Warna Cinta

(19 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.Loading...

 

Pernahkah kalian merasa terikat dengan seseorang hingga tak memikirkkannya selama sedetik pun tersa berat? “Rindu,” katamu. Padahal kau baru saja bertemu dengannya. Entah mengapa segala hal terasa benar saat kau berada di dekat “ia” yang kausayangi.

Aku mungkin tak bisa menjabarkan perasaan senangmu.

Di antara sekian hal yang tercipta di dunia, aku mungkin hanya sebagian kecil dari rasa yang muncul di dalam hati kecilmu. Kadang aku berubah warna menjadi merah muda saat tanganmu digenggam erat olehnya. Lalu, saat kau mendapatkan kecupan singkat di dahimu, maka aku akan menjadi merah; gembira. Warnaku tak menentu. Kadang aku oranye saat pertama kali muncul dalam hati seseorang.

Akan aku beritahukan warna diriku padamu. Maka, sekarang nyamankanlah dirimu sebab ceritaku mungkin agak terlalu sendu. Oh, aku tidak bermaksud mengisahkan tentang sesuatu yang suram. Namun, yang pedih pun termasuk dalam jati diriku.

Aku dan kawan-kawanku selalu menyertaimu. Kau tak melihatnya? Tentu saja, itu karena kami hanya bisa dirasa, bukan dipandang.

Bila suatu saat kau merindukan seseorang, aku akan menjelma biru langit. kau akan memandang langit dan merasa melihat gumpalan awan membentuk wajah ia yang kaurindukan. Kau akan mulai menduga, “Apa dia memikirkanku?” Ah, aku paling senang dengan warna langit yang kaulihat. Itulah aku, aku … yang ada di awal kerinduan.

Sebagian dari kami kebanyakan berwarna oranye.

Oranye untuk awal rasa. Mungkin kau terlalu pemalu untuk mengungkapkan kejujuran padanya. Kau memilih diam dan membiarkan perasaanmu menjadi rahasia. Aku kurang nyaman dengan warnaku yang itu. Jujur, itu sangat menyebalkan. Tidakkah kau tak ingin dia tahu bahwa dirimu memiliki perasaan khusus padanya? Jangan sampai kami berubah warna menjadi abu-abu.

Hei, aku beri tahu, ya? Bila kami sudah berubah warna menjadi abu-abu, maka saat itu bisa dipastikan kau tengah merasa sakit. Sangat sakit. Silakan pergi ke dokter. Dia pun tak tahu obat mana yang harus diresepkan padamu. Sakit di hati itu hanya bisa disembuhkan oleh orang yang memberinya.

Dan aku ragu kau memiliki keberanian untuk bertatap muka dengannya.

Jangan takut, tak selamanya abu-abu itu mengisi dirimu. Terkadang kami pun berubah menjadi hijau saat kau bertemu dengan seseorang yang mampu mengobati kesepianmu.

Hijau, cinta yang baru.

Hijau, kami meneduhkanmu dengan cara mengantarkanmu pada cinta yang bersifat mengampuni. Perlahan-lahan, kau akan membuka hati pada yang baru. Dia akan membersihkan luka di hatimu, menggantinya dengan kebahagian. Lalu, tanpa kausadari, taka da lagi penyesalan.

Aku berganti warna; tak menentu. Sebentar aku menjadi merah, di lain hari aku sebagai abu-abu. Tak peduli warna apa pun yang kauberikan padaku, kau pada akhirnya akan menemukan tambatan hati.

Jangan tergesa, mungkin dia bukan jawaban yang kaucari untuk warnaku. Sayang, sebelum cinta merekah sempurna, kau perlu menerima badai. Dan ketika hujan menghilang, bungamu pun akan mekar laksana matahari.

Sudahkah kau temukan warnaku?

 

 

 

Note: Untuk Lovesela, aku nggak yakin ini romantis. Hahahahaha. Hawanya pengin ngetik yang sendu. Semoga tidak mengecewakan.

 

Salam hangat,

 

 

G.C