Legendary Moonlight Scultptor : Volume 1 Chapter 7 – Maestro Pertempuran
21 Mei 2017 in Vitamins Blog
Lair of Litvart ada di pintu masuk Grave Mountains, tiga jam perjalanan menunggangi kuda dari Benteng Serabourg.
Kuda yang ditunggangi Weed sesekali keluar dari jalur yang benar, dan bahkan makan rumput dengan santai. Dia harus membujuknya agar tetap berada di jalur.
Didepan Lair of Litvart, seorang prajurit yang bertugas menjaga kuda tengah menunggu mereka.
“Johnson, jagalah kuda- kuda ini.”
“Baik, pak.”
Pasukan yang dipimpin oleh Sir Midvale menyerahkan kuda-kuda mereka pada prajurit tersebut, dan masuk kedalam dungeon. Weed akhirnya terbebas dari kuda itu.
“Siap untuk pertempuran!”
“Pasang formasi pertempuran!”
Pasukan tersebut melindungi diri mereka sendiri dengan perisai baja dan mempersenjatai diri mereka sendiri dengan tombak dan pedang. Dibandingkan dengan mereka, perlengkapan milik Weed sangat menyedihkan. Sebilah pedang besi dan busur.
Sir Midvale yang menggunakan chain mail mendekati dia.
“Apakah hanya itu yang kamu miliki, Weed-nim?”
“Ya, pak.”
“Kamu memiliki perlengkapan yang kurang bagus untuk bertarung di garis depan. Tetap dibelakang dan dukunglah pasukan.”
“Ya, pak.”
Para prajurit memegang perisai didepan dan bergerak maju ke dungeon. Weed mengikuti mereka dari belakang.
Setelah beberapa saat masuk, mereka melihat 5 kobold yang tengah beristirahat disekitar api unggun, memasak sesuatu. Terkejut oleh kemunculan para prajurit yang tiba-tiba, para kobold langsung siaga.
“Grakht!”
“Musuh! Serang manusia!”
Kobold adalah monster kecil berlevel 20, tingginya dibawah 4 kaki, bersenjatakan perisai kayu dan pedang perungu.
“Bunuh! Bunuh!”
“Usir manusia jahat! Mereka hancurkan rumah! Bangkit! Bangkitlah prajurit kobold yang berani!”
Ketika para kobold maju, para prajurit menjadi gugup. Rekrutan baru, belum pernah terlibat dalam pertempuran sebelumnya. Weed melihat kearah Sir Midvale, tetapi knight tersebut melihat anak buahnya dengan mata acuh tak acuh seolah-olah korban adalah hal yang wajar.
”‘Bukankah seorang knight seharusnya peduli apakah prajuritnya mati atau tidak? Mungkin dia ingin mereka mengalami sendiri pertarungan secara langsung.’” pikir Weed.
Para prajurit dengan cepat membentuk barisan formasi dan menyerbu ke gerombolan kobold. Beberapa kobold melemparkan batu dengan ketapel, tetapi serangan proyektil nyaris tak merepotkan pasukan. Menang jumlah dan berperlengkapan lebih baik, para prajurit mengalahkan kobold dengan sedikit kerusakan. Setiap kali kobold mati, kepingan kecil logam jatuh ke tanah.
“Buren, Becker, kumpulkan item-item itu.”
Kedua prajurit yang namanya dipanggil oleh Sir Midvale mulai mengumpulkan potongan logam tersebut. Itu adalah tembaga atau besi yang dilebur dengan buruk bernilai kecil, namun cukup untuk dibuat sebagai alat-alat pertanian.
Salah satu alasan kenapa kerajaan mengerahkan pasukan seperti ini, selain untuk melatih rekrutan baru dan mengembalikan keamanan daerah adalah untuk mengumpulkan rampasan perang, sebuah suntikan anggaran yang kreatif.
”Aku harus ikut serta…” Weed berkata pada dirinya sendiri.
Pada pertempuran berikutnya, dia mengeluarkan Bow of Theo Grande dan menargetkan leher kobold.
”‘Tahan nafas, stabilkan tangan dan arahkan pada sasaran.’”
*Swish*
Agility yang tinggi dan skill Handicraft milik Weed menuntun anak panahnya dengan tepat pada kobold yang ditargetkan.
Ding
Kamu telah naik level!
Ketika Weed membunuh 3 kobold, jendela pesan naik level muncul. Kobold-kobold itu berada pada level yang lebih tinggi dari 20 memberikan EXP yang besar pada Weed yang hanya berlevel 13.
Setiap kobold yang tertembak oleh panahnya segera mati karena dia memilih mereka yang HPnya tersisa sedikit.
Dengan cerdik, Weed menembak dari belakang sementara para prajurit mempertaruhkan hidup mereka di barisan depan.
Itu adalah sebuah taktik yang egois dan aman. Seorang penjahat yang membakar sebuah rumah lebih suci dari pada tetangga yang menjarah barang-barang dan perhiasan dari rumah yang terbakar, bukankah begitu?
Apa yang Weed lakukan sudah jelas sangat jahat, mengambil keuntungan penuh dari saudara-saudara yang berusaha keras untuk melawan para monster. Seorang pria baik-baik tidak akan membuat sebuah eksploitasi semacam itu.
Disisi lain, Weed juga sangat khawatir bahwa taktik ini bisa menjadi bumerang setelah para prajurit menyadarinya dan mengkritik dia. Membayangkan seberapa kecewanya mereka jika seekor kobold yang hanya butuh serangan terakhir tiba-tiba mati karena sebuah panah yang datang entah dari mana.
Weed hanya menembak kobold yang melarikan diri dalam usaha mati-matian untuk selamat, atau ketika seorang prajurit tengah tak berdaya dikelilingi oleh 2 atau 3 kobold.
Ding
Kamu telah naik level!
Setiap kali seekor kobold dijatuhkan, Weed tersenyum gembira. Sementara prajurit yang lain tengah berjuang keras dalam pertempuran, yang perlu dia lakukan adalah menembakkan panah secara membabi buta dari tempat yang aman. Apakah ada yang lebih mudah daripada itu?
Levelnya meningkat drastis seolah-olah secepat naiknya harga saham Google. Rencana Weed untuk membeli busur tepat sebelum quest tersebut telah terbayar.
Dalam perjalanan yang lebih dalam ke dungeon, mereka menemukan sebuah tempat yang lebar. Sir Midvale dan anak buahnya mengelilinginya, membunuh para kobold saat mereka terdeteksi, dan kemudian kembali ke tempat itu.
“Istirahat dan persiapkan makan siang.” Sir Midvale memerintah.
“Baik, pak.” Buren dan Becker bergegas mengeluarkan panci besar dan menyalakan api.
Sebagai yang termuda dalam party itu, mereka yang paling sering diperintah untuk melakukan tugas rumahan. Weed berjalan kearah mereka dan mengambil sebuah pisau.
“Aku akan membantumu.”
Kata Weed, tersenyum malu-malu.
“Oh, tidak perlu.”
Kata Becker.
“Yah, aku suka memasak, aku masih seorang amatir, tetapi bukankah itu akan bagus jika aku melayani kalian para prajurit pemberani yang mengabdikan pedang dan perisai kalian untuk Rosenheim?”
“Kamu sangat baik, Weed-nim.”
Weed secara spontan memenangkan hati para prajurit. Seorang pria yang mengajukan diri untuk mengerjakan tugas-tugas kasar dalam sebuah perjalanan selalu sangat disambut. Untuk satu hal, sikap Becker dan Buren terhadap Weed telah berubah. Mereka menyukai Weed yang mengambil pisau dan memotong daging.
Tentu saja, dia memiliki agendanya sendiri, dan itu tak ada hubungannya dengan kebajikan universal atau semacamnya. Meningkatkan skill Memasaknya.
Weed memotong dan melempar daging kedalam panci tersebut, menambahkan sayuran dan bumbu untuk membuat sebuah sup. Bahan-bahan yang diperlukan untuk melayani 32 orang cukup banyak. Weed menyadari bahwa memasak banyak makanan adalah jalan pintas untuk meningkatkan skill memasaknya secepat mungkin.
”’*Ding*”’
”’Level Up: Cooking (Beginner Level: 2 | 0%)”’
Memperkuat rasa makanan.
Meningkatkan kecepatan pemulihan stamina ketika disajikan.
Meningkatkan HP ketika disajikan. (+5% HP)
”’Level Up: Handicraft (Beginner Level: 7 | 0%)”’
Memperkuat skill kerajinan dalam segala bidang.
Dua jendela pesan muncul hampir bersamaan. Skill memasak milik Weed meningkat sementara skill Handicraft yang hanya membutuhkan sedikit EXP poin untuk naik ke level 7. Memang, dengan satu batu dua burung jatuh sekaligus.
Weed mencicipi sesendok sup— hak istimewa dari seorang koki.
“Mantab.”
Membandingkan sup ini dengan roti gandum yang ada di setiap toko adalah sebuah penghinaan. Itu tidak senikmat daging babi panggang yang telah dia makan sebelumnya, tetapi itu memuaskan untuk upaya pertamanya pada katering berkat skill handicraftnya yang tinggi yang menutupi skill memasak yang rendah.
“Semuanya! Makan siang sudah siap! Silahkan dinikmati.”
Para prajurit yang merasa lapar karena pertempuran yang tidak ada akhirnya masing-masing disajikan semangkok sup, mereka makan dengan rakus.
“Oh, ini sangat lezat!”
“Aku tidak bisa percaya makan diluar bisa seenak ini.”
“Entah kenapa, aku pikir dia memasak lebih baik daripada istriku.”
Mereka semua memberi acungan jempol pada Weed. Reaksi mereka mengatakan pada dia bahwa mereka mau dia untuk terus memasak untuk mereka.
Dia mengisi mangkok kosong dengan sup daging terus menerus ketika diminta, dan juga, mengisi perutnya sendiri.
Para prajurit mengosongkan panci tersebut, dan ketika istirahat makan siang selesai, Sir Midvale mendekati Weed. Dia bertanya dengan hormat.
“Weed-nim, maukah kamu terus memasak untuk anak buahku?”
Sepertinya, bahkan seorang ksatria pemberani menghargai masakan enak. Meskipun, hal itu kemungkinan besar permintaan itu dikarenakan sebagai seorang bangsawan ternama, dia sangat terbiasa dengan makanan enak bahwa dia tidak bisa menerima makanan yang kurang enak.
“Ya, pak. Saya akan mengurus masalah makanan.”
Dan begitulah, Weed telah menjadi koki resmi untuk pasukan tersebut.
Dia tak punya alasan untuk menolak permintaan Sir Midvale, karena dia bisa meningkatkan skill memasaknya dengan cara menyajikan sup tiga kali sehari pada 32 orang. Selain itu, dia tidak terbatas pada bidang memasak saja.
“Senjata dan armor, aku bisa memperbaikinya! Bawa padaku apapun yang rusak atau hancur jika kalian memilikinya.”
“Benarkah?”
“Bisakah kamu memperbaiki pedangku?”
“Perisaiku setengah rusak, rendah dalam ketahanan….”
“Tunjukkan saja padaku apa yang kalian punya. Repair!”
Weed menggunakan skill repair untuk memperbaiki senjata dan peralatan yang dibawa beberapa prajurit pada dia. Itu akan membutuhkan biaya yang mahal untuk memperbaiki equip yang rusak pada blacksmith dikota. Jika mereka memiliki equip dengan ketahanan yang rendah, bisa saja tiba-tiba hancur di tengah-tengah pertempuran.
“Terimakasih, Weed-nim!”
Weed dipuja sebagai penyelamat oleh pasukan tersebut. Dia bisa meng-upgrade skill handicraft dan repair miliknya, dan memperoleh kepercayaan dari para prajurit sebagai sebuah bonus.
Sir Midvale, yang tadinya ragu-ragu pada temannya yang merekomendasikan untuk membawa Weed dalam misi tersebut, sekarang ini lebih dari puas dengan peran Weed.
“Kamu bosnya, Weed-nim!”
“Tidak juga, pak.”
Weed membaur dengan seluruh pasukan.
Siapa yang tau kesulitan macam apa yang akan mereka derita tanpa dia. Mereka harus kembali ke desa terdekat dari waktu ke waktu ketika mereka membutuhkan perbaikan senjata mereka, dan mereka akan cepat lapar.
Item-item magic yang jarang didapat akan membutuhkan gulungan identifikasi, yang seharga beberapa koin gold masing-masing. Sebaliknya, Weed bisa mengidentifikasinya ditempat dengan skill identifikasi miliknya.
Bagi para prajurit, akan menjadi sebuah siksaan untuk kembali memakan bubur hambar yang diklaim sebagai sup daging oleh Buren dan Becker, terutama setelah mereka menikmati versi yang dibuat oleh Weed.
“Sejak awal kami bukanlah koki!” Buren dan Becker berteriak serempak.
Dengan cara ini, para prajurit dan Weed membentuk suatu hubungan yang tak terbayangkan.
*Swish*
Kapanpun sebuah panah melesat dari Weed, seekor kobold akan tewas.
Para kobold dianggap monster yang relatif lemah. Mereka tau bagaimana menggunakan alat, tetapi kelas dari alat-alat mereka sangat kasar, seolah-olah itu adalah buatan anak kecil. Mereka pada dasarnya bergantung pada jumlah dalam sebuah pertempuran.
“Kiyoyo!” Sebuah pleton terdiri dari 9 kobold menyerbu sekaligus.
”‘Majulah, EXPku yang berharga!’”
Sebuah senyum lebar muncul diwajahnya, Weed menyambut para kobold dengan sorakan yang tak terdengar. Dia menembakkan panah seenaknya sendiri, mengumpulkan EXP dengan mudah. Lagian, pertahanan diurus oleh para prajurit. Yang perlu dia lakukan adalah menembakkan panah sebanyak mungkin.
”’*Ding*”’
”’Kamu naik level!”’
”’Kamu naik level!”’
”’Skill Baru: Archery”’
Ini adalah naik level yang gila!
Weed juga mendapatkan archery, sebuah skill yang umumnya eksklusif untuk profesi archer. Hal itu tidak mengherankan, mengingat yang telah dia lakukan hanyalah menembakkan panah karena dia tidak pernah mengayunkan pedang sekalipun dalam pertempuran.
Meski demikian, para prajurit tidak iri pada dia sama sekali. Setelah pertempuran, Weed adalah orang yang paling sibuk disana. Dia memasak makanan, memperbaiki senjata dan perlengkapan dan merawat orang yang terluka.
Sir Midvale memiliki beberapa ramuan penyembuh untuk berjaga-jaga, tetapi para prajurit dalam pasukan itu tidak mampu membeli ramuan yang mahal semacam itu. Weed menggosokkan ramuan dan membalut luka dengan skill handicraftnya.
”’*Ding*”’
”’Skill Baru: First Aid”’
Memungkinkan kamu untuk menghentikan pendarahan dan bisa meningkatkan HP orang yang terluka ketika dirawat.
Maksimal jumlah skill yang seorang player bisa pelajari ketika profesinya belum ditentukan adalah 10.
Skill First Aid milik Weed, dipengaruhi oleh skill handicraft yang tinggi, dan dengan demikian memiliki efek yang mengagumkan. Saat dia tengah sibuk merawat 30 pasien setiap hari, skill tersebut meningkat dengan ganas.
Pasukan menjelajahi lantai pertama dan kedua, membunuh para kobold selama seminggu.
Para player kadang-kadang melihat Weed dengan mata iri karena dia bisa bergabung dengan sebuah pasukan NPC dan berburu monster bersama mereka.
Seminggu membunuh para kobold meningkatkan levelnya hingga 26. Skill repairnya mencapai level 3, dan skill memasak sekarang level 4, membuat dia mendapatkan pilihan spesial untuk meningkatkan 50 HP untuk mereka yang disajikan makanannya sampai faktor kepuasan turun.
Tetap saja, dia tetap pusing.
”’”Open Quest Information Window.””’
”’*Ding*”’
”’Quest: Search and Destroy Operation in the Lair of Litvart (II)”’
Ada seratus monster menghuni Lair of Litvart. Bunuh mereka semua, dan buktikan bahwa dirimu layak untuk profesi terhormat. Penyelesaian dari quest ini akan membuka jalan yang benar untuk takdirmu.
”’Tingkat Kesulitan:”’ tak diketahui
”’Persyaratan Quest:”’
Kalahkan semua monster dibagian tersembunyi didalam Lair of Litvart.
”’Jumlah monster yang tersisa:”’ 100
Tentang quest yang diberikan Konselor Rodriguez, jumlah monster yang harus dibunuh tidak berkurang sama sekali meskipun Weed telah membunuh ratusan kobold.
Setelah seminggu pemanasan dengan para kobold, pasukan tersebut menuju ke lantai ketiga dari dungeon— wilayah goblin.
Sambil berburu kobold yang awalnya bertujuan untuk memberi rekrutan baru pengalaman tempur, menghadapi para goblin dapat membahayakan nyawa mereka.
Level para kobold umumnya sekitar 20. Kobold berandalan level 23, dan kobold warrior yang relatif kuat level 28, tetapi level kobold tanpa gelar berada pada level 20.
Disisi lain, para goblin berlevel 50 atau diatasnya. Senjata dan perlengkapan mereka melampaui yang dipakai para kobold dalam hal kekuatan serangan dan pertahanan. Kekuatan pertempuran para goblin adalah 5 sampai 6X dari para kobold.
“Berhati-hatilah sekarang. Jika kalian mendapati diri kalian dalam bahaya, mundur dengan segera.”
“Baik, Komandan!”
Para prajurit tak bisa menyembunyikan kegembiraan dan ketegangan mereka. Level mereka ada dikisaran 23 sampai 25 dari berburu para kobold, tetapi kepercayaan diri mereka surut saat memikirkan menghadapi musuh tak diketahui yang levelnya umumnya 2X level mereka. Satu-satunya hal bagus adalah bahwa para goblin berkumpul dalam jumlah yang lebih sedikit daripada para kobold.
“Phew….”
Weed menghela nafas jengkel. Perutnya mengental saat memikirkan jika pasukan tersebut bertarung dengan goblin pada saat itu, mereka pasti akan menderita korban yang tak terelakkan lagi.
”‘Sepertiga? Atau mungkin lebih? Aku harap kita tidak akan dimusnahkan.’”
Seandainya Weed yang bertanggung jawab atas pasukan tersebut, dia akan meluangkan waktunya untuk meningkatkan level anak buahnya lebih tinggi dan mendapatkan pengalaman lebih banyak sebelum memimpin mereka ke markas para goblin, belum lagi dia akan mengajari mereka bagaimana untuk melawan para goblin secara efesien.
Tetapi komando dari pasukan itu adalah milik Sir Midvale. Weed hanya punya dua pilihan. Entah itu dia mengikuti mereka seperti sebelumnya, hanya untuk duduk dan menonton mereka mati tak berdaya, atau dia menyerah pada quest tersebut dan berburu para kobold sendiri sampai dia naik level yang cukup untuk berurusan dengan para goblin. Pilihan kedua, yang mana akan merugikan dia, tidak akan dia pilih.
Dalam kenyataannya, alasan Weed begitu peduli pada para prajurit adalah karena dia tidak mau melihat mereka mati sia-sia ketika dia bekerja begitu keras untuk membangun persahabatan dengan mereka.
“Mereka datang. Bersiap—!”
Bahkan sebelum Sir Midvale menyelesaikan kata-katanya, beberapa goblin berlari keluar dari sebuah gua.
“Kiggggg!”
“Manusia, manusia!”
“Bunuh mereka!”
Ada 5 goblin. Jumlah total para prajurit dengan mereka berbanding 6:1. Weed berencana untuk menembakkan sebuah panah pada para goblin untuk mengambil inisiatif dan mencari kesempatan lain setelah itu— tak diragukan lagi, seekor goblin memberikan jumlah EXP yang banyak, dan dia ingin mendapatkannya.
Namun, para prajurit membeku terdiam. Mereka berdiri tak bergerak seolah-olah terpaku pada tanah dimana mereka berdiri. Dan semangat bertarung dipancarkan dari para goblin! Para prajurit gemetar pada pemandangan dari musuh yang levelnya 50. Pedang mereka jatuh kebawah, perisai mereka bergetar keras.
”‘Idiot….’” Weed mendecak lidahnya.
Para goblin tidak akan mudah dikalahkan bahkan jika para prajurit berdiri untuk bertarung tanpa takut, dan sekarang mereka sudah membeku sebelum pertarungan dimulai. Hal ini akan mengarah pada kehancuran.
Weed mengarahkan tatapannya pada Sir Midvale, yang berdiri disampingnya. Sudah jelas, knight itu tidak dalam mood untuk memotivasi anak buahnya.
”‘Yang lemah pantas mati.’”
Kode ksatria yang dikembangkan dalam Kerajaan Rosenheim sangat berdarah dingin. Weed melangkah maju. Dia menyampirkan busurnya pada punggungnya dan menghunus pedang besi.
”‘Aku punya keyakinan dalam persahabatan yang susah payah aku bangun.’” dia berkata pada dirinya sendiri.
Kemudian, dia melakukan sesuatu yang tak terbayangkan bagi para prajurit yang lain yang teringat apa yang dia lakukan pada pertempuran sebelumnya. Weed meneriakkan teriakan perang dan menyerbu kearah para goblin.
“Ciat!”
*Klang*
Pedang milik Weed dibelokkan dengan mudah, memberi dia perasaan kesia-siaan.
Dia bisa menutupi celah antara levelnya dan level para goblin dengan statistiknya yang besar, tetapi jangkauan pedangnya yang lebih pendek adalah hal yang kritis. Pedang tersebut tidak efektif pada goblin yang bersenjatakan tombak yang lebih panjang.
”‘Aku tidak memakai perlengkapan defensif apapun. Jika mereka menghantam aku, aku mati.’”
Goblin tersebut memblokir pedang Weed, dan diwaktu yang hampir sama, mereka menusukkan tombak mereka kearah dia. Dia berjongkok untuk menghindarinya. Hal itu membutuhkan refleknya yang luar biasa dan pikiran yang cepat untuk menyelamatkan nyawanya.
Dia tidak punya niat bertarung dengan para goblin secara serius, jadi dia serangannya hanya setengah hati.
“Mati, manusia!”
“Pedangmu cacat!”
Dengan lima tombak, para goblin menyerang secara acak yang diarahkan oleh naluri mentah.
Selama Weed tidak terlalu dekat dalam jangkauan pedangnya, dia bebas dari resiko tertusuk oleh tombak mereka.
Tetap saja, dia berpura-pura dalam bahaya, menghindari tombak-tombak itu setipis kertas. Dimata para prajurit, adegan tersebut tampak seperti sebuah perjuangan sia-sia dari yang lemah.
Meskipun sudah sejak lama level Weed melampaui mereka, pandangan mereka tentang perannya membuat mereka berpikir bahwa Weed hanya bisa mengerjakan tugas seperti memperbaiki barang, memasak dan mengobati. Weed yang mereka pikir seperti itu sedang melawan para goblin! Mata dari para prajurit mulai menyala dengan keyakinan.
Setelah beberapa kali pertukaran serangan, Weed mundur beberapa langkah dan kemudian berteriak dengan suara yang seperti guntur.
“Lihat mereka! Para goblin ini jauh lebih lemah daripada penampilan mereka! Lihat kita! Kita menang jumlah dari mereka, kalian tidak sendirian, kita saling memiliki satu sama lain! Rekan-rekan kita bahu-membahu menjaga punggung kita!”
“Hoo-hah!” Para prajurit berteriak saat mereka mendapatkan kembali semangat mereka sekali lagi.
“Ini memalukan bagi kita jika kita bersembunyi dibelakang punggung Weed bagaikan tikus!”
“Bangkit— bertarung!” Mereka menyerbu lurus kearah para goblin.
Weed segera menyadari akan pertempuran jarak dekat dan menarik diri dari pertempuran.
“Bajingan-bajingan ini hanya menggunakan tombak. Jika kita bertarung didalam jangkauan tombak, itu hanya akan menyebabkan kita menerima damage yang lebih besar. Gunakan perisai kalian. Angkat perisai kalian, maju, persempit jarak diantara kalian, dan cegah mereka menusukkan tombak mereka dengan bebas.”
“Baik!”
“Aku akan mengikuti komandomu!” Teriak beberapa orang.
Weed memberi saran yang tepat waktu dengan cara yang ramah.
Karena persahabatan diantara mereka sudah mencapai maksimal, komandonya secara langsung dijalankan oleh para prajurit.
Mereka menekan mundur para goblin dengan paksa. 2/3 dari mereka memegang perisai mereka kedepan, dan yang lainnya menggenggam pedang.
Saat dua barisan pertama menyerbu dibalik perisai, tombak-tombak yang ditusukkan oleh para goblin terpental, mengagetkan musuh yang tak punya otak. Saat celah menyempit, barisan pedang mulai mengayunkan pedang mereka.
”’*Ding*”’
”’Charisma meningkat 3 poin
(+3 CHR)”’
Untuk Weed, yang tengah beristirahat dibelakang, mendapati charismanya meningkat 3 poin. Statistik charisma bertindak pada pasukan NPC, dan membuatnya lebih mudah untuk menjinakkan hewan atau menyewa tentara bayaran.
Karena para prajurit yang termotivasi oleh kata-kata Weed dan bertindak, kepemimpinannya diakui.
*Slash*
Para goblin, meskipun level mereka jauh lebih tinggi, tidak bisa mengalahkan pasukan tersebut, yang menang jumlah 6 kali lipat.
Serangan mereka yang terkoordinasi mengubah satu per satu goblin menjadi cahaya abu-abu.
Taktik pasukan Romawi ini tidak akan efektif jika bertarung dengan jumlah pasukan yang sama, tetapi sebuah pasukan 30 prajurit dengan perisai, menyerang dari empat arah, membantai para goblin yang bersenjatakan tombak panjang.
Panah sesekali ditembakkan oleh Weed setelah dia berlindung dibelakang pasukan mengganggu para goblin lebih lanjut.
”‘Lima goblin! Salah satu dari mereka adalah milikku!’”
Weed mengamati adegan pertempuran tersebut, dan ketika seekor goblin sudah mendekati kematian, dia menembakkan panah tepat pada leher si goblin.
”’*Ding*”’
”’Kamu naik level!”’
Karena Weed telah mencapai level 26, para kobold tidak memberikan EXP sebanyak sebelumnya. Itu memang masih lumayan banyak, tetapi secara keseluruhan terlalu rendah bagi Weed.
Goblin berada di dimensi yang berbeda dengan kobold. Ketika Weed membunuh goblin tersebut, hanya itu saja sudah mengisi 37% yang tersisa untuk level selanjutnya, ke 27, dan memberi ekstra 10% EXP.
‘Dilevel 50, para goblin memberi EXP jauh lebih baik daripada para kobold.’”
Weed tergoda untuk mencium pantat para goblin. Hanya Tuhan yang tau apa yang akan dia lakukan jika para prajurit tidak ada disekitarnya. Itu akan sulit untuk menemukan lahan berburu lebih baik daripada ini.
“Kita menang!” Para prajurit bersorak.
Para prajurit berteriak kegirangan, melemparkan pedang ke udara. Mereka dipenuhi keyakinan setelah mereka berhasil mengalahkan para goblin pertama.
“Para goblin bukan tandingan kita!”
“Tidak, kita menang dengan mudah karena kita mengikuti komando Weed.”
“Dia memiliki karunia seorang pemimpin.”
“Dia sangat baik dalam mengukur kekuatan musuh.”
“Dibawah komandonya, kesempatan kita untuk selamat akan sangat tinggi.”
Ketika pertempuran berakhir, para prajurit memuji Weed, menepuk punggungnya.
Dewi fortuna sedang tersenyum pada dia! Namun, Weed mengarahkan pandangannya pada Sir Midvale dengan hati-hati.
Jika knight itu tersinggung karena komandonya diambil oleh orang asing tak dikenal, dia punya hak untuk mengeksekusi Weed tanpa pengadilan, meskipun Weed meyakinkan dirinya bahwa persahabatannya knight itu akan mencegah skenario terburuk.
Sir Midvale menatap mayat seekor goblin, berpikir dalam-dalam untuk sesaat, dan kemudian berkata pada Weed.
“Kau seorang prajurit yang bagus, Weed-nim. Aku bisa melihat bakat hebat dalam dirimu. Bagaimana kalau mengambil jalur sebagai royal guard?”
“Seorang royal guard?”
“Kau akan menjadi seorang perwira dalam pasukan terhormat dari Kerajaan Rosenheim. Posisi awalmu adalah Denarion.”
”’*Ding*”’
”’Kamu menerima tawaran sebuah profesi!”’
Jika kamu menerimanya, kamu akan mengambil posisi militer sebagai Denarion dalam pasukan Rosenheim. Kamu akan mengkomando 10 prajurit infantri. Kamu berhak menerima latihan reguler, dan penghasilan bulanan 50 silver. Maukah kamu menerima tawaran profesi ini?
Setelah menyelesaikan latihan reguler, beberapa teknik pedang dasar dan sejumlah perlengkapan militer seperti pedang dan perisai akan diberikan. Tentu saja, itu bukan alat paling tajam di kota— sebuah pedang besi, atau sejenisnya, dan heavy armor dengan hanya opsi pertahanan.
Weed menggelengkan kepalanya karena, menurut cetak biru rencananya, itu terlalu dini untuk menetapkan karir yang spesifik.
“Saya terhormat anda punya pendapat setinggi itu terhadap saya, pak. Tetapi saya tidak bisa menerimanya. Seorang royal guard tak diragukan lagi adalah apa yang saya cita-citakan, tetapi saya ingin mengabdikan diri saya sendiri untuk berpetualang dengan bebas untuk menolong mereka yang miskin dan lemah, dan untuk menghancurkan monster-monster jahat disarang mereka untuk sementara waktu. Darah seorang pengembara mengalir dalam diri saya, Sir Midvale.”
“Baiklah kalau begitu. Jika kamu berubah pikiran, beritahu aku. Untuk sekarang, ambil alih komando anak buahku.”
“Bisakah saya benar-benar melakukannya?”
“Itu adalah tugasku, namun tampaknya anak buahku mengikuti kamu, dan belajar banyak dari kamu. Aku akan menonton dari belakang untuk melihat seberapa jauh kepemimpinanmu bisa memimpin mereka.”
Sir Midvale memberikan komando pasukan pada Weed.
Untuk saat ini, para prajurit wajib mematuhi dia setidaknya di dungeon ini. Tentu saja, dia tidak mengharapkan kesetiaan yang bisa membuat mereka melompat ke jurang api hanya dengan satu kata.
Charisma milik Weed terlalu rendah, jadi dia bergantung pada persahabatannya dengan para prajurit. Tetap saja, dia merasa tertantang dengan tugas barunya.
”‘Bagus! Aku akan memanfaatkan sebaik-baiknya situasi ini.’” dia berkata pada dirinya sendiri.
