Vitamins Blog

PANDORA’S CURSED : PART 11

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

41 votes, average: 1.00 out of 1 (41 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

“Ophelia?”

 

Charles mengerutakan dahinya sambil melirik kepada Ophelia. Ophelia mencoba untuk tidak terlihat mencurigai. Tapi ia tidak bisa menghela dan mengambil nafasnya sekarang. Di dalam sana ia merasa takut dan was-was.

 

“Op-Ophelia? Maksud ibu?” Charles terkekeh. “Dia bukan Ophelia, bu. Namanya Ilana. Ilana Laurence. Ophelia telah membusuk di pengasingannya di India.”

 

“Ah— Maaf,” Ratu Theresa memejit pelipisnya. “Kau mengingatkanku dengan Ophelia. Mungkin kau tahu siapa dia.”

 

“Putri terkutuk?” Ophelia mencoba untuk terlihat biasa-biasa saja dan tidak ada kaitannya dengan hal ini.

 

“Ya, dia memang terkutuk,” Ratu Theresa mengelus dagu Ophelia. “Kau tampak cantik, sayang. Charles sangat pandai memilih wanitanya. Tapi—,” Sang Ratu melirik kearah Charles. “Saatnya kau untuk menikah, Charles. Waktu bermainmu telah habis.”

 

“Aku mengerti, ibu.” Charles melirik penuh maksud kepada Ophelia.

 

Cara pernikahan telah di mulai. Semua tamu undangan bergeser ke bagian tepi balroom. Ophelia memilih untuk bergabung dengan tamu undangan yang lain sedang Charles bersama ibunya di bagian pinggir altar sebelah kanan.

 

Dari balik pintu balroom, Aaron datang dengan baju formalnya berwarna merah dan emas. Ia berjalan menuju altar dan berdiri disana, menunggu Sang Pengantin Wanita datang. Wajah Aaron tidak tampah bahagia seperti tamu undangan lainnya. Dia sangat lesu dan berbeda, seperti pasrah dengan nasibnya saat ini.

 

Seluruh tamu undangan melirik ke arah pintu saat mendengar tapak sepatu dan juga gemerisik baju pengantin dari balik pintu. Claudia dengan gaun berwarna putih gadingnya dan saudara laki-lakinya, Raja Alexandre memasuki balroom. Berbeda dengan Aaron, Claudia tampak sangat bahagia dilihat dari pipinya yang memerah dan ia selalu memperlihatkan senyumnya hingga menaiki tangga altar.

 

Aaron meraih tangan Claudia dan mereka berjalan menuju Sang Pendeta. Mereka berdua mengucapkan janji suci mereka sehidup semati dan berakhir dengan ciuman di tengah altar. Ophelia merasa geli akan hal itu. Baru kali ini ia melihat orang lain yang berciuman di depannya, dan lebih tepatnya di depan umum. Tapi itu adalah hal yang biasa disini, di Prancis, di Eropa.

 

Setelah Aaron dan Claudia sah menjadi suami-istri, pesta besar-besaran diadakan di istana. Hal itu berlangsung hingga malam harinya.

 

–{—

 

Mereka berdua masuk ke kamar mereka. Para pelayan menutup pintu ruangan untuk menjaga privasi antara sepasang pengantin baru ini. Aaron melirik kearah Claudia. Ia hanya menunduk malu seperti pengantin lainnya.

 

Di tengah ruangan itu terdapat sebuah meja dan juga kursi. Di atas meja terdapat wine dan juga beberapa buah-buahan. Aaron menghampiri meja tersebut dan duduk di kursi, menuangkan wine ke gelasnya dan meminumnya.

 

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?”

 

Claudia menyahut, tampak kesal dengan sikap acuh Aaron. Aaron menoleh kearah Claudia dan meletakkan cangkirnya di meja.

 

“Sebaiknya kau tidur. Bukankah hari ini sangat melelahkan?” Aaron menjawab.

 

Claudia menghampiri Aaron. “Bagaimana denganmu?”

 

“Aku akan tidur nanti.”

