Vitamins Blog

Immortal Guardian – Lembar 1 (The Guardians)

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

41 votes, average: 1.00 out of 1 (41 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Pagi hari di kerajaan Rooth dimulai dengan suara lonceng berbunyi nyaring yang berasal dari menara tertinggi. Kemudian diiringi oleh langkah kaki beruntun dari setiap pelayan yang bersiap melakukan tugas mereka seperti biasa. Namun tidak seperti hari biasa, Hampir semua pelayan itu mulai menyibukkan diri di aula utama untuk mempersiapkan acara yang akan dilakukan saat matahari tepat di atas kepala.

Di  satu sudut ruangan di istana, sebuah pintu kayu dengan ukiran rumit itu terbuka, diiringi langkah tergesa dari beberapa pelayan yang berderap masuk. Beberapa orang lainnya segera masuk lagi ke dalam suatu ruangan, beberapa orang lagi segera membuka lemari dan menyiapkan pakaian, dan satu orang yang tersisa langsung berjalan mendekati sebuah kasur ukuran besar. Dibalik selimut yang sangat lembut tersebut ada seorang gadis yang masih memejamkan matanya, masih terbuai dalam dunia mimpi. “Putri Unique, tolong bangunlah.” Hanya dengan satu goyangan pada bahunya, gadis itu langsung bangun. Wajahnya bersemu merah saat mendapati sang pelayan sudah berdiri di depannya.

“Apa aku terlambat bangun,” cicitnya menahan rasa malunya karena dia harus dibangunkan oleh pelayannya, hal yang jarang terjadi.

“Tidak Putri. Tapi jika anda tidak segera bangun, anda akan terlambat menghadiri acara hari ini.” Sang Putri pun langsung terduduk saat menyadari jika ada acara besar yang harus di hadirinya. Dengan segera dia segera beranjak menuju kamar mandi, melakukan ritual paginya di bantu oleh pelayannya dan diakhiri dengan duduk di depan cermin meja riasnya. Beberapa pelayan nampak memperbaiki pakaian yang dipakainya, sebagian lagi menata rambut coklatnya  yang tergerai indah sampai pinggangnya.

“Putri, saya berharap anda mendapatkan Pangeran yang baik hati.” Unique tersenyum malu, rona merah diwajahnya menunjukkan jika dirinya masih malu untuk membicarakan hal tersebut, apalagi dengan para pelayannya. Dirinya masih mengingat jika beberapa hari yang lalu ayahnya, Raja Barda, mengatakan jika dirinya sudah cukup umur untuk dipersunting oleh Pangeran yang ada di luar sana. Oleh karena itulah, dia hari ini akan menjalani acara penobatan kelompok pengawal, kelompok yang nantinya akan menjamin keselamatannya hingga akhirnya dia telah menikah. Suatu adat yang telah turun menurun ada di kerajaan.

“Tapi apa kalian tau siapa yang akan menjadi kelompok pengawalku nanti?” Unique memang sangat penasaran dengan sosok yang akan menjaga keselamatannya nanti, mengingat ayahnya tidak memberikan bocoran siapa saja yang akan diangkat menjadi pengawalnya.

“Sebenarnya kami juga tidak tau, Tuan Putri. Tapi yang saya dengar, ada beberapa rumor mengatakan jika mereka adalah lulusan terbaik dari akademi prajurit di kerajaan.”

“Ada juga yang mengatakan jika salah satu diantara mereka ada satu-satunya anggota wanita,” timpal seorang pelayan yang menyisir rambut Unique.

“Tapi yang paling menjadi perbincangan orang-orang adalah ketua kelompok pengawal anda Tuan Putri,” sahut seorang pelayan yang datang dengan sepatu kulit favorit Unique.

Dahi Unique mengerut keheranan dengan pernyataan sang pelayan, “Memangnya ada apa dengan ketua kelompok pengawalku?”

Pelayan yang lain, yang membenarkan ikatan baju di belakang tubuh Unique, menjawab rasa penasaran Unique, “Ada yang mengatakan jika ketua pengawal anda itu manusia yang tidak bisa mati, alias abadi.”

“Bukankah itu hanya mitos, maksudku mana mungkin ada orang yang bisa hidup abadi. Memangnya kenapa sampai ada rumor yang mangatakan hal itu?”