Weed dengan cepat membereskan busurnya, mengeluarkan pedang dan mengangkatnya. Itu adalah demonstrasi untuk posisi yang baru saja dia dapatkan. Itu akan kurang mengesankan untuk memegang busur, mengingatkan pasukannya atas perilakunya dalam pertempuran yang bisa dikatakan tidak terhormat.
“Dengar, para prajurit! Namaku Weed, dan sekarang ini, aku mengambil alih komando pada kalian. Aku meminta kalian untuk mengikuti perintahku dengan patuh.”
“Baik, Komandan!”
“Tujuan utamaku adalah membersihkan dungeon ini tanpa adanya korban. Lakukan yang terbaik, dan tidak akan ada setetes darah yang akan disia-siakan.”
“Baik, Komandan!”
Karena Weed mengambil alih komando dari Sir Midvale, sikap dari pasukannya terhadap dia berubah drastis.
“Buren, Becker.”
“Ya, Komandan!”
“Kalian adalah pengintai sekarang. Tetap didepan pasukan, dan carilah musuh didalam area. Bahkan ketika kita terlibat dalam pertempuran, kalian harus memantau musuh yang mendekat.”
“Baik, Komandan!”
Weed menggerakkan pasukannya dengan dua pengintai memimpin mereka. Segera, Buren berlari kembali ke dia, terengah-engah.
“Komandan.”
“Bicaralah.”
“Buren melapor, pak! Tujuh goblin ada diarah jam 12. Dua goblin betina dan lima goblin penyerang.”
Goblin penyerang, menurut pada database pribadi milik Weed, adalah monster level 58.
“Kerja bagus, Buren. Semuanya, berhenti!”
Weed memerintahkan pasukannya untuk tetap berada di area terbuka, dan memasang beberapa perangkap. Kemudian, dia pergi sendirian ke tempat dimana para goblin telah terlihat.
Seperti yang dilaporkan Buren, 7 goblin beristirahat disana. Weed mengeluarkan busurnya dan menembak pada goblin yang paling jauh. Sebelum panah mengenai target, dia berbalik dan lari.
*Swish*
“Kyah, manusia!” para goblin melihat kesekeliling, menemukan Weed dan mengejar dia.
Weed tau, jika dia dikelilingi oleh 7 goblin, dia tidak akan punya kesempatan. Dia berharap kakinya tidak akan mengecewakannya.
*Thump*
Saat Weed mendengar para goblin semakin mendekat, dia gemetar.
Memegang tombak, para goblin berlari dengan langkah yang berat.
”‘Ya Tuhan, mereka bahkan mengirim rasa dingin pada tulang punggungku. Ini adalah apa yang kau sebut sebuah game yang mengagumkan. Bukan, pekerjaan paling keren untukku.’” pikirnya.
Meskipun di tempat yang berbahaya, pikiran Weed masih positif. Dia sendirian, tetapi dia akan aman setelah dia sampai ketempat dimana pasukannya tengah bersembunyi. Weed berlari seperti ekornya tengah terbakar, dan sampai ke tempat yang ditentukan.
“Komandan!”
Buren dan Becker adalah wajah pertama yang dia lihat.
“Bersiap untuk pertempuran. Para goblin datang!”
Ketika teriakan Weed menggema, 7 goblin muncul dari gua. Hanya dalam sekejap, nasib mereka telah ditentukan.
“Kugh?”
Para goblin yang bodoh dan tak berakal kaget oleh kemunculan para prajurit yang tiba-tiba dari belakang batu yang mereka gunakan untuk bersembunyi. Kemudian mereka melemparkan obor yang menyala pada para goblin.
“Para bajingan ini sudah terjebak!”
“Dorong kedepan!”
“Mereka punya tombak. Hati-hati terhadap tombak mereka! Siapapun yang terluka harus mundur, entah itu parah atau tidak.”
Kalau saja Weed tau dia akan bertanggung jawab atas pasukan, dia akan membeli lebih banyak jerat dan jebakan. Ide terbaik yang bisa dia pikirkan ketika tak ada alat lain adalah melemparkan obor pada para goblin.
Meski demikian, para prajurit bertarung dengan sangat baik. 30 prajurit itu layaknya mesin besar yang memisahkan para goblin dan menghancurkan mereka satu per satu. Mereka diperkuat oleh variabel yang tak terhitung yang disebut moral.
Entah itu untuk monster atau NPC, moral selalu menjadi faktor yang menentukan dalam pertempuran. Para prajurit percaya pada pemimpin mereka yang baru ditunjuk, Weed. Disisi lain, para goblin tengah kebingungan karena obor-obor yang dilemparkan pada mereka, sampai pada titik para goblin menyadari bahwa mereka telah masuk kedalam perangkap, mereka sudah dikelilingi oleh banyak manusia, jadi mereka kehilangan keinginan mereka untuk melawan.
“Manusia curang menyerang kita!”
“Kieeeekk! Lari selamatkan diri!”
“Kalian pikir siapa yang akan membiarkan kalian kabur hidup-hidup?”
Saat para prajurit menekan tanpa henti pada musuh mereka, mata Weed bercahaya.
“Kepung mereka. Blokir jalan masuk ke gua!”
“Baik, Komandan!”
“Biarkan yang terluka untuk mundur dan berikan pertolongan pertama. Prajurit yang lain dengan HP penuh— fokus pada pertahanan. Mereka yang telah disembuhkan harus tetap dalam posisi menunggu. Kalian akan bersiap untuk bergabung dalam pertempuran ketika aku memberi kalian perintah.”
Dibawah komando Weed, para prajurit membuat para goblin tak bisa bergerak secara perlahan, dua diantara mereka mati oleh panahnya.
Karena dia telah membahayakan hidupnya, dia menilai bahwa dia layak membunuh dua goblin agar impas.
Goblin berlevel tinggi bertahan selama beberapa saat meskipun bermoral rendah, tetapi ketika Weed membagi pasukannya menjadi tiga kelompok, memerintahkan mereka untuk bergantian menghajar musuh, monster-monster itu berakhir sebagai cahaya abu-abu.
Para goblin meninggalkan 9 silver, sebuah perisai baja dan tombak perunggu.
Ketika Buren dan Becker mengumpulkannya seperti yang diperintahkan, Weed menyela.
“Semuanya, dengar! Aku bangga pada keberanian kalian. Aku akan membagi item drop dengan cara yang berbeda dari sebelumnya.”
“….?”
“Aku akan memberi hadiah pada prajurit yang dengan berani melawan para goblin. Dengan satu syarat— dia tidak terluka cukup parah agar bisa ikut dalam pertempuran selanjutnya. Prioritasku adalah membawa kalian semua pulang dengan aman pada istri tercinta dan keluarga kalian.”
“Baik, Komandan!”
Pada pidato Weed, mata dari pasukannya dipenuhi dengan kekaguman.
”’*Ding*”’
”’Charisma meningkat 2 poin
(+2 CHR)”’
Weed akan mengambil semua item jika dia bisa, tetapi dia menahan dirinya sendiri. Jika persahabatannya dengan para prajurit turun, charismanya yang rendah tidak akan menyelamatkan dia dari kemungkinan pemberontakan, atau bahkan digantung.
Kehadiran Sir Midvale memberatkan dia lebih jauh lagi untuk mengubur keserakahannya yang tak masuk akal. Memimpin pasukannya, Weed secara sistematis menghabisi para goblin di lantai 3.
Namun, suatu hari, Sir Midvale berkata dengan wajah menyeringai.
“Weed-nim, laju misi ini terlalu pelan. Aku menyarankan kamu untuk mempercepat lajunya.”
“Maaf maksudnya apa, pak?”
“Aku meminjam para prajurit ini dari resimen lain. Aku tidak diijinkan untuk membawa mereka seterusnya. Mereka harus menyelesaikan quest dalam satu bulan, dan kembali ke resimen awal mereka.”
Weed tidak pernah mendengar tentang batas waktu. Tampaknya hanya para prajurit yang terikat pada hal itu. Tetap saja, dia tidak mempercepat kecepatan.
Melawan goblin berjumlah 6 atau lebih, dia selalu menarik mereka ke tempat terbuka terdekat dengan menembakkan satu atau dua panah dimana pasukannya akan mengalahkan mereka. Jika jumlah goblin lebih kecil dari 6, dia memimpin mereka bertarung secara langsung dengan musuh.
Weed menghindari pertempuran sampai para prajurit sepenuhnya sembuh, dan dia juga masih harus memasak dan memperbaiki senjata dan perlengkapan yang rusak untuk mempertahankan kondisi terbaik mereka.
* * * * *
Ketika pasukan tersebut berhasil menaklukan lantai ketiga, Weed mencapai level 37, dan anak buahnya level 34. Dengan begitu, waktunya perburuan yang sebenarnya.
“Serang!”
“Pertahankan formasi! Serang!”
Dengan komando Weed, para prajurit bergerak seperti orang-orang yang telah menggila, penuh dengan kegilaan. Bagi mereka, para goblin bukanlah tandingannya.
“Yatz! Yatz!”
“Mati kau! Kau monster jelek sialan!”
“Kau monster jelek, akan aku hapus kau dari muka bumi.”
Para prajurit menekan maju dengan perisai mereka. Mereka bermulut kotor seperti biasanya, hal ini karena Weed mengajari mereka kata-kata makian dari kamus Rodriguez.
Mereka kadang-kadang berteriak mengancam, dan menyerang dalam keadaan yang tampak mustahil. Pedang mereka menjadi lebih dinamis, menembus celah dari para goblin yang bersenjatakan tombak.
Weed masih mempertahankan formasi yang sama untuk pasukannya, tetapi pada akhirnya mereka mengandalkan rekan-rekan mereka, mereka lebih nekat dengan cara ini, tetapi mereka juga lebih cepat. Mereka telah membunuh para goblin berulang kali, meninggalkan ribuan mayat dibelakang mereka.
Menggunakan taktik milik Weed secara agresif, pasukannya menghancurkan pertahanan para goblin dengan serangan yang terkoordinasi secara menyeluruh.
Sekarang hanya butuh sekejap mata untuk menghancurkan satu pleton yang terdiri dari 6 goblin karena pasukan 30 prajurit veteran menyerbu dengan ganas dan menghancurkan musuh.
“Pertempuran dimenangkan. Biar aku distribusikan item berdasarkan kecakapan individu. Hosram dan Dale.”
“Yahoooooo!”
“Apa ada prajurit yang membutuhkan perbaikan atau istirahat?”
“Tidak, Komandan!”
“Tidak ada!”
“Kalau begitu, ayo bergerak. Pengintai, laporkan!”
Buren dan Becker, bergantian, mengintai dan melaporkan lokasi dan jumlah goblin terdekat.
“Becker melapor, Komandan! 8 goblin telah terlihat sejauh 100 yard diarah jam 9. Satu goblin alchemist, 6 goblin warrior, dan 2 goblin biasa.”
“Maju!”
Para prajurit sekarang berlari dengan kecepatan rata-rata, tidak cepat maupun lambat. Mereka berlari ringan, saat mereka memulihkan kelelahan pertempuran dan mempersiapkan untuk pertempuran selanjutnya.
“Ma…Manusia!?”
“Musuh, bunuh mereka semua!”
Para goblin mulai memberi sedikit perlawanan, tetapi itu hampir tak berarti pada tahap ini.
Para prajurit, yang sekarang adalah para veteran dalam pertempuran dan pengalaman, sudah mendominasi para goblin dalam moral— menambahkan panah Weed, dan itu adalah sebuah hukuman mati untuk para goblin.
Levelnya dalam archery meningkat dengan cepat karena dia aktif terlibat dalam pertempuran, dan panahnya tak lagi menargetkan hanya pada goblin yang sekarat.
Weed sekarang menembakkan panah untuk mengambil inisiatif, dan ketika para goblin berkumpul untuk menerobos kepungan anak buahnya, dia menghalangi pergerakan mereka dengan tembakan peringatan. Target utamanya adalah goblin yang mengancam nyawa salah satu pasukannya.
Bayangkan jika tombak milik seekor goblin melayang kearahmu, panah milik pemimpinmu membuat lubang dikepalanya, maka kau akan merasa terselamatkan dan dengan demikian lebih setia pada dia, bukankah begitu? Logika yang sama berlaku untuk sejumlah prajurit yang hidupnya terselamatkan oleh Weed disaat-saat terakhir.
Pasukannya memburu para goblin dengan cara yang paling efesien dan menghemat waktu. Mereka menaklukan lantai 4 lebih cepat daripada lantai 3, dan bahkan menjaga kecepatan yang sama di lantai 5, dimana mereka menemui goblin yang lebih banyak disetiap pertempuran.
Karena para prajurit telah matang dalam keterampilan bertarung, memberi mereka status veteran dilevel yang tinggi, mereka mampu bertarung satu lawan satu dengan goblin.
Meski demikian, Weed menggunakan taktik lama dengan memfokuskan pertahanan dan mengeroyok goblin. Beberapa anak buahnya menjadi sombong dan menyarankan pada dia untuk melupakan taktik itu dan melawan goblin dengan cara yang adil.
Namun Weed tetap bersikeras.
“Jangan menganggap bahwa para goblin kotor itu layak mendapatkan pertarungan yang adil! Apakah kalian pernah mendengar seorang ksatria meminta duel dengan monster? Jika ada, dia adalah orang bodoh yang mempertahankan kehormatannya melawan monster. Kita melawan mereka untuk mengembalikan kedamaian dan melindungi rakyat Rosenheim. Camkan baik-baik bahwa jika kalian ragu-ragu untuk menghabisi seekor goblin karena kalian mencoba untuk bersikap baik, rekanmu yang akan menerima konsekuensinya!”
Karisma Weed mengendalikan pasukan 30 orang miliknya.
Orang yang melawan goblin sendirian tidak diakui olehnya. Dia kemudian dibebaskan dari pertempuran berikutnya. Awalnya dia senang karena lolos dari bahaya, tetapi segera menyadari bahwa dia hanya duduk dan menonton rekan-rekannya naik level.
Contoh ini memberi semua orang sebuah pelajaran, sehingga pasukannya bertindak sejauh menusuk goblin dari belakang jika memungkinkan. Mereka telah dicuci otak tanpa keraguan oleh lidah perak Weed, yang sekarang mengajar pasukan ini, 101 Taktik Bertempur Infantri.
Selama kurang dari sebulan, Weed memimpin pasukan untuk menyapu bersih Liar of Litvart. Karena satu minggu masih tersisa, mereka kembali ke lantai 3, dan dalam perjalanan kembali ke bawah, mereka membantai para goblin yang telah muncul kembali.
Setelah pertempuran dimulai, para prajurit menyebar ke kedua sisi, membentuk formasi melingkar dan membunuh musuh mereka dalam sekejap. Segera setelah pertempuran berakhir, mereka maju ke pertempuran
selanjutnya.
*Blitz*
Tak satupun prajurit mati.
Mereka menyelesaikan quest Operasi Pencarian dan Penghancuran Lair of Litvart dengan level rata-rata dari pasukan mencapai 57, dan 62 untuk Weed. Mengingat level rata-rata dari Denarion dalam Tentara Rosenheim adalah 40, apa yang dicapai oleh Weed benar-benar mengagumkan.
“Kerja bagus, Weed-nim. Kamu telah memberikan bantuan yang besar pada kami.”
Sir Midvale tidak menyembunyikan fakta bahwa dia kagum pada Weed.
“Jika kita punya 5 orang lagi dengan keberanian dan kepemimpinan seperti kamu, maka Kerajaan Rosenheim tidak akan pernah diserang oleh para monster. Dengan hak dari seorang royal knight, dengan ini aku menunjuk kamu sebagai Centurion. Maukah kamu menerima tawaranku, Weed-nim?”
”’*Ding*”’
”’Kamu telah menerima tawaran profesi!”’
Jika kamu menerimanya, kamu akan mengambil posisi militer sebagai centurion dalam pasukan Rosenheim. Kamu akan mengkomando 100 prajurit infantri. Kamu berhak menerima latihan reguler, dan penghasilan bulanan 3 gold. Maukah kamu menerima tawaran profesi ini?
Sebuah jabatan mengkomando 100 pasukan, seorang perwira yang dianggap sebagai sub-knight yang memenuhi syarat untuk melakukan tes promosi menjadi ksatria di Red Order.
Jika itu adalah player lain, mereka akan menerimanya dengan senang hati, tetapi Weed tidak goyah.
“Saya senang mendengarnya, Sir Midvale, tetapi ini lebih dari yang bisa saya terima.”
“Demi Freya! Katakan padaku jika kamu mau keuntungan tambahan, Weed-nim. Aku percaya kita bisa menemukan kata sepakat.”
“Tawaran anda…. lebih dari yang saya inginkan. Tetapi yang saya mau adalah kedamaian dan kemakmuran dalam Kerajaan Rosenheim. Karena hati saya memimpin saya untuk berpetualang ke banyak tempat dan membantu mereka yang membutuhkan, tampaknya masih terlalu dini untuk menetap. Jika anda punya misi lain untuk menghancurkan monster yang menyerang petani, atau jika Rosenheim diserang, saya akan menjadi orang pertama yang akan datang pada anda dan menawarkan jasa saya untuk memimpin para prajurit pemberani dalam pasukan Rosenheim.”
“Semangatmu sangat aku pahami, Weed-nim. Pintu Tentara Kerajaan akan selalu terbuka untukmu.”
Sir Midvale menarik tawarannya dengan senang hati.
“Sekarang kita telah menyelesaikan quest, aku akan memimpin mereka kembali ke Benteng Serabourg. Maukah kamu bergabung dengan kami?”
“Saya punya sesuatu yang harus dilakukan disini, pak.”
“Boleh aku tau apa itu?” Sir Midvale tampak ingin tau.
Selama 4 minggu terakhir, Weed telah membuat 32 porsi sup tiga kali sehari. Pengalaman skill memasaknya menyediakan makanan lezat dengan cepat. Dan Sir Midvale adalah salah satu dari korban yang telah jatuh cinta dengan masakannya, membentuk persahabatan yang kokoh dengan dia.
“Saya harus menyelesaikan sebuah quest untuk Konselor Rodriguez.”
Weed telah mengasumsikan bahwa pemusnahan para goblin akan menyelesaikan Questnya, tetapi itu adalah sebuah kesalahan yang serius dalam perhitungan.
Jumlah monster yang harus dia hancurkan tetap seratus tanpa ada tanda-tanda berkurang. Lagian, jumlah para goblin di dungeon tersebut adalah ratusan dimasing-masing lantai.
Quest dari Rodriguez adalah untuk membunuh semua ‘monster’ di Lair of Litvart, dan para kobold serta para goblin tidak mungkin targetnya karena jumlah mereka sangat jauh melebihi seratus.
“Aku mengerti, Weed-nim. Sebuah quest dari Konselor… aku paham. Aku sudah tidak sabar untuk kembali ke Benteng dengan kamu, tetapi tampaknya takdir menuntun kita untuk berpisah disini. Baiklah, aku akan meminjamkan Arse padamu.”
“Arse? Pantat siapa?”[1]
“Apa kamu sudah lupa nama kuda yang kamu tunggangi kesini?”
“Jangan bilang…”
Kepala Weed tiba-tiba merasa berat. Kuda yang telah menendang dia dengan dua kaki belakangnya dan menggigit tangannya! Sekarang dia ingat nama kuda itu adalah Arse!
Sungguh nama yang memalukan untuk seekor kuda jantan.
“Perjalanan ke Benteng akan menghabiskan waktumu yang berharga tanpa seekor kuda. Arse akan melayanimu.”
“Terimakasih, tetapi tidak usah, pak. Saya tidak membutuhkan kuda.”
“Aku hanya membalas budimu, Weed-nim. Tolong ambillah. Kembalikan ke Arse ke Kandang Kuda Kerajaan ketika kamu menyelesaikan questmu.”
“….”
Sir Midvale berbalik segera setelah dia menyampaikan apa yang ingin dia katakan. Sikapnya menyiratkan tidak ada lagi yang harus didengarkan, kasus ditutup. Ksatria itu bermaksud baik untuk Weed, tetapi dia tidak menginginkannya. Bagaimana bisa dia tahan dengan kuda liar itu?
Weed benar-benar tidak suka, tetapi dia harus menerimanya, atau dia akan membuat Royal Knight itu kehilangan wajahnya sekali lagi.
“Komandan, kami akan merindukan anda!”
“Kami akan pulang kerumah hidup-hidup, berkat anda Komandan!”
“Silahkan kunjungi rumahku ketika anda kembali ke Benteng.”
“Aku menjalankan penginapan di pusat kota. Anda akan selalu diterima.”
“Keluargaku pemilik sebuah restoran. Istriku akan melayani anda dengan makanan yang lezat, meskipun tak selezat masakan anda!”
Para prajurit datang menemui Weed dan mengatakan selamat tinggal.
Sebagai veteran berlevel tinggi, mereka mungkin akan dipromosikan setelah mereka kembali, setidaknya, menjadi Denarion sementara satu atau dua prajurit yang memiliki nilai lebih baik bisa mendapatkan posisi yang lebih baik.
Weed berjabat tangan dengan setiap prajurit yang sebelumnya adalah bawahannya. Tangannya hangat, dan genggamannya bertahan selama beberapa detik.
“Apakah kamu benar-benar harus pergi?”
“Aku ingin tetap disini bersama anda, Komandan, tetapi aku adalah prajurit kebanggan dari Tentara Ronsenheim. Aku harus kembali ke resimenku.”
“Komandan, aku akan merindukan anda!”
Mata Weed tampak gelap menunjukkan keengganan. Kesulitan apa yang dia lalui untuk melatih para prajurit itu! Dia adalah orang pertama yang memiliki kredit karena mengubah yang sebelumnya adalah rekrutan baru di level 20 menjadi veteran tempur yang kuat. Sekarang Weed merasa seolah-olah dia sedang dirampok oleh kerajaan.
“Semuanya, hati-hati!” Kata Weed.
“Semoga beruntung, Komandan.”
“Komandan, anda harus mampir rumahku nanti!”
Setelah perpisahan dengan mantan pasukannya, Weed ditinggalkan sendirian.
***
Heyihooo~ Maafin ya kalo berantakan ga serapi chapter sebelumnya, aku lg males ngeditnya :’D
Jangan lupa vote ya ❤
Legendary Moonlight Sculptor : Volume 1 Chapter 6 – Pertempuran Daging Panggang
17 Mei 2017 in Vitamins Blog
Rodriguez tengah mengalami gangguan yang serius.
*Grind*
Ini adalah hari keenam, dan orang yang bernama Weed masih duduk disebrang kediaman miliknya. Rodriguez yang ada didalam kediamannya telah menyadari kehadiran si penyusup itu sejak hari pertama. Rodriguez yakin bahwa Weed tengah sibuk menjual patung-patung kecil miliknya pada para pelanggan.
“Aku harus mengetahui siapa orang ini dan apa yang dia inginkan dariku.” Rodriguez bergumam pada dirinya sendiri.
Meskipun merasa sangat malas, di hari keenam Rodriguez akhirnya menyerah pada rasa ingin taunya dan keluar.
“Salam, orang asing. Aku Rodriguez. Apa yang ingin kau berikan padaku?”
“Wow! Sang Konselor keluar!”
“Itu benar-benar dia!”
“Rodriguez, bintang pengetahuan!”
Kerumunan dalam barisan antrian untuk membeli patung-patung milik Weed semuanya terkejut.
Orang-orang bijak memiliki sesuatu yang umum— mereka tak ingin diganggu. Terutama ketika orang asing menyatakan bahwa dia membawa sesuatu untuk diselesaikan dengan segera. Rodriguez akhirnya menunjukkan diri diluar gerbang.
Weed mengambil sebuah sapu tangan bergambar seekor burung biru dari sakunya dan mempersembahkannya pada sang konselor.
“Inilah alasannya kenapa saya repot-repot menunggu selama enam hari, Konselor.”
Mata Rodriguez segera berlinang air mata.
“Ini, ini adalah salah satu saputangan milik Ratu Evanes… Terlalu banyak orang disini. Kenapa kamu tidak masuk kedalam, pengelana?”
“Baik, tuan. Maaf semuanya! Aku tutup dulu untuk hari ini!”
Berseri-seri dengan kemenangan, Weed menutup tokonya dan berdiri.
“Tidak mungkin!”
“Biarkan aku melihat juga!”
Kerumunan itu berteriak protes, beberapa dari mereka bahkan mengekspresikan kekecewaan karena tidak bisa mengikuti peristiwa bersejarah tersebut, tetapi entah itu Rodriguez maupun Weed sama sekali tidak peduli. Rodriguez kemudian memimpin tamunya kedalam kediamannya.
“Sekarang sudah sepi. Siapapun yang membawakan padaku item milik Ratu Evane memiliki hak istimewa untuk meminta satu hal padaku.”
“Ya, saya tau, tuan.” Weed membalas.
Konselor Rodriguez! Beberapa waktu yang lalu, dia menyatakan secara terbuka bahwa seseorang yang membawa item yang dulunya milik Ratu Evane disambut untuk menemui dia. Dalam hal ini, Weed telah mempersembahkan saputangan sang ratu.
“Katakanlah pengelana. Aku akan mendengarkan apapun yang kau katakan.”
Nada tulus Rodriguez terdengar sangat bijaksana saat berhadapan dengan seseorang yang tengah kesulitan. Tetapi si konselor hanyalah berpura-pura.
Sekalipun saputangan Ratu Evane sangat berharga bagi Rodriguez, dia tidak punya niat sedikitpun untuk membantu Weed. Bukankah hal itu bertentangan dengan janjinya? Tidak, tidak juga.
Rodriguez mendesak Weed untuk berbicara, dan menambahkan bahwa dia akan mendengarkan apapun yang Weed katakan. Apa yang sebenarnya si konselor inginkan adalah mengetahui apa yang dipermasalahkan oleh Weed, untuk memuaskan keinginan intelektual dan rasa ingin taunya, itu saja. Dia sebenarnya tidak pernah mempertimbangkan memberi solusi pada masalah apapun itu yang Weed miliki.
Sejumlah player telah ditipu oleh Konselor Rodriguez dengan cara yang sama. Dia selalu bermain-main dengan mereka, dan menghindari memberi jawaban yang mati-matian mereka cari.
Selain gelarnya yang mulia, Bintang Pengetahuan, si konselor secara luas juga dikenal sebagai Jalan Buntu Quest. Weed tidak termakan oleh trik kekanak-kanakan dan naif semacam itu. Sejak awal, dia tidak percaya pada Rodriguez.
Seorang manusia adalah mahluk yang sangat lemah. Inilah yang Weed rasakan dengan sungguh-sungguh melalui satu tahun persiapan menuju Royal Road— melemahnya kehendak dan tubuh yang mencari kenyamanan. Weed tidak pernah mempercayai dirinya sendiri, jadi kenapa dia harus percaya pada Rodriguez yang belum pernah dia temui sebelumnya?
“Apakah itu membuat perbedaan jika saya mengatakan masalah saya?”
“Apa maksud perkataanmu, pengelana?”
“Akankah anda membantu saya ketika anda mendengar saya berbicara, Konselor?”
“Itu….”
“Kalau begitu, saya menolak untuk mengatakan apapun. Kenapa harus repot-repot? Hal itu hanya akan menyebabkan lidah saya lelah.”
Rodriguez mengerutkan dahinya. Dia berpura-pura bahwa ketulusannya sedang dilecehkan oleh Weed.
“Baiklah, Weed-nim. Katakan padaku sekarang! Kau memiliki kebebasan untuk mengatakan apapun padaku yang kau miliki dalam pikiranmu. Kau membawa padaku saputangan Ratu Evane, dan sekarang adalah hakmu untuk mengutarakan pikiranmu.”
Rodriguez berkata dengan nada bujukan terbaiknya.
Itu adalah kata-kata yang ditunggu oleh Weed.
”҅aku akan membuat dia berbicara.҆”
Sayang sekali untuk Rodriguez, Weed lebih cerdas daripada sekelompok orang yang Rodriguez tangani sebelumnya. Dia menuntut segel akhir dari konfirmasi.
“Konselor, akankah anda memberitahu apa yang ingin saya ketahui jika saya bertanya pada anda?”
“…”
“Saya akan tetap diam sampai anda berjanji dengan kata-kata anda sendiri.”
“Eh?…. Sekarang dengarkan aku, Weed-nim.”
“Tampaknya saputangan Ratu Evane adalah benda yang tak ternilai harganya, Konselor. Khususnya, dimata saya, itu berarti sesuatu yang lebih besar bagi anda. Haruskan saya mengambilnya kembali?”
“Ambil itu dan pergilah sekarang!”
“Tentu. Semoga beruntung, tuan.”
Ketika Weed benar-benar mengambil saputangan itu dan berbalik, Rodriguez mengangkat dua tangan ke udara seperti sebuah bendera putih.
“Tunggu! Aku dengan ini berjanji padamu secara pribadi, bahwa aku akan memberimu bimbingan ketika aku mendengarkan permintaanmu. Aku sudah berjanji untuk menjawab siapapun yang membawa benda milik Ratu Evane. Jadi asalkan itu berada dalam kemampuanku, aku diwajibkan untuk melakukannya.”
“Maukah anda membuat sumpah seorang pria?”
“Tentu saja… Tetapi kau harus membantuku sebagai imbalannya, suatu hari.”
Weed mempertimbangkan permintaan balasan dari Rodriguez, dan mengangguk.
“Sepakat!”
Si konselor menyeringai, “Apa yang mengganggumu, Weed-nim? Sebuah pertanyaan sepele tidak akan memaksa kamu untuk berdiam diri disana selama 6 hari.” Rodriguez memiliki agendanya sendiri, meskipun, dibalik pertanyaannya, yang mengungkapkan rasa ingin taunya.
”҅Siapa yang peduli tentangmu? Beraninya kau mempermalukan aku dengan membuat sebuah kesepakatan dengan mahluk rendahan sepertimu! Menjawab pertanyaanmu? Baiklah, oh baiklah! Tetapi jawabanku akan penuh tipu daya, jauh dari fakta dan cukup parah untukmu sebagai balasan perbuatanmu ini!҆”
Rodriguez percaya diri dalam membalas dendam setelah dia mendengar permintaan Weed.
Jika Weed ingin menemukan seseorang, dia akan mengatakan tentang seorang keponakan dari seorang kenalan dari ibu mertua dari teman istri dari orang yang bersangkutan, yang harus dia cari sendiri. Jika Weed ingin menemukan sebuah tempat, dia akan menjawab sebuah tempat yang sangat jauh dengan nama yang sama.
*kikiki*
Entah dia curiga atau tidak pada trik licik Rodriguez, Weed akhirnya berbicara.
“Saya tidak tau profesi apa yang harus aku pilih.”
“Profesi? Sekarang kalau aku perhatikan, aku melihat bahwa kamu belum punya profesi.”
“Belum, Konselor.” Weed menegaskan.
Rodriguez tertawa sedikit. Itu jauh lebih sepele daripada yang dia perkirakan.
