Sambil berdiri di bawah pohon randu di depan sekolahku aku menunggu angkot untuk pulang , hari ini aku ke sekolah naik angkot tadi pagi ban motorku kempes , awalnya aku sendiri lalu di temani krisan , melihatku nunggu angkot sendiri seketika menarik perhatiannya. sangat jarang murid di sekolahku naik angkot dan itu membuatnya penasaran lalu aku pun menjelaskan bahwa motorku tadi pagi ban nya kempes . awalnya pemuda itu menawarkan kepada untuk mengantarku pulang dengan motornya.
“jika engkau tidak keberatan ijinkan aku untuk bersusah payah mengantarmu pulang nona”
tapi aku menolak dengan alasan dia tidak tau rumahku dan aku ingin naik angkot.
“aku tau rumahmu” ucap pemuda itu “sebenarnya aku sering lewat depan rumahmu, aku juga sering melihatmu duduk di atas rooftop saat sore hari sambil membaca buku”
“kenapa kamu tidak mapir ke rumahku?”
“saat itu kita belum saling mengenal dan kamu juga belum pernah mengundangku”
“kalau begitu sekarang aku mengundangmu untuk datang ke rumahku”
seketika undanganku itu seperti sebuah mantra sihir yang tak terbantahkan yang langsung membuat pemuda itu langsung menggigil.
pemuda itu tidak berbohong saat mengatakan mengetahui tempat tinggalku, saat rumor kedekatanku dengan saverin mulai merebak pemuda itu diam-diam mulai penasaran tentang diriku, seperti suatu hal yang sangat mustahil untuk di jelaskan, pemuda itu mulai mencari tau tentang ku , di mana aku tinggal dan hal-hal apa yang sering aku lakukan di sekolahan, sungguh itu sangat menarik perhatiannya. diam-diam dia sering lewat depan rumahku, sering melihatku duduk di kursi rooftop sambil membaca buku saat sore hari.
Saat sore hari memang aku sering menghabiskan waktu sore ku di atas rooftop sambil membaca buku, setelah menyegarkan diri mandi berendam di air hangat, aku sering duduk-duduk di kursi taman membaca novel roman sambil menikmati segelas es teh dingin. aku sering membaca novel roman , bahkan saat di sekolah aku selalu berusaha menjadi gadis yang manis dan penurut itu semua ku pelajari dari novel roman yang ku baca. aku pernah membaca sebuah novel roman sastra dengan sampul yang sangat cantik berwarna merah muda dengan judul yang sangat cantik juga , tapi saat aku membaca isinya jika di ibaratkan seperti pertandingan tinjunya rendi pangalila vs kkajhe sangat tidak tertebak endingnya.
‘Brutal’
Dengan membayar ongkos tiga ribu aku pulang naik angkot, turun di pertigaan komplek masuk tempat tinggalku, lalu berjalan kaki lagi kurang lebih 200 meter, dan saat siang hari seperti ini biasanya banyak tetangga sekitar tempat tinggalku yang duduk-duduk di depan rumah, jika petani mereka biasanya mulai mengikat sayur hasil pertanian mereka menjadi ikatan yang keci-kecil, terkadang juga ada ibuk-ibuk sedang menemani anak balitanya yang sedang bermain sambil sedikit mengomel bahwa anaknya tidak mau di ajak tidur siang. sehingga mamaksaku untuk berbasa-basi menyapa sembari memamerkan senyum yang sangat ramah.
Krisan pemuda itu mulai mempunyai kebiasaan baru , saat pagi-pagi sampai di parkiran sekolahan pemuda itu selalu memastikan bahwa motor beat ku juga sudah terparkir , pemuda itu juga mulai menyukai kursi taman sekolahku yang sering ku duduki dan mulai menyukai perpustakan dengan buku-buku yang ada di dalam nya , awalnya teman-teman pemuda itu mulai memandang kebiasaan baru pemuda dengan tatapan aneh, walaupun bukan sebuah ganguan tetapi lama-kelamaan mereka mulai terbiasa dan tidak terlalu mempermasalahkan lagi.
Awalnya aku juga merasa aneh melihat pemuda itu berada di perpustakaan duduk di sebelahku sambil membaca buku itu semua ia lakukan karna di perpustakaan ada sesuatu yang menarik perhatiannya bukan buku-buku yang ada di perpustakan , saat pemuda itu membaca buku bukan sebenarnya membaca buku hanya duduk di dekat ku menemaniku dengan kesabaran seperti seorang kekasih hati, diam-diam memandang wajahku dengan tatapan seorang laki-laki yang melihat seorang gadis yang diam-diam mulai di sukainya, mengakui kecantikanku yang begitu memesona, satu hal yang tak pernah di perhatikannya sebelumnya , rambut hitam sebahuku yang meliuk bak air terjun, mata yang teduh dengan alis yang tebal.
Pemuda itu selalu menatap ku dengan wajah yang sendu dan berulang-ulang dan selalu sama , hingga membuatku kemudian bertanya;
“kenapa kamu terus-menerus melihatku, sebenarnya apa yang kamu lihat?”
“Bidadari” ucapnya sambil tertawa” ternyata bidadari itu memang ada, hahaha” ucapnya yang sambil tertawa itu seketika langsung menular kepada ku.
Para penghuni perpustakaan ini sudah mulai terbiasa dengan kedekatan kita yang sedikit aneh ini, dan mereka tidak mempermasalahkannya, ada yang mulai beranggapan mungkin hubunganku dengan saverin sudah putus , hampir sebagian besar siswa di sekolahku beranggapan bahwa hubunganku dengan saverin tidak akan bertahan lama , mungkin itulah yang menyebabkan para gadis-gadis yang pernah bermimpi menjadi kekasih hatinya saverin tidak terlalu membenciku, bagi mereka yang diam-diam masi mendambakan cintanya saverin mendengar isu kedekatan kita yang nampak mulai kurang harmonis ini adalah gosip yang menyenangkan. bahkan spekulasi-spekulasi liar pun mulai berhembus kencang banyak yang mulai beranggapan jika aku dan krisan jadian mungkin kisah manis cerita cinta kita bisa menyaingi cerita keromantisan saverin dan selena yang di ibaratkan seperti cerita romantis romeo dan juliet. dan mereka pun mulai berpendapat mungkin percintaan ku dengan krisan akan jauh lebih romantis karna pemuda itu belum pernah punya pacar sebelumnya , dia tidak punya reputasi sebagai play boy. harusnya pemuda itu minimal sudah pernah berpacaran paling tidak satu kali , dengan wajah tampan khas orang jepang yang dimilikinya menurutku dia bisa dengan mudah membuat gadis-gadis di sekolahku jatuh cinta kepadanya.
Dan saat aku mulai mendengar tentang desas-desus tentang retaknya hubungan ku dengan saverin entah mengapa aku tak merasa terganggu sedikit pun, aku menanggapinya dengan ketenangan yang internasional seolah-olah mengabulkan hal tersebut dan menganggap rumor tersebut hanya angin lalu yang sebentar lagi akan menghilang tertiup angin.
2 Komentar