Harapku
14 Oktober 2017 in Vitamins Blog
Harapku
Aku berharap aku mampu
menyanyikan beberapa nada rendah itu
Agar saat ku menyanyikan tentangmu
tak ada yang tahu
Hanya aku yang berseru
Hanya aku yang merasamu
Hanya aku yang memilikimu
Hanya aku
.
.
.
tak mampu
-uk
Jangan Cintai Aku Sekarang
29 Desember 2016 in Vitamins Blog
Jangan Cintai Aku Sekarang
Jangan cintai aku sekarang
Ku mohon,
Aku takut kamu terluka
Aku takut kamu kecewa
Aku takut kamu tersiksa
Jangan cintai aku sekarang
Aku tak ingin kamu tau
Namanya masih terukir indah dihatiku
Senyumnya masih terpatri jelas diotakku
Jangan cintai aku sekarang
Lukaku belum sembuh
Hatiku belum sepenuhnya utuh
Kepergiannya membuat semua runtuh
Jangan cintai aku sekarang
Ku mohon,
Hatiku belum siap menerima yang lain
Otakku masih menolak nyata keadaan
Cintai aku nanti
Tunggulah kesiapanku
Jika pun nanti kau tak kuat menunggu, tak apa
Aku yang salah di sini, susah sembuh.
Jangan cintai aku sekarang
Cintai aku nanti
Ku mohon.
Berhenti Menggenggam
26 Desember 2016 in Vitamins Blog
BERHENTI MENGGENGGAM
Kau tau? Rasanya seperti masuk ke dalam kebun penuh bunga mawar.
Mawar itu sangat indah, menyejukkan mata, menghangatkan jiwa, bau nya yang harum seperti menghipnotisku untuk menggenggam mawar itu.Tetapi, saat ku coba menggenggam mawar itu, tanganku terluka. Semakin aku mencoba menggenggamnya erat, tanganku tertancap durinya. Seberapa pun usaha ku untuk menghindari durinya, tetap saja tanganku terluka,
Aku menyukai harumnya mawar itu. Aku menyukai cara mawar itu menghipnotisku. Tetapi, dilain sisi aku menahan sakit.
Dan sakitnya mulai menjadi saat menyadari ada seseorang yang mampu menggenggam mawar itu tanpa terluka. Iri? Sangat.
Mencoba menggenggamnya lagi, tetapi tetap saja terluka.
Dan akhirnya aku menyerah. Aku biarkan seseorang itu mengambil mawarku. Sedih? Sudah pasti.
Tetapi, aku mulai menyadari betapa banyak luka yang sudah ku gores.
Aku tau aku gila. Aku gila karena membiarkan tanganku terluka. Tetapi, tubuhku mengkhianatiku. Mereka bergerak sesuai perintah hatiku dan mereka mengabaikan otakku. Mereka melumpuhkan logika ku.
Sekarang saatnya.
Aku mulai melepas genggaman itu. Mengobati luka itu sampai sembuh. Walau aku tau pasti akan berbekas.
Tetapi. Aku sudah berusaha kan? Aku sudah berani melepaskan genggaman itu.
Fokusku sekarang adalah melompat tinggi menembus awan dan menggenggam bintang yang sudah pasti takkan menyakitiku. Bintang tak punya duri tajam kan?
Sebelum itu. Sebelum aku menggenggam bintang. Aku harus mempersiapkan diriku. Agar menjadi pantas untuk menggenggam bintang.
**Ini cuma hasil karya iseng aja :-) walaupun dari hati *eh :oops: **