Apa yang ada dalam pikirannya adalah Weed akan menanyakan tentang keberadaan dari dungeon rahasia, kebijakan Rosenheim dimasa depan.
Sebuah dungeon yang bagus menyediakan sebuah keuntungan pada orang yang menemukannya, dan sebuah kebijakan sangat berharga jika kau tau bagaimana untuk memanfaatkannya.
Misalkan kau mengetahui lebih dulu bahwa istana kerajaan berencana untuk mengembangkan provinsi-provinsi bagian selatan tahun depan, kau bisa mengamankan hak-hak komersial di provinsi tersebut terlebih dulu dan menarik keuntungan besar dari mereka.
Sebuah rekomendasi personal tentang profesi apa yang harus dipilih memang sangatlah mudah bagi Rodriguez.
“Aku tidak percaya pertanyaan sederhana semacam itu telah mengganggu jiwamu begitu mendalam. Kamu tidak perlu berkonsultasi dengan aku. Aku menyarankan kamu untuk mengunjungi agen pekerjaan. Enam harimu telah terbuang sia-sia, Weed-nim.”
“Saya mendapat saran bahwa Konselor adalah orang yang bisa membuat penilaian yang paling baik.”
“Oh? Baiklah kalau begitu. Aku akan merekomendasikan sebuah profesi yang sempurna untukmu! Tunjukan statistikmu.”
“Baik, tuan.”
Weed menunjukkan jendela statistik untuk pertama kalinya sejak dia bekerja keras untuk meningkatkan statistiknya di Training Hall.
”Open Stat Window.”
Nama: Weed
Sekutu: Netral
Profesi: Tidak Ada
Gelar Tidak Ada
Level: 13
Fame: 20
HP: 960
MP: 100
Strength: 55
Agility: 105
Vitality: 50
Wisdom: 10
Intelligence: 10
Fighting Spirit: 67
Endurance: 89
Art: 23
Charisma: 0
Luck: 0
Offence: 19
Defence: 5
Magic Resistance: Tidak Ada
Weed telah bermain siang dan malam, dan hasilnya adalah level 13. Dia bisa mengurus serigala dalam waktu singkat sekarang.
“Oh demi Freya!”
Rodriguez tertegun.
“Level 13, dan HP sebanyak 960? Untuk levelmu, kamu punya Strength dan Vitality lebih dari 50, dan 100 pada Agility! Training Hall. Aku yakin kamu berusaha keras di Training Hall. Semangatmu tak diragukan lagi sangat mengagumkan.”
Rodriguez memang layak memegang reputasi Bintang Pengetahuan bahwa dia bisa menebak dengan benar hanya berdasarkan atribut milik Weed. Tetapi keterkejutannya tidak berakhir disana.
“Kamu punya level 4 pada Sculpture Mastery, dan level 6 skill Handicraft! Hal ini sangat luar biasa, tak bisa dipercaya! Petualangan seperti apa yang telah kamu alami, aku ingin mendengarnya.”
Weed memberitahu Rodriguez apa yang telah terjadi. Satu per satu kejadian, Rodriguez tidak bisa menutup mulutnya karena tidak bisa percaya.
“Kamu telah mengerjakan quest yang paling tidak biasa berkat pertemananmu dengan sang instruktur. Dan— apa? Kamu mewarisi kehendak Zahab? Tetapi kamu telah menolak kesempatan untuk menjadi seorang Moonlight Sculptor?”
Terbelalak, Rodriguez terkejut. Perlu dicatat bahwa dia bahkan tidak tersentak mendengar kabar kerajaan tetangga tiba-tiba menyerang Rosenheim tanpa deklarasi perang terlebih dulu.
”Zahab. Siapa dia?”
Dia adalah salah satu kekuatan absolut yang tersembunyi dibalik layar di Benua.
Rodriguez telah bertemu Zahab beberapa kali melalui pengaruh Ratu Evane, dan mengagumi seni memahat dan teknik pedangnya— memuja sikap terhormat dan bakat dari sang Sculptor. Rodriguez telah berteman dengan dia. Itu terjadi 50 tahun yang lalu, persahabatan diantara kedua pemuda. Sang Konselor bahkan menasehati Yang Mulia untuk menahan Zahab di lingkungan istana bagaimanapun caranya.
“Hmph, kamu menolak profesi sebagus itu. Profesi seperti apa yang kamu inginkan, kalau begitu?”
“Apapun yang cocok dengan saya.”
Rodriguez terdiam.
”҅Mungkin bocah ini adalah Orangnya. Orang yang telah aku tunggu-tunggu. Kehendak dari Kaisar Agung ada pada dirinya — sebuah profesi misterius yang tradisinya bisa dilacak sejak jaman kuno.҆”
Geihar von Arpen, kaisar legendaris yang menaklukkan seluruh benua— darahnya mengalir ditubuh Rodriguez.
”҅Dia masih perlu membuktikan kemampuannya melalui kesengsaraan. Bisakah dia melewati ujian akhir? Lagian, yang di uji adalah dia, bukan aku.҆” Rodrigues berkata pada dirinya sendiri.
Rodriguez berkata dengan nada serius.
“Weed-nim.”
“Ya tuan?”
“Aku punya quest untukmu, meskipun kamu harus membuktikan lebih sabar daripada seekor ulat, lebih semangat untuk hidup daripada seekor kecoa, lebih keras kepala daripada seekor lintah— atau kamu pasti akan gagal. Apa kamu mampu menjalankan quest ini?”
“….”
“Ada apa dengan penampilan itu?”
“Saya tidak suka cara anda mendeskripsikannya. Tetapi saya bisa mengatakan dengan bangga bahwa saya siap untuk melakukan apapun?”
“Kepercayaan dirimu menyentuh hatiku. Kamu tampak seolah-olah kamu bahkan bisa mengunyah belatung dan meminum cairan-cairan sampai tetes terakhir.”
“….”
“Lakukan apa seperti yang aku katakan dan quest itu akan memberimu sebuah profesi. Aku peringatkan kamu, bahwa ini akan membahayakan hidupmu. Kamu bisa menolak saranku jika kamu takut.”
Weed akhirnya merasa curiga terhadap rencana Rodriguez.
“Baiklah, saya terima.”
“Pernahkah kamu mendengar Lair of Litvart?”
“Ya, tuan.”
Lair of Litvart kebetulan adalah tujuan dari quest yang instruktur sebutkan pada Weed. Atau ini bukan sebuah kebetulan? Kau tidak akan pernah tau.
“Kalau begitu, aku tidak perlu menjelaskan secara detail. Dengan kekuatanmu sendiri, hancurkan awan kejahatan yang bersarang disana. Setelah kejahatan lenyap, kamu akan mendapatkan profesi yang ditakdirkan untukmu.”
*Ding*
Quest: Search and Destroy Operation in the Lair of Litvart (II)
Ada seratus monster menghuni Lair of Litvart. Bunuh mereka semua, dan buktikan bahwa dirimu layak untuk profesi terhormat. Penyelesaian dari quest ini akan membuka jalan yang benar untuk takdirmu.
Tingkat Kesulitan: tak diketahui
Persyaratan Quest: tidak ada
Weed membaca dan kemudian membaca ulang instruksi tersebut lagi dan lagi. Si tua bangka ini pasti merencanakan sesuatu! Weed berpikir cepat.
Jika tidak, Rodriguez tidak akan memberi Weed sebuah quest yang berhubungan dengan Lair of Litvart— sebuah dungeon bawah tanah dengan lima lantai, dungeon yang sudah dijelajahi secara menyeluruh, yang sudah disebarluaskan pada publik.
Banyak player berburu monster disana siang dan malam. Para monster diantara level 20 dan level 50 yang menghuni tempat itu, sementara Weed masih level 13.
Tetapi tambahan statistik yang dia tingkatkan di Training Hall memperkuat dia sehingga dia hampir sekuat seorang Warior Level 40. Dengan skill pasif seperti Sword Mastery dan skill Handicraft pada karakternya, Weed yakin dia bisa mengalahkan monster hingga level 50.
Membantai monster di Lair of Litvart akan sulit bagi Weed, namun jauh dari kata mustahil bagi dia.
”Ada sesuatu dibalik ini, aku tidak tau apa, tetapi itu adalah sesuatu. Aku bisa percaya bahwa Rodriguez tidak berbohong padaku, tetapi aku juga tau dia tidak akan mengatakan kebenaran sepenuhnya. Meski demikian, tak peduli apa yang dia sembunyikan dariku, jika aku menyelesaikan quest ini, aku pasti akan mendapatkan sebuah profesi yang bagus.”
Bau perangkap dalam quest ini sangat jelas.
”Ini bukan tentang berburu monster biasa di tempat itu. Lalu apa?”
Mata Weed menyala tajam.
“Katakan padaku, Weed-nim. Apa kamu menerimanya atau menolaknya? Sebagai informasi, aku tidak bisa memikirkan sebuah alternatif yang lebih baik. Aku tidak akan memaksa kamu. Keputusan sepenuhnya ada padamu.”
Setelah beberapa saat mentalnya diuji, Weed mengangguk.
“Dengan segala hormat, saya menerima saran anda dengan senang hati, Konselor.”
*Ding*
Kamu telah menerima quest!
“Bagus. Kembalilah kesini ketika kamu telah menghabisi semua monster disana. Pada kejadian yang langka bahwa kamu akan benar-benar menyelesaikan quest ini. Aku punya sesuatu untukmu. Namun, pastinya kamu akan gagal.”
Rodriguez tertawa licik.
* * * * *
Weed menuju ke Training Hall.
”Aku harus sampai disana tepat waktu.”
Langkah kaki Weed bergerak dengan cepat karena saat ini masih belum waktunya istirahat makan siang. Ketika dia memasuki Hall, sang instruktur baru saja menyendok makanan yang ada di bekalnya.
“Selamat siang, Instruktur yang Terhormat.”
“Kamu mengejutkan aku, Weed-nim! Aku sangat merindukanmu.”
“Saya rindu anda juga. Itu sebabnya saya disini.”
“Kemarilah dan duduklah. Ayo makan sebelum kita bahas urusannya.”
“Terimakasih, pak.”
Dengan timing yang bagus, Weed menyantap makan siang. Bekal tersebut sangat besar, sebanding dengan ukuran tubuh XXX milik sang instruktur.
Memisahkan bagian Weed dari bekal tersebut layaknya mengambil secangkir air dari lautan.
“Ngomong-ngomong, Instruktur, mengenai quest yang anda sebutkan beberapa hari yang lalu—”
“Oh, yang itu.”
“Ya, saya ingin bergabung.”
“Haha, aku tau kamu akan ikut, jadi aku meminta mereka menyisakan satu tempat untukmu. Aku senang bahwa kamu mau quest itu.”
Sang instruktur mengabulkan permintaan Weed.
*Ding*
Quest: A Clean-up Operation in the Lair of Litvart
Kerajaan Rosenheim sangat menderita karena para monster, yang telah meningkat jumlahnya selama dekade terakhir.
Raja Theodarren, pemimpin Kerajaan Rosenheim yang adil dan penuh kebajikan, memerintahkan seorang ksatria terhormat, Sir Midvale, untuk mengekplorasi Liar of Litvart dan membunuh para monster. Habisi monster di Liar of Litvart bersama dengan Sir Midvale dan pasukannya.
Tingkat Kesulitan: E
Persyaratan Quest: Gagal jika kamu terbunuh.
Kamu telah menerima Quest!
“Kamu punya satu hari yang tersisa sebelum pasukan tersebut pergi besok. Apa kamu mau datang dan menginap dirumahku?”
“Saya minta maaf, Instruktur. Saya harus melakukan persiapan untuk misi ini.”
“Sayang sekali. Aku ingin mengundangmu untuk makan malam.”
“Makan malam?”
“Ya. Istriku bilang pagi ini dia akan masak babi panggang.”
Mulut Weed penuh air liur memikirkan daging babi panggang. Rasa dan kenikmatan daging panggang! Godaan ini tak tertahankan.
“Sejujurnya, saya selalu ingin mengunjungi rumah anda.”
“Haha, aku tau itu juga.”
“Hehe.”
Weed tidak pernah malu bahwa dia menjalani hidup yang pas-pasan.
Tetapi… Dia— dia sudah lelah dan bosan dengan roti gandum. Royal Road menciptakan setiap aspek dari kenyataan, bahkan rasa, sampai-sampai sushi yang terbuat dari ikan yang ditangkap beberapa menit yang lalu benar-benar terasa segar, dan makanan kadaluarsa mengeras dan membusuk. Roti gandum bukanlah pengecualian.
Selama dua bulan terakhir, Weed hanya makan roti gandum dan lidahnya terasa seperti gandum. Melihat roti gandum membuat dia merasa seperti ingin muntah. Daging babi panggang akan sangat menyegarkan. Apalagi, gratis—
“Kalau begitu, saya akan datang kembali nanti malam, Instruktur.”
“Tentu, Weed-nim. Sampai jumpa.”
Weed telah menerima quest lain di Training Hall.
”Sekarang ketiga slot dalam jendela quest telah penuh.”
Quest paling atas adalah kehendak Zahab, yang pastinya mustahil untuk sekarang, sedangkan dua quest yang lain memiliki hubungan satu sama lain.
”Sekarang, masalahnya adalah quest dari Rodriguez tak seperti yang aku kira… tetapi tak masalah.”
Weed mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan.
Pada skenario terburuk, dia akan mati, lalu kenapa? Dia tidak mau mati sia-sia, tetapi beberapa kesulitan selalu ada.
”Sekarang aku harus bersiap-siap, pertama, pergi berbelanja untuk perjalanan ke Lair of Litvart.”
Weed berjalan ke pusat kota. Para pejalan kaki menggunakan kostum ayam lewat, sambil berbicara tidak jelas. Sekelompok player membuka kios dijalanan dan menjual barang.
Weed pergi ke bengkel blacksmith, dan membeli sebuah busur dan banyak anak panah.
Item Check: Bow of Theo Grande.
Bow of Theo Grande
Ketahanan: 50/50
Serangan: 5-6
Kecepatan serangan beruntun: 4
Sebuah busur pendek yang dirangkai dengan otot Orc, dibuat secara kasar, rendah dalam akurasi tetapi memiliki serangan yang besar, bagus untuk pemula dalam memanah.
Harga busur itu 1 gold 20 silver, tetapi Weed tidak akan pernah membayar harga penuh saat membeli barang. Dengan menghadiahkan sebuah patung berbentuk kupu-kupu pada si wanita kasir, dia membayar tidak lebih dari 1 gold.
Dia menemukan secara tidak sengaja bahwa dia bisa memenangkan hati para wanita dengan hadiah patung.
”Sculpture Mastery. Hanya berguna disaat-saat tertentu saja.”
Weed juga membeli persediaan roti gandum, meskipun dia sudah capek dan malas dengannya, roti setidaknya lebih baik daripada mati kelaparan, dan ketika sebuah pertarungan terjadi, tingkat faktor kepuasan berkurang dengan cepat. Ketika tingkat faktor kepuasan jatuh dibawah 30%, seorang player akan melambat, dan kehilangan HP secara perlahan.
Ranselnya penuh dengan anak panah, ramuan dan roti. Begitu Weed merasa sudah siap, dia kembali ke instruktur.
“Aku selesai, Instruktur.”
“Oh, aku mengerti. Ayo pergi ke rumahku sekarang. Aku punya seorang tamu yang menunggu.”
“Tamu? Apakah anda mengundang orang lain lagi untuk makan malam, Instruktur?”
“Apa aku belum memberitahumu?”
Sang instruktur tampak agak bingung, dan kemudian dengan cepat mendapatkan kembali ketenangannya.
“Dia adalah seorang gadis yang baik. Aku yakin kamu akan menyukai dia.”
Meskipun terdengar aneh, Weed menyisihkan masalah tersebut kesamping dan bersantai.
Sang instruktur memegang tangan Weed dan berjalan ke rumahnya. Tangannya penuh rambut bagaikan gorilla.
Weed mengerutkan keningnya.
“Anda bisa melepaskan tangan saya, Instruktur.”
“Tentu saja tidak. Aku takut kamu akan tersesat.”
“Maaf?”
Weed akhirnya sampai di rumah instruktur.
Dia yakin bahwa ketika dia membuka pintu, dia akan melihat keluarga paling bahagia didunia dengan tungku pembakaran memenuhi ruang tamu dengan udara hangat.
Weed sudah diberitahu bahwa instruktur menikahi seorang perempuan Barbarian, cinta sejati yang melampaui hambatan ras, tetapi mereka belum memiliki keturunan.
Ketika pintu terbuka, Weed terkejut melihat seorang gadis yang duduk di meja makan.
””Luar biasa….””
Untuk sesaat, kecantikan gadis itu mampu menghentikan nafas Weed. Pemandangan yang dia saksikan sangatlah inidah. Tetapi dia segera sadar.
Karena gadis itu diundang ke rumah instruktur, Weed mengira bahwa dia adalah NPC yang lain. Dia adalah seorang player, sama seperti dirinya.
Dilihat dari pedang dan armor miliknya yang terlihat mahal, Weed bisa mengatakan bahwa dia adalah seorang player berlevel tinggi.
Namun, itu saja tidak akan mengejutkan Weed. Tidak, apa yang paling mengejutkan Weed adalah namanya. Username milik gadis itu berwarna merah terang.
Seorang player bisa menyembunyikan identitas sejatinya, kadang-kadang berpura-pura menjadi seorang NPC selama yang dia mau, tetapi seorang pembunuh yang pernah mem-PK satu atau lebih player lain tidak bisa melakukannya.
Sebuah nama merah dan berlian berwarna merah darah didahinya— tanda dari seorang pembunuh. Ini adalah tanda dari seseorang yang telah membunuh sesama player.
“Oi, oi. Tenang saja, Weed-nim. Sekarang kamu mengerti kenapa aku memegang tanganmu erat-erat.”
Weed berusaha melarikan diri, tetapi usaha mati-matiannya gagal karena sang instruktur tengah memegang tangannya.
“Intruktur.”
“Huh?”
“Saya tidak tau anda seingin itu untuk membunuh saya.”
“Huhu~ jadi sekarang kamu tau.” Dia tertawa kecil.
Sang instuktur tersenyum, dan Weed sedikit merasa tenang. Dia mengakui bahwa jika sang instruktur ingin dia mati, pria ini akan lebih memilih mengotori tangannya sendiri daripada menyuruh orang lain.
“Duduklah, biar aku perkenalkan kalian. Ini adalah Weed. Levelnya rendah, tetapi dia telah menyelesaikan program pelatihan dasar dengan sempurna.”
Weed sedikit menunduk pada gadis itu, tetapi dia mengabaikan Weed, tidak memiringkan kepalanya.
“Ini Seoyoon. Dia juga menyelesaikannya baru-baru ini. Dia mengunjungi tempatku sekali sebulan untuk makan malam dengan kami.”
“Hai. Senang bertemu denganmu.”
Weed menyapa Seoyoon dengan sopan, tetapi berwajah kosong, dia bahkan tidak repot-repot menggerakkan matanya kearah Weed. Jelas-jelas menunjukkan ketidakpedulian sepenuhnya.
””Kau tidak mau bergaul dengan pemula rendahan atau apa? Jika aku tidak harus berada diruangan yang sama denganmu, aku tidak akan mau bergaul denganmu juga.””
Pada saat itu, sang instruktur meminta ijin dan menyeret Weed ke sudut ruangan.
“Aku minta maaf. Maaf atas kekasarannya.”
“Tidak, tidak apa-apa, pak.”
“Dia pada dasarnya seorang gadis baik. Dia hanya tidak tau bagaimana untuk berbicara. Aku menganggap dia seperti anakku sendiri. Sepertinya dia tidak mempercayai orang lain. Aku mengundang dia karena aku percaya dia bisa membuka pikirannya padamu. Phew.”
“Tidak apa-apa, saya tidak keberatan sama sekali.”
Meski demikian, Weed tak punya alasan untuk mengulurkan tangannya pada Seoyoon ini. Dia mendapati hal itu tak ada gunanya untuk mengenal seorang pembunuh, yang bahkan bukan seorang NPC.
“Ngomong-ngomong, apa anda keberatan jika saya membantu Nyonya Lancer?”
“Apa kamu pandai memasak?”
“Tidak sama sekali. Tetap saja, bantuan adalah bantuan di dapur. Dia bisa mengajari saya bagaimana untuk memasak.”
“Lakukan sesuka kamu.”
Karena seorang Barbarian asli, istri instruktur sangatlah besar. Mengikuti perintahnya, Weed dengan cekatan memotong daging babi dan mencelupkannya kedalam saus. Saat dia bekerja keras di dapur, Seoyoon menggulung lengan bajunya dan memasuki dapur. Dia merasa malu untuk menjadi satu-satunya yang duduk menganggur dan sendirian di meja makan.
Dia mendekati Weed, berdiri disampingnya dan melihat dia memotong daging. Dia ingin membantu, tetapi dia tidak tau apa yang harus dilakukan terlebih dulu. Weed mengarahkan dia ke tumpukan piring.
“Bersihkan piring ini, tolong.”
Weed menduga bahwa Seoyoon akan menolaknya, tetapi secara mengejutkan, dia mengambil piring-piring itu dan berjongkok dilantai membersihkannya. Mereka mendapatkan tanggapan bagus dari tuan rumah atas kerja keras mereka.
“Kalian melakukannya dengan baik.”
“Terimakasih, Nyonya.”
“Kamu memiliki tangan yang berbakat. Apa kamu mau mempelajari skill memasak?”
Tawaran inilah tepatnya apa yang ditunggu-tunggu oleh Weed. Atau kenapa dia harus repot-repot mengotori tangannya?
“Tentu saja, nyonya. Terimakasih banyak atas kebaikan anda.”
*Ding*
Skill Baru: Memasak
Seolah-olah sesuatu telah terjadi pada dia saat dia melihat Weed, Seoyoon juga ‘meminta’ istri instruktur untuk mengajari dia bagaimana cara memasak dengan beberapa gerakan tangan yang cekatan.
Skill Memasak— itu adalah skill sederhana yang bisa kau pelajari dimanapun, dengan membayar biaya keanggotaan pada sebuah guild chef atau dengan magang di sebuah restoran. Tak diragukan lagi itu akan berguna nanti.
Daging babi panggang diatas nampan besar akhirnya disajikan dimeja. Dagingnya dipanggang hingga berwarna kuning, uapnya terasa lezat, aromanya bercampur dengan realitas didalam virtual reality. Weed dengan sigap mengambil pisau dan garpu.
Glare*
Tiba-tiba, sang instruktur memperingatkan Weed.
“Kamu adalah seorang tamu, Weed-nim. Jangan makan terlalu banyak.”
Tuan rumah macam apa yang akan mengkritik seorang tamu undangan di meja makan?
Dia bukan lagi instruktur yang gagah di Training Hall. Dia saat ini adalah seorang Orc ganas yang menunjukkan keserakahannya terhadap makanan diatas meja. Seorang Orc berlevel 200.
Tetapi Weed bukanlah tipe yang dengan mudah menyerah pada ancaman dalam menghadapi makanan seperti itu.
“Saya tidak setuju, Instruktur.”
“Kamu tidak setuju dengan aku?”
Weed tiba-tiba merasa tertekan, yang mana itu melebihi apa yang bisa dia tahan. Dia merasa bingung, dan tangannya yang memegang pisau tengah gemetar.
‘Sialan!’ Weed menelan ludah dan melirik kesamping.
Dia menatap Seoyoon untuk melihat bagaimana gadis itu yang tampak rapuh akan bereaksi. Ini adalah dunia game fantasi RPG. Level adalah segalanya. Dia tampak tak terpengaruh.
”Cewek ini setidaknya mendekati level 200. Dan istri barbarian itu juga.” Pikir Weed.
Istri instruktur, salah satu dari barbarian yang menghormati hukum rimba, terutama aturan seleksi alam, mengabaikan nasib yang lemah.
Karena seorang barbarian secara fisik lebih unggul daripada ras-ras yang lain, hanya Weed yang terancam oleh intimidasi mematikan dari sang intruktur yang dikeluarkan dari matanya. Tak seorangpun berpihak pada dia.
Tetapi ini adalah Weed. Bukankah dia adalah orang yang bisa mengubah musuh menjadi teman, dan teman menjadi pengikut setianya?
“Instruktur Terhormat, ijinkan saya berbicara.”
Berjuang melawan gemetar dalam tubuhnya, Weed baru saja membuka mulutnya.
“Apa! Jika kamu punya sesuatu untuk dikatakan, letakkan pisau dan garpu terlebih dulu, lalu kita bisa mengobrol dengan senang hati sampai akhir zaman.”
“Istri anda yang cantik telah menunjukkan keahlian masak yang luar biasa dalam makanan ini. Saya telah teracuni oleh aromanya, dan itu telah memenuhi kepala saya dengan akan seperti apa rasanya. Setelah saya memakan ini, ingatan tersebut akan tersimpan selamanya.”
Sang instruktur tertawa dengan tawanya yang khas.
“Dia adalah seorang koki yang hebat. Aku bangga pada dia.”
“Tentu saja. Beliau adalah istri anda bagaimanapun juga. Daging panggang ini tampak indah.”
“Oh sayang~!”
Nyonya Lancer mencolek suaminya.
Dia tampaknya tersanjung oleh pujian manis dari Weed.
“Benar, dimana lagi kamu bisa mendapatkan kesempatan untuk merasakan makanan selezat ini? Ambil sesukamu, Weed-nim.”
Seperti kata pepatah, seorang istri adalah kebanggaan dari sang suami.
Sang instruktur membuktikan bahwa dia mudah dibodohi ketika membahas tentang istrinya. Ngomong-ngomong, makanannya lezat. Bukan hanya daging babi panggang tetapi juga hidangan sampingan yang dimasak oleh nyonya rumah menggunakan resep dari Provinsi Utara memanjakan lidah Weed.
“Yum, yum. Ini sangat lezat, nyonya. Andalah yang terbaik. Saya iri pada Tuan Lancer bahwa beliau bisa memakan makanan anda yang lezat setiap hari.”
“Benar, benar,” kata instruktur, menyeringai setuju.
Weed merenggangkan ikat pinggangnya dan mengistirahatkan dirinya sendiri. Sang instruktur tertawa sepenuh hati, dan Seoyoon menyelesaikan piringnya dengan sigap dalam diam seperti boneka Perancis yang terbuat dari es.
Weed menginap dirumah rumah instruktur, dan berangkat ke gerbang Benteng keesokan paginya.
* * * * *
Sir Midvale dan 30 pasukan infantrinya yang dikirim untuk menaklukan Lair of Litvart tengah berkumpul didekat gerbang.
“Salam. Apakah kamu Weed-nim?” Tanya seorang knight.
“Ya, pak.” Jawab Weed.
Penyelidikan kecil sebelum melakukan quest tak akan merugikan. Dari apa yang Weed kumpulkan dari jalanan, Sir Midvale adalah anggota Red Order, unit kunci dari Tentara Rosenheim, dimana dia telah melaksanakan misi yang cukup penting. Dia baru-baru ini dipromosikan, seperti kata rumor, menjadi seorang Royal Knight. Dia adalah seorang kebanggan dari kerajaan, dihormati sebagai lambang ksatria.
“Tujuan kita sangat jauh. Itu akan membutuhkan sekitar 3 jam berkuda.” Kata Sir Midvale.
“…..”
Semua prajurit infantri, kecuali Weed, menunggangi kuda coklat. Dia membawa ransel, dan tak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa dia membutuhkan seekor kuda.
Hal itu tidak akan ada bedanya jika dia diberitahu sebelumnya. Seekor kuda adalah komoditas berharga tinggi yang harganya setidaknya 100 gold.
“Docke meminta bantuan padaku. Jadi aku akan meminjamkan seekor kuda padamu untuk saat ini.” Kata Sir Midvale.
“Terimakasih, pak.” Kata Weed.
“Vance, bawa kudanya.”
Seorang prajurit membawa seekor kuda yang tampak menyedihkan. Kuda itu ditarik dengan paksa pada tali kekangnya, sambil melawan dengan dua kaki belakangnya. Menunjukkan dua gigi emas dan terengah-engah, kuda itu tampak seperti seorang bajingan.
””Jika aku menunggangi kuda itu, keberuntunganku akan hilang selama tujuh tahun kedepan.”” pikir Weed dengan masam.
“Sampai misi ini selesai, kuda ini untuk sementara waktu akan menjadi tanggung jawabmu.” kata Sir Midvale.
*Ding*
Nama: Arse
Level: 3
Gelar: Tidak Ada
Tipe: Netral
Spesies: Kuda
Fame: -300
HP: 30
MP: 0
Ditugaskan dalam pasukan pembersihan Liar of Litvart. Kuda ini cukup cerdik, seringkali mencoba mengakali pemiliknya. Dia membenci air dan menolak untuk berjalan dalam hujan. Perlu perawatan ekstra, atau dia bisa mati karena sakit.
”’Catatan:”’ hati-hati, dia sering kentut~!
“…..”
Statistik window untuk kuda itu sangat membuat frustasi. Weed pernah mendengar bahwa kuda berdarah murni sangat sulit dikendalikan, tetapi dia merasa keterlaluan bahwa kuda rapuh ini jauh lebih buruk.
“Ini tidak akan lama, tetapi mari bersama-sama.”
Weed mengangkat tangannya untuk mengelus kuda itu, tetapi kuda itu segera menggigit tangannya.
“Berani-beraninya kau!”
Ketika Weed melotot padanya, kuda itu berbalik dan merendahkan kaki belakangnya.
“Anak baik.” Kata Weed dengan pelan.
Saat dia naik ke punggung kuda itu, tersedak oleh bau yang sangat tidak menawan dari pantatnya— Kuda itu tiba-tiba menundukan kepalanya kedepan, kemudian menendang kebelakang dengan kedua kaki belakangnya.
“Aduh!”
Weed terlempar karena tindakan tersebut dan mendarat ditanah secara menyedihkan. Serangan tunggal itu mengurangi 70 poin dari HPnya. Jelas-jelas, kuda itu telah berusaha untuk membunuh dia dengan tindakan itu.
“Sialan kau, Arse!” Teriak Weed.
*Snort*
Sebuah ikatan telah terbentuk diantara Weed dan kuda itu. Mereka saling melotot satu sama lain seolah-olah mereka mau mencekik leher masing-masing.
“Aku tidak akan pernah membiarkanmu naik keatas punggungku, kau manusia bodoh.” Kuda itu tampak mengatakan demikian.
“Aku akan menghajarmu sampai mati suatu hari nanti.” Itulah yang dikatakan dari ekspresi Weed.
Sebuah pertempuran tak terlihat diantara pria dan hewan buas tengah terjadi.
Diambang terjadinya bencana, Sir Midvale berkata,
“Jika kamu sudah siap, mari kita berangkat sekarang.”
Sir Midvale dan pasukannya mulai bergerak ke timur. Weed menunggangi kuda itu dan berjalan pelan-pelan.
