Vitamins Blog

Pandora’s Cursed : Bab 1

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

Love it! (No Ratings Yet)

Loading…

1782

Bengal, India

 

Gadis itu berjalan mengendap-endap melewati lorong-lorong kuil ini. Batu-batu pualam itu tampak mengeluarkan sesuatu seperti air di bagian sela-selanya. Sedikit membuat jalan yang ia lalui terasa lembab di kakinya yang telanjang. Gadis itu terus melirik ke kiri dan ke kanannya untuk mengawasi kesekitarnya, berharap para Brahmana yang sedang mengunjungi kuil di ini tidak menyadari kehadirannya. Ia tercekat saat Brahmana wanita yang sedang membawa persembahan melewati persimpangan lorong. Gadis itu merapatkan dirinya ke dinding, mencoba untuk menyembunyikan diri di balik bayang-bayang.

 

Saat keadaan di sekitarnya terasa aman, ia mulai melangkahkan kakinya menelusuri lorong tersebut. Entah kenapa Brahmana tampak lebih sibuk kali ini. Apa ada sesuatu perayaan yang harus mereka rayakan. Tapi Ophelia tidak memikirkannya. Ia harus bisa pergi dari kuil ini sebelum para pengawal yang bertugas menjaganya menyadarinya.

 

Ophelia berhasil keluar dari kuil ini. Tapi ia harus bisa melewati penjagaan di depan pintu kuil. Mungkin ia akan memanjat lewat jalan belakang. Pagar di kuil ini tidaklah tinggi seperti benteng-benteng yang ada di Prancis, tempat ia berasal. Jadi, ia bisa memanjatnya dengan mudah.

 

Ia bisa melihat para Brahmana yang sedang bermeditasi duduk di sekitar depan kuil. Mereka tampak sangat kusyuk mendalami meditasi mereka hingga mereka menutupkan mata sambil terus merapalkan mantra dari mulutnya. Ia harus bisa melewati para Brahmana itu. Berlahan-lahan ia berjalan mengendap-endap di balik tembok pendek yang membatasi area depan kuil dengan halaman di sekitarnya. Ia bisa bernapas lega saat para Brahmana itu tidak menyadarinya. Satu hal lagi, ia harus memanjat dinding kuil ini.

 

“Ada hal aneh di sekitar sini.”

 

Ophelia tercekat saat seorang Brahmana mengatakan hal itu yang tampak menyadari kehadirannya. Dia menoleh kesampingnya. Brahmana dengan rambut panjang dan berwaran putih akibat termakan usia itu sedang berdiri di depan pintu gerbang sambil mendampingi seseorang di sebelahnya. Tampaknya orang itu adalah seorang bangsawan yang sedang berkunjung ke kuil ini. Atau mungkin raja dari kerajaan ini, Kerajaan Bengal.

 

“Apa maksudmu, Brahmana?” Tanya pria bangsawan itu.

 

“Aku merasakan aura gelap di sekitar sini.”

 

Brahmana itu mengambil sebuah nampan yang berisikan lilin-lilin dan bunga-bunga. Lalu ia memutar nampan itu searah jarum jam sambil merapalkan mantra dan mengayunkan asapnya ke area sekitar gerbang. Ophelia beringsut mundur dan memilih untuk bersembunyi di balik semak-semak. Saat mereka memasuki kuil dan meninggalkan gerbang, Ophelia mulai mengendap-endap keluar dari gerbang tersebut.

 

Merasa lega di hatinya setelah ia berhasil keluar dari tempat itu. Sekuat tenaga ia mengayunkan kakinya menjauhi tempat tersebut. Tapi, saat ia akan memasuki hutan yang menghubungkan antara pedesaan dengan kuil itu, ia melihat sesuatu di balik bebatuan yang tanahnya sedikit menjorok kearah tebing. Dan disaat itu ia mendengar suara berbisik-bisik dibaliknya. Awalnya Ophelia tidak tertarik mengenai hal itu tapi saat ia menyadari ada seseorang yang berada di atas pohon lengkap dengan panah dan busurnya yang mengarah kearah kuil tersebut, ia menyadari ada hal yang tidak beres terjadi.

