Vitamins Blog

Aku-Kau; Yang Tidak Pernah Menjadi Kita

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

15 votes, average: 1.00 out of 1 (15 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Hey kau, hari ini mari kita mengingat kembali, sudah berapa banyak tapak kaki yang bersisian, sudah berapa senja yang terlewati, sudah berapa ratus kilometer yang terlalui.

Kamu pernah menjadi pilotku, saat jalanan Semarang terlalu asing untuk kutantang. Aku pernah menjadi co-pilot, saat Bandung menawarkan arena jelajah yang membangkitkan adrenalin.

Semarang dan Bandung mungkin sudah hapal derai tawa kita, genggaman tanganmu di jemariku, rangkulan halusku di lenganmu, atau jejak sol sepatu kita di tengah jalanan becek.

Kita pernah berjanji, akan menjumpai petang di Papandayang bersama toga di kepala, saat kamu telah siap pergi entah kemana, saat aku telah siap untuk melepasmu dari pelukku, saat di mana kita akan terurai menjadi aku dan kamu.
Aku mungkin tidak akan pernah kamu temui di altar, dan kamu mungkin tidak akan pernah menjabat tangan papaku dan mengucapkan ijab. Tapi setidaknya kita pernah menjali rantai yang rumit, antara hatiku padamu dan hatiku pada Tuhan.

Denganmu aku belajar mencintai, belajar melepas, gengsi dan malu bersatu padu, rindu dan marah melebur dalam jarak sekian mil yang kita namai perjuangan.

Sayang sekali, perjuangan kita bukan bermuara pada kita selamanya tapi hanya sebatas kita sementara karena seperti apapun kita saling mencintai, Tuhan tetaplah yang utama.

Jadi, jika suatu hari nanti kamu kembali menapaki jalanan Bandung, kamu mungkin sudah tidak butuh aku untuk menjadi co-pilot dan saat aku melewati Semarang dalam kereta, aku akan mengurai senyum dan berterima kasih, atas jasa salah satu penghuninya yang terlalu banyak memberiku pelajaran tentang hati.

Nanti, kelak, kita akan bersua di Bromo, maka tak segan kujabat tangan isterimu, menitipkan segenggam cinta dan do’a yang pernah kuantar tiap hela padamu. Sekarang, mungkin gilirannya untuk mencintaimu dengan sederhana.

Dariku,

Yang (pernah) mencintaimu.

6 Komentar

  1. Unprettygjrl menulis:

    :PATAHHATI :PATAHHATI :PATAHHATI

    1. Evana Chandrawilasita menulis:

      Makasih ya udah mampir :)

  2. Pesekk Criwizzz menulis:

    ?????

    1. Evana Chandrawilasita menulis:

      Makasih ya udah mampir :)

  3. “Tuhan memang satu, kita yang tak sama….” -Perih-Marcell Siahaan

    Someday you’ll find your half soul,keep fighting!!!
    Well… nice thought btw ?

    1. Evana Chandrawilasita menulis:

      Thankies :’)
      Btw–aku selalu suka lagu Marcell yang satu itu :’)