My Bride Chapter 9
30 Mei 2017 in Vitamins Blog
Chapter 9
-Mei POV-
Sudah hampir 3 bulan, rutinitas sehari-hariku hanya mengurus rumah dan mengajar di panti. Terkadang aku merasa bosan, mungkin karena Jason jarang pulang. Sekarang ia sedang sibuk dengan albumnya, 1 minggu yang lalu ia mengeluarkan single MV nya di youtube paling banyak dikorea dalam kurun waktu seminggu. Terkadang saat aku merindukannya aku menonton penampilannya di TV disalah satu program musik.
Setidaknya ketika berada dipanti, aku dapat mengalihkan pikiranku dari Jason saat bersama anak-anak hebat ini, bagaimana tidak hebat mereka ditinggal oleh kedua orang tuanya dan mereka masih bisa tersenyum dengan bahagia, tidak mengeluh, tumbuh menjadi anak-anak yang membanggakan.
“nuna” panggil jisoo berlari tergesa-gesa menghampiriku, dengan seragam TK nya yang sedikit lusuh.
“ada apa sayang” tanyaku saat melihat wajah jisoo yang murung. tak seperti biasanya bocah namja ini seperti ini saat pulang dari Taman Kanak-kanak
“nuna bisakah aku ketemu dengan Jason hyung” ujarnya. Aku mengernyitkan dahi bingung mendengarkan penuturannya.
“kenapa kamu ingin bertemu dengannya?” tanyaku mengelus rambutnya.
“teman-temanku tak percaya jika aku bisa bertemu dengan Jason hyung, mereka bilang mana mungkin anak panti asuhan seperti Ji soo bisa bertemu dengan penyanyi terkenal” ucapnya dengan nada kesal.
“nuna, bisakah aku bertemu dengan Jason hyung” Tanya jisoo sekali lagi.
“tentu saja sayang, nuna akan mempertemukanmu dengannya” jawabku.
Saat mendengar jawaban dariku, Jisoo meloncat kegirangan, wajahnya yang murung berubah berseri-seri sekarang. Setelah sampai dirumah, aku menghubungi Jung tae woo, aku ingin menanyakan jadwal Jason. Jung tae woo mengatakan Jason punya waktu kosong hanya jam 11. Aku mengatakan kepada menager Jason bahwa aku akan menemuinya besok.
Keesokan harinya, aku menjemput jisoo ke sekolah menggunakan taxi. sesampai nya di dorm Jason, aku melihat Jason sedang berbicara dengan seorang namja didepan pintu masuk, sangat terlihat Jason marah dengan namja itu. Aku tak dapat melihat wajah namja itu.
“sudah aku bilang, aku tidak akan menemuinya, sebaiknya kau pergi sekarang” bentak Jason.
Jisoo memegang lenganku, pasti ia takut melihat kemarahan Jason. Aku juga terkejut melihat Jason bisa semarah itu dengan orang lain, meskipun ia begitu jutek dan cuek dengan orang lain tapi aku tak pernah melihatnya semarah itu. Namja yang berbicara dengan Jason berbalik pergi, apa yang terjadi dengan mereka.
***
Jason meninggalkanku begitu saja didepan pintu masuk, aku hanya bisa terperangah melihat tingkahnya seperti itu.
“kajja, jisoo kita masuk” ajakku menarik tangan mungil jisoo mengikuti langkahku.
“kamu sudah datang Mei” ujar Tae woo berdiri dari tempat duduknya di ruang tamu dorm ini menyambut kedatanganku dengan hangat.
“Jason kemana sekarang Tae woo shi?” tanyaku.
“dia diatas, dikamarnya” jawabnya
Aku hanya mengangguk mengerti, melihat raut wajah Tae woo shi yang tegang saat ini, pasti masalah Jason bukanlah masalah kecil.
“jisoo-ya bisa tunggu disini, nuna ingin memanggil Jason hyung” ujarku, Jisoo hanya mengangguk antusias.
“tae woo shi, bisakah kamu menemani jisoo sebentar? Tanyaku
“aku akan menemaninya dan tolong beritahu Jason sebentar lagi, kita harus berangkat ke K-Music”
Aku membungkuk sebagai tanda terima kasihku, melatakkan bekal makanan untuk Jason diatas dimeja, aku langkahkan kakiku menaiki satu-persatu tangga menuju kamar Jason.
Aku sampai diambang pintu, sejenak aku ragu untuk masuk. Tapi saat melihat wajahnya yang terlihat frustasi, aku mengetuk pintu yang memang terbuka.
“bolehkah aku masuk” tanyaku.
Jason hanya diam tidak menolak atau mempersilahkanku masuk. Kulangkahkan kakiku untuk masuk dan duduk disebelahnya. Aku hanya diam menunggu Jason membuka suaranya.
***
-Jason Lee POV-
Aku hanya diam saja, tak bergeming sedikitpun mengacuhkan ucapan Mei yang meminta ijin untuk masuk. Hening, saat aku mengira Mei sudah pergi, ia sudah duduk disampingku.
Mei hanya diam, aku merasa bingung dengan sikapnya. Kenapa ia tidak bertanya. Dari tadi aku berpikir keras bagaimana agar hal ini tidak diketahui olehnya. Merasa jengah dengan kesunyian diantara kami, aku bertanya padanya kenapa ia tidak meminta penjelasan dengan kejadian tadi.
Ia hanya tersenyum dan berkata “pasti ada saatnya kau akan memberitahuku nanti, pasti ada alasan kau melakukannya”.
Aku semakin tak ingin kehilangan Mei jika melihat kepribadiannya yang begitu dewasa saat seperti ini, memang tidak dipungkiri terkadang ia bersikap kekanakan. Tapi aku menyukai sikapnya itu.
“bisakah kamu menemui Jisoo sebentar sebelum pergi ke K-music, hanya untuk berfoto dan memberikan tanda tangan, maafkan aku meminta ini disaat kau dalam keadaan seperti ini” ujarnya.
“kajja” ajakku, menarik tangannya, ia hanya mendongak melihatku tanpa berniat mengikutiku yang telah berdiri.
“ayo, bukankah kamu membawakan aku makanan, seharusnya aku makan sekarang bukan” ucapanku membuat Mei terkejut, aku melihat ia membawa bekal saat meninggalkannya di depan pintu masuk tadi..
