Vitamins Blog

Secret Of The Destiny part 1: Sebuah Senandung

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

20 votes, average: 1.00 out of 1 (20 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Secret Of The Destiny 1: Sebuah Senandung

 

 

Musim dingin telah datang kembali. Salju pertama telah turun malam tadi, menyebabkan udara terasa semakin dingin menusuk tulang. Seluruh rakyat tanah Zhuyi nampak berusaha beradaptasi dengan musim dingin kali ini.

Disebuah kamar yang tampak nyaman, nampak seorang gadis yang sedang bergelung didalam selimut tebal berwarna biru muda. Ketukan di pintu kamarnya sama sekali tak ia dengar. Ia sama sekali tidak mau beranjak dari kehangatan yang kini menyelimuti dirinya.

Dan ketukan di pintu itu kini berubah menjadi gedoran yang makin keras, serta diiringi suara teriakan yang familiar untuk gadis itu. Mungkin karena kesal menunggu, dengan gerakan menghentak sang pengetuk pintu membuka pintu dengan paksa, dan merangsek masuk kedalam kamar gadis yang masih nyaman bergelung dalam selimutnya.

Dengan geram, gadis cantik yang baru memasuki kamar itu menarik selimut yang digunakan gadis pemilik kamar untuk bergelung. Menyebabkan wajah dari gadis yang sedang bergelung itu terlihat, gadis yang cantik dengan guratan-guratan kekanakan yang masih terlihat jelas.

Gadis yang dibangunkan paksa itu sedikit mengerang kesal ketika ia merasakan udara dingin menerpa wajahnya. Lalu dengan perlahan membuka kelopak matanya, menampakkan manik mata berwarna biru laut yang mendominasi dengan sentuhan perak yang terlihat sangat indah.

“Bangun Miaqi!! Kita harus melaksanakan upacara pemujaan musim dingin.” Seru gadis yang ternyata kakak dari gadis yang bernama Miaqi itu. Miaqi hanya mengerang lalu menggerutu kesal. “Argh kak Shi aku tak mau. Hari ini sungguh dingin.” Ucap Miaqi merajuk. “Kau lupa? tadi malam salju pertama telah turun. Dan itu artinya kita harus melakukan upacara pemujaan musim dingin. Apakah kau ingin dikutuk oleh dewa hmm?!” Tanya Shi kesal.

Miaqi memutarkan bola matanya tak kalah kesal, lalu duduk di kasurnya, “Tidak. Dewa tak mungkin mengutuk gadis manis sepertiku ini,” Ucap Miaqi sedikit bercanda dengan senyum manis terpasang diwajahnya, dan ia langsung mendapatkan pelototan tajam dari Shi. “Cepat bangun, atau kau akan mendapatkan hadiah yang sangat kau benci!” Ancam Shi dengan datar, dan itu berhasil membuat Miaqi meloncat dari tempat tidurnya dan berlari menuju tempat pemandian.

Miaqi memang membenci udara dingin, tapi percayalah ia lebih benci ketika kakaknya itu sudah mengancamnya seperti tadi. Karena setiap ancaman yang kakaknya katakan pasti akan dilakukan, terlebih sekarang kakaknya mengancam dengan sesuatu yang paling ia hindari. Maka dari itu, ia lebih memilih mengalah dan pergi menembus dingin menjalankan upacara pemujaan musim dingin yang selalu dilaksanakan ketika salju pertama telah turun.

…..

Ketika Miaqi dan rakyat tanah Zhuyi lainnya masih sibuk beradaptasi dengan musim dingin yang udaranya kian menyiksa, rakyatnya kerajaan GanYi tampak tidak terlalu terganggu dengan dinginnya udara, karena mereka telah berteman dengan salju dan udara dingin setiap harinya. Tetapi meskipun telah terbiasa dengan suhu dingin mereka tetap mengenakan pakaian tebal meskipun tidak setebal pakaian yang orang biasa kenakan.

Siang itu di aula istana kerajaan GanYi, para pejabat kerajaan, menteri dari segala bidang berkumpul untuk melakukan pertemuan dengan Maharaja, sebutan untuk raja kerajaan GanYi. Pangeran kecil putra raja Li yang telah tumbuh menjadi seorang raja hebat bergelar Maharaja yang telah berhasil menaklukan hampir seluruh kerajaan ditanah Zhuyi.

