Aku melihatnya, kedua mataku melihatnya. Bagaimana dia tertawa lepas. Oh Tuhan, Kenapa begitu ? Aku tidak tahu. Aku tidak bisa mendeskripsikannya. Terlalu luar biasa !
Aku melihatnya, kedua mataku melihatnya. Bagaimana dia tertawa lepas. Oh Tuhan, Kenapa begitu ? Aku tidak tahu. Aku tidak bisa mendeskripsikannya. Terlalu luar biasa !
Pagi hari masih sekitar 6 jam lagi. Tapi mata ini tak bisa menutup sempurna. Entah mengapa ini terjadi sama gue. Apakah karena besok adalah hari yang sangat gue tunggu ? Entahlah. Yang jelas gue pengen banget hari ini cepat berlalu.
Mata gue melirik jam yang menempel didinding dengan perasaan menggebu. Entah kenapa jarum panjang jam itu berjalan lambat. Gue mendengus merasakan waktu yang berjalan terasa lambatnya.
Kenapa gue disiksa kayak gini ? Ini semua karena dia. Dia yang udah bikin gue ngalamin perasaan ini. Karina Putri Sastrawidjaya.
Cewek itu udah berani masuk daerah terotorial gue. Cewek itu udah bikin perasaan asing masuk gitu aja. Cewek itu udah bikin malam gue terasa panjang karena tidak sabar menanti hari esok. Cewek itu, Karina Putri Sastrawidjaya, udah bikin cowok seperti gue bertekuk lutut.
***
Gue seneng akhirnya bisa ketemu cewe pujaan gue. Cewe yang selalu hadir dalam mimpi gue. Cewe yang selalu mengacaukan pikiran gue.
Dihadapan gue dia berdiri, tersenyum manis dan sangat cantik. Belahan jiwa gue, Karina Putri Sastrawidjaya. Tanpa berfikir lagi gue menyusulnya, memeluknya seerat yang gue bisa.
Oh god, gue beneran kangen banget sama dia. Akhirnya gue bisa mencium bau kesukaan gue. Bau tubuhnya yang bisa bikin gue hilaf seketika. Dia tertawa geli ketika gue menghirup aroma tubuh di lekukan lehernya.
“Devan, geliiii!”
Gue terbahak melihat dia mengerucutkan bibir merahnya. Tak tahan, gue kecup bibirnya. Dia melotot. Gue tertawa.
“Kangeeen” suara manjanya menelusup ke telinga guee.
“Gue juga kangen.” Bisik gue, lalu menyatukan kedua kening kita berdua.
“Lo ga akan tinggalin gue lagi kan ?” Karina tersenyum. Wajahnya menjadi berkali lipat cantiknya. Walaupun ada yang berubah darinya semenjak dia pergi ninggalin gue 6 bulan lalu. Terlihat sedikit kurusan dan wajahnya yang terlihat sedikit tirus.
Dia memggelengkan kepalanya,
“Gue gak bakalan ninggalin lo lagi. Gue pengen selalu disisi lo.” Suaranya terdengar serak, dengan panik gue usap air matanya.
“Kenapa lo nangis ? Lo gak papakan ?”
Dia menggeleng, “gue gak papa. Gue cuma bahagia bisa meluk lo lagi.”
Karina memeluk gue erat, gue mengelus kepalanya pelan.
Bukan cuma lo kar, gue juga kangen banget sama lo. Gue seneng dan bahagia bisa meluk lo lagi. Bisa ngeliat lo lagi. Rasanya ketika lo pamit ke gue buat mengunjungi oma ke jerman 6 bulan lalu, gue ngerasa hampa. Karena gak ada lo disamping gue.
Dan saat ini lo udah ada disamping gue lagi. Gue gak bakal sia-siain momen saat kita berdua bersama.
Lo dan gue ditakdirkan bersama . Gue gak bakal pernah ninggalin lo. Gue gak akan pernah bikin lo kecewa. Karena gue, Devandra Julian Atmaja telah jatuh sejatuh-jatuhnya sama lo.
Tangan gue merogoh saku celana. Dengan mantap gue berlutut dihadapannya. Karin terlihat bingung. Orang orang disekeliling mulai berbisik bisik tapi gue gak peduli.
Tangan gue terulur, mengeluarkan kotak beludru merah. Karin menatap shock, wajahnya mulai terlihat panik.
“Lo ngapain devan, cepet bangun!” Bisiknya, lalu berusaha membantuku berdiri. Tapi gue bergeming, gue malah menatapnya dalam.
“Karina, would you be my wife?”
to be continue . . .
Barangkali waktuku tidak banyak lagi
Barangkali hidupku tidak akan lama lagi
Apakah kau akan tetap melakukan ini
Melakukan sesuatu yang aku benci
Hari ini aku melihat matahari bersinar dalam matamu. Sangat terang. Dan sinarnya membuat kedua ujung bibirku tertarik ke belakang.
Kamu yang selalu ada dalam hatiku
Kamu yang selalu ada dalam ingatanku
Kamu yang selalu ada dalam setiap helaan nafasku
Aku mencintanya
Didetik pertama aku melihatnya
Aku mencintainya
Setiap kali melihatnya tertawa
Aku mencintainya
Mencintai segala hal tentangnya
Dia yang telah menarik hatiku
Test… Test … Test
Gelap, Dingin, Sunyi
Entah apa yang terjadi
Kenapa aku bisa seperti ini
Sendiri dalam kegelapan
Sendiri dalam kesunyian
Aku sendiri
Hanya sendiri
Hidup sendiri
Mereka sibuk sendiri
Mengabaikanku
Katanya….
Mereka menyayangiku
Mereka mencintaiku
Mereka peduli padaku
Semuanya bohong ….