Claudia merengut. Aaron sangat cuek dan juga tampak tidak menyadari kehadirannya. Claudia menarik tali pengikat bajunya. Lalu, ia meraih beberapa kancing di belakangnya dan melepaskannya semua. Baju itu turun dari tubuh Claudia dan menampakkan bahu Claudia yang polos dan juga baju dalaman dan korsetnya.

 

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Aaron.

 

Claudia menghentikan aktifitasnya. “Tentu saja aku ingin tidur.”

 

“Kenapa kau membuka baju disini? Sebaiknya kau membuka baju disana,” Aaron menunjuk kearah sekat yang berada di sudut ruangan.

 

“Apakah aku tidak boleh membuka baju di depan suamiku sendiri?”

 

Aaron beranjak dari kursinya. Ia menghampiri Claudia dan memegang bahunya.

 

“Dengar, maafkan aku, Claudia. Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa menyentuhmu seperti yang dilakukan sepasang kekasih di malam pertama pernikahannya. Aku hanya merasa tidak siap.”

 

“Apa kau tidak menyukaiku?”

 

“Bukan begitu,” Aaron mengacak rambutnya, bingung untuk merangkai kata-kata agar Claudia tidak tersinggung. “Aku hanya melakukannya di saat aku ingin. Maksudku di saat aku telah menerimamu sepenuhnya.”

 

“Jadi sekarang kau tidak menerima pernikahan ini?”

 

“Bukan begitu, Claudia,” Aaron mengerang. “Seperti yang kau lihat kita telah di jodohkan. Dan sebelumnya aku sangat terkejut dengan perjodohan ini. Awalnya aku tidak siap untuk menikah dan sekarang aku telah melakukannya atas paksaan oleh kakak dan ibuku. Berikan aku waktu untuk beradaptasi.”

 

Claudia tertunduk lesu. Akhirnya ia mengangguk. “Baiklah.”

 

–{—

 

Ophelia tidak bisa tidur. Seluruh pikirannya kacau. Perasannya saat ini tidak nyaman. Akhirnya ia hanya bisa bergelung gelisah di balik selimutnya. Apa yang terjadi padanya? Hari ini memang cukup melelahkan, tapi ia berpikir rasa lelah itu akan hilang setelah ia berbaring di atas kasurnya yang empuk. Sayangnya yang ia pikirkan itu sangat berbeda dari kenyataan. Matanya masih nyalang hingga tengah malam.

 

“Samuel,” Panggilnya.

 

Ia merasa bila Samuel dapat menemaninya sesaat sebelum tidur. Tiba-tiba saja dari balik selimutnya ia merasakan tangan seseorang yang melingkari perutnya. Ophelia bisa merasakan nafas yang berhembus di atas puncak kepalanya.

 

“Apa, sayang?” Samuel menyahut dari balik punggungnya.

 

Ophelia berguling menghadap Samuel. Samuel tersenyum kepadanya, senyum jahil yang selalu ia lihat.

 

“Kenapa kau selalu datang dengan cara aneh?” Kata Ophelia.

 

“Hm?” Samuel menaikkan alisnya. “Apa maksudmu?”

 

“Kemarin kau datang saat aku mandi. Kau keluar dari balik air dan mengagetkanku. Dan sekarang kau muncul di balik selimutku. Terkadang aku selalu dibuat terkejut olehmu.”

 

Samuel terkekeh. “Aku suka melihat raut wajahmu saat terkejut. Itu menyenangkan.”

 

Samuel mempererat pelukannya di pinggan Ophelia. Ophelia bergeser lebih dekat ke Samuel sehingga membentur dada bidangnya.

 

“Apa yang kau gelisahkan?” Tanyanya.

 

Ophelia menggeleng. “Aku tidak tahu. Aku hanya merasa tidak bisa tidur.”

 

“Ada sesuatu yang sedang kau pikirkan?”

 

Sesuatu yang sedang di pikirkan? Itu benar, ia sedang memikirkan kakaknya, Aaron. Ophelia tidak bisa menghilangkan raut wajah Aaron saat ia berada di altar di dalam pikirannya. Ia merasa kasihan. Lebih dari itu. Simpati? Empati? Ataukah— cemburu?

 

“Cemburu?” Samuel mengulang kata terakhir yang berada di dalam pikirannya.

 

“Ha?”

 

“Kau cemburu mengenai pernikahan Aaron dan Claudia?”

