Light Layers of The Day

Light Layers of The Day Ep 1: Merentang Ingatan Lampau

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

projectsairaakira Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat

Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

1,097 votes, average: 1.00 out of 1 (1,097 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Ikuti terus Novel Essence Of The Light (EOTL) yang dapat dibaca gratis sampai tamat hanya di projectsairaakira.com. Temukan Novel Romantis Fantasi berkualitas lain hanya di Project Sairaakira

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

2532  words

“To forget something is a gift that God has given to a mandkind”

Sebagai manusia, bisa melupakan adalah salah satu anugerah yang tak pernah disadari padahal patut disyukuri.

Otak manusia memiliki pertimbangannya sendiri untuk memilah-milah ingatan. Otak manusia mampu menentukan ingatan mana yang harus dibuang hingga lupa, ingatan mana yang harus ditimbun dalam-dalam di ujung paling jauh hingga tak mungkin tergali lagi, ingatan mana yang disimpan di sisi paling atas hingga mudah diambil saat dibutuhkan, dan ingatan mana yang akan selalu terpatri setiap detiknya.

Karena itulah, kadang manusia bisa langsung menyanyikan lirik sebuah lagu lama yang selama sepuluh tahun tak pernah dia nyanyikan lagi. Karena itu pulalah, manusia bisa melindungi diri dan hati dari ingatan pedih trauma masa lalu yang terjaga untuk tak muncul kembali.

Bisa lupa adalah sebuah kemewahan yang sangat berharga.

Melupakan trauma untuk melindungi diri dari rasa sakit. adalah sebentuk anugerah yang tak mungkin bisa dimiliki oleh Xavier hingga saat ini. Itu semua karena dia dianugerahi anugerah sekaligus kutukan karena memeliki kemampuan fotografik memori yang sangat kuat.

Kemampuan itu membuat otaknya bekerja di luar kendali, menyimpan segala ingatan sampai detail sekecil mungkin di permukaan dan mengosongkan area lain sehingga tidak ada yang tenggelam.

Sejak usia sangat muda, Xavier sudah bisa mengingat setiap detik dalam hidupnya, warna pakaian, wajah manusia, aroma juga suara-suara, sampai detail semacam letak barang-barang kecil yang dilihatnya sepintas, tak pernah ada yang luput dan dibuang oleh ingatannya. Karena hal itulah dia menjadi anak jenius di usia muda. Dia mampu mengingat pelajaran hanya dengan sekali dengar, dia mampu menghapal sebuah buku hingga detail tanda baca hanya dengan sekali baca.

Bagi semua orang, kemampuan itu adalah sebuah anugerah tak ternilai, dan bahkan, Xavier juga mengira hal yang sama… sampai kejeniusannya itu menarik perhatian Baron Night sehingga dengan senang hati mengangkatnya sebagai seorang anak.

Xavier yang tinggal di panti asuhan tanpa mengetahui asal-usulnya, tentu saja sangat berbahagia ketika ada keluarga yang mengangkatnya. Baron Night dan Marlene Night adalah orang tua yang baik, mereka mencurahkan kasih sayang yang luar biasa dan menganggap Xavier sebagai anak kandungnya. Mereka memberikan segala yang terbaik yang bisa diimpikan oleh seorang anak dari sebuah keluarga yang hangat dan berbahagia.

Bahkan, ketika akhirnya adik Xavier terlahirkan tak lama setelah Xavier menjadi bagian dari keluarga, sikap Baron dan Marlene Night tetap tidak berubah, kasih sayang mereka tetap sama, tidak membeda-bedakan antara Xavier yang anak angkat dengan Akram yang anak kandung.

Bagi Xavier, kelahiran adiknya adalah suatu anugerah. Dari pertama ayahnya membawanya untuk masuk ke kamar perawatan ibunya, lalu melihat bayi yang terlelap dengan damai di boks bayi di samping ranjang perawatan, Xavier sudah merasakan kasih sayang yang dalam dan keinginan yang kuat untuk melindungi adiknya dari segala marabahaya.

Akram yang lebih muda lima tahun darinya adalah kesayangan Xavier yang paling berharga. Xavier selalu menjaga dan mendampingi Akram, menjadi orang terdekatnya dan berusaha menjadi yang pertama membantu adiknya itu. Dia menemani langkah pertama Akram, dia pulalah yang pertama kali datang membantu ketika adiknya itu terjatuh saat belajar berjalan, menggendong dan mengusap air mata Akram karena lututnya yang luka dan berdarah.

Xavier selalu bertekad menjadi kakak yang baik, dia juga bertekad menjadi anak yang baik, sehingga suatu saat nanti dia bisa membalas budi kepada keluarga ini, keluarga Night yang telah memberinya anugerah sebuah keluarga yang mengayomi. Keluarga Night yang membuatnya percaya, bahwa ada harapan bahagia untuk seorang anak dengan kelebihan yang menakutkan seperti dirinya.