* * * * *
Seoyoon juga menginap di rumah sang instruktur. Dia tidak bisa menolak ajakan yang gigih dari istri instruktur untuk menginap. Keesokan paginya, dia beberapa kali berpapasan dengan Weed. Ketika dia membuka pintu ke ruang tamu, Weed kebetulan ada disana.
Tetapi mereka tidak melakukan kontak mata, berpura-pura tidak menyadari kehadiran masing-masing, dan pergi tanpa mengucapkan salam.
Ketika Weed meninggalkan rumah, Seoyoon mengikuti dia keluar karena dia terlalu malu untuk tetap dirumah sendirian.
Dengan mata tanpa emosi, dia menatap ke ruang kosong dimana Weed telah berdiri beberapa menit sebelumnya.
””Kemana aku harus pergi sekarang?”” Dia menanyai dirinya sendiri.
””Kemanapun aku mau…”” Dia menjawab.
Tak ada tempat semacam itu. Pada saat yang sama, dia bebas pergi kemanapun.
””Asalkan aku bisa menjauh dari kenangan menyakitkan ini.””
Seo Yoon mulai berjalan kearah Gerbang Selatan. Bukan berarti dia ingin pergi kesana.
Dia hanya ingin pergi ke gurun, suatu tempat yang belum sepenuhnya dijelajahi, suatu tempat yang penuh dengan monster.
Dia memulai perjalanannya dekat dengan pusat dari benua, bergerak ke bagian barat mencari monster-monster kuat untuk bertarung.
”Aku mau melihat para monster.”
”Aku bisa melupakan masalahku saat aku bertarung dengan mereka.”
”Aku tidak perlu memikirkan tentang apapun.”
”Bahkan kebenaran yang tak bisa dihindari bahwa aku tak pernah dicintai dalam hidupku.”
”Berhenti, Seoyoon. Tetaplah kuat!”
Meskipun Seoyoon berbicara sendiri, itu jauh dari kebenaran bahwa pikirannya berhenti berfungsi. Dan itu lebih dari bersedia berbicara pada dirinya sendiri.
Dibawah permukaan yang beku, air tengah mengalir dengan deras saat dia menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini pada dirinya sendiri, dan terus menjawabnya. Namun, dipermukaan, wajahnya kosong tak ada tandai-tanda ekspresi, itu seolah-olah wajahnya diukir dari es.
Sebuah percakapan diulang-ulang disini. Mengatakan ini, mendengar itu. Bergema dalam-dalam didalam pikirannya.
Seoyoon merasa bebannya berkurang ketika dia bertarung ditengah-tengah gerombolan monster. Oleh karena itu, dia mencari pertarungan berdarah didalam dungeon yang penuh dengan monster.
Selalu menginginkan monster yang lebih kuat dan mematikan, dia tidak takut kematian. Dia tidak pernah membiarkan darah mengalir dari pertempuran.
Orang sinting yang menunjukkan dirinya sendiri layak akan kehidupan yang berlumuran kegilaan dan pembantaian— itulah dia, selalu mencari kedamaian didalam medan perang.
***
Jan lupa vote sayang ?
Legendary Moonlight Sculptor – Volume 1 Chapter 5 : Gadis Yang Kehilangan Kata-Kata
17 Mei 2017 in Vitamins Blog
“Sialan… hari itu lagi.”
Dipagi hari, Lee Hyun sudah dalam suasana hati yang buruk.
Parlemen Korea Selatan dalam kebijaksanaan mereka yang tak terbatas, telah mengeluarkan aturan yang tak diinginkan bernama ‘Leave No One Behind’, yang dirancang untuk memberantas orang anti-sosial dan yang tak bisa menyesuaikan diri pada masyarakat Korea.
Seluruh kebodohan ini dibentuk berdasarkan teori bahwa mereka yang lahir dan dibesarkan dengan latar belakang yang buruk memiliki kemungkinan yang lebih tinggi melakukan tindak kriminal dan perceraian. Misalnya, keluarga-keluarga tanpa orang tua dan memiliki hutang yang besar untuk dibayar pada rentenir.
Menurut hukum, semua warga Korea yang berusia 20 atau lebih dengan kekurangan terlihat pada latar belakang mereka diharuskan mengunjungi psikiater secara rutin untuk pemeriksaan mental.
Singkatnya, Lee Hyun masuk kategori itu karena dia kehilangan orang tuanya saat masih kecil dan masa mudanya kerap dihantui oleh para rentenir.
Jadi Lee Hyun pergi ke ‘Pusat Rehabilitasi Masyarakat Hebat’.
“Aku merasa seperti aku kembali ke tahun 60’an. Masyarakat Hebat kepala lu peang, benar-benar payah.” Menggumamkan keluhan disepanjang jalan, Lee Hyun berjalan kedalam pusat rehabilitasi. Bangunan itu memiliki dekorasi interior yang romantis. Ruangan resepsi penuh dengan orang-orang berusia 20 tahunan yang juga datang untuk melakukan pemeriksaan mereka dibawah Aturan Sosial yang tidak kompeten, jadi dia harus menyia-nyiakan beberapa jam untuk menunggu giliran mendaftar.
“Hai, aku Lee Hyun. Aku disini untuk melakukan pemeriksaan mental untuk program Leave No One Behind.”
“Aku mengerti. Harap isi formulir ini.” Seorang perawat mengenakan pakaian putih menyerahkan secarik kertas pada Lee Hyun.
“Apa ini?”
“Kami akan membuat analisa lengkap atas kondisi mentalmu berdasarkan jawabanmu pada pertanyaan ini. Jika kamu jatuh pada kategori masyarakat yang tak bisa mencocokkan diri, kamu akan diperintahkan untuk masuk ke pusat rehabilitasi dan menerima pengobatan berkala. Dalam hal ini, pemerintah akan mengirim cek bulanan pada keluargamu untuk kompensasi.”
Sungguh peraturan yang tak manusiawi. Pemerintah tak pernah melakukan apa-apa untuk mendukung mereka yang dirugikan ketika mereka mengalami penderitaan pada masa anak-anak, disiksa oleh orang tua mereka atau disisihkan disekolah.
Tidaaaaaaaaak…… Sekarang mereka harus menerima rintangan jika mereka ingin mendaftar ke universitas ketika mereka lulus SMA. Yang lebih buruk lagi, mereka dianggap tak memiliki kualifikasi untuk menjadi pegawai negeri. Perang melawan Teror menjadi alasan yang sering dikemukakan oleh pemerintah.
“Baik, Nyonya.”
Lee Hyun mengambil formulir itu dan mengisinya dengan cepat. Tak sekalipun penanya meninggalkan permukaan kertas tersebut. Lee Hyun telah memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu selama bertahun-tahun, jadi jawabannya mengalir dari hatinya.
“Aku selesai. Bisakah aku pergi sekarang?”
“Tentu. Ambil uang ini untuk mengganti biaya perjalananmu.”
Setidaknya, pemerintah menunjukkan sedikit belas kasih. Lee Hyun mengambil koin-koin itu dan meninggalkan rumah sakit jiwa. Sementara itu, formulir yang diajukan oleh dia mulai membuat keributan diantara psikiater ditempat itu.
* * * * *
Cha Eunhee, Ph.D. Psikiater tengah tertawa terbahak-bahak seolah-olah lehernya telah patah. Dokter yang karena sikapnya dia menerima julukan Ratu Es, tengah tertawa terbahak-bahak didepan publik, yang tentunya menjadi pemandangan langka bagi para perawat.
“Apakah dia akhirnya berhasil berkomunikasi dengan anjing peliharaannya?”
“Sepertinya begitu. Tak ada yang mustahil bagi Dokter.”
Dr. Cha berimigrasi ke Amerika dengan orang tuanya, yang keduanya adalah diplomat, ketika dia masih muda. Dia lulus dari Harvard University di usia 20, dan mendapatkan gelar dokter sebelum dia mencapai usia 23.
Menggabungkan kecantikan dan kesopanan, namun penuh dengan harga diri yang tinggi, dia tidak pernah menunjukkan sikap kemanusiaan tingkat ini sebelumnya, yang mana menjadi topik perbincangan semua orang. Pada akhirnya, kepala perawat memutuskan untuk bertanya.
“Dr. Cha, apa ada yang lucu?”
“Lihat ini.”
Tertawa terbahak-bahak hingga menangis, Dr. Cha memberikan apa yang dia pegang pada kepala perawat. Itu adalah sebuah formulir satu halaman yang telah diisi oleh seseorang untuk program Leave No One Behind. 7 pertanyaan singkat dan jawaban yang sama singkatnya.
Daftar Pertanyaan:
1. Siapa nama anda?
Lee Hyun.
2. Apa profesi anda?
Seorang penjahat kelas kakap yang mengancam kedamaian dunia.
3. Apa yang anda lakukan?
Mengisi formulir ini.
4. Tiga hal apa saja yang paling anda kenang atau berharga yang telah anda lakukan dalam hidup anda?
Mencapai level maksimal di ”Continent of Magic”. Bermain game online selama 200 jam tanpa makan atau tidur. Menjual akunku.
5. Apa yang anda pikirkan tentang para politikus yang berkuasa?
Kenapa tidak kita ekspor saja mereka ke Jepang atau China?
6. Kapan anda menyadari posisi sosial anda?
Setelah aku menonton film ”҅Planet of the Apes҆”.
7. Bagaimana anda mendeskripsikan diri anda sendiri dalam satu kalimat?
I am Da Dragon.
Perawat itu tampak terkejut ketika dia selesai membaca dokumen itu.
“Jangan bilang— ini adalah sebuah kutipan dari novel bergambar?”
“Bukan. Itu salah satu dari formulir yang diisi pagi ini. Tidakkah kamu melihat stempel konfirmasi di kanan bawah?”
“Orang gila.”
“Kamu salah lagi. Jika dia gila, dia tidak akan mengamati masyarakat secara sinis dan tepat seperti yang dia tulis di jawabannya ini.”
Terhadap akal sehat, Dr. Cha menyimpulkan dia normal secara mental. Dari sudut pandang psikiater, dia bisa mendengar jeritan kekecewaan yang muncul dari jawaban-jawaban itu.
Untuk bisa mencemooh masyarakat seperti itu, pria muda yang bernama Lee Hyun ini pasti telah mengalami kehidupan yang tak berwarna dalam dunia yang kejam ini.
“Phew.”
Kepala perawat hanya bisa mendesah.
Dia tidak punya alasan untuk menentang kesimpulan dokter. Meski demikian, dia berpikir bahwa entah itu Dr. Cha, yang telah mendapatkan gelas Ph.D Psikiater di Amerika Serikat dan diidolakan serta diakui secara global oleh dunia, yang berada diatas rata-rata, atau pria Lee Hyun ini yang berada dibawah normal.
””Mereka berdua sama-sama tidak normal. Atau mereka yang normal, dan aku satu-satunya yang gila di ruangan ini. Mungkin juga bahwa, seluruh dunia telah menjadi gila””, kepala perawat itu berpikir saat dia menjadi semakin bingung.
Dr. Cha mengambil formulir itu dan berdiri.
“Masyarakat membutuhkan berbagai macam orang yang berbeda. Biarkan saja. Kamu tidak perlu memikirkannya dalam-dalam. Ngomong-ngomong, aku akan menunjukan ini pada Seoyoon.”
“Pasien Jeong Seoyoon?”
“Ya.”
“Apa anda pikir dia akan membacanya?”
“Pasti. Mereka yang menutup pikiran mereka kebanyakan menginginkan perhatian dari luar. Aku hanya berharap dia akan tertawa kali ini.” Dr. Cha membawa formulir yang diisi oleh Lee Hyun dan menuju ke arah bangsal. Tujuannya adalah ruangan spesial berlokasi di lantai 12.
Dengan peralatan medis baru dan dokter terbaik, dilengkapi dengan kolam renang pribadi dan sebuah gym indoor, ruangan itu memakan biaya hampir 20 juta won per hari.
“Hai, Seoyoon, aku disini untuk menemuimu.”
Tersenyum pada pasiennya, Cha Eunhee memasuki bangsal tersebut. Sorang gadis berwajah pucat mengangkat kepalanya dari buku yang dia baca. Yang mana, bahkan diantara para supermodel yang tampak menonjol, akan kalah cantik dengan dia— tetapi wajahnya kosong tanpa emosi. Seperti sebuah boneka Perancis, dia tampak tak bernyawa.
””Tuhan akhirnya memberikan kecantikannya, lebih dari yang bisa dia miliki.”” Dr. Cha berpikir dengan sedih.
Untuk seorang gadis yang begitu cantik, dia sangat disayangi oleh ayahnya. Tabu batas antara ayah dan putri tak pernah dilanggar, tetapi ibunya paranoid, curiga pada suaminya dan sangat cemburu pada kecantikan putrinya sendiri, menghasilkan pelecehan yang tak ada hentinya di tahun-tahun awal, dan kemudian terjadi tragedi naas pada hari itu. Sejak saat itu, gadis itu telah kehilangan kekuatan untuk berbicara.
Saat itu dia masih muda, Seoyoon adalah seorang bidadari yang terjebak dalam tubuh manusia. Dr. Cha, yang dulunya teman dekatnya, selalu merasa menyesal bahwa dia kekurangan pembagiannya yang adil akan cinta dan kepolosan.
“Lihat ini. Aku tidak diijinkan untuk mengambil dokumen apapun dari kantorku, tetapi aku ingin menunjukkannya padamu.” Dr. Cha memberikan pada gadis itu formulir yang diajukan oleh Lee Hyun.
Mata Seoyoon yang tak bernyawa dan kosong menyusuri kertas itu, dan Dr. Cha berharap bahwa dia akan meledak dalam tawa.
Dr. Cha berharap, melawan segala rintangan, bahwa Seoyoon akan membuka mulut bahkan jika hanya sedikit.
””Kamu tau, jika kamu tertawa kali ini atau mungkin tersenyum, itu akan menjadi yang pertama dalam 5 tahun?”” Dr. Cha berpikir dengan sedih.
Tetapi wajah diam itu menghancurkan harapan sang dokter. Gadis itu melihat formulir itu dan mengembalikannya pada dia begitu saja. Sang dokter sekali lagi merasa patah hati saat dia mengingat seberapa terangnya senyum Seoyoon dulu.
“Baiklah… Apa kamu perlu sesuatu yang lain?” Tanya Dr. Cha.
Seoyoon dengan lembut menggeleng.
“Kalau begitu, jangan sungkan-sungkan untuk memanggil aku kapanpun kamu butuh sesuatu.”
Dr. Cha keluar dari ruangan dalam diam.
“Apakah dia tertawa?” Si perawat bertanya, dia tidak diijinkan untuk memasuki ruangan itu.
Dr. Cha tersenyum masam.
“Gagal lagi.” Kata si perawat, menjawab pertanyaannya sendiri ketika dia melihat Dr. Cha tersenyum masam.
“Tidak. Aku tidak bisa menemukan cara untuk membuka hati atau pikirannya,” kata Dr. Cha.
“Aku harus merehabilitasi dia untuk menjaga kepercayaan presiden padaku— tidak, atas nama Seoyoon…”
Tak terhitung psikolog, psikiater dan bahkan dukun telah disewa untuk mengatasi kondisi Seoyoon, gagal semuanya. Tak satupun dari mereka bisa mencairkan hatinya yang membeku. Sekarang, hampir semua orang menyerah untuk membantu gadis itu.
Si perawat juga menangis. Dia sedih bahwa gadis secantik itu tak mau berbicara maupun tertawa, terjebak sendirian dalam tempurungnya sendiri.
“Apakah tidak ada bentuk lain dari terapi atau pengobatan untuk menolong dia?” Tanya si perawat.
“Obat kejiwaan tidak akan bekerja selama di pasien menolak membuka pikirannya dan menerima kenyataan.” Kata Dr. Cha.
“Lalu, dia akan hidup seperti itu selama sisa hidupnya…”
“Kita harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan dia kembali. Dia hanya butuh sebuah isyarat, sesuatu yang akan membawa dia menghadapi kenyataan.”
“Tetapi ini sudah 5 tahun. Kesadarannya mungkin telah terjebak sekarang— atau lebih buruk lagi, telah lama hilang.”
“Itu adalah tugas kita untuk tidak membiarkan hal itu terjadi. Bagaimanapun juga, aku akan membawa dia kembali.” Keputusan Dr. Cha sangat tegas.
Dia telah mengambil jurusan psikiater dan secara suka rela datang ke rumah sakit ini demi menyelamatkan Seoyoon.
“Aku sudah memulai pengobatan baru setahun yang lalu.”
“Aku tidak pernah mendengar hal itu.”
“Tentu saja tidak. Itu karena aku merahasiakannya. Itu adalah Royal Road. Dia menghabiskan siang dan malamnya didalam game, kecuali saat pengobatan dan konseling.”
“Lalu—”
“Tepat. Biarkan dia memulai didalam dunia fiksi. Mengeluarkan dia dari cangkangnya, dan dia akan bergerak selangkah demi selangkah dimana dia bisa berinteraksi dengan orang lain. Aku harap dia akan mendapatkan kembali kehilangan kepercayaannya pada orang lain, dan merasakan emosi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, setidaknya didalam virtual reality.”
* * * * *
Kembali kerumah, Lee Hyun mengunjungi situs jual beli item sebelum dia login ke Royal Road.
Meskipun Lee Hyun hanya menjual satu item disana sejauh ini, status akunnya adalah 3 berlian. Ini karena akun di Continent of Magic yang dia jual, yang laku lebih dari 3 miliar won.
Itu saja mengangkat dia menjadi pangkat VIP.
[Buy] Iron Sword +20 STR harga 400.000 won.
[Buy] Ring 4 warrior.
[Buy] Blue Boots untuk Kelas Ranger. 300.000 won – nego.
[Buy] Earring untuk Mage. Royal Road Kelly book plus ekstra.
Daftar item yang diinginkan ada ribuan halaman, dan kata kunci pencarian menyediakan jutaan hasil pencarian, tetapi hanya sedikit dari mereka yang mencapai kesepakatan.
Banyak player yang ingin mendapatkan item-item bagus, permintaan tingginya gila-gilaan. Pada dasarnya, pemasok tidak bisa memenuhi permintaan tersebut.
Sistem ini disukai penjual, dan ketika salah satu dari mereka memposting item miliknya, pelelangan selesai dalam hitungan menit.
[Sell] Mage of Red Spirit. Ketahanan: 105/105, Damage: 96-105, +15 STR [100.000 won]
[Sell] Shine’s Blessing Ring : Langka / Memulihkan 3 MP per detik selama 5 menit [300.000 won]
[Sell] Messiah Earring : Magic Defense Up. Sihir api +8% exp [4.000.000 won]
[Sell] Blacksmith’s Hammer of Thomas : +15% tingkat kesuksesan dalam penempaan senjata. Memungkinkan kamu untuk menghasilkan senjata yang bisa di upgrade. [5.000.000 won]
Item-item diatas 10% dari lelang, membual harga yang keterlaluan.
Mereka diikuti oleh item-item yang lebih rendah dibawahnya, yang mana masih seharga setidaknya 100.000 won.
Pasar ini menandakan bahwa item-item sangat terbatas.
Jika Weed tidak cukup beruntung untuk mendapatkan pedang besi itu diawal, dia akan mengulangi quest-quest biasa disana-sini untuk mengumpulkan beberapa tembaga, dan bergegas ke bengkel blacksmith untuk membeli pedang mentah sebelum dia menuju ke lapangan.
Jika tidak, dia harus memukul monster, mengandalkan statistik yang dia kumpulkan dengan memukuli orang-orangan sawah.
Dalam hal ini, kekuatan serangannya akan menjadi setengah tanpa efek dari Sword Mastery. Dibandingkan dengan senjata dan perlengkapan yang memiliki atribut tinggi, item-item kerajinan untuk blacksmith dan menjahit tidaklah mahal. Item yang berhubungan dengan profesi Sculptor tidak tersedia.
Royal Road telah dibuka 15 bulan yang lalu, dan para player masih tenggelam dalam meningkatkan level dan berpetualang. Sejauh ini, Lee Hyun belum pernah melihat adanya pengrajin yang lain.
70% dari benua masih belum terjamah, itu sebabnya banyak dungeon yang masih belum dijelajahi, dan banyak quest yang belum terpecahkan. Dengan peluang yang tak terbatas dihadirkan didepan mata mereka, hanya sedikit player yang bermimpi menjadi pengrajin.
Kerajaan Rosenheim adalah tempat yang relatif baru di dunia yang ditemukan sekitar 6 bulan yang lalu (menurut waktu dunia nyata). Dengan demikian, party penjelajah yang pertama kali menemukan kerajaan mendapatkan keuntungan yang luar biasa.
Rosenheim jauh dari pusat benua, tetapi wilayah yang belum dipetakan dan dungeon yang belum ditemukan tersebar dimana-mana, dan monster-monster yang kuat berlimpah ruah. Ini adalah alasan utama kenapa Lee Hyun memilih Rosenheim untuk memulai petualangan besarnya.
“Apa aku memulai terlalu lambat? Tidak, aku masih punya kesempatan untuk mengejar ketinggalan.” Dia memberitahu dirinya sendiri.
Lee Hyun menggelengkan kepalanya. Sementara para pesaing tengah meningkatkan level dan melakukan petualangan, Lee Hyun telah bekerja dan mengumpulkan informasi selama setahun penuh untuk persiapan. Dia tidak mau menjual akunnya lagi.
Prosedur dari penjualan akun sebuah game online adalah lebih sulit pada game virtual reality dimana scan pupil digunakan untuk memverifikasi indentitas player. Ditambah, Lee Hyun harus bertahan dalam bisnis ini daripada menghasilkan uang dengan cepat.
Royal Road harus mendukung keuangan keluarganya setidaknya dalam 5 tahun kedepan.
“…”
“Tolong gue, Sanghoon. Jangan pernah nelpon gue lagi.”
*Brak*
Lee Hyun menjatuhkan telepon dan mendesah dalam-dalam. Itu adalah sebuah panggilan telepon yang paling tidak dia inginkan.
Jika saja dia punya sebuah alat penghapus ingatan seperti di film ”MIB(Man In Black)”, maka, tanpa basa basi, dia akan menghapus seluruh ingatan tahun ketiga di SMA— ingatan dan masa-masa paling buruk dalam hidupnya.
Saat itu, Lee Hyun dipukuli dan diancam oleh para rentenir. Dia harus bersembunyi untuk pergi kesekolah. Dia pergi kesekolah saat subuh dan pulang saat tengah malam, seolah-olah dia bermain petak umpet.
Selama beberapa hari, Lee Hyun telah menghindari para rentenir, tetapi mereka jauh lebih pintar daripada yang dia pikirkan. Mereka menyewa preman jalanan untuk mengancam para guru disekolah.
Lee Hyun telah diberitahu oleh guru wali kelasnya untuk membayar hutangnya, tepat didepan teman-teman sekelasnya.
Guru itu berlutut didepan si murid yang kebingungan, memohon sambil menangis bahwa dia tidak mau terlibat dalam kegilaan para rentenir.
“Itu adalah batas yang bisa aku terima. Aku keluar dari sekolah di hari berikutnya.” Dia bergumam pada dirinya sendiri.
Lee Hyun sedikit penasaran seperti apa teman-teman sekolahnya dulu di universitas. Namun menunjukkan wajahnya dalam reuni itu hanya akan membangkitkan kenangan memalukan itu.
””Kebenaran yang tak bisa dihindari adalah, satu-satunya hal yang tersisa untuk aku lakukan adalan bermain game virtual reality.”” Lee Hyun menyelesaikan makan siang dan masuk kedalam game lagi.
* * * * *
Weed tidak pernah absen dari rutinitas hariannya dengan duduk di depan kediaman Rodriguez dari fajar hingga senja. Siapa lagi yang bisa menjalani hari-hari membosankan seperti ini?
“Gimana kalo pergi berburu ke West Valley? Para Harpy emang punya level yang tinggi, tapi kalo kita main keroyokan, mereka sangat mudah dibantai.”
“Gue denger lu gabung sama quest mengawal rombongan menuju Desa Elline?”
“Harganya darah troll melonjak belakangan ini hampir 3X lipat daripada harga biasanya. Gue takut perang besar bakal datang.”
Banyak percakapan masuk ketelinga Weed.
Kuda meringkik, kereta kuda yang lalu-lalang.
Duduk ditepi jalan utama, Weed bisa mendengar banyak informasi. Dia mempelajari apa yang tengah terjadi di dunia. Tanpa kesenangan semacam ini, dia pasti telah menyerah.
Ketika Weed memukuli orang-orangan sawah, dia setidaknya menikmati perasaan menjadi lebih kuat. Ini adalah penyiksaan diri yang dia lakukan dengan duduk dibawah panasnya sinar matahari.
””Bukankah Budhha menghadap dinding selama beberapa hari, bermeditasi?”” Dia menanyai dirinya sendiri.
Dia mengalami pengalaman serupa, bertekad untuk menemui Rodriguez.
Selama dua hari terakhir, Weed telah bertemu Pale dan Irene untuk pergi berburu bersama. Mereka tidak sekuat dia, jadi mereka mendapatkan EXP lebih lambat.
Tetap saja, mereka bisa berburu monster sesuka mereka, siang dan malam. Berkat jadwal mereka yang fleksibel, mereka menyusul level Weed.
30% bonus EXP pada malam hari secara teknis sia-sia saja karena fakta bahwa para monster 50% lebih kuat dibandingkan siang hari. Kebanyakan, berburu siang hari lebih efesien bagi para player berlevel rendah.
Ditambah, Weed dihukum karena belum memutuskan profesinya, jadi dia tidak bisa mempelajari skill apapun. Dia akan ketinggalan pada skill level jika dia berubah profesi pada level yang lebih tinggi daripada rata-rata player. Dan juga, hal ini menguji kesabarannya bahwa dia menyia-nyiakan waktunya yang berharga dengan menunggu di tengah jalanan.
””Apa yang bisa aku lakukan sekarang? Sculpture Mastery… memahat…”” Weed melihat sekeliling. Dia menemukan sepotong kayu yang tampaknya telah terlempar dari sebuah kereta.
Mengambil kayu itu, Weed mengaktifkan skill sculpture “Ukir ini.”
*Slide*
Saat tangan Weed bergerak, kayu tersebut dipotong disana sini.
“Apa-apaan—!”
Ketika skill tersebut selesai mengukir, Weed mendesah. Yang tadinya adalah sepotong kayu berbentuk kotak sekarang berubah menjadi potongan lingkaran kecil.
“Lebih baik aku lakukan sendiri.”
Weed mengambil potongan kayu yang lain dan mulai mengukirnya menggunakan pisau ukir. Dengan pengalamannya dimasa lalu menjahit di pabrik tekstil memfokuskan tangannya, dan kerajinan terasa seperti bagian dari dirinya.
Pisau pahat itu begitu tajam bahwa dengan sedikit sentuhan, pisau itu mengukir kayu tersebut. Setelah beberapa kali usaha percobaan dan gagal, dia akhirnya mengukir potongan kayu itu menjadi sebuah pedang pendek.
*Ding*
kecakapan Sculpture Mastery telah meningkat.
kecakapan Handicraft meningkat.
Dua pesan instan muncul berurutan.
Weed mempelajari sesuatu— bahwa dia tidak perlu mengandalkan skill sculpture untuk mengukir sebuah benda, dan ketika dia menggunakan skill tersebut, dia harus mengenali dengan jelas bentuk apa yang sedang dia kerjakan.
”҅Aku lebih baik berlatih memahat lebih sering.҆”
Kebosanan, Weed mengumpulkan beberapa potong kayu dan mulai mengukir mereka.
”҅Lumayan menyenangkan.҆”
Tiba-tiba Weed teringat ketika dia masih SD, guru seninya telah memuji dia karena mahir membuat sesuatu. Apa yang Weed ukir biasanya tak berguna, tetapi beberapa dari mereka tampak bisa diterima bahkan oleh matanya sendiri.
Dia menghabiskan 5 jam untuk mengukir potongan-potongan kayu. Hal itu tampak aneh bahwa seorang pria duduk sambil memotongi kayu dengan sebuah pisau pahat, tetapi dia merasa itu lebih baik daripada menghabiskan waktu dengan sia-sia.
*Ding*
Level Up: Sculpture Mastery (Beginner Level: 2 | 0%)
Memungkinkan untuk membuat karya yang lebih rumit.
Mengurangi tingkat kegagalan saat kamu menggunakan skill.
Skill Handicraft dan Sculpture Mastery milik Weed meningkat dengan cepat karena levelnya masih rendah dan hanya membutuhkan sedikit EXP untuk naik level.
“Wow.” Weed terkagum.
Saat level Sculpture Mastery’nya meningkat, beberapa window muncul ketika dia tengah mengukir potongan kayu.
Tips visual muncul, seperti dimana harus memotong melingkar atau pola apa yang tersedia. Weed bisa memilih salah satu dari tips tersebut, yang secara otomatis diproses. Bahkan jika dia membuat sebuah kesalahan, Sculpture Mastery dilengkapi untuk memperbaiki produk akhir.
Sekarang dia membuat patung berkualitas. Weed mengukir seekor rubah yang dia buru malam itu, dan patung seekor serigala jauh lebih mudah daripada yang dia pikir. Dia meletakkan patung hewan yang telah selesai disamping dia.
Level skill Weed saat ini adalah 2, tetapi pisau pahat Zahab menggandakannya menjadi 4.
Pisau itu adalah sebuah item unik yang setiap Sculptor akan rela mati demi mendapatkannya. Masalahnya adalah tak seorangpun peduli.
Profesi Sculptor sudah hampir punah. Bahkan jika ada beberapa Sculptor yang tersisa, level mereka tak terlalu tinggi, jadi rasanya sia-sia untuk mengharapkan harga yang bagus untuk Zahab’s Sculpting Knife.
Ketika dia menyelesaikan salah satu karya ukirannya—
*Ding*
Statistik Baru: Art
“Art?”
*Ding*
Statistik Art:
Sebuah talenta untuk memahami dan melatih dalam menciptakan. Seni yang menjadikan makanan dan produk elegan dalam arti estetika dan nyata.
Naik ketika kamu melihat, mendengar, mencium, merasakan atau menyentuh hal-hal yang indah, atau menciptakan karya seni.
“…..”
Weed jatuh terdiam. Menghitung potensial yang tak terbatas yang dijanjikan oleh statistik Art, dia membuat sebuah keputusan cepat.
“Hapus statistik Art!”
*Ding*
Statistik ini tidak bisa dihapus!
“Sialan!”
Seorang player tidak bisa membuat statistik. Maksimal jumlah slot statistik adalah 15.
Weed mendapati hal itu tak bisa ditoleransi bahwa salah satu slot terbuang sia-sia pada Art. Tetap saja, dia berencana untuk mengisinya hanya dengan statistik yang benar-benar diperlukan.
Mau bagaimana lagi! Pikir dia dengan masam.
Weed sama sekali tidak peduli tentang statistik Art. Dia bersumpah bahwa dia tidak akan memasukkan bonus poin pada statistik itu.
