Vitamins Blog

Story about Helena |Part 1|

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

23 votes, average: 1.00 out of 1 (23 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Loading…


Loading…


Loading…


 

Part 1

 

Me miras diferente

Me abrazas y no siento tu calor

Te digo lo que siento

Me interrumpes y terminas la oración

Siempre tienes la razón

 

Tu… libreto de siempre tan predecible

Ya… ya me lo se

 

Así que corre corre corre corazón

De los dos tu siempre fuiste el mas veloz

Toma todo lo que quieras pero vete ya

Que mis lágrimas jamás te voy a dar

 

Así que corre como siempre no mires atrás

Lo has hecho ya y la verdad me da igual

 

Ya viví esta escena

Y con mucha pena te digo no, conmigo no

Di lo que podía, pero a media puerta

Se quedó mi corazón

 

Tu… libreto de siempre tan repetido

Ya no no te queda bien

 

Así que corre corre corre corazón

De los dos tu siempre fuiste el mas veloz

Toma todo lo que quieras pero vete ya

Que mis lágrimas jamás te voy a dar

 

Así que corre como siempre no mires atrás

Lo has hecho ya y la verdad me da igual

 

Tu… el perro desiempre los mismos trucos

Ya… ya me lo se

 

Así que corre corre corre corazón

De los dos tu siempre fuiste el mas veloz

Toma todo lo que quieras pero vete ya

Que mis lágrimas jamás te voy a dar

Han sido tantas despedidas que en verdad

Dedicarte un verso mas está de más

 

Así que corre como siempre q no iré detrás

Lo has hecho ya y la verdad me da igual

Lo has hecho ya y la verdad me da igual

Lo has hecho ya pero al final me da igual

 

          -Corre by Jesse & Joy-

***

“Kau masih berhubungan dengan Arnan Atmidja?”

Lucy berjalan memasuki pantry sembari mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

“Hmm..” jawabku malas.

Mataku masih terpancang pada layar ponsel, sesekali jemariku mengetik beberapa kata di aplikasi line.

*Arnan_Amj

  • Sudah pulang?
  • Read   Sudah, baru saja sampai

 

  • Syukurlah, kukira kau akan pulang larut malam
  • Aku tunggu di gerbang depan

Aku terlonjak melihat balasan Arnan, dia sudah menunggu di gerbang depan? Yang benar saja! Jika Lucy tahu, bisa digantung aku.

Setengah berlari aku merapikan blus biru laut yang sudah kukenakan sejak perkuliahan pagi tadi. Mencium kerahnya sedikit, aku mengeryit. Asem sekali baunya, khas keringat. Ah, biarkan, salah sediri Arnan datang tiba-tiba. Lariku sedikit terhambat oleh seruan Lucy yang kencang dan cempreng, kuberhentikan lariku lalu menghadap Lucy yang tengah berkutat dengan oven dan panekuk-panekuk miliknya. Wajah dan lengannya tampak belepotan. Padahal ia baru saja mandi. Gadis aneh.

“Kau mau kemana, Hei?! Jangan lari-lari, kau itu ceroboh sekali, Helena! Aku sudah membuatkanmu panekuk cokelat.”

Ah! Aku menepuk kening spontan. Lucy benar, aku ceroboh, sangat sangat ceroboh. Jadi tolong ingatkan aku untuk membuka mata lebar-lebar ketika berjalan atau berlari, kedua kakiku sudah banyak bekas lecet dan aku tak mau menambahnya lagi, itu menyakitkan omong-omong.

Tak membalas pertanyaannya, aku berseru, “Aku keluar sebentar!” Lalu memutuskan untuk lekas menuju pintu depan.

 

*Arnan_Amj

  • Lama!
  • Read  Aduh, sabaaaaaaaarrrr

 

Arnan dan segala sifat tak sabarnya terkadang benar-benar menyebalkan. Aku buru-buru membuka pintu lalu melesat ke gerbang depan. Di bawah kanopi pohon kalpataru mobilnya terparkir apik. Sosoknya kulihat tengah bersandar pada pintu kemudi yang tertutup. Ia mengenakan jaket kulit hitam yang mempertegas bahu dan pundaknya yang kekar. Hmm.. benar-benar minta dipeluk.

Kedua tangannya bersedekap. Kepalanya menunduk, sedangkan kaki kanannya menendang pelan kerikil kecil di dekat kakinya. Gerbang kubuka pelan dan tidak lebar-lebar, hanya agar aku bisa menyelip keluar tanpa menimbulkan suara yang membangkitkan rasa penasaran Lucy. Berjingkat-jingkat, aku menghampiri Arnan yang masih belum menyadari keberadaanku.

Sedikit jahil, kusapa dia dengan mencolek lengan kanannya yang tengah bersedekap. “Hayo! Malam malam malah melamun, awas kesambet!”

Sedikit terlonjak ia menolehkan kepalanya kesal kearahku. Hanya sebentar, ia lalu menegakkan tubuhnya dari pintu kemudi lalu menguraikan dekapan tangannya. Tersenyum tipis, kemudian menyeringai mengejek melihat penampilanku yang walaupun sudah kubenahi tadi saat berlari tetap saja mengenaskan.

Ditepuk dan diusapnya puncak kepalaku beberapa kali sambil menyapa jahil, “Malam, Singa Gurun!”

Dasar tengil. Aku berdecak lalu membalas sapanya, “Malam, Tuan Dispenser!”

Bukannya marah, Arnan malah tertawa-tawa. Dibukanya pintu tengah mobil sport miliknya, setengah membungkuk ia tampak mengambil sesuatu.