 

“Ah—,” Ophelia menyangkal. “Tidak. Aku tidak cemburu.”

 

“Kau menyukai Aaron?”

 

Ophelia terkejut saat ia melihat mata Samuel merah menyala saat mengucapkan kata-kata itu. Ophelia meletakkan kedua telapak tangannya di dada Samuel, berusaha untuk menenangkannya. Ia tidak ingin malam-malam seperti ini membuat kegaduhan.

 

“Tidak, Samuel. Tidak,” Kata Ophelia.

 

Samuel menyipitkan matanya skeptis. “Aku tahu apa pun mengenai dirimu, Ophelia.”

 

“Ha?”

 

“Aku bisa merasakannya. Jantungmu berdebar-debar saat berada di dekat Aaron. Pipimu memerah saat ia berbicara denganmu. Dan terakhir kali kau melihatnya di altar, aku tahu kau selalu memandanginya dengan raut terluka.”

 

“Bukan— Samuel, jangan lakukan lagi.”

 

“Aku mungkin tidak melakukannya sekarang, Ophelia. Tapi nanti, suatu saat nanti aku akan memberinya peringatan.”

 

Samuel menangkup belakang kepala Ophelia dan mendorongnya sedikit, membuat Ophelia mendongak kearahnya. Lalu, Samuel menggigit bibir Ophelia untuk menggodanya.

 

“Peraturan kedua, cinta melemahkanmu, Ophelia.”

 

–{—

 

 

 

Ophelia menjalani tugasnya sebagai pelayan pribadi dan “wanita” Charles seperti biasanya. Ia selalu mengikuti Charles kemana saja ia pergi. Dan Charles tampaknya tidak menyusahkan dirinya. Terkadang mereka mengobrol berdua, mengenai berbagai hal dan juga politik walaupun Charles tampak membanggakan dirinya. Itu bukan masalah bagi Ophelia.

 

Samuel selalu membisikkan berbagai hal kepadanya. Selain Ophelia, Samuel juga ikut mendengarkan ocehan politik Charles. Dan ia sangat antusias dari Ophelia.

 

Ophelia tidak pernah berbicara lagi dengan Aaron. Setiap Aaron ingin melangkah mendekatinya, Ophelia selalu memutar balik. Ia tidak ingin bertemu dengannya semenjak kejadian di lorong saat itu, disaat Aaron membentaknya. Terkadang Aaron muncul dihadapannya bersama dengan Claudia. Claudia selalu bergelayut manja dengan Aaron. Wanita itu sangat senang menjadi istri Aaron. Tapi tidak dengan Aaron, Aaron tampak murung dan bersikap acuh kepada Claudia.

 

“Kau telah berbicara dengan Aaron?” Charles tiba-tiba saja bertanya kepadanya.

 

“Belum,” Jawab Ophelia sambil menaburkan wewangian di bak mandi Charles.

 

“Belum?” Charles melirik setiap gerak-gerik Ophelia. “Aku berharap dia mengucapkan beberapa patah kata kepadamu.”

 

“Dia mengucapkan beberapa kata kepadaku,” Ophelia meletakkan keranjang wewangian itu di meja di dekat bak mandi. “Terakhir kali disaat ia menyeretku keluar dari balroom.”

 

Ophelia mengingat hal itu, Aaron tampak marah dan matanya berkilat ngeri. Dan ia hanya bisa diam terpojok dan disaat terakhir ia bisa terlepas dari Aaron.

 

“Ah— waktu itu,” Charles terkekeh. “Aaron tampak sangat marah saat itu. Aku melihatmu yang hanya bisa pasrah ditarik olehnya.”

 

Charles kembali terkekeh. Ia memberikan isyarat kepada Ophelia untuk duduk di pinggir bak. Sebagai pelayan, ia tentu saja mematuhi perintah majikannya. Ophelia duduk disana, mengusapkan batang sabun ke punggung Charles.

 

“Masuklah, Ophelia.”

 

“Ha?”

 

“Masuklah ke dalam bak,” Charles menarik tangan Ophelia dan berbalik menghadapnya. “Ayolah, sayang. Aku ingin mandi bersamamu.”