Yah, Xavier terus menerus memegang teguh kepercayaan bahwa dia berhak berbahagia hingga hari itu tiba, hari penculikan yang memorak-porandakan jiwanya dan menghancurkannya hingga bahkan remahan dirinya sudah tak bersisa untuk dipungut kembali.

***

Hari itu cerah, sama seperti hari-harinya yang biasa. Xavier saat ini berusia sembilan tahun, dan karena kejeniusannya jauh melebihi anak-anak seusianya, maka dia tidak bisa bergabung dengan anak-anak lain di sekolahya dan harus menjalani kelas khusus dengan pelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan otaknya yang fantastis.

Hari ini, karena gurunya memiliki urusan keluarga yang tak bisa ditinggalkan, maka Xavier bisa menyelesaikan kelasnya lebih cepat dari biasanya. Xavier sangat senang karenanya karena itu berarti dia bisa menjemput Akram ke sekolahnya dan pulang sekolah bersama dengan adiknya itu.

“Apakah kau benar-benar tak ingin supir datang menjemputmu, Xavier?”

Mentor Xavier, seorang profesor tua yang sangat baik dan begitu terkagum-kagum dengan kemampuan Xavier mengingat di usianya yang baru sembilan tahun itu mengerutkan kening ketika melihat Xavier mengemasi buku-bukunya ke dalam tas dengan sikap terburu-buru, tatapannya sendiri tampak pekat, menyiratkan ketidaksetujuan.

Xavier menggelengkan kepala, tersenyum lebar tanpa bisa menyembunyikan semangatnya.

“Saya masih sempat untuk menjemput Akram dari taman kanak-kanak jika masih jam segini. Supir akan menyemput kami di sekolah Akram nanti dan kami akan pulang bersama. Jangan khawatir, profesor, jarak dari sini ke sekolah Akram cukup dekat, hanya memerlukan beberapa menit berlari,” jawabnya dengan nada meyakinkan.

Meskipun usianya bahkan belum genap sepuluh tahun, Xavier mendapatkan keistimewaan untuk memperoleh pengajaran khusus di terletak di salah satu bagian penelitian di area universitas besar di kota tersebut. Ya, Xavier adalah kasus khusus yang sangat menarik untuk diteliti oleh para akademisi yang mempelajari tentang keajaiban otak manusia. Para profesor berlomba-lomba untuk menjadi mentor Xavier, sekaligus secara tidak langsung menjadikan Xavier sebagai sampel penelitiannya.

Lokasi Universitas tempat Xavier belajar kebetulan hanya berjarak beberapa bangunan dari tempat Akram bersekolah. Xavier hanya perlu berlari di trotoar, lurus menyusuri jalan utama dan bisa sampai di sekolah Akram hanya dalam waktu beberapa menit saja.

Dengan sikap tak sabar, tanpa menunggu lagi persetujuan profesor yang menjadi mentornya, Xavier memasang ranselnya di punggung, lalu membungkuk setengah memberi hormat untuk berpamitan kepada mentornya, dan bergegas membalikkan tubuh, menghambur keluar gedung dan menyusuri tangga-tangga tinggi sebelum kemudian keluar dari gerbang universitas dan berbelok ke arah sekolah Akram.

Jalur menuju sekolah Akram saat ini cukup sepi karena area ini adalah area pendidikan dengan sekolah-sekolah yang berjajar dari ujung ke ujung. Karena saat ini masih jam pelajaran, semua orang pasti sedang berada di kelasnya dalam gedung sekolahnya masing-masing untuk melakukan kegiatan belajar dan mengajar.

Xavier merasakan sedikit ketakutan melalui jalanan sepi dengan pepohonan besar di kiri dan kananya, tetapi dia menghibur diri dengan mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa jarak yang ditempuhnya untuk menuju sekolah Akram tidaklah terlalu jauh.

Langkah kaki kecilnya membawanya melesat cepat, tidak sabar untuk menjemput adiknya. Akram selalu senang ketika Xavier menyelesaikan pelajarannya lebih cepat dan datang untuk menjemputnya…

Sebuah mobil yang berdecit cepat dan dengan ugal-ugalan menaikkan bagian depan ban mobilnya ke trotoar rendah yang dipijak oleh Xavier membuat langkah Xavier terhenti seketika untuk mencegah dirinya tertabrak mobil.

Dengan waspada, Xavier mendongakkan kepala, mengerutkan kening atas keteledoran supir mobil van hitam yang bisa saja membahayakan pejalan kaki dengan caranya mengemudi yang brutal itu.

Tetapi, ketika mata Xavier bertemu dengan lelaki bertubuh kekar dan berpakaian hitam-hitam menyeramkan itu, dirinya langsung menyadari ada yang tidak beres. Lelaki-lelaki itu menguarkan aroma jahat yang kental, membuat bulu kuduk Xavier berdiri dan refleks langsung membalikkan tubuh mencoba lari.