Dia merasa lega saat tau bahwa statistik itu akan meningkat secara otomatis, tetapi dia ragu tentang bagaimana itu akan bekerja.
Weed terus mengukir kayu. Dia lebih tertarik pada efek sampingnya daripada Sculpture Mastery itu sendiri.
“Sculpture Mastery itu tidak berguna. Tapi skill Handicraf sangat berguna dibanyak area. Itu akan meningkatkan kekuatan serangan pedang, dan panahan bergantung pada tangan. Aku bisa membuat kerajinan yang sensitif juga.”
Skill Handicraft adalah suatu keharusan untuk mempengaruhi semuanya.
Kau memperoleh peringkat keahlian dalam skill Handicraft.
*Ding*
Level Up: Handicraft (Beginner Level: 3 | 0%)
Memungkinkan kamu untuk belajar skill memasak dan skill menjahit.
Meningkatkan kekuatan serangan dengan senjata melee dan senjata jarak jauh. (+3% ATK)
Meningkatkan kekuatan serangan dengan tinju. (+5% ATK)
Level skill Handicraft milik Weed mencapai level 3 karena seni pemahatan membantu dia mendapatkan EXP lebih cepat.
Benar-benar terbayar.
Weed puas dengan peningkatan yang cepat pada level skill Handicraftnya. Hal itu karena sebagian karya seni yang dia buat, dalam kenyataannya, di level 4 berkat Zahab’s Sculpting Knife, tetapi Sculpture Mastery adalah faktor utamanya.
Skill memasak dan menjahit, contohnya, efek skill Handicraft sangat besar, namun itu tidak bisa menyaingi Sculpture Mastery dalam hal keindahan dan kecakapan.
Sederhananya, Sculpture Mastery sangat penting untuk meningkatkan skill Handicraft. Tak perlu dikatakan lagi, tak seorangpun mau repot-repot mempelajari Sculpture Mastery dalam rangka meningkatkan skill Handicraft.
“Sial, aku tidak akan pernah belajar menjahit. Aku benci itu!”
Weed menganggap positif pada menguasai skill dasar memasak, sehingga dia bisa menikmati makanan lezat dengan resep online.
Belum lagi bahwa membeli bahan-bahan secara langsung dari toko dan memasaknya dengan tangannya jauh lebih murah daripada memesan makanan di sebuah restoran bagus.
Juga, Weed bisa menjaga staminanya lebih baik dengan menggunakan makanan buatan tangan ketika dia pergi berburu selama satu minggu atau lebih tanpa kembali ke kota. Makanan instan tidak bisa memulihkan stamina sampai penuh.
Selain itu, Weed sangat dihantui oleh ingatan menjahit di pabrik tekstil sehingga dia memutuskan untuk menahan diri dari mempelajari skill menjahit.
“Aku membenci menjahit lebih dari apapun juga. Aku tidak akan pernah menyentuh benda terkutuk itu lagi.” Dia memberitahu dirinya sendiri.
Tenggelam dalam mengerjakan patung, Weed tidak menyadari bahwa dia dibayangi sosok-sosok hitam disekitarnya sampai telinganya menangkap percakapan yang aneh.
“Wow, cantik sekali~!”
“Itu tampak seperti mereka asli.”
“Aku belum pernah melihat karya seni secantik itu sebelumnya.”
Weed mendongak kearah bayangan itu. Ada sekelompok orang memandangi patung-patungnya dengan kekaguman.
Seorang gadis kecil yang manis mengarahkan jari telunjuknya pada patung yang seperti kelinci.
“Hai, ajhussi[1], apa itu dijual?”
Weed secara lembut akan membenarkan si gadis kecil itu bahwa dirinya hanya seorang remaja, sama halnya dengan wanita single di usia 30an akan bereaksi terhadap panggilan ‘nona tua’.
Tetapi…
“Ya. Apa yang bisa aku lakukan untukmu, gadis kecil?” Kata Weed, tersenyum ramah, karena dia mencium bau uang.
“Aku mau yang itu. Berapa harganya?”
Menyerahkan patung kelinci, Weed berpikir.
“Ini….” Weed agak bingung untuk menentukan harganya.
Jual patung-patung ini dengan harga murah untuk sedikit keuntungan sekarang, atau mereka akan tergeletak disana selamanya, dan berakhir di tempat sampah. Dia menunjukkan dua jari.
“Harganya segini.” Kata Weed.
“Dua silver? Itu lebih murah dari yang aku pikirkan!” Gadis itu membayar 2 koin silver dan mengambil patungnya.
“Kelinci ini benar-benar lucu. Aku akan menyimpannya sebagai oleh-oleh.”
Bengong, Weed menatap punggung gadis kecil itu saat dia pergi dengan senang. Dua jari artinya dua koin copper. Hanya dua copper. Tetapi gadis itu membayar 200 kali lipat dari yang dia maksudkan.
“Hei, aku mau beli satu juga!”
“Sama. Aku mau beli dua rubah yang itu.”
Patung-patung kecil milik Weed terjual laris.
Patung yang kecil dihargai 2 silver, yang besar 3 silver. Patung rubah dan kelinci yang dia buru di sekitar Benteng jauh lebih populer daripada yang berbentuk pedang atau perisai.
Hewan-hewan tampak lucu, dan para pelanggan menyukainya sambil mengingat masa-masa newbie mereka.
Seorang player level 100 bisa dengan mudah mendapatkan beberapa gold sehari. Bagi mereka, 2 silver adalah harga yang sangat murah.
Persediaan patung dengan cepat habis.
“Bisakah kamu membuatkan sebuah patung berbentuk rubah? Seekor rubah berekor sembilan. Bisakah kamu melakukannya?”
Weed berpikir sebentar dan mengangguk.
Permintaan itu tidaklah sesulit yang terdengar. Bentuk standart dari seekor rubah ditambah sembilan ekor. Kenapa tidak?
“Ya, tuan. Tapi kau harus membayar lebih untuk sebuah versi yang disesuaikan.”
“Berapa?”
“5 silver cukup.”
Ketika kata ‘5’ keluar dari mulutnya, Weed menyesal bahwa dia mungkin telah meminta terlalu tinggi, tetapi si pembeli dengan cepat merespon.
“Bagus. Aku mau itu. Kalau begitu, kau harus membuatnya tampak sangat indah. Oke?”
Di Benteng tersebut, ada sebuah toko patung, tetapi itu terkhususkan pada patung berukuran besar, kadang-kadang dihiasi dengan emas dan permata, hal itu tak mampu dibeli oleh kebanyakan player. Karena tak ada orang lain lagi yang tertarik pada Sculpture Mastery, patung-patung yang diukir Weed memiliki nilai tersendiri.
“Wowo, keren sekali~!”
Mereka yang membeli patung-patung itu merasa sangat senang, membanggakan apa yang baru saja mereka beli.
“Boleh aku tau namamu? Jadi ketika aku mau membeli patung yang lain, aku akan mencarimu.”
“Weed — Sculptor Weed. Jika kau menginginkan sebuah patung yang sesuai dengan keinginanmu, jangan sungkan-sungkan menghubungi aku.”
“Terimakasih. Sampai jumpa lagi.”
Sebelum matahari terbenam, rumor-rumor tentang sang Sculptor menyebar sampai kesisi lain dari Benteng dan orang-orang datang kesini untuk mengunjungi Weed.
“Oh, itu dia!”
“Aku mau kau membuatkan beberapa patung untuk kami.”
Weed mendapatkan 4 silver dari berburu semalaman di malam sebelumnya, tetapi satu atau dua patung menghasilkan lebih banyak uang sekarang. Hanya membutuhkan 10 menit untuk mengukir sebuah patung. Karena bahannya hampir tak membutuhkan biaya apapun, itu adalah sebuah perdagangan yang sangat menguntungkan.
Hari berikutnya, Weed mampir ke toko tukang kayu dan membeli kayu dalam jumlah yang banyak. Dia mulai memproduksi patung secara masal.
Seiring meningkatnya skill Handicraft dan Sculpture Mastery, karya seni yang dia hasilkan menjadi lebih indah dan halus.
Tak perlu dikatakan, diberkahi oleh penguasaan skillnya yang lebih tinggi, mereka dijual dengan harga yang lebih tinggi dan pada kecepatan yang lebih cepat.
Mahakarya yang sukses, satu atau dua di setiap seribu, bahkan siap untuk di lelang.
Pendapatnya tentang Sculpture Mastery sedikit berubah— sebuah pekerjaan sampingan untuk mengamankan sejumlah uang saku yang memuaskan.
***
Sumber : Sekki & Kyou Translation
The Legendary Moonlight Scluptor : Volume 1 Chapter 4 – Weed Yang Mengerikan
15 Mei 2017 in Vitamins Blog
Peradaban Benua Versailles dimulai sekitar 1 juta 8 ribu tahun yang lalu. Saat itu, Manusia, Elf, Dwarf, dan Orc hidup bersama-sama.
Wanita Dwarf dengan tangannya yang cekatan bertindak sebagai ibu asuh untuk bayi Orc. Orc yang masih bayi dibaptis oleh wanita Elf, dan wanita Manusia memandikan mereka dengan air bersih. Keempat ras hidup bersama-sama,masing-masing saling mengisi apa yang tidak dimiliki pihak lain.
Elf pemanah mengumpulkan buah-buahan dari pohon, para Dwarf pengrajin membuat alat, Manusia pengintai berburu bersama dengan prajurit Orc. Karena monster mematikan di dunia ini, yang lemah tak punya pilihan selain mengandalkan satu sama lain untuk bertahan hidup.
Orc, yang telah dewasa dalam waktu dua sampai tiga tahun, adalah prajurit yang kuat secara alami. Lahir dengan kekuatan yang tidak wajar dan naluri pertarungan, mereka menyokong para elf dan manusia.
Orc bertindak sebagai pemimpin dari keempat ras tersebut baik dalam nama maupun realitas karena tak ada ras yang bisa menyamai kesuburan dan kemampuan tempur dari para Orc.
Namun, ketika manusia mengembangkan teknik pertanian, membudidayakan tumbuhan dan hewan, mereka mengambil alih rantai suplai makanan, dan lambat laun melawan kekuasaan Orc.
Para Elf, yang mempelajari sihir elemen dan roh dengan bantuan alam, menjadi arogan dan mulai menjauhkan diri mereka dari para Orc, yang mereka anggap bodoh.
Para Dwarf mengembangkan teknologi logam hari demi hari, yang memberi mereka senjata generasi baru untuk melawan para Orc.
Aliansi dari keempat ras tersebut bubar setelah serangkaian perselisihan dan rasa iri satu sama lain.
Pada akhirnya manusia membangun desa dan kemudian kota-kota di tanah yang subur, yang kemudian bersatu membentuk kerajaan.
Para Elf hidup di Forest of No Return dimana elemen dan roh bertambah kuat, memperluas domain mereka atas sihir mereka secara luas.
Para Orc menyebar ke seluruh alam liar dan tanah tak terjamah, berburu dan mengganggu mereka yang memiliki peradaban semau mereka, menikmati pertarungan tanpa menahan diri.
Para Dwarf tetap tinggal bersembunyi dipegunungan, menambang bijih mentah dan meningkatkan kerajinan mereka.
Tak bisa dihindari, Manusia dan Orc bertikai soal makanan, serta Elf dan Dwarf saling membenci satu sama lain dalam perjuangan untuk mengamankan keunggulan di alam bebas.
Ini adalah sejarah dari Benua Versailles, mitos terlupakan dari keempat ras.
*****
Rumor tentang orang aneh tersebar kemana-mana di Benteng Serabourg.
Itu adalah tentang mahluk buas yang telah mengayunkan pedang kayu pada orang-orangan sawah tanpa sepatah kata selama 4 minggu berturut-turut di Training Hall.
*Bruak*
*Whack*
Weed tengah mengayunkan pedang kayu dalam diam. Serangannya pada orang-orangan sawah tak menunjukkan belas kasihan. Setiap kali pedang kayu menebas orang-orangan sawah tersebut, sebuah suara berat terdengar.
Di hari-hari sebelumnya, dia puas dengan hampir menumbangkan orang-orangan sawah. Saat strength dan agility-nya terus meningkat, pedang kayu tersebut semakin kuat.
“Apa dia benar-benar seorang player?”
“Apa kau pikir dia beneran orang? Peluangnya tipis.”
“Lihat dia. Aku yakin dia bukan orang.”
“Mungkinkah itu seorang NPC?”
“Mengingat kemunculannya yang tiba-tiba….”
“Tuh orang bisa jadi seorang NPC yang terhubung dengan sebuah quest!”
Mata dari beberapa player mulai bersinar dengan antusiasme dan sekelompok player menawarkan makanan dan uang untuk memenangkan hati Weed, bertanya-tanya apakah dia adalah seorang NPC quest. Tak mau dianggap sebagai seorang pengemis, Weed menolak mereka, tetapi mereka bersikeras tak mau menyerah.
“Ayolah, ambil ini…”
“Mau sesuatu yang lain? Katakan saja padaku. Aku akan mendapatkannya.”
“Tidakkah kau pikir sebuah pedang baja jauh lebih baik daripada pedang kayu ini? Aku bisa memberimu sebilah pedang panjang, dan itu akan berguna.”
Mereka membuntuti Weed dengan harapan bahwa dia mungkin akan memberikan sebuah quest spesial pada mereka. Mereka tidak tau secara pasti, karena Weed berulang kali membantah bahwa dia bukan NPC dan mengusir mereka, mengatakan mereka mengganggu latihannya. Anehnya, hal ini malah memperkuat keyakinan mereka.
“Dia menolak semua pemberian.”
“Siapa yang bisa memukul orang-orangan sawah bukan hanya satu atau dua hari, melainkan selama 4 minggu berturut-turut?”
“Dan dia berteman dekat dengan sang instruktur…!”
Sang instruktur, yang selalu memandang rendah para player sebagai sebuah pengganggu, sangat baik pada Weed, sampai-sampai berbagi makan siang dengan dia setiap hari. Bagi pandangan publik, Weed tidak tampak seperti seorang manusia.
Satu-satunya cara untuk membedakan player dengan NPC adalah ketika mereka mengatakan identitas mereka. Karena inilah Weed menyebabkan kesalahpahaman pada player lain.
Beberapa player berlevel tinggi mengetahui niat Weed untuk meningkatkan strength dan statistik yang lain. Mereka mendekat dan bersikap baik pada dia. Mereka mendekati dia dengan sengaja, mengetahui sepenuhnya bahwa dia adalah seorang player.
“Jika kau bergabung dengan klanku, kami akan mendukungmu, kau gak bakalan kecewa.”
“Kami akan mensponsorimu sampai kau mencapai level 100. Suwer samber gledek kalo kami bo’ong!”
Royal Road punya sebuah konsep klan atau guild seperti game online yang lain, tetapi ada sesuatu yang lebih besar.
Kaisar!
Tujuan dari setiap klan dengan peringkat level tinggi adalah menduduki posisi Emperor(kaisar) diantara mereka— untuk membangun kerajaan mereka sendiri di Benua Versailles, dan berkuasa atas semua mahluk.
Dengan pajak di kumpulkan setiap bulan, penguasa feodal dan bangsawan bisa membangun fasilitas yang penting seperti lumbung padi dan bengkel blacksmith di kota dibawah pengawasan mereka, atau mengeluarkan uang untuk merekrut prajurit dan melatih mereka dengan baik.
Mengingat seorang penguasa yang mengelola urusan negara, pengembangan ekonomi dan kemajuan taknologi bisa menjadi sangat kuat. Inovasi teknologi mengarah pada senjata yang lebih baik yang dihasilkan oleh blacksmith, dan ukuran dari sebuah kota bergantung pada keamanan dan kebersihan publik.
Dalam meletakkan kebijakan nasional dan regional serta membentuk ikatan diplomasi dengan negara-negara lain, sang raja yang berada dipuncak piramida kekuasaan memiliki otoritas terbesar daripada siapapun juga.
Raja mendorong kota-kota dan benteng-benteng untuk memperluas domain mereka, menarik lebih banyak imigran yang menjadi subjek pada aturan mereka. Selain urusan internal, juga ada perang.
Apabila ketika seseorang menyatakan perang, pasukan yang dipanggil oleh raja terlibat dalam pertempuran satu sama lain dibawah komando para jendral.
Player awam menuntut bahwa raja player mereka harus bijaksana dan adil. Oleh karena itu, kota-kota dimana mereka tinggal akan tumbuh lebih sejahtera, dan perdagangan barang akan lebih dinamis, yang merangsang para player untuk sukses dalam game.
Tetap saja, Weed menolak semua tawaran klan tersebut.
Ding
Strength telah meningkat 1 poin (+1 STR) Read the rest of this entry →
The Legendary Moonlight Scluptor : Volume 1 Chapter 3 – Permintaan Instruktur
15 Mei 2017 in Vitamins Blog
Weed pertama-tama berjalan ke air mancur dan mengisi botol dengan air, lalu menuju ke toko patung. Ini adalah pertama kali Weed turun ke jalanan Benteng, dan itu penuh dengan player dan NPC.
“Kami butuh seorang Cleric level 17 atau diatasnya!”
“Hei, kalian! Kami akan melakukan perburuan di Gua Lasok. Apakah ada yang mau bergabung dengan kami?”
Banyak player berada di jalan, tetapi tak satupun dari mereka yang melirik Weed. Dia tidak mempermasalahkan hal itu. Berkeliaran memakai pakaian pengembara, bahkan tak memiliki pelindung dada, mengungkapkan bahwa dia belum memenuhi syarat minimum bermain game 4 minggu yang diperlukan sebelum dia bisa meninggalkan Benteng.
Diantara banyak toko yang beroperasi di ibukota Kerajaan Rosenheim, toko patung terletak di sebuah posisi yang khusus.
Kebanyakan petualang biasa nyaris tidak bisa mengingat dimana toko patung berada, karena hal itu tak berarti bagi mereka. Hanya sejumlah kecil player yang mempelajari Sculpture Art yang berkunjung secara berkala. Tetapi toko patung berdiri tepat disebelah toko perhiasan di Central Avenue, dan salah satu dari sedikit yang mengunjungi toko tersebut adalah bangsawan laki-laki atau perempuan.
”’*Kluning*”’
Weed memasuki toko patung tersebut.
“Selamat datang di— oh, apa yang membawamu kesini, orang asing?”
Pemilik toko tersebut menerima pelanggan baru dengan senyum lembut. Sampai dia melihat pakaian Weed pada saat itu, dia tiba-tiba mengubah nada suaranya.
Weed melihat-lihat toko tersebut, hanya untuk menemukan bahwa disana tak ada lagi pelanggan selain dirinya. Toko pandai besi atau toko pangan selalu penuh dengan batas hunian, tetapi toko patung hanya mendapatkan beberapa pelanggan dalam sehari, jika ada.
Namun, jika membandingkan pendapatan harian, toko patung tidak kalah dengan toko pandai besi. Dengan kata lain, toko patung menjual menchandise yang cukup mahal.
Weed menyesuaikan kerahnya dan bertanya dengan sopan.
“Saya datang kesini untuk mencari sebuah jawaban atas pertanyaan yang mengganggu saya, pak.”
“Jadi kau mau menanyakan pertanyaan, orang asing?”
“Ya, pak. Jika anda bisa meluangkan sedikit waktu.”
“Aku sibuk sekarang ini, pergilah.”
Pemilik toko tersebut menolak dia secara langsung, terdengar sangat kesal. Karena Fame milik Weed adalah nol, dan mereka tak saling kenal, pemilik toko tersebut punya hak untuk mengusir dia dari toko.
“Ya, pak. Saya akan menemui anda nanti.”
“Selamat tinggal.” Kata pemilik toko itu.
Weed berjalan kearah pintu. Lalu, dia dengan santai mengarahkan tatapannya pada patung yang dipamerkan.
“Wow indah sekali!”
Weed berseru.
“Kemegahan patung ini mempesona jiwaku. Apakah anda mengirim ini ke Istana Rosenheim?”
Pemilik toko mau tak mau harus mendengarkan Weed.
“Yang mana yang kau bicarakan, orang asing?”
“Elang berkepala dua ini yang terbuat dari emas murni. Saya tidak berani menebak siapa tuan yang mengukir ini, tetapi saya bisa merasakan kemegahan tentang kemampuannya. Ini adalah keagungan tanpa dipertanyakan lagi. Ini begitu penuh kehidupan bahwa saya hampir mengira ini adalah elang asli, dan saya merasa diberkahi mengunjungi tempat ini. Toko ini menyajikan barang sekelas ini. Mereka telah membuka mataku yang rendah ini pada sebuah keindahan surgawi yang telah turun ke Bumi.”
Entah dia sadar atau tidak, mulut pemilik toko itu membentuk bulan sabit horisontal. “Apa kau tertarik pada seni pahat, pengelana?”
“Begitulah— saya hanya berharap untuk merasakan ketenangan pikiran saat memandang patung yang luar biasa, dan jiwa saya haus akan jiwa indah yang terkandung didalamnya.”
“Kemarilah dan duduklah. Kau mungkin teman yang bagus untuk menghilangkan rasa kebosananku.”
“Terimakasih, pak.”
“Apa kamu mau secangkir teh?”
“Jika anda cukup baik hingga menawarkan pada saya air dingin yang manis. Saya akan puas dengan secangkir air dingin.”
“Tentu! Tentu saja aku memilikinya.”
Weed meminum air manis yang diberikan oleh pemilik toko tersebut, yang mengurangi rasa haus yang telah menumpuk selama 3 minggu terakhir.
“Sekarang katakan padaku apa yang begitu mengganggu kamu?” Tanya si pemilik toko.
“Ya, pak. Tetapi bisakah anda memaafkan saya untuk meminta berkeliling singkat untuk melihat-lihat patung-patung yang dipajang ini terlebih dulu? Saya punya urusan yang membutuhkan bimbingan anda, namun hal itu masih kalah penting daripada desakan untuk menghibur jiwa saya yang miskin ini yang berharap untuk bisa melihat dengan jelas pada mahakarya seni ini!” Kata Weed.
“Kamu boleh melihatnya selama yang kamu mau. Bukankah itu adalah raison d’être[1] dari patung-patung yang indah untuk orang-orang yang menghargai nilai mereka?” Si pemilik toko menyetujui sambil tersenyum.
Weed merasa bahwa dia telah menang, yang tadinya terganggu oleh pengunjung yang dia usir sendiri. Misalkan kau meminta untuk melihat-lihat berbagai macam barang di toko pangan— detik berikutnya kau akan ditendang keluar.
Weed mengamati patung-patung yang dipajang. Namun dia memiliki agendanya sendiri. ”Aku gak yakin Sculpture Mastery akan menghasilkan banyak uang.” Patung yang paling mahal saat ini seharga 30 silver. Patung-patung yang berkualitas terbuat dari batu atau kayu langka, dan terlepas dari pengerjaan yang bagus, bahannya sendiri bukanlah barang yang mahal. Mereka tak lebih dari kayu ukir, atau batu pahat.
Weed mengetahui bahwa dia akan mendapatkan banyak uang jika dia bisa membuat patung singa raksasa atau patung perungu, tetapi dia tidak tertipu oleh kemungkinan yang begitu jauh. Bangsawan macam apa yang memiliki begitu banyak uang akan memesan patung baru setiap tahun? Dia harus mencapai puncak tangga untuk melakukannya sebagai seorang pemahat. kompetisi yang sedikit menjamin bahwa hal itu tidak akan membutuhkan terlalu banyak usaha untuk menjadi yang terbaik dalam industri.
Tetap saja, itu adalah pasar yang tak stabil, terlalu kecil untuk diandalkan. Cara yang terjamin untuk menghasilkan uang adalah menargetkan para player lain sebagai pelanggan yang potensial. Mereka selalu menaikan level dan meminta equipment yang lebih bagus, terus dan terus.
Sejata api, gelang dan cincin yang diperkuat dengan efek yang kuat sangat populer diantara para player, tetapi patung tak berharga bagi mereka kecuali disituasi tertentu.
“Buang-buang waktu, buang-buang uang.” Pikirnya.
Tujuan utama Weed memulai game ini adalah untuk menghasilkan uang, dengan sebuah kapital M. Dia melihat-lihat disekitar pameran untuk yang terakhir kalinya dan memberi penilaiannya terhadap sculpture mastery.
“Skill ini gak ada gunanya.” Pikir Weed saat dia duduk berhadapan dengan pemilik toko.
“Sekarang, apa yang kamu cari?” Tanya si pemilik toko.
“Saya tertarik dengan sebuah kejadian dimasa lalu. Saya diberitahu bahwa seseorang telah mengukir cahaya bulan di Istana Kerajaan 50 tahun yang lalu. Saya ingin tau apakah ada kebenaran tentang kejadian tersebut.” Kata Weed.
“Oh kejadian itu! Itu adalah kisah legendaris yang telah diturunkan diantara para pemahat. Aku juga mendengarnya dari beberapa pelanggan yang bisa dipercaya dari Istana Kerajaan.”
Weed berpikir bahwa mengukir cahaya bulan adalah hal mustahil, hanya sebuah legenda lainnya, namun si pemilik toko patung juga mengetahui rumor yang instruktur di Training Hall telah mengklaim telah mendengarnya.
Ding
Quest Selesai: Seorang Pemahat Misterius Dikabarkan Pernah Mengunjungi Istana Kerajaan
Rumor yang mencapai telinga instruktur benar-benar terjadi.
Seorang pemahat mengukir cahaya bulan, dan hal itu diketahui secara luas, namun dirahasiakan diantara penduduk Serabourg, meskipun masih tak diketahui bagaimana caranya dia mengukir cahaya bulan.
Hadiah: Kembali ke instruktur untuk mengambilnya.
Weed tersenyum lebar. Lagian, ini cuma quest sederhana dengan tingkat kesulitan terendah E. Meskipun pada saat yang sama, itu bisa menjadi sulit jika dia gagal menjadi ‘teman’ dengan pemilik toko.
Sekarang dia telah selesai dengan quest tersebut, selanjutnya adalah kembali ke Training Hall dan mendapatkan hadiah dari sang instruktur. Ketika Weed sedang mencari-cari saat yang tepat untuk mengatakan selamat tinggal dan pergi, si pemilik toko, yang tengah berpikir keras, akhirnya berbicara.
“Aku tak pernah mendengar bagaimana dia mengukir cahaya bulan.”
“Apakah pelanggan dari Istana Kerajaan tidak memberitahu anda tentang hal itu?”
“Hmm, mereka selalu menyembunyikan sesuatu dalam cerita mereka. Mereka menolak untuk memberitahu aku tentang hal itu. Mereka bilang Ratu Evane dari Rosenheim, Oh semoga arwahnya diterima disisi-Nya, terlibat dalam kejadian tersebut. Bisakah kamu membantu aku dan mencari tau tentang hal ini, agar keingintahuanku bisa terpenuhi?”
Ding
Quest: Masa Lalu Sang Pemahat
Rumor mengatakan bahwa Ratu Evane terlibat dalam kejadian tersebut ketika sang pemahat muncul di Istana Kerajaan dan mengukir cahaya bulan.
Si pemilik toko dari toko patung ingin tau apa hubungan diantara mereka berdua.
Tingkat Kesulitan: E
Peringatan: Jika kau tertangkap basah menyelidiki rumor ini, kau akan dianggap sebagai musuh Royal Knight.
Weed mengepalkan tangannya dalam kegembiraan. ”Ini, ini adalah serial quest!”
Meskipun tingkat kesulitan dari quest sangatlah rendah, tingkat hadiahnya akan naik dalam kasus serial quest. Semakin banyak quest yang selesai, akan semakin sulit questnya, dan juga kebanyakan serial quest akan sangat sulit untuk diselesaikan untuk Weed pada level-nya saat ini.
Satu-satunya quest yang bisa diselesaikan Weed yang berada didalam Benteng, bertanya-tanya dan mengumpulkan informasi dari orang-orang.
“Saya masih belum merasa mampu. Saya yakin bahwa saya mungkin tidak pantas menerima permintaan anda.” Balas Weed.
“Aku yakin kamu bisa melakukan tugas ini. Kebijaksanaanmu akan menuntunmu kejalan yang aman.” Balas si pemilik toko.
“Jika anda berkata begitu, saya akan menerimanya.” Kata Weed.
Ding
Kamu menerima quest!
“Terimakasih pengembara. Seorang Bard yang memiliki pengetahuan legenda kuno dan gosip jalanan adalah seseorang yang harus kamu tanyai tentang Ratu Evane. Waspadalah! Masalah ini sangat sensitif, jadi kamu jangan menyebabkan masalah yang mungkin akan menimbulkan kemarahan dari Keluarga Kerajaan.”
* * * * *
Sambil menahan desakan tiba-tiba untuk bersenandung, Weed menuju ke bar disebrang jalan.
“Selamat sore~!” Membalas sapaan dari seorang pelayan, Weed melihat sekeliling untuk mencari seorang Bard. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, dia menghitung player dengan profesi Bard ketika dia mencari orang yang benar. Itu adalah sebuah kejadian lama yang terjadi setengah abad yang lalu di Istana Kerajaan, tak akan ada player yang pernah mendengarnya. Weed lebih baik menemukan seorang penduduk asli Serabourg, mungkin seorang yang sudah berumur.
Entah dia bisa bernyanyi dengan bagus atau tidak, seorang Bard tua pastinya bisa diandalkan mengenai gosip duniawi. Weed mengunjungi beberapa bar sampai dia menemukan seorang Bard yang sesuai harapannya. Itu adalah seorang Bard setengah baya sekitar 40 tahunan, tampak penuh pengalaman. Menepukkan kedua tangannya, Weed mendekati Bard itu.
“Terimakasih atas nyanyian anda, pak. Maafkan saya karena mengganggu anda, tetapi saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan… Apakah anda tau apa yang terjadi 50 tahun yang lalu di Istana Kerajaan Rosenheim?”
Bard itu mengarahkan telapak tangannya kearah Weed dan sudah pasti Weed memahami maksud tindakan itu. Dia langsung mengerutkan kening, mulutnya berkedut dengan perasaan yang berat bahwa dia tak mau mengeluarkan sepeserpun.
“Anda memiliki suara yang mempesona. Saya menghargai bakat anda dalam menulis lirik dan musik untuk nyanyian itu. Juga kemampuan anda dalam instrumen lebih dari mengagumkan…”
“….”
“Saya yakin anda telah mencuri hati banyak gadis Serabourg ketika anda masih muda dan dimasa kejayaan anda. Tentu saja, saya tidak meragukan bahwa anda masih mencuri hati para gadis… Untuk seorang bard, petualangan dan kisah cinta adalah segalanya. Saya juga menyukai percintaan.”
Telapak tangan itu tidak bergerak, dan bard tersebut menjadi marah.
“Aku lelah dengan pujian dari seseorang sepertimu, orang asing. Uang atau pergi!”
Weed berpikir keras.