Aku menariknya untuk mengikutiku turun kebawah menemui anak itu dan menghabiskan makanan buatan istriku. Ia pandai sekali memasak. Aku selalu menghabiskan makanan yang selalu disiapkannya untukku sama seperti sebelum-sebelumnya.
***
-Mei POV-
Aku sudah kehilangan kesabaranku, hal ini sungguh membuatku terkejut sekaligus marah. Bagaimana tidak pagi tadi, seorang namja datang kerumah, dia namja yang sama didorm Jason 3 hari lalu namanya Lee Yoon. dia datang memohon kepadaku untuk membujuk Jason menemui ibunya.
Bisa dibayangkan betapa murkanya aku saat mendengarnya, terlebih saat ini ibunya berada dirumah sakit. Aku mempercepat langkahku di agency Jason, aku mencari namja keras kepala yang jadi suamiku itu. Aku baru pulang dari rumah sakit, menjenguk ibunya.
Saat melihat kondisi ibunya, sungguh membuat hatiku miris, ia tak mau dioperasi sebelum bertemu Jason. Bagaimana bisa Jason membiarkan kondisi ibunya seperti itu. “Mei-ah sedang apa kau disini” suara Jason menghentikan langkahku, dengan geram aku membalikkan tubuhku dan berjalan menghampirinya.
“tarawa” perintahku.
“hey, ada apa ini, kenapa kamu disini?” tanyanya, tapi aku mengabaikannya, aku terus berjalan menuju ke tempat parkiran.
Aku berhenti didepan pintu mobil Jason, menyilangkan lenganku didepan dada. Aku menatapnya tajam, ia hanya memperlihatkan ekspresi bingung.
“aku ingin kau pergi denganku kerumah sakit sekarang” ujarku.
“rumah sakit, buat apa aku kesana?” tanyanya.
“menemui ibumu” ujarku, Jason menatapku tajam.
“dia bukan ibuku, tahu apa kau tentang ibuku”ujarnya
“apa kau merasa tak bersalah, apa kau tau bagaimana perasaanku saat mengetahuinya. Kau anggap apa aku selama ini, aku bahkan tak pantas disebut sebagai seorang istri, aku bahkan tak mengetahui keadaan mertuaku sendiri” ujarku
“Bagaimana bisa kau tak memberitahuku, tapi saat ini perasaanku tak penting, yang terpenting sekarang kita harus ke rumah sakit menemui ibumu” ujarku menarik tangannya untuk segera masuk kemobil.
“ibuku sudah mati” bentaknya padaku, melepas genggaman tanganku padanya.
Plak, aku menamparnya, ini bahkan pukulan pertama yang aku lakukan pada orang lain. Aku melihat tanganku yang gemetar. Aku menyesalinya, tapi Jason memang pantas mendapatkannya.
“dosa apa yang aku lakukan dimasa lalu, sehingga bisa menikah dengan namja berengsek seperti dirimu” ucapku, menghapus kasar air mataku yang jatuh saat menamparnya tadi.
Aku pergi meninggalkannya, membawa mobil Jason dengan kecepatan yang tak pernah aku capai sebelumnya. Aku memukul stir mobil melampiaskan kemarahanku. Aku marah karena ia tak memberitahu hal sebesar ini padaku dan sedih atas semua yang kuketahui hari ini.
Bagaimana bisa ia menyianyiakan ibunya. Aku bahkan saat merindukan ibuku, dan apapun akan aku lakukan untuk membahagiakannya. Apa ia tak tahu bagaimana keadaan ibunya saat ini. Sebenarnya apa yang terjadi sehingga ia tak mengakui ibunya. Aku pulang dengan ketidaktahuanku tentang Jason dan ibunya.
***
tbc
buat elvania ini translate bahasa koreanya
Saengil chukha hamnida: selamat ulang tahun
palli ireona: cepat bangun
tarawa: ikut denganku
terima kasih buat
yang baca cerita ini
kasi vote
dan komen
post sebelum solat tarawih
sampai ketemu hari kamis
My Bride Chapter 8
28 Mei 2017 in Vitamins Blog
Chapter 8
-Mei POV-
Hari ini adalah hari resepsi pernikahanku, satu minggu setelah konferensi pers, aku tak tahu bisa mengadakan pesta secepat ini. Ia mengurus semuanya sendiri. Aku tidak melakukan apapun selain melakukan fitting baju dan foto prawedding bersamanya.
Resepsi pernikahan ini sangat meriah jauh berbading terbalik saat kami menikah, banyak sekali tamu undangan seperti artis, penyanyi, teman-teman Jason, dan juga samchon Jason yang baru kuketahui 2 hari sebelum pernikahan kami.
Keluargaku juga datang, semuanya hadir dan mereka tidak berhenti berdecak kagum melihat kemewahan pesta pernikahanku. Aku hanya bisa tersenyum bahagia melihat mereka senang meskipun aku harus menunda perjalananku ke Eropa. Ini adalah konsekuensi yang aku dapat dari pernikahan ini, sekarang aku tak bisa melakukan hal seenaknya karena sekarang aku berstatus seorang istri. Ada satu hal yang membuatku lebih bahagia hari ini, kehadiran Windi juga Gilang, mereka datang ke pesta pernikahanku.
“mengapa kamu tidak memberitahuku tentang pernikahanmu ini dan kamu tahu Mei, bagaimana sahabatmu ini tertawa saat aku memberitahunya bahwa kamu menikah dengan Jason” ujar Windi kesal.
“maafkan aku Windi dan maaf juga telah mendahuluimu menikah” ujarku yang membuat Gilang mendelik kesal kearahku.
“saharusnya kamu berterima kasih padaku, berkat diriku kamu bisa menikah dengan Jason” ucap Gilang mengalihkan pembicaraan.
“jangan mengalihkan pembicaraan Gilang, kamu harus secepatnya melamar Windi dan aku tidak yakin Windi bisa bertahan lebih lama lagi denganmu, mengingat betapa tidak pekanya dirimu” ujarku memberi nasihat. Gilang hanya tersenyum masam kepadaku sedangkan Windi hanya mengangguk membenarkan ucapanku.
***
-Jason Lee POV-
Aku pergi dari rumah pukul 10 malam ke apartemen hyung, aku baru saja bertengkar degan Mei, ini pertengkaran pertama kami. Masalah yang kami perdebatkan hanya masalah kecil, Mei meminta ijin untuk bekerja dan aku tak mengijinkannya. Alasannya aku tak ingin terjadi hal buruk padanya, aku takut jika ada orang yang mengenalinya dan membuatnya terluka karena tidak terima Mei menjadi istriku. Memang banyak fansku yang menerima pernikahan ini tapi tidak sedikit juga yang menentangnya.