Sayangnya, semua sudah terlambat. Tubuh Xavier yang kecil tentu saja kalah dengan para lelaki dewasa yang dengan mudah mengejar serta meringkusnya.

Ketika Xavier meronta sekuat tenaga dan hendak berteriak putus asa untuk meminta pertolongan di jalan yang sepi itu, tiba-tiba salah satu dari penjahat itu mengayunkan tangannya dengan kasar dan meninju perut mungil Xavier dengan kekuatan tanpa ampun, membuat Xavier hanya mampu mengeluarkan erangan kesakitan sebelum kemudian kehilangan kesadarannya.

***

Entah sudah berapa hari berlalu, Xavier sudah kehilangan kemampuannya untuk menghitung lagi.

Dia hanya bisa menandai siang dan malam dari serpihan cahaya matahari yang terselip dari lubang ventilasi yang terletak jauh di atas sana. Ketika sinar itu masih ada, Xavier tahu bahwa hari masih siang, lalu ketika sinar itu menghilang dan kegelapan melingkupinya. Hanya itulah satu-satunya penanda hari yang memberitahunya bahwa dia masih bertahan hidup hingga titik ini.

Tempat Xavier diculik dan disekap seperti sebuah gudang tak berpenghuni yang sangat gelap mengerikan, dia dikurung di salah satu kamar di gudang itu, sebuah kamar kosong hanya berisikan selembar selimut lusuh dan kotor untuk alasnya tidur, dengan aroma apak bercampur anyir mengerikan dan hawa dingin menusuk tulang yang menyiksa tubuh mungilnya di malam hari.

Setiap hari, tak pernah terlewatkan bagi Xavier untuk mengalami deraan dan siksaan. Orang-orang yang menculiknya ini sangatlah kejam, mereka memperlakukan Xavier bukan sebagai anak-anak tanpa daya, tetapi lebih seperti mangsa yang bisa digunakan sebagai samsak pelampiasan kemarahan dan frustasi mereka.

Orang-orang itu selalu datang untuk menyiksa Xavier, silih berganti memukulinya, menendanginya, menyiksanya dengan goresan pisau yang disengaja, bahkan juga menggunakan api dari ujung rokok mereka untuk melukai permukaan kulit Xavier dan membuatnya menjerit-jerit kesakitan.

Di malam hari, dari sedikit waktu yang diberikan kepadanya untuk tidur dan terlepas dari siksaan, Xavier hanya bisa meringkuk menahan sakit tak terperi di sekujur tubuhnya yang penuh dengan memar dan luka parah. Tidak ada sisa lagi di kulitnya untuk diberikan tambahan memar, luka goresan dan lepuhan dari rokok yang disundutkan dengan kejam ke kulitnya, ditambah lagi dengan perutnya yang melilit perih hingga menguarkan asam lambungnya membakar sampai ke tenggorokannya.

Semua siksaan dan kesakitan parah itu kadang membuat Xavier ingin menyerah dan mati saja. Tetapi, tidak. Xavier masih tidak ingin menyerah. Dia memiliki keluarga yang mencintainya, dia memiliki adik yang sangat dia sayangi.

Jika dia sampai mati, siapa yang nantinya akan melindungi Akram? Jika sampai dia mati, bagaimana dia bisa membalas budi kepada keluarga Night?

Tetapi, hari demi hari telah berlalu, siang dan malam telah lepas dari hitungannya. Kenapa sampai detik ini dirinya masih belum diselamatkan? Apa yang terjadi?

Jika penculiknya memang menginginkan uang, mereka pasti sudah mengirimkan permintaan tebusan kepada ayahnya, bukan?

Semua orang tahu bahwa Baron Night memiliki kekayaan luar biasa yang membuat siapapun terkagum-kagum karenanya. Karena itulah, orang-orang yang menculiknya ini sudah pasti menginginkan uang tebusan.

Tetapi, jika uang masalahnya, bukankah itu adalah urusan sepele bagi ayahnya? Kalau begitu… kenapa dia masih terkurung di sini begitu lama di bawah siksaan para penculiknya?

Pertanyaan demi pertanyaan melingkupi jiwa mungil Xavier di dalam tubuhnya yang terdera oleh rasa sakit. Selama beberapa saat, ketika rasa sakit itu tak bisa lagi ditanggungnya, pernah dia meragu dan berprasangka buruk kepada keluarganya. Tetapi, harapan itu lalu bertumbuh lagi. Xavier mencintai keluarganya, dan keluarganya mencintainya… mereka pasti akan menyelamatkannya, bukan?