 

Ophelia tertegun sejenak dalam posisi amannya, memperhatikan apa yang di lakukan orang itu dengan busur dan panahnya. Dan beberapa saat ia melihat orang itu melepaskan anak panahnya kearah kuil. Saat itulah Ophelia menyadari bila orang itu sedang mengarahkan panahnya kearah pria bangsawan yang ia lihat di kuil barusan. Kali ini ia bisa mendengar suara teriakan dan juga ribut-ribut dari arah kuil.

 

Ophelia mundur beberapa kembali ingin melangkahkan kakinya dari tempat itu. Tapi ia tidak menyadari tanah landai yang berada di belakangnya sehingga ia jatuh terguling ke area bawah. Memang itu tidaklah tinggi tapi itu berhasil membuat orang yang berada di pohon itu menyadari keberadaannya. Ophelia tercekat saat pemanah yang berada di pohon itu turun dari pohon tersebut dan mulai mengejarnya. Ophelia langsung berlari menghindari kejaran pemanah itu. Dan juga ia mendengur suara langkah kaki kuda yang juga ikut mengerjarnya. Berapa banyak orang yang sedang mengejarnya sekarang?

 

Saat ia terus berlari untuk menghindari mereka, salah satu orang yang mengejarnya melepaskan panah dari busurnya dan melesat hingga mengenai kaki Ophelia. Ophelia berteriak dan jatuh tersungkur saat ia merasakan panah itu benar-benar tertancap di betisnya. Suara langkah kaki kuda itu semakin terdengar jelas hingga ia melihat dua ekor kuda dan salah satu pemanah yang hinggap di pohon tersebut mengelilinginya. Ophelia beringsut mundur hingga punggungnya tertahan oleh pohon yang berada di belakangnya.

 

“Dia bukan orang Bengal atau pun Arya,” Ujar salah satu diantara mereka.

 

Ophelia bisa mengerti bahasa yang mereka gunakan karena ia sudah cukup lama berada disini sebelumnya.

 

“Dia tampak dari negara asing. Aku belum pernah melihat warna rambutnya yang kuning dan matanya yang biru.”

 

“Mungkin dia bisa menjadi penghangat ranjang kita.”

 

Ophelia tercekat saat mereka mengatakan hal vulgar itu di depannya. Sambutan tawa dari mereka bertiga membuat Ophelia di landa rasa takut yang amat sangat. Ia harus pergi dan menjauh dari orang-orang ini. Tapi rasa sakit akibat panah yang menancap di kakinya menghentikan langkahnya. Salah satu pria penunggang kuda menyuruh pemanah itu untuk membawa Ophelia kearah mereka. Salah satu diantara mereka turun dari kudanya dan mendekati Ophelia. Ia mengamati wajah Ophelia sejenak.

 

“Dia sudah melihat apa yang kita lakukan, Tuanku,” Kata Si Pemanah.

 

“Benarkah?” Ia menoleh sejenak kearah Si Pemanah dan kembali fokus kearah Ophelia. “Kalau begitu kita tidak bisa menjadikannya penghangat ranjang kita.”

 

Ia membalikkan badannya dan kembali berjalan kearah kudanya.

 

“Bunuh gadis itu.”

 

Ophelia tercekat saat Si Pemanah itu mulai mengeluarkan pedangnya yang tergantung di pinggangnya lalu ia melayangkannya kearah leher Ophelia. Ophelia bisa merasakan dinginnya mata pedang itu yang menyentuh kulit lehernya. Membuat ia semakin bergidik ngeri di tambah dengan cuaca di pagi ini yang sangat dingin. Mungkin ini adalah kesalahan besarnya yang sangat ia sesalkan. Kesalahan saat ia keluar dari kuil dan membebaskan diri dari penjara aneh itu. Berusaha untuk pergi dari sana dan mencari cara untuk kembali ke Prancis. Ia sangat menyesal bila ia berakhir menyedihkan seperti ini. Dan satu hal yang terlintas di otaknya, berharap bila ada seseorang yang bisa menyelamatkannya dan ancaman pedang yang dingin ini. Ophelia memejamkan matanya dan menyerah dengan takdirnya saat ini.