Mereka seketika bersujud ketika mendengar Kasim mengumumkan kedatangan Maharaja.

“Hormat kami kepada yang mulia Maharaja. Semoga yang mulia panjang umur.” Ucap mereka serempak ketika Maharaja berjalan diatas karpet merah yang membelah aula pertemuan menjadi dua bagian. Dengan gerakan yang tenang Maharaja duduk di singgasana berwarna emasnya Disampingnya berdiri Kasim Han, dan dilain sisi berdiri seorang pemuda menawan bernama Amashu yang menggenggam dua pedang dikedua tangannya.

Maharaja mengedarkan pandangannya menatap tajam seluruh menterinya yang masih berlutut dan menunduk dalam tidak berani mengangkat kepala dihadapan Maharaja yang terkenal kejam itu. Kasim Han mempersilahkan para menteri yang akan memberikan laporan. Salah satu menteri berdiri dengan kepala yang masih menunduk, lalu melangkah ke tengah aula dan kembali bersujud disana.

“Ya-yang mulia hormat hamba kepada yang mulia Maharaja, semoga yang mulia panjang umur. Hamba akan melaporkan me-mengenai rombongan yang membawa ba-bantuan bahan pangan untuk kerajaan anak di-dirampok ke-ketika dalam perjalanan.” Ucap menteri Fang.

Ditanah Zhuyi ada sistem yang dinamakan kerajaan induk dan kerajaan anak. Yang disebut kerajaan induk adalah kerajaan GanYi sendiri. Kerajaan yang mampu menaklukan sebagian besar kerajaan kecil di tanah Zhuyi. Kerajaan induk sangatlah tertutup, bahkan untuk memasukinya harus mendapatkan ijin atau undangan langsung dari Maharaja. Meskipun terkenal mengalami musim dingin tiap tahunnya, tetapi masih banyak yang menginginkan untuk tinggal di kerajaan induk. Karena, kemakmuran dan keamanannya terjamin dibawah perlindungan langsung Maharaja.

Sedangkan kerajaan anak adalah kerajaan yang telah ditaklukkan oleh kerajaan GanYi. Mereka telah mendeklarasikan kesetiaannya dibawah kepemimpinan Maharaja, raja dari segala raja.

Kembali ke aula pertemuan. Maharaja sama sekali tidak menunjukkan ekspresi diwajahnya. Namun aura yang keluar dari tubuhnya sungguh menekan seisi aula itu. Tanpa melihat wajahnya, seluruh abdinya sudah tahu bahwa sang Maharaja tak senang dengan apa yang dikatakan oleh menteri Fang.

Maharaja memberikan isyarat pada Amashu, abdinya yang berada disampingnya. Sesaat kemudian Maharaja telah menggenggam pedang miliknya. Pedang yang masih terbungkus dengan sarung berwarna merah, pegangan pedang itu dihiasi oleh ukiran naga yang menggigit batu rubi merah.

Maharaja melangkah menuruni tangga dan berdiri dihadapan menteri Fang. “Katakan sekali lagi!” Suara rendah bernada dingin itu terdengar menggema di aula tersebut.

Menteri Fang kembali bersujud mencium lantai berlapis karpet merah tebal itu. Tubuhnya bergetar hebat, ia tahu ia telah mengusik amarah Maharaja. “Ro-rombongan yang membawa bantuan ba-bahan pangan untuk kerajaan anak di-dirampok,” Maharaja berdecak dan kemudian terkekeh dengan nada datar yang membuat suasana semakin mengerikan. “Mencoba membohongiku hm? Kau mengambil keputusan yang salah,” ucap Maharaja tajam.

Tubuh menteri Fang bergetar semakin hebat, ia melihat ujung sepatu Maharaja yang kian mendekat. Menteri Fang merutuki dirinya sendiri karena berani berbohong pada Maharaja, “Ya-yang mulia mohon ampuni ham–” seruan menteri Fang tidak berlanjut ketika kepalanya telah dipaksa terlepas dari lehernya. Maharaja menatap datar tubuh menteri Fang yang menggelepar berlumuran darah dihadapan kakinya.