Pelayan, yang membantu Unique berdiri, menjawab pertanyaan Unique sekaligus mengakhiri pembicaraan pagi  mereka, “Nanti Tuan Putri akan tau sendiri kenapa ada rumor seperti itu.”

***

Aula yang biasanya nampak kosong pada hari biasa itu kini nampak ramai dipadati oleh orang-orang. Beberapa bangsawan dengan baju mewahnya sedang berbincang satu sama lain membicarakan politik yang terasa sangat membosankan di telinga Unique. Kekehan dari sampingnya mampu merebut perhatian Unique. Tepat di sampingnya, ayahnya, Raja Barda, tengah terkekeh ke arahnya. “Putriku, bukankah sangat aneh untuk seorang Putri merasa bosan karena mendengar topik soal politik kerajaan.”

Tanpa sadar Unique tersipu malu karena ayahnya mengetahui penyebab dari rasa bosannya, “Itu karena aku tidak mengikuti pembicaraan mereka dari awal ayah,” elak Unique yang lagi-lagi membuat Raja Barda terkekeh geli. Di sisi lain ayahnya ada ibunya, Ratu Natasha, yang baru saja bergabung dengan mereka.

“Biarkan saja, suamiku. Lagi pula mengurusi politik bukan suatu kewajiban untuk Unique, itu adalah kewajiban dari suaminya nanti,” Perkataan ibunya tidak membuat Unique terhibur tapi semakin memperparah ronah merah di pipinya.

“Aku rasa akan mudah sekali bagi Pangeran di luar sana untuk menyukaimu, Putriku. Apalagi kau gampang sekali merona karena malu. Mereka pasti langsung jatuh cinta dengan wajah meronamu itu.” Sang Raja dan Ratu terkekeh geli saat Unique lagi-lagi menampilkan rona merah di wajahnya yang dicoba ditutupinya degan memalingkan wajahnya.

Suara terompet diikuti pemberitahuan kedatangan kandidat kelompok pengawal membuat atensi seluruh orang di dalam ruangan segera terarah ke pintu aula. Satu-persatu orang-orang disana, baik bangsawan, petinggi kerajaan, serta pelayan, segera menyamping untuk memberikan jalan kepada siapapun yang nantinya akan memasuki aula. Suara deritan pintu yang terbuka membuat degub jantung Unique meningkat, terutama saat dirinya dapat melihat tiga sosok berbajukan baju perang besi berwarna silver itu memasuki ruangan aula.

Ketiganya berjalan dengan gagah. Suara hentakan kaki yang mantap itu terdengar dari sepatu mereka yang terlihat kokoh. Ketiganya dengan tegap terus melangkah seakan mampu mengguncang dunia tapi tetap saja, saat mereka sudah sampai di depan Sang Raja, ketiganya sudah memberikan hormat. Ketiganya menunduk dengan satu kaki menjadi tumpuan, sebuah penghormatan tertinggi yang di berikan kepada Sang Raja. Ketiganya pun segera melepas pelindung kepala mereka, menampakkan jati diri mereka di balik baju zirah mereka.

Tidak ada yang aneh dari penampilan ketiganya. Di sebelah kanan Unique tampak seornag laki-laki berusia sekitar pertengan 20-an dengan rambut pirang dan wajah yang lumayan menawan. Sedangkan disisi kirinya terdapat seorang wanita dengan rambut hitam panjangnya yang nampak berkilauan, membenarkan rumor jika terdapat salah satu anggota kelopok pengawalnya yang berjenis kelamin perempuan. Satu-satunya yang mengganjal adalah orang yang ada di tengah mereka, yang Unique yakini sebagai ketua dari kelompok pengawasnya. Kepala orang itu terbalut oleh perban, yang menutupi seluruh permukaan kepalanya kecuali mulut dan matanya. Keadaannya sudah menjawab rasa penasaran Unique tentang alasan kenapa ketua dari kelompok pengawalnya memiliki rumor yang paling aneh.

Karena siapa yang tidak berpikiran aneh jika melihat sosoknya yang seperti itu.

Raja Barda berdiri, berjalan menghampiri ketiga pengawal Putri Unique sampai putrinya tersebut sampai ke tangan Pangeran yang ada di luar sana. “Hari ini, sesuai tradisi, kita akan menobatkan para pengawal yang akan mengawal Putri Kerajaan Rooth sampai sang Putri mendapat seorang Pangeran yang akan menjaganya.” Sang Raja berhenti tepat di depan ketiganya. Pedang yang sedari tadi tersarung rapi di pinggannya kini sudah di acungkannya ke ketua kolmpok pengawal itu, menumpu tepat di pundak kirinya. “Oleh karena itu, sebelum penobatan ini dilanjutkan, aku sebagai Raja Kerajaan Rooth sekaligus ayah Putri Unique bertanya kepada kalian. Apakah kalian sanggup menanggung beban sebagai pengawal Putri Unique?”

Terjadi lengang sejenak sebelum akhirnya suara ketua pengawal itu terdengar lantang, “Siap, kami sanggup melakukannya.” Jawaban yang sederhana untuk mewakili kedua bawahannya itu membuat Raja Barda tersenyum tipis.

“Kalau begitu, kita akan melanjutkan acara penobatannya.” Raja Barda menarik pedangnya kembali. Dengan satu isyarat, para pelayan segera membawa keperluan untuk melanjutkan penobatan. Unique sendiri pun segera berdiri dan berjalan menghampiri ayahnya. Tiga cawan emas berisikian air murni yang diambil dari pegunungan suci di belakang kerajaan sudah tersedia. Begitu pula belati dengan ganggang emas yang baru saja di serahkan oleh seorang pelayan kepada sang Raja. Unique pun yang mengetahui itu segera mengulurkan tangannya ke arah ayahnya, membiarkan ayahnya untuk sedikit menyawat telapal tangannya hingga terdapat dari muncul di sana.

Raja Barda segera mengarahkan tangan Unique ke arah cawan di depannya. Masing-masing cawan itu diberikan tiga tetes darah Unique sehingga air suci di dalam cawan itu lama kelamaan berubah menjadi merah.  Setelah itu, Raja Barda mengisyarakan agar ketiga orang di depannya untuk meminum air tersebut. Ini adalah sebuah simbol yang memaknai bahwa keselamatan nyawa Unique sekarang berada sepenuhnya di tangan para pengawal yang telah meminum darahnya. Unique sendiri segera undur diri dari tempatnya berdiri karena seorang pelayan sudah datang untuk mengobati tangan Unique yang masih meneteskan darah.

Setelah ketiganya menghabiskan air suci tersebut, Sang Raja segera menyambut ketiganya dengan suara lantang, “Sekarang kalian bertiga resmi menjadi pengawal Putri Unique.” Dan semua orang bertepuk tangan menyambut ketiga pengawal yang telah resmi menjadi pengawal Putri Unique, tak terkecuali sang putri sendiri.

***

Unique tidak bisa tertidur pada malam hari. Ini disebabkan oleh perkataan ayahnya yang mengatakan jika besok ada dua orang Pangeran yang akan datang untuk melamarnya. Pemberitahuan itu tentu saja membuat jantungnya berdebar karena gugup dan malu karena harus berhadapan dengan orang asing, terutama seorang Pangeran. Merasa percuma melanjutkan tidurnya, Unique segera beranjak dari tempat tidurnya. Dirinya lebih memilih untuk menuju balkonnya dan merasa semilir angin yang berhembus.

“Bukankah ini sudah terlalu larut untuk jam tidur anda, Tuan Putri?” Pertanyaan itu membuat Unique tersentak kebelakang karena kaget. Saat dia memalingkan wajahnya ke arah sumber suara, dia mendapati seorang yang tengah bersandar pada pagar balkonnya, lengkap dengan baju zirah yang masih terpasang. Unique sedikit ketakutan saat melihat sosok tersebut ada disana, juga sedikit keheranan bagaimana bisa orang itu bisa menjangkau balkonnya yang berada di lantai tiga.

“Memanjat seperti ini sudah menjadi keahlian dasar kami sebagai pengawal anda, Tuan Putri,” Unique lagi-lagi tersentak saat sosok di depannya bisa menjawab rasa penasaran yang di pendamnya di dalam pikiran. Sekaligus kaget karena sosok di depannya merupakan salah satu pengawal yang baru saja dinobatkan siang tadi.