Xavier melelehkan air mata tangis bercampur kesakitan dari sudut matanya. Ingin dia merintih tetapi dia takut. Para penculik di luar sana yang biasanya berjaga di luar kamarnya yang terkunci dari luar biasanya akan marah kalau Xavier berisik mengeluarkan rintihan dan tangis yang membelah malam hening itu. Karena itulah, sambil memeluk dirinya sendiri dengan tangannya yang penuh bekas menghitam memar, Xavier menggigit bibirnya hingga berdarah untuk menahan isak tangisnya agar jangan sampai lepas dari bibirnya.

Setelah puas menyiksanya seharian, biasanya para penculik itu akan membiarkannya tertidur beberapa jam di malam hari. Sepertinya, malam ini Xavier harus bertahan lagi sampai matahari datang kembali menyentuh pagi….

Suara derap langkah kaki beberapa orang yang begitu keras menuju kamar tempatnya dikurung membuat Xavier terjaga dari kondisinya. Dia membuka mata lebar-lebar, merasakan jantungnya berdegup keras karena firasat buruk yang langsung membanjiri dirinya.

Lalu, tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pembuktian atas rasa takutnya. Pintu tempatnya dikurung tiba-tiba ditendang dengan begitu kerasnya hingga engselnya terlepas berhamburan, kemudian pemimpin penculik yang paling kejam di antara yang lain itu melangkah masuk, diikuti oleh anak buahnya.

“Kurasa kita harus membunuhnya dan membuang mayatnya untuk menghilangkan jejak. Para polisi sudah mengendus seperti anjing pelacak yang kelaparan, kita harus segera menyelesaikan ini semua dan pergi dari sini,” salah seorang anak buah penculik itu berucap dengan nada cepat, sambil melemparkan tatapan bengis ke arah Xavier.

Perkataan si anak buah itu seakan membakar kemarahan pemimpin penculik tersebut. Lelaki bertubuh kekar itu meludah, lalu berteriak kasar kepada anak buahnya.

“Ini semua salah kalian! Bodohnya kalian malahan menculik bocah sampah ini dan melepaskan putra mahkota yang kita butuhkan untuk mendapatkan uang tebusan!” suara pemimpin penculik itu menggelegar memenuhi ruangan, membuat nyali semua orang menciut karenanya. “Sekarang semua rencana hancur berantakan. Mereka semua sudah bersiaga menjaga putra mahkota mereka hingga kita tak memiliki kesempatan mendekat, dan kita malahan dibebani bocah sampah ini, yang bahkan keluarga angkatnya pun ingin membuangnya dan tak mau menebusnya!”

Xavier mungkin sudah kepayahan karena siksaan dan luka di tubuhnya, tetapi telinganya masih mampu mendengar dengan jelas perkataan pemimpin penculik itu. Matanya melebar, tatapannya syok bercampur ketidak percayaan.

“Ayahku… ayahku tidak mau menebusku….?” Xavier berhasil mengeluarkan suara lemah gemetaran dari mulutnya yang mungil dan lebam berdarah. Dia tidak mampu menahan rasa ingin tahunya, dan itu adalah sebuah kesalahan besar karena perhatian semua orang di ruangan itu langsung terarah kepadanya.

Pemimpin penculik itu langsung berjongkok di depan Xavier. Tangannya mencengkeram bahu mungil Xavier dan memaksanya duduk, sementara matanya bersinar oleh kebencian yang amat sangat.

“Ya. bocah sampah. Rupanya kau hanya dianggap sampah oleh keluarga angkatmu. Ayahmu menolak untuk membayar tebusan bagimu dan membuangmu begitu saja. Sekarang kau sudah ditinggalkan di tangan kami untuk mati dan membusuk tanpa harga….”

“Tidak mungkin! Ayahku… ayahku menyayangiku… ayah tidak mungkin melakukan itu!”

Xavier menyela dengan air mata yang membanjir dan membasahi pipinya. Seluruh tubuhnya gemetaran, setengah histeris karena tak mampu menerima pemberitahuan yang menghancurkan harapan terakhirnya.

Pemimpin penculik itu terkekeh, dengan kejam tangannya mencengkeram dagu dan pipi Xaver, bersikap kasar ketika memaksa Xavier mendongak ke arahnya.

“Kalau ayahmu mau menyelamatkanmu, tentu saat ini kau sudah selamat di rumah keluarga angkatmu yang nyaman itu dan tidak akan teronggok di sini untuk kami siksa dan kami bunuh. Tetapi, kenyataannya? Kau lihat sendiri bukan?” ejek pemimpin penculik itu sambil tertawa terbahak-bahak.

“Tidak… tidak….” Xavier masih berusaha membantah, tidak mau menerima kenyataan meskipun apa yang dikatakan oleh pemimpin penculik itu benar adanya.