”Apakah aku menyerah saja mengerjakan quest ini ditengah jalan? Lagian, quest ini tidak akan ada hukuman jika aku nyerah. Tetapi mungkin hal itu akan memberiku hadiah yang bagus nanti, dan aku benci untuk melewatkannya”
Tangan Weed masuk kedalam sakunya dan mengambil satu koin sebelum dia menyadari kesalahannya. 2 silver! Hanya ada 2 koin silver didalam sakunya. Itu adalah yang diberikan oleh instruktur sebagai uang saku saat menerima quest yang sebelumnya.
Bard itu mengambil koin silver dari telapak tangan Weed.
Itu adalah sebuah kesalahan dasar bahwa dia telah lupa menukarkan uangnya menjadi pecahan yang lebih kecil.
”Tak bisa kupercaya aku membuat kesalahan yang bodoh semacam ini!” Tubuh Weed terguncang stress dalam penyesalan.
“Hmph, ini adalah sebuah rahasia, jadi kau harus menyimpannya untuk dirimu sendiri!” Bard itu berkata dengan pelan.
“Ratu Evane dan si pemahat menjalin hubungan intim sejak mereka masih kecil.”
“Apa maksud anda dengan hubungan intim…?” Tanya Weed.
“Kau bodoh! Cuma ada satu untuk mendeskripsikan hubungan intim antara pria dan wanita— mereka saling mencintai.”
“Jadi begitu.” Weed sekarang menyadari kenapa dia harus mencari tau rumor itu secara sembunyi-sembunyi.
Mengingat bahwa jika nama baik mantan Ratu yang sebelumnya memiliki skandal, Royal Knight pasti akan bersedia membungkam siapapun untuk menjaga kehormatannya tetap utuh.
Si bard itu melihat sekeliling bar dan menambahkan dengan hati-hati “mereka berdua lahir dan dibesarkan di desa yang sama, dan tumbuh sambil saling memikirkan satu sama lain. Nama anak laki-laki itu adalah Zahab, si gadis selalu membawa ornamen yang diukir dan diberikan oleh Zahab. Ketika dia masih kecil dia punya impian bahwa dia suatu hari akan menjadi istrinya, tetapi takdir berkehendak lain, dan si gadis dipilih untuk menjadi Maid Kerajaan. Sampai si laki-laki meninggalkan dia. Tetapi pada akhirnya, masih ada janji diantara mereka.”
“Janji apa, kalau saya boleh tau?” Tanya Weed, yang sekarang penasaran.
“Zahab berjanji untuk menunjukan pada si gadis patung yang paling indah di dunia.”
“Saya rasa janji itu tidak bisa ditepati. Sang Ratu pasti punya banyak patung yang indah dan megah di tempatnya.”
“Tidak, dia menepatinya. Bertahun-tahun kemudian, Zahab datang ke Istana sabagai seorang tamu. Dikatakan bahwa, saat sang Ratu melihat dia mengukir, beliau adalah yang paling tersentuh, mengatakan bahwa itu adalah ciptaan yang paling indah didunia.”
“Lalu, demi Freya, patung apa yang dia berikan pada Ratu Evane? Seorang Ratu tidak akan menghargai sebuah barang yang biasa.”
“Benar. Kunjungilah maid sang wanita yang menyaksikan hari itu, dan dengarkan lanjutan ceritanya dari dia. Ini adalah batas sejauh aku bisa menceritakan padamu karena aku juga mendengarnya dari orang lain.”
“Apakah dia masih hidup?”
“Ya.” Si bard memberitahu Weed jalan menuju rumah si maid tersebut.
Weed mengunjungi dia. Dia telah pensiun, dan ketika Weed menyebutkan Ratu Evane dan sang pemahat, dia menyambut Weed dengan sambutan meriah.
“Yang Mulia adalah seorang wanita yang berbudi luhur dan ramah. Jadi apa kamu ingin mendengarkan tentang apa yang terjadi pada saat itu?”
“Ya, nyonya.”
“Kamu datang ke orang yang tepat. Aku secara pribadi melayani Yang Mulia Ratu. Beliau awalnya membenci Zahab-nim ketika dia pertama kali mengunjungi istana.”
“Kenapa begitu, kalau saya boleh tau?”
“Itu adalah janjinya. Ketika mereka masih muda, mereka telah membuat sebuah janji, sebuah janji bahwa Zahab-nim akan memberi hadiah pada Yang Mulia Ratu patung yang paling indah didunia. Tetapi ketika dia muncul di istana, dia membawa sebuah pedang, bukannya sebuah pisau pahat. Bagi mata semua orang, dia tampak seperti seorang pendekar pedang yang mahir menggunakan pedang. Kamu pasti bisa memahaminya sekarang, seberapa hancur hatinya Yang Mulia Ratu. Hal itu tak bisa digambarkan! Yang Mulia Ratu begitu percaya pada Zahab-nim bahkan jika dunia terbalik, dia akan tetap sama, dan pastinya, janji diantara mereka adalah janji suci.”
“…”
“Pada hari itu, Kerajaan Brent, yang berbatasan dengan Rosenheim, mengirim sekelompok pembunuh. Mereka mengungkapkan ambisi mereka untuk mengambil alih Kerajaan kita, dan hanya Freya yang tau seberapa terkejutnya aku ketika para pembunuh itu menerobos masuk dan menyerang Raja dan Ratu di taman.”
“Dasar bajingan biadap!”
“Ya, pengelana muda, kamu bisa mengatakan itu lagi. Beberapa Royal Knight tengah terjebak, dengan demikian tak mampu menahan para pembunuh itu— dan kami tengah dihadapkan dengan kematian. Pada saat-saat terakhir, Zahab-nim berjalan ke taman. Seperti yang bisa kamu pahami, tepat ditengah-tengah pertarungan, Yang Mulia Ratu memperingatkan dia dan memerintahkan dia untuk pergi. Tetapi Zahab-nim hanya tersenyum—”
“Dia tersenyum di tengah-tengah situasi yang berbahaya semacam itu?”
“—dan dia mengatakan dia akan menjukkan pada sang Ratu, patung yang paling indah di dunia yang pernah dia pahat. Kepada semua orang yang terkejut, cahaya rembulan terpecah belah karena pedang Zahab-nim. Keindahannya benar-benar mengagumkan. Dia menyanyikan sebuah lagu sambil dia mengukir cahaya rembulan. Aku tidak bisa mengingat lirik tersebut kata demi kata, tetapi judulnya adalah ‘A Sculpture’s Heart (Hati Seorang Pemahat)’. Mendengarkan lagu tersebut, Yang Mulia Ratu tak bisa menahan tangis. Itu benar-benar patung yang terindah yang sang ratu pernah lihat. Sekalipun Zahab-nim hanya mengukir namanya pada sebuah kayu jelek, tetapi Yang Mulia Ratu akan menganggapnya sebagai pahatan terindah didunia, tetapi aku beritahu kamu, pemandangan saat dia mengukir cahaya rembulan benar-benar seindah surga. Para pembunuh itu tercerai-berai saat melihat apa yang terjadi, dan Zahab-nim menepati janjinya. Beberapa tahun memang sudah terlewati, tetapi aku masih bisa mengingat dengan jelas tentang hal itu.”
Lalu, sebuah kilas balik yang misterius muncul dihadapan mata Weed.
* * * * *
*Crunch*
Seorang anak laki-laki memegang pisau pahat kecil ditangannya.
Saat pisau pahat tersebut bergerak naik turun, sepotong kayu mulai membentuk suatu bentuk.
Tampaknya dia mengukir seorang gadis.
Seorang gadis kecil yang cantik.
Melalui keahliannya, potongan kayu tersebut seperti hidup.
Seorang gadis, tersipu malu, tengah menonton dia.
Tangan anak laki-laki itu nenggerakkan pisau pahat tersebut, dan dia sangat serius.
Gadis itu mencintai dia, dan segala sesuatu tentang dia.
Segera setelah anak laki-laki itu memberikan pada si gadis patung yang sudah selesai tersebut. Itu sangat mirip dengan si gadis.
“Untuk sekarang ini, aku hanya bisa mengukir potongan kayu. Tetapi suatu hari, aku akan memberikan padamu patung terindah didunia ini.”
“Terimakasih Zahab. Aku akan menantikan hari itu!”
Anak laki-laki dan si gadis membuat sebuah janji.
Saat si gadis tumbuh dewasa, dia menjadi seorang yang sangat cantik.
Dia menarik perhatian sang Raja dan dia pada akhirnya menjadi Ratu. Tetapi si gadis tidak bahagia sama sekali.
Yang Mulia Ratu masih sedih saat Zahab kembali menemui beliau.
Zahab membawa sebuah pedang, dan bukan pisau pahat.
Berjalan sendirian di taman, Yang Mulia menggenggam dengan erat bunga mawar berduri. Telapak tangan beliau berdarah.
“Kenapa kamu melupakan janji kita? Janjimu adalah segalanya bagiku…”
Yang Mulia sangat sedih terhadap janji yang diabaikan.
Malam itu, para pembunuh menyerbu istana.
Kerajaan Brent, yang selalu bermusuhan, mengirim para pembunuh.
Ksatria dari Kerajaan Rosenheim gugur satu demi satu.
Beliau dan sang Raja ketakutan akan ajal yang tak bisa dihindari.
Zahab menggenggam pedangnya, dan cahaya rembulan mulai menari.
Ding
Quest Selesai: Masa Lalu sang Pemahat
Janji antara anak laki-laki dan perempuan telah ditepati. Birunya cahaya rembulan terpecah belah, yang akhirnya mengalahkan para pembunuh.
Moonlight Sculptor Zahab— Sculpture Mastery miliknya mencapai tahap Master. Mempersembahkan patung terindah pada teman masa kecilnya.
Kamu telah naik level!
Kamu telah naik level!
Weed terkejut, dua level naik dalam satu quest, dan itu bukanlah akhirnya. Sebuah jendela pesan muncul. Mengejutkan dia sekali lagi, itu adalah sebuah jendela mengubah profesi.
Ding
Perubahan Profesi: Moonlight Sculptor (Rahasia)
Kamu bisa mengubah menjadi perofesi rahasia Moonlight Sculptor.
Jika kamu menerimanya, kamu bisa mempelajari skill eksklusif untuk profesi yang berbeda dari profesi utama
apakah kamu mau menjadi Moonlight Sculptor?
Ya | Tidak
Tak terhitung jumlah player yang ingin menemukan profesi rahasia di Royal Road, tetapi lebih sedikit daripada satu banding seribu yang benar-benar menemukannya.
Weed menjawab, “Aku menolak.”
*Ding*
Harap konfirmasi keputusanmu.
Kamu bisa memilih profesi rahasia Moonlight Sculptor.
Apakah kamu mau menjadi Moonlight Sculptor?
Ya | Tidak
“Aku menolak.” Weed menjawab lagi.
Bagi Weed, terjebak di sudut sebuah ruangan kecil dan membuat patung yang tak diinginkan, tidak pernah terlintas dipikirannya. Dia telah mengakui bahwa menjadi seorang pemahat bisa menjadi profesi yang menarik jika dilatih dengan benar. Tetapi dia butuh sebuah profesi yang bisa menghasilkan uang untuk dirinya. Ketika Weed kembali sadar, maid wanita tua tengah memandangi dia.
“Itu adalah sebuah kisah yang indah. Terimakasih banyak telah berbagi dengan saya, nyonya.”
“Sama-sama. Itu adalah sebuah kepuasan bagiku untuk menceritakan kisah mereka seperti ini. Jadi, petualang muda, aku ingin memberi kamu sebuah hadiah kecil. Maukah kamu menerimanya?”
Bukankah itu tidak sopan untuk menolak sebuah hadiah yang diberikan? Weed tidaklah setega itu untuk menolak apapun yang diberikan pada dia. Seorang pria harus menerima segala hadiah dengan rasa syukur.
“Saya akan menerimanya dengan senang hati, nyonya.”
Maid tua itu mengeluarkan sesuatu yang dibungkus dari dalam laci. Itu menyerupai sebuah pisau bedah kuno.
“Pisau pahat ini dulunya milik Zahab-nim. Dia memberikannya pada Yang Mulia Ratu, dan aku kebetulan menyimpannya sekarang. Dan patung kayu ini diukir oleh Zahab-nim. Harap terima ini.” Kata maid wanita itu.
“Saya pasti akan menyimpannya dengan baik.” Kata Weed.
Weed menerima dua item dari dia.
*Ding*
Kamu telah menerima:
Item: Sculpting Knife
Item: Zahab’s Legacy
Weed berpikir bahwa item-item ini bukanlah sesuatu yang biasa karena mereka adalah yang ditinggalkan oleh salah satu Master dari Sculptural Art. Bahkan patung kayu tersebut tampak berkelas walau dilihat sekilas.
Tolong jaga pisau pahat milik Zahab-nim dan rawatlah dengan hati-hati.”
“Ya, nyonya.” Weed menjawab dengan patuh.
Weed memperhitungkan bahwa benda ini mungkin akan laku dan mengguntungkan dia.
“Patung kayu tersebut akan menunjukan padamu dimana tempat peristirahatan Zahab-nim berada. Kuharap keahlian memahat miliknya tidak akan terkubur selamanya.”
“Saya harap begitu juga, nyonya.”
“Jika saja aku bisa mendengarkan lagu dihari itu lagi… Segalanya tentang keahlian memahat tersembunyi didalam pisau pahat itu.”
“Maaf?”
“Di dalam pisau pahat milik Zahab-nim.”
Pada saat Weed menatap pisau pahat tersebut. Dia mendapat perasaan bahwa takdir yang tak bisa ditolak tengah mendekati dia.
*Ding*
Quest: Ikuti Harapan Terakhir Zahab
Zahab tidak meninggal dihari itu. Dia pergi ke benua yang jauh untuk menguji Sculpture Mastery miliknya. Setelah kamu menjadi Master Sculpture, kamu harus menemukan Zahab untuk mempelYajari lagu A Sculpture’s Heart (Hati Seorang Pemahat) dari dia. Kemudian, kamu harus kembali kesini dan menyanyikannya untuk maid tua ini. Menurut kabar, Zahab terakhir terlihat menuju ke Gray Pass Region.
Tingkat Kesulitan: A
Syarat Quest: Kamu harus menyelesaikan quest ini sebelum maid tua tersebut meninggal dunia.
pembatalan quest tidak diijinkan.
Hadiah: Kamu bisa mempelajari Skill Identifikasi Item, Sculpture Mastery, skill Repair, dan Skill Handicraft.
Sebuah serial quest dengan tingkat kesulitan A, berhadiah 4 skill. Weed tidak bisa mengatakan apakah dia beruntung atau tidak.
Satu hal yang pasti, dia tau bahwa itu sangatlah sulit untuk mendapatkan skill yang tak berhubungan dengan profesinya sendiri. Skill-skill itu, seperti Skill Identifikasi Item dan Repair, yang telah dia pelajari tanpa mengubah profesinya menjadi Sculptor, bisa jadi berguna dalam banyak cara, tetapi sebuah quest tingkat A, berada jauh diluar kemampuannya untuk waktu yang lama, kemungkinan bertahun-tahun.
Rata-rata level player Royal Road saat ini adalah seratus atau sekitarnya. Level yang tertinggi saat ini adalah 300. Kesulitan dari sebuah quest yang membutuhkan party antara player yang masuk jajaran level 300’an yang sudah diselesaikan diketahui pada tingkat B.
Itu artinya Weed baru saja menerima sebuah quest yang membutuhkan dia untuk berada diatas level 400 untuk bisa mengerjakan quest tersebut, entah itu menyelesaikannya.
Seolah-olah hal itu belum cukup buruk, Gray Pass Region adalah area paling ganas dari yang ganas lainnya, dihuni oleh monster yang paling kuat. Itu adalah salah satu dari 10 area terlarang dibenua, dimana kau dijamin akan mati berkeping-keping saat kau menginjakkan kaki di area itu.
‘Sialan!’ Pikir Weed.
Jumlah quest yang seorang player bisa simpan pada satu waktu hanyalah tiga. Sekarang salah satu tempatnya telah diambil oleh quest: ‘Harapan Terakhir Zahab’, Weed hanya punya dua tempat lagi yang tersisa untuk quest baru.
Tetapi dalam kasus serial quest, hal itu tak bisa diprediksi hadiah apa yang menunggu player di akhir. Serial quest ini telah memperkenalkan sebuah profesi rahasia pada tahap quest kedua. Bahkan setelah dia menolak untuk berganti profesi tersebut, dia telah diberi 4 skill yang berguna. Bayangkan saja hadiah seperti apa di tahap akhir dari quest tersebut.
Weed tidaklah sebodoh itu untuk mengatakan tidak pada Sebuah peluang yang bagus. Namun, itu tetap tak diketahui kapan dan bagaimana ini akan berhasil.
Dia mengucapkan selamat tinggal pada maid tua itu, dan kembali ke toko patung.
“Oh Weed-nim, aku sangat menghargai kerja kerasmu untuk membawakan hasilnya begitu cepat. Aku sekali lagi yakin bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk mempercayakan padamu quest ini.” Kata si pemilik toko.
Si pemilik toko membayar Weed sebagai hadiah untuk permintaan tersebut.
Weed menerima 2 koin silver, memulihkan koin silver yang telah dirampas oleh si bard itu.
Ketika dia kembali ke Training Hall, dia menerima koin silver lagi, bersama dengan sebuah kata pujian dari instruktur. Dengan demikian, totalnya 5 koin silver yang Weed peroleh sejauh ini.
Dia juga naik level dua kali, ke level 3. Dia membagikan bonus status yang diperoleh secara seimbang pada Agility dan Strength.
“Kenapa kau tidak mengambil quest yang lain?” Dia menanyai dirinya sendiri.
Weed bergulat dengan godaan yang tiba-tiba, tetapi dia mengambil pedang kayu itu lagi. Sebuah quest yang tak diketahui oleh publik mirip quest yang baru saja dia alami, adalah langka. Itu sebabnya Weed mendapatkan hadiah yang spesial untuk levelnya.
Catatan Penerjemah :
[1] ”Raison d’être :” sebuah frase Perancis artinya “alasan keberadaan”
The Legendary Moonlight Scluptor : Volume 1 Chapter 2 – Munculnya Binatang Buas
15 Mei 2017 in Vitamins Blog
Scan pada retina dan pembuluh darah anda membuktikan bahwa anda pengguna yang belum terdaftar. Apakah anda ingin membuat akun baru?
Ya | Tidak
Ketika Lee Hyun terhubung dengan Royal Road, suara pertama yang mencapai telinganya adalah sebuah suara feminim.
Dia melihat ke sekeliling untuk melihat siapa yang berbicara pada dia, tetapi disana tidak ada siapapun juga, hanya ada ruang kosong.
“Ya!”
Pilih nama avatar dan….
“Weed.”
Weed(gulma), adalah peringkat terendah dalam kerajaan tanaman. Bagi Lee Hyun, itu terdengar yang paling sesuai bagi dia.
Pilih jenis kelamin anda, laki-laki, perempuan atau netr…
“Laki-laki!”
Royal Road memilki empat puluh sembilan ras. Anda harus memilih ras anda dari dua puluh sembilan ras utama…
“Manusia!”
Anda bisa mengubah penampilan an…
“Sebagaimana aku sekarang ini.”
Akun anda telah aktif. Statistik dan profesi anda akan ditentukan selama anda bermain Royal Road…
“Lewati!”
Pilih kota dan kerajaan dimana anda ingin memulai.
“Benteng Serabourg, Kerajaan Rosenheim!”
Selamat datang di Royal….
“Lewati!”
Tak mau membuang-buang waktu bahkan sedetik, Lee Hyun melewatkan tahap tutorial dan membuat keputusan cepat berdasarkan rencana yang disusun sebelumnya. Biaya bulanan 300.000 won untuk game tersebut sangatlah mahal bagi dia.
* * * * *
Dalam Royal Road, ada lebih dari seratus kota besar dan ribuan kota kecil. Seorang player baru, memulai petualangannya di sebuah ibukota atau sebuah kota besar yang ukurannya sebanding.
Seperti dimana Weed memulai.
*Flash*
Dengan sebuah kilatan cahaya, dia muncul di Benteng Serabourg, Rosenheim.
“Ini…”
Weed tengah terombang-ambing oleh avatar, pemain dan NPC (Non-Player Character) yang tak terhitung jumlahnya, hingga dia berpikir dia tengah tersesat ditengah-tengah Seoul.
“Dimana aku? Luar biasa!”
Menakjubkan, Weed tidak bisa mempercayai matanya saat dia melihat-lihat sekeliling. Keramaian dari mereka yang tawar-menawar dan mengobrol berdering di telinganya. Pemandangan yang membentang didepan matanya sama persis seperti dunia nyata, dengan orang-orang yang sibuk datang dan pergi.
Dia merendahkan pandangannya ke kakinya yang berdiri di tanah. Indra’nya memberitahu dia bahwa itu terasa sangat kokoh. Orang-orang asing melewati dia saat dia berdiri linglung.
“Lihat dia. Aku yakin dia adalah newbie.”
“Tampaknya dia belum pernah bermain game virtual reality sebelumnya.”
Sambil lewat, beberapa pemain melemparkan komentar. Itu menyengat dia, cukup untuk menyadarkan dirinya.
”҅Mereka benar. Ini adalah Royal Road. Dunia virtual Reality, dan tempat kerjaku yang baru.҆”
Tak peduli seberapa menyeluruh Weed mempersiapkan diri, pengetahuannya tentang virtual reality dan penelitiannya tentang sistem game menjadi tak berguna terhadap pengalaman aneh yang dia alami sekarang.
Dia menjadi bingung, tetapi itu hanyalah sementara, dan dia segera tenang, matanya juga mulai memahami perbedaannya.
Indra’nya konsisten dengan kenyataan, namun orang-orang disekitar dia semuanya mengenakan armor atau memakai jubah kulit.
Dekat dengan tempat dimana dia berada ada sebuah papan buletin yang menunjukan peta dan deskripsi dari Kerajaan Rosenheim, dan petunjuk untuk menggunakan tampilan dasar.
‘Sudah saatnya untuk mulai.’
Weed mengepalkan tangannya, dan kemudian dia mulai pemanasan. Dia berjongkok dan berdiri, dan kemudian melanjutkan dengan melompat tinggi ditempat, terjatuh, menendang dan memukul.
Dia memutar pinggangnya dan dengan hati-hati menggerakkan sendi-sendinya satu demi satu. Dia menggoyangkan jari-jari tangan dan kaki, dan memutar kepalanya kedepan dan belakang.
Meskipun tsunami komentar memalukan datang dari para player lain, Weed bertekad untuk mengatasinya.
“Ngapain dia sekarang?”
“Kayaknya dia menggerakkan tubuhnya. Kurasa dia masih belum nyaman dengan game virtual reality.”
“Oh, aku mengerti. Tetapi apa gunanya ngelakuin yang begituan ditengah-tengah jalanan yang ramai?”
Rasa malu yang telah berusaha ditahan oleh Weed akhirnya mengalahkan tekadnya. Kehebohan apa yang dia buat didepan orang-orang asing ini!
“Sialan!” Weed buru-buru pergi dan menuju ke suatu tempat.
Sebagai pendatang baru di Royal Road, dia tertahan di kota asal selama seminggu di dunia nyata dan empat minggu di dalam game (rasio 4 banding 1), berkat perpindahan antara satu tempat dengan yang lain.
Sebagian besar pendatang baru harus belajar dari dasar, seperti mengambil quest sederhana, atau mempelajari skill kerajinan, seperti menjahit, blacksmith dan memasak, yang relatif mudah untuk didapatkan.
Game ini menawarkan fleksibilitas dan kebebasan yang tak terbatas, hampir sejauh gangguan dan anarki yang lengkap, dan saat ini sementara semua posisi peringkat tertinggi masih diduduki oleh NPC bukannya player, hal itu memungkinkan untuk mendapatkan job-job ini, penguatan ini membutuhkan kontak pribadi didalam Royal Road.
Disisi lain, sejumlah besar player bekerja di perpustakaan atau toko-toko untuk mendapatkan uang.
Central Square dipenuhi dengan merchant yang mendirikan kios untuk menjual dan membeli dengan sesama player dan banyak grup yang mencari petualangan terbentuk ditempat setiap menit.
Setelah menonton mereka dengan santai, Weed tidak ragu-ragu untuk pergi ke Training Hall.
Training Hall dibuka untuk semua player sesuka mereka, dan kebanyakan player mengunjungi aula tersebut untuk bereksperimen dengan skill yang baru didapatkan.
Itu nyaris mustahil untuk menemukan seseorang yang seperti Weed yang akan langsung menuju ke Training Hall untuk berlatih segera setelah dia membuat sebuah karakter baru.
Bukan hanya bahwa pendatang baru lebih tertarik dengan mempelajari seperti apa kerajaan dan kota dimana mereka dilahirkan, tetapi hal itu juga karena berlatih di Training Hall tidak terlalu efektif pada akhirnya.
Ketika si instuktur melihat Weed berjalan di pintu masuk, matanya menatap tajam.
“Petualang muda, aku yakin kamu datang ke benua Versailles baru-baru ini.” Kata instruktur itu.
“Ya, pak” balas Weed secara singkat. Dia masih kecewa bahwa dia telah menjadi bahan tertawaan di hari pertama.
“Kamu pasti mendapati pelatihan pedang akan sangat diperlukan ketika kamu berhadapan dengan monster. Apa kamu membutuhkan bimbinganku? Aku beritahu kamu, gunakan orang-orangan sawah yang tidak terpakai dan pukul saja dengan cara sesukamu. Sebuah pedang kayu ada di depan orang-orangan sawah, dan semua itu milikmu.”
“Terimakasih, pak. Itu cukup. Saya tidak perlu bimbingan lagi.”
“Semoga beruntung.”
Weed mencengkeram pedang kayu dan berjalan ke orang-orangan sawah yang berdiri sendiri di sudut paling terpencil. Lalu, dia mulai memukulinya, sekali, dua kali, tiga kali. Tangannya perlahan-lahan mulai terbiasa dengan beratnya pedang kayu tersebut dan perasaan memukuli orang-orangan sawah tersebut.
Di Royal Road, level karakter baru dikunci selama empat minggu pertama, karena dia dilarang untuk bepergian diluar gerbang kota dan berburu monster di lapangan.
Hal ini paling umum untuk mengerjakan quest sebanyak mungkin, dengan demikian membangun poin public service yang menguntungkan, mendapatkan uang dan membentuk jaringan kontak personal milikmu sendiri.
Meski demikian, Weed dalam diam memukuli orang-orangan sawah menggunakan pedang kayu.
Ada sekitar seribu orang-orangan sawah di Training Hall Benteng Serabourg, dan pasokan pedang kayu yang tak terbatas di dinding, yang bisa digunakan. Aula tersebut biasanya sering dikunjungi oleh para player yang ingin menguji skill mereka.
Pada saat ini, bagaimanapun, mata semua orang tertuju pada suatu tempat tertentu.
“Orang ini pasti punya tekad besi.”
“Tangguh bener dia.”
“Tak bisa dipercaya orang waras melakukan sejauh itu.”
Weed bermandikan keringat.
Kemeja putih dan celana yang diberikan pada dia di awal game telah menyerap keringat dan menempel erat pada tubuhnya. Dia masih memukuli orang-orangan sawah tersebut, pukulan demi pukulan tanpa istirahat.
Ding
Strength telah meningkat 1 poin
(+1 STR)
Setelah 6 jam memukuli orang-orangan sawah, Weed mendengar kabar bagus. Dia merasa seolah-olah otot-otot ditangannya yang tengah memegang pedang kayu tersebut menjadi semakin ringan.
”Open Stats Windows”
Weed bergumam sambil memukuli orang-orangan sawah.
Nama: Weed
Sekutu: Netral
Profesi: Tidak Ada
Gelar: Tidak Ada
Level: 1
Fame: 0
HP: 100
MP: 100
Strength: 11
Agility: 10
Vitality: 10
Wisdom: 10
Intelligence: 10
Charisma: 5
Luck: 5
Offence: 3
Defence 0
Magic Resistance: Tidak Ada
Karakter Weed begitu lemah hingga tidak ada yang luar biasa.
—Lima jam kemudian—
*Ding*
Vitality meningkat 1 poin
(+1 VIT)
Agility meningkat 1 poin
(+1 AGI)
Dua status meningkat hampir diwaktu yang sama.
“Phew.”
Weed akhirnya meletakkan pedang kayunya dan beristirahat sejenak. Tanpa makan atau minum, dia telah memukuli orang-orangan sawah tanpa henti hampir 8 jam.
Dia kelelahan secara fisik, dan lebih buruk lagi, tenggorokannya tengah terbakar rasa haus, perutnya kosong.
”Open Inventory”
Memberi kata kunci yang telah ditetapkan, gambar semi-transparan dari semua barang dalam penyimpanan milik Weed mengambang didepan matanya. Satu-satunya benda yang berada didalam penyimpanannya adalah sebuah botol air dan 10 potong roti gandum. Itu saja.
Di Royal Road, kau harus mendapatkan sendiri apa yang kau butuhkan. Player lain mencari uang dengan mengerjakan quest mudah selama 4 minggu, tetapi Weed tidak bisa meluangkan waktu bahkan satu menit.
Dia mengeluarkan sepotong roti gandum dan botol air tersebut, dan menggigit roti tersebut. Saat dia makan makanan, itu meredakan rasa laparnya dan faktor kepuasannya naik.
“Aku harus makan setiap lima jam. Sebaiknya aku makan lebih sering jika aku berolahraga dengan keras, tetapi aku tidak perlu meningkatkan faktor kepuasan sampai penuh. Yang harus aku lakukan adalah menjaga jarak dari kematian.”
Setelah Weed menyelesaikan makannya dengan cepat, dia mengambil pedang kayu tersebut dan berdiri didepan orang-orangan sawah.
“Dia melakukannya lagi.”
“Dia gila.”
“Kupikir dia punya dendam dengan tuh orang-orangan sawah.”
“Aku tidak berpikir dia akan berhenti sampai dia menghancurkan tuh orang-orangan sawah hingga berkeping-keping.”
Apakah itu sebuah ilusi bahwa orang-orangan sawah itu tampak seperti gemetar pada saat itu? Pedang kayu Weed memukul setiap inci dari orang-orangan sawah tersebut. Pertanyaan yang sama muncul diantara semua penonton.
“Kenapa tuh orang memukuli orang-orangan sawah?”
“Aku tidak berpikir itu akan berguna— jika dia mau meningkatkan keahlian dari skill, itu jauh lebih baik untuk pergi ke lapangan dan menggunakannya pada kelinci daripada orang-orangan sawah disini.”
“Lihat apa yang dia lakukan. Dia tidak menggunakan skill apapun. Bagiku, hal itu tampak lebih seperti dia memukuli orang-orangan sawah tersebut karena keinginan.”
“Mungkin dia meningkatkan statistik miliknya.” Seorang Knight mengenakan armor berkilau berkomentar, segera menarik perhatian semua orang yang ada ditempat itu.
“Bisakah kau meningkatkan statistikmu dengan hanya memukuli orang-orangan sawah?” Tanya seorang Ranger berkulit gelap.