Beberapa jam lagi hari ulang tahunku yang ke 28 dan aku ingin merayakannya berdua dengan Mei. Tapi apa ini aku bahkan belum memberitahunya prihal ulang tahunku dan aku malah terdampar ditempat hyung dan lebih mengenaskan lagi aku harus mendengarkan ocehannya.
Hampir satu harian aku berada dirumah hyung, aku keluar jam 8 malam untuk merayakan ulang tahun dengan teman-temanku. Mereka menghubungiku lewat ponsel hyung karena aku mematikan poselku sejak tadi pagi karna aku tak ingin ada yang menggangguku lebih tepatnya aku tak ingin mereka menjadi pelampiasan kemarahanku.
Aku memutuskan pulang dari pesta setelah hyung mengancam untuk menyeretku jika aku tidak pulang dan menyelesaikan masalahku dengan Mei secepatnya. Aku sampai dirumah pukul 11 malam, aku menemukan Mei tertidur disofa, aku berjalan mendekatinya.
Melihatnya wajahnya sungguh membuatku menjadi tenang. Aku mengangkat tubuhnya dan membawanya masuk kekamarnya. Kami belum tidur bersama sampai sekarang. Aku tidur dikamarku dan ia tidur dikamar adikku. Aku sudah mengubah desain kamar ini sesuai dengan kamarnya yang dijepang.
Aku keluar dari kamar setelah menyelimuti dan mencium keningnya. ku langkahkan kakiku kearah dapur ingin mengambil air untuk menghilangkan rasa hausku akibat minum soju tadi. Aku memang minum tapi tak pernah sampai mabuk. Saat aku melewati meja makan banyak sekali makanan tersedia disana juga kue ulang tahun.
Aku menarik kursi dan duduk, aku menemukan kartu ucapan disamping kue ulang tahun, aku membukanya dan menemukan tulisan tangan Mei dikertas berwarna biru itu.
Saengil chukha hamnida Jason
Aku tersenyum setelah membacanya, sepertinya ia menungguku, kenapa ia tak memberitahuku. Aku merutuki kobodohanku saat ingat aku menonaktifkan poselku dari tadi pagi. Kurogoh posel disaku celanaku dan mengaktifkannya. Banyak sekali pesan yang masuk. Ada 3 pesan dari Mei, aku membuka pesannya satu persatu.
Kau berulang tahun? kenapa tidak memberitahuku? Pesan pertama.
Kapan kamu pulang? Pesan kedua.
Aku akan menunggumu. Pesan ketiga.
Melihat makanan dihadapanku membuatku menyesal dengan sikapku, kenapa aku begitu kekanak-kanakan. Mei pasti sudah menungguku sangat lama, sampai ia tertidur.
Aku menghabiskan semua makan yang Mei siapkan untukku. Aku tak peduli dengan perutku yang sudah kekenyangan. Aku terus saja memasukkan makanan itu kemulutku.
Mei selalu bisa membuat diriku kehilangan kendali. Aku selalu saja melakukan hal bodoh karena dirinya. Aku sadar aku sudah sangat mencintainya. Tapi aku belum siap untuk mengatakan kebenaran tentang kakeknya. Aku takut jika ia tidak menerima hal itu dan pergi meninggalkanku.
Aku sangat berharap kami dapat hidup bersama, ya Tuhan ijinkan aku bersama Mei dan membahagiakannya.
***
-Mei POV-
Aku terbangun di pagi hari, kurentangkan tanganku melemaskan otot-otot, kulihat sinar matahari yang menerobos kamarku. Tunggu dulu aku dikamar, bukannya semalam aku berada di ruang tamu menunggu Jason pulang. Siapa yang memindahkanku.
“Jason, keterlaluan sekali kau membuatku menunggu selama itu. Awas saja akan kuberi perhitungan padanya” ujarku kesal.
Aku turun dari kasur dan berjalan menuju kamar Jason. Tenyata benar ia masih tertidur dengan selimut yang mengelilingi tubuhnya. Aku menghampirinya. “Ya!!, Jason-ah palli ireona” aku mengguncang tubuhnya kasar, ia tak bergeming sedikipun, aku mendengus kesal melihat kelakuan Jason.
Karena tidak ada jawaban, aku menyibak selimutnya dan kekesalanku hilang berubah menjadi khawatir saat melihat wajahnya yang pucat.
“Jason bangun, aku mohon cepat bangun jangan tinggalkan aku, aku berjanji akan menuruti semua keinginanmu, kumohon bangunlah” isakku.
Ia membuka matanya lalu berusaha bangun, ia menghapus air mataku.
“aku tak apa, aku hanya kurang enak badan” ujarnya berusaha menenangkanku. Sejak kematian kakek dan orang tuaku, aku selalu saja menjadi takut ketika seseorang yang terdekatku sakit. Aku takut mereka akan meninggalkanku dan pergi selamanya. Aku memang bodoh, semua orang pasti mati.
“kamu tahu kemarin ulang tahunku?” Tanya Jason tiba-tiba
“aku tahu dari hye rin, aku begitu menyesal membuatmu marah, aku berjanji tidak akan memaksamu untuk mengijinkanku untuk bekerja lagi” ujarku. Jason hanya tersenyum lalu memelukku.
***
-Jason Lee POV-
Aku sudah sembuh sekarang, Mei merawatku dengan baik. istriku itu kenapa ia seperti itu saat melihatku sakit, begitu khawatirkah ia dengan orang sakit sampai berjanji akan menuruti semua keinginanku.
Sepertinya Mei mengalami sifat khawatir yang berlebihan ketika orang terdekatnya sakit sama seperti neneknya tempo hari, ia harus bersusah payah membuat kebohongan tentangku sebagai kekasihnya.
Pembuatan albumku sebentar lagi akan selesai, tinggal proses pembuatan MV saja. Ah sebentar lagi aku harus menjadi penurus perusahaan appa.
Keluar dari agency aku memutuskan untuk pulang, Mei pasti akan terkejut saat melihatku dirumah sebelum malam.
***
Aku membuka pintu rumah dengan perlahan, sepertinya Mei tak menyadari kepulanganku. Aku masuk dan menemukan Mei diruang tamu dengan keadaan yang sangat cantik menurutku.