 

Hingga ia mendengar suara benturan dan suara angin yang lewat begitu cepat di depan wajahnya. Dan juga ia bisa mendengar suara teriakan dan tercekat seseorang di depannya. Berlahan ia membuka kelopak matanya dan melihat kesekitarnya. Tiga orang itu sekarang terpental di hadapannya, dengan kondisi cukup mengenaskan. Ophelia terkesiap saat ia melihat Si Pemanah itu mati dengan leher yang tertancap pedang yang ia gunakan barusan. Dan juga dua orang penunggang kuda itu mati dengan tubuh berwarna biru kehabisan nafas. Sedangkan yang satunya mati dengan rongga menganga di dadanya, tepat di jantungnya. Ophelia berlahan berjalan kearah mayat mereka. Dan saat itu ia bisa melihat seseorang laki-laki berambut panjang sebahu dengan matanya berwarna merah terang yang berdiri di belakang pohon sambil memakan sesuatu berwarna merah. Ia menyadari bila itu adalah jantung yang ia ambil dari pria yang menyakitinya barusan.

 

“Samuel?” Panggilnya lirih.

 

Pria yang ia sebut Samuel itu menoleh kearah Ophelia. Ia tersenyum saa menyadari gadis yang selalu ia lindungi itu dalam keadaan baik-baik saja. Samuel berjalan menghampiri Ophelia dan mengamati gadis itu dari atas hingga bawah, memastikan tidak ada satu luka pun di sekujur tubuhnya. Samuel mengangkat tangannya ke pipi Ophelia, mengelus kehalusan lembut gadis itu sambil tersenyum miring.

 

“Kau sudah besar,” Gumamnya. “Aku baru menyadarinya sekarang.”

 

“Terima kasih karena sudah menyelamatkanku,” Kata Ophelia sambil menundukkan kepalanya.

 

Ada sedikit nada yang terpaksa saat Ophelia mengatakan hal itu kepada Samuel. Samuel menyipitkan matanya dan seperti biasa ia tersenyum miring kepada Ophelia.

 

“Itu tugasku semenjak kau terlahir di dunia ini,” Ia melirik kearah leher Ophelia yang terluka akibat mata pedang orang-orang itu. “Kau terluka.”

 

Samuel melirik kesekitarnya. Lalu, ia menemukan beberapa daun antanan yang tumbuh di bawah pohon-pohon. Ia mengambil beberapa daun tersebut dan menggosok-gosokkannya di kedua telapak tangannya. Ajaibnya seketika daun itu berubah menjadi saleb dengan tempat kecil yang terbuat dari kayu.

 

“Sebaiknya kau duduk,” Samuel menggedikkan dagunya kearah kaki Ophelia. “Kakimu terluka.”

 

“Tidak masalah, aku—”

 

Ophelia tersentak saat Samuel tiba-tiba saja menggendongnya dan meletakkan dirinya di sebuah batu yang cukup besar di hutan tersebut. Samuel berlutut di hadapan Ophelia. Ia mengangkat kaki Ophelia yang terkena luka panahan dan mengoleskan luka tersebut dengan saleb. Seketika saat saleb itu di gosokkan ke bagian luka, luka itu langsung menghilang seketika.

 

“Bagaimana bisa?” Gumam Ophelia.

 

Samuel tersenyum miring. “Apa kau tidak tahu kekuatan iblis?”

Samuel kembali meletakkan kaki Ophelia. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke wajah Ophelia. Ophelia membelalakkan matanya saat wajah mereka sangat berdekatan saat itu. Samuel kembali mengambil saleb tersebut dan mengoleskannya ke leher Ophelia.

 

“Terima kasih,” Jawab Ophelia lirih.

 

Samuel hanya melirik sekilas kepada Ophelia. Lalu, ia menyodorkan kotak tersebut kepada Ophelia.

 

“Kau bisa menyimpannya.”

 

Ophelia menerima pemberian Samuel. Ia melirik sekilas kearah Samuel. Iblis itu tidak pernah berubah semenjak pertama kali ia bertemu dengannya. Ophelia telah bertemu dengan Samuel semenjak ia menginjak umur tujuh tahun. Awalnya ia mengira Samuel adalah pelayan istana dan selalu mengikuti Samuel kemana pun ia pergi. Tapi para orang-orang di istana menganggap perilaku Ophelia sangat aneh dan menghubung-hubungkannya dengan kutukan yang telah tertanam di kerajaan itu semenjak beberapa tahun yang lalu. Mereka meyakini bila Ophelia adalah anak yang menerima kutukan tersebut. Karena itulah ia diasingkan agar kerajaan mereka tidak tertimpa sial.

