Vitamins Blog

Lord Of The Demon’s Bride Bab 9

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

BAB 9

Relik Zeus

 

Seorang perempuan berbadan mungil dengan tampilan tegas berjalan kearah pepohonan rimbun di Bled. Rambutnya berwarna merah bata panjang dibiarkan tergerai, matanya tajam dengan warna hijau gelap. Serasi dengan rambutnya. Dia terlihat profesional. Bareta dibalik baju putih tipis. Perempuan itu tidak peduli dengan dingin yang menusuk kulit putihnya.
Eowyn menunduk diantara pepohonan.
“E kau bisa mendengarku” Tanya seseorang dari earpiecenya.
“Yeah”.
“Bagus operasi akan dimulai ketika target terlihat”.
Eowyn memfokuskan padangannya kearah kasil. Ini adalah misi pertamanya semenjak dia bergabung dengan Paladine. Sebuah organisasi khusus yang dibentuk untuk menangkap dan mempelajari makhluk mitos. Awalanya dirinya tidak tidak percaya dengan hal berbau mitos, vampire, elf hingga dewa. Dulu dia menertawai itu semua. Tapi semenjak Elisabeth sahabatnya dirasuki iblis, dia percaya. Setelah dua tahun pelatihan, akhirnya dia ditugaskan juga. Dia memiliki alasan lain juga. Alasan yang dirinya simpan rapat-rapat.
Kastil tua dihadapannya ini merupakan tempat tinggal para Oracles of Delhi. Para peramal. Dari informasi yang Paladine dapat hari ini para iblis yang sudah diincar lama oleh Paladine akan muncul. Daemons Lords. Julukan yang diberikan Paladine untuk tujuh ksatria immortal yang dirasuki Daemons.
Dua puluh anggota Paladine telah disebar mengepung kastil. Mereka tidak boleh gagal. Arvedui pemimpin mereka sudah memberi peringatan untuk tidak membunuh Daemons Lords.
Wusss …
Tiba-tiba dua orang pria serta seorang perempuan muncul secara ajaib didepan pintu kastil yang berwarna abu-abu terang. Setelah itu muncul lagi seorang pria lain berambut perak dengan potongan militer. Mereka seperti pembunuh profesional, seorang pria menenteng pedang dibahunya. Lainnya memegang senjata api dan semi otomatis. Hanya perempuan asing itu yang berdiri santai tanpa membawa senjata sampai pria yang membawa pedang mengulurkan belati kearahnya.
“Perhatian, semuanya bersiap hingga perintah diturunkan, aku ulangi tidak boleh ada yang menembak sampai diperintahkan, mengerti” suara folcwine. Ketua misi.
“copy that” jawab semua agen bersamaan.
Eowyn menunggu dengan tegang. Tangannya berkeringat. Jantungnya berdetak liar akibat adrenaline yang semakin meningkat.
“Sedikit lagi aku akan mendapat jawabannya” batin Eowyn gugup. Pandangannya tertuju kepada pria berambut cokelat sebahu.
***
Priam tidak menunggu untuk mengetuk pintu, dia menedang pintu kayu kastil hingga runtuh. Dia yakin Oracles Of Delphi sudah mengetahui kedatangan mereka.
Rivan tersenyum “tidak perlu ramah eh” Priam mengangkat bahu acuh. Mereka masuk hingga mencapai aula utama kastil. Tempat itu memiliki kubah luas dengan interior khas eropa, perabotan mahal dan antik memenuhi setiap sudut ruangan.
Rivan bersiul pelan “selera yang bagus untuk nenek-nenek yang hidup lama”
“Well,,,well kau menyakiti hati kami ksatria” suara sexy sarat godaan terdengar dari ruangan lain. Seketika semua ksatria bersiap, mengarahkan senjata mereka keasal suara
“ini seperti sebuah reuni kecil”
Tawa anggun seorang wanita terdengar “kami merindukan kalian juga”.
Tiga perempuan dengan wajah menggoda berjalan anggun kearah kelompok Priam. Pakaian mereka tidak banyak menutupi tubuh mereka. Gaun merah panjang tipis dengan belahan yang mengekspos paha dan dada mereka. Rambut mereka hitam panjang dengan hiasan ala gypsi. Ada cadar yang hanya menunjukkan mata mereka.
“ah, seorang putri mahkota dari dunia kematian, kau memiliki garis takdir yang menarik” salah satu Oracles menatap Priam sambil tersenyum penuh arti.
Priam menggeram lalu melangkah cepat kearah mereka. Mencekik salah satu oracles kejam.
“aku tidak akan mengulangi pertanyaanku Oracle, dimana aku bisa menemukan Zeus dan aku ingin tahu rencana Hades dan Cronus untuk Niflhaim” Oracles itu memberontak, sulit bernafas. Kedua saudarinya maju menyerang tetapi sudah ditahan oleh Rivan dan Zale “sebaiknya kalian jangan berbohong atau kalian akan bertemu dengan Erinyes, iblis itu sudah tidak sabar menghukum jiwa hitam kalian” ancam Priam tanpa ampun. Pekikan ketakutan dan permohonan para Oracles terdengar seperti senandung yang indah ditelinga Priam.
“baiklah” ucap oracles bersamaan.