Ia mengenakan kaca mata bacanya dengan rambut yang dibiarkan tergerai. Mei duduk dilantai dengan mulut yang penuh dengan makanan.
Matanya terus fokus dengan buku yang sedang ia baca sedangkan mulutnya asyik mengunyah. Benar bukan ia tak menyadari kehadiranku sudah hampir 5 menit aku berdiri didepannya dan ia masih saja seperti itu.
“hemm” aku berdeham untuk menyadarkan Mei tentang kehadiranku. Ia mendongakkan kepalanya, ia sangat terkejut saat melihatku. Aku duduk disampingnya.
“kau sedang apa sampai tak tahu kalau suamimu sudah pulang?” tanyaku.
“aku hanya belajar bahasa Jerman” Jawabnya.
Aku tahu ia sangat ingin ke Eropa, tapi aku tak bisa membiarkannya pergi sendirian. Aku hanya mengelus rambutnya berusaha menyampaikan bahwa ia tidak bisa pergi ke Eropa dalam waktu dekat.
“aku hanya belajar, bukan berarti aku ingin kesana sekarang. Mungkin belum waktunya aku kesana, aku harus belajar bahasa Eropa bukan?” ujarnya seakan mengerti dengan sikapku.
Aku hanya diam mendengarnya, ia meraih tanganku dan melingkarkan dibahunya. Ia bersandar dipundakku. Aku tahu kebiasaannya saat ia berubah menjadi manja padaku. Pasti ia menginginkan sesuatu.
“kalau masalah pekerjaan, aku tidak akan pernah mengijinkanmu” ujarku sebelum ia berbicara.
“bukan tentang itu, bukankah aku sudah berjanji untuk tidak bekerja. Aku ingin minta ijin padamu untuk membantu song halmeoni teman nenekku untuk mengurus panti asuhan miliknya. Aku ingin mengajar bahasa asing pada mereka” ucapnya.
“apakah satu hari penuh?” tanyaku.
“tidak, aku berada disana saat mereka sudah pulang sekolah” jawabnya.
“baiklah, jika itu keinginanmu, ini lebih baik daripada kamu bekerja, setidaknya kamu aman disana” ujarku.
Mei mengernyit bingung dengan ucapanku. Aku hanya tersenyum melihat ekspresinya itu
“aku tak ingin kamu terluka karena kamu istriku” memberi Mei penjelasan. Ia hanya tersenyum mendengar penjelasanku.
***
tbc
baru bisa post malam
aduh mau bilang apalagi ya???
terima kasih buat yg udh baca cerita ini
buat yg kasi vote love you
yg kasi komen farahzamani5, lovesela, ias1610, betaling, arigori, princess susan, azmi zeddani, rima, linux terima kasih.
semua komen kalian dibaca kok, malah ditunggu-tunggu :-)
sampai ketemu hari selasa
My Bride Chapter 7
26 Mei 2017 in Vitamins Blog
Chapter 7
-Jason Lee POV-
Waktu dua minggu telah berlalu dan saat ini kami berdua dalam perjalanan kembali ke Korea. Aku duduk sambil mengamati wajah Mei yang terlelap disebelahku, baru satu jam yang lalu ia tertidur sehabis manangis sejak tiba dibandara jepang, ia terus menangis karena tak ingin meninggalkan halmeoninya. Sebentar lagi kami tiba dikorea.
“Mei-ah ireona” aku mengguncang tubuhnya pelan.
“Mei-ah palli ireona kita sudah sampai di korea” ucapku, ia menggeliat dan membuka matanya.
“apa kita sudah sampai” tanyanya bodoh.
“nde, semua orang sudah turun, kajja” ujarku.
Mei bangun dari tempat duduk untuk berdiri tapi ia kehilangan keseimbangannya, dengan sigap aku memegang bahunya, ia sedikit terlihat tak sehat, kenapa aku baru menyadarinya sekarang, ia terlihat pucat.
“apa kamu sakit” tanyaku.
Ia hanya menggeleng lemah. Aku tak tahu kenapa ia bisa seperti ini, sepertinya tadi ia baik-baik saja.
“aku tak apa” ujarnya lirih.
Aku melingkarkan tanganku dibahunya menuntunnya turun dari pesawat. Aku sungguh terkejut banyak kamera yang menghujani kami saat kami tiba di ruang tunggu bandara, astaga aku lupa menggunakan penyamaran.
Kulirik Mei ia terlihat terkejut dan wajahnya semakin pucat. Kenapa bisa ada wartawan disini. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh mereka. Saat aku berjalan menerobos kerumunan wartawan yang dibantu oleh petugas bandara. Aku semakin mengeratkan paganganku dibahu Mei saat terjadi desak-desakan.
***
“Kenapa Mei bisa ada disini” Tanya hyung langsung saat kami masuk kedalam mobil dan terlihat kesal dengan keributan yang kami buat.
“karena dia istriku” jawabku membuat hyung terkejut mendengarnya.
“mwo, istri bagaimana bisa?” ujarnya marah.
Kulihat Mei yang tadi hanya diam berubuh menjadi takut saat melihat hyung marah. “sudahlah hyung, aku akan menjelaskan padamu nanti” ujarku.
“bagaimana bisa kamu tidak menggunakan penyamaran Jason, kamu seorang penyanyi, kenapa kamu begitu ceroboh dan lebih parahnya lagi kenapa kamu tidak memberitahuku tentang Mei yang sekarang menjadi istrimu” ujarnya tak terima dengan perbuatanku.
“aku tidak mengira akan ada wartawan, kenapa mereka bisa ada dibandara?” ujarku mencoba membela diri.
“mereka disana menunggu Blue yang baru pulang dari Amerika, dia baru saja memenangkan penghargaan filmnya di Hollywod, tapi kamu malah memberi mereka kejutan, pulang dari Jepang dengan seorang wanita. Beritamu ini pasti akan lebih menarik bagi wartawan ketimbang penghargaan yang diperoleh Blue” ujarnya kesal.
Aku hanya diam menanggapi hyung yang meluapkan kemarahannya.
“kenapa kamu selalu membuat scandal, aku sudah lelah membereskan masalahmu selama ini” ujarnya frustasi.
“miannhae hyung” ujarku. Hanya itu saja yang bisa aku ucapkan.
Ia hanya menghela napas kasar sambil memijit pelipisnya. Sepertinya hyung benar-benar marah padaku tentang masalah ini, bukan karena aku pulang tanpa penyamaran tapi tentang fakta Mei yang kusembunyikan darinya.