 

“Sama seperti dulu kau tidak pernah takut denganku. Apa kau masih menganggapku pelayanmu?” Tanya Samuel.

 

Ophelia menggeleng. “Tidak. Aku sudah tahu kebenarannya sekarang.”

 

Samuel terkekeh. “Syukurlah,” Ia mendekatkan wajahnya kepada Ophelia. “Kau tidak bisa menghindar lagi, Ophelia sayang. Kemana pun kau pergi aku akan selalu berada di sekitarmu

Bersambung…

29 Komentar

  1. :LARIDEMIHIDUP kok nggak ada tanda lope-lopenya ya ? Apa HP aku yang eror ?

    1. Mungkin saya yg gak tau cara buat lope lopenya, hehe
      Padahal saya udh buat kayak di petunjuk…
      Nanti saya coba lagi

  2. serem masa makan jantung :v

  3. Ada adegaan makan jantung… Itu si putri masa ga takut sama sekali yaaa.???
    Yaa walaupun mereka udah oernah ketemu waktu si putri kecil…. Tapi kan klo ketemu lagi dalam ke adaan kya gitu serem jga wkwkwkwk
    Semangaaat!!!

    1. Makasih udh baca ceritanya, updatenya gak menentu kadang cepat kadang ndak, mungkin nanti saya usahin cepat updatenya…

  4. Hallo kak afifah. Ceritanya update nya kapan? Gak sabar nunggu. Ceritanya Bagus.

  5. Itu Samuel iblis??
    wow Keren,,

  6. Samuel si Iblis.. yaiya didampingi terus. Orang si Ophelia miliknya Samuel hahha :KETAWAJAHADD

  7. Kaget pas di awal kok jd India padahal sebelumnya Prancis sampe cek judul….Eh ternyata lg diasingkan yah…. Seruuuuu… Lanjutin yaa

  8. Bagus…saya suka…saya suka :tepuk2tangan

  9. ceritanya menarik ??

  10. :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP
    Pertama kali baca lgsg suka, tp pas adegan makan jantung.. ulala banget bang samuel ??

  11. Nanda yuanita menulis:

    Ka pengen bawa general wife kok gak ada yah mohon dibantu boleh? Terimakasih

  12. Nanda yuanita menulis:

    Baca maksudnya

  13. Samuel demit .. :LARIDEMIHIDUP
    Suka makan jantung manusia .. ngeri2 sedaap

  14. Wahhh keren bngt ini
    Merinding euyy baca ini jam 2.27 pgi hihi, pake ada adegan makan jantung pula hiiii, jdi Samuel itu iblis pelayan ophelia yak
    Langsung Cuzz ke part 2
    Semangat trs ya

  15. Oia, dikau blom bsa munculkan lope-lope ny kah?
    Yuks dicba lgi, nulis [ratings]
    -Pake kurung [ ] tanpa spasi,kta itu ditulis manual ga bsa dicopas
    -Pake huruf r
    -Ditambah huruf s dibelakangny
    Semoga berhasil
    Semangat yak

    1. Karena bantuannya jadi bisa buay ratingnya, makasih yaaa

    2. farahzamani5 menulis:

      Sma2 ka

  16. Yah tidak ada tanda lope-lopenya :PATAHHATI

  17. Yg part ini blom berhasil bikin lope-lope ya
    Yuks dicba lagi
    Mga berhasil
    Semangat

  18. Berati samuel ga bisa diliat orang lain kecuali ophelia , jadi ophelia dianggap aneh

  19. lanjut next ah :LARIDEMIHIDUP

  20. Uwaaaa, seremmm ada makan jantung segala :LARIDEMIHIDUP

  21. Baguss

  22. fitriartemisia menulis:

    samuel :KAGEET :KAGEET :KAGEET

  23. Ditunggu kelanjutannyaa

  24. nananafisah184 menulis:

    Waadduuhhh.. Serem tapi enek gtuu pas bagian makan jantung? kok ophelia biasa aja yaa?? Apa emang udah sering liat?? :LARIDEMIHIDUP

  25. :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP