Vitamins Blog

Pandora’s Cursed : PART 7

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

51 votes, average: 1.00 out of 1 (51 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Ophelia tercekat. Ia tidak bisa berkata-kata. Perkataan Sang Raja bagaikan pukulan telak untuknya. Ia telah ketahuan. Dan ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Biasanya hal seperti ini hanya Samuel yang akan menolongnya. Tapi, bila Samuel melakukan sesuatu kepada Sang Raja, kemungkinan ia akan menjadi buronan di Tanah Arya ini karena ia telah mencelakai Sang Raja.

 

Sang Raja yang melihat ekspresi Ophelia langsung mengetahui jawabannya. Ophelia adalah gadis terkutuk yang dibawa Kerajaan Prancis ke India ini untuk mengasingkan diri. Menurut laporan, Ophelia bisa membunuh orang-orang dengan kutukannya. Kemungkinan yang terjadi kepada Agni adalah perbuatan Ophelia.

 

“Aku benarkan? Kau adalah putri dari Kerajaan Prancis yang diasingkan itu?” Ucap Sang Raja.

 

Ophelia mau tak mau ia harus mengaku. Ia menganggukkan kepalanya samar sambil memandang ke bawah, tidak ingin memandang mata Sang Raja.

 

“I-iya,” Jawab Ophelia. “Aku Putri Yang Terkutuk itu.”

 

Ophelia bisa mendengar helaan nafas dari Sang Raja. “Sudah kuduga.”

 

Ophelia mengangkat alisnya. Apa yang dimaksud oleh Sang Raja?

 

“Yang Mulia? Apa maksudmu? Jadi selama ini Yang Mulia telah menegtahuinya?”

 

“Salah satu Brahmanaku mengatakan bila kau diselubungi oleh kekuatan iblis. Ada iblis di sekitarmu.”

 

Ophelia hanya terdiam sambil menautkan kedua tangannya. Ia benar-benar cemas sekarang. Apa yang akan terjadi dengannya selanjutnya?

 

“Jadi— Apa Yang Mulia akan menghukumku?”

 

Ada jeda sejenak. Sang Raja tampak memikirkannya.

 

“Aku sudah melihat mayat Agni yang tergantung di depan istana. Dan juga catatan yang mengatakan bila Agnia adalah dalang yang mencoba membunuh Putra Mahkota. Aku sudah yakin bila itu adalah perbuatan terlihat dari jejak iblis yang disebutkan oleh Para Brahmana,” Sang Raja mengambil nafasnya. “Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan kepadamu. Kau sangat berjasa karena sudah menyelamatkan Putra Mahkota dua kali. Aku hanya ingin membawamu kembali ke Prancis.”

 

Ophelia mendongakkan kepalanya terkejut. Ia akan kembali ke Prancis? Semudah itukah?

 

“Kembali ke… Prancis?”

 

Sang Raja mengangguk. “Besok aku akan menyiapkan kapal untukmu. Kau akan berlayar kembali ke Prancis.”

 

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Sang Raja langsung keluar dari ruangan Ophelia. Ophelia masih diam terpaku di tempatnya. Ia tidak tahu mengenai perasaannya sekarang, apakah senang atau tidak? Prancis adalah keinginan awalnya saat ia melarikan diri dari pengasingan. Ia ingin pergi dari daerah asing ini dan kembali bersama keluarganya di Prancis.

 

Ophelia menelan ludahnya. Tiba-tiba rentetan ingatannya mengenai pangeran dan putri Kerajaan Prancis yang terkutuk seperti dirinya muncul. Bagaimana mereka di perlakukan disana. Dibakar, disula, di seret dan di potong empat. Samuel pernah memperlihatkan hal itu kepadanya. Ophelia bergidik ngeri. Bagaimana nasibnya nanti disana? Apakah ia akan berakhir sama seperti keturunan yang terkutuk terdahulu?

 

–{—

 

“Kau akan kembali ke Prancis?”

 

Sebastian membelalakkan matanya terkejut. Ini benar-benar sebuah kejutan yang hebat. Ophelia di kirim oleh Sang Raja India untuk kembali ke Prancis. Ophelia hanya menganggukkan kepalanya menanggapi Sebastian.

 

“Yang Mulia Raja mengatakan bila beliau akan menyediakan kapal menuju Prancis besok. Aku bisa berangkat ke Prancis besok.”

 

Sebastian mendekatkan dirinya kearah Ophelia. Ia memegang kedua pundak Ophelia. Lalu, ia menatapnya tajam.

 

“Jawab pertanyaanku, Ophelia,” Ucapnya. “Mengenai Agni, apa kau yang melakukannya?” Tanya Sebastian.

 

Ophelia terdiam. Ia memikirkan apa yang akan ia jawab kepada Sebastian. Tidak mungkin ia mengatakan bila Agni terbunuh oleh Samuel, iblisnya. Sebastian tentunya akan sangat terkejut saat mendengarnya. Ophelia tidak akan pernah ingin menceritakan mengenai iblisnya kepada siapa pun.

 

“Tidak,” Jawab Ophelia.

 

Sebastian mengendurkan cengkramannya di kedua pundak Ophelia. “Jadi siapa?”

 

“Aku tidak tahu.”

 

Sebastian kembali duduk di samping Ophelia. Ia menghela nafasnya sambil mengurut pelipisnya.

 

“Aku akan mengirimkan surat kepada Aaron. Ia akan menemuimu sesampai di pelabuhan nantinya di Prancis,” Sebastian menoleh kearah Ophelia. “Setelah itu aku akan menyusulmu pergi kesana.”

 

–{—

 

Pagi harinya, barang-barang Ophelia di bawa oleh pelayan-pelayan yang dikirim oleh Sang Raja. Ophelia dibawa oleh pengawal menuju keretanya yang akan mengantarkannya ke pelabuhan. Ophelia memberikan salam perpisahan kepada Sebastian. Ia memeluk kakak tirinya itu erat dan mengucapkan terima kasih kepadanya.

 

“Kau harus berhati-hati. Di Prancis Aaron akan melindungimu,” Kata Sebastian.

 

Ophelia menganggukkan kepalanya. Lalu, ia beralih ke Gautama. Dari raut wajahnya ia tahu bila Gautama sangat sedih dengan kepergiaan Ophelia. Ophelia tersenyum kepadanya sambil mengatupkan kedua telapak tangannya dan mengucapkan salam perpisahan kepadanya.

 

“Terima kasih Putra Mahkota atas kebaikannya,” Kata Ophelia.

 

“Kau sudah aku anggap sebagai teman,” Jawab Gautama.

 

Ophelia memasuki kereta dan berangkat menuju pelabuhan. Di pelabuhan, Ophelia menaiki kapal disana. Cukup banyak orang yang menaiki kapal tersebut, dan rata-rata mereka semua adalah pedagang. Ophelia memilih untuk duduk di sudut kapal. Ia menatap kesekitarnya yang mempertontonkan para pedagang yang sedang menyusun barang-barang mereka disana. Bau rempah-rempah sangat kuat disini, mengingat India adalah penghasil rempah-rempah.

 

Kapal mulai berlayar menuju tengah lautan. Angin pantai berhembus begitu saja di kapal yang lepas ini. Ia baru menyadari bil hanya ia sendirilah perempuan di kapal ini. Ophelia tiba-tiba merasakan perasaan yang tidak enak saat para laki-laki disini melihat aneh kepadanya.

 

“Kau takut, sayang?”

 

Ophelia menoleh kesampingnya dan mendapati Samuel yang tengah berdiri disana.

 

“Aku hanya merasa aneh dengan mereka.”

 

Ophelia mengecilkan suaranya seolah-olah berbisik. Ia tidak ingin bila dianggap gila karena berbicara sendiri. Samuel mengangkat sebelah alisnya dan melirik ke sekitar dek kapal. Memang benar, semua orang melirik kearah Ophelia.

 

“Aku janji mereka tidak akan melukaimu,” Ucap Samuel.

 

Ophelia mengangguk. Ia percaya kepada Samuel. Samuel telah berjanji untuk selalu melindunginya.

 

Ophelia hanya bisa duduk di kapal ini. Perjalanan masih jauh dan membutuhkan beberapa hari hingga sampai ke Inggris. Ophelia membawa bekal beberapa potong roti. Ia hanya bisa menyantapnya sediki-sedikit agar tidak cepat habis. Ia tidak pernah beranjak dari kursi ini, selalu duduk mematung disana sambil menatap kearah lautan.

 

Malam itu, Ophelia benar-benar mengantuk. Sesekali kepalanya oleng saat berusaha untuk tetap terjaga. Ia harus menunggu para laki-laki di kapal itu semua tertidur. Ia masih merasa takut berada di kapal yang dipenuhi oleh laki-laki ini.

 

Ophelia kembali menegakkan tubuhnya. Tiba-tiba, karena di serang rasa kantuk yang teramat sangat, kepala Ophelia oleng hingga menubruk seseorang laki-laki yang tengah membawa makanannya. Makanan itu semua terjatuh karena Ophelia. Ophelia terkesiap dan mulai memohon maaf.

 

“Maafkan aku, Tuan,” Ucapnya sambil menundukkan kepalanya.

 

“Kau…”

 

Pria itu tiba-tiba saja mencengkram kedua bahu Ophelia. Ophelia melebarkan matanya kaget.

 

“Kau tahu bila itu adalah makanan terakhirku?” Geramnya. “Kau menjatuhkannya, sialan!”

 

Pria itu memukul Ophelia hingga ia terjatuh di bawah kaki seseorang. Ophelia mendongakkan kepalanya dan mendapati pria yang menatap dengan penuh nafsu kepadanya. Pria itu menarik rambut Ophelia agar ia berdiri. Lalu, ia mencengkram punggung Ophelia agar tubuh Ophelia menempel ke dada bidangnya.

 

“Kau berasal dari daerah utara, bukan? Aku dengar wanita dari daerah utara mempunyai payudara yang besar.”

 

Pria itu mencium pipi Ophelia. Ophelia memalingkan wajahnya, meronta, dan mencoba untuk melepaskan diri dari pria itu. Keributan itu membuat pria lain yang berada di sana mencoba untuk memperebutkan Ophelia.

 

Mereka menarik saree Ophelia agar terlepas dari tubuhnya. Ophelia kembali terjatuh di lantai dek kapal. Kali ini salah satu pria menarik-narik sareenya agar terlepas. Ophelia menahannya dan membalas menarik sareenya.

 

Ia tidak ingin dihina seperti ini. Ia tidak ingin pria-pria kotor ini menyentuh tubuhnya. Ia mengharapkan Samuel menolongnya.

 

“Samuel!”

 

Tidak menunggu beberapa lama, kabut hitam muncul di balik punggungnya. Kabut itu berkeliling melingkupi dirinya. Lalu, dalam sekali hentakan mereka semua terpental. Orang-orang yang mencoba melucuti pakaiannya terpental jauh kebelakang, hingga ada yang terlempar ke lautan.

 

Ophelia menundukkan kepalanya. Ia bisa melihat percikan darah di sekitar lantai. Ia tahu bila Samuel sedang menghabisi mereka semua. Ia tahu bila Samuel selalu sebrutal ini. Karena itu ia tidak ingin melihatnya. Ophelia menutup telinganya mendengar teriakan orang-orang yang disiksa oleh Samuel. Ia melirik, Ophelia bisa melihat tubuh-tubuh mereka yang jatuh di lantai dek dengan mata melotot dan dada terkoyak.

 

Samuel telah menggambil jantung mereka.

 

–{—

 

Ophelia terbangun saat merasakan seseorang yang tengah mencium lehernya. Lalu, ia bisa merasakan hawa panas melingkupi lehernya. Ia menggeliat geli saat merasakan lidah seseorang yang menjalari sekitar lehernya. Ophelia membuka matanya.

 

Ia masih berada di kapal yang sama saat ia hampir di lucuti saat itu.

 

Spontan Ophelia tersentak kaget dan bangkit dari posisinya. Ia sedikit menjauh dan menoleh kebelakang.

 

“Kau sudah bangun?”

 

Ophelia bernafas lega saat ia melihat Samuel. Samuel menyandar di salah satu dinding kapal sambil membuainya tadi saat tertidur. Ia baru menyadari bila ia tidur di pangkuan Samuel. Ophelia memandang kesekelilingnya. Semua mayat menghilang. Tidak ada lagi darah berceceran di lantai dek.

 

“Kemana mereka?” Tanya Ophelia.

 

“Mereka?” Samuel bangkit dari posisinya. “Mereka sudah ku buang ke lautan.”

 

Ophelia berjalan kearah pinggir kapal. Lautan lepas berada di hadapannya, menyelimuti seluruh samudra. Ophelia berbarik menoleh kearah Samuel.

 

“Tidak ada orang lain di kapal ini?” Tanyanya.

 

Samuel sudah berada di balik kemudia kapal. Ia tersenyum sinis kepada Ophelia.

 

“Hanya kita berdua saja, Ophelia. Hanya kita berdua saja.”

 

–{—

 

Kapal mereka berlabuh mengarungi Samudra Hindia menuju Samudra Atlantik. Perjalanan mereka menghabiskan waktu hingga dua minggu dengan menggunakan kapal. Hanya mereka berdua yang berada di kapal itu. Soal makanan, Samuel bisa menangkap ikan dengan mudah dengan kekuatannya.

 

Kapal mereka telah memasuki Selat Dover. Ophelia bisa melihat bangunan-bangunan ala Prancis dari atas kapalnya. Burung camar berterbangan diatasnya, tampak sedang meyambutnya. Ophelia menoleh kepada Samuel. Ia tersenyum senang saat melihat kota kelahirannya, tanah kelahirannya telah ada di depan matanya sekarang.

 

Samuel menghentikan kapalnya sedikit agak jauh dari pelabuhan. Ophelia mengerutkan keningnya bingung. Samuel menjelaskan bila ia tidak ingin membuat skandal apabila ada seorang gadis dengan perawakan bangsa utara dan memakai saree mengendarai kapal sendirian tanpa bantuan orang lain.

 

Ophelia mengikuti saran Samuel. Lalu, Samuel membantunya turun dari kapal dengan menggendongnya turun. Ophelia menghirup udara segarnya. Ia telah sampai di Calais, Kota tempat ia berlabuh saat ini. Ia akan melakukan perjalanan darat lagi menuju Paris.

 

“Kita harus mencari kendaraan darat, Samuel. Kita baru sampai di Calais,” Kata Ophelia sambil berbisik kepada Samuel.

 

Samuel hanya mengangguk. Ophelia menoleh kekiri dan kekanan. Ia ingin mencari suatu kendaraan yang dapat ia naiki hingga ke Paris. Tapi, ia mempunyai suatu kendala. Ia tidak mempunyai uang sepeser pun.

 

“Ophelia?”

 

Ophelia menoleh ke salah satu sisi saat ia mendengar seseorang yang sedang memanggil namanya. Ia menemukan seorang laki-laki dengan rambut pirang seperti dirinya dan memakai baju besinya dengan lambang Kerajaan Prancis di tengah. Ia mengerutkan keningnya tidak mengetahui orang ini.

 

“Siapa kau?” Tanya Ophelia.

 

“Aku— Aaron, kakakmu.”

9 Komentar

  1. aa aaron :inlovebabe

  2. Kasih pict donk ?? penasaran

  3. Kayaknya bagus kalau dikasih visualisasi nya :LARIDEMIHIDUP

  4. farahzamani5 menulis:

    Aihh tu kan Samuel tuh so sweet hihi
    Wahhh ophelia dah nyampe nih di tanah kelahirannya, bakal lbh seru dah nih
    Ophelia bakal dilindungi dua cwo ganteng wow wow wow hihi
    Cuzz ke part berikutnya

  5. Dijemput kakak tercinta :NYAMAN

  6. fitriartemisia menulis:

    wowowow kakaknya nongoool

  7. Aarooonn??

  8. nananafisah184 menulis:

    Aaroooonn :NGEBETT :NGEBETT

    Aku tiba2 kepikiran.. Kenapa keturunan yang terkutuk sebelum ophelia gak dijaga sama samuel yaaa?? :bebekmikirkeras

    1. Sebenarnya semua keturunan di jaga sama samuel tapi cerita inikan di khususkan untuk ophelia makanya samuel selalu sama ophelia