Sosok itu melepaskan pelindung kepalanya, menampakkan kepalanya yang terbalut oleh perban kecuali mata dan mulutnya. Baru kali ini Unique mengamati wajah dari ketua kelompok pengawalnya itu. Dari luar perbannya, Unique dapat mellihat jika hidung orang di depannya agak sedikit bengkok, lupakan soal hidungnya. Hal yang sebenarnya dipikirkan Unique adalah bagaimana bisa orang itu memiliki mata berwarna biru yang sangat indah itu. “Perkenalkan Tuan Putri, nama saya Agni. Saya adalah ketua kolompok pengawal anda.” Meski Unique tidak bisa mellihat keseluruhan bibir sosok di depannya tapi dari garis lurus itu dapat Unique simpulkan jika sosok didepannya sedang melempar senyum ke arahnya. Membuatnya tersipu malu karena baru kali ini ada seorang laki-laki yang mengajaknya berbicara dengan akrab.

“Lalu kenapa Tuan Putri belum juga tidur? Apa ada yang mengganggu anda?” Mau tidak mau, Unique kembali diingatkan tentang perkataan ayahnya yang mengatakan jika akan ada dua orang pangeran yang datang ke kerajaan mereka besok. Unique lagi-lagi merona malu mengingatnya. Dia pun mencoba menyembunyikan rona di pipinya dengan menundukkan kepalanya meski dia tau itu tidak akan berguna. “Apakah tentang kedatangan dua orang Pangeran besok?” Meski ragu, Unique tetap menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

“Anda tidak perlu cemas, Tuan Putri. Saya yakin mereka akan langsung menyukai Tuan Putri karena Tuan Putri anda wanita tercantik yang pernah saya temui.” Unique makin merona, untuk hal yang berbeda kini. Dia jarang mendengar ada orang yang memujinya bahwa dirinya cantik selain kedua orang tuanya serta para pelayannya. Jadi wajar jika saat ini dia terdipu malu. Dari sudut matanya pun Unique bisa melihat garis lurus dari bibir Agni, pengawalnya, yang menandakan bahwa dia mengesankan bahwa perkataannya tulus dari hatinya.

“Kalau begitu, biar saya hibur Tuan Putri agar anda tidak lagi cemas.” Agni mengeluarkan suatu peluit dari dalam baju zirahnya. Peluit kecil berwarna silver. Saat Agni meniup peluit tersebut, tidak ada suara yag terdengar. Namun beberapa saat kemudian, Unique dapat mendengar kepakan sayap yang mendekap. Hanya butuh beberapa detik hingga hewan berbulu putih dan abu-abu itu sudah bertengger di lengan Agni.

“Perkenalkan, namanya adalah Grey. Dia adalah burung hantu yang sudah terlatih, dan dia akan datang ketika anda meniup peluit ini.” Unique segera berjalan mendekati Grey, burung hantu tersebut. Membelai kepala burung hantu tersebut dengan lembut. Unique sedikit terkekeh gemas saat kepala Grey menyundul tangannya seakan meminta tangan Unique agar tidak berhenti membelainya.

Atensi Unique teralih saat Agni menyodorkan peluit di tangannya dan segera Unique terima. Wajah Unique yang penuh kebingungan sudah cukup menandakan kebingungan dengan diberikannya peluit itu kepada Unique. “Ini adalah hadiah saya kepada anda untuk ulang tahun anda yang  ke 21, meskipun agak sedikit terlambat. Saya sengaja memberikan Grey karena saya tau anda ingin sekali memelihara burung hantu tapi Yang Mulia Raja tidak mengijinkannya. Tapi jika begini, anda bisa menyembunyikan Grey dengan mudah dan memanggilnya saat anda merindukannya atau saat waktunya makan.”

Unique sedikit terkesiap bercampur malu saat menyadari jika sosok di depannya lagi-lagi bisa membaca pikirannya. Tidak ada satupun orang yang tau jika dirinya sangat menginginkan memelihara burung hantu kecuali kedua orang tuanya. Jadi bagaimana mungkin sosok di depannya bisa mengetahui hal ini. “Ba..bagaimana kau bisa tau jika aku ingin memelihara burung hantu?”