“Nih!” Ia menyodorkan sebuah plastik putih besar berlogo salah satu restoran besar dan terkenal di kota ini. “Dimakan ya, awas kalau sampai sisa!” ancamnya menampilkan raut serius.

Aku mengambil plastik putih besar itu, mengangkatnya hingga dekat wajah, lalu dengan intens kuperhatikan isinya. Satu kotak besar kue cokelat lava yang menggugah selera, satu kotak nasi beserta ayam panggang saus madu pedas, dan juga satu cup medium cokelat mint almond panas. Wow!

***

Mataku sekejap langsung berbinar menyilaukan. Arnan terkekeh melihatku yang tampak seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru. Dicubitnya pipiku bergantian dengan gemas. “Senangnya yang baru dapat makanan enak,” ejeknya sembari menyeringai.

“Aku bawa masuk ya?” tanyaku sambil mengacungkan plastik putih besar ke depan wajahnya. “Lapar nih,” lanjutku.

Arnan mengangguk saja. Ditundukkan wajahnya ke arah telingaku sembari berbisik singkat, “Good night, Queen. Have a nice dream, ya.”

Rona merah menjalar ke wajahku yang memanas. Aku tersipu. Sialan.

Dengan gerakan kikuk aku membalas, “Good night too. Bye!” Aku langsung berlari memasuki rumah setelah Arnan menegakkan wajahnya kembali.

“Ash!” pekikku pelan saat kepalaku tak sengaja membentur gerbang saat aku berusaha menyelip ke dalam halaman rumah. Pintu gerbang bergetar sedikit, tapi mampu membuat fokus Arnan yang tengah memerhatikan gerakanku semakin tajam. Kulihat bahunya bergetar dan sudut-sudut bibirnya berkedut. Sialan. Dia menertawakanku.

Helena yang ceroboh!

Setelah menutup gerbang dan berlari lagi melintasi halaman rumah untuk menuju pintu depan, aku menatap Arnan lagi. Dia sudah duduk manis di bangku kemudi, kaca jendelanya di turunkan setengah, dia melambai padaku. Setelah kubalas lambaiannya, ia menutup kaca jendela mobilnya dan melajukan mobil sport miliknya menjauhi rumahku.

Menyengir bodoh, aku menutup pintu lalu melenggang riang ke arah meja makan. Hmm.

***

Lentera Putih

Good Reader| Amateur Writer| '98| Maba ARL| Bogor Agricultural University ||
Hai, guys! :) :) :)

15 Komentar

  1. Wah udah update. Aku vote dulu yaa :BAAAAAA

    1. Lentera Putih menulis:

      yup :tepuk2tangan

  2. Hahaha..tapi menurutku cewek ceroboh itu manis loh
    Aduh sweett nya pamitan Arnan
    Dtunggu kembali Arnan nyaa

    1. Lentera Putih menulis:

      manis manis bego ya?? ???
      Arnan emg manis kayak kembang gula :NYAMAN
      siap :HULAHULA

  3. farahzamani5 menulis:

    BIASAKAN bca dlu, baru komen
    JANGAN biasakan komen dngn cara liat komen dri vitamin2 lainnya
    HARGAI penulis yg udah nulis cerita ini

    Ahhhhh laperrrr jdi ny masaaaa hihi
    Bayangin penekuk ny Lucy, makanan2 yg dibawa Arman ehhh *malah salpok ke makanan hihi
    Lucy siapa ny Helena kah?dia ga suka ya kykny Helena berhubungan sma Arman, knp???
    Aihhh ni mah bikin yg bca melting ting ting dah atas perhatian Arman ke Lucy si gadis ceroboh hihi ‘kebayang dia yg kepentok gerbang ehhh haha’
    Ditunggu part selanjutny
    Semangat trs yak
    Oia bocoran dongs, ni bakal sad ending kah? Diliat2 dri prakata ny jngn2 sad ending yak huhu, mga ga deh hihi

    1. Lentera Putih menulis:

      arnan kak, bukan arman, hiks :PATAHHATI

      kayaknya sih bakal happy ending ???

    2. farahzamani5 menulis:

      Maaf ya salah tulis namany, m sma n deketan dan aq jg bca ny jam sgty jdi sangat mendukung buat salah liat dan salah tulis
      Maaf :sopan

    3. Lentera Putih menulis:

      haha, gapapa, Arnan mah selow orgnya ???

  4. Tolong katakan padaku kalau Arnan pemeran utama pria di cerita ini dan dia yang disukai sama Helena??
    Aihh aku sebenernya gak berteman baik dengan yang namanya mendam-mendam rasa begini :LARIDEMIHIDUP
    Bang Arnan, dikau di sini manis bang, macem cotton candy duhh~ jangan sampai ada part yang buat aku jengkel bang dan ngebuat aku nyembur dikau bang :CURIGAH
    Arnan di sini manisnya gak ketolongan eyyy, jadi mauuuu :NGEBETT

    1. Lentera Putih menulis:

      iya, itu doinya Helena ???
      asal nyemburnya gak pke api aja Arnan mah lempeng” aja ???

  5. Entah kenapa aku sudah benar bacanya Arnan, pasti kebaca nya Aran Mulu, wkwkwk
    Tp gara2 salah malah jd hapal nih sama namanya, hhe

    1. Astaga typoo
      Entah kenapa aku susah bener bacanya
      Maksudnya

    2. Lentera Putih menulis:

      :HUAHAHAHAHA :HUAHAHAHAHA :HUAHAHAHAHA

  6. Ini yang bakalan sama Arnan si Helen kan?
    Bukan Lucy? Hhe
    Lucy jadi pemain lewat aja yang ngeramein hubungan mereka,
    kaborrrr

    1. Lentera Putih menulis:

      ??? masih d rahasiain ituuuu