“Huh? Ah, ya, itu benar.” kata si Knight.
“Lalu, kenapa kau tidak terus memukuli orang-orangan sawah malahan berusaha keras untuk meningkatkan levelmu?” Si ranger itu bertanya lagi.
Si knight bernama Pluto memiliki level yang cukup tinggi, sehingga dia telah belajar banyak tentang informasi dari sumber terpercaya. Dia juga satu-satunya orang yang menebak dengan benar motif tindakan Weed.
Jika seorang karakter meningkatkan staminanya, vitalitas dan staminanya akan berkembang sebagai hasilnya, dan jika seorang Wizard mengeluarkan banyak mantra, wisdom dan intelligencenya akan meningkat.
Namun peningkatan tersebut sangat sedikit jika dibandingkan dengan poin bonus yang menyertai naik level.
Setengah hari memukuli orang-orangan sawah tanpa istirahat mungkin memberikan satu atau dua statistik. Mengingat bahwa jumlah bonus statistik sebagai hadiah dari naik level adalah lima, apa yang Weed lakukan tampak konyol.
“Ini benar-benar konyol.”
Soeorang Sorceress menggelengkan kepalanya ketika dia mendengar penjelasan Pluto. Tetapi Pluto berpikir sebaliknya.
“Itu bekerja.” Kata Pluto.
“Maaf?”
“Kau hanya bisa mendapatkan sejumlah kecil poin exp jika kamu membunuh monster yang lebih lemah daripada levelmu yang sekarang. Kau tau itu, kan?”
“Tentu saja.”
“Dengan kata lain, semakin tinggi level-mu, semakin sulit untuk naik. Tetapi jika kau meningkatkan kekuatanmu dengan menjalani latihan semacam itu di tahap awal, kau bisa berburu monster lebih mudah nantinya. Hal itu akan berpengaruh secara menyeluruh terhadap game.”
“Kau mengetahui metode ini, jadi kurasa kau melalui latihan yang sama? Tidak, akankah semua orang melakukan hal sama jika mereka mengetahui tentang hal itu?”
“Tidak. Bahkan jika orang-orang tau, tak seorangpun akan melakukannya. Kembali ke permasalahan, apakah ada orang yang mau terus memukuli orang-orangan sawah itu selama 10 jam untuk meningkatkan kekuatan mereka 1 poin?”
“….”
“Ada batas sampai seberapa jauh kau bisa meningkatkan statistikmu dengan menghajar orang-orangan sawah yang dikenal sebagai lawan terlemah. Dalam hal kekuatan, aku memperkirakan itu sekitar 40. Apakah ada orang yang mau terus memukuli orang-orangan sawah itu selama setidaknya satu bulan untuk meningkatkan 40 poin pada kekuatan? Aku akan gila dan bosan, serta menyerah hanya dalam sehari.”
Kerumunan yang menonton Weed mengangguk serempak.
Kau lebih baik mencari senjata yang keren daripada memukuli orang-orangan sawah tanpa henti selama satu bulan penuh untuk meningkatkan kekuatanmu 40 poin. Sebuah item yang meningkatkan kekuatan 40 poin adalah tipe unik, namun jauh dari langka.
“Hal ini hanya berlaku untuk para pemula yang tidak bisa pergi keluar gerbang. Hal itu pernah populer untuk memukuli orang-orangan sawah seperti ini, tetapi itu dengan cepat ditinggalkan karena, ketika kau mempertimbangkan apa yang bisa kau dapatkan dalam jangka panjang tersebut, hal itu terlalu membosankan, dan melelahkan.”
Weed mendengar percakapan panas yang dilakukan orang-orang disekeliling dia. Dia berharap dia bisa berlatih disuatu tempat yang lain, tetapi selama dia tidak diijinkan meninggalkan Benteng tersebut, dia tidak bisa menghindari menarik perhatian yang tidak mengguntungkan di Aula.
”Apa yang membuatmu menyebut hal ini membosankan dan melelahkan?” Weed mengayunkan pedang kayunya dengan kekuatan penuh.
Jika kau bekerja keras, karaktermu akan menjadi kuat selangkah demi selangkah.
Ketika karaktermu berkembang, itu bisa mengalahkan monster yang lebih kuat dan menghasilkan lebih banyak uang. Bagi Weed, hal ini adalah hiburan utama dalam kehidupannya.
Weed pada dasarnya cenderung pada kerja fisik secara rutin. Sepanjang waktu ini, instruktur tengah mengawasi dia dengan mata yang puas.
* * * * *
Tiga minggu telah berlalu didalam waktu game. Weed login ke Royal Road setiap hari, itu hampir ke titik kecanduan bagi dia, kecuali untuk jam tidur minimum dia tidak akan berhenti bermain. Berkat kondisi fisiknya yang jauh lebih baik, yang mana dia telah putuskan untuk membangunnya sebelum dia mulai bermain Royal Road, hal itu memungkinkan dia untuk tidur tidak lebih dari 4 jam dalam sehari. Sekarang dia menoleh kebelakang pada 3 minggu sebelumnya, hal itu membuat dia sakit untuk berpikir tentang hal itu.
Setelah dia masuk kedalam game, dia menghabiskan rata-rata hampir 8 jam untuk memukuli orang-orangan sawah secara monoton, yang mana telah membuat dia lelah secara mental. Jika bukan karena pesan pop-up yang muncul sesekali yang menyemangati dia, dia pasti telah menyerah.
Ding
Strength meningkat 1 poin
(+1 STR)
Agility meningkat 1 poin
(+1 AGI)
Statistik baru: Fighting Spirit
Kamu bisa menyebutnya kekuatan manusia super sementara, atau bisa membuat monster yang lebih lemah untuk berlutut hanya dengan kekuatan kehendak dari matamu saja. Bonus poin tidak bisa didistribusikan pada statistik ini, dan itu akan meningkat secara otomatis, tergantung pada tindakan karakter, atau terutama jika kamu bertarung dengan monster untuk waktu yang lama, atau sering berhadapan dengan monster yang lebih kuat daripada levelmu saat ini.
Statistik baru: Endurance
kamu cenderung menggunakan stamina yang sedikit untuk sebuah tindakan. Bonus poin tidak bisa didistribusikan pada statistik ini.
Di Royal Road, sebuah statistik baru kadang-kadang dibuat selain yang asli.
Pesan pop-up yang terkait dengan skill sesekali muncul juga. Satu-satunya skill yang Weed miliki pada saat ini adalah Sword Mastery.
Ding
Level Up: Sword Mastery
(Beginner Level: 3 | 0%)
Meningkatkan Attack Power dengan pedang (+30% ATK)
Meningkatkan Attack Speed dengan pedang (+9% ATK SPD)
Setiap kali pesan pop-up muncul, Weed diam-diam senang dengan kemajuan yang dia buat. Tetapi apa yang sangat mengganggu dirinya adalah rasa frustasi bahwa dia telah tertinggal dibelakang dari tujuannya.
Selama 3 minggu belakangan, saat dia mengabdikan dirinya untuk memukuli orang-orangan sawah, strengthnya meningkat hanya 28 poin, agility 25, dan vitality 22.
“Kecuali aku mempercepat langkahku, aku akan berakhir membuang-buang waktu yang berharga lebih banyak lagi pada orang-orangan sawah ini bahkan setelah 4 minggu pembatasan diangkat. Aku harus menyelesaikannya sebelum aku bisa meninggalkan Benteng.”
Mata Weed berkobar dengan tekad membara.
*Kruyuk*
Pada saat ini, perut Weed memutuskan waktunya untuk makan. Selain karena kemajuan yang lambat pada statistiknya, dia tengah tersiksa oleh fakta bahwa dia telah kehabisan roti.
Dia bisa saja pergi ke air mancur terdekat dan memenuhi botol dengan air, tetapi roti adalah masalah yang berbeda— dia harus membayar untuk mendapatkannya.
*Sniff*
*Sniff*
Dia mencium aroma yang sedap berasal dari suatu tempat.
Weed, mengayunkan pedang kayunya, berhenti dan melihat pada sang instruktur, yang mengeluarkan bekal makan siangnya untuk istirahat makan siang.
“Hehe, Instuktur Yang Terhormat.” kata Weed, sambil dia mengibaskan ekornya yang tak terlihat, dia berjalan kearah sang instruktur.
“Hmm, siapa ini, tak lain lagi selain Weed-nim? Apa yang membawamu kemari?” Sang instruktur berkata dengan hangat.
“Bukankah itu akan sepi untuk makan siang sendirian? Saya disini untuk menemani anda.” Kata Weed penuh hormat.
*Kruyuk*
Sambil perutnya bergemuruh, Weed berbohong dengan wajah lurus, tetapi dia tidak bisa menipu sang instuktur.
“Aku mengerti bahwa kamu lapar, duduklah disebelahku! Aku membawa banyak makanan, cukup untuk memberi makan dua mulut.”
“Terimakasih, pak!”
“Cukup dengan kerendahan hatimu! Itu adalah kehormatan bagiku untuk menyajikan makanan pada seorang calon petualang besar sepertimu, Weed-nim. Aku yakin bahwa suatu hari reputasimu akan bergema diluar batas Benteng Serabourg. Ketika hari itu tiba, harap ingatlah aku!”
“Ya, Pak. Saya pasti akan mengingatnya.”
Setelah menyanjung sang instruktur secara ringan, Weed menikmati makan siang bersama dengan dia. Ini adalah semacam adegan menyedihkan, namun dia bersyukur bahwa dengan sedikit usaha, dia bisa memenuhi perutnya.
Lagian dia tidak menjilat seorang pria asli. Apa masalahnya tentang bersilat lidah dengan sebuah NPC dengan kecerdasan buatan?
Selain statistik yang Weed telah tingkatkan dengan memukuli orang-orangan sawah selama 3 minggu terakhir, dia juga membangun sebuah hubungan dekat dengan sang instruktur. Efek tambahan ini entah bagaimana sangat mengagumkan.
Sementara Weed sibuk melahap makan siang, sang instruktur tiba-tiba bertanya, “Ngomong-ngomong, Weed-nim, apa yang kamu pikirkan tentang Sculpture Mastery?”
Sclupture mastery? Apa-apaan itu sculpture mastery?
Weed meengunyah nasi dan menelannya sebelum dia bertanya balik, “Apa maksud anda dengan Sculpture Mastery?”
“Aku hanya ingin tau pendapatmu. Aku ingin tau pandangan seperti apa yang kamu miliki tentang Sculpture Mastery secara umum.” Kata sang instruktur.
Pada saat ini, kecepatan berputarnya otak Weed meningkat dan meskipun tak masuk akal untuk mencoba untuk mengubahnya menjadi nilai numerik, itu dikalikan sekitar lima kali.
Aku sejauh ini telah memahami bahwa sang instruktur adalah seorang yang berpikiran sederhana dan dengan penglihatan yang kurang. Dia percaya dengan tulus bahwa pedang itu tak terkalahkan, dan bagi dia, kebajikan tertinggi untuk berlatih keras di Training Hall. Dan sekarang dia menanyai aku tentang apa yang aku pikirkan tentang Sculpture Mastery?
Segera setelah Weed selesai berpikir, dia mengerutkan keningnya.
“Instruktur Yang terhormat! Saya tidak bisa percaya anda menyebutkannya. Saya adalah pria yang berpegang teguh pada pedang. Apakah anda bertanya tentang pendapat saya tentang, Ya Tuhan maafkan saya, Sculpture Mastery? Saya benar-benar kecewa. Ini adalah jawaban saya— tidak pernah, tidak akan pernah, bahkan sekalipun pemikiran kerajinan tangan rendahan semacam itu terlintas dalam pikiran saya.”
Meskipun nada Weed sangat offensif, yang seharusnya akan membuat dia menjadi marah dalam situasi lain, sang instruktur secara tak terduga menepukkan tangannya dengan gembira.
“Sudah kuduga kamu akan berkata begitu!”
“Sudah pasti. Sesuatu seperti Sculpture Mastery tak lebih dari sebuah kesalahan yang mengerihkan dari Tuhan yang tidak pantas kita perhatikan. Kenapa saya, seorang pria yang berpegang teguh pada pedang, harus memikirkan hal semacam itu?”
“Aku sangat setuju, Weed-nim”
Weed merasakan itu, meskipun itu tidak terlihat, persahabatannya dengan sang instruktur meningkat lebih tinggi pada saat ini.
Ini adalah cara untuk berteman dengan seseorang. Kau tidak perlu menumpahkan darah dengan mereka. Kau tidak perlu menghabiskan waktu dan uang pada mereka. Hanya perlu bergabung dengan mereka dalam menjelek-jelekkan sesuatu atau seseorang yang juga mereka benci pada kesempatan pertama yang muncul, dan hal itu akan menarik simpati mereka.
Weed menduga sang instruktur akan mengubah topik pembicaraan, tetapi dia menggaruk belakang kepalanya dan tetap pada topik ini.
“Ada sebuah rumor bahwa seorang pria tak diketahui yang menguasai sculpture dan pernah mengukir cahaya bulan.” Kata sang instruktur.
“Saya meragukannya, pak. Sebuah rumor selalu dilebih-lebihkan. Bagaimana bisa seseorang yang mempelajari Sculpture Mastery yang tak berguna bisa mengukir cahaya bulan? Mungkin itu adalah sebuah kerikil dalam bentuk bulan?” Kata Weed dengan riang.
“Kamu berpikir begitu juga? Tetapi aku diberitahu oleh pendahuluku. Nama kehormatannya adalah Mellium, saat ini adalah seorang Royal Knight…”
Memahat dianggap sebagai skill tak berguna, tak lebih dari menghias sebuah balok kayu kecil untuk menghasilkan sebuah ornamen.
Rumor mengatakan bahwa jika kau meningkatkan kerajinan sampai tahap tertentu, kau akan bisa membuat senjata proyektil dari logam. Tetapi hal itu tak diragukan lagi salah satu dari skill yang tak seorangpun akan memperlajarinya.
“Oleh sebab itu Weed-nim, pertanyaan tentang Sculpture Mastery ini membuat aku tertarik. Hal ini tak diragukan lagi bahwa kerajinan tidak mungkin bisa menyaingi pedang kita dalam keadaan apapun, tetapi maukah kamu mencari tau apakah rumor tersebut memiliki butir-butir kebenaran? Aku minta tolong padamu karena kamu adalah seorang pria yang bisa dipercaya. Jika kamu menerima permintaanku, aku akan senang mendengarnya.” Kata sang instruktur.
Lalu sebuah pesan pop-up muncul didepan mata Weed.
Ding
Quest: Seorang Pemahat Misterius Dirumorkan Telah Mengunjungi Istana
Sebuah rumor tentang seorang pria yang telah menguasai seni memahat pernah mengukir cahaya bulan telah beredar disekitar Kerajaan Rosenheim sejak lama. Cari tau tentang rumor tersebut apakah itu benar atau tidak!
Tingkat Kesulitan: E
Syarat Quest:
Berteman dekat dengan instruktur dan hanya untuk mereka yang belum memperoleh Sculpture Mastery.
Diakui sebagai seorang yang handal oleh sang instruktur karena gairah besar pada Sword Mastery.
Weed nyaris tidak bisa menahan kesenangannya. Nalurinya memberitahu dia bahwa quest ini lebih langka dari yang langka.
Hal ini karena quest tersebut memiliki syarat yang sangat rumit untuk bisa memulainya. Berteman dekat dengan sang instruktur— siapa yang akan menyangka tentang hal itu?
Kebanyakan pemain pada umumnya bahkan tidak tau lokasi Training Hall, apalagi mengunjunginya ketika mereka memperoleh skill baru, mereka tidak perlu datang jauh-jauh untuk melatihnya pada orang-orangan sawah.
Terlebih lagi, itu adalah sebuah kejadian yang langka bahwa seseorang bersedia untuk berdiam di Training Hall dan memukuli orang-orangan sawah lagi dan lagi untuk meningkatkan statistiknya dengan cara yang sulit, seperti yang telah dilakukan Weed.
Jika kau mencari lebih dalam, kau mungkin akan menemukan beberapa pemain yang seperti itu, tetapi dalam kasus Weed, dia telah menghabiskan hampir seluruh waktunya selama 3 minggu dengan orang-orangan sawah. Siapa lagi yang bisa melakukan hal sama seperti itu?
Berbicara tentang persahabatan dengan instruktur, hal itu nyaris mustahil untuk mencapainya kecuali seseorang seperti Weed mendekati dia, menjilat dia untuk berbagi makan siangnya.
Bahkan dengan semua syarat diatas terpenuhi, kau masih harus memulai pertualanganmu yang baru di Benteng Serabourg di Kerajaan Rosenheim melawan segala rintangan. Belum lagi kau harus menemukan saat yang tepat untuk menjelek-jelekkan Sculptur Mastery bersama dengan sang instruktur.
Ini hebat. Aku hampir saja bangkrut dan mati kelaparan. Pada tingkat kesulitan E, quest ini tampaknya mudah untuk diselesaikan.
Weed mengangguk pada sang instruktur.
“Saya merasa terhormat untuk menerimanya. Meskipun saya tidak percaya tentang omong kosong itu, saya akan mencari tau seperti apa itu ukiran cahaya bulan.”
Ding
Kamu telah menerima quest!
“Aku menghargainya Weed-nim. Aku percayakan padamu tugas ini. Ambil uang ini sebagai uang saku.” Kata instruktur, menyerahkan 2 silver. “Aku beri kamu saran: kunjungi toko patung terlebih dulu dan kumpulkan informasi disana.”
Sepotong roti gandum, meskipun tanpa rasa, itu cukup untuk mengisi perut, dan harganya 3 copper. Karena sebuah koin silver setara dengan 100 koin copper, hal itu bisa dibilang Weed baru saja menerima setara dengan 66 potong roti gandum untuk uang saku, ditambah kembalian.
Dia yakin bahwa setelah questnya selesai, dia akan mendapatkan hadiah yang lebih banyak dari instruktur.
“Bagus! Aku tak perlu khawatir tentang kehabisan roti untuk sementara waktu.”
Bertahun-tahun mengalami sendiri bagaimana rasanya kelaparan membuat Weed menghindari kekurangan gizi dengan cara apapun.
Vote sama Comment nya ya jan lupa mwah :*
The Legendary Moonlight Scluptor : Volume 1 Chapter 1 – Lahirnya Seorang Dark Gamer
15 Mei 2017 in Vitamins Blog
Coba bayangkan sebuah kehidupan dalam kemiskinan yang tampak mulia, elegan dan indah, yang mungkin tidak akan bisa kau temukan dimanapun kecuali di sebuah drama. Tak peduli seberapa miskin dirimu, hal itu tak akan mengecilkan hatimu dari memberikan kasih sayang tanpa pamrih kepada orang-orang asing yang tidak kau kenal, dan bahkan rela berbagi sepotong roti dengan senyuman hangat.
Jika ada seseorang yang berkata bahwa ilusi seperti itu ada di kehidupan nyata, Lee Hyun akan menghajarnya sampai babak belur, dan memukulnya sekali lagi untuk menghabisinya.
Hidup sangatlah kejam bagi orang miskin. Hukum Kemakmuran Tenaga Kerja yang di revisi oleh Pemerintah membuat semua pekerjaan tidak tersedia bagi anak-anak dibawah umur. Meskipun secara ilegal, Lee Hyun telah bekerja di segala macam bidang pekerjaan yang bisa kau bayangkan.
Sejak umur 14, dia telah menjahit di sebuah pabrik. Gajinya bisa dibilang amat sangat kurang, tapi setidaknya dia bisa mendapatkan makan gratis.
Namun, berada di bawah tanah, hanya dengan 2 kipas ventilasi yang bekerja, kesehatannya menurun drastis. Akibatnya, paru-parunya rusak, dia harus membayar biaya kesehatan yang sangat berat.
Lalu, dia bekerja di sebuah stasiun gas, dan kadang-kadang, dia berkeliling sambil mendorong gerobak, mengumpulkan dan menjual sampah daur ulang.
Namun tidak peduli seberapa keras dia bekerja, pada akhirnya, uang yang tersisa di sakunya hanyalah recehan.
Sebagai anak dibawah umur, dia terpaksa untuk bekerja secara ilegal, dan fakta ini digunakan oleh para orang yang mempekerjakan dia untuk mempekerjakannya tanpa ampun.
Dia terus menjalani kehidupan eksploitasi seperti ini sampai usia 20. Berkat itu, Lee Hyun tau betul nilai dari uang. Namun, segalanya akan berubah sekarang. Sekarang dia akhirnya telah diakui sebagai orang dewasa oleh hukum, dan mendapatkan kartu ID yang memungkinkan dia untuk bekerja secara resmi.
Sambil memasukkan kartu ID-nya kedalam dompet, Lee Hyun bergumam.
“Aku harus bekerja sampai tubuhku tidak kuat lagi menahannya. Aku seharusnya bisa melakukan 3 pekerjaan dalam sehari.”
Ketika dia masih kecil, orang tuanya telah meninggal, dan sekarang keluarganya hanya terdiri dari nenek dan adik perempuannya.
“Baiklah. Mulai hari ini kita akan jadi kaya.”
Lee Hyun bersumpah untuk melakukannya, lalu kembali ke rumah.
“Lee Hyun, kamu barusan pulang?”
Neneknya bertanya sambil berbaring dibawah selimut.
Setelah jatuh dari tangga beberapa hari yang lalu, pinggangnya terkilir, membuatnya tak bisa pergi untuk bekerja dan meskipun minum obat untuk mengurangi rasa sakitnya, dengan kondisi yang pas-pasan, ia tidak dapat pergi ke rumah sakit untuk mendapat perawatan yang tepat dan hanya bisa beristirahat di rumah, juga karena tidak mendapatkan perawatan, setiap malam ia hanya bisa merintih kesakitan.
Kapanpun Lee Hyun masuk ke dalam rumah, dadanya terasa sesak. Itu adalah rumah tanpa tanda kehidupan, dengan seorang adik perempuan yang pendiam dan seorang nenek tua. Sekalipun dia tidak mengetahuinya, itu mungkin adalah alasan kenapa dia tidak suka pulang ke rumah.
“Hayan?”
“Aku tidak tahu. Dia pergi keluar dan belum kembali. Mungkin dia sedang berkumpul dengan gerombolan yang buruk lagi, aku tidak yakin.”
Lee Hayan adalah adik perempuannya. Belakangan dia jarang melihat wajahnya.
“Dia akan baik-baik saja. Apa yang bakal terjadi?”
“Kamu itu satu-satunya kakaknya. Seorang kakak harus melindungi adik kecilnya.”
“Ya.”
Lee Hyun tersenyum masam dan pergi ke kamarnya. Sekalipun dia terpaksa bekerja dengan mengandalkan fisik atau menyupir sebuah taksi, dia ingin adik perempuannya untuk masuk ke sebuah universitas.
Adik perempuannya sempat melenceng dari jalur yang baik, namun sebenarnya ia sangatlah periang dan cerdas, tak seperti Lee Hyun. Dia percaya bahwa di universitas, adiknya akan bertemu dengan suami yang baik dan bisa hidup dengan nyaman. Dia juga ingin membalas kebaikan neneknya yang tua dan sakit, untuk semua yang telah neneknya korbankan untuk membesarkan Lee Hyun dan Lee Hayan.
“Baiklah, cari kerja besok. Mungkin akan ada tes untuk masuk kerja juga…”
Sambil bergumam, Lee Hyun menyalakan komputer. Komputer tua miliknya berdengung saat dinyalakan. Segera setelah terhubung dengan internet, sebagai rutinitas, dia mengakses sebuah game. Game itu adalah Continent of Magic, sebuah game klasik yang di rilis 20 tahun yang lalu. Sebuah game online yang dulu pernah menjadi kegilaan para gamer di Republik Korea.
Game itu bertahan di puncak kejayaan sampai 3 tahun yang lalu. Komputer antik milik Lee Hyun, dirakit dengan menggabungkan bagian-bagian ini dan itu, tidak mampu untuk menjalankan kebanyakan game. Hanya Continent of Magic yang bisa dimainkan dengan lancar.
itu adalah game pertama yang pernah dia mainkan, namun hanya saat bermain dia merasa enjoy.
Cara bermain Lee Hyun sangatlah aneh. Bukannya berasosiasi dengan orang-orang di sekitarnya dan malahan berburu sepanjang hari. Setelah membunuh monster-monster dan menaikkan levelnya, dia pergi ke tempat berburu yang lebih sulit. Dia tidak ikut dalam raid boss atau perang guild sama sekali.
Dia menemukan kesenangan didalam game dengan cara meningkatkan kekuatan karakter dan mengupgrade equip miliknya. Pernah sekali dia leveling selama 200 jam (8 hari) non-stop tanpa tidur. Hal itu tidaklah aneh baginya untuk berjuang selama satu bulan untuk menaikkan satu level, atau menangkap seekor monster.
Orang lain mungkin bertanya-tanya kesenangan apa yang dia cari, namun baginya, kesenangan ialah saat karakternya bertambah kuat dan saat dia bisa mengalahkan monster yang sebelumnya tidak bisa, dia sangat gembira.
Dalam waktu yang singkat, Lee Hyun mencapai level tertinggi. Dia telah mendapat status yang tertinggi dimana levelnya tidak bisa naik lagi.
Dalam dua dekade sejak Continent of Magic dirilis, itu adalah rekor pertama dan satu-satunya dalam sejarah. Ketika Lee Hyun menoleh ke belakang, dia tidak dapat menemukan seseorang yang bisa merivali karakternya. Di tempat berburu, dimana orang lain berjuang dengan membentuk party, dia sendirian bisa menghabisi semua monster.
Setelah mencapai level tertinggi, dia sendirian berburu semua bos monster, termasuk Naga.
Sayangnya untuk Lee Hyun, dia telah kehilangan minatnya terhadap Continent of Magic. Sekarang ini, dengan kemajuan teknologi, tujuan akhir dari semua game adalah dengan menggunakan sistem virtual reality.
Sebuah game yang sangat bagus bernama ‘Royal Road’, sering direferensikan sebagai standart untuk game virtual reality. Dimulai dari implementasi sepenuhnya dunia yang luas, game tersebut mengandung puluhan ribu ras dan pemain. Lebih dari puluhan ribu job dan ratusan ribu skill.
Kau dapat menikmati petualangan seperti yang kau inginkan, atau bahkan pergi memancing di laut dengan teman selama berhari-hari, yah hal itu asalkan kau tidak bertemu dengan angin topan, tentunya.
Skala kebebasannya sangatlah menakjubkan, tetapi diatas semua itu, yang paling bagus adalah sistem gamenya yang luar biasa. Royal Road memiliki reputasi sebagai kesenangan tertinggi seorang manusia yang bisa nikmati dalam sebuah game.
“Yah, buat aku, itu semua cuma sebuah mimpi di atas awan.”
Apa yang bisa Lee Hyun harapkan dari komputernya yang bakal melambat hanya karena halaman web yang agak ruwet?
Sepopuler apapun hal itu, untuk memasang alat untuk menjalankan virtual reality-nya saja mencapai 10.000.000 won. Jika dia punya uang sebanyak itu, dalam kondisi apapun, akan digunakan untuk biaya pengobatan neneknya, atau akan dia gunakan untuk membayar biaya kuliah adiknya.
Agar bisa dengan rajin mendapatkan uang, Lee Hyun memutuskan untuk menghapus akun Continent of Magic miliknya, dan dengan itu menghilangkan segala bentuk gangguan terhadap tujuannya untuk mendapatkan uang.
Sangat disayangkan game/akun tersebut harus menghilang.
!”’Apa anda yakin ingin menghapus akun anda?”’
”’Ya | Tidak”’
Lee Hyun mengarahkan kursor mouse-nya ke arah ‘Ya’. Sekarang, hanya dengan sekali klik’an dari mouse, karakter berharga yang telah dia kembangkan akan menghilang selamanya. Pada saat dia menekuk jarinya untuk menekan, sebuah gagasan muncul dalam pikirannya.
‘Bisakah aku menjual karakterku untuk mendapat uang? Jual Akun kalau aku gak salah ingat…’
Dia teringat membaca sebuah koran atau apalah itu, mengatakan kalau membeli dan menjual karakter adalah suatu hal yang wajar jaman sekarang. Dan cerita itu berarti uang! Hal itu menyadarkan Lee Hyun bahwa jika dia ingin menghapus karakternya, bukanlah ide buruk untuk menjualnya kepada orang lain.
Lee Hyun mulai mencari situs di internet untuk jual beli karakter. Satu pencarian menghasilkan puluhan situs yang muncul, dan diantara mereka, dia memasuki situs dengan volume perdagangan terbesar.
“Jadi aku cuma butuh posting karakterku disini dengan harga awal, lalu selesai?”
Lee Hyun mengunggah gambar-gambar, bersamaan dengan karakternya sendiri.
Karakter level tertinggi di Continent of Magic, dengan equip drop terbaik dari Naga, yang senilai 30 trilyun.
Dia memutuskan untuk memulai lelang dengan harga awal 50.000 won. Dia takut tidak akan ada seorangpun yang akan menawarnya jika dia memasang harga yang lebih tinggi.
Batas akhir lelang adalah satu hari.
Menunggu lebih lama untuk uang yang lebih banyak serasa tidak mungkin. Juga, untuk mendapatkan pekerjaan, dia butuh pakaian yang layak setidaknya kemeja dan dasi, jadi dia butuh uang dalam waktu singkat.
Biasanya, ada jangka dari karakter dan item untuk menentukan harganya, tapi isi lelang dari orang lain hanya bisa dilihat oleh member yang bayar, jadi Lee Hyun tidak dapat mengaksesnya.
Lee Hyun menyelesaikan postingannya, lalu pergi untuk tidur. Bangun pagi di keesokan hari, dia berencana untuk pergi ke kantor perekrutan terdekat.
Tidak sampai satu jam setelah Lee Hyun memposting di pelelangan tersebut, para pengguna internet mulai memanas.
* * * * *
Awalnya, tidak ada yang percaya pada postingan lelang tersebut. Dengan patch terakhir dari Continent of Magic, mereka semua tau bahwa maksimal level telah naik secara drastis.
Level Maksimal sekarang adalah 200.
Di seluruh server, tak seorangpun yang diketahui telah mencapai tingkat tersebut, mungkin karena level tersebut sangatlah mustahil dicapai oleh semua orang.
Dan sekarang, ada postingan lelang dengan karakter yang naik ke level tertinggi, untuk dijual.
“Ada orang yang ingin membodohi kita.”
“Orang bodoh macam apa yang ngepost beginian?”
“Ini sudah sering kejadian, sudah gak seru lagi.”
Beberapa orang berkomentar dengan nada seperti itu. Beberapa menyarankan yang lain agar tidak tertipu, sementara yang lain berterima kasih karena membuat mereka tertawa.
Dari awal abad 21, penipuan model phishing menjadi sebuah trend, dan karena kasus seperti itu sangat sering terjadi, mereka pikir postingan Lee Hyun adalah kasus seperti itu juga.