Lagi-lagi Agni memberikan seulas garis tipis yang menandakan jika pria itu tersenyum. “Sihir?” katanya seakan menduga-duga penyebab dia bisa menebak pemikiran Unique.

Unique tidak lagi bertanya. Ini karena dia sedang senang bermain dengan hewan peliharaan barunya. Meskipun tak dapat dipungkiri dia masih penasaran dengan banyak hal tentang pria di depannya. “Ada apa Tuan Putri? Anda sepertinya ingin bertanya. Jika aku bisa menjawabnya, aku pasti akan menjawab pertanyaan Tuan Putri dengan jujur.”

Meski awalnya ragu, Unique akhirnya bertanya satu hal yang sejak tadi mengganjal pikirannya. “Kenapa Tuan Agni memakai perban seperti itu?”

Lagi-lagi Agni mengulas senyumnya, “Tolong jangan terlalu formal dengan saya Tuan Putri, panggil saja saya Agni. Saya memakai perban di seluruh tubuh saya untuk melindungi anda.”

Unique mengerutkan dahinya, “Melindungiku?”

Agni mengangguk, membenarkan sekaligus memberikan penegasan tentang hal yang baru saja dia katakan, “Saya takut jika anda menyentuh kulit saya, baik sengaja ataupun tidak, anda akan terluka.”

Lagi-lagi Unique mengerutkan dahinya tidak mengerti, “Kenapa bisa begitu? Apakah kulitmu terkena penyakit menular sehingga akan menular kepadaku dan akan melukaiku?”

Agni menggeleng, memberikan bantahan atas tebakan Unique kemudian kembali tersenyum seraya menjawab pertanyaan Unique, “Lebih tepatnya, anda akan terkena kutukan.”

6 Komentar

  1. farahzamani5 menulis:

    Tuhhhh kan, bca part selanjutny msh merinding jg pdhl bca jam sgni dah hihi
    Oia ada bbrp typo diatas, tp tak masalah dah trs kan ada 3 pengawal yak, tp ada dibagian mana gtu, trtulis 2 hehe

    Agni itu lelaki yg liat pas raja dan ratu memperlihatkan sang putri waktu bayi kah??? Dia knp dikutuk, knp diperban, klo dia berbahaya gtu knp raja dan ratu angkat dia jdi pengawal putri??? Nahh loh kk, tanggung jawab nih bikin aq penasaran hihi
    Oia nama putri ny unik loh ’emang putri Unique namany haha’
    Oia Agni itu apa ya artinya, api kah ehhh lupaaaa hihi
    Ditunggu part selanjutny
    Semangat trs yak

    1. Banyak sekali pertanyaan kamu wkwkwk
      Aku jawab satu satu deh
      Jawabannya ada di part selanjutnyaaaaa, hahahaha
      Semua akan terungkap satu2 kok jadi tenang aja
      Putrinya memang sengaja aku ambil dari nama temenku, yg agni juga
      Btw, agni itu aku lupa artinya apa, klo gk api ya angin di bahasa jawa.

    2. farahzamani5 menulis:

      Haha Bsa ajahh dikau ka
      Iyaa aq nunggu updatean dikau lah pokokny hihi, wahhh nama tmn dikau unique, bnr2 unik yak, jngn2 orangny jg unik kelakuanny ehhh haha, iya klo ga salah sih api tp kurang yakin jg makany nanya ama dikau hihi
      Semangat ka

  2. Putri Uni lucu ya dikit2 merona, ehm..bnyk pangeran menunggu nihh
    Agni kaya nama cewek ya tapi sosoknya sih cowok bngt kan seorang pengawal gitu smpe di perban2. Agni benar2 abadi kan..knpa Agni ngomong soal kutukan? Ada apa sbnrnya? Emm..ditunggu kelanjutannya kisah Agni inii

    1. wkwkwk, nanti kita bahas satu persatu ya. Cerita ini jalannya akan lebih cepat dari cerita yg sebelah kok, jadi ditungguin aja yakk.

  3. pasti cakepnya gak ketulungan ni si pengawal :KETAWAJAHADD