Saat tiba dirumah, aku menyuruh Mei untuk beristirahat, sedangkan aku harus menjelaskan semuanya kepada hyung, ia sudah menunggu diruang kerja appa.
“kenapa kamu menikahi Mei tanpa memberitahuku terlebih dahulu, apa kamu sudah gila Jason, aku bisa mentolerir kebohonganmu didepan neneknya tentang hubungan kalian. Tapi ini kamu membohongi semua orang, apa kamu tidak berpikir panjang, bagaimana dengan fansmu, album terakhirmu, bagaimana dengan Mei bukannya aku tidak menyukainya, aku sangat menyukai yeoja itu, tapi bagaimana reaksi public tentang pernikahanmu ini” ujar hyung melepaskan kemarahannya.
Aku hanya diam, tak ingin membantah perkataan hyung, orang yang sudah aku anggap sebagai keluargaku ini. “besok datang ke agency bersamaku” perintah hyung.
“nde hyung” ujarku menuruti perintahnya.
“aku pulang dulu, salam buat istrimu” ujar hyung meninggalkanku. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali aku sudah berada di agency, mereka sangat marah dengan scandalku yang satu ini tak seperti biasanya saat aku terlibat scandal dengan artis atau penyanyi lainnya, mereka hanya membiarkan berita itu beredar dan berlalu begitu saja.
“lakukan konferensi pers bersama istrimu secepatnya” ujar sajangnim setelah mendengar penjelasanku.
Setelah itu sajangnim keluar meninggalkan aku dan hyung.Aku ingin mengejar sajangnim untuk tidak melibatkan Mei dalam konferensi pers ini, tapi hyung mencegahku.
“sudahlah, jalani saja konferensi pers ini, selesaikan masalah yang sudah kamu perbuat” ujarnya.
***
-Mei POV-
Hari ini aku, ani lebih tepatnya Jason akan mengadakan konferensi pers untuk mengklarifikasi masalah yang mencuat dimedia.
Kehadiranku membuat Jason susah, aku merasa bersalah kepadanya. Apalagi saat melihat kemarahan Jung tae woo shi kepada Jason, Itu benar-benar membuatku takut.
“Mei-shi, oppa sudah menunggumu” ujar hye rin, aku baru ketemu dia lagi dikorea, sepertinya ia tidak ikut Jason ke Jepang.
Aku mengangguk, berjalan mengikutinya sampai didepan ruangan, sudah ada Jason dan Jung Tae woo yang menunggu kami. Kami memasuki ruangan konferensi pers, banyak sekali wartawan yang ada disini.
Saat aku, Jason dan Jung tae woo memberi hormat banyak kamera yang menghujani kami, aku semakin gugup ketika kamera lebih banyak mengarah kepadaku, aku meremas-remas tanganku yang menjadi kebiasaanku saat gugup. Ini berbeda saat aku menjadi penerjemah Jason, kamera lebih banyak mengarah kepadanya.
“terimah kasih sudah hadir disini, kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kalian ajukan” ujar Jung tae woo membuka pembicaraan setelah kami duduk.
“siapa wanita yang berada disampingmu?” Tanya salah satu wartawan wanita.
“dia istriku, namanya Mei dia keturunan Jepang Indonesia, Mei mempunyai darah korea dari neneknya” jawab Jason enteng dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya. Terjadi kasak-kusuk diruangan ini.
“sudah berapa lama kalian saling mengenal, kenapa kalian menutupi pernikahan kalian yang terkesan mendadak ini” Tanya seorang wartawan lainnya.
“saya mengenalnya saat di Indonesia dan bertemu kembali di Jepang, ya kami akui pernikahan ini mendadak karena ada suatu hal yang tak bisa kami beritahu disini.Tapi kalian jangan salah paham mengenai masalah ini bukan karena Mei hamil, saya berani jamin. Kami mengadakan pernikahan di Jepang hampir 2 minggu yang lalu” Jason memberi penjelasan.
“Jason bagaimana perasaanmu tentang hubungan kalian yang seperti MV Yumi lawan duet jepangmu? Tanya wartawan yang terlihat masih muda.
“saya merasa hal itu sebuah takdir Tuhan, saya mengenal Mei lebih dahulu sebelum duet dengan Yumi” jawab Jason.
“Mei-shi bagaimana perasaanmu menjadi seorang istri seorang Jason, Prince Korea” Tanya wartawan yang duduk dipojok ruangan.
“saya tidak tahu cara mengungkapkannya, hal ini tak pernah aku bayangkan sebelumnya, saat pertama kali bertemu dengannya ia sangat dingin, tapi dibalik semua itu ia mempunyai sisi yang selalu membuatku terkejut, tak mampu berkata-kata. Saya pasti menjadi wanita paling beruntung, karena mempunyai suami seperti dia” jawabanku meluncur begitu saja tanpa aku sadari.
Kulihat Jason tersenyum mendengar jawabanku, aku menggigit bibir bawahku menyadari kebodohanku, aku semakin meremas-remas tanganku dibawah meja tapi Jason menggenggam tanganku menghentikan tindakanku.
“kami mohon maaf yang sebesarnya karena menyembunyikan pernikahan ini, terutama fansku, kuharap kalian bisa menerima Mei menjadi pendamping hidupku dan kami saling mencintai, tolong restui pernikahan kami. Resepsi pernikahan kami akan kami langsungkan secepatnya” ucap Jason.
“bagaimana dengan album yang akan kamu keluarkan”
“rencananya album akan saya rilis setelah respsi pernikahan”
“berarti kalian tidak berbulan madu”
“ya, meskipun begitu kami akan selalu bersama bukan, ini sebagai permintaan maafku terhadap fans untuk melakukan come back tepat waktu”
“sekali lagi terima kasih telah datang dan maaf untuk kalian semua jika saya membuat kalian kecewa dengan sikapku ini. Tapi aku sangat bahagia dengan pernikahan ini dan saya harap kalian bisa turut berbahagia atas pernikahanku” ujar Jason sebagai penutup.
***
tbc
udah chapter 7 aja, masih sisa 13 chapter lagi semoga tidak bosan baca cerita ini
post tengah malam karna besok akan sibuk persiapan menyambut puasa
terima kasih sekali lagi untuk pembaca, vote dan yg memberikan komentar pada cerita ini.
semoga tidak bosan sama Jason dan Mei ya:)
sampai ketemu hari minggu
My Bride Chapter 6
24 Mei 2017 in Vitamins Blog
Chapter 6
-Jason Lee POV-
Sudah hampir sebulan aku menjadi pacar pura-pura buat Mei, sebenarnya aku merasa bingung dengan kejadian ini. Disatu sisi aku merasa senang bisa dekat Mei secara tidak langsung tapi Disisi lain aku harus membohongi keluarga ini.
