Drabble Abi Gisella – Rindu

  *PS: Jangan baper ya! :D   ***   Aku sedang duduk di sofa balkon kamarku. Suara biola dari Lindsey Stirling mengalun indah di earphone-ku, membuatku tanpa sadar memejamkan mata. Kegiatan ini adalah kegiatan paling menyenangkan sejak enam bulan terakhir. Di sore hari, mendengarkan musik, dan melihat balkon kamarnya. Berharap… dia akan muncul di sana. …

Cerpen – Ceritaku Tentang Patah Hati

  Kau tahu rasanya patah hati? Sakit. Sakit sekali. Aku baru saja merasakannya. Dia, yang secara tidak langsung mengatakan kalau dia tidak punya perasaan apa-apa padaku, telah menyakiti hatiku untuk yang keduakalinya. Ya, keduakalinya. Oh, jangan suruh aku menceritakan kronologi bagaimana dia bisa membuatku begini. Itu terlalu menyakitkan – sekaligus memalukan – untuk diceritakan. “Nduk, …

Marrie Yan – 02. Obat… Oh Tidak!

  Apakah obat memang semengerikan itu? *** “Lis, lo kok sendirian? Marrie mana?” tanya Rian saat melihat Lisa hanya berangkat sendiri. “Marrie nggak masuk hari ini. Dia lagi demam,” jawab Lisa. “Demam?” “Iya. Kemarin dia keluar, entah kemana, dan baru pulang jam 7 malam. Mana basah kuyup lagi badannya. Kemarin dari sore hujan gede sih. …

Marrie Yan – 01. My Friend, My Love

  Di pagi yang cerah, seorang gadis cantik sedang memakai dasinya sambil berkaca. Ia sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Nama gadis itu Meridian Dwi Saputri, atau kerap dipanggil Marrie. Ia merupakan siswa Sekolah Menengah Atas Taruna Bakti yang baru menginjak tahun kedua di sekolah itu. Cantik, manis dan pintar. Banyak siswa laki-laki yang diam-diam …

Merry Ran

  Ini oneshot tentang Shinichi dan Ran (Detective Conan) buatanku. Dan ini postingan pertamaku di sini. Yang suka Shinichi Kudo, bisa dibaca :D *** Aku membuka pintu ruang perpustakaannya, ruang di mana aku sering menghabiskan waktuku dengannya dulu, dengan Shinichi. Aku tersenyum meengingat-ingat hal itu. Sudah sepuluh tahun lamanya sejak terakhir kali kami menghabiskan waktu …

DWINA part 20

20. Intuisi Intuisi sesaat…. “Dwina Aryani” saat mendengar nama itu Arya seketika mengangkat sebelah alisnya. Alam bawah sadarnya menertawakan nama mereka nyaris sama. Mungkin pertemuan mereka memang sudah di takdirkan. Namun, kenapa baru sekarang mereka saling di pertemukan? Perempuan bermanik mata polos, membuat Arya jengah. Penyebabnya karena aura Dwina seperti anak remaja, jauh dari tipenya …

DWINA part 19

19. Tercekat Pikiran Dwina tersita membayangkan betapa malasnya dia harus berurusan dengan tim perkuliah karena ia mengambil cuti kuliah selama beberapa hari kedepan. Ditambah lagi ia mengira akan tetap berada di rumah sampai keadaannya membaik. Beberapa menit yang lalu tepat jam empat pagi Ibunya masuk ke dalam kamarnya dan mengemasi beberapa pakaiannya ke dalam ransel …

DWINA part 18

18. Pelukan Panik bercampur khawatir. Beberapa orang lain mau berbaik hati membawa Dwina ke dalam mobil sedan milik Tari. Tarik napas dan keluarkan dengan perlahan, Tari mencoba menstabilkan dirinya supaya ia bisa mengemudi dengan fokus. Sedangkan Sella memberi minyak kayu putih di seputar leher, kening dan hidung Dwina. Mata Dwina mengerjap membuka perlahan. “Pulang” serunya dengan …

DWINA part 17

17. Hitam Tidak ada lagi tangisan. Dwina hanya diam memandangi langit-langit rumah sakit dengan tatapan kosong. Ada beban berat di tempatkan di atas pundaknya sampai ia merasa kesulitan untuk sekedar menarik napas. “Wi, dokter udah ngizinin kamu pulang” Kak Bayu menyibakkan selimut dan menggendong Dwina menuju mobil Audy milik Arya. Arya dan Bayu secara bergantian …