“Gak, gak mungkin…”
“Mustahil.”
Para pengguna internet mencoba untuk mengabaikan postingan tersebut. Tetapi rasa keingintahuan mereka tidak dapat dielakkan, dan mereka masuk untuk melihat postingan lelang itu lagi dan lagi.
Postingan lelang sudah jelas membutuhkan screenshot dari karakter yang dijual untuk ditampilkan.
Tiap-tiap file yang dilampirkan dalam postingan dibuka. Info karakternya sangatlah menakjubkan. Berbagai status mencapai maximum, dan equip serta itemnya memang fantastis.
“Dapat dari mana dia senjata itu?”
“Full set dari Red Dragon Armor, juga dengan Red Dragon’s Backbone Shield? Wow…”
“Dia bilang itu semua didapat dari drop Black God of Valor.”
Orang-orang lumayan mengaguminya. Entah bagaiman itu tidak seperti kasus phishing biasa. Untuk membuat gambar yang sangat detail semacam itu akan butuh usaha yang bukan main-main.
“Orang ini pasti menghabiskan waktu yang sangat banyak.”
“Tampilan gamenya memang Continent of Magic, tapi dari game apaan equipnya itu?”
Diantara mereka yang melihat postingan lelang tersebut, adalah desainer grafis. Melihat pada dasar foto, mereka mencoba untuk menemukan kecacatan.
“Gak peduli seberapa bagus editan foto itu, pasti keliatan sisa-sisa editnya. Sekalipun itu tampak sempurna di mata publik, kalau diteliti dengan teknologi terbaru, bagian yang palsu akan kelihatan.”
Para desainer memperbesar gambar-gambar tersebut dengan skala 10.000 kali, melacak pixel, mempelajari seluruh bayang-bayang, dan bahkan men-scan file foto menjadi format 3D, mencoba untuk membuktikan bahwa itu hanyalah editan. Namun usaha mereka terbukti sia-sia. Pada akhirnya mereka terpaksa mengakui postingan tersebut.
“Semua gambar ini nyata.”
“Saya adalah kepala designer dari LK Co. Saya menjamin bahwa gambar ini tidak di edit dalam hal apapun.”
Bertentangan dari dugaan mereka, para desainer grafis mulai mengkonfirmasi ke aslian dari gambar-gambar tersebut.
Lalu player dari Continent of Magic muncul. Pada saat mereka melihat gambar-gambarnya, mereka berteriak kaget. Dari awal, mereka tidak meragukan apapun.
“Ini asli. Nama karakter adalah ‘Weed’. Player ini terkenal banget.”
“Equip emang asli miliknya, tapi aku gak tau kalau dia udah mencapai max level, sungguh mengesankan.”
Lee Hyun selalu bermain sendirian, dengan sengaja menghindari tempat leveling dengan banyak orang. Dia tak pernah berpartisipasi dalam penyerbuan, dan perselisihan kecil biasanya dia hiraukan. Tapi rumor tentangnya tidak pernah berhenti.
Membunuh Naga dan Kraken yang dianggap tak terkalahkan, dan menyapu bersih tempat berburu yang paling sulit seorang diri.
Tidak ber-asosiasi dengan pemain lain, bukan berarti mereka tidak dapat mengenalinya. Diantara player yang tersisa yang bermain Continent of Magic, dia sudah menjadi legenda. Hanya Lee Hyun yang tidak memahami fakta bahwa dia adalah selebriti.
“Jadi equipnya asli?”
“Lalu, ini hanya bisa dibilang sebagai jackpot…”
Harga awal lelang adalah 550.000 won. Tidak termasuk nilai karakter atau equipnya, cukup mempunyai polosannya saja, dibandingkan harga sekarang, membuat bilangannya jauh terlalu rendah.
Orang-orang buru-buru mulai menulis tawaran mereka. Harganya naik dalam sekejap dari 50.000 ke 300.000 won, terus sampai 700.000 won. Satu jam belum lewat, harga sudah melampaui 1.000.000 won.
Keuntungan dari menjual walaupun hanya 1 potong equip akan menutupi biayanya, jadi tidak perlu lagi untuk ragu-ragu tentang kerugian. Tawaran mulai naik selangit.
Sampai saat ini, banyak orang berhenti berpartisipasi karena putus asa, karena mereka membayangkan sampai batas tertentu harga penutupan lelang.
Meskipun jumlah player di Continent of Magic terus berkurang, setelah server-server bergabung menjadi satu dan menjadi gratis, masih banyak player yang bertahan.
Awalnya, yang menaikkan tawaran adalah player Continent of Magic, dan mengikuti mereka, adalah pekerja kantoran yang kaya, yang menaikkan harga jauh lebih tinggi.
Pada suatu waktu, saat gamenya baru dirilis, Continent of Magic membuat penduduk Republik Korea tidak tidur semalaman. Karakter dengan level tertinggi di game itu, mempunyai barang-barang dengan harga yang tinggi, yang ingin kau pamerkan ke orang lain.
Pekerja kantoran yang agak pintar buru-buru menelpon bos mereka yang seumuran.
“Pak direktur, anda disitu?”
“Ngapain kamu telpon aku tengah malam? Kamu mau dipecat?”
“Ehh? nggak pak, anu… pak direktur, dulu anda main Continent of Magic?”
“Ya, emang kenapa?”
“Sekarang ini, karakter dengan level tertinggi di Continent of Magic di lelang. Saya pikir pak direktur bakal tertarik…”
“APAAA!! M-M-Maksudmu Weed?”
“Ya. Jadi pak direktur ngerti. Level karakternya 200. Status dan equipnya sudah maksimal.”
Lalu diikuti sebuah penjelasan.
“Sekarang. Pakai uangmu dulu, tawar 30.000.000 won sekarang. Aku pulang ke rumah dulu sekarang buat nge-check, coba untuk dapat posisi pertama.”
Di jaman sekarang, orang-orang yang memegang posisi penting di perusahaan berasal dari generasi yang bermain game online di saat mereka masih muda. Berkat ini, mereka mendorong kenaikan harga lelang lebih tinggi lagi.
Di situs-situs besar dan semua website berbau game, topik panas yang dibicarakan adalah tentang lelang dari level tertinggi di Continent of Magic. Banyak orang mulai mencari, dan dengan cepat, ranking pencariannya naik setinggi-tingginya. Dari sini, lelang yang sesungguhnya dimulai.
* * * * *
Pada waktu yang sama, Lee Hyun sedang tertidur lelap, benar-benar tidak sadar tentang apa yang sedang terjadi.
“Kerja keras… 50.000 won sehari. Cuci piring di restoran, 30.000 won. Makan malam, ngutang…”
Dia sedang sibuk mengatur apa yang akan dia lakukan keesokan hari dalam mimpinya.
* * * * *
Dengan perhatian seluruh orang terfokus pada satu orang, harga lelang membumbung tinggi.
Sejauh ini, tidak ada yang tau siapa level tertinggi di Continent of Magic, tapi memiliki keinginan untuk memiliki dan memamerkan karakter abadi dari game yang dulu pernah menjadi yang terbaik.
Harga lelang akhirnya melebihi 100.000.000 won.
Kini, harga kepemilikan melampaui harga pasaran dari barang dan equip. Beberapa orang menyesali kekurangan uang mereka dan berhenti mengikuti lelang.
“Aku pikir orang yang jual karakter ini bener-bener gila.”
“Kok bisa dia pasang batas waktu cuma satu hari untuk karakter yang kayak gitu?”
“Apa dia yakin bakal terima harga maksimal untuk karakternya?”
Dengan gaya seperti ini, orang-orang berkomentar di postingan lelang tersebut untuk meringankan kesedihan mereka. Tidak lama, jumlah komentarnya melebihi 900.
Lelangnya secara otomatis diperpanjang beberapa kali, dan ketika harga melebihi 300.000.000 won, beberapa perusahaan mulai aktif terlibat.
Karena masalah simpel pada lelang tersebut, satu-satunya hal yang mereka ketahui adalah tidak ada akhirnya. Jika harga telah disepakati dengan jumlah yang luar biasa besar, banyak orang akan mendengarnya melalui berita atau dari mulut ke mulut, efek publisitasnya sangatlah kuat.
Untuk menaruh satu iklan saja membutuhkan uang yang banyak, dan juga, setelah susah payah mengeluarkan uang untuk membuat sebuah iklan, orang-orang masih malas untuk melihatnya. Namun, bagaimana bila berita tentang karakter dengan level tertinggi terjual untuk keuntungan yang kecil? Minat dan perhatian orang-orang akan berkonsentrasi pada satu hal.
Public relation dari tiap perusahaan mengamati dengan perspektif seperti itu. Media digital menghebohkan kompetisinya, Stasiun-stasiun game ingin mendapatkan karakter level tertinggi tersebut. Harga pasaran dari karakter bukanlah masalah. Membuat acara spesial tentang game yang terkenal di masa lalu, lalu menampilkan karakter tersebut akan meningkatkan kesan baik tentang stasiun tersebut.
Kompetisi yang panas membuat harga naik lebih tinggi lagi dan lagi, dan kenaikan jumlah pengunjung membuat situs jual beli tersebut tersenyum puas.
Lalu, lelang akhirnya berakhir.
Pada akhirnya, lima stasuin game besar bertarung satu sama lain untuk memperebutkan karakter tersebut, namun persaingan ketat diantara mereka, yang sukses dengan tawaran tertinggi dan mendapat karakter tersebut adalah CTS Media. Situasi terakhir adalah naiknya rating broadcast yang sangat pesat yang membuatnya menjadi sebuah perusahaan yang terkenal. Dengan intervensi dari sekretaris presiden, tawaran akhir ditulis dan dimasukkan, sesaat sebelum lelang berakhir.
* * * * *
“Halo?”
Lee Hyun mendapat panggilan telepon, membangunkannya dari tidurnya di pagi hari.
Pekerjaan pembangunannya kemarin membuatnya lelah, dan dia pun tertidur. Dia hanya mendapat 330.000 won. Kurang dari rata-rata karena dia dianggap tidak kompeten.
“Halo.”
Tak diduga, suara di balik gagang telepon tersebut adalah suara dari seorang wanita cantik.
“Um… sepertinya anda salah sambung.”
Lee Hyun, yakin bahwa gak ada perempuan yang otaknya masih waras akan menelpon rumahnya, mencoba untuk mengakhiri percakapan sesegera mungkin.
Namun sebelum dia melakukannya, wanita itu dengan suaranya yang indah berbicara lagi…
“Anda yang menjual akun anda lewat internet, bukan?”
Dia bertanya.
“Ya, itu Benar…”
“Ini adalah CTS Media Incorporated. Saya adalah sekretaris presiden, Yoon Nahee. Kami telah mendeposit jumlah uang dari tawaran kami untuk pelelangan ke dalam akun anda, anda bisa mengkonfirmasi di situs jual beli. Harap jangan ragu untuk menghubungi kami jika anda punya yang lain.”
“Tu-Tunggu sebentar! Ada tawaran yang sukses?”
“Hmm. Ya, ada. Bolehkah saya bertanya, sudahkan anda mengeceknya?
“Tidak, saya sedikit sibuk…”
Yoon Nahee dari CTS Media, adalah sekretaris Presiden, bahkan sampai bekerja di bagian keuangan, dia juga mengetahui 8 bahasa. Dia bukanlah wanita biasa, dan semua yang ada disekitarnya memujinya tanpa henti. Namun fakta bahwa Lee Hyun tidak mengecek lelang dengan jumlah sebanyak itu cukup membingungkan Yoon Nahee.
“Berapa harga tawaran terakhir?”
Lee Hyun berharap-harap cemas. Berharap paling tidak lebih dari 200.000 won untuk membayar biaya pengobatan, dia berpikir dia harus bertanya, tapi suara yang Lee Hyun dengar di telepon membuatnya kaget.
“3.090.000.000 won.”
Asalnya, karakter milik Lee Hyun ‘Weed’, berdasar harga pasar, adalah 150.000.000 won.
Tentu saja game yang sedang berada dalam puncak popularitas yang equipmentnya saja sudah bisa mencapai 100.000.000 won, tapi jika itu adalah sebuah game lama, seperti Continent of Magic, harganya akan turun sangat drastis.
Namun, karena beberapa faktor, termasuk batas akhir lelang yang terbatas, tingkat kelangkaan yang terlampau tinggi, dan reputasinya, membuat harganya melampaui 3.000.000.000 won. Lelangnya sendiri saja layak masuk berita, dan itulah tepatnya tujuan CTS Media.
Namun, Lee Hyun membalas dengan tegas.
“Apa kau mempermainkan aku?”
“Apa?”
“Aku gak percaya situ telpon cuma untuk ngomong sesuatu sebodoh itu. Aku tutup telponnya.”
Setelah menaruh gagang teleponnya, Lee Hyun tertawa pahit.
“Gimana dia bisa tau soal postingan lelang tersebut? Terus gimana dia dapat nomerku untuk ngerjain aku?”
Lee Hyun tidak percaya sama sekali. Itu terdengar gak masuk akal.
Namun, di saat dia mengakses situs jual beli, postingan lelangnya terpampang di layar utama situs jual beli. Tak terhitung berapa orang yang berkomentar secara terus menerus, dan jumlah uang dari suksesnya lelang adalah seperti yang perempuan tadi katakan, 3.090.000.000 won!
Lee Hyun berhasil untuk tetap sadar dan tidak pingsan, hanya karena kegigihannya yang kuat.
‘Kalau ini mimpi, kuharap aku gak akan pernah bangun.’ Pikirnya.
Pada hari berikutnya, Lee Hyun mengkonfirmasi penerimaan uangnya, bahwa lebih dari 3.000.000.000 won telah benar-benar di depositkan ke dalam akun bank miliknya.
Dia mencubit tubuhnya sampai-sampai darah terlihat, sudah pasti ini nyata! Lee Hyun buru-buru memperlihatkan buku bank-nya pada neneknya. Dia masih belum berani untuk mengatakan semuanya.
“Nenek, aku dapat uang.”
“Ya?”
Neneknya menjawab dengan lemas. Baru 3 hari setelah Lee Hyun mendapat kartu ID-nya. Tidak mungkin dia mendapatkan banyak uang.
“Hmm, kerja bagus Hyun.”
“Itu gak terlalu susah kok, nek.”
Lee Hyun memperlihatkan buku bank-nya pada neneknya.
“Apa ini?”
“Lihat. Ini uang yang aku dapatkan.”
Sang nenek beberapa kali menggosok matanya yang kabur sambil menatap buku bank-nya. Jumlah yang di stampel ke dalam akun tersebut, reaksi yang ia tunjukkan adalah ketidakpercayaan.
“Kamu! Apa kamu mencuri?! Emm, nggak, uang sebanyak ini tidak mungkin bisa dicuri…”
“Yang aku lakukan adalah menjual akun game-ku.”
“Akun?”
“Susah kalau dijelasin… pokoknya, uang ini aku dapat secara legal.”
“Jadi ini benar…”
Neneknya, dipenuhi perasaan yang meluap-luap, perlahan sesenggukan.
“Hyun, kita bisa hidup tanpa khawatir tentang tagihan air dan listrik lagi seperti yang lain?”
“Tentu saja. Kita bahkan bisa memiliki rumah sendiri.”
“Kamu bisa kembali ke sekolah… dan Hayan bisa kuliah. Kita tak lagi hidup cemburu pada orang lain.”
Sang nenek meneteskan air mata. Hal yang sama terjadi pada Lee Hyun.
Sambil mengigat semua penderitaan dan kepahitan yang dia terima.
“Sekarang kita bisa hidup bahagia bersama, nek.”
“Ya, tentu.”
Dengan masa-masa susah yang dilalui bersama, kedua orang itu merasa sangat, sangat bahagia. Setelah beberapa hari, mereka membeli rumah baru dan neneknya menerima perawatan yang sewajarnya di rumah sakit. Tidak hanya sakit pinggang, neneknya juga sakit di banyak hal yang lainnya, dan harus dirawat di rumah sakit. Adik perempuannya, Hayan, juga merasa bahagia. Namun kebahagiaan mereka hanyalah sebentar.
Lima pria bersetelan hitam. Satu hal yang paling tidak ingin Lee Hyun temui, datang ke rumah sakit.
Kelima pria bersetelan hitam, tampak seperti baru saja keluar dari toko, menerobos masuk ke kamar rumah sakit. Tubuh yang tegap, sekalipun hanya 5 yang masuk ke dalam kamar rumah sakit yang luas tersebut, kamar rumah sakit terasa penuh.
Pasien yang lain panik dan ketakutan, dan dengan bantuan perawat, mereka keluar ruangan dengan perlahan.
Pada akhirnya hanya Lee Hyun, neneknya, dan pria-pria itu tersisa. Lee Hyun berpikir bahwa dia beruntung karena adik perempuannya tidak disitu ketika pria-pria itu datang. Tapi tidak pernah ada hal baik yang datang dari pria-pria itu. Hyun menduga yang akan terjadi tidak akan berbeda dari yang sebelumnya.
“Lee Hyun, aku dengar keluargamu sedang mendapat keuntungan yang besar…”
Pria berambut pirang berbicara.
Lee Hyun membalas dengan tajam.
“Terus?”
“Dahulu ayahmu pernah mengambil pinjaman pada kami, dan sekarang kami disini untuk menagih hutangnya.”
“Hutang?”
“Ya. Dan sekarang kau punya uangnya, aku yakin kau siap untuk membayarnya.”
Lee Hyun menelan ludahnya. Ketika orang tuanya meninggal, Lee Hyun mewarisi hutang sebesar 100.000.000 won.
Sebenarnya hidupnya akan lebih baik jika dia melakukan pelepasan warisan, namun pada saat itu, Lee Hyun masih kecil dan tidak mengerti tentang hukum. Sebagai tambahan, neneknya, dengan kesedihan karena kehilangan anaknya, tidak mengajukan permohonan pelepasan warisan dalam kurun waktu 3 bulan, dan akhirnya hutang pun diwariskan.
Oleh karena itu, Lee Hyun memiliki hutang terhadap para rentenir sebesar 100.000.000 won. Dia tahu berapa kejam mereka, tapi sekarang dia punya banyak uang. Tidak ada alasan untuk takut.
“Aku akan kembalikan uangnya. Berapa totalnya?”
“Kembalikan? Perkataanmu sepertinya ada yang kurang. Yah, baiklah. Kami menghargai pelanggan kami yang terhormat. Total uang yang harus kamu bayar adalah 3.000.000.000 won.”
Mendengar kata-kata pria itu, Lee Hyun menjadi marah.
“Tak masuk akal! Uang yang di pinjam oleh ayahku sudah jelas 100.000.000 won.”
“Hey. ini sudah 8 tahun. Seiring waktu berjalan, bunganya terus naik.”
“Sungguh hal yang konyol… Aku akan lapor ke polisi.”
“Lapor? Sadar woi. Kau pikir polisi bakal berada dipihakmu?”
“Polisi adalah pelindung masyarakat.”
“Puhahahaha.”
Pria-pria itu tertawa mendengar kata-kata Lee Hyun. Khususnya, pria berambut pirang, mendengar kata-kata Hyun, dia mengangkat tangannya ke dahinya dan tertawa terbahak-bahak. Pria yang diam berdiri di belakang, berkata. Dengan mempertimbangkan suasana, sepertinya pria itu adalah pemimpin mereka.
“Jelaskan pada anak itu. Jangan buat masalah yang tidak perlu.”
“Ya, bos. Aku minta maaf. Nah nak, dengar baik-baik. Apa yang kami lakukan tidak melanggar hukum apapun. Karena kami menerima bunga yang sah. Sejak awal, bunganya adalah 50% dari uang pinjaman tiap tahun. Apa kau ingin aku menghitungnya? Tahun pertama jumlahnya bertambah dari 100.000.000 menjadi 150.000.000, tahun kedua sekitar 220.000.000, tahun ketiga 330.000.000, dan tahun keempat sudah hampir 500.000.000.”
Mendengar hitungannya, Lee Hyun merasa putus asa. Hutangnya bertambah 5 kali lipat hanya dalam 4 tahun. 8 tahun telah berlalu, jadi jumlahnya mungkin mencapai 2.500.000.000, namun waktu yang terlewat sudah lebih beberapa bulan dari 8 tahun, jadi tidak salah untuk berkata 3.000.000.000.
Lee Hyun sembari diejek oleh anggota komplotan itu, tidak tahu berapa banyak utang yang dimilikinya. Tanpa dia ketahui, utangnya sudah menumpuk sebanyak 3.000.000.000.
Bangkrut!
Orang lain dengan hutang sebanyak 3.000.000.000 akan menyatakan bangkrut. Meskipun setelah bangkrut, biasanya orang masih memiliki beberapa ribu. Lee Hyun tidak memikirkan sedikitpun soal menyatakan bangkrut. Butuh uang untuk mengajukan permohonannya. Pengadilan dan pengacara. Membayar mereka, dan mengikuti prosedurnya, kamu bisa bangkrut.
Lee Hyun bahkan tidak bisa untuk mengajukan permohonan bangkrut. Faktanya, sekalipun kau punya uang, para rentenir yang sadis itu tidak akan membiarkanmu melakukannya.
“Kami mau 3.000.000.000.”
“Gak, gak mungkin.”
“Gak mungkin? terserah kau. Kalau kau gak mau, kami akan kembali lagi besok. Pada waktu itu, jumlah yang harus kau bayar akan naik sedikit, tapi terserah kau.”
Pria bersetelah hitam memancarkan keyakinannya. Keyakinan tentang kebebasan, keyakinan tentang kekuasaan.
Dan juga, Lee Hyun tahu lebih baik membayar mereka jika dia bisa. Pada dasarnya, tidak ada alternatif lain, mereka datang karena mengetahui Hyun memiliki uang. Pria-pria itu tertawa menyeringai.
“Nenek yang malang telah jatuh sakit dan masuk rumah sakit, namun sepertinya dia tampak nyaman di sini. Sama seperti adik perempuanmu di lorong. Sungguh adik yang cantik, aku yakin dia akan laku bila dijual di pulau…”
“Jangan berani-beraninya kau menyentuh Hayan!”
“Santai, tidak akan ada yang terjadi, sekarang. Saat ini, kita masih bicara, nak. Tapi bagaimana bila keluarga 3 orang ini dirawat di rumah sakit sekaligus. Pasti akan terasa menyentuh.”
Lee Hyun tidak dapat menahan ancaman-ancaman mereka lagi. Tidak ada yang bisa dilakukan. Sudah cukup kalau pria-pria itu pergi. Mereka yang tidak dapat membayar apa yang mereka pinjam, di tempat kumuh, Hyun telah melihat nasib mereka yang tak memiliki uang untuk diserahkan pada mereka. Jika pada awalnya ada dosa, ialah meminjam uang dari mereka.
Bahkan tidak bisa mengandalkan hukum, Lee Hyun harus menyerahkan buku bank miliknya. Pria-pria itu menerima buku bank-nya di tempat, dan mengeluarkan 90.000.000 won tunai dari sebuah tas. Bersama dengan itu adalah kontrak untuk hutang sebanyak 100.000.000 won yang ditandatangain oleh orang tua Lee Hyun 8 tahun yang lalu. Dari awal, mereka sudah tahu semuanya dan datang dengan persiapan matang.
“Terima kasih. dan maaf sudah mengganggu.”
Saat pria-pria itu keluar dari kamar rumah sakit, Lee Hyun berteriak.
“Tunggu!”
“Kenapa nak? ada apa?”
“Suatu hari, aku pastikan kalian akan membayar untuk ini.”
“Apa?”
“Karena uang telah dibayar, kalian pikir ini sudah berakhir. Tetapi itu artinya nanti aku akan membalas kalian.”
Para pria hendak tertawa lagi. Tapi, melihat pandangan di mata Lee Hyun, tawa mereka berhenti bahkan sebelum keluar dari mulut.
Seekor makhluk buas yang masih muda. Tatapan beracun dari matanya membuat mereka gentar.
“Aku mengerti kau masih punya semangat dalam dirimu. Kami harus mengajari bocah tak kenal takut sepertimu bagaimana dunia ini berputar.”
Para pria menyingsingkan lengan baju mereka. Tapi Lee Hyun tidak takut sedikitpun, maupun mundur selangkah.
“Cukup. Kita sudah mendapatkan uangnya, jangan lakukan hal yang tidak perlu.”
“Tapi…”
“Apa kalian mau membuat keributan di rumah sakit?”
“Baik, bos.”
Pria-pria itu buru-buru keluar.
“Dan kamu, nak.”
pemimpin pria itu yang tampak santai menatap Lee Hyun dan memberinya saran.
“Namaku Han Jinsup dari Myongdong. Apa kamu pikir keberanianmu akan bekerja di dunia yang penuh racun ini? Kalau kamu pikir kami tidak adil, dapatkan 3.000.000.000 dalam 5 tahun, dan cari aku. Lalu aku akan melayanimu sebagai bos ku.”
Para rentenir telah pergi. Lee Hyun terduduk di bawah dengan lemas. Dan terdengar suara tangis adik perempuannya dari lorong, neneknya pun mendesah sedih.
* * * * *
Setelah uangnya diambil sebanyak 3.000.000.000, Hyun tidak memiliki kekuatan untuk melakukan apapun. Dia dihempaskan oleh rasa kehilangan yang ekstrim. Namun, pada hari ketiga setelah uangnya diambil, dia bangkit.
Masih ada harapan. Jadi dia tak bisa duduk dan ragu-ragu. Sebuah senyum meluncur ke mulut Lee Hyun. Ditengah tangis, tawa muncul.
Memang hanya sesaat, tapi pengalaman memiliki uang yang sangat banyak sepertinya menyadarkan dia sedikit tentang bagaimana cari hidup di dunia ini.
‘Betul. Kalau aku pernah mendapatkannya sekali, aku bisa mendapatkannya untuk kedua kalinya.’
Lee Hyun sedang sibuk. 90.000.000 won memang masih tersisa, tapi bukan berarti dia bisa menggunakan semuanya. Karena kontrak rumah telah dibeli, 50.000.000 won disingkirkan.
Bisa dibatalkan jika dia mau, tapi melakukan itu akan berarti dia harus membayar denda. Mending mati daripada bayar denda.
Pada akhirnya, uang yang bisa ia pakai hanyalah 40.000.000 won!
Semuanya gara-gara kemerosotan harga real estate di awal abad 21.
* * * * *
Menggunakan sisa uangnya, Lee Hyun mendaftar di berbagai dojo bela diri, seperti aikido, kendo, dan taekwondo. Dia menempatkan dirinya pada jadwal yang sadis dengan pergi ke 6 tempat berbeda dalam satu hari. Sementara tubuhnya hancur di tempa di beberapa gym, dia melanjutkan untuk menguasai ilmu bela diri secepatnya.
Para instruktur disana menyebut dia ‘Hewan Liar’. Untuk membangun staminanya, dia mengayunkan pedangnya seharian, sampai darah keluar dari tangannya.
Game virtual reality!
Sebuah tempat dimana seseorang menggerakan tubuh mereka, dimana kamu bisa bertingkah sebagaimana di kehidupa nyata. Lalu, belajar bela diri dan belajar tentang sistem game lebih banyak, bukannya itu akan sedikit membantu?
Tentu saja, mereka yang belajar bela diri tidak akan sepenuhnya unggul. Tapi untuk lebih kuat bahkan pada level 1, itu lebih baik untuk belajar bela diri.
Bayangkin menjadi paling tidak 10% lebih kuat dalam game, efek besar yang akan ditimbulkan. Karena itu, Lee Hyun, menghabiskan pagi hari dan siang hari belajar bela diri dan menjadi lebih baik, dan di malam hari, mempelajari tentang game virtual reality. Hal seperti: game mana yang punya player paling banyak, dan bagaimana sistem gamenya bekerja, dipelajari dengan seksama.
Untuk semua job, kota, dan skill, Lee Hyun membuat tabel analisa, dan menempelkannya ke dinding kamarnya. Catatan kertas membombardir kamar Lee Hyun.
Selama 1 Tahun. Lee Hyun mempelajari tentang bela diri dan belajar game virtual reality. Waktu 1 tahun bukan hanya untuk masa persiapan, itu juga dipakai untuk mengamati perkembangan Royal Road.
Virtual reality game pada akhirnya, seperti yang diduga. Royal Road, seperti namanya, jalan di jalur menuju Emperor dengan ketentraman. Memiliki lebih dari 75% dari pasar game dunia, lebih dari 90% gamer dari Korea memainkan game ini. Bisa dibilang sebagai rangkaian yang dijadwalkan.
Apalagi pada waktu perang para raja, ratingnya jauh melebihi acara yang lain. Satu-satunya game di dunia dimana semua bisa mendapat ketenaran, kekuatan, dan uang. Royal Road adalah hasil dari sistem yang terampil digabungkan dengan virtual reality.
“Bagus. Semua sesuai rencana.”
Mata dingin Lee Hyun menatap pada layar monitor.
Hari itu, dia membeli sebuah kapsul untuk bermain Royal Road, seharga 10.000.000 won. Harganya yang mahal cukup untuk meneteskan air mata, namun dia terus mengingatkan dirinya bahwa itu adalah investasi yang dibutuhkan. Semua persiapan selesai. Itu adalah awal dari game. Hyun merasa seperti seorang prajurit yang maju ke medan pertempuran?
”’Log in ke Royal Road?
”’Ya | Tidak”’
Ketika pesan tersebut muncul, Lee Hyun berteriak tanpa ragu-ragu.
“YA!”
The Legendary Moonlight Scluptor
15 Mei 2017 in Vitamins Blog
PROLOG
Pria yang diabaikan oleh dunia, pria yang diperbudak uang dan pria yang dikenal sebagai God of War legendaris dalam MMORPG Continent of Magic yang sangat populer. Dengan bergantinya era, dia memutuskan untuk mengucapkan selamat tinggal, tetapi upaya lemah untuk mendapatkan sesuatu yang kecil sebagai ganti waktu dan usahanya menghasilkan sebuah pengaruh yang tak seorangpun bisa bayangkan.
Melalui serangkaian peristiwa kebetulan, avatar legendaris miliknya terjual 3.1 miliyar won, membawa kegembiraan yang besar pada dirinya, hanya untuk menenggelamkan dirinya kedalam keputusasaan dengan kehilangan hampir semua uang itu pada rentenir yang kejam. Dengan pencerahan uang melalui bermain game, dia bangkit dari jurang tersebut dengan menemukan tekad baru dan melangkah maju ke era baru dari dunia game yang dipelopori oleh Virtual Reality MMORPG pertama, Royal Road.
Ini adalah legenda dari Lee Hyun menapaki jalannya untuk menjadi Emperor(kaisar) bersama satu-satunya keluarga tercintanya, keinginannya yang tak terbatas akan uang, pemikirannya yang tak terduga, tubuhnya yang ditempa dengan rajin dan bakat kerja keras mendukung dirinya.
Author : Nam-Hi-Sung (남희성).
Sumber : Bakatsuki