Pernah suatu hari saat Mei dan aku pulang dari makam kakeknya, tiba-tiba ia mengutarakan pertanyaan yang belum sempat aku jawab dirumahnya. Aku hanya memberinya jawaban bahwa aku kesana ingin bertemu keluarganya untuk mengucapkan terima kasih karena kebaikan kakeknya.
Respon yang aku dapat sungguh diluar perkiraanku, ia hanya mengangguk mengerti. Aku bingung harus bagaimana dengan respon yang diberikannya. Aku hanya diam. Sepertinya kakek Mei memang orang yang suka menolong orang lain. Sepertinya hal ini sudah biasa bagi keluarga ini.
Akhir-akhir ini aku berpikir kenapa aku dan Mei tidak menjadi pasangan kekasih sungguhan saja. Tapi itu tak mungin, itu hanya keinginanku saja. Akhhh, ini semua karena samchonku yang menyebalkan itu. Ia menelpon seminggu yang lalu mengingatkanku untuk segera menikah, bukan tanpa alasan ia seperti itu.
Semua ini keinginan ayahku sebelum ia meninggal, ayahku menginginkan agar aku secepatnya mempunyai istri sebelum aku melepas karirku sebagai penyanyi dan meneruskan perusahaan ayah dalam bidang property.
Tapi bukan itu yang menjadi masalah saat ini, masalah yang sebenarnya adalah para pemegang saham itu yang selalu membuat masalah, karena sampai saat ini mereka tidak setuju aku menjadi penerus perusahaan ayahku.
Alasannya sederhana karena mereka menganggapku hanya main-main selama ini dan tak pernah serius, aku terlihat seperti playboy dimata mereka karena selama ini aku tak pernah menjadikan yeoja yang bersamaku menjadi kekasih, aku terlihat berganti-ganti wanita.
Bukan itu kemauanku, yeoja-yeoja itu yang mengejarku. Aku hanya menganggap mereka sebagai teman biasa tidak lebih. Jadi, alasan samchonku mendesakku segera menikah adalah agar mereka mengagapku dewasa dan menerimaku sebagai pemimpin mereka.
***
-Mei POV-
Hari ini makan malam yang ke 4 kalinya bersama Jason dirumah nenekku, pernah satu kali kami makan diluar, tapi hasilnya berantakan karena Jason yang dikejar-kejar fansnya. Alhasil kami harus kelaparan karena menunggunya. Aku menghela napas kasar, kapan semua ini berakhir. Semakin lama kebohongan ini akan semakin besar yang akhirnya akan melukai kami semua.
Aku sempat heran dengan Jason yang menerima semua ini, ia mau menjalani kebohongan bersamaku. Aku bertanya padanya saat dia pulang dari acara TV bersama penyanyi Jepang yang bernama Yumi itu sebagai teman duetnya. Aku menjemputnya bersama Tae Woo shi karena paksaan halmeoni agar aku selalu memperhatikan keadaan kekasihku pura-pura ku itu dan jawaban yang aku dapat sungguh mengejutkanku ia menjawab bahwa ia senang melakukannya, ia beranggapan bahwa ia seperti seoarang aktor sekarang yang sedang bermain disebuah drama. .
Tok-tok, suara ketukan pintu memutuskan lamunanku.
“makan malam sudah siap” ujar Akuro dari balik pintu.
Aku berdiri dari kursi merapikan penampilanku sekali lagi sebelum turun kebawah menemui kekasih pura-puraku.
Saat turun aku melihatnya sudah duduk dimeja makan bersama nenek dan kakakku. Nenek menyuruhku untuk duduk disamping Jason. Saat aku duduk disampingnya ia tersenyum kearahku. Oh Tuhan kenapa jantungku berdetak cepat saat melihat senyumannya saja.
Aku mengunyah makananku dengan susah payah, karena sejak tadi aku duduk dengan gelisah disamping Jason. Aku merasa gugup berada didekatnya. Ada apa ini, apa yang terjadi padaku.
“kapan kalian akan menikah” tanya nenek ku yang membuatku tersedak saat mendengarnya. Jason memberikan minum untukku, aku langsung saja menghabiskannya.
“kenapa halmeoni berkata seperti itu?” Tanyaku balik.
“memangnya kenapa, kalian sudah sama-sama dewasa apalagi yang kalian pikirkan, halmeoni sudah tak sabar mempunyai cucu” jawabnya.
“bagaimana dengan kakak, aku tak mungkin menikah sebelum dirinya” ujarku berusaha menolak keinginan nenekku.
“halmeoni sudah bicarakan ini dengan kakakmu dan ia tak keberatan jika kalian menikah duluan” ucapan halmeoni membuatku terdiam, tak bisa berkata-kata apalagi membuat pembelaan.
Jason hanya diam mendengar perdebatan diantara kami. Kulirik kakakku yang menikmati makanannya terlihat berusaha menghindari tatapanku. Setelah selesai makan malam aku mengajak Jason untuk bicara berdua di kamarku untuk minimalisir terdengarnya pembicaraan kami.
Sebenarnya aku sudah menduga hal ini akan terjadi sejak lama, cepat atau lambat halmeoni pasti akan mengutarakan keinginannya itu. Bagaimana aku mengutarakan ini padanya, mana mungkin ia mau menyetujui pernikahan ini. Aku sudah bersyukur sekali ia mau menjadi pacar pura-puraku.
Aku duduk diujung tempat tidurku, Jason meneliti setiap inchi kamarku karena memang pertama kalinya ia masuk ke kamarku. Entah apa yang ia pikirkan sekarang setelah pernyataan halmeoni tentang pernikahan.
“Jason-ah“ ucapku setelah berusaha setengah mati untuk mengumpulkan keberanianku.
“waeyo” ujarnya tanpa memandangku, ia sedang berdiri dideretan foto-foto yang ku pajang di dinding kamar.
“apa kamu sudah punya pacar, tunangan, atau calon istri” tanyaku bertubi-tubi.
“tidak ada” jawabnya enteng.
Aku terdiam mendengar jawaban darinya, apa aku utarakan saja keinginanku itu, hening terjadi diantara kami, tidak ada yang bersuara.