Sikapnya yang keras kepala itu menyulut kembali kemarahan pemimpin penculik tersebut. Seharusnya jika rencana ini berhasil dan mereka menculik anak yang tepat, saat ini mereka pasti sudah bersenang-senang dan kaya raya dengan membawa uang tebusan sesuai rencana. Tetapi, dengan salah menculik anak dan malahan mengambil bocah sampah yang merupakan anak angkat ini, seluruh rencana mereka buyar sudah yang berujung dengan kegagalan dan kerugian luar biasa.

Kalau saja sejak awal bocah sampah ini tidak ada….

Mata pemimpin penculik itu menyala ketika dia menurunkan cengkeraman tangannya dari wajah Xavier dan bergerak turun untuk mencekik leher kurus yang sudah penuh memar itu.

Sekuat tenaga Xavier berusaha meronta melepaskan diri, tetapi tentu saja tubuh kurus anak umur sembilan tahun bukanlah tandingan dari lelaki dewasa berjiwa bengis yang tengah mencekiknya. Semakin Xavier meronta, semakin berkobar kekejaman pemimpin penculik itu, cekikannya semakin keras seolah-olah ingin melampiaskan seluruh kemarahan karena kegagalan rencana besarnya kepada Xavier.

“Kalian semua keluar! Aku akan membuat anak ini merasakan penyiksaan luar biasa sebelum aku membunuhnya!” dengan suara kejam mengerikan, pemimpin penculik itu menyuruh seluruh anak buahnya keluar ruangan.

Tentu saja tidak ada yang berani membantah pemimpin penculik yang bengis itu. Satu persatu, para anak buah itu melangkah pergi meninggalkan ruangan, membiarkan Xavier yang tak berdaya sendirian di tangan manusia yang berperan sebagai pencabut nyawanya.

Penculik itu menyeringai sambil menunduk menatap Xaver. Tangannya yang mencekik leher Xavier sama sekali tak mengendor, sama sekali tak peduli pada wajah Xavier yang membiru karena aliran udara yang terputus dengan paksa.

Lalu setelahnya, pemimpin penculik itu menyiksa Xavier dengan segala jenis siksaan yang mengerikan yang bisa dilakukan kepada seorang anak kecil tak berdaya, membuat Xavier yakin di titik terakhir dia kehilangan kesadaran…. bahwa setelah kegelapan menelannya, dia sudah pasti akan mati.

***

Baca Parts Lainnya Klik Di sini

KONTEN PREMIUM PSA


 

Semua E-book bisa dibaca OFFLINE via Google Playbook juga memiliki tambahan parts bonus khusus yang tidak diterbitkan di web. Support web dan Authors PSA dengan membeli E-book resmi hanya di Google Play. Silakan tap/klik cover E-book di bawah ini.

Download dan install PSA App terbaru di Google PlayWelcome To PSAFolow instagram PSA di @projectsairaakira

Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat – Project Sairaakira

 

189 Komentar

  1. Duhh gamau baca :((
    Sedih banget dah :huhuhu
    Dan kenyataan di dunia ini masih banyak orang2 jahat yg nyulik anak buat tebusan bikin cerita ini jadi real sedihnya..
    Awalnya ga suka Xavier di DLOTN karena awalnya dia diceritaain antagonis kan, terus baru baca satu chapter LLOTD jadi gasuka bapaknya Akram :hueekk padahal belom tau kelanjutannya gimana wkwkwk :duuh
    Baca ini klo udh muncul penyelamatnya Xavier aja deh wkwkwkkw :lalayeye :lalayeye

    1. Ilma Rullianis menulis:

      :huhuhu :huhuhu :huhuhu

  2. irtsairatsel menulis:

    :huhuhu
    :huhuhu :huhuhu

  3. Xavier kasihannya 😭😭😭

    ya ampun why jwa fujo in meronta ronta menginginkan xavier dengan credence.

  4. AyukWulandari2 menulis:

    Coment dulu baru baca :kisskiss

    Seharian nunggu update cerita ini dan akhirnya muncul kepermukaan :lalayeye

  5. kushiikushii menulis:

    :nangiskeras :nangiskeras

  6. AyukWulandari2 menulis:

    :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu
    Selalu selalu dan selalu di buat nangis kalau baca kisah masa lalu xavier waktu di culik :huhuhu :huhuhu :huhuhu

  7. :huhuhu :huhuhu JAHAAAT bgt.. Padahal XAVIER gak tau apa2😭😭😭😭.. Ayo author semunguuuuut.. Aku menunggu chapter 2..

  8. christalM456 menulis:

    Ga brani baca awal2 crita ini…nyesek bgt..sumpah

  9. Dari cerita yg night taruhannya bkn hanya perusahaan tpi menyangkut kelangsungan hidup karyawannya maka nya bpknya g bisa lsg ambil tindakan nebus xavier :huhuhu nih hati ambyar liat xavier digituin tpi yg jadi pertanyaan lagi gmn klo misal bnr2 akram yg kena culik apa bpknya bakal ngorbanin perusahaan+karyawan nya, krn akram kan anak kandung? Ngarep pas xavier dewasa klo tuh gerombolan penculiknya msh idup di kasih virus buatan xavier :ketawadibelakang

    1. Iya betul, gimana kalau ini menimpa akram?

      Sebetulnya kasihan bgt liat xavier di gitukan.