DWINA part 16

16. Dingin mencekam Siapa yang tidak terpancing dengan keadaan Dwina sekarang? Atau dirinyalah yang tergoda dengan mudahnya? Rambut terkuncir asal, kaos putih kebesaran berpadu dengan celana leging hitam hingga dapat menjiplakkan kaki jenjangnya, matanya sangat sayu karena habis menangis dan bibir berwarna pink pucat. Membuat kesan manis di mata Arya terlebih aroma bayi menyelubungi perempuan …

DWINA part 15

15. Kenapa? Dwina melihat jelas seseorang sedang menatap bingung keadaannya sekarang. Ia yakin sebentar lagi dirinya akan di hujani deretan pertanyaan. Dwina menarik napas begitu dalam sebelum Arya membukakan pintu mobil untuknya. Arya memberi seulas senyum pada Dwina karena telah sampai di kediaman perempuan tersebut tepat pada pukul enam sore. Serin berada di dalam gendongan …

DWINA part 14

(No Ratings Yet) Loading… https://youtu.be/UyZnPCkk3Fs 14. Tiba-tiba Menjadi egois tidak masalahkan? kadangkala seseorang ingin berperan menjadi orang jahat supaya hati ini terpuaskan. Dwina memilih fokus pada skripsinya dan membuang semua perasaan itu. Menurutnya ini pilihan terbaik. Besok dia sudah janjian bertemu dengan Putri untuk menceritakan perihal dirinya dengan Arya, supaya hati ini tidak terus-menerusan tenggelam …

DWINA part 13

(No Ratings Yet) Loading… 13. Terjebak Dwina menautkan kedua tangannya yang terasa sedingin es dengan erat. Lima menit rasanya seperti satu jam. Namun, sekuat tenaga ia tetap bertahan sampai Tari menjemputnya. Dengan gugup Dwina meminum jus mangganya sambil sesekali menggigit sedotannya dengan kuat. Bola matanya memutar kearah lain. Kenapa ia harus terjebak dalam keadaan super …

DWINA part 13

(No Ratings Yet) Loading… 12. Bayangan Dwina melangkah cepat menuju ruangan 401. Ini sudah lewat setengah jam dari waktu kuliahnya kelas Bu Jamila. Siap-siap Dwina memasang wajah tembok saat mengetuk pintu kelas kemudian melangkah masuk seolah tanpa beban. Bu Jamila menatap ketus dirinya karena sangat terlambat, tapi wanita itu tidak menegurnya sama sekali. Napas Dwina …

DWINA part 11

(No Ratings Yet) Loading… 11. Hah? Akhirnya…. Gue pulang!!! Sebuah senyuman mengembang di bibir Dwina walaupun dirinya masih terjebak satu mobil dengan Arya. Dwina tidak peduli pada setiap alasan yang di berikan Kak Bayu mengenai kenapa Dwina lebih baik satu mobil dengan Arya. Intinya ia sudah cukup bahagia menuju rumah. Tadi pagi Angel bersama pacarnya …

DWINA part 10

(No Ratings Yet) Loading… 10. Malu  Dokter mengganti jarum infus Dwina karena tangan Dwina yang di beri infus lama-lama menjadi bengkak dan rasanya nyeri. Alam bawah sadar Dwina menjerit ketakutan akan jarum suntik. Kemarin malam disuntik tidak begitu bermasalah baginya, karena Ia hampir tidak sadarkan diri jadi rasanya tidak begitu menyakitkan. Masa aku harus minta …

DWINA part 9

(No Ratings Yet) Loading… 9. Alergi tahap 2 Hah…. Tiba-tiba saja hujan turun sangat lebat hingga suara gemuruh petir menyambar membuat kilatan cahaya mengerikan selepas makan malam. Sepertinya alam mendukung Dwina untuk tetap bertahan di rumah keluarga Arya. Semua orang senang, terbalik dengan perasaan Dwina yang begitu kecewa. Untuk menghibur rasa sedihnya ia makin erat …

DWINA part 8

(No Ratings Yet) Loading… 8. Puisi Deruman mesin mobil membuat satu keluarga Arya saling menatap bingung satu sama lain. Siapa yang datang? sepertinya tidak ada satupun yang memiliki janji temu dengan seseorang, sedangkan Dwina menampilkan wajah sumringah mengetahui kedatangan Kak Bayu. “Yes Kak Bayu udah dateng” seru Dwina pada dirinya sendiri. Dwina langsung melangkah keluar …

DWINA part 7

(No Ratings Yet) Loading… 7. Alergi  “Alerginya masih tahap awal tapi, jika kondisinya semakin memburuk tolong langsung dibawa ke rumah sakit karena bisa berefek bahaya. Dan setiap orang memiliki variasi sendiri atas gejala alerginya” pesan dokter langsung tertanam di otak Arya. Ia harus membuat Dwina tetap dalam keadaan hangat. Segera ia menyuruh Pak Kliwon membeli …