Maharaja mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru aula, menatap tajam setiap abdinya yang kini bersujud gemetar merasakan aura membunuh yang menguar dari setiap jengkal tubuh Maharaja. Dengan sebuah isyarat ia memerintahkan Ashuma mendekat. “Datangi kediaman menteri Fang, asingkan keluarganya ke lapisan terluar kerajaan anak. Giring mereka, biarkan setiap rakyatku tau apa hukuman untuk orang yang tidak dapat ku percaya.” Perintah Maharaja dingin dan menyerahkan pedangnya yang berlumuran darah segar.

Maharaja melangkah menjauhi aula pertemuan diikuti kasim Han dan beberapa abdi yang melayaninya. Maharaja melangkah menuju kediamannya, istana naga kembar. Kasim Han dan Para abdi maharaja yang lain tahu dengan pasti bahwa suasana hati jungjungan mereka sedang tidak baik, dilihat dari sikap yang tadi ia tunjukkan.

Maharaja memasuki kediamannya. Para abdinya kecuali Kasim Han hanya diperbolehkan berada diluar gerbang kediamannya. Sedangkan kasim Han tetap mengikuti Maharaja menuju peraduannya. Kasim Han membantu Maharaja menanggalkan jubah berwarna merah kebesarannya, menyisakan pelapis pertama berupa kain sutra berwarna putih kualitas terbaik.

Kasim Han menyiapkan sebuah mangkok emas besar yang berisi air hangat untuk membasuh wajah Maharaja, dan beberapa helai kain tebal lembut untuk mengelap wajah Maharaja. Setelah menyelesaikan tugasnya Kasim Han segera undur diri melihat sang Maharaja yang sepertinya ingin segera beristirahat.

Maharaja mengangguk memberikan ijin. Setelah Kasim Han pergi, Maharaja segera membasuh wajahnya, mencoba meredakan kekesalan yang telah memenuhi hatinya. Maharaja mengelap wajahnya dengan kain tebal halus yang telah disiapkan. Tiba-tiba Maharaja berbalik dan meraih pedang yang berada diatas meja, ketika ia merasakan kehadiran sosok lain diperaduannya.

“Beraninya kau memasuki peraduanku tanpa seijin dariku!!” Raung Maharaja marah. Namun sosok yang dihadapannya itu hanya tersenyum manis. Sosok wanita cantik dengan gaun putih gading, serta rambut hitam yang digulung rapi di tengkuknya. “Hormat hamba kepada yang mulia Maharaja. Semoga yang mulia panjang umur.” Wanita itu membungkuk hormat, lalu kembali berdiri tegak dan menyapa lurus wajah sang Maharaja.

“Beraninya kau menatap wajahku !!” Raung Maharaja kembali. Wanita itu hanya tersenyum. Lalu sebuah senandung terdengar mengalun merdu dari bibir wanita tersebut, menguak sedikit misteri yang selama ini menyelimuti kehidupan Maharaja. Maharaja dibuat termangu. Tidak mungkin. Wanita dihadapannya ini pasti hanyalah pembual. Lalu dengan kemarahan yang merambati seluruh tubuhnya ia menggerakkan pedangnya untuk menebas leher wanita itu, tapi yang terjadi membuat Maharaja sedikit tersentak.

“Kau….roh?” Desis Maharaja geram. Roh dihadapannya masih saja tersenyum manis. “Saya memang roh yang mulia. Namun tugas saya yang ternyata belum selesai, memaksa saya untuk tetap berada disini,” Jelasnya. “Saya hanya menyampaikan apa yang seharusnya saya sampaikan. Kini tugas yang mulia untuk memecahkan teka-teki takdir yang Anda bawa.” Maharaja menggeram marah ketika ia mendengar perintah dalam kalimat yang diucapkan roh itu. Lalu dengan berkat dewa yang ia miliki ia bergerak mencekik udara, namun roh yang berada cukup jauh darinya terangkat menjauh dari lantai. Maharaja mencekik roh itu!!