  10. Penasaran banget manusia jenius macam Xavier klo jatuh Cinta caranya bakal antimainstream ngga ya, yeeyy ditunggu kebahagian untuk Xaviernya thor :kisskiss :kisskiss

  11. Authornya tega banget dah, masa baru part pertama sudah dibuat sedih, awal awalnya baca bikin mewek ,nda lama pas bagian Xavier diculik tambah bikin sedih, Gak tega bacanya 😭.
    Tapi it’s ok lah, aku nda sabar tunggu ceweknya muncul :gaksabar

  12. Yang kutunggu akhirnya datang jugaa…
    Huuaa mas xavier, maafkan karena pernh salah pham padamu yaakk :please tidak akan lagi asal dirimu update terus :bergoyang :givelove

  13. Masalalu xavier menyedihkan sekali :huhuhu
    Segelap itu masalalu xavier :huhuhu

  14. Baca ulang dan ga pernah bosan.
    Xavier dan serafina 💖💖

  15. Waaaaaaah Ada Xavier…

    Yang bakal jadi pasangan Xavier harus pinter2 nilai situasi nih. cerdasnya Xavier gak ketolong soalnya :ngakakabis

  16. lil’ xavier mau kupeluuuuk :(

  17. :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu

  18. Baca part awal ini bakal bnyak ku skip. Gk kuat sama keadaan xavier :(. Trlalu menekan jiwa ktika mmbayangkan anak kcil yg gk tau apa2 hrus dpat kek gtu :(. Apalagi aku punya adk cowo jdi baper aja bawaannya pdhal ini fiksi, tpi ya gtu lah. Huhuhu. Semangat buat Xavier 💪 cahaya mu sdang dikarang oleh author hihihi 💜. Semangat author 🤗 vitamins disini mnunggu chapter2 lanjutan 🥰

  19. Noooooo,jahat jahat jahat :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi

  20. jvevangelistas menulis:

    This is such the saddest part of Xavier’s story. Pleaseee. Aku bacanya sambil nangis 😭 Xavier harus bahagia 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

  21. Aku baca nunggu masa lalu dah lewat za
    Ga tega :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu

  22. DinarTiffaniErdi menulis:

    gk tau ebih ngefans sm xavier :kisskiss :bantingkursi

  23. Rina Abdullah menulis:

    Ya allah abangq..ini knp ada yg iris bawang sih…nda heran klo dewasa dy tumbuh jd pribadi yg luar biasa kejamm… :huhuhu

  24. baca ga fokus langsung scroll kebawah, sedih baca nya.. bru ep 1 udh langsung menderita :huhuhu :huhuhu

  25. utpriyanti fadhillah menulis:

    Ko sedih banget yah :huhuhu

  26. :huhuhu :huhuhu :huhuhu

  27. Arfan Naendra menulis:

    :huhuhu Xavier
    Untung bacanya jam segini mau nangis msih bisa,
    Ceritanya Xavier lebih kelam, trauma yang berbekas

  28. :huhuhu :huhuhu

  29. Penasaran jodoh bang xavi 😋 lemah lembut ato wanita strong yaa

    1. Haha. Same. Aku juga kepo. Kayaknya beda deh. Dr lana.

  30. Hmmm apa cuma aku yg berubah haluan menyukai xavier juga :kisskiss :kisskiss :kisskiss :kisskiss

  31. Sejak tau kalo xavier berbuat jahat demi akram dan mencintai akram sebagai adik tersayangnya. Fixs disitu aku sudah mulai menyukaimu xavier :bergoyang :muach :muach

  32. Ceritanya Xavier ya :matamemohon

  33. Imas Rahayu menulis:

    :huhuhu :huhuhu dari awal muncul sosok xavier ini di cerita akram, aq udah bersimpati sm dy :nangiskeras

  34. Sedih nya Xavieeer… :huhuhu

  35. Akhirnya.

    Nah kan, jangan benci xavier. Dia itu korban.
    Dia cuma keliru jalan. Akibat ini.
    Dia itu baik and sayang bgt sama keluarganya.

    Pas baca di ceritanya akram, sedikit demi sedikit paham. Dan sekarang tersaji di ceritanya sendiri. Ugh. Malang bngt ya.

