Vitamins Blog

The King Ghost Wife – The Singer Princess -Prolog-

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

The King Ghost Wife

Prolog

-Kota Beijing, Cina-

Seorang wanita berjalan dijalanan Kota Beijing yang sibuk dan gemerlap masih di hari. Suara indah terdengar dari bibirnya yang menyanyikan salah satu lagu, mata-mata yang penuh akan banyak penjalan kaki dan kendaraan yang menunjukot lintas. Sesekali ia berhenti di depan toko untuk melihat barang-barang yang menurutnya menarik.

Ingin sekali ia membeli barang-barang itu, hal-hal tentang EXO dan BTS, yang membuat jiwa fansgirlnya membara dan ingin sekali meraup semua barang-barang itu. Namun, bayangkan keuangannya menjadi seperti uang yang sudah habis untuk membeli bahan dan peralatan yang ia butuhkan.

Wanita itu bernama Gia, Wanita bekerja 27 tahun itu sedang menikmati hari liburnya yang singkat karena ada pekerjaan yang selalu menunggunya. Gadis itu menghela nafas, Kapan pun pekerjaan-habis itu habis keluhnya.

Jika Anda berfikir bahwa pekerjaannya seperti perkerja kantoran, artis, doktor atau yang lainnya, maka kalian salah. Karena terlihat seperti wanita normal biasanya Gia memiliki perkerjaan yang sangat sulit dan berbahaya, yaitu Agen Rahasia atau bisa dibilang Tentara Bayaran.

Gia sangat ahli dalam penyamaran dan mengubah suaranya. Berbekal kemampuannya ia menjadi mata-mata yang ahli hingga menjadi incaran dunia karena takut akan keahliannya yang bisa berlaku rahasia-rahasia gelap milik mereka. Dan juga Gia memiliki keahlian dalam membuat dan menggunakan alat-alat yang telah ia pelajari sejak dulu, semua alat-alat yang ia gunakan 100% ciptaannya sendiri tanpa orang lain.

Boleh menjadi Agen rahasia Gia tidak masuk dalam organisasi manapun. Ia bekerja sendiri. Karena dia tidak pernah percaya dengan orang lain. Bahkan dia bekerja sendiri banyak orang-orang yang menggunakan jasa Gia karena kinerjanya yang profesional dan tidak pernah gagal dalam misinya.

Gia menghela nafasnya melihat barang-barang yang menarik matanya, ingin rasanya ia membelinya. Namun, uang yang ia miliki sudah habis setelah ia memutuskan cuti, ini semua gara-gara misi yang diberikan oleh Thomas yang mengharuskannya cuti mendadak untuk memperbaiki alat-alatnya yang rusak karena misi itu telah membuat sebagian besar alat-alatnya rusak dan ia telah menggunakan semua uangnya untuk membeli bahan-bahan untuk membuat alat-alat yang mempermudah misinya.

“Sialan kenapa uangku sudah habis padahal aku ingin membeli barang-barang itu” keluh Gia.

I remember years ago
Someone told me i should take
Caution when it comes to love 
I did I did

Suara dering lagu terdengar dari ponselnya, membuyarkan lamunannya akan barang-barang yang terpajang di etalase toko. Gia melirik ponselnya dan mendapati nomor asing yang menelponnya.

“Hohohoho…. akhirnya ada uang juga yang datang.” Dengan semangat Gia mengangkat ponselnya untuk menjawab panggilan dari nomor tersebut.

“Hallo Black Diamond” Suara seorang pria terdengar dari seberang panggilan.

“Oh hallo apa yang kau inginkan?” Dengan senyum merekah Gia menjawab.

“Aku ingin kamu menyelidiki kantor pusat Straley Company, selidiki hal-hal yang mereka lakukan beberapa hari ini. Aku ingin laporan lengkap secepatnya.” Jelas si penelpon.

Gia mengerutkan dahinya mendengar Straley Company. “Straley Company? Bukankah itu perusahaan swasta yang dimiliki beberapa penjabat pemerintah?”

“Kau benar, aku curiga pihak mereka melakukan eksperimen rahasia terhadap hal yang tidak mungkin.”

Gia semakin bingung. “Hal tidak mungkin?”

“Benar, kau akan mengetahuinya jika melakukan penyelidikan menyeluruh.”

Gia mengangguk. “Baik, akan ku lakukan.”

“Bagus, uang mukanya sudah ku kirim ke rekeningmu. ”

Tring~~~~

Gia menjauhkan ponselnya dan melihat pesan dari bank bahwa ia mendapatkan kiriman uang.

“Baik, akan ku lakukan secepatnya.” Kata Gia yakin.