“Jason menikahlah denganku ?” ucapku gugup, setelah mengumpulkan keberanianku.
“nde” ia berbalik menatapku.
“menikahlah denganku, aku berjanji akan melakukan apapun yang kamu inginkan” ucapku berusaha meyakinkannya dengan perkataan tololku.
“geurae, kalau itu maumu” ujarnya membuatku menahan napas saat mendengarnya. Apa yang baru ia katakan tadi, apa aku tidak salah dengar.
“jinjjayo, kamu mau melakukannya” tanyaku bersemangat.
“nde” ujarnya
“tapi kenapa kamu mau menikah denganku?” tanyaku ragu.
“kamu aneh bukankah itu keinginanmu, aku punya alasan sendiri menerima pernikahan ini, toh kita berdua sedang tidak menjalin hubungan dengan siapapun. Jadi, tidak ada salahnya aku menerima pernikahan ini” jawabnya.
Ini sungguh diluar pikiran sehatku ia menerimya, ia menerima menikah denganku, seorang penyanyi Korea akan menikah denganku, apakah ini hanya mimpi, atau khayalanku saja.
Pasti halmeoni senang saat mendengarnya, tapi ada perasan bersalah karena telah membohongi halmeoni dan semua orang. Mianhae halmeoni aku tak bermaksud melakukan ini padamu.
***
Hari ini aku sudah resmi menjadi seorang istri, lebih tepatnya 7 jam yang lalu, pernikahan sederhana yang kami selenggarakan, tidak terlalu banyak orang yang hadir dipernikahan kami mengingat Jason adalah public figure, sebagian besar adalah keluargaku, aku sempat heran kenapa ia tidak mengundang satu orang pun bahkan menagernya Jung Tae Woo juga tidak datang.
Kakek dan nenek ku juga hadir, mereka tiba di Jepang 3 hari sebelum pernikahan dilangsungkan. saat aku menghubungi mereka untuk memberitahu hari pernikahanku, betapa terkejutnya mereka saat mendengarnya dan aku harus sabar menjelaskan kepada mereka tentang Jason, tentang kesehatan halmeoni, tentang mempercepat pernikahan kami. Sebenarnya kakek dan nenek ku tahu tentang hubungan ku dengan Jason dari halmeoni, hanya saja mereka tak pernah mengira akan secepat ini kami menikah.
Tak ada yang istimewa dipernikahan kami sama seperti pernikahan pada umumnya, aku hanya merasa sedih karena tidak ada teman-temanku yang hadir. Ini adalah pernikahanku, jadi wajar jika aku ingin semua orang yang kusayangi hadir.
Sekarang aku akan tinggal di apartemen sementara Jason di Jepang, sebenarnya aku tak ingin meninggalkan halmeoni berdua saja dengan kakakku. aku sempat menolak, tapi halmeoni bersikeras agar aku menjadi istri baik yang selalu ada disisi suaminya dan perkataan halmeoni diperkuat oleh nenekku, yang benar saja kenapa mereka begitu kompok sekarang mengatur hidupku.
Dan disinilah aku terdampar di apartemen Jason di sebuah kamar yang kutempati sendiri. Saat tiba di apartemennya, ia menyuruhku untuk tidur dikamar disebelah kamarnya. Aku tak mengerti kenapa ia melakukan ini, aku istri sahnya sekarang, jadi tidak masalahkan jika kami tidur di kamar yang sama.
***
-Jason Lee POV-
Sudah satu minggu ini aku menjadi suami Mei cucu dari orang yang telah menyelamatkanku entahlah aku juga tak tau kenapa aku mau menerima rencana pernikahan ini, apakah kerena kakeknya atau desakan samchon, apa karena aku sudah jatuh cinta padanya.
Saat pernikahan kami, tak ada satupun yang aku undang, bukan tanpa alasan aku melakukannya karena tak ada yang mengetahui hubunganku dengan Mei kecuali hyung. sebenarnya pernikahan kami dilaksanakan 2 hari setelah hyung kembali ke korea. Ia tidak mengetahui prihal pernikahanku, yang ia tahu hanya sebatas Mei kekasihku dan tentunya kebohongan kami.
Aku sengaja tak memberitahunya karena dapat dipastikan ia akan menentang pernikahan ini, mengingat kami baru saling mengenal kurang lebih 2 bulan, hal itu akan menimbulkan sebuah scandal. Ia pulang karena pekerjaan di jepang sudah selesai, dan aku mengatakan ingin berlibur di jepang sebelum mempersiapkan album terakhirku.
Hyung hanya memberi waktu untuk libur 2 minggu, aku harus mengatakan secepatnya kepada Mei prihal ini mengingat sekarang ia adalah istriku. Tapi apa benar aku memperlakukannya selayaknya seorang istri mengingat kami tidak tidur dalam kamar yang sama. Aku melakukannya karena aku tak ingin memaksanya, meskipun itu sah-sah saja dilakukan karena kami memutuskan untuk belajar menerima dan menjalani pernikahan ini.
Aku menyentuhnya tidak lebih dari pelukan dan ciuman dikening saja, layaknya seperti orang yang sedang berpacaran bukan seperti suami istri pada umumnya. aku ingin memberinya waktu untuk lebih mengenalku begitu juga sebaliknya. Aku hanya ingin membuatnya nyaman berada didekatku.
***
tbc
post jam 1 pagi karna insomniaku kambuh
WOW Jason akan jadi CEO, efek sering baca cerita tentang CEO jadi ketularan
maksa banget penyanyi jadi CEO :-)
ok terima kasih lagi buat yg udh mau baca cerita ini
vote and komen di tunggu ya :)
My Bride Chapter 5
22 Mei 2017 in Vitamins Blog
Chapter 5
-Mei POV-
Kulihat wajah orang yang sangat kusayangi ini, ia baru saja dipindahkan keruang inap biasa, ia belum sadarkan diri juga. Kegenggam erat dan kucium punggung tangan halmeoni.
“halmeoni, bangunlah apa tidak lelah tidur terus, aku ingin mendengar suara halmeoni saat ini, bahkan aku akan senang hati duduk manis dan mendengarkan ucapanmu tentang pernikahan.