Roh itu kembali tersenyum meski tubuh rohnya terasa panas ketika Maharaja mengerahkan berkat dewanya. Maharaja memang membawa berkat dewa matahari, dan itulah yang membuat kerajaannya masih bisa berjaya meskipun dilanda musim dingin setiap tahunnya.

“Yang mulia ingatlah jika yang mulia salah mengambil langkah maka seluruh tanah Zhuyi akan tertutupi musim dingin yang membawa kegelapan didalamnya. Cari apa yang disebutkan di senandung tersebut. Ingat semuanya bergantung pada Anda. Kelangsungan hidup tanah Zhuyi berada ditangan anda.” Roh wanita itu memudar meninggalkan Maharaja yang semakin tertelan oleh amarah.

Maharaja kembali meraung marah ketika roh tersebut meninggalkannya dengan sejuta pertanyaan yang kini menggelayuti benaknya.

 

 


 

Aku minta kritik dan saran yang membangun tentang ceritaku ya..

Salam..

MIAFILY♥

16 Komentar

  1. farahzamani5 menulis:

    Saran 1. Jangan lupa nulis [ratings] disetiap postingan dikau yak, skrng edit dlu bntr, trs tulis kata [ratings] diawal tulisan dikau
    Saran 2. Lebih baik di tiap judul ada keterangan ny, ni kan dikau nulis ny SODT 1. Sebuah Senandung, lebih baik nulisny langsung gabung aja dijudulny Secret of The Destiny part 1: Sebuah Senandung
    Klo nulis judul ny hanya Secret of the destiny aja nnt pembaca bisa bingung mana part 1 dll ny, kudu buka satu2 lgi cerita dikau ‘kli aja dikau edit part2 ny kan itu bsa bikin urutannt jdi berantakan di vitamin blog ny’ klo di blog dikau mah ttp beraturan sih
    Segitu dlu saran ny
    Untuk saran cerita ny blom ya coz blom bca hihi, bru liat2 sekilas

    1. Makasih kak atas sarannya

    2. farahzamani5 menulis:

      Sma2 yak ?

  2. oh ini lanjutan dari cerita bayi itu kah? *bener ya yang ini?

    1. Iya maaf ya aku ada salah nulis judul

  3. Kejaaammmmmmm beuutttt
    Btw, Miaqi tuh siapa? Kok tiba-tiba nongol? Calon permaisuri yak ehh
    Semangat teruss yak, still wondering :superhero

    1. Eh hehe nanti dijelasin lagi di part selanjutnya…

  4. farahzamani5 menulis:

    Aih Aih maharaja ny ga kira2 itu maen tebas kepala aja dipertemuan gtu, gmn semua ga gemetaran, aq aja nih yg bca merinding huhu
    Apa dlu raja dan ratu kaget krna pas tau Putra ny bakal jdi jahat gni ya di senandung takdirnya
    Nahh nahhh, senandung takdir apalgi ni yg terucap oleh si roh wanita itu, penasaran jdinya
    Miaqi ohh Miaqi apa dirimhlah yg bsa meredakan sifat maharaja yg marah2 mulu ehhh hihi
    Ditunggu part selanjutny
    Semangat trs yak
    Oia blom ada saran lgi, sejauh ini aq suka tulisan dikau, mikir ada apa lgi ya di part berikutnya hihi

    1. Makasih udah mau baca ceritaku ini kak.. yosh ditunggu dengan sabar ya kelanjutannya

  5. Aku suka cerita kaya gini,,, tp mana lirik senandungnya yaa.. Kalo bisa sih diselipin gitu jd yg baca bs ikutan tebak2 pnasaran,,, okehhh,, jiyou :HULAHULA

    1. Makasih.
      Senandung nya bakal jadi kejutan

  6. Ditunggu kelanjutannya aku makin penasaran senandung apa sebenarnya yg dinanyikan roh wanita itu. Jg maharaja sadiisss ya jadi ngeriii

    1. Haha kalo penasaran, baca part selanjutnya ya

  7. Wah makin ke sini malah makin penasaran ya
    Senandung waktu dua masih bayi masih jd teka-teki
    Sekarang ada senandung baru lagi, semoga terjawab di next part

    1. Tulisan mu udh bagus kok, ceritanya juga menarik
      ditunggu lanjutannya, hhe

    2. Iya makasih kakk