“Ingat jangan sampai ketahuan! Jika sampai ketahuan kau tahu sendiri akibatnya.” Ancam si penelpon.

“Anda tenang saja, saya akan menyelesaikannya dengan rapi.” Jawab Gia dingin, di benci bila orang-orang mulai meremehkan kinerjanya.

“Baguslah.”

Gia menutup panggilannya dan menatapnya dingin, ia mendongak dan memandang kedepan sambil menyeringai. “Saatnya beraksi.”

***

Gia besar tanpa kehadiran orang tua dan tinggal di panti asuhan sampai usianya 12 tahun. Sejak masih bayi ia sudah tinggal disana karena menurut perkataan pengasuh panti asuhan, ia telah ditinggalkan dalam keadaan menangis dan kedinginan didepan pintu panti asuhan bersama sebuah kotak musik kecil berada disampingnya. Tidak ada peninggalan lain dari orang tuanya selain kotak musik kecil itu bersama sebuah nama didalamnya. Gia, itulah nama yang ditinggalkan orang tuannya.

Gia kecil hidup dengan mandiri, ketika anak diusia nya mulai belajar berinteraksi dan bermain bersama teman-teman sekitar, Gia malah menyibukan diri dengan benda-benda bekas yang ia modifikasi sendiri. Rasa ingin tahunya yang besar membuat Gia melupakan interaksi sosial dan malah berkutat dengan benda-benda itu hingga membawanya keadaan yang sekarang.

Tak ada teman dan tak ada orang tua asuh yang mengadopsinya, Gia pun menyerah dan memutuskan keluar dari panti asuhan saat usianya 12 tahun. Ketika anak-anak lain berebutan ingin diadopsi orang lain, Gia hanya terdiam melihat mereka dijemput orang tua asuh. Ingin rasanya dia memiliki sebuah keluarga seperi mereka, namun apalah daya, tak ada yang mau mengadopsinya. Hati kecil Gia mendingin akan kasih sayang dan melampiaskannya pada alat-alat yang ia ciptakan.

Gia kecil berkelana selama 1 tahun setelah meninggalkan panti asuhan, banyak tempat yang telat ia singgahi untuk tempat tinggal sementara, ia terus berjuang untuk hidup kecilnya tanpa mengeluh dan selalu menciptakan alat-alat berguna yang bisa ia hasilkan uang untuk menjaga hidup kecilnya.

Ketika usia Gia 13 tahun, ia bertemu seseorang pria dewasa yang ia panggil Master. Pria itu mengajarkan segala hal yang tak ia tahu, seperti beladiri, cara beradaptasi, dan hidup didalam hutan yang liar. Semua hal-hal hebat ia ajarkan padanya, membuat hati Gia yang dingin mulai menghangat atas perhatiannya, seolah-olah ia merasakan kasih sayang sebuah keluarga. Gia sangat berterimakasih atas semua ajaran yang ia berikan, jasa yang ia berikan akan selalu terkenang dalam memory hidupnya.

Selama 5 tahun Master Gia mengajarkan segala yang ia tahu kepada Gia. Namun, tiba-tiba Masternya menghilang seolah ditelan bumi tanpa kabar yang jelas. Ia selalu mencari keberadaan Masternya tanpa kenal lelah namun ia masih belum menemukannya. Hilangnya Sang Master membuat hatinya kembali membeku, sikapnya pun mulai berubah, dia mudah marah dan tersinggung. Untuk mencegah hal-hal yang buruk karena emosinya Gia selalu menanamkan dalam hatinya bahwa dia tidak akan memprovokasi orang lain bila orang lain tidak memprovokasi dirinya.

Setelah kepergian Masternya, Gia hidup dalam hampa dan kesunyian. Tak pernah terbesit dalam pikirannya untuk berhubungan dengan lain, ia takut, takut untuk merasakan kehilangan lagi.

Namun, ada satu yang tidak berubah dari diri Gia. Dia menyukai anime dan oppa oppa tampan korea, iya kalian tidak salah dengar ia menyukai oppa oppa korea yang terkenal tampan. Jika kalian menyodorkan foto pria tampan apalagi yang bertelanjang dada pasti lenyap sudah sikap dingin Gia dan malah akan menjadi fansgirl yang menggemaskan -_-

***

Dengan mengendap-endap Gia melewati penjagaan gedung Straley Company, ia berhenti sejenak dan bersembunyi ketika mendapati seorang penjaga yang melewati tempatnya. Ia menahan nafasnya ketika penjaga itu memeriksa tempatnya sembunyi.

Penjaga itu menengok dan memeriksa tumpukan kardus tepat disampingnya

“Hei ayo lanjutkan ke gedung utara!”