Bukankah halmeoni selalu mengkhawatirkan tentang masa depanku, halmeoni selalu bilang agar aku cepat menikah dan memberikanmu cucu. Heolmoni bukankah selalu takut aku seperti kakak yang tidak memikirkan pernikahan sampai-sampai calon pendampingpun tak punya. Heolmoni tak usah khawatir kakak baru akan 30 tahun tahun depan. Ia seorang namja jadi ia tak akan mengalami monopause seperti perempuan.
“Aku akan mencari calon suami secepatnya. Jadi bangunlah, bukankah heolmoni ingin melihatku menikah karena heolmoni merasa aku sudah menjadi perawan tua” ujarku.
Kulihat kakak ku yang tertidur disofa pojok ruangan ini, ia pasti kelelahan mengurus kafe itu sendirian dan harus menunggu halmeoni.
“oppa bangun” kudorong-dorong pelan tubuhnya berusaha membangunkannya. Kakakku mengerang pelan dan membuka matanya.
“pulanglah dan istirahat” ujarku.
“tapi mei” sanggahnya.
“bukankah besok harus ke kafe, biarkan aku saja yang akan menunggu halmeoni” ujarku meyakinkannya.
***
Aku berlari tergesa-gesa di lorong rumah sakit, kakak ku baru saja memberitahuku bahwa nenek sudah siuman saat aku pulang ke rumah. Aku sampai di depan pintu ruang inap nenekku dengan napas tersengal-sengal. Aku berdiri sambil berpegangan pada ganggang pintu sambil mengatur napasku. setelah cukup tenang aku membuka pintu secara perlahan takut mengganggu nenek.
“baiklah, jika ada apa-apa hubungi kakak Mei” aku hanya mengangguk menanggapinya.
Kulihat nenek sedang duduk bersandar di tempat tidurnya dan kakakku duduk disampingnya. Aku duduk ditepi ranjang nenek.
“halmeoni bogosipoyo” ucapku sambil memeluknya.
“nado changi” ujarnya sambil mengelus punggungku
“gwaenchana” tanyaku
“gwaenchana-yo hanya penyakit orang tua” jawabnya
“halmeoni lebih mengkhawatirkan kalian berdua terutama dirimu Mei” ujarnya
“ada apa dengan kami berdua, kami baik-baik saja halmeoni” kataku meyakinkan.
“kalian memang baik-baik saja, hanya saja halmeoni memikirkan tentang pedamping hidup kalian” ujarnya.
Kami hanya diam saja mendengar ucapannya, aku semakin tak tahan dengan ekspresi wajah halmeoni yang mengisyaratkan kekecewaannya terhadap kami.
“halmeoni tenang saja, aku akan segera memperkenalkannya padamu” kataku.
“jeongmal” Tanyanya antusias
***
Aku sedang mengupas buah untuk halmeoni, kakak baru saja pergi satu jam yang lalu, kembali ke kafe. Aku hanya mengangguk, mengiyakannya, aku melirik kakakku yang hanya diam saja dengan tatapan yang menyelidiknya. Mianhae halmeoni, aku tak bermaksud membohongimu, aku berjanji akan mencarinya dan memperkenalkan padamu.
“kapan kamu membawa namja chingu” ucapan halmeoni membuatku berhenti mengupas apel, aku menghela napas kasar.
“secepatnya halmeoni” ujarku.
“tapi kapan, aku sudah tidak tahan menungggu salah satu dari kalian menikah, jika nanti aku harus pergi bertemu kakekmu, halmeoni akan pergi dengan tenang” ujarnya.
“halmeoni sudahlah jangan bicara seperti itu, halmeoni akan hidup seabad lagi” ucapku.
Kulihat halmeoni diam, memalingkan wajar kearah jendela, wajahnya menjadi murung saat ini. Aku melanjutkan mengupas buah untuk halmeoni yang belum selesai sekaligus memikirkan bagaimana caranya mendapatkan pendamping hidup. Ani, setidaknya namjachingu saja dulu.
“apakah dia orangnya” Tanya halmeoni setelah beberapa menit kami diam.
“nugu?” Tanyaku balik, tak mengerti ucapan halmeoni
“dia” tunjuk halmeoni, Aku langsung mengikuti arah pandang halmeoni. kulihat Jason sudah berdiri di depan pintu masuk dengan membawa bunga ditangannya. Ada apa ini, kenapa ia kemari, eotteohkae halmeoni terlihat sangat senang lagi.
“kamu kemari ingin menemuiku” Tanya halmeoni saat Jason berdiri disamping tempat tidurnya.
“nde” jawabnya.
Mendengar jawaban dari Jason senyum halmeoni terlihat sangat cerah sekarang, apakah aku tega memutuskan harapannya melihatku memeliki pendamping.
***
-Jason Lee POV-
Aku berdiri sambil menyilangkan tanganku didepan dada, menatap Mei tajam yang berdiri dihadapanku. Bagaimana tidak, saat aku ingin menjenguk neneknya yang sakit. Aku mendapat sebuah kejadian yang mengejutkan.
Nenek Mei mengira bahwa aku pacar cucunya, yang lebih membuatku tak habis pikir neneknya mengira kedatanganku sebelumnya kerumah mereka adalah bentuk keseriusanku terhadap cucunya. Aaaakkhh ini membuatku gila.
“apa pembelaanmu terhadap pernyataan nenekmu yang mengatakan aku adalah pacarmu?” tanyaku sengit.
Ia diam tak menjawab pertanyaanku, ia terlihat gelisah dengan menggigit bibir bawahnya dan meremas tangannya.
“mianhae, kerena kesalapahaman ini halmeoni terlalu berharap aku memiliki pedamping hidup” jawabnya setelah hening beberapa saat.
“kenapa harus aku?” tanyaku frustasi.
“karena kamu datang pada waktu yang tidak tepat” jawabnya membela diri.
“kenapa tidak sama pria yang berada dikafe itu?” tanyaku.
“pria yang mana?” tanyanya balik, dia tak tahu atau berpura-pura tak tahu, apakah keluarganya tak setuju dengan pria itu pikirku.
“pria yang dikafe dan dirumah sakit waktu itu” jawabku ketus.
“kami tak mungkin bersama” ujarnya.
“kenapa?” tanyaku sengit.
“dia kakakku” ujarnya lirih.
Jadi, selama ini aku cemburu dengan pria yang ternyata kakaknya sendiri.
***
tbc
Jason itu penyanyi solo
buat mimin saira akira, makasih sudah dibuatkan untuk part sebelumnya
makasih buat yg baca, vote, dan komen
chapter 4 paling banyak yg baca :) senang bgt udh mau baca ceritaku