 

Charles kembali menarik tangan Ophelia. Ophelia terpekik saat tangan yang satunya tergelincir sehingga ia jatuh dalam pelukan Charles. Charles menarik tubuh Ophelia memasuki bak sehingga kain Ophelia yang tipis basah kuyup.

 

“Pangeran!” Ophelia melepaskan dirinya. Ia mengambil jarak dan memilih beringsut di pinggiran bak.

 

Charles terkekeh sambil mendekati Ophelia. Ophelia memandang ngeri kepada Charles, merasa seperti ia akan diterkam oleh harimau. Ia berusaha untuk menjauh dan menjauh hingga Charles mendapatkan pergelangan kaki Ophelia di balik air. Seketika Charles menarik kaki Ophelia dan membawa tubuhnya kedekapannya.

 

“Lepaskan aku, Pangeran!”

 

“Sst..” Charles mendesis menenangkan Ophelia. “Aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin merasakannya sebentar.”

 

Baju Ophelia benar-benar basah dan tipis sehingga Charles bisa melihat dada Ophelia yang terpampang jelas dari balik bajunya. Charles tersenyum, dia tampak masih sangat muda dan suci tidak pernah disentuh.

 

“Kumohon…”

 

“Hanya sekali ciuman.”

 

Charles mendekatkan wajahnya ke wajah Ophelia. Ophelia memejamkan matanya. Bila Charles berpikir bila ia tidak pernah di sentuh pria, mungkin ia benar. Semua pria yang berada di muka bumi ini tidak pernah menyentuhnya. Tapi, hanya satu makhluk yang pernah menyentuh dirinya.

 

Samuel…

 

“HAA…!!”

 

Tiba-tiba Charles berteriak dan beringsut mundur. Matanya terbelalak kaget dengan tatapan ketakutan. Tangannya teracung menunjuk sesuatu yang berada di belakang Ophelia. Ophelia menatap bingung dan menoleh kearah Charles tunjuk.

 

Disana, di cermin yang berada di belakang bath up tersebut menampakkan sebuah bayangan. Bayangan seseorang dengan pakaian hitam dan rambut hitam legamnya sebahu, kuku panjangnya dan juga mata merahnya. Ophelia terbelalak saat menyadari bila itu Samuel, menyeringai kejam kepada Charles dengan mata membara.

 

“Itu… Iblis…!!”

Bersambung…

10 Komentar

  1. farahzamani5 menulis:

    Samuel update Yey Yey Yey
    Vote dlu kk hihi

  2. Vote dulu yaakkkk :BAAAAAA

  3. Yeay, akhirnya update

  4. Hayo loh, Samuel dateng, wkwkwk
    Kaburr tu ntar si Charles :LARIDEMIHIDUP

  5. farahzamani5 menulis:

    Aduhhh udah deg2an aja nih aq takut ophelia ketauan hihi
    Eaaaaa yg dipanggil sayang ama Samuel tuh ophelia lahh ngapa aq yg baper haha
    Samuel ohh Samuel, aq padamuuuuu dah haha
    Wahhh ophelia ada rasa gtu sma Aaron???emmm jngn2 Aaron jg ada lgi, tp kan mereka sodara emmmmmm
    Sabar ya Claudia, Aaron blom siap tuh hihi
    Charles maen api nih pake ngegoda ophelia segala dah ahh, nahh kan Samuel ny nunjukin diri kan, rasain tuh Charles hihi
    Ditunggu kelanjutanny
    Semangat trs ya ka

  6. samuel itu menyeramkan apa tampan hee

  7. fitriartemisia menulis:

    wkwkwk Ophelia itu punyanya Samuel, Charles jangan macemmacem hihihi

  8. Ditunggu kelanjutannya

  9. aku kira bakal ketahuan ,,, untung ga wkwkwkwk…
    ne pangeran mesum main tarik2 aja,,,, samuel muncul loh hayo loh….. mau kemana loh….

  10. nananafisah184 menulis:

    Aaiihh udah deg degan, kirain bakal ketahuan karna liat tandanya si ophelia :GERAAH

    Tapi bakal ketauan gak ya gara2 liat iblis ituu??

    Ehh itu ophelia beneran ada rasa sama aaron?? Tapi kan mereka saudaraaa :ragunih