Seorang penjaga lain memanggil penjaga itu dan mengajaknya memeriksa gedung bagian lain.

Gia bernafas lega ketika salah satu rekan penjaga itu datang dan mengajaknya pergi kegedung lain.

Penjaga yang memeriksa tumpukan kardus itu tersentak dan menjawab rekannya. “Oh ok!” Penjaga itu mengikuti rekannya dan pergi dari tempat yang ia periksa.

Melihat kepergian dua penjaga itu, Gia bernafas lega dan dengan hati-hati keluar dari tempat sembunyiannya. Dia sudah memanipulasi kamera keamanan gedung dan menggantinya dengan rekaman palsu yang akan menipu para penjaga, ia melakukan dengan halus tanpa meninggalkan jejak sehingga orang-orang di gedung tidak akan menyadari bahwa gedung utama Straley Company telah dimasuki orang lain dan mencuri data rahasia perusahaan.

Mata Gia terus memindai keadaan sekitar, setelah memastikan keadaan aman, ia dengan cepat berlari dan memanjat tembok kemudian melompat dengan halus tanpa meninggalkan suara. Ia memandang sekitar kemudian dengan cepat berlari menjauhi gedung Straley Company.

Gia terus berlari tanpa berhenti sampai menuju titik awal memulai misinya, setelah sampai disana ia mengatur nafasnya yang terengah-rengah karena kelelahan.

Setelah nafasnya stabil Gia mengeluarkan flashdisk dari sakunya dan menacapkannya pada laptop yang telah ia bawa. Gia mulai mengetik serangkaian kode yang telah dia hafal diluar kepala untuk membuka keamanan dari flashdisknya, ia menunggu sejenak ketika melihat komputernya sedang memproses sandinya.

Setelan lodingnya selesai ia membuka file yang telah ia curi dari Straley Company, ia tersentak kaget ketika melihat isi dari file itu. Dia sangat tidak percaya bahwa hal-hal seperti itu bisa dilakukan kepada manusia, dia semakin mengerutkan dahinya melihat detail dari eksperimen itu. Dia semakin terkejut melihat inti eksperimen sebenarnya, ia terengah-rengah dan dengan cepat menutup laptopnya tak kuat melihat data-data itu.

Gia segera bangkit dari tempatnya dan mengemasi semua barang-barangnya, ia segera meninggalkan tempat itu dan menuju ketempat orang yang telah menyewanya, banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan mengenai eksperimen itu padanya.

Gia terus berjalan kemudian berhenti sejenak ketika di zebra cross, setelah memastikan jalanan sepi ia segera menyebrang jalan.

Tanpa disadari Gia sebuah mobil hitam yang lampunya tidak menyala melaju dengan cepat menuju arahnya. Pengemudi mobil itu menyeringai melihatnya tidak sadar akan kehadiran mobilnya.

Brakkk~~~

Bau darah menembus indra penciuman Gia dan pandangannya mulai kabur.

Tubuh Gia tergeletak ditengah jalan dengan tubuh berlumuran darah.

Pengemudi itu keluar dari mobilnya dan berjalan menuju Gia yang mencoba bertahan hidup.

“Masih hidup ternyata.” Orang itu menendang tubuh Gia pelan memastikannya masih hidup.

“Uh…” Gia mengerang menahan rasa sakit akibat luka-lukanya.

“Kebanggaan dirimu yang berlebihan yang membuatmu jatuh seperti ini.” Orang itu berjongkok didekat kepala Gia.

“Sayang sekali wanita cantik seperti mu harus mati muda karena ikut campur dengan urusan Straley Company.” Ia mencengram dagu Gia.

“Punya kata-kata terakhir?”

Gia dengan benci menatap orang itu. “Bajingan masuk!”

Orang itu hanya terkekeh mendengar caciannya. “Kurasa tidak ada.” Orang itu menyeringai dan mengeluarkan pistol dari balik jasnya.

“Sampaikan salamku pada raja neraka! Gia si Black Diamond.”

Dorrr ~~~~

-TBC-

Destiyanacindy

Orang sederhana pecinta cerita fantasy dan comedy...

5 Komentar

  1. Destiyanacindy menulis:

    Mohon kritik dan sarannya ya ?

  2. santi puspitasari menulis:

    Thor… tulisannya kok agak susah di ngertiin ya ? Bahasanya numpuk2 jadi terlalu susah dipahami.. mungkin sebelum di Post bisa dibaca ulang lg, jadi bisa tahu dimana yg over writing, maaf ya thor.. maaf ya buat kritikannya

  3. Wahhh ternyata ada di PSA juga ? ? ? ??

  4. wp nya apa neng, :kisskiss :kisskiss :kisskiss

  5. Ada 3 cerita