  36. Wita Mei Gumanti menulis:

    :huhuhu GK sabar nunggu kelanjutan nya :lalayeye :lalayeye

  37. Ayu Lestari menulis:

    Sebenarnya baca part Xavier lebih takut di banding cerita nya Akram.Mungkin karena latar belakang ‘gelap’nya mereka juga berbeda.Mulai sekarang kalo mau baca kayak nya kudu nunggu buka puasa dulu aja,gak kuat soal nya pasti nangis :huhuhu

  38. KhairaAlfia menulis:

    :huhuhu :huhuhu :huhuhu
    Ga kuatt mauu bacanyaaa, Xavier kecil kshn kaliii

  39. :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu

  40. oktalita1004 menulis:

    cerita xavier yg paling ditunggu, dan asli sedih :huhuhu

  41. :huhuhu skip skip ceritanya krn ngk tahan bacanyaa. sedihh

  42. munawarah926 menulis:

    Xavier 😭😭😭😭😭

  43. Desy Ratna Wulandari menulis:

    The light

  44. :huhuhu :huhuhu

  45. Gak tega bacanya, orang kok sekejam itu, gak punya hati banget nyiksa anak usia 9 tahun :huhuhu :huhuhu

  46. :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu :huhuhu

  47. sitihaningsih menulis:

    Bkin nangis kisah Xavier :huhuhu

  48. Xavierrrrr 😭

  49. Kasian banget 😥

  50. :huhuhu :huhuhu :huhuhu anak sekecil itu :huhuhu :huhuhu

  51. baca sambil merenung….
    penyiksaan Xavier bener2 diluar nalar saking brutalnya… :nangiskeras :duuh

    1. Naivefa Sunflower menulis:

      kembali ke dunia nyata dulu dari general’s wife dan leutenant darling :kapannihadeganciuman

  52. Kejam banget, mereka yang nyulik xavier bukan manusia, xavier sayang banget sama akram, dia tulus banget. Sedih aku tuhhhh

  53. Wina Soetardjo menulis:

    Xavier kecil yang malang….😭

  54. Gak tega aku membacanya 😭😭😊

  55. mustika lisa amalia menulis:

    Xavier kesayanganku T_T :bantingkursi
    Aku suka banget karakter xavier

  56. Karina aristy menulis:

    Kejam bgt yalord

  57. :huhuhu

  58. Missjangchoii1 menulis:

    Xavier 😭😭😭
    Ternyata dia mau ke tempat Akram 😭😭
    Betapa dia sangat menyayangi adiknya ituu :”(
    Tega banget sih mereka menyiksa anak umur 9 tahun -_-

  59. 😭😭😭😭😭😭😭😭😭

  60. Untuk admin… Suka banget ceritanya.. tapi itu option untuk ‘dengarkan cerita ini’ suaranya parah banget.. 😂😂😂 mungkin bisa dicarikan alternative lain.. 😉😎 semangat terus yaaa… Makasihhhh..

  61. Winda Febrianti menulis:

    Akhirnya nemu lapaknya xavier, setelah ke akram. Langsung gasss baca…

  62. Thor sedih banget saya baca nya ini… :huhuhu

  63. Wahyu ningsih menulis:

    Udah 2 x baca.
    .
    Tetep saja 2x lebih cepat ini jantung bedenyut sampe tahan napas aq bacanya. Huffff😤😤

  64. Baru bacaa ini, sedih bgt xavier mengalami penyiksaan 😭😭

  65. :nangiskeras baru awal langsung bikin nangis..

  66. Terkadang berfikir kenapa ada manusia yang tega menyiksa manusia lain terlebih anak kecil yang dari segi tenaga saja berbanding jauh dan membayangkan hal seperti ini banyak terjadi di kehidupan nyata betul2 menyayat hati :nangiskeras :nangiskeras :panikshow

  67. salzarkid 1412 menulis:

    Bukannya diculik di pesta?

    1. Xavier aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

  68. Saking suka cerita nya ..baca ulang lagi dari awal..yes

  69. Love

  70. putripasiria menulis:

    :sembursemburbyur

  71. Mereka bukan manusia :lovely xavier masih kecil gitu udah di siksa kejam begini :banjirairmatahuhuhu

  72. listianaaaaa menulis:

    :banjirairmatahuhuhu :banjirairmatahuhuhu

  73. Xavier 😭

  74. @siirenuddin menulis:

    :ayojadian :ayojadian

  75. xavier n akram

  76. Minta di geplak anjim penculiknya..cih pengecut cuma beraninya sama anak 9 taun :bantingkursi :bantingkursi

  77. Liza Murdani menulis:

    Cerita nya seru

  78. Nah kan baca lagi dari ulang saking jatuh cinta nya sama alur cerita Xavier & Sera 😁

  79. Noerwadhieka Nur menulis:

    Nyesek rasanya kalau dibayangkan gimana rasanya jadi Xavier kecil😢

  80. eliana_raffael menulis:

    😭

  81. julie anggranie menulis:

    mo nangis pas baca masa lalu xavier😢

  82. Sedih banget masa lalu xavier

  83. Baca dari awal lagi :ayojadian

  84. Selli Munthaza Alesa menulis:

    Hokehhh

  85. aku baca ulang :lovely lupa baca sampai bab berapa fikss..