Estel yang berdiri dibelakang para ksatria hanya menatap tidak percaya bagaimana mereka terlihat tidak memiliki belas kasihan.
Ketiga Oracles menatap para ksatria marah. Tapi mereka tidak memiliki pilihan lain.
“kumpulkanlah lima relik Zeus, setelah itu kalian bisa menemukan Zeus dan seluruh Olympian yang disandera di Tartarus. Bibir Priam membentuk garis tipis.
“Salah satu relik telah dimiliki Hades”
“Maksudmu Sabit Of Hel” tanya Estel terbata-bata. Tubuhnya mengigil. Ada sesuatu antara ibunya dan Zeus, estel bisa merasakan itu. Sabit itu benda pusaka Niflhaim, Estel tidak mengerti bagaimana benda itu salah satu relik Zeus.
Seorang oracles mendekat kearah Estel “sentuh dia dan aku akan memotong lenganmu” geram Priam sambil mengarahkan pedangnya kearah Oracles.
Oracles itu terisak, menatap Estel dalam “aku menangis untuk takdirmu child, tidak ada yang lebih menyakitkan dari itu tapi kau akan melewatinya dengan senyum” Estel mundur, punggungnya seakan disirami air dingin. Priam melingkar lengannya dipinggal Estel. Panas tangan Priam menyadarkan estel.
“Apa yang kau lakukan padanya” suara Daemon dan Priam menyatu dalam kemarahan.
Oracle itu tersenyum pahit “kau tahu apa maksudku iblis” Zale dan Rivan mereka berdua ngeri. Priam melempar tatapan menusuk kearah keduanya.
“Kalian bisa mencuri Sabit Of Hel itu” kata Oracle lain
Zale mendengus “kalian ingin menjebak kami diunderworld, kalian tahu Daemon kami akan menggila ketika memasuki tempat itu”
“Rumah Hades, ksatria” para Oracles menciptakan sebuah peta, pakermen lusuh dengan banyak jalan “kalian bisa masuk melewati telaga kematian di kuil pengorbanan atau melalui labirin hephaestus di gurun terlarang” Oracles menunjuk kearah sebuah gurun tandus dengan jalas rahasia.
Sebelum para ksatria menjawab Oracles Of Delhi tiba-tiba menghilang “sabit itu akan menuntun kalian pada relik lainnya. Priam waktumu sudah tiba” suara tawa menggema
“sepertinya kita kedatangan paladine” Rivan memiliki telinga yang tajam, dirinya bisa mendengar para agen Paladine yang mengendap-endap kedalam kastil”.
Zale membuka pengaman pelatuknya, “ini akan menarik, tangkap salah satu kita perlu menanyakan kenapa mereka bisa tahu keberadaan kita” .
Mereka bertiga mengangguk setuju, priam tidak bisa konsentrasi, mengkhawatirkan estel yang masih syok disampingnya.Estel menggenggam pedangnya erat. Pikirannya sedang kacau perkataan Oracle membuat gelisah. Priam masih memegang pinggangnya. Menekannya jari-jarinya disepanjang pinggang telanjang Estel. Dia menyukai panas tubuh Priam. Wangi pria itu menenangkan setiap syarafnya.
“kau bisa bertarung, love” priam menatapnya intes, ada kekhawatiran dimata pria itu.
Estel mutar bola mata jengah “kau bercanda” Priam tersenyum bangga melihat Estel menatapnya kesal. Wanitanya. Milikku Erinyes bersorak gembira.
Zale mengangguk memberikan tanda kepada mereka semua “baiklah, saatnya bertempur”
BOOM
Kaca-kaca jendela pecah, lima agen menerobos masuk, menembak para ksatria tanpa henti.
Dari pintu masuk sepuluh agen mendekat. Priam merangsek maju, menghindari tembakan. Dia mengacungkan pistolnya sendiri, menembak seorang agen tepat dikepalanya. Erinyes bersenandung puas. Adrenalinnya terlalu tinggi.
Zale menghabisi tiga agen yang masuk melewati jendela, sebutir pelur menembus bahunya, dia menggeram lalu menancapkan sebuah belati tepat di jantung agen ke empat.
Iblis sialan teriak seorang perempuan mungil, baju putihnya terkena percikan darah. Sekuat tenaga perempuan itu menyerang Zale meskipun hal itu sia-sia. Zale terpesona dengan rambut merah batanya tetapi stxy meraung ketakutan dipikiriannya. Zale tersentak ketika lengannya ditikam. Zale menatap kejam kearah perempuan mungil itu, napas perempuan itu tersengal, keringat membasahi tubuhnya menampakan dalaman hitam. Zale mencekiknya menariknya mendekat.
Ada pancaran kebencian dari mata hijau perempuan itu. Stxy kembali berteriak takut sambil menampilkan kilasan mimpi buruk Zale yang telah lama dirinya lupakan.
Argghhhh
Zale jatuh kelantai, melepas genggamannya dari perempuan itu.

 

Thank’s sudah baca ??

ryindini

i love reading

5 Komentar

  1. :NGEBETT

  2. lanjutin cepet.. seru banget .. gak sabar nungguh seterusnya

  3. nisyafaarhani menulis:

    semangat terus kakkk

  4. Herma Yulianti menulis:

    Kereen ka..ceritanya mkn seru…

  5. Semangat terus kaka :lovelove