi tidak bisa dipakai nelpon dan tidak bisa dipakai vc.. apa mungkin Elang hidup di jaman batu yang nyasar di tahun ini??
Aku mendengus jengkel jika pikiran sarkasku sudah mulai nyinyir.
Dan yang membut Aku kesal setengah mati, tiap Aku mengajaknya untuk bertemu,selalu saja banyak alasan dari Elang,dari alasan yang masuk akal sampai yang aneh pake banget.
Tapi yasudahlah.. untuk saat ini Aku tidak mau berpikir lebih jauh,tubuhku lelah otakku ngebul,Aku hanya ingin tidur lelap..
Bye world.
Tbc ??
Ps: Hallo semuanya.. Aku datang lagi bawa mas Elang yang makin kesini makin nyebelin,hahahaa
Aku Blom tau ini bkln jd cerita bersambung atau apa,yg pasti kalo ada ide mgkin Aku usahain lanjut,itu juga kalo apresiasinya bagus..#maafkan Aku yg msih amatiran..?
Ga papa yang penting kamu masih mau belajar, klo bisa jangan disingkat ya
Satu kata buat kamu
Semangat!! Hehe
Mksih..
Ayok semangat kaka