  86. Jadi tau trauma Xavier waktu kecil kayak gimana :aw..aw
    Pantesan aja dia berubah jadi kejam karna pernah ngalamin trauma yang berat :kumenangismelepasmu

  87. DeeraSlythNeel menulis:

    :bantingkursi :Jambakantagonis :Jambakantagonis :Jambakantagonis :Jambakantagonis :Jambakantagonis :Jambakantagonis :Jambakantagonis :bantingkursi

  88. LesikaSuharita menulis:

    :lovely

  89. LesikaSuharita menulis:

    :mimisankarnamu

  90. princesskarin menulis:

    :lovely

  91. ya allah kangen total

  92. Ngerii bgt klo penculikan kek bgni

  93. dewantilaraswaty menulis:

    :aw..aw :banjirairmatahuhuhu

  94. Joeya YM Pasaribu menulis:

    :bantingkursi :bantingkursi :bantingkursi

  95. Breathtaking05 menulis:

    :lovely

  96. ga sanggup ngebayangin di posisinya xavier :lovely

  97. Im crying over Xavier. :lovely

  98. Wow

  99. Penculiknya jahatt banget. Kasian xavier😭

    1. Safliza Murdani menulis:

      :DUKDUKDUK

  100. Kucing Cantik menulis:

    :bantingkursi

  101. lemonpinkskyyy menulis:

    :bantingkursi

  102. Asiah Silita menulis:

    :mimisankarnamu

  103. Riski Agustika menulis:

    :bantingkursi

  104. Pusing😂

  105. debora sinaga menulis:

    Xavierrr😢

  106. UpungDananir menulis:

    :aw..aw :aw..aw :aw..aw

  107. freebewulan menulis:

    baca part awal sudh naik darah dan mual bangett gak kebayanng penyiksaan xavieerr ampunnnn :GRRRRR :banjirairmatahuhuhu :berkacakaca :please

  108. Ivena Almira menulis:

    :bantingkursi

  109. Leni Meilina menulis:

    :lovely

  110. Antika Hadinata menulis:

    :lovely

  111. Xavier semoga nggak ada Xavier2 lainnya. :nangiskeras

  112. Utari Siregar menulis:

    :aw..aw

  113. Oh nak 😭

  114. Kasihan :kumenangismelepasmu

  115. Mamita Fatih menulis:

    :sebarcinta

  116. Sedih

  117. ellysabrina2015 menulis:

    Kasihan Xavier….

  118. Sry Hartina menulis:

    :panikshow

  119. jejak

  120. Next next..

  121. Siti Sutrisno menulis:

    Baca lagi…. 💪💪

  122. Baca lg gaesss

  123. Baca lagi.. tapi skip bagian ini.. sedih banget n ga bisa bayangin ada di posisi Xavier kecil… :kumenangismelepasmu

  124. :kumenangismelepasmu :kumenangismelepasmu :kumenangismelepasmu baca lagi dan tetep aja mengsedih ya alloh

  125. Kenapa ada orang sekejam itu yaa apalagi sama anak kecil Huhu

  126. Jasmine Cavelli menulis:

    Kangen Xavier-Sera 🥺❤️💙

  127. Shelli Novianti menulis:

    :grrr

  128. astaga xavier😭😭😭

  129. Baca ulang yeay :happy

  130. Ini yg bikin Geby gak Kuat.. Klo Baca Ulang EOTL, Eps pertama Aja Sakitnya Tuh Udah Kerasa, Penderitaan Sayang ku.. Xavier Light.. Hikss.. 🤧😭 Rindu Banget .. tp Masalalu nya bnr2 Bikin Trauma…

  131. Yuli Yoonadict menulis:

    Baru mulai baca

  132. Yuni Widaningsih menulis:

    Baca ulang :lovelove kangen Xavier Sera :hatikuberbungakarnamu

  133. Xavier… Wooah

  134. Baca ulang lagi. Nda tau sampe part mana kemaren dibaca :tandatanya?

  135. Baca ulang

  136. Semangat baca karena udah tamat 😁😁😁

  137. Bca ulang :happy

  138. Dua :happy

  139. Baca lagiiii

  140. Putik Lestari menulis:

    :berikamiadegankiss! :berikamiadegankiss!

  141. istri ke dua jendral akira menulis:

    Kasian xavier

  142. Kangen lagi ama pasangan nih,. Baca ulang :ohyeaaaaaaaaah! :ohyeaaaaaaaaah!

  143. jasmine cavelli menulis:

    rereaddd

  144. Xavier kasian bangettt ya sinii pelukkk duluuuu

  145. Xavier :lovelove

  146. Ariyantipita menulis:

    :lovelove :lovelove :lovelove :lovelove :lovelove :lovelove :lovelove :